You are on page 1of 13

HUBUNGAN PENDAMPINGAN KELUARGA TERHADAP

KEPATUHAN MINUM OBAT ANTI HIPERTENSI


PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA
WATUKOSEK KECAMATAN GEMPOL
KABUPATEN PASURUAN
Imam Zainuri, Rizka Oktovany
STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto
ABSTRACT
Hypertension is the most common disease by the Indonesian population due
to hypertensive disease appears without complaint. Pharmacologic management
of hypertension is by taking anti-hypertensive medication. The facts show that,
still often found in hypertensive patients who are not regularly in antihypertensive drugs. The purpose of this study was to determine the relationship of
family assistance to anti-hypertensive medication adherence in hypertensive
patients in the village Watukosek Gempol District of Pasuruan. Design research is
a correlation - a retrospective observation. The number of samples in this study is
71 respondents drawn from 86 patients with simple random sampling technique.
The variables in this study the family assistance in taking antihypertensive drugs
and antihypertensive medication adherence in patients with hypertension. The
research instrument used was a questionnaire. To determine the relationship of
family assistance to anti-hypertensive medication adherence in hypertensive
patients in the village Watukosek Gempol District of Pasuruan used chi square
correlation test. If the significance value obtained is less than (0.05), the
research hypothesis H0 is rejected and H1 accepted meaning, there is a
relationship between family assistance to anti-hypertensive medication adherence
in hypertensive patients in the village Watukosek Gempol District of Pasuruan.
The results showed an association between family assistance to anti-hypertensive
medication adherence in hypertensive patients in the village Watukosek Gempol
District of Pasuruan with a significance value of 0.000. The higher forms of
support given to the family of the compliance of patients with hypertension in
patients with hypertension taking anti-hypertensive drugs will better.
Keywords: adherence, family assistance, hypertension

PENDAHULUAN

Penyakit hipertensi merupakan

lainnya)

(Palmer

dan

Williams,

penyakit yang paling banyak diderita

2007). Fakta yang ada menunjukkan

oleh penduduk Indonesia karena

bahwa,

penyakit hipertensi muncul tanpa

pasien hipertensi yang tidak teratur

keluhan sehingga banyak penderita

dalam

yang tidak mengetahui bahwa dirinya

hipertensi.

menderita

hipertensi.

masih

sering

ditemukan

mengkonsumsi

obat

anti

Gejala

Prosentase penderita hipertensi

tidak

saat ini paling banyak terdapat di

disadari ini dapat mengakibatkan

negara berkembang. Data Global

berbagai komplikasi pembuluh darah

Status Report on Noncommunicable

yang dapat menyebabkan penyakit

Disesases

jantung koroner, ginjal dan stroke

menyebutkan, 40% negara ekonomi

dikemudian

berkembang

hipertensi

yang

terkadang

hari

(Palmer

dan

2010

dari

memiliki

WHO
penderita

Williams, 2007). Pemahaman di

hipertensi, sedangkan negara maju

masyarakat, hipertensi sudah umum

hanya 35%. Dalam Riskesdas 2013

diketahui

(Kemenkes RI, 2013) dilaporkan

tinggi

sebagai

yang

tekanan

sering

darah

diidentikkan

jumlah

penderita

hipertensi

dengan orang yang sering marah-

Indonesia

marah dan pusing. Pengertian lebih

237.641.326 penduduk di Indonesia.

lanjut

adalah

Profil

Kesehatan

tekanan pada pembuluh nadi dari

Timur

tahun 2012 menyebutkan

peredaran darah sistemik di dalam

bahwa kasus penyakit hipertensi

tubuh, seseorang dikatakan hipertensi

yang dialami pasien rawat jalan di

jika tekanan darahnya di atas normal

rumah sakit umum pemerintah tipe B

yaitu tekanan sistolik-nya 140 mmHg

sebanyak 112.583 kasus, pada rumah

atau lebih dan tekanan diastolik-nya

sakit tipe C sebanyak 42.212 kasus

di

lebih.

dan di rumah sakit tipe D, diketahui

Penatalaksanaan farmakologis untuk

angka kejadian hipertensi sebanyak

hipertensi

dengan

3.301 kasus (Dinkes Jatim, 2013).

mengkonsumsi obat anti hipertensi

Data di Puskesmas Gempol dari

(diuretic, penyekat beta, inhibitor

bulan Januari 2014 hingga bulan Mei

ACE,

2014 jumlah penderita hipertensi

tentang

atas

90

hipertensi

mmHg
adalah

Antagonis

atau

kalsium

dan

mencapai

25,8%

di

Provinsi

dari
Jawa

yang

melakukan

rawat

jalan

secara teratur. beberapa faktor yang

sebanyak 86 pasien. Hasil studi

mempengaruhi

pendahuluan yang dilakukan peneliti

termasuk

dengan teknik wawancara kepada 10

melaksanakan program dari tenaga

penderita hipertensi di Puskesmas

kesehatan yaitu pemahaman tentang

Gempol
Kabupaten

Kecamatan

Gempol

instruksi,

Pasuruan,

semuanya

dukungan

kepatuhan

pasien

kepatuhan

kualitas
sosial

dalam

interaksi,

keluarga,

serta

mengatakan bahwa seringkali lupa

keyakinan, sikap dan kepribadian

untuk

pasien (Niven, 2002 dikutip dalam

mengkonsumsi

obat

antihipertensi yang mereka dapatkan

Tumenggung,

dari tenaga kesehatan / rumah sakit.

faktor

Dari hasil wawancara lebih lanjut,

keluarga merupakan salah satu faktor

penderita hipertensi selain karena

yang tidak dapat diabaikan begitu

faktor usia sehingga melemahkan

saja, karena pendampingan keluarga

daya mengingat, anggota keluarga

merupakan salah satu dari faktor

juga seringkali tidak mengingatkan

yang memiliki kontribusi yang cukup

untuk

berarti dan sebagai faktor penguat

selalu

patuh

dalam

2010).

tersebut,

Dari

ke-4

pendampingan

mengkonsumsi oat anti hipertensi.

yang

Mereka cenderung mengkonsumsi

pasien.

obat

keluhan

merupakan

hipertensi seperti pusing mereka

penerimaan

keluarga

terhadap

rasakan

anggotanya.

Anggota

keluarga

antihipertensi
karena

melakukan

jika

mereka

kunjungan

enggan
lagi

ke

mempengaruhi
Pendampingan
sikap,

keluarga

tindakan

dan

dipandang sebagai bagian yang tidak

Puskesmas untuk mendapatkan obat

terpisahkan

anti hipertensi lagi dikarenakan jarak

keluarga.

Anggota

tempuh antara rumah dengan fasilitas

memandang

bahwa

kesehatan yang cukup jauh.

bersifat

Penatalaksanaan farmakologis

kepatuhan

dalam

mendukung

memberikan

lingkungan
keluarga
orang

yang

selalu

siap

pertolongan

dan

yang selama ini diterapkan oleh

bantuan jika diperlukan. Keluarga

tenaga kesehatan untuk mengatasi

juga

hipertensi

dengan

dukungan dan membuat keputusan

mengkonsumsi obat anti hipertensi

mengenai perawatan dari anggota

adalah

memberi

pendampingan,

keluarga yang sakit. Peran keluarga

hipertensi yang melakukan rawat

dianggap sebagai salah satu variabel

jalan

penting yang mempengaruhi hasil

Kabupaten Pasuruan sebanyak 86

perawatan

pasien

selama

2014.

Jumlah

pasien

(Reeber, 1992

dikutip dalam Tumenggung, 2010).


Perawat

sebagai

di

Puskesmas

Gempol

bulan

September

sampel

dalam

tenaga

penelitian ini adalah sebanyak 71

kesehatan terdidik memiliki peran

responden yang diambil dari data

penting untuk dapat memberikan

penderita hipertensi yang melakukan

informasi

rawat jalan di rawat di Puskesmas

mengenai

pendampingan
pelaksanaan

pentingnya

keluarga
terapi

dalam

Gempol Kabupaten Pasuruan pada

farmakologis

tanggal 3 Oktober 2014 yang diambil

pada penderita hipertensi. Saah satu

dengan

cara adalah dengan melakukan health

sampling.

education kepada keluarga mengenai

dalam penelitian ini pendampingan

pentingnya pasien hipertensi untuk

keluarga

selalu patuh dalam mengkonsumsi

antihipertensi. . Variabel dependent

obat.

dalam
Tujuan penelitian ini adalah

untuk

mengetahui

pendampingan
kepatuhan

keluarga

minum

teknik

simple

Variabel
dalam

independent
minum

penelitian

kepatuhan

random

ini

minum

obat
adalah

obat

anti

hubungan

hipertensi pada penderita hipertensi.

terhadap

Metode pengumpulan data yang

obat

anti

digunakan

dalam

penelitian

ini

hipertensi pada penderita hipertensi

adalah wawancara dan kuesioner.

di

Untuk

Desa

Watukosek

Kecamatan

Gempol Kabupaten Pasuruan.

pendampingan
kepatuhan

BAHAN DAN METODE


Desain
digunakan
adalah

korelasi

observasi

yang

penelitian
dengan

retrospektif

hubungan

keluarga

minum

terhadap

obat

anti

hipertensi pada penderita hipertensi

penelitian
dalam

mengetahui

ini
jenis

analitik

di

Desa

Gempol

Watukosek

Kecamatan

Kabupaten

Pasuruan

digunakan uji korelasi chi square


dengan

tingkat

kemaknaan

korelasi. Populasi dalam penelitian

kesalahan yang diijinkan = 0,05.

ini

Jika nilai signifikasi yang didapatkan

adalah

seluruh

penderita

kurang dari (0,05), maka hipotesis

latar

penelitian H0 ditolak dan H1 diterima

SMA/MA

yang

responden (91,5%).

berarti,

antara

terdapat

hubungan

pendampingan

keluarga

terhadap kepatuhan minum obat anti


hipertensi pada penderita hipertensi
di

Desa

Watukosek

Kecamatan

Gempol Kabupaten Pasuruan.


HASIL PENELITIAN
Tabel 4.1 Karakteristik
responden berdasarkan
usia di Desa Watukosek
Kecamatan
Gempol
Kabupaten Pasuruan
No
1
2
3
4
5

Kriteria
20-24 tahun
25-29 tahun
30-34 tahun
35-39 tahun
40-44 tahun
Jumlah

Dari

tabel

Jumlah
6
15
21
17
12
71

4.1

Prosentase
(%)
8,5
21,1
29,6
23,9
16,9
100

didapatkan

hampir separuh responden berusia


30-34 tahun yaitu sebanyak 21
responden (29,6%)
Tabel 4.2 Karakteristik
responden berdasarkan
pendidikan di Desa
Watukosek Kecamatan
Gempol
Kabupaten
Pasuruan
No
1
2

Kriteria
Tamat
SMP/MTS
Tamat
SMA/MA
Jumlah

Dari

tabel

Jumlah
6
65

Prosentase
(%)
8,5
91,5

71

100

4.2

didapatkan

hampir seluruh responden memiliki

belakang

pendidikan

yaitu

tamat

sebanyak

65

Tabel 4.3 Karakteristik


responden berdasarkan
sumber
informasi
kesehatan
di
Desa
Watukosek Kecamatan
Gempol
Kabupaten
Pasuruan
No

Kriteria

Jumlah

1
2
3

Media elektronik
Tenaga kesehatan
Kerabat / saudara
Jumlah

10
12
49
71

Dari

tabel

4.3

Prosentase
(%)
14,1
16,9
69,0
100

didapatkan

sebagian

besar

responden

mendapatkan

informasi

mengenai

kesehatan dari kerabat / saudara yaitu


sebanyak 49 responden (69,0%)
Tabel 4.4 Karakteristik
responden berdasarkan
pendampingan
keluarga
di
Desa
Watukosek Kecamatan
Gempol
Kabupaten
Pasuruan
No
1
2

Kriteria

Jumlah

Positif
Negatif
Jumlah

Dari
sebagian

tabel
besar

Prosentase
(%)
60,6
39,4
100

43
28
71

4.4

didapatkan

responden

telah

menerapkan pendampingan keluarga


dalam kategori positif yaitu sebanyak
43 responden (60,6%)
Tabel 4.5 Karakteristik
responden berdasarkan
kepatuhan minum obat

anti hipertensi di Desa


Watukosek Kecamatan
Gempol
Kabupaten
Pasuruan
No

Kriteria

Jumlah

1
2

Patuh
Tidak patuh
Jumlah

41
30
71

Dari

4.5

sebagian
dalam

tabel
besar

didapatkan

responden

mengkonsumsi

hipertensi

Prosentase
(%)
57,7
42,3
100

yaitu

patuh

obat

anti

sebanyak

41

responden (57,7%)

Positif
Negatif
Jumlah

Kepatuhan minum obat anti


hipertensi pada penderita hipertensi
Patuh
Tidak patuh
Jumlah
N
%
N
%
N
%
33 76,7
10
23,3 43 100
8
28,6
20
71,4 28 100
41 57,7
30
42,3 71 100

Dari

hasil

penelitian

didapatkan responden yang memiliki


dukungan
patuh

keluarga

dalam

positif

minum

obat

yang
anti

hipertensi sebanyak 33 responden


(76,7%) dan yang tidak patuh dalam
minum obat anti hipertensi sebanyak
10 responden (23,3%), sedangkan
untuk

responden

yang

memiliki

dukungan keluarga negatif, yang


patuh

dalam

(28,6%) dan yang tidak patuh dalam


minum obat anti hipertensi sebanyak
20 responden (71,4%)
Dari hasil uji korelasi chi
square didapatkan nilai signifikasi
sebesar

minum

obat

anti

0,000.

Karena

nilai

signifikasi yang didapatkan kurang


dari

(0,05),

maka

hipotesis

penelitian H0 ditolak dan H1 diterima


yang

Tabel 4.6 Hubungan


antara
pendampingan
keluarga
terhadap
kepatuhan minum obat
anti hipertensi pada
penderita hipertensi di
Desa
Watukosek
Kecamatan
Gempol
Kabupaten Pasuruan
Pendamp
ingan
keluarga

hipertensi sebanyak 8 responden

berarti,

antara

terdapat

hubungan

pendampingan

keluarga

terhadap kepatuhan minum obat anti


hipertensi pada penderita hipertensi
di

Desa

Watukosek

Kecamatan

Gempol Kabupaten Pasuruan


PEMBAHASAN
1. Pendampingan keluarga
Dari

hasil

didapatkan,
responden

penelitian

sebagian
telah

pendampingan

besar

menerapkan

keluarga

dalam

kategori positif yaitu sebanyak 43


responden (60,6%)
Pendampingan
proses

interaksi

merupakan

timbal

balik

(tidak satu arah) antara individu/


kelompok/

komunitas

mendampingi
kelompok/
didampingi
memotivasi

dan

individu/

komunitas
yang
dan

yang
yang

bertujuan

mengorganisir

individu/ kelompok/ komunitas

sebagai fasilitator, komunikator

dalam mengembangkan sumber

dan dinamisator sehingga pekerja

daya dan potensi orang yang

rumah tangga mampu mencapai

didampingi

dan

kualitas kehidupan yang lebih

menimbulkan

ketergantungan

terhadap

tidak

orang

mendampingi

baik

yang
(mendorong

Pendampingan

keluarga

dalam minum obat merupakan

kemandirian) (Yayasan

Pulih,

salah satu bentuk pelaksanaan

2011).

sosial

fungsi dan tugas keluarga dalam

Pendampingan

merupakan suatu proses relasi

menjaga

sosial antara pendamping dengan

keluarga yang lain. Sudah baiknya

klien

untuk

fungsi keluarga yang diterapkan

memecahkan

masalah,

dalam penelitian ini menunjukkan

memperkuat

dukungan,

bahwa keluarga sudah memahami

yang

bertujuan

mendayagunakan
sumber

dan

berbagai

kesehatan

pentingnya

untuk
kepada

anggota

memberikan

potensi

dalam

dukungan

kebutuhan

hidup,

hipertensi dalam mengkonsumsi

serta meningkatkan akses klien

obat. Dukungan yang dimaksud

terhadap pelayanan sosial dasar,

seperti

lapangan

fasilitas

penderita hipertensi untuk minum

lainnya

obat,

pemenuhan

kerja,

pelayanan

dan

publik

selalu

penderita

mengingatkan

mengantarkan

(Departemen Sosial RI, 2009).

hipertensi

Pendampingan

keluarga

pemeriksaan tekanan darah secara

merupakan model atau cara (suatu

rutin serta dengan mendukung

set

kebutuhan

peraturan)

aktivitas
dapat

yang

dalam
dilakukan

bermakna

pengajaran,

dan

pembinaan,

pengarahan

mengembangkan

suatu

dan

diberbagai

untuk

pasien
melakukan

finansial

dalam

pengobatn. Hal ini secara tidak


langsung

akan

memberikan

dampak positif pada penderita


hipertensi

dan

menjadikan

potensi yang dimiliki oleh para

penderita hipertensi termotivasi

pekerja rumah tangga dengan

untuk terus mengkonsumsi obat

menempatkan tenaga pendamping

secara teratur dengan tujuan agar

kondisi

tekanan

terkontrol

dan

menurunkan

darah
pada

tetap

akhirnya

gangguan

akibat

terjadinya hipertensi.
2. Kepatuhan

minum

mendapatkan

mengikuti diet, dan melaksanakan


gaya

hidup

obat

anti

penelitian

didapatkan,

sebagian

responden

patuh

adalah tingkat perilaku pasien

dalam

petunjuk yang diberikan dalam

hipertensi

sebanyak

anti
41

responden (57,7%)

bentuk

terapi

apapun

yang

ditentukan, baik diet, latihan,


pengobatan atau menepati janji

Kepatuhan adalah tingkat


pasien

Kepatuhan

yang tertuju terhadap intruksi atau

obat

perilaku

2011).

besar

mengkonsumsi
yaitu

dengan

kesehatan (WHO, 2003 dalam


Syamsiyah,

hasil

sesuai

rekomendasi pemberi pelayanan

hipertensi
Dari

pengobatan,

yang

tertuju

pertemuan

dengan

dokter

(Stanley, 2007). Kepatuhan adalah

terhadap intruksi atau petunjuk

merupakan

yang

dalam bentuk

perilaku dari perilaku yang tidak

terapi apapun yang ditentukan,

mentaati peraturan ke perilaku

baik diet, latihan, pengobatan atau

yang

menepati janji pertemuan dengan

Kepatuhan

dokter (Stanley, 2007). Kepatuhan

seseorang dalam melaksanakan

adalah

suatu aturan dan perilaku yang

diberikan

merupakan

suatu

suatu

mentaati

perubahan

peraturan.

adalah

tingkat

perubahan perilaku dari perilaku

disarankan.

yang tidak mentaati peraturan ke

dibedakan

perilaku yang mentaati peraturan

kepatuhan

(Green

Notoatmodjo,

compliance) dimana pada kondisi

2003). Kepatuhan adalah tingkat

ini penderita hipertensi patuh

seseorang dalam melaksanakan

secara sungguh-sungguh terhadap

suatu aturan dan perilaku yang

diet, dan penderita yang tidak

disarankan

(Smet,

1994).

patuh (non compliance) dimana

Kepatuhan

(adherence)

secara

pada keadaan ini penderita tidak

umum

dalam

didefinisikan

sebagai

tingkatan perilaku seseorang yang

melakukan

Kepatuhan
menjadi
penuh

diet

dua

ini
yaitu
(total

terhadap

hipertensi (Lawrence Green dalam

H1 diterima yang berarti, terdapat

Notoatmodjo, 2007).

hubungan antara pendampingan

Kepatuhan pasien hipertensi

keluarga

terhadap

kepatuhan

dalam mengkonsumsi obat anti

minum obat anti hipertensi pada

hipertensi dalam penelitian ini

penderita

menunjukkan

Watukosek Kecamatan Gempol

bahwa

pasien

hipertensi sudah mengerti dan


memahami

manfaat

dari

obat

anti

mengkonsumsi

hipertensi

di

Desa

Kabupaten Pasuruan.
Carpenito

(2000

dikutip

dalam Maryati, 2012) berpendapat

hipertensi sesuai dengan advice

bahwa

tenaga

Dengan

mempengaruhi tingkat kepatuhan

anti

adalah segala sesuatu yang dapat

kesehatan.

mengkonsumsi

obat

hipertensi

secara

teratur

menurunkan

resiko

terjadinya

dampak

akibat

hipertensi

itu

faktor-faktor

berpengaruh
penderita

positif

tidak

mempertahankan

yang

sehingga

mampu

lagi

kepatuhanya,

sendiri. Pola pikir positif seperti

sampai menjadi kurang patuh dan

ini menjadikan usaha peningkatan

tidak patuh. Adapun faktor-faktor

derajat kesehatan yang dilakukan

yang mempengaruhi kepatuhan

dan

diantaranya : pemahaman tentang

dikembangkan

oleh

pemerintah melalui instansi dan

instruksi,

tingkat

pendidikan,

tenaga kesehatan menjadi berarti

kesakitan

dan

pengobatan,

guna

keyakinan, sikap dan kepribadian,

terwujudnya

masyarakat

yang sehat.

dukungan

3. Hubungan
keluarga

pendampingan
terhadap

tingkat

ekonomi serta dukungan sosial.

kepatuhan

minum obat anti hipertensi

keluarga,

Bentuk dukungan keluarga


yang diwujudkan dalam turut

Dari hasil uji korelasi chi

serta mengawasi bentuk dan jenis

square didapatkan nilai signifikasi

obat

sebesar

nilai

mengingatkan jika tiba waktu

didapatkan

minum obat dan memberikan

0,000.

signifikasi
kurang

dari

yang

Karena
(0,05),

yang

dikonsumsi,

selalu

maka

dukungan penuh terhadap proses

hipotesis penelitian H0 ditolak dan

penyembuhan pasien hipertensi

secara

tidak

akan

dukungan keluarga negatif, yang

hipertensi

patuh dalam minum obat anti

termotivasi untuk berusaha patuh

hipertensi sebanyak 8 responden

dalam

obat

(28,6%) dan yang tidak patuh

sebagai salah satu cara untuk

dalam minum obat anti hipertensi

segera sembuh dari hipertensi.

sebanyak 20 responden (71,4%).

menjadikan

langsung
pasien

mengkonsumsi

Dengan adanya dukungan seperti

Kepatuhan adalah tingkat

ini menjadikan pasien hipertensi

perilaku

berusaha untuk memelihara dan

terhadap intruksi atau petunjuk

meningkatkan

yang

termasuk

kesehatannya,
tindakan

pasien

diberikan

yang
dalam

tertuju
bentuk

untuk

terapi apapun yang ditentukan,

memantau kesehatan, mencegah

baik diet, latihan, pengobatan atau

penyakit, dan pemantauan segala

menepati janji pertemuan dengan

bentuk

dokter (Stanley, 2007). Kepatuhan

makanan

dikonsumsi,

yang

berusaha

mengidentifikasi

untuk

adalah

merupakan

suatu

penyakit,

perubahan perilaku dari perilaku

penyebab penyakit serta usaha

yang tidak mentaati peraturan ke

mencegah

penyakit

perilaku yang mentaati peraturan.

hipertensi

serta

tindakan

atau

dilakukan

seperti
melalukan

kegiatan

untuk

didapatkan,
memiliki

adalah

tingkat

yang

seseorang dalam melaksanakan

memperoleh

suatu aturan dan perilaku yang

kesembuhan.
Dari

Kepatuhan

disarankan.
hasil

penelitian

responden

kepatuhan

menjadi
penuh

dua

ini
yaitu
(total

keluarga

compliance) dimana pada kondisi

positif yang patuh dalam minum

ini penderita hipertensi patuh

obat anti hipertensi sebanyak 33

secara sungguh-sungguh dan rutin

responden (76,7%) dan yang tidak

dalam mengkonsumsi obat, dan

patuh dalam minum obat anti

penderita yang tidak patuh (non

hipertensi sebanyak 10 responden

compliance) dimana pada keadaan

(23,3%),

untuk

ini penderita tidak mengkonsumsi

memiliki

obat anti hipertensi secara rutin

responden

dukungan

yang

dibedakan

Kepatuhan

sedangkan
yang

(Lawrence

Green

dalam

arah yang positif yaitu dengan

Notoatmodjo, 2007).

mengkonsumsi

Kepatuhan pasien hipertensi

hipertensi

obat

dapat

anti

membantu

dalam menkonsumsi obat anti

mereka untuk mengurangi resiko

hipertensi baik yang mendapatkan

kekambuhan dari hipertensi yang

pendampingan

mereka derita.

keluarga

positif

maupun negatif dapat dipengaruhi


oleh advice tenaga kesehatan yang

KESIMPULAN
Hasil

benar. Ley dan Spelman tahun


1967 (dikutip dalam Maryati,
2012) menemukan bahwa lebih
dari 60% responden yang di
wawancarai

setelah

bertemu

dengan dokter salah mengerti


tentang instruksi yang diberikan
kepada mereka. Kadang kadang
hal ini disebabkan oleh kegagalan
profesional

kesalahan

dalam

memberikan informasi lengkap,


penggunaan istilah-istilah medis
dan memberikan banyak instruksi
yang harus diingat oleh penderita.
Hal

ini

menunjukkan

bahwa

responden / pasien hipertensi telah


diberikan petunjuk dan informasi

sebagian

obat

anti

hipertensi secara teratur. Dengan


adanya instruksi / informasi yang
benar maka dalam diri pasien
penderita hipertensi akan terjadi
perubahan pola berpikir untuk ke

besar

didapatkan

responden

telah

menerapkan pendampingan keluarga


dalam kategori positif yaitu sebanyak
43

responden

(60,6%).

Hasil

penelitian didapatkan, sebagian besar


responden

patuh

dalam

mengkonsumsi obat anti hipertensi


yaitu

sebanyak

41

responden

(57,7%). Terdapat hubungan antara


pendampingan
kepatuhan

keluarga

minum

terhadap

obat

anti

hipertensi pada penderita hipertensi


di

Desa

Watukosek

Kecamatan

Gempol Kabupaten Pasuruan dengan


nilai signifikasi sebesar 0,000.
SARAN

yang tepat mengenai pentingnya


mengkonsumsi

penelitian

Berdasarkan hasil penelitian


diajukan beberapa saran antara lain :
1) Hasil penelitian yang dilakukan
dapat dijadikan sebagai informasi
mengenai pendampingan keluarga
pada

pasien

hipertensi

terutama

dalam kepatuhan minum obat anti

hipertensi sehingga perawat dapat

DAFTAR PUSTAKA

lebih

Alimul, Hidayat, Aziz. 2008. Metode


Penelitian Keperawatan dan
Tekhnik Analisa Data. Jakarta :
Salemba Medika
Arafat, Rosida. 2010. Pengalaman
pendampingan keluarga dalam
merawat anggota keluarganya
pada kondisi vegetative dalam
konteks asuhan keperawatan di
RSUP. Fatmawati Jakarta.
http://lontar.ui.ac.id/file?file=
digital/20285352-T
%20Rosidah%20Arafat.pdf
Azwar, Saifuddin. 2007. Sikap
Manusia,
Teori
dan
Pengukurannya. Yogyakarta ;
Pustaka Pelajar
Departemen Sosial RI. 2009. Acuan
Umum
Pelayanan
Sosial.
Jakarta ; Dirjen Pelayanan dan
Rehabilitasi Sosial.
Dinkes
Jatim.
2013.
Profil
Kesehatan Jawa Timur Tahun
2012. Surabaya ; Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Dirjen Bina Farmasi dan Alkes.
2008.
Materi
Pelatihan
Peningkatan Pengetahuan dan
Ketrampilan Memilih Obat
Bagi
Tenaga
Kesehatan.
http://binfar.depkes.go.id/dat/la
ma/1276164586_MODUL
%20_I.pdf Jakarta ; Direktorat
Bina
Penggunaan
Obat
Rasional, Direktorat Jenderal
Bina Kefarmasian Dan Alat
Kesehatan,
Departemen
Kesehatan Republik Indonesia
Haryanti. 2010. Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi
Kepatuhan Dalam Konsumsi
Obat.
http://digilib.unimus.ac.id/files/
disk1/103/jtptunimus-gdltriharyant-5136-2-babii.pdf
Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan
Dasar. Jakarta ; Badan

aktif

dalam

melakukan

sosialiasi kepada keluarga pasien


hipertensi

pentingnya

hipertensi

untuk

penderita

patuh

dalam

mengkonsumsi obat sebagai salah


satu cara untuk mengurangi resiko
kekambungan terjadinya efek dari
hipertensi, 2) Hasil penelitian yang
dilakukan dapat dijadikan sebagai
informasi pentingnya pelaksanaan
pendampingan

keluarga

terutama

dalam mengkonsumsi obat hipertensi


pada pasien hipertensi sebagai salah
satu cara untuk mencegah terjadinya
kenaikan

tekanan

darah

dan

mengurangi resiko akibat terjadi


kekambuhan hipertensi, 3) Hasil
penelitian

yang

dijadikan

dilakukan

sebagai

dapat

informasi

mengenai pentingnya mengkonsumsi


obat anti hipertensi sesuai dengan
saran tenaga kesehatan / dokter guna
meminimalisasi

resiko

terjadinya

kekambuhan hipertensi, 4) Hasil


penelitian

yang

dilakukan

dapat

dijadikan sebagai kajian pustaka


untuk melakukan penelitian yang
lebih lanjut dengan menyertakan
variabel yang belum diangkat dalam
penelitian ini.

Penelitian Dan Pengembangan


Kesehatan
Kementerian
Kesehatan RI
Kementerian Sosial RI. 2007.
Sosialisasi Program Bantuan
Dana
Jaminan
Sosial
Penyandang Cacat Berat
Tahun 2007, Buletin Peduli
Edisi XVIII Agustus 2007,
Kementerian Sosial Republik
Indonesia, Jakarta
Maryati. 2012. Hubungan Peran
Pendampingan
Keluarga
Terhadap Tingkat Kekambuhan
Pasien
Hipertensi.
http://digilib.unimus.ac.id/files/
disk1/123/ jtptunimus- gdlmaryatig2a-6119-3-babii.pdf
Mustika.
2010.
Teknik
Pendampingan. www.pnpmpisew.org/ArtikelPISEW/TeknikPendampingan1
.doc
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam.
2008.
Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta ; Salemba Medika
Padila.
2012.
Buku
Ajar
Keperawatan
Keluarga.
Yogjakarta ; Nuha Medika
Palmer & Williams. 2007. Tekanan
Darah
Tinggi.
Jakarta:
Erlangga
Rahmat, Jalaludin. 2004. Metode
Penelitian
Komunikasi.
Bandung ; Rosdakarya
Rani, A. 2012. Pendampingan
Keluarga.
Riduwan.
2005.
Dasar-Dasar
Statistika. Bandung ; Alfabeta
Riza, A. 2012. Hubungan Peran
Perawat
Dengan
Respon
Hospitalisasi
Pada Anak.
Universitas Sumatera Utara.
repository.usu.ac.id_bitstream_

12345 6789_31622_4_Chapter
II
Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan
Riset Keperawatan. Yogyakarta
: Graha Ilmu
Stanley.
2007.
Buku
Ajar
Keperawatan Gerontik. Edisi
2. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Subagio. 2009. Konsep Dasar
Pendampingan
Suami.
http://adivancha.blogspot.
com/2012/06/konsep-dasarpendampingan-suami.html
Sudiharto.
2007.
Asuhan
Keperawatan Keluarga dengan
Pendekatan
Keperawatan
Transkultural.
Jakarta
:
Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Pendidikan
(Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Bandung: Alfabeta.
Suyanto dan Ummi Salamah. 2009.
Riset Kebidanan Metodologi &
Aplikasi. Yogyakarta ; MITRA
CENDEKIA Press
Syamsiah, 2011. Analisis Faktor
Yang Mempengaruhi Diet
Gagal
Ginjal
Kronis.
http://repository.usu.ac.id/bitstr
eam/123456789/39893/4/Chapt
er%20II.pdf
Tumenggung. 2010. Hubungan
Dukungan Keluarga Terhadap
Kepatuhan
Penderita
Hipertensi Untuk Melakukan
Pemeriksaan
Kesehatan.
www.library.upnvj.ac.id_pdf_2
s1keperawatan_205312049_ba
b2

You might also like