You are on page 1of 10

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI LANSIA

HIPERTENSI DALAM MEMERIKSAKAN


TEKANAN DARAHNYA
Sri Ayu Wulandhani1, Sofiana Nurchayati2, Widia Lestari3

Program Studi Ilmu Keperawatan


Universitas Riau
Email: sriayuwulandhani@gmail.com

Abstract

The aim of this research was to identify the correlation between family support and motivation of elderly with hypertention to
control their blood pressure. The method of this research was a descriptive correlative with cross sectional approach. The
sample in this research were 91 eldest with hypertention residing in the village of South Tangkerang with cluster sampling
technique and stratified random sampling with 91 elderly which was selected based on inclusion criteria. The instrument was a
questionnaire contains of 27 statement which had been tested the validity and reliability. The analysis used univariate and
bivariate analysis by using Chi-squared test. The result showed that 50 respondent (54,9%) had possitive support and 49
respondent (53,8%) had high motivation. Chi-square test showed p value = 0,000 < ( = 0,05), it means that there is a
correlation between family support and motivation of elderly with hypertention to control their blood pressure. Based on the
result of this study, it recommended to family for caring the elderly to control their blood pressure in order to increase
elderlys biology, psychology, social, and spirituality.

Keywords: elderly, family support, hypertention, motivation

PENDAHULUAN
Lansia merupakan bagian dari anggota akibat dari proses penuaan dan sering terjadi
keluarga dan anggota masyarakat yang semakin pada sistem kardiovaskuler yang merupakan
bertambah jumlahnya sejalan dengan proses degeneratif, diantaranya yaitu penyakit
peningkatan usia harapan hidup. Di Indonesia, hipertensi (Perry & Potter, 2009).
jumlah penduduk lanjut usia (lansia) mengalami Hipertensi yang terjadi pada lansia
peningkatan secara cepat setiap tahunnya, umumnya adalah hipertensi dengan sistolik
sehingga Indonesia telah memasuki era terisolasi dimana arteri kehilangan
penduduk berstruktur lanjut usia (aging elastisitasnya. Hipertensi pada usia lanjut
structured population). Jumlah penduduk lansia dibedakan menjadi dua macam yaitu hipertensi
Indonesia, pada tahun 2006 sebesar kurang lebih pada tekanan sistolik sama atau lebih besar dari
19 juta lansia dengan usia harapan hidup 66,2 140 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau
tahun, pada tahun 2010 diperkirakan sebesar lebih 90 mmHg serta hipertensi sistolik terisolasi
23,9 juta (9,77%) dengan usia harapan hidupnya tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan
67,4 tahun dan pada tahun 2020 diperkirakan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg
sebesar 28,8 juta (11,34%) dengan usia harapan (Nugroho, 2008).
hidup 71,1 tahun (Makhfudli, 2009). Kebanyakan orang menganggap
Peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) tiap hipertensi merupakan hal yang biasa terjadi
tahunnya juga menimbulkan permasalahan pada lansia, sehingga mayoritas masyarakat
diberbagai aspek kehidupan lansia, baik secara menganggap remeh akan penyakit ini. Penyakit
individu maupun dalam kaitannya dengan hipertensi dapat menyebabkan berbagai macam
keluarga dan masyarakat (Stanley & Bare, komplikasi antara lain gagal jantung dan stroke.
2012). Berdasarkan data studi epidemiologi dari
Salah satu permasalahan yang sering World Health Organization (WHO) yang
dialami lansia yaitu rentannya kondisi fisik melakukan penelitian pada beberapa negara
lansia terhadap berbagai penyakit dikarenakan didapatkan hipertensi telah menyerang 26,4%
berkurangnya daya tahan tubuh dalam populasi yang ada di dunia (WHO, 2010). Data
menghadapi pengaruh dari luar serta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
menurunnya efisiensi mekanisme homeostatis, (2006) hipertensi menempati urutan kedua
yaitu sistem kardiovaskuler. Masalah kesehatan penyakit yang paling sering diderita oleh pasien

JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014 1


rawat jalan di Indonesia (Murti, 2011). lain pada anggota keluarga tersebut dalam
Didapatkan dari Hasil Riset Kesehatan Dasar memenuhi kebutuhan perkembangan keluarga.
Tahun 2013 bahwa prevalensi hipertensi di Keluarga memiliki beberapa bentuk
Indonesia yang didapat melalui koesioner dukungan yaitu: dukungan informasi, dukungan
terdiagnosis tenaga kesehatan, yang didiagnosis penilaian, dukungan instrumental dan dukungan
tenaga kesehatan atau sedang minum obat, yang emosional (Friedman, 2003). Ini merupakan
minum obat sendiri dan responden yang strategi preventif yang paling baik untuk
mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang meningkatkan dukungan keluarga yang adekuat
minum obat hipertensi yaitu sebesar 26,5 persen. dalam membantu anggota keluarga dalam
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota mempertahankan kesehatan. Keluarga yang baik
Pekanbaru Tahun 2013, Hipertensi merupakan akan memberi berpengaruh positif bagi
penyakit terbesar ketiga di Kota Pekanbaru. perkembangan lansia, dan sebaliknya
Hipertensi menempati urutan pertama (Handayani & Wahyuni, 2012).
penyakit pada usia lanjut dengan 2.673 kasus Hasil penelitian oleh Herlinah (2011)
(Puskesmas Harapan Raya, 2013). tentang hubungan dukungan keluarga dengan
Peningkatan insiden penyakit hipertensi perilaku lansia dalam pengendalian hipertensi di
pada lansia menyebabkan lansia membutuhkan Wilayah Kecamatan Koja Jakarta Utara
pelayanan kesehatan yang teratur untuk menunjukkan ada hubungan antara dukungan
mengontrol tekanan darah dan mencegah emosional, dukungan penghargaan, dukungan
morbiditas serta mortalitas kardiovaskuler informasi dan dukungan instrumental keluarga
(Williams & Wilkins, 2007). Pemeriksaan dengan perilaku lansia dalam pengendalian
tekanan darah pada lansia yang menderita hipertensi, didapatkan hasil penelitian bahwa
hipertensi menjadi hal yang sangat penting dukungan informasi merupakan faktor yang
karena tekanan darahnya bersifat fluktuatif. dominan terhadap perilaku lansia dalam
Dengan memeriksakan tekanan darah secara pengendalian hipertensi (p value <0,05).
rutin maka penderita hipertensi dapat Penelitian terkait lain oleh Zulfitri (2006)
mengetahui tekanan darahnya dalam keadaan mengenai hubungan dukungan keluarga dengan
tinggi atau rendah. Bila tekanan darahnya dalam perilaku lanjut usia hipertensi dalam mengontrol
keadaan tinggi maka lansia dapat segera kesehatannya di Wilayah Kerja Puskesmas
berobat, sehingga resiko terjadinya penyakit- Melur menunjukkan bahwa dukungan emosional
penyakit komplikasi dari hipertensi seperti merupakan dukungan keluarga yang paling
penyakit jantung, stroke dan penyakit pembuluh dominan berhubungan dengan perilaku lansia
darah lainnya dapat dicegah (Bangun, 2012). hipertensi (p value =0,042). Penelitian yang
Lansia yang sudah mengalami penurunan dilakukan oleh Hidayat dan Aisyah (2010)
fungsi dan memiliki penyakit kronik seperti tentang hubungan peran keluarga dalam
hipertensi sangat membutuhkan dukungan dan perawatan kesehatan terhadap status kesehatan
bantuan dari orang lain. Rahmawati (2011) lansia di wilayah kerja Puskesmas Mojo
menunjukkan ada hubungan antara tingkat Kecamatan Gubeng Surabaya mendapatkan hasil
pendidikan lansia, sikap lansia, keterjangkauan bahwa terdapat hubungan peran keluarga dalam
pelayanan kesehatan dan dukungan keluarga perawatan kesehatan terhadap status kesehatan
dengan praktik lansia berkunjung ke posyandu lansia.
lansia. Studi pendahuluan yang dilakukan pada
Keluarga merupakan support system 20 Februari 2014 di Puskesmas Harapan Raya
utama bagi lansia dalam mempertahankan dengan cara wawancara langsung kepada 10
kesehatannya. Peranan keluarga dalam lansia. Empat dari 10 lansia mengatakan
perawatan lansia yaitu menjaga atau merawat mendapatkan dukungan berupa keluarga
lansia, mempertahankan dan meningkatkan memberitahukan informasi tentang pentingnya
status mental, mengantisipasi perubahan sosial memeriksakan tekanan darah pada lansia,
ekonomi serta memberikan motivasi dan keluarga menemani lansia untuk memeriksakan
memfasilitasi kebutuhan spritual bagi lansia tekanan darahnya ke pelayanan kesehatan,
(Maryam dkk, 2008). Adanya dukungan keluarga mengingatkan jadwal pemeriksaan
keluarga akan memberikan kekuatan dan tekanan darah, serta keluarga memberikan
menciptakan suasana saling memiliki satu sama semangat kepada lansia untuk tetap menjaga
kesehatan lansia hipertensi sedangkan 6 lansia
JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014 2
mengatakan keluarga tidak memberikan pengambilan sampel cluster sampling, dan
informasi pentingnya memeriksakan tekanan stratisfied random sampling.
darah pada lansia, lansia mengunjungi Setelah mendapatkan responden yang
pelayanan kesehatan tanpa pendampingan sesuai dengan kriteria inklusi, kemudian peneliti
keluarga, keluarga tidak mengingatkan lansia menjelaskan tujuan penelitian. Setelah responden
untuk memeriksakan tekanan darah, serta lansia menandatangani informed consent, peneliti
mengatakan tidak perlu memeriksakan tekanan kemudian membagikan kuesioner mengenai
darah ketika gejala hipertensi tidak dirasakan. dukungan keluarga dan motivasi lansia
Mengacu fenomena dan latar belakang di atas hipertensi kepada responden dengan
maka peneliti tertarik untuk mengetahui secara mempertimbangkan kemunduran biologis
lebih mendalam hubungan dukungan keluarga responden.
dengan motivasi lansia hipertensi dalam Penelitian ini dilakukan analisa univariat
memeriksakan tekanan darahnya. dan bivariat. Analisa univariat digunakan untuk
mengetahui karakteristik responden, yaitu umur,
TUJUAN PENELITIAN jenis kelamin, agama, suku bangsa, pendidikan
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu terakhir, dukungan keluarga dan motivasi lansia
teridentifikasinya hubungan dukungan keluarga hipertensi. Analisa bivariat menggunakan uji
dengan motivasi lansia hipertensi dalam chi-square dengan p value=0,000<(=0,05),
memeriksakan tekanan darahnya. berarti ada hubungan antara dukungan keluarga
dengan motivasi lansia hipertensi dalam
MANFAAT PENELITIAN memeriksakan tekanan darahnya.
Manfaat dari penelitian ini bagi institusi
pendidikan khususnya keperawatan yaitu dapat HASIL PENELITIAN
memberikan informasi kepada pengelola Hasil yang didapatkan dari penelitian adalah
program kesehatan lanjut usia khususnya dalam sebagai berikut:
perawatan lanjut usia dirumah, dalam upaya A. Analisa Univariat
peningkatan perawatan lanjut usia hipertensi Tabel 1.
dengan melibatkan peran aktif keluarga. Distribusi karakteristik responden
Selanjutnya bagi institusi kesehatan khususnya No. Karakteristik Responden f %
Puskesmas Harapan Raya bahwa hasil penelitian 1. Umur
ini dapat memberikan informasi mengenai Usia pertengahan (55-59 39 42,9
tahun)
hubungan dukungan keluarga dengan motivasi Usia lanjut (60-65 tahun) 52 57,1
lansia hipertensi yang dapat digunakan sebagai Total 91 100%
referensi dalam menyusun program kegiatan 2. Jenis Kelamin
Laki-laki 17 18,7
lebih lanjut untuk meningkatkan motivasi lansia Perempuan 74 81,3
hipertensi dalam menurunkan tekanan darahnya. Total 91 100%
Bagi masyarakat, diharapkan dapat memberikan 3. Agama
Islam 86 94,5
informasi bagi masyarakat khususnya para Kristen Protestan 5 5,5
keluarga yang mempunyai anggota keluarga Kristen Katolik 0 0
lansia tentang hubungan dukungan keluarga Buddha 0 0
Hindu 0 0
dengan motivasi lansia hipertensi dalam Total 91 100%
memeriksakan tekanan darahnya, serta bagi 4. Suku Bangsa
penelitian selanjutnya diharapkan penelitian ini Melayu 33 36,3
Jawa 10 11,0
dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan Minang 42 46,2
penelitian lebih lanjut terkait dukungan keluarga Batak 6 6,6
dengan perilaku lansia dalam mengontrol Lainnya 0 0
Total 91 100%
tekanan darahnya.
5. Pendidikan Terakhir
Tidak sekolah 29 31,9
METODOLOGI PENELITIAN Sekolah dasar 31 34,1
Desain penelitian dalam penelitian ini Sekolah menengah 14 15,4
pertama
adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan Sekolah menengah atas 13 14,3
cross sectional. Sampel pada penelitian ini Pendidikan tinggi 4 4,4
adalah 91 responden lansia hipertensi yang Total 91 100%
6. Dukungan Keluarga
memenuhi kriteria inklusi dengan metode Positif 50 54,9

JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014 3


Negatif 41 45,1 PEMBAHASAN
Total 91 100%
7. Motivasi Lansia
1. Karakteristik responden
Tinggi 49 53,8 Penelitian yang telah dilakukan terhadap
Rendah 42 46,2 91 orang lansia yang diteliti didapatkan hasil
Total 91 100% bahwa mayoritas responden berumur pada
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa rentang 60-65 tahun sebanyak 52 responden
karakteristik responden berdasarkan umur yang (57,1%). Hasil penelitian ini sejalan dengan
terbanyak yaitu kelompok usia lanjut (60-65 penelitian oleh Anggara dan Prayitno (2012)
tahun) dengan jumlah 52 orang responden mengenai faktor-faktor yang berhubungan
(57,1%). Karakteristik responden berdasarkan dengan tekanan darah di Puskesmas Telaga
jenis kelamin yang terbanyak yaitu perempuan Murni, Cikarang Barat menunjukkan bahwa
dengan jumlah 74 responden (81,3%). ada hubungan antara usia dengan kejadian
Berdasarkan agama yang dianut responden penyakit hipertensi. Fujie (2008) dan Mauk
terbanyak yaitu 86 responden beragama Islam (2010), mengatakan semakin tinggi umur
(94,5%). Suku bangsa terbanyak yaitu Minang seseorang semakin tinggi juga tekanan
dengan jumlah 42 responden (46,2%). Untuk darahnya. Hal ini merupakan pengaruh
data demografi yang terakhir yaitu karateristik degenerasi yang terjadi pada organ dengan
responden berdasarkan status pendidikan pertambahan usia berkaitan dengan adanya
terakhir, didapatkan hasil bahwa status kemunduran sistem pembuluh darah pada
pendidikan terakhir responden yang terbanyak lanjut usia.
yaitu Sekolah Dasar (SD) dengan jumlah 31 Berdasarkan hasil penelitian yang telah
responden (34,1%). Berdasarkan karakteristik dilakukan menunjukkan bahwa mayoritas
responden menurut dukungan keluarga yang berjenis kelamin perempuan dengan jumlah
terbanyak yaitu dukungan keluarga yang positif 74 responden (81,3%). Hal ini disebabkan
dengan jumlah 50 responden (54,9%) dan responden perempuan lebih banyak dijumpai
karakteristik responden berdasarkan motivasi daripada laki-laki, sehingga kesempatan
lansia hipertensi yaitu tinggi dengan jumlah 49 lansia perempuan untuk dijadikan sebagai
responden (53,8%). responden lebih besar dibandingkan lansia
laki-laki. Menurut Tesfaye (2007) prevalensi
B. Analisa Bivariat hipertensi pada wanita (25%) lebih besar dari
Tabel 2. pada pria (24%). Hipertensi cenderung lebih
Hubungan dukungan keluarga dengan motivasi tinggi pada perempuan dibandingkan dengan
lansia hipertensi (n=91) laki-laki. Wood (2010) mengatakan wanita
Motivasi lansia hipertensi
dalam memeriksakan lebih cenderung terjadi hipertensi setelah
tekanan darahnya Total P Nilai menopause karena pengaruh hormon
Dukungan estrogen. Wanita yang belum mengalami
Tinggi Rendah value OR
keluarga
menopause dilindungi oleh hormon estrogen
n % n % n % yang berperan dalam meningkatkan kadar
High Density Lipoprotein (HDL). Kadar
Positif 36 72 14 28 50 100
kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor
0,000 5,538
Negatif 13 31,7 28 68,3 41 100
pelindung dalam mencegah terjadinya proses
aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen
Jumlah 49 53,8 42 46,2 91 100 dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas
wanita pada usia premenopause (Anggraini,
Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa dari
Waren et. al, 2008).
hasil uji statistik chi-square diperoleh p value
Dilihat dari segi agama yang dianut oleh
(0,000)< (0,05) sehingga diperoleh kesimpulan
responden menunjukkan bahwa mayoritas
ada hubungan antara dukungan keluarga dengan
beragama Islam dengan jumlah responden 86
motivasi lansia hipertensi dalam memeriksakan
lansia (94,5%). Hal ini dikarenakan responden
tekanan darahnya.
yang beragama Islam yang selalu ditemukan
saat dilakukan penelitian. Sensus dari Central
Intelligence Agency (2013) yang menyatakan
bahwa 86,1% penduduk negara Indonesia
menganut agama Islam. Agama merupakan
JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014 4
sistem kepercayaan yang terorganisasi dan tidak normal maka individu akan cenderung
pemujaan yang dipraktikkan seseorang untuk menghindari hal hal yang dapat memicu
mengekspresikan spiritualitas dari luar. terjadinya hipertensi, seperti perilaku
Agama juga dapat mempengaruhi cara merokok, minum kopi, dan obesitas.
pandang terhadap pelayanan kesehatan dan 2. Gambaran dukungan keluarga
respon terhadap penyakit (Potter & Perry, Berdasarkan hasil penelitian yang
2009). Agama atau kepercayaan akan dilakukan terhadap 91 orang responden
semakin terintegrasi dalam kehidupan lansia. diperoleh bahwa responden lansia hipertensi
Hasil dari penelitian ini menunjukkan dengan dukungan keluarga yang positif lebih
bahwa mayoritas bersuku Minang dengan banyak dibandingkan dengan responden
jumlah responden 42 lansia (46,2%). lansia hipertensi dengan dukungan keluarga
Kelompok budaya memiliki dasar yang negatif. Lansia dengan dukungan
pengetahuan dan kepercayaan mengenai keluarga yang positif sebanyak 50 responden
kesehatan dan penyakit. Praktik-praktik (54,9%). Kehadiran orang lain di dalam
budaya dapat memberikan pengaruh yang kehidupan pribadi seseorang begitu sangat
positif dan negatif pada penanganan diperlukan. Hal ini terjadi karena seseorang
kesehatan dan penyakit (White, 2005). tidak mungkin memenuhi kebutuhan fisik
Masyarakat bersuku Minang memiliki pola maupun psikologisnya sendirian. Individu
kebiasaan mengkonsumsi makanan yang membutuhkan dukungan sosial yang dimana
berlemak. Masyarakat Minang suka salah satunya berasal dari keluarga (Sarafino,
mengkonsumsi makanan yang berasal dari 2004).
santan kelapa, lemak daging dan jeroan. Dukungan keluarga dapat diwujudkan
Penelitian oleh Fitriani (2005), bahwa tidak dengan memberikan perhatian, bersikap
banyaknya perubahan gaya kebiasaan makan empati, memberikan dorongan, memberikan
lansia Minangkabau yang menderita saran, memberikan pengetahuan dan
hipertensi sebelum dan setelah sakit. sebagainya. Dukungan keluarga berkaitan
Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan pembentukan keseimbangan mental
mayoritas pendidikan terakhirnya adalah SD dan kepuasan psikologis. Anggota keluarga
(sekolah dasar) dengan jumlah responden 31 yang memandang bahwa orang yang bersifat
lansia (34,1%). Berdasarkan hasil penelitian mendukung selalu siap memberikan
tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Dari
pendidikan lansia masih tergolong rendah. hasil penelitian ini didapatkan bahwa
Hal ini sesuai dengan Komisi Nasional Lanjut responden mendapatkan dukungan
Usia (2009) yang mengatakan penduduk instrumental yang tinggi dari keluarga.
lansia yang tamat SD hanya sebesar 45%. Penelitian oleh Zulfitri (2006) mengenai
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan hubungan dukungan keluarga dengan perilaku
bahwa kebanyakan responden sulit lanjut usia hipertensi dalam mengontrol
mendapatkan pendidikan karena faktor kesehatannya di Wilayah Kerja Puskesmas
ekonomi dan keamanan negara pada saat itu Melur menunjukkan bahwa dukungan
(masa perjuangan kemerdekaan dan emosional merupakan dukungan keluarga
mempertahankan kemerdekaan). Menurut yang paling dominan berhubungan dengan
Notoatmodjo (2010) mengatakan bahwa perilaku lansia hipertensi.
tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi Efendi (2009) mengatakan bahwa
kemampuan seseorang dalam menerima keluarga terdiri dari anggota yang saling
informasi dan mengolahnya sebelum menjadi ketergantungan satu sama lainnya dan
perilaku yang baik atau buruk sehingga berpengaruh dengan yang lainnya. Keluarga
berdampak terhadap status kesehatannya. bisa menjadi motivator kuat bagi lansia
Hasil penelitian oleh Cekti (2008) apabila selalu menyediakan diri untuk
mengatakan bahwa pengetahuan individu mendampingi dan mengantar lansia ke
mempengaruhi kesadaran terhadap pelayanan kesehatan. Hal ini dikarenakan
perilaku pencegahan hipertensi, dengan kata didalam proses pembentukan dan perubahan,
lain makin tinggi pengetahuan individu perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor
mengenai penyebab hipertensi, faktor pemicu, yang berasal dari dalam dan dari luar individu
tanda gejala, dan tekanan darah normal dan itu sendiri. Faktor-faktor tersebut seperti
JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014 5
susunan syaraf pusat, persepsi, motivasi, dalam memeriksakan tekanan darahnya.
proses belajar, lingkungan dan sebagainya Dukungan keluarga yang diteliti adalah
(Notoadmojo, 2003). dukungan informasional, dukungan
3. Gambaran motivasi lansia emosional, dukungan instrumental, dan
Penelitian yang dilakukan terhadap 91 dukungan penilaian. Dukungan keluarga
orang responden diperoleh bahwa responden terbanyak adalah dukungan instrumental dan
lansia hipertensi dengan motivasi yang tinggi dukungan informasional. Dalam penelitian ini
lebih banyak dibandingkan dengan responden keluarga responden memberikan dukungan
lansia hipertensi dengan motivasi yang kepada responden yang paling dominan
rendah. Lansia hipertensi dengan motivasi adalah dukungan instrumental dari pada
yang tinggi sebanyak 49 orang responden dukungan informasional.
(53,8%). Motivasi merupakan suatu dorongan Penelitian yang dilakukan oleh Herlinah
yang timbul karena adanya rangsangan dari (2011) mengenai hubungan dukungan
dalam maupun dari luar sehingga seseorang keluarga dengan perilaku lansia dalam
berkeinginan untuk mengadakan perubahan pengendalian hipertensi di Wilayah
tingkah laku atau aktivitas. Semua aktivitas Kecamatan Koja Jakarta Utara menunjukkan
ini didasarkan pada kebutuhan biologis, ada hubungan antara dukungan emosional,
insting, dan unsur-unsur kejiwaan lainnya dukungan penghargaan, dukungan informasi
yang dipengaruhi oleh perkembangan budaya dan dukungan instrumental keluarga dengan
manusia. Motivasi, Kepercayaan, dan Action perilaku lansia dalam pengendalian hipertensi
(MBA) adalah tiga faktor yang (p value < 0,05). didapatkan hasil penelitian
mempengaruhi perilaku seseorang. Adanya variabel dukungan informasi merupakan
motivasi dimulai dengan mimpi atau faktor yang dominan terhadap perilaku lansia
keinginan dan biasanya disertai dengan dalam pengendalian hipertensi.
antusiasme, apabila seseorang bersemangat Cohen dan McKay (1985) dalam Karlina
terhadap tujuannya dan merasakan (2012) menyebutkan bahwa meskipun hampir
kepercayaan yang kuat dalam hati, maka setiap keluarga dapat menyediakan kebutuhan
sesorang tersebut akan berusaha untuk anggotanya dalam bentuk uang, perawatan,
mencapainya. Dan tanpa kepercayaan, atau bantuan dalam bentuk lainnya, bantuan
seseorang juga mungkin tidak akan langsung atau instrumental paling efektif
melakukan apa pun yang telah ditetapkan ketika bantuan tersebut terlihat dengan tepat
untuk dilakukan. Sedangkan aksi adalah oleh individu.
sebagai mitra dari motivasi dan kepercayaan, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
tindakan akan menjadi akhir untuk mencapai masih terdapat 28 lansia yang memiliki
sesuatu (Uno, 2007). dukungan keluarga yang negatif dan memiliki
Pada penelitian ini didapatkan hasil motivasi yang rendah. Hal ini dikarenakan
bahwa motivasi lansia hipertensi tinggi dalam banyak dari lansia yang mengatakan bahwa
memeriksakan tekanan darah. Berdasarkan keluarga lansia tidak memberikan dukungan
hasil wawancara, lansia hipertensi yang cukup pada lansia dan keluarga lansia
mengatakan motivasi untuk datang ke tidak memperdulikan masalah kesehatan
pelayanan kesehatan dalam memeriksakan lansia sehingga lansia tersebut tidak memiliki
tekanan darah karena takut apabila hipertensi keinginan sama sekali untuk memeriksakan
yang mereka alami semakin parah apabila tekanan darahnya.
tidak diperiksa. Menurut Maryam (2008) mengatakan
4. Hubungan dukungan keluarga dengan keluarga merupakan support system utama
motivasi lansia hipertensi dalam bagi lansia dalam mempertahankan
memeriksakan tekanan darahnya kesehatannya. Peranan keluarga dalam
Hasil penelitian tentang hubungan perawatan lansia antara lain menjaga atau
dukungan keluarga dengan motivasi lansia merawat lansia, mempertahankan dan
hipertensi dalam memeriksakan tekanan meningkatkan status mental, serta
darahnya menunjukkan ada hubungan yang memberikan motivasi dan memfasilitasi
signifikan dengan p value = 0,000 < (=0,05) kebutuhan spiritual lansia. Dukungan
yang artinya ada hubungan antara dukungan keluarga merupakan suatu bentuk bantuan
keluarga dengan motivasi lansia hipertensi yang bertujuan untuk merawat seorang
JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014 6
anggota keluarga dirumah yang mengalami memberikan dukungan kepada lansia hipertensi
ketidakmampuan atau keterbatasan. Keluarga agar mengontrol tekanan darahnya dan rutin
juga berperan sebagai motivator bagi lansia memeriksakan tekanan darahnya ke pelayanan
untuk menyediakan waktu luang dan kesehatan serta dalam rangka meningkatkan
mendampingi lansia untuk memeriksakan kesehatan biologis, psikologis, sosial, maupun
tekanan darah spiritual lansia hipertensi.
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan
PENUTUP untuk mengembangkan ranah penelitian seperti
Kesimpulan menghubungkan tidak hanya satu faktor, namun
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor lain yang mempengaruhi motivasi
karakteristik responden paling banyak berusia lansia hipertensi dalam memeriksakan tekanan
60-65 tahun dengan 52 responden (51,7%), jenis darahnya.
kelamin terbanyak yaitu responden perempuan
1
dengan 74 responden (81,3%), agama yang Sri Ayu Wulandhani: Mahasiswa Program
dianut responden terbanyak yaitu agama islam Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau,
dengan 84 responden (94,5%), memiliki suku Indonesia.
2
terbanyak, yaitu suku Minang dengan 42 Ns. Sofiana Nurchayati, M.Kep: Dosen
responden (46,2%) dan memiliki tingkat Bidang Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah
pendidikan terbanyak yaitu pendidikan dasar Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
dengan 31 responden (34,1%). Riau, Indonesia.
3
Berdasarkan dukungan keluarga, Widia Lestari, M.Kep: Dosen Bidang
responden yang mempunyai dukungan keluarga Keilmuan Keperawatan Maternitas Program
positif yaitu sebanyak 50 orang responden Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau,
(54,9%) dan sebanyak 49 orang responden Indonesia.
(53,8%) memiliki motivasi yang tinggi dalam
memeriksakan tekanan darahnya. Dari uji DAFTAR PUSTAKA
statistik dengan menggunakan uji chi-square Ali, Z. (2010). Pengantar keperawatan keluarga.
diperoleh p (0,000) < (0,05) sehingga ada Jakarta: EGC
hubungan antara dukungan keluarga dengan Ana. (2007). Ancaman serius hipertensi di
motivasi lansia hipertensi dalam memeriksakan Indonesia. Farmacia. Diperoleh tanggal
tekanan darahnya. 5 Maret 2014 dari http://www.majala-
farmacia.com
Saran Anggraini, A.D., Asputra, H., Siahaan. S.S.,
Bagi perkembangan ilmu keperawatan, Situmorang, E., and Warren, A. (2009).
khususnya keperawatan gerontik hendaknya Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
senantiasa mengembangkan keilmuannya terkait kejadian Hipertensi pada Pasien yang
program kesehatan lanjut usia khususnya dalam Berobat diPoliklinik Dewasa Puskesmas
perawatan lanjut usia dirumah, dalam upaya Bangkinang. Pekanbaru: Fakultas
peningkatan perawatan lanjut usia hipertensi Kedokteran Universitas Riau
dengan melibatkan peran aktif keluarga. Armilawaty, Amalia, H., & Ridwanamiruddin.
Bagi responden/keluarga diharapkan hasil (2007). Hipertensi dan faktor resikonya
penelitian dapat memberikan informasi dalam kajian epidemiologi. Bagian
mengenai hubungan dukungan keluarga dengan epidemiologi FKM UNHAS diperoleh
motivasi lansia hipertensi dalam memeriksakan tanggal 18 Maret 2014 dari
tekanan darahnya sehingga diharapkan keluarga http://Ridwanamiruddin.com/2007/12/08/
dapat memberikan perhatian lebih dalam hipertensi-dan-faktor-resikonya-dalam-
mengontrol tekanan darah lansia minimal sekali kajian-epidemiologi/
seminggu tanpa menunggu gejala hipertensi Azizah, L. M. (2011). Keperawatan lanjut usia.
muncul agar terciptanya kualitas hidup yang Yogyakarta: Graha Ilmu.
lebih baik bagi lansia hipertensi. Bangun, A. P. (2012). Sikap bijak bagi perokok:
Bagi pihak puskesmas sebagai tempat Solusi tuntas untuk mengurangi rokok
pelayanan kesehatan dasar yang berhadapan dan berhenti merokok. Jakarta:
langsung dengan masyarakat disarankan untuk Indocamp.
lebih melibatkan peran aktif keluarga dalam
JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014 7
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2005). Medical http://core.kmi.open.ac.uk/display/12143
surgical nursing. Clinical management 041
for positive outcomes. (7th ed). Vol.2.
Missouri: Elsevier Saunders Friedman, M.M., Bowden, V.R., & Jones, E.G.
Bupa. (2009). Management of hypertention. (2003). Family Nursing: Research
Health information Bupa. Diperoleh Theory & Practice. New Jersey: Prentice
tanggal 5 Maret 2014 dari Hall
http://www.bupa.co.uk Fujie, Y. (2008). Konsep Dasar Hipertensi.
Cekti, A. C., dkk. (2008). Perbandingan Diperoleh tanggal 14 Juli 2014 dari
Kejadian dan Faktor Risiko Hipertensi http://sampoerna.com/2008/10/konsep-
antara RW 18 Kelurahan Panembahan dasar-hipertensi.html
dan RW 1 Kelurahan Patehan. Diperoleh Glanz, Rimer & Viswanath (2008). Health
tanggal 17 Juli 2014 dari behavior and health education: Theory,
jurnal.ugm.ac.id/bkm/article/view/3578/3 research and practice. San Fransisco:
067 Jossey-Bass
Corwin, E. J. (2009). Buku saku pathofisiologi. Uno, H. B. (2007). Teori Motivasi dan
Jakarta: EGC Pengukurannya: Analisis di Bidang
Dalimartha, S., Purnama, B. T., Sutarina, N., Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Mahendra, B., & Dermawan, R. (2008). Handayani, D., Wahyuni. (2012). Hubungan
Care your self hipertensi. Jakarta: Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan
Penebar Plus Lansia dalam mengikuti Posyandu
Darmojo, B.R. (2009). Geriatri (Ilmu kesehatan Lansia Jetis Desa Krajan Kecamatan
usia lanjut). Jakarta: FKUI Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Stikes
Dharma, K. K. (2011). Metodologi penelitian volume 9
keperawatan: Panduan melaksanakan Hardywinoto, S. (2007). Panduan Gerontologi.
dan menerapkan hasil penelitian. Jakarta: Jakarta: Pustaka Utama
Trans Info Media. Hastono, S. P. (2007). Analisis data kesehatan.
Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. (2012). Data Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat
statistik lansia hipertensi. Pekanbaru: Universitas Indonesia.
Dinkes Kota Pekanbaru. Herlinah, L., Wiarsih, W., Rekawati, E. (2011).
Departemen Kesehatan RI. (2006). Pedoman Hubungan dukungan keluarga dengan
tatalaksana gizi usia lanjut untuk tenaga perilaku lansia dalam pengendalian
kesehatan. Jakarta: Direktorat Bina Gizi hipertensi. Jurnal Keperawatan
Mayarakat Ditjen Binkesmas Depkes RI. Komunitas
Efendi, F. (2009). Keperawatan Kesehatan Hidayat, A. A. A. (2006). Pengantar kebutuhan
Komunitas: Teori dan Praktik dalam dasar manusia: Aplikasi konsep dan
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika proses keperawatan. Vol. 2. Jakarta:
Eksanoto, D. (2011). Hubungan Tingkat Penerbit Salemba Medika.
Pendidikan Dan Jenis Kelamin Dengan Hidayat, A. A. A. (2008). Riset keperawatan dan
kejadian Hipertensi Di Kelurahan teknik penulisan ilmiah. Jakarta: Penerbit
Jagalan Di Wilayah Kerjapuskesmas Salemba Medika.
Pucangsawit Surakarta. Diperoleh Hidayat, A. A., & Aisyah, S. (2010). Hubungan
tanggal 16 Juli 2014 dari peran keluarga dalam perawatan
http://www.scribd.com/doc/61731649/tin kesehatan terhadap status kesehatan
gkat-pendidikan-jenis-kelamin-dengan- lansia diwilayah kerja Puskesmas Mojo
kejadian-hipertensi Kecamatan Gubeng Surabaya. Surabaya:
Eliopoulus, C. (2005). Gerontological nursing. Jurnal Ilmu Keperawatan UMS
Philadelphia: Lippincott Williams & Huber, D.L. (2006). Leadership and nursing
Wilkins. care management third edition.
Fitriani, E. 2005. Pola Kebiasaan makan Philadelphia: Elsevier
penderita hipertensi lanjut usia pada Karlina, D. (2012). Studi literatur. Diperoleh
orang Minangkabau di Jakarta. tanggal 12 Juli 2014 dari
Diperoleh pada tanggal 16 Juli 2014 dari http://dss.constuctive-
learning.info/?p=892
JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014 8
Komisi Nasional Lanjut Usia. (2009). Notoatmodjo, S. (2005). Promosi kesehatan:
Memperjuangkan kesejahteraan lansia. Teori dan aplikasi. Jakarta: Penerbit
Diperoleh tanggal 24 Juni 2014 dari Rineka Cipta.
http://www.komnaslansia.go.id/modules. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian
php?name=News&file=print&sid=23 kesehatan. Jakarta: Penerbit Rineka
Kuswardini, I.H (2009). Gambaran peranan Cipta.
keluarga terhadap perilaku hidup sehat Nugroho, W. (2008). Keperawatan gerontik dan
lanjut usia diwilayah kerja Puskesmas geriatrik. (3th ed). Jakarta: Penerbit Buku
Darussalam Kecamatan Medan Petisah Kedokteran EGC.
tahun 2009. Diperoleh pada tanggal 2 Nursalam. (2003). Konsep & penerapan
Februari 2014 dari metodologi penelitian ilmu keperawatan:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/1234 Pedoman skripsi, tesis dan instrument
56789/1474/1/09602455.pdf penelitian keperawatan. Jakarta: Penerbit
Lestari, S. (2012). Psikologi keluarga. Jakarta: Salemba Medika.
Kencana Palmer, A., & Williams, B. (2007). Simple
Makhfudli & Efendi, F. (2009). Keperawatan guides tekanan darah tinggi. Jakarta:
kesehatan komunitas: Teori dan praktik Erlangga
dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Permadi, A. (2008) . Ramuan herbal penumpas
Medika hipertensi. Jakarta: Redaksi Agromedia
Mangkunegara, A.P. (2005). Evaluasi kinerja Porth, C. (2005). Pathophysiology: Concepts at
sumber daya manusia. Bandung: PT. altered health state. (7th ed).
Refika Aditama Philadelphia: Lippicott Williams &
Maryam, R. S., Mia, F. E., Rosidawati., Ahmad, Wilkins
J., & Irwan, B. (2008). Mengenal usia Potter, P. A., & Perry, A. G. (ed). (2005). Buku
lanjut dan perawatannya. Jakarta: ajar fundamental keperawatan: Konsep,
Penerbit Salemba Medika. proses dan praktik. Vol. 1. (4th ed).
Marliyah, L. (2004). Persepsi terhadap (Yasmin Asih, dkk, Penerjemah.).
dukungan orang tua dan pembuatan Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
keputusan karir remaja. Jurnal Provitae Potter, P. A., & Perry, A. G. (ed). (2009). Buku
Matz, Jenilee. (2010). Risk Factors for high ajar fundamental keperawatan: Konsep,
blood pressure. Myoptum health. proses dan praktik 1 ed. 7. Jakarta:
Diperoleh tanggal 8 Maret 2014 dari Salemba Medika
http://www.myoptumhealth.com/portal PSIK-UNRI. (2013). Pedoman penulisan skripsi
Mubarok, W. I., Bambang, A. S., Khoirul, R., & dan penelitian. Pekanbaru: Program Studi
Siti, P. (2006). Ilmu keperawatan Ilmu Keperawatan
komunitas 2: Teori dan aplikasi dalam Rahmawati, S. (2011). Faktor-faktor yang
praktik dengan pendekatan asuhan berhubungan dengan praktik lansia yang
keperawatan komunitas, gerontik dan berkunjung ke posyandu lansia di Desa
keluarga. Jakarta: CV. Sagung Seto. Sukahaji kecamatan Sukahaji kabupaten
Murti. (2011). Perbedaan tekanan darah pada Majalengka. Diperoleh tanggal 17
pasien hipertensi esensial sebelum dan Januari 2014 dari
sesudah pemberian relaksasi otot http://eprints.undip.ac.id/28580/
progresif di RSUD Tugurejo Semarang. Riset Kesehatan Dasar. (2013). Hipertensi di
http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/inde Indonesia. Jakarta: Kementerian
x.php/ilmukeperawatan/article/view/78. Kesehatan Republik Indonesia
diakses tanggal 02 Maret 2014 Sastroasmoro, S., & Sofyan, I. (2008). Dasar-
Nensiana. (2006). Hubungan motivasi lansia dasar metodologi penelitian klinis. (3th
hipertensi dengan pengontrolan tekanan ed). Jakarta: CV. Sagung Seto.
darah di RW 01 Kelurahan Tanjung Setiadi. (2007). Konsep & penulisan riset
Harapan Kota Bumi Lampung Utara keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Lampung. Diperoleh pada tanggal 15 Juli Sitanggang, S. (6 Juli 2002). Pikun? Ingat kata
2014 dari lupa. Semarang. Diperoleh tanggal 10
http://lontar.ui.ac.id/opac/themes/green/d Desember 2013, dari
ataIdentifier.jsp?id=20276584
JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014 9
http://www.suaramerdeka.com/harian/02 Zulfitri, R. (2006). Hubungan dukungan
07/06/ragam2.htm. keluarga dengan perilaku lanjut usia
Springhouse. (2005). Psymptoms of hipertensi dalam mengontrol
hypertention. Professional guide to kesehatannya di wilayah kerja
disease (8th): Lippicont Williams & Puskesmas Melur Pekanbaru. Diperoleh
Wilkins. Diperoleh tanggal 7 Maret 2014 tanggal 25 Februari 2014 dari
dari www.digilib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak
http://wrongdiagnosis.com/hypertention -95790.pdf.
Stanley, M., & Beare, P. G. (2012). Buku ajar
keperawatan gerontik. (2nd ed). (Nety
Juniarti & Sari Kurnianingsih,
Penerjemah.). Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Stanhope, M., & Lancaster, J. (2004).
Foundation of community health nursing:
community oriented practice. St. Louis:
Mosby, Inc
Stockslager, J.L., Schaeffer, L. (2008). Asuhan
Keperawatan Geriatric. Edisi 2. Jakarta:
EGC
Sudoyo, W.A. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam edisi V. Jakarta: Interna
Publishing
Sutomo, B. (2009). Menu sehat penakluk
hipertensi. Tangerang: PT. Agromedia
Pustaka
Tesfaye, F. (2007). Association between body
mass Index and blood pressure to identify
and compare health care provider and
consumer views of USA: Saunders
Uno, H. B. (2007). Teori motivasi dan
pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi
Aksara
White, L. (2005). Foundations of basic nursing.
(2nd ed). New York: Delmar.
WHO. (2010). Definition of an older or elderly
person. Diperoleh tanggal 5 Februari
2014 dari
http://www.who.int/healthinfo/survey/age
ingdefnolder/en/
Williams, L. E., & Wilkins, R. (2007). Buku ajar
keperawatan komunitas: Teori dan
praktik, Ed.3 (A. Sutarna & S. Samba,
terjemahan). Jakarta: EGC
Wood, D. (2010). At a Glance Sistem Endokrin,
ed.2. Jakarta: Erlangga.
Wood, G. L., & Haber, J. (2006). Nursing
research: Methods and critical appraisal
for evidence-based practice.
Philadelphia: Mosby Elsevier.
Wood, G. L., & Judith, H. (2006). Nursing
research: Methods and critical appraisal
for evidence-based practice. Missouri:
Mosby Elsevier.
JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014 10

You might also like