You are on page 1of 12

Hubungan Peran Keluarga Dengan Kepatuhan

Minum Obat pada Pasien Hipertensi

Riska Aulia1, Mursal 2, Novia Rizana 3

1
Mahasiswa STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe, Indonesia, 24300
2
Dosen Profesi Ners STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe, Indonesia, 24300
3
Dosen Ilmu Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe, Indonesia, 24300
Correspondence : mursal@stikeslhokseumawe.ic.id

ABSTRACT
Hypertension is one of the leading causes of death in the world. The increasing prevalence of
hypertension is caused by the patient's non-compliance in taking medication. The role of the family is
needed in an effort to improve medication adherence, such as reminding to take medication, providing
medication as recommended and checking drug supplies. The objective of this research was to determine
the relationship between family roles and compliance with taking medicines in hypertensive patients in
the Work Area Public Health Center of Dewantara, Aceh Utara Regency.The research method used
analytical design with cross sectional study approach. The population used in this study was 267 people
with hypertension. The sampling technique was done by using stratified random sampling with total
samples of 73 people. The research instrument used a questionnaire. The research was conducted on
August 12 to 23, 2021. The results of statistical tests using the Chi-square test showed that the p-value
was 0.000 < α 0.05, it meant that there was a significant relationship between the role of the family and
compliance with taking medicines in hypertensive patients in the Work Area Public Health Center of
Dewantara, Aceh Utara Regency. It can be concluded that there is a relationship between the role of the
family and compliance with taking medicines in hypertensive patients in the Work Area Public Health
Center of Dewantara, Aceh Utara Regency, so it is recommended that respondents always adhere to
taking hypertension medication regularly in order to control blood pressure and prevent various
complications such as heart disease and stroke.

Keywords : Family Role, Compliance with Taking Medicine, Hypertension

ABSTRAK
Hipertensi merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia. Prevalensi hipertensi yang terus
meningkat disebabkan oleh ketidakpatuhan penderita dalam minum obat. Di perlukan peran keluarga
dalam upaya meningkatkan kepatuhan minum obat seperti mengingatkan minum obat, menyediakan obat
sesuai anjuran dan mengecek persediaan obat-obatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan peran keluarga dengan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Dewantara Kabupaten Aceh Utara. Desain penelitian analitik dengan pendekatan Cross
sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita hipertensi sebanyak 267 orang.
Pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling dengan jumlah sampel 73 orang.
Instrument penelitian menggunakan kuesioner. Penelitian telah dilakukan pada tanggal 12 s/d 23 Agustus
2021. Hasil uji statistik menggunakan uji Chi-square menunjukkan bahwa p-value 0.000 < α 0.05,
artinya terdapat hubungan yang signifikan antara peran keluarga dengan kepatuhan minum obat pada
pasien hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara. Dapat disimpulkan adanya hubungan peran
keluarga dengan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara
sehingga di sarankan kepada responden agar selalu patuh minum obat hipertensi secara teratur supaya
dapat mengontrol tekanan darah dan mencegah berbagai komplikasi seperti penyakit jantung dan stroke.

Kata Kunci : Peran Keluarga, Kepatuhan Minum Obat, Hipertensi

1
PEDAHULUAN Menurut Profil Kesehatan Aceh
(Dinkes) tahun 2019, prevalensi penderita
Hipertensi merupakan silent killer hipertensi pada penduduk usia diatas 15
dimana gejala dapat bervariasi pada tahun mencapai 534.879 orang dan yang
masing-masing individu dan hamper sama mendapat pelayanan sesuai dengan standart
dengan gejala penyakit lainnya. Gejala- sebanyak 283.910 orang atau 25% dari total
gejala yaitu adalah sakit kepala atau rasa penderita hipertensi. Bireuen menempati
berat di tengkuk, vertigo, jantung berdebar- urutan pertama dengan jumlah penderita
debar, mudah lelah, penglihatan kabur, hipertensi tertinggi sebanyak 154.509
telinga berdenging (tinnitus) dan mimisan orang, Aceh Timur menempati peringkat
(Kemenkes, 2018) kedua dengan 49.790 orang dan Aceh Utara
Menurut American Heart menempati urutan ketiga dengan jumlah
Asscociation (AHA, 2017) pada tahun penderita sebanyak 49.706 orang.
2013 terdapat 74,5 orang di dunia berusia Berdasarkan pengambilan data awal
20 tahun keatas menderita hipertensi, di Puskesmas Dewantara periode Oktober
namun hampir sekitar 90-95% kasus tidak 2020 sampai dengan Maret 2021 terdapat
diketahui penyebabnya dan pada tahun 267 orang yang menderita hipertensi yang
2015, hipertensi merupakan penyebab dari di dominasi oleh perempuan sebanyak 165
8 juta kematian setiap tahunnya dengan 1.5 kasus dan pada laki-laki sebanyak 102
juta kematian terjadi di Asia Tenggara. kasus. Penderita hipertensi yang mendapat
World Health Organization (WHO, pelayanan sesuai standart 40% (Medical
2019) menyebutkan bahwa prevalensi Record Puskesmas Dewantara, 2021).
hipertensi secara global sebesar 22% dari Meningkatnya angka kejadian
total jumlah penduduk dunia. WHO juga hipertensi menunjukkan belum efektif dan
memperkirakan pada tahun 2025 terdapat efisiennya manajemen perawatan pada
1.5 milyar populasi didunia yang menderita penderita hipertensi sehingga dibutuhkan
hipertensi dengan jumlah kematian akibat manajemen penatalaksanaan yang tepat
hiperetnsi dan komplikasinya mencapai untuk menekan angka kejadian hipertensi
10.44 juta setiap tahunnya. dan meningkatkan kualitas hidup pada
Terdapat enam negara dengan angka penderita hipertensi (Kemenkes, 2019).
kejadian hipertensi tertinggi didunia yaitu Terdapat dua cara penatalaksanaan
Negara wilayah Afrika, Mediterania Timur hipertensi yaitu dengan non farmakologis
dan Asia Tenggara menempati peringkat dan farmakologis. Non farmakolgis
tiga teratas dengan angka kejadian tertinggi dilakukan dengan menurunkan berat, diet
27%, 26% dan 25%. Kemudian disusul rendah garam dan rendah lemak serta
Eropa dengan angka kejadian 23%, Pasifik kontrol tekanan darah rutin. Sedangkan
Barat (19%) dan Amerika (18%) (WHO, farmakologis yaitu dengan memberikan
2019 dalam PUSDATIN, 2020). obat anti hipertensi yang diminum secara
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan rutin sesuai anjuran dokter (Ode dkk,
Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2018 2017).
prevalensi hipertensi berdasarkan hasil Kepatuhan dalam pengobatan dan
pengukuran pada penduduk usia 18 tahun minum obat antihipertensi secara rutin
sebesar 34,1% dan prevalensi hipertensi merupakan salah satu cara untuk mencegah
menurut diagnosis dokter pada penduduk komplikasi pada hipertensi seperti stroke
usia 18 tahun sebesar 8.36%. Terdapat tiga dan menjaga tekanan darah dalam batas
provinsi di Indonesia dengan prevalensi normal guna meningkatkan kualitas hidup
hipertensi tertinggi yaitu Kalimantan penderita hipertensi. Patuh minum obat
Selatan (44,1%), Jawa Barat (39.60%) dan merupakan tolak ukur keberhasilan dalam
Kalimantan Timur (39.30%). Sedangkan pengobatan hipertensi (Miller, 2015).
untuk provinsi Aceh menempati urutan ke Dalam hal kepatuhan minum obat,
28 dengan angka kejadian sebesar 26.54%. sebagian besar penderita hipertensi yang
patuh minum obat sebanyak 54.4% dan
yang tidak patuh minum obat sebanyak

2
32.27% serta yang tidak minum obat sama obat dan pasien kurang mengerti dengan
sekali sebanyak 13.3%. Alasan sebagian instruksi.
besar penderita hipertensi tidak patuh Berdasarkan penelitian Mathavan dan
minum obat karena merasa dirinya sudah Pinatih (2017) tentang faktor penyebab
sehat sebanyak 59.8% dan tidak rutin ketidakpatuhan pengobatan pada penderita
berobat sebanyak 31.3% serta sering lupa hipertensi. Dari penelitian ini bahwa ada
11.5% (RISKESDAS, 2018). berbagai masalah yang menyebabkan
Dalam manajemen kepatuhan minum pasien belum patuh terhadap pengobatan,
obat pada penderita hipertensi, sangat diantaranya sebagian besar tidak merasakan
dibutuhkan peran keluarga yang dapat adanya keluhan, kurangnya pengetahuan
memberikan dampak positif terhadap tentang hipertensi dan terlambat mendeteksi
kepatuhan manajemen perawatannya. dini serangan hipertensi. Pengetahuan
Penderita yang mendapatkan perhatian pasien tentang hipertensi dibutuhkan untuk
keluarga akan jauh lebih mudah melakukan mencapai kepatuhan yang lebih tinggi.
perubahan perilaku kearah lebih sehat Dari hasil studi pendahuluan yang
dibandingkan penderita yang kurang dilakukan, hasil wawancara pada 10 orang
mendapatkan perhatian dari keluarga. Peran pasien hipertensi dan menjalani pengobatan
keluarga pada penderita hipertensi turut di Puskesmas Dewantara Kabupaten Aceh
membantu keberhasilan pengobatan dan Utara didapatkan bahwa tiga responden
menghindari terjadinya komplikasi mengatakan sudah patuh minum obat
hipertensi (Setyowati dan Santoso, 2019). antihipertensi seperti yang dianjurkan oleh
Penelitian yang dilakukan Trianni, L dokter dan keluarga selalu memperhatikan
dkk (2015) mengenai hubungan dukungan dan mengingatkan responden untuk minum
keluarga terhadap kepatuhan berobat pasien obat dan tujuh lainnya mengatakan belum
hipertensi di Wilayah Puskesmas Ngaliyan patuh minum obat secara rutin dengan
Semarang didapatkan hasil bahwa pasien alasan merasa sudah sehat, kadang lupa dan
dengan karakteristik usia diatas 45 tahun tidak ada yang mengingatkan tentang
memiliki kepatuhan untuk berobat jadwal minum obat.
sebanyak 34,5% dengan dukungan keluarga Berdasarkan uraian diatas, peneliti
dalam kategori baik sebanyak 62.5%. tertarik untuk menelitit tentang “ Hubungan
Terdapat hubungan yang signifikan antara Peran Keluarga dengan Kepatuhan Minum
dukungan keluarga dengan kepatuhan Obat pada Pasien Hipertensi di Wilayah
berobat pada penderita hipertensi dengan Kerja Puskesmas Dewantara Kabupaten
nilai p-value = 0.02 < 0.05. Aceh Utara Tahun 2021”.
Penelitian lainnya juga dilakukan
oleh Karmila (2016) mengenai hubungan METODELOGI
dukungan keluarga dengan kepatuhan
berobat pada pasien hipertensi. Hasil Penelitian ini menggunakan desain
penelitian menunjukkan bahwa dukungan penelitian analitik yaitu metode penelitian
keluarga yang kurang baik menyebakan untuk menganalisa hubungan objek dengan
ketidakpatuhan sebanyak 7 orang (20%). subjek penelitian dengan pendekatan cross
Terdapat hubungan dukungan keluarga sectional study. Metode penelitian cross
dengan ketidakpatuhan berobat (P-value sectional (potong lintang) merupakan
0.01). Hal ini disebabkan keluarga tidak rancangan penelitian dengan melakukan
mengingatkan pasien dalam minum obat pengukuran atau pengamatan pada variabel
atau memotivasi pasien yang mengalami independen dan variabel dependen di saat
gangguan psikologis karena hipertensi yang bersamaan atau sekali waktu (Nursalam,
dialaminya serta kurang penggunaan obat 2015). Tujuan penelitian ini untuk
bahkan terkesan acuh tak acuh terhadap mengetahui hubungan dukungan keluarga
penderita hipertens. Keluarga sangat dengan kepatuhan minum obat pasien
berperan penting dalam mempengaruhi hipertensi. Populasi dalam penelitian ini
kepatuhan minum obat, pengawasan minum merupakan seluruh penderita hipertensi
yang berada di wilayah kerja Puskesmas

3
Dewantara periode Oktober 2020 s/d Maret sebanyak 10 responden di Wilayah Kerja
2021 yang berjumlah 267 orang. Puskesmas Dewantara.
Sampel dalam penelitian ini adalah Persiapan pengumpulan data
73 responden. Jumlah sampel ditetapkan dilakukan melalui proses administrasi
berdasarkan rumus slovin. Adapun teknik dengan cara mendapatkan izin dari ketua
pengambilan sampel menggunakan teknik STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe
proportional stratified random sampling untuk mendapatkan surat pengantar yang
merupakan pengambilan sampel dengan disampaikan kepada Kepala Puskesmas
memperhatikan tingkatan (strata) pada Dewantara. Dalam penelitian ini,
populasi. Untuk menentukan besarnya melibatkan dua orang enumerator yang
sampel pada setiap desa dilakukan dengan sudah diberikan pengarahan terlebih dahulu
alokasi proporsional agar sampel yang tentang prosedur penelitian yang akan
diambil lebih proporsional. dilakukan. Selanjutnya, peneliti beserta dua
Instrument penelitian yang digunakan orang enumerator menjumpai responden
adalah kuesioner. Kuesioner dalam untuk melakukan perkenalan diri,
penelitian ini terdiri dari data demografi, menjelaskan maksud dan tujuan penelitian
kuesioner peran keluarga dan kepatuhan serta pengumpulan data. Peneliti
minum obat. Data demografi terkait dengan memberikan surat persetujuan menjadi
identitas responden berupa nama, umur, responden (informed consent) yang
jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan. kemudian diisi dan ditanda tangani oleh
Kuesioner peran keluarga berisi 29 item responden yang bersangkutan. Selanjutnya,
pernyataan yang diukur menggunakan skala memulai pengambilan data dengan cara
likert dengan alternatif jawaban : Selalu : 4, membagikan kuesioner kepada responden.
Sering:3, Kadang: 2, Tidak Pernah:1. Pada Sebelum pengisian kuesioner peneliti
Kuesioner tentang kepatuhan minum obat terlebih dahulu menjelaskan tata cara
pada pasien hipertensi menggunakan pengisian kuesioner, kemudian barulah
Morisky Adherence Scale (MMAS-8) responden mengisi kuesioner yang telah
yang baku. Kuesioner berisi 8 pertanyaan. dibagikan. Setelah pengisian lembar
Alternatif jawaban menggunakan skala kuesioner selesai, kuesioner dikumpulkan
gutmaan dengan kriteria jawaban “ya” kembali oleh peneliti. Kemudian peneliti
diberikan skor 0 dan tidak diberikan skor memeriksa kembali kuesioner yang sudah
“1” dan untuk pertanyaan nomor 8 terkumpulkan, menjumlahkan banyaknya
digunakan skala likert, dengan kriteria : jika lembar kuesioner yang sudah diisi dan
selalu “0”, biasanya “0.25”, terkadang “0.5, memeriksa pertanyaan-pertanyaan yang
sesekali “0.75” dan tidak pernah “1”. mungkin belum terjawab. Setelah semua
Menurut Friedman (2014) Peran kuesioner terisi secara lengkap dan benar
keluarga merupakan Perilaku yang kemudian peneliti melakukan terminasi
diharapkan dari kelurga dalam peran dengan responden dan melapor kembali
informal dan minum obat salah satunya kepada Kepala Puskesmas Dewantara untuk
sebgai pendorong, inisiator, dominator, mendapatkan surat pernyataan telah selesai
sahabat, koordinator. Peran keluarga melakukan penelitian.
dibagi menjadi 2 yaitu: baik (skor ≥ 65) dan Pengolahan data menggunakan
kurang baik (skor kurang dari 65). pemeriksaan data (editing), pengkodea
Menurut Morisky (2011) Kepatuhan (coding), pemasukan data (entry) dan
minum obat adalah derajat dimana pasien cleaning data serta penyusunan data
mengikuti anjuran kliniks dari dokter yang (Tabulating)
mengobatinya. Nilai tingkat kepatuhan Analisis univariat merupakan analisis
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : Tinggi, yang digunakan pada suatu variabel dengan
jika skor 8, Sedang, Jika skor 6 – 7 dan bertujuan untuk mengetahui karakteristik
Rendah, jika skor <6. Sebelum kuesioner dari variabel penelitian tentang peran
digunakan peneliti terlebih dahulu keluarga dengan kepatuhan minum obat
melakukan uji validitas dan realiabilitas pada pasien hipertensi dan analisa data

4
bivariat untuk mengetahui hubungan pekerjaan di dominasi oleh IRT sebanyak
variabel independen dengan dependen. 26 responden (35.6%).
Analisa bivariat dilakukan terhadap 2. Analisa Univariat
dua variabel yang diduga berhubungan
untuk mengetahui adakah hubungan Tabel 2: Distribusi Frekuensi Peran
peran keluarga dan kepatuhan minum Keluarga Terhadap Minum
obat pada pasien hipertensi. Analisa obat Penderita Hipertensi di
bivariat yang digunakan adalah teknik chi- Wilayah Kerja Puskesmas
square dengan nilai α = 0.05. Dewantara Tahun 2021 (n=73)

HASIL PENELITIAN Peran Frekuensi Persentase


Keluarga (f) (%)
1. Data Demografi Baik 41 56.2
Kurang Baik 32 43.8
Tabel 1: Distribusi Frekuensi Data Total 73 100
Demografi Pasien Hipertensi di
Wilayah Kerja Puskesmas Berdasarkan tabel 2 di atas dapat
Dewantara Tahun 2021 (n = 73) dilihat bahwa peran keluarga terhadap
minum obat pasien hipertensi di wilayah
kerja Puskesmas Dewantara memiliki peran
Data Frekuensi Persentase keluarga baik sebanyak 41 responden
Demografi (f) (%) (56.2%) dan peran keluarga kurang baik
Umur sebanyak 32 responden (43.8%).
36-45 Tahun 5 6.8
46-55 Tahun 12 16.4 Tabel 3: Distribusi Frekuensi Kepatuhan
56-65 Tahun 34 46.6 Minum obat pada Penderita
>66 Tahun 22 30.2 Hipertensi di Wilayah Kerja
Jenis Puskesmas Dewantara Tahun
Kelamin 2021 (n=73)
Laki-laki 31 42.5
Perempuan 42 57.5 Kepatuhan Frekuensi Persentase
Pendidikan Minum Obat (f) (%)
SD 13 17.8 Tinggi 29 39.7
SMP 19 26.0 Sedang 19 26.1
SMA 26 35.6 Rendah 25 34.2
Perguruan Total 73 100
15 20.6
Tinggi
Pekerjaan Berdasarkan tabel 3 di atas dapat
IRT 26 35.6 dilihat bahwa kepatuhan minum obat
PNS 11 15.1 hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
Pedagang 7 9.6 Dewantara dalam kategori tinggi sebanyak
Petani 23 31.5 29 responden (39.7%), kategori sedang
Lain-lain 6 8.2 sebanyak 19 responden (26.1%) dan
Total 73 100 kategori rendah 25 responden (34.2%).

Berdasarkan tabel 1 diatas dapat 3. Analisa Bivariat


dilihat bahwa mayoritas responden berusia
56-65 tahun yaitu sebanyak 34 responden Tabel 4: Hubungan Peran Keluarga
(46.6%) dan berjenis kelamin perempuan dengan Kepatuhan Minum
sebanyak 42 responden (57.5%). Sebagian Obat Pasien Hipertensi di
besar responden dengan pendidikan SMA Wilayah Kerja Puskesmas
sebanyak 26 responden (35.6%) dan status Dewantara Tahun 2021 (n=73)

5
faktor risiko seseorang dapat menderita
hipertensi.
Kepatuhan Minum Obat Hal ini sesuai dengan teori dari
Peran Pasien Hipertensi Tot P- Muhammad (2018) menyatakan bahwa
Keluar al valu
ga
Tinggi Sedang Rendah
e setelah umur 60 tahun, dinding arteri akan
F F F F mengalami penebalan karena adanya
penumpukan zat kolagen pada lapisan otot
41
Baik
25 11 5
(100 sehingga pembuluh darah akan menjadi
(61%) (26.8%) (12.2%) 0,00
%) 0
kaku sehingga kemampuan memompa
32 jantung lebih tinggi dan menyebabkan
Kurang 4 8 20
Baik (12.5%) (25%) (62.5%)
(100 hipertensi.
%) Pendapat lainnya juga dikemukakan
73
Total
29 19 25
(100
oleh Hanata (2016) semakin bertambah usia
(39.7%) (26.1%) (34.2%) atau lanjut usia seseorang maka tekanan
%)
darah akan semakin tinggi karena
Berdasarkan Tabel 4 di atas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
diketahui bahwa mayoritas responden elastisitas pembuluh darah yang berkurang,
dengan peran keluarga baik memiliki fungsi ginjal sebagai tekanan darah akan
tingkat kepatuhan minum obat hipertensi menurun dan proses degenerasi seiring
dalam kategori tinggi sebanyak 25 petambahan usia. Lilies (2018) juga
responden (61.0%) dibandingkan responden menyebutkan bahwa proses degenerasi
dengan peran keluarga kurang baik dalam yang terjadi pada usia diatas 60 tahun
minum obat cenderung memiliki tingkat mengakibatkan arteri akan kehilangan
kepatuhan minum obat pada pasien elastisitas atau kelenturan sehingga
hipertensi dalam kategori rendah sebanyak pembuluh darah berangsur-angsur akan
20 responden (62.5). menyempit, sensitivitas pengatur tekanan
Hasil uji statistik menggunakan uji darah mulai berkurang dan memicu tekanan
Chi-square menunjukkan nilai p-value = darah semakin meningkat yang disebut
0,000 < α (0,05), artinya terdapat hubungan dengan hipertensi.
yang signifikan antara peran keluarga Berdasarkan hasil analisa data di
dengan kepatuhan minum obat pada pasien dapatkan karakteristik mayoritas penderita
hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas hipertensi yaitu jenis kelamin perempuan
Dewantara Kabupaten Aceh Utara Tahun (57.5%). Menurut Ammarizka (2019)
2021. perempuan cenderung berisiko mengalami
hipertensi karena faktor hormonal seperti
manapouse. Pada usia diatas 45 tahun
PEMBAHASAN produksi hormon esterogen berangsur-
angsur menurun secara alami karena
1. Karakteristik Responden penambahan usia. Hormon esterogen
berperan dalam meningkatkan kadar High
Berdasarkan hasil analisa data di Density Lipoprotein yang tinggi sebagai
dapatkan karakteristik usia penderita faktor pelindung dalam mencegah
hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas terjadinya arteriosklerosis untuk mencegah
Dewantara berada pada rentang usia 55-65 terjadinya penyakit hipertensi.
tahun (46.4%). Bertambahnya umur Hal ini sejalan dengan pendapat
seseorang maka dapat terjadinya penurunan Pomarida (2020) menjelaskan bahwa pada
fungsi fisiologis dan daya tahan tubuh yang usia 55 tahun perempuan akan mengalami
terjadi karena proses penuaan sehingga menapouse yang menyebabkan kehilangan
menyebabkan penderita rentan terhadap aktivitas hormon esterogen pada dinding
penyakit salah satunya hipertensi arteri karotis dan brakialis yang berakibat
(Kemenkes, 2019). Menurut PERKI (2019) pada efek membahayakan seperti memicu
Usia >60 tahun merupakan salah satu kekakuan dan menurunkan elastisitas yang

6
bermanifestasikan terjadinya peningkatan menyebabkan pasien IRT jarang keluar
tekanan darah. rumah dan ke fasilitas kesehatan sehingga
Berdasarkan hasil analisa data di tidak menyadari bahwa dirinya menderita
dapatkan karakteristik mayoritas penderita hipertensi karena pada umumnya hipertensi
hipertensi dengan tingkat pendidikan SMA tidak menunjukkan tanda dan gejala yang
(35.6%). Tingkat pendidikan dapat bermakna (Mangendai et al., 2017).
mempengaruhi kemampuan dan Menurut asumsi peneliti, umur sangat
pengetahuan seseorang dalam menerapkan berkaitan dengan risiko hipertensi karena
gaya hidup sehat. Semakin tinggi tingkat usia >60 tahun sudah terjadinya proses
pendidikan seseorang maka semakin tinggi penuaan yang menyebabkan berkurangnya
pula pengetahuannya dalam menjaga pola elastasitas pembuluh darah, penyempitan
hidup agar tetap sehat. Tingginya risiko pembuluh darah dan penurunan fungsi
terkena hipertensi pada individu dengan ginjal yang bermanifestasikan pada
tingkat pendidikan menengah bisa kejadian hipertensi. Faktor lainnya juga
disebabkan karena kurangnya pengetahuan dipengaruhi oleh jenis kelamin, pada
dan kurang pemahaman terhadap informasi perempuan cenderung lebih banyak
tentang hipertensi dan modifikasi gaya menderita hipertensi karena pengaruh
hidup yang diberikan oleh tenaga kesehatan hormonal dan berisiko obesitas yang
(Magda, 2020). menyebabkan perubahan kerja jantung dan
Menurut Kharisyanti (2018) menyebabkan hipertensi.
Pendidikan merupakan salah satu aspek Begitu pula dengan pendidikan,
dalam kehidupan masyarakat yang sangat seseorang dengan pendidikan tinggi
berperan dalam meningkatkan kualitas cenderung dapat menerima dan menyerap
hidup dan kualitas sumber daya seseorang informasi yang baik tentang kesehatannya
yang mengalami hipertensi karena dapat seperti pencegahan hipertensi sehingga
mempengaruhi individu berperilaku dalam mayoritas yang menderita hipertensi di
memodifikasi gaya hidup untuk mencegah dapatkan tingkat pendidikan menengah dan
hipertensi seperti kebiasaan merokok, faktor lainnya yang berpengaruh adalah
melakukan aktivitas fisik, patuh melakukan status pekerjaan sebagai IRT yang
kontrol tekanan darah, mengonsumsi dipengaruhi oleh stress dan tidak ada waktu
makanan sesuai anjuran untuk penderita untuk memeriksakan diri ke fasilitas
hipertensi dan patuh dalam menjalani kesehatan sehingga tidak menyadari dirinya
pengobatan hipertensi. menderita hipertensi dan tidak dapat
Berdasarkan hasil analisa data di melakukan pencegahan sedini mungkin.
dapatkan karakteristik mayoritas penderita
hipertensi dengan status pekerjaan IRT 2. Peran Keluarga Terhadap Minum
(35.6%). Hal ini sangat berkaitan dengan Obat Pasien Hipertensi
pekerjaan rumah tangga merupakan salah
satu penyebab stress karena menanggung Berdasarkan hasil penelitian di
beban yang banyak dan berat, karena bukan Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara di
saja mengurus suami dan anak, tetapi juga dapatkan mayoritas responden memiliki
mengurus rumah setiap harinya (Ayu, dukungan keluarga yang baik sebanyak 41
2014). Black (2016) juga mengemukakan responden (56.2%) lebih tinggi
stres dapat meningkatkan resistensi dibandingkan dengan responden yang
pembuluh darah perifer dan menstimulasi memiliki dukungan keluarga kurang baik
aktivitas sistem sara simpatis yang sebanyak 32 responden (43.8%).
menyebabkan terjadinya pelepasan hormon Keluarga merupakan satu unit
epinefrin atau adrenalin sehingga terkecil dalam masyarakat yang berperan
menyebabkan peningkatan tekanan darah dalam memberikan perawatan kesehatan
secara berkala. yang teraupetik kepada anggota
Hal lainnya juga berkaitan dengan keluarganya yang menderita suatu penyakit
status pekerjaan sebagai IRT cenderung untuk meningkatkan pertumbuhan dan
sibuk dalam mengurus rumah tangga yang

7
perkembangan bagi terwujudnya manusia minum obat dan mematuhi semua nasihat
yang sehat seutuhnya (Kemenkes RI, 2018) tenaga medis.
Peran keluarga merupakan suatu
bentuk perilaku oleh keluarga kepada 3. Kepatuhan Minum Obat Pasien
anggota keluarganya yang menderita suatu Hipertensi
penyakit. Peran keluarga dapat menjadi
penentu berhasil tidaknya pengobatan yang Berdasarkan hasil penelitian di
dilakukan oleh penderita dalam menjalani Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara di
pengobatan karena keluarga dapat menjadi dapatkan bahwa mayoritas responden
pengaruh dalam menentukan keyakinan dan dengan kepatuhan minum obat hipertensi
nilai kesehatan individu yang dapat mereka dalam kategori tinggi sebanyak 29
terima (Bailon & Maglaya, 2016). responden (39.7%) di bandingkan
Peran keluarga dalam perawatan kepatuhan minum obat hipertensi dalam
anggota keluarga yang sakit merupakan kategori sedang sebanyak 19 responden
peran hidup situasional utama yang tidak (26.1%) dan kepatuhan minum obat
dapat di hindari. Peran keluarga dibagi hipertensi dalam kategori rendah sebanyak
dalam berbagai aspek yaitu penyuluhan, 25 responden (34.2%).
perencanaan makan, latihan jasmani, terapi Kepatuhan adalah tingkat prilaku
non farmakologi, terapi farmakologi pasien yang tertuju terhadap instruksi atau
seperti mengingatkan atau monitoring petunjuk yang diberikan dalam bentuk
waktu minum obat, mengecek persediaan terapi apapun yang ditentukan, baik diet,
obat, monitoring tekanan darah, latihan dan pengobatan (Stanley, 2016).
memperhatikan pengobatan yang sedang Kepatuhan adalah perilaku individu
dijalani, menyediakan makanan yang sesuai (misalnya: minum obat, mematuhi diet, atau
dengan diet penderita serta memberikan melakukan perubahan gaya hidup) sesuai
motivasi untuk rajin berolahraga (Bangu, anjuran terapi dan kesehatan. Tingkat
2021). kepatuhan dapat dimulai dari tindak
Peran keluarga yang baik dalam mengindahkan setiap anjuran hingga
perawatan pasien hipertensi sangat penting mematuhi rencana (Kozier, 2010).
dilakukan untuk menghindari komplikasi Kepatuhan minum obat adalah sejauh
yang mungkin muncul, menurunkan mana perilaku pasien dalam mengomsumsi
tekanan darah serta meningkatkan kualitas obat sesuai dengan ketentuan yang
hidup penderita sehingga tenaga kesehatan diberikan oleh professional kesehatan. Pada
menganjurkan kepada anggota keluarga penderita hipertensi kepatuhan dalam
untuk senantiasa mempertahankan, pengobatan yang diberikan oleh petugas
memotivasi dan meningkatkan perannya medis merupakan hal mutlak yang harus
dalam perawatan penderita hipertensi dijalankan. Kepatuhan terjadi jika aturan
(Miller, 2015). pakai obat yang diresepkan serta pemberian
Menurut asumsi peneliti, peran di Rumah Sakit tau fasilitas kesehatan
keluarga sangat dibutuhkan dalam minum lainya di ikuti dengan benar. Jika
obat pasien hipertensi. Penderita hipertensi pengobatan ini akan dilanjutkan dirumah
yang mempunyai support sistem seperti ada setelah pasien pulang, penting agar pasien
keluarga yang mengingatkan untuk minum mengerti dan meneruskan terapi itu dengan
obat, mengecek persediaan obat dan benar tanpa pengawasan. Sangat penting
menemaninya dalam menjalani pengobatan bagi penderita penyaki-penyakit menahun
cenderung memiliki semangat dan motivasi seperti hipertensi (Tambayong, 2014).
yang tinggi karena merasa di cintai, di Kepatuhan dalam pengobatan dan
hargai dan di sayangi sehingga lebih minum obat antihipertensi secara rutin
mentaati dalam menjalani proses merupakan salah satu cara untuk mencegah
pengobatan dan perawatan hipertensi yang komplikasi pada hipertensi seperti stroke
di alaminya salah satunya yaitu dengan dan menjaga tekanan darah dalam batas
menjaga pola hidup sehat, menjalani normal serta meningkatkan kualitas hidup
pengobatan sesuai anjuran seperti patuh penderita hipertensi. Patuh minum obat

8
juga merupakan tolak ukur keberhasilan Kerja Puskesmas Dewantara Kabupaten
dalam pengobatan hipertensi (Miller, 2015). Aceh Utara Tahun 2021.
Hal ini sejalan dengan pendapat Berdasarkan penelitian dilakukan
Niven (2013) Kepatuhan dalam oleh Tantan (2017) di Wilayah Kerja
mengonsumsi obat merupakan aspek utama Puskesmas Pasir Kaliki Kota Bandung
dalam proses kesembuhan. Agar proses didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan
kesembuhan pasien dapat terwujud sangat yang signifikan antara struktur peran
dibutuhkan kerjasama yang baik antara keluarga dengan kepatuhan minum obat
pasien dan keluarga dengan memberikan pada penderita hipertensi dengan nilai p-
perhatian tentang minum obat pada pasien value 0.015<0.05.
hipertensi. Hasil penelitian ini juga di dukung
Menurut Niven (2015) ada beberapa oleh penelitian yang dilakukan Eka (2019)
faktor yang mempengaruhi kepatuhan di Puskesmas Gunung Pati Kota Semarang
minum obat pada pasien hipertensi, antara di dapatkan hasil bahwa terdapat hubungan
lain: Usia, pendidikan, pengetahuan, yang signifikan antara peran keluarga
lingkungan sosial, perubahan model terapi, dalam kepatuhan minum obat pasien
interaksi professional kesehatan dengan hipertensi dengan nilai p-value 0.002<0.05.
pasien dan dukungan keluarga/peran Penelitian ini sejalan juga dilakukan
keluarga. Peran keluarga menjadi faktor oleh Muthmainnah (2019) di Puskesmas
yang sangat berpengaruh terhadap penentu Palu di dapatkan hasil bahwa terdapat
keberhasilan pengobatan pasien seperti hubungan yang signifikan antara peran
dapat membuat pasien lebih patuh dalam keluarga dengan kepatuhan pengobatan
minum obat hipertensi. pada pasien hipertensi nilai p-value
Menurut asumsi peneliti, kepatuhan 0.000<0.05.
minum obat sangat penting di terapkan Peran keluarga sangat dibutuhkan
pada pasien hipertensi karena hipertensi dalam merawat anggota keluarga yang
merupakan penyakit kronik yang menahun menderita hipertensi yang dapat mendorong
dan harus menjalani pengobatan seumur penderita untuk terus berpikir positif
hidup. Kepatuhan minum obat dapat di lihat tehadap sakitnya dan patuh terhadap
dari bagaimana seseorang percaya dan pengobatan yang dianjurkan sehingga dapat
patuh dalam minum obat hipertensi secara mencegah berbagai macam komplikasi
rutin, tepat waktu dan sesuai anjuran dari seperti penyakit jantung, stroke dan gagal
tenaga kesehatan. Kepatuhan minum obat ginjal. Kepatuhan minum obat pada pasien
merupakan salah satu langkah utama dalam hipertensi dapat dimanifestasikan dengan
keberhasilan manajemen hipertensi mengomsumsi obat sesuai dengan
sehingga sangat diperlukan kesadaran diri ketentuan yang diberikan oleh professional
untuk lebih patuh dalam minum obat yang kesehatan sesuai anjuran (Saiful, 2017).
merupakan pilar utama pengendalian Peran keluarga terhadap kepatuhan
hipertensi. minum obat pada pasien hipertensi dapat di
lakukan dengan memberikan edukasi dan
4. Hubungan Peran Keluarga dengan komunikasi yang baik seperti memberikan
Kepatuhan Minum Obat pada Pasien penjelasan ulang cara minum obat,
Hipertensi memberi motivasi terhadap pengobatan,
mendukung pasien baik secara emosional
Berdasarkan hasil uji statistik maupun finansial serta membantu pasien
menggunakan uji Chi-square menunjukkan dalam manajemen hipertensinya
bahwa nilai p-value = 0,000 < α (0,05) (Ariayanto, 2016).
sehingga dapat disimpulkan H0 di tolak dan Peran keluarga yang baik dapat
Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa memberikan dampak positif terhadap
terdapat hubungan yang signifikan antara kepatuhan pasien hipertensi dalam minum
peran keluarga dengan kepatuhan minum obat. Penderita yang mendapatkan
obat pada pasien hipertensi di Wilayah perhatian keluarga akan jauh lebih mudah
melakukan perubahan perilaku kearah lebih

9
sehat daripada penderita yang kurang
mendapatkan perhatian dari keluarga.
Peran keluarga pada penderita KESIMPULAN
hipertensi turut membantu keberhasilan
pengobatan dan menghindari terjadinya Berdasarkan penelitian yang telah
komplikasi hipertensi sehingga sangat dilaksanakan pada tanggal 12 s/d 23
dibutuhkan kerjasama yang baik antara Agustus 2021 dengan sampel sebanyak 73
pasien, keluarga dan tenaga kesehatan responden tentang hubungan peran keluarga
dalam manajemen pengobatan hipertensi dengan kepatuhan minum obat pada pasien
pasien (Santoso, 2019). hipertensi dapat disimpulkan bahwa :
Menurut asumsi peneliti, peran a. Distribusi frekuensi tertinggi data
keluarga sangat berhubungan erat dengan demografi pasien hipertensi menurut
kepatuhan minum obat pada penderita karakteristik usia 56-65 tahun (46.6%),
hipertensi. Hal ini di karenakan dengan jenis kelamin perempuan (57.5%),
adanya perhatian dan ikut serta keluarga tingkat pendidikan SMA (35.6%), status
dalam manajemen minum obat pada pekerjaan IRT (35.6%), peran keluarga
penderita hipertensi dapat dimanifestasikan baik dalam minum obat hipertensi
dalam bentuk memperhatikan jadwal (56.2%) dan tingkat kepatuhan tinggi
minum obat, mengontrol pasien minum dalam minum obat hipertensi (39.7%%).
obat, mengingatkan untuk patuh minum b. Ada hubungan yang signifikan antara
obat, mengecek ketersediaan obat secara peran keluarga dengan kepatuhan
berkala dan mengantar pasien ke fasilitas minum obat pada pasien hipertensi di
kesehatan membuat penderita lebih patuh Wilayah Kerja Puskesmas Dewantara
dalam manajemen minum obat sesuai nilai p-value 0.000<0.05.
anjuran dokter. Hal ini dikarenakan pasien
memiliki support system yang baik dari
keluarganya sehingga pasien tidak merasa UCAPAN TERIMA KASIH
sendiri dan merasa di perdulikan membuat
pasien akan memiliki motivasi dan tingkat a. Peneliti mengucapkan terima kasih
percaya diri tinggi untuk sembuh dan patuh kepada kepada Dosen dan Civitas
mengonsumsi obat hipertensi. Akademik Prodi SI Keperawatan
Berdasarkan penelitian dan hasil STIKes Muhammadiyah yang telah
pembahasan di atas, peneliti menyimpulkan memberikan bimbingan serta ilmu
bahwa di Wilayah Kerja Puskesmas pengetahuan dalam proses penelitian
Dewantara didapatkan mayoritas responden sehingga dapat melakukan penyusunan
yang menderita hipertensi berusia 55-65 jurnal untuk diterbitkan pada jurnal
tahun (46.6%), jenis kelamin perempuan assyifa’ STIKes Muhammadiyah
(57.5%), tingkat pendidikan SMA (35.6%), Lhokseumawe
status pekerjaan IRT (37.0%), peran b. Terima kasih kepada Kepala
keluarga yang baik dalam minum obat Puskesmas Dewantara yang telah
(56.2%) dengan tingkat kepatuhan tinggi memberikan izin melakukan
dalam minum obat pada pasien hipertensi penelitian di Wilayah Kerja
(61.0%) serta peran keluarga kurang baik
Puskesmas Dewantara sehingga
dalam minum obat (34.2%) dengan tingkat
kepatuhan rendah dalam minum obat
peneliti dapat menyelesaikan proses
penyusunan jurnal untuk diterbitkan
(62.5%). Terdapat hubungan yang
pada jurnal assyifa’ STIKes
signifikan antara peran keluarga dan
Muhammadiyah Lhokseumawe.
kepatuhan minum obat pada penderita
hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Dewantara dengan nilai p-value
0.000<0.05.

10
Timur: ProfiL Gampong Pasir
Putih
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, T., Mitsalina, M & Nurullya, R.
i. Hubungan (2013).
Peran Pesantern
KeluargaLansia
dengan
Sebagai
Kepatuhan Upaya
Minum Obat
Meminimalkan
pada PasienRisiko
Hipertensi di
Penurunan
Wilayah Fungsi
Kerja Puskesmas
Kognitif Pada
Dewantara. Lansia Di Balai Rehabilitasi Lansia
Unit II Pucang Gading Semarang.
Jurnal Keperwatan Komunitas

Handayani. (2017). Hubungan Tingkat


Pengetahuan dan Dukungan
Keluarga Terhadap Kepatuhan Diet
Pasien Hipertensi di Klinik Bakti
Husada Purwokerto. Purwokerto :
Journal Of Holistic and Health
Science.
DAFTAR PUSTAKA
Heryati. (2018). Faktor-Faktor yang
Aspiani, R.Y. (2016). Buku Ajar Asuhan Berhubungan dengan Kepatuhan
Keperawatan Klien Gangguan pada Pasien Hipertensi di Puskesmas
Kardiovaskuler Aplikasi NIC & Riau. Jurnal Keperawatan
NOC. Jakarta: Trans Info Media.
Kementerian Kesehatan. (2019). Pusat Data
Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan Informasi Hipertensi. Jakarta :
Validitas.Yogyakarta: Pustaka Kementerian Kesehatan
Pelajar
Luckenote AG. (2019). Gerontologic
Bloch,M.J. (2016). Worldwide Pravalance Nursing Ed Mosby St Louis
Of Hypertensio Faceed 1.3 Bilion. Philadelphia.
Journal Of The American Siciety of
Hypertension Maharani, R. (2017). Faktor yang
Dinas Kesehatan Aceh. (2019). Profil Berhubungan Dengan Perilaku
Kesehatan Aceh 2019. Banda Pengendalian Hipertensi Pada
Aceh : Dinas Kesehatan Aceh Penderita Hipertensi Di Puskesmas
Pekan Baru Riau. Jurnal STIKes
Friedman, M. (2014). Buku Ajar Hang Tuah Pekanbaru.
Keperawatan Keluarga : Riset Teori
& Praktek. Alih bahasa oleh Achir Mayasari., Agung, W., Wati, J., Rohman,
Yani S. Jakarta : EGC A. (2019). Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian
Galih, J., Herlina., Argi, V. (2020). Hipertensi. Journal Of Telenursing
Hubungan Antara Dukungan
Keluarga Dengan Kepatuhan Diet Miftahul, F. (2019). Hubungan Jenis
Pada Hipertensi di Wilayah Kerja Kelamin dengan Angka Kejadian
Puskesmas Cimahi Utara. Jurnal Hipertensi Pada Masyrakat di
Ilmu Keperawatan Medikal Bedah Kelurahan Taman Sari Kota
Tasikmalaya. Jurnal Keperawatan
Gampong Pasir Putih. (2021). Prevalensi STIKes Mitra Kencana
Penderita Lansia dengan Hipertensi
di Campong Pasir Putih. Aceh Muklisin, A. (2015). Keperawatan keluarga.
Yogyakarta: gosyen publishing

11
kerja puskesmas panjang kota
Notoatmodjo, S. (2014). Pendidikan dan Bandar lampung. Malahayati
Perilaku Kesehatan. Jakarta : EGC Nursing Journal

PERKI. (2019). Pedoman Tatalaksana Wahyudi, T. (2020). Hubungan Dukungan


Hipertensi Pada Penyakit Keluarga Pada Pasien Hipertensi
Kardiovaskuler, Perhimpunan Dengan Tekanan Darah Tinggi
Dokter Spesialis Indonesia Edisi Dalam Pengendalian Hipertensi.
Kedua. Jakarta : PERKI Jurnal Malahayati Nursing

Pusat Data dan Informasi Kementerian World Health Organization. (2018). Global
Kesehatan RI. (2020). Infodatin Estimates 2016 : Death by Cause,
Hipertensi Si Pembunuh Senyap. Age, Sex in Country and by Region
Jakarta : Kemenkes RI Among 2000-2016. Ganeva : World
Health Organization
Ratna, C. (2019). Hubungan Dukungan
Keluarga Dengan Upaya World Health Organization. (2019). Global
Pencegahan Komplikasi Hipertensi Report On Hipertensyon. France :
Pada Lansia Di UPT Puskesmas World Health Organization
Dukupuntang Kabupaten Cirebon.
Jurnal Ilmu Kesehatan

Rochmah, P. H., Rasni, H.,& Nur, K. R. M.


(2019). Hubungan mekanisme
koping dengan kualitas hidup pada
klien hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Kaliwates-Jember. e-
Journal Pustaka Kesehatan, 7(2)
Riskesdas 2018. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
Kementerian RI. 2018. Jakarta :
Kemenkes RI

Setiadi. (2018). Konsep Dan Proses


Keperawatan Keluarga.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2015). Buku


Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth, edisi 8.
Jakarta: EGC.
Riyadi, Sujono, (2018). Keperawatan
Medikal Bedah. Yogyakarta;
Pustaka Pelajar

Wahid, T & Farhan, A. (2020). Hubungan


Dukungan keluarga pada pasien
dengan tekanan darah tinggi dalam
pengendalian hipertensi di wilayah

12

You might also like