You are on page 1of 9

e-Journal Keperawatan (e-KP) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN DERAJAT


HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI Di PUSKESMAS
RANOMUUT KOTA MANADO

M. Isra. K. Hi. Bisnu


Billy J. Kepel
Mulyadi

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: misrabisnu@yahoo.com
Abstrack: Hypertension is a serious health problem that is characterized by increased blood
pressure ≥ 140/90 mmHg. Family support is a form of behavior airport by the family in the
form of emotional support, appreciation / appraisal, informational and instrumental to the
family when healthy or sick. The purpose of the research is to analyze the association between
family support and hypertension degrees of the patients with hypertension at Puskesmas
Ranomuut Manado. The method of research is analytical descriptive with a cross-sectional
design. The sample-taking technique in the research is purposive sampling with 68 samples.
The collecting of data is done using a questionnaire. The processing of data uses the software
computer with chi-square with the level of confidence interval of 95% (α=0,05). The results of
the research shows the number of respondents with a high level family support of patients with
hypertension is 39 respondents (57.4%), and the patients with pre classification of
hypertension is 37 respondents (54.4%) and the patients with the classification of hypertension
is 31 respondents (45.6% ) and there is p value 0.000. This conclusion shows that there is a
relationship between family support and hypertension degrees of the patients with
hypertension. The recommendation for further research can be a reference for more research
on hypertension degrees of the patients with hypertension with other variables such as
motivation, self-care and others.
Keywords : Family Support, Hypertension

Abstrak: Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang serius yang ditandai dengan
meningkatnya tekanan darah ≥ 140/90 mmHg. Dukungan keluarga adalah suatu bentuk perilaku
melayani yang dilakukan oleh keluarga baik dalam bentuk dukungan emosional,
penghargaan/penilaian, informasional dan instrumental kepada keluarga saat sehat maupun
sakit. Tujuan penelitian ini untuk Menganalisis Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Derajat Hipertensi Pada Pasien Hipertensi Di Puskesmas Ranomuut Kota Manado. Metode
penelitian yang digunakan yaitu deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu purposive sampling dengan jumlah 68 sampel.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Pengolahan data menggunakan
program komputer dengan uji spearman dengan tingkat kemaknaan 95% (ɑ = 0,05). Hasil
penelitian menunjukkan jumlah responden yang memiliki dukungan keluarga tinggi sebanyak
39 responden (57,4%), dan yang berada pada klasifikasi pre hipertensi sebanyak 37 responden
(54,4%) dan yang berada pada klasifikasi hipertensi sebanyak 31 responden (45,6%) dan
didapatkan nilai p= 0,000. Kesimpulan ini menunjukkan ada hubungan dukungan keluarga
dengan derajat hipertensi. Saran Hasil penilitian ini dapat dikembangkan dengan mencari
variabel lain yang diduga mempunyai hubungan dengan derajat hipertensi seperti motivasi,
self-care dan lain sebagainya.

Kata kunci : Dukungan Keluarga, Hipertensi


e-Journal Keperawatan (e-KP) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

PENDAHULUAN membutuhkan perawatan dengan waktu


Hipertensi juga merupakan yang lama dan terus-menerus ( Ningrum,
tantangan kesehatan di Indonesia. Analisis 2012). Studi pendahuluan telah dilakukan
Kearney dkk, memperlihatkan angka peneliti untuk mendapat data awal penderita
peningkatan hipertensi sangat tinggi, pada hipertensi di Puskesmas Ranomuut, pada
tahun 2010 lebih dari 25% populasi dunia tanggal 20-21 Oktober 2016 didapatkan
merupakan hipertensi atau sekitar 1 miliar jumlah kunjungan 3 bulan terakhir dari
orang, dan dua pertiga penderita hipertensi bulan juli 2016 – September 2016 sebanyak
ada di Negara berkembang. Bila tidak 386 pasien. Wawancara dilakukan 5 orang,
dilakukan pengontrolan pada tahun 2025 4 orang sering diingatkan keluarga
jumlah penderita hipertensi diprediksi akan memeriksa tekanan darah sedangkan pada
meningkat menjadi 29% atau sekitar 1,6 pendampingan keluarga hanya 2 orang.
miliar di seluruh dunia (Tedjakusuma, 2012
dalam Tumenggung, 2013). METODE PENELITIAN
Menurut WHO ( World Health Jenis penelitian yang digunakan adalah
Organization), sekitar 30% terkena penelitian yang bersifat observasional
hipertensi, tetapi tidak terdiagnosis analitik dengan pendekatan cross sectional,
hipertensi. Hal ini disebabkan tidak ada dimana data yang menyangkut variabel
gejala yang pasti bagi penderita hipertensi bebas dan terikat akan dikumpulkan dalam
sehingga pasien hipertensi cenderung waktu yang bersamaan (Setiadi, 2013).
membiarkan dan tidak mengontrol Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas
hipertensi. Data yang didapat dari Riset Ranomuut Kota Manado pada tanggal 9-28
Kesehatan Dasar (2013) prevelensi Desember 2016. Pengukuran data dilakukan
hipertensi di Indonesia yang didapat melalui dengan melakukan pengukuran tekanan
pengukuran pada populasi kelompok umur darah pada pasien hipertensi dan
≥18 tahun sebesar 25, 8 persen dari populasi membagikan kuisioner dukungan keluarga.
atau sekitar 65 juta jiwa yang menderita Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
hipertensi. Daerah dengan prevelensi pasien hipertensi diwilayah kerja Puskesmas
tertinggi terdapat pada provinsi Bangka Ranomuut Kota Manado. Dengan jumlah
Belitung sebesar 30,9% dan yang paling sampel sebanyak 68 responden. Kriteria
terendah terdapat pada provinsi Papua inklusi: responden merupakan pasien
sebesar 16,8% ( RISKESDAS 2013). hipertensi yang bersedia menjadi responden,
Secara langsung kita dapat menduga mampu berkomunikasi verbal, da nada
penyebabnya masyarakat Papua hidup keluarga tinggal serumah. Kriteria ekslusi:
dengan alam yang kuat dengan makanan responden yang saat pengukuran tekanan
pokok mayoritas ubi dan berbagai hasil darah normal.
bumi lainya. Sedangkan masyarakat Bangka
Belitung mayoritas makanan pokoknya HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah segala makanan yang mengandung Tabel 1 distribusi responden berdasarkan
kolesterol tinggi, seperti lempah, santan dan jenis kelamin
berbagai olahan daging yang memicu Jenis kelamin n %
kolesterol tinggi dan membuat hipertensi
lebih mudah datang menghampiri (Susilo & Laki-laki 18 26,5
Wulandari, 2010). Perempuan 50 73,5
Keluarga menjadi support system
dalam kehidupan pasien hipertensi, agar Total 68 100,0
keadaan yang dialami tidak semakin Sumber: data primer (diolah tahun 2016)
memburuk dan terhindar dari komplikasi
akibat hipertensi. Jadi dukungan keluarga
diperlukan oleh pasien hipertensi yang
e-Journal Keperawatan (e-KP) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

Hasil penilitian yang dilakukan di Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan


Puskesmas Ranomuut Kota Manado Umur
didapatkan bahwa sebagian besar responden Umur N %
berjenis kelamin perempuan dengan jumlah
50 responden (73,5%) dan sisanya berjenis Dewasa awal 1 1,5
kelamin laki-laki 18 responden (26,5%). Dewasa akhir 4 5,9
Sesuai dari hasil wawancara dengan pasien Lansia awal 14 20,6
hipertensi, didapatkan bahwa pasien Lansia akhir 29 42,6
hipertensi perempuan yang lebih banyak Manula 20 29,4
memeriksakan kesehatannya ke puskesmas.
Total 68 100,0
Hasil ini sesuai dengan penilitian (Zulfitri,
2006 dalam Yenni 2011) dengan Judul Sumber: data primer (diolah tahun 2016)
Hubungan Dukungan Keluarga Dan
Karakteristik lansia Dengan Kejadian Hasil penilitian yang dilakukan di
Stroke Pada Lansia Hipertensi Di Wilayah Puskesmas Ranomuut Kota Manado
Kerja Puskesmas Perkotaan Bukittingi yang didapatkan bahwa usia responden berada
juga menemukan hipertensi mayoritas pada usia >65 tahun dengan jumlah 26
berjenis kelamin perempuan (64,4%). (34,7%). Diikuti dengan rentang usia 56-65
tahun sebanyak 12 responden (16%), 45-55
(Zulfitri, 2006 dalam Yenni, 2011) tahun sebanyak 20 responden (26,7%), dan
membahas bahwa antara laki-laki dan 36-45 tahun sebanyak 13 responden
perempuan mempunyai respon yang (17,3%). Sisanya pada rentang usia 26-35
berbeda dalam menghadapi masalah. tahun dan 17-25 tahun masing-masing
Dimana laki-laki cenderung kurang peduli, sebanyak 2 responden (2,7%). Kepekaan
tidak mau menjaga, mengontrol ataupun terhadap hipertensi akan meningkat seiring
memeriksakan kesehatan secara rutin ke dengan bertambahnya umur seseorang.
Puskesmas sehingga hipertensi pada Individu yang berumur di atas 60 tahun, 50
perempuan lebih banyak ditemukan dari – 60 mempunyai tekanan darah lebih besar
hipertensi pada laki-laki. Selain itu Rata-rata atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal ini
perempuan akan mengalami peningkatan merupakan pengaruh degenerasi yang
resiko tekanan darah tinggi (hipertensi) terjadi pada orang yang bertambah usianya
setelah menopause yaitu usia diatas 45 (Susilo & Wulandari 2011).
tahun. Perempuan yang belum menopause
dilindungi oleh hormone estrogen yang Anggraini, dkk (2009) menyatakan bahwa
berperan dalam meningkatkan kadar High adanya pertambahan usia maka tekanan
Density Lipopotein (HDL). Kadar kolesterol darah juga akan meningkat, dimana setelah
HDL rendah dan tingginya kolesterol LDL usia 45 tahun, dinding arteri akan
(Low Density Lipoprotein) mempengaruhi mengalami penebalan oleh karena adanya
terjadinya proses aterosklerosis. Dari hasil penumpukan zat kolagen pada lapisan otot,
penilitian ini penulis berasumsi bahwa sehingga pembuluh darah akan beransur-
selain teori yang mendukung seperti di atas ansur menyempit dan menjadi kaku.
hasil penilitian yang dilakukan di Tekanan darah sistolik meningkat karena
Puskesmas Ranomuut Kota Manado juga kelenturan pembuluh darah besar yang
menemukan bahwa dari 50 responden berkurang pada penambahan usia sampai
perempuan, 48 diantaranya berumur >45 dekade ke tujuh sedangkan tekanan darah
tahun yang berarti penelitian ini mendukung diastolik meningkat sampai dekade ke lima
teori sebelumnya yang mengatakan rata-rata dan ke enam kemudian menetap atau
perempuan akan mengalami peningkatan cenderung menurun. Peningkatan usia akan
resiko hipertensi setelah menopause yaitu menyebabkan beberapa perubahan
usia diatas 45 tahun. fisioligis, pada usia lanjut terjadi
e-Journal Keperawatan (e-KP) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

peningkatan resistensi perifer dan aktifitas Tingginya risiko terkena hipertensi


simpatik. pada pendidikan yang rendah, kemungkinan
disebabkan karena kurangnya pengetahuan
Hasil penelitian ini sejalan dengan pada pasien yang berpendidikan rendah
penelitian yang dilakukan oleh Widyastuti terhadap kesehatan dan sulit atau lambat
(2015) tentang hubungan antara kualitas menerima informasi (penyuluhan) yang
tidur lansia dengan tingkat kekambuhan diberikan oleh petugas sehingga berdampak
pada pasien hipertensi di klinik dhanang pada prilaku/pola hidup sehat (Anggara &
husada sukoharjo dimana usia dominan pada Prayitno 2012).
umur 60-74 (70,6%). Hasil ini juga
diperkuat dengan hasil penelitian oleh Hasil penelitian ini sejalan dengan
Aisyah (2011) tentang analisis faktor-faktor penelitian yang dilakukan oleh Rahayu
yang mempengaruhi kejadian hipertensi (2012) tentang faktor resiko hipertensi pada
primer di desa Trunuh, Klaten Selatan masyarakat RW 01 srengseng sawah,
dimana ditemukan paling banyak pada kecamatan jagakarsa kota Jakarta selatan
umur >45 tahun yaitu sebanyak 70,2%. Dari didapati bahwa pendidikan subjek penelitian
hasil penelitian ini penulis berasumsi bahwa terbesar adalah tamat SMA yaitu (51,5%).
usia sangat berpengaruh pada hipertensi Hasil ini diperkuat dengan penelitian yang
karena semakin bertambahnya usia, resiko dilakukan oleh Dewi dkk (2014) tentang
terjadinya hipertensi semakin meningkat hal factor-faktor yang berhubungan dengan
ini disebabkan perubahan alami pada kejadian hipertensi primer pada masyarakat
jantung, pembuluh darah dimana dinding di wilayah kerja Puskesmas Rumbai Pesisir
arteri akan mengalami penebalan karena dimana responden pada penelitian tersebut
adanya penumpukan zat kolagen pada lebih banyak yang berpendidikan SMA
lapisan otot sehingga pembuluh darah (35,9%). Dari hasil tersebut penulis
beransur-ansur menyempit dan menjadi berasumsi bahwa pendidikan memiliki
kaku. pengaruh pada penyakit seseorang dimana
seseorang dengan pendidikan rendah
Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan menyebabakan sulit atau lambat dalam
Tingkat Pendidikan menerima informasi yang diberikan petugas
kesehatan sehingga akan berpengaruh pada
Pendidikan n % gaya hidup sehat.
SD 14 20,6
SMP 19 27,9 Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan
SMA 25 36,8 Pekerjaan
D-III 1 1,5
S-1 8 11,8 Pekerjaan n %
S-2 1 1,5 Ibu Rumah Tangga 34 50,0
Total 68 100,0 Supir 2 2,9
Sumber: data primer (diolah tahun 2016) Wiraswasta 15 22,1
Karyawan Swasta 2 2,9
Hasil penelitian yang dilakukan di Pensiunan 10 14,7
Puskesmas Ranomuut Kota Manado, PNS 3 4,4
didapatkan bahwa sebagian besar responden Buruh 2 2,9
berpendidikan SMA yaitu sebanyak 25 Total 68 100,0
responden (36,8%). diikuti SMP sebanyak
Sumber: data primer (diolah tahun 2016)
19 responden (27,9%), SD sebanyak 14
responden (20,6%), S-1 sebanyak 8 Hasil penelitian yang dilakukan di
responden (11,8%), dan D-III dan S-2 Puskesmas Ranomuut Kota Manado
masing-masing 1 responden (1,5%). didapati bahwa sebagian besar pekerjaan
responden adalah ibu rumah tangga yaitu
e-Journal Keperawatan (e-KP) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

sebanyak 34 responden (50,0%), diikuti yang kurang melakukan aktivitas fisik juga
wiraswasta sebanyak 15 responden (22,1%), cenderung mempunyai frekuensi denyut
pensiunan sebanyak 10 responden (14,7%), jantung yang lebih tinggi sehingga otot
PNS sebanyak 3 responden (4,4%), sisanya jantungnya harus bekerja lebih keras pada
buruh, supir, karyawan swasta masing- setiap kontraksi yang menyebabkan
masing sebanyak 2 responden (2,9%). peningkatan tekanan pada arteri.
Hasil penpilitian menunjukan bahwa Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan
sebagian besar responden bekerja sebagai Derajat Hipertensi
IRT. Perempuan yang tidak bekerja atau
hanya sebagai ibu rumah tangga beresiko Derajat n %
lebih tinggi menderita hipertensi hipertensi
dibandingkan dengan perempuan yang Pre-hipertensi 37 54,4
bekerja. Hal ini kemungkinan disebabkan Hipertensi 31 45,6
oleh kurangnya aktifitas yang dilakukan derajat 1
IRT. Dengan banyaknya kesibukan ibu Total 68 100,0
rumah tanggga mereka pun merasa tidak
punya waktu berolahraga yang Sumber: data primer (diolah tahun 2016)
menyebabkan Kurangnya aktifitas fisik Dari hasil penelitian yang dilakukan
sehingga berisiko menderita hipertensi di Puskesmas Ranomuut Kota Manado,
karena meningkatkan risiko kelebihan berat didapati bahwa sebagian besar klasifikasi
badan. tekanan darah responden berada pada pre
Orang yang kurang melakukan hipertensi yaitu sebanyak 37 responden
aktivitas fisik juga cenderung mempunyai (54,4%), dan sisanya hipertensi yaitu
frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi sebanyak 31 responden (45,6%). Hipertensi
sehingga otot jantungnya harus bekerja lebih adalah sebagai peningkatan tekanan darah
keras pada setiap kontraksi. Makin keras dan sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan
sering otot jantung harus memompa, makin diastolik sedikitnya 90 mmHg.
besar tekanan yang dibebankan pada arteri. Hipertensi jelas merusak organ
Peningkatan tekanan darah yang disebabkan tubuh, seperti jantung, ginjal otak, mata,
oleh aktivitas yang kurang akan serta organ tubuh lainnya, tetapi karena
menyebabkan terjadinya komplikasi seperti tidak ada gejala yang pasti bagi penderita
penyakit jantung koroner, gangguan fungsi hipertensi sehingga pasien hipertensi
ginjal, stroke (Anggara & Prayitno, 2013). cenderung membiarkan dan tidak
Hasil ini sesuai dengan penelitian mengontrol hipertensi. Itulah yang
yang dilakukan oleh Hairitama, dkk (2011) menyebabkan hipertensi disebut sebagai
dengan Judul Penelitian Kapatuhan Lansia pembunuh yang tidak terlihat atau silent
Penderita Hipertensi Dalam Pemenuhan diet killer (Susilo & Wulandari, 2010). Menurut
Hipertensi dimana sebagian besar responden JNC VII, klasifikasi tekanan darah pada
merupakan ibu rumah tangga (31,7%). Dari orang dewasa terbagi menjadi kelompok
hasil tersebut penulis berasumsi bahwa normal, prehipertensi, hipertensi derajat 1
pekerjaan tertentu seperti IRT memiliki dan derajat 2.
pengaruh terhadap hipertensi dikarenakan Data menunjukan hampir 90%
kurang aktifitas fisik sehingga dapat penderita hipertensi tidak diketahui
meningkatkan risiko menderita hipertensi penyebabnya, namun para ahli telah
selain itu zaman modern seperti ini banyak mengungkapkan, bahwa terdapat dua faktor
kegiatan dapat dilakukan dengan cepat dan yang memudahkan seseorang terkena
praktis sehingga secara otomatis tubuh tidak hipertensi, yakni faktor yang tidak dapat
banyak bergerak sehingga meningkatkan dikontrol dan faktor yang dapat dikontrol.
risiko kelebihan berat badan. Seseorang Beberapa faktor resiko yang tidak dapat
e-Journal Keperawatan (e-KP) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

dikontrol seperti genetik, usia, jenis tentang pengaruh dukungan keluarga


kelamin, dan ras sedangkan faktor resiko terhadap kepatuhan menjalankan
yang dapat dikontrol berupa gaya hidup pengobatan pada pasien hipertensi di
seperti obesitas, kurang aktifitas stres dan puskesmas indrapura kabupaten batu bara,
konsumsi makanan (Rawasia, 2014). Kunci yang menunjukan bahwa ada hubungan
utama untuk terbebas dari hipertensi adalah antara dukungan keluarga dengan kepatuhan
mengontrol faktor resiko hipertensi dan menjalankan pengobatan.
mengikuti hidup sehat dan pola makan sehat Dukungan keluarga adalah suatu
(Susilo & Wulandari, 2010). bentuk perilaku melayani yang dilakukan
Hasil penelitian ini sejalan dengan oleh keluarga baik dalam bentuk dukungan
penelitian yang dilakukan oleh Bahri (2016) emosional, penghargaan/penilaian,
tentang hubungan antara konsumsi rokok informasional dan instrumental (Fridman,
elektrik dan kejadian hipertensi pada 1998 dalam setiadi, 2008). (sigit, 2005
kelompok pecinta burung kenari di dalam sinaga, 2015) mengemukakan
Sawojajar Malang didapati bahwa sebagian keluarga merupakan tempat yang aman dan
besar repsonden berada pada klasifikasi pre damai untuk membantu pemulihan dari
hipertensi yaitu sebesar 40,6 %. Dari hasil penyakit. Hal ini terjadi karena seseorang
ini penulis berasumsi bahwa sebagian besar tidak mungkin memenuhi kebutuhan fisik
responden berada pada klasifikasi pre maupun psikologis sendirian. Individu
hipertensi dikarenakan sebagian besar membutuhkan dukungan social dimana
responden berpendidikan tinggi (SMA-S3), salah satunya berasal dari keluarga.
memiliki dukugan keluarga yang tinggi Keluarga merupakan suatu sistem,
sehingga responden dan keluarga mampu sebagai system keluarga mempunyai
mengetahui tentang penyakitnya dan anggota yaitu ayah, ibu, kakak atau semua
bagaima cara mengontrol tekanan darahnya individu yang tinggal di dalam rumah.
secara rutin ke puskesmas dan mengikuti Masalah kesehatan yang dialami oleh salah
pola hidup sehat yang baik. satu anggota keluarga dapat mempengaruhi
anggota keluarga yang lain dan seluruh
system. Keluarga merupakan system
Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan pendukung yang vital bagi individu-
Skor Dukungan Keluarga individu (Sudiharto,2012).
Dukungan n % Keluarga berfungsi untuk
Keluarga mempertahankan keadaan kesehatan
anggota keluarganya agar tetap memiliki
Tinggi 39 57,4
produktifitas tinggi. Selain itu tugas
Rendah 29 42,6
keluarga dalam bidang kesehatan adalah
Total 68 100,0 kemampuan mengenal masalah kesehatan,
kemampuan mengambil keputusan untuk
Sumber: data primer (diolah tahun 2016) mengatasi masalah kesehatan, kemampuan
Hasil penelitian yang dilakukan di merawat anggota keluarga yang sakit,
Puskesmas Ranomuut Kota Manado kemampuan memodifikasi lingkungan
didapati bahwa sebagian besar responden untuk keluarga agar tetap sehat dan optimal,
memiliki skor dukungan keluarga yang tingi serta kemampuan memanfaatkan sarana
sebanyak 38 responden (55,9%), sisanya kesehatan yang tersedia di lingkunganya
rendah sebanyak 30 responeden (44,1%). (Setiadi, 2008).
Hal ini berarti sebagian besar keluarga Hasil penelitian ini sejalan dengan
memberikan dukungan yang baik dalam penelitian yang dilakukan oleh Lubis (2013)
merawat pasien hipertensi. tentang Pengaruh Dukungan Keluarga
Hasil penilitian ini sesuai dengan Terhadap Kepatuhan Menjalankan
penilitian Lubis (2013) yang meneliti Pengobatan Pada Pasien Hipertensi Di
e-Journal Keperawatan (e-KP) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

Puskesmas Indrapura Kabupaten Batu Bara keluarga dengan kepatuhan diit pada pasien
didapati dukungan keluarga baik sebanyak hipertensi di wilayah puskesmas galur 1
19 orang (46,3%). Dari hasil ini penulis kulon progo”. Hasil penilitian ini
berasumsi keluarga yang peduli akan menunjukan bahwa ada hubungan yang
anggota keluarganya yang menderita signifikan antara dukungan keluarga dengan
hipertensi, maka ia akan memperhatikan diit pada pasien hipertensi dengan nilai
pemberian makan, mengajak olahraga p=0,000(p<0,05).
bersama, menemani dan mengingatkan
untuk rutin dalam memeriksakan tekana (Friedman, 2010) mengemukakan
darah. Dukungan yang diberikan oleh bahwa keluarga adalah sumber utama
anggota keluarga menunjukan perhatian dan konsep sehat sakit dan perilaku sehat.
kepedulian keluarga sehingga pasien Penelitian di bidang kesehatan keluarga
hipertensi akan termotivasi untuk menjalani secara jelas menunjukan bahwa keluarga
pengobatan dengan baik dan benar (Lubis, berpengaruh besar terhadap kesehatan fisik
2013). anggota keluarga dan sebaliknya disfungsi
Tabel 8 hubungan antara dukungan keluarga dapat menyebabkan tidak efektif
keluarga dengan derajat hipertensi menjalani terapi, pola makan yang pada
akhirnya terjadi gangguan pada anggota
Keterangan Korelasi Rank keluarga. Banyak penilitian, seperti yang
Spearman digambarkan dalam sebuah tinjauan pustaka
(Ross dkk dalam Friedman, 2010),
rs p value menunjukan pengaruh kuat keluarga
Hubungan terhadap kesehatan. Dalam tinjauan ini
antara ditemukan bahwa terdapat tiga faktor yang
dukungan menjelaskan hubungan sebab akibat antara
-0,601 0,000 keluarga dengan penyakit salah satunya
keluarga
dengan derajat adalah dukungan keluarga.
hipertensi
(Sigit, 2005 dalam sinaga, 2015)
Sumber: data primer (diolah tahun 2016) mengemukakan keluarga merupakan tempat
Berdasarkan hasil penelitian yang yang aman dan damai untuk membantu
telah dilakukan peneliti di Puskesmas pemulihan dari penyakit. Hal ini terjadi
Ranomuut Kota Manado diperoleh data dan karena seseorang tidak mungkin memenuhi
dilakukan uji statistik. Dari hasil uji statistik kebutuhan fisik maupun psikologis
yang telah dilakukan di peroleh nilai ρ-value sendirian. Individu membutuhkan dukungan
< 0,05. sosial dimana salah satunya berasal dari
Dari hasil penelitian ini dapat dilihat keluarga.
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan Banyak orang yang sudah
antara responden yang memiliki dukungan meninggalkan budaya makan di Indonesia
keluarga yang tinggi dan responden yang seperti meninggalkan makanan tradisional
memiliki dukungan keluarga yang rendah dan beralih ke makanan siap saji dan kaya
dimana responden yang memiliki dukungan lemak, yang ternyata tidak sehat serta
keluarga yang tinggi cenderung memiliki miskin kandungan gizi dibandingkan
derajat hipertensi yang rendah. Sebaliknya makanan tradisional yang kita miliki. Ini
responden yang memiliki dukungan yang mengakibatkan berbagai penyakit
keluarga yang rendah cenderung memiliki metabolik seperti hipertensi mulai
derajat hipertensi yang tinggi. meningkat hal ini ditandai dengan data dari
Hasil penilitian ini sejalan dengan RISKESDAS 2013 yang menyatakan
penilitian yang dilakukan Lestari (2011) prevalensi hipertensi tertinggi di Provinsi
yang berjudul “ hubungan antara dukungan Bangka Belitung sebesar 30,9% dan yang
e-Journal Keperawatan (e-KP) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

terendah di Provinsi Papua sebesar 16,8%, agar tetap sehat optimal, serta kemampuan
data ini menunjukkan bahwa budaya makan memanfaatkan sarana kesehatan yang
sangat mempengaruhi kesehatan seseorang tersedia di lingkungannya. Apabila
dan keluarga dapat berperan dalam keluarga dapat melaksanakan tugas keluarga
menentukan budaya yang mendukung dalam bidang kesehatan dengan baik maka
kesehatan anggota keluarga seperti olahraga pasien hipertensi dapat mengontrol tekanan
teratur dan makan sayur dan menentukan darah dalam batas normal.
budaya yang bertentangan dengan kesehatan
seperti merokok dan minum alkohol. SIMPULAN
(Sudiharto, 2012). Dari hasil penilitian yang dilakukan
di puskesmas Ranomuut Kota Manado,
Berdasarkan keterangan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
dukungan keluarga sangat dibutuhkan oleh Sebagian besar memiliki dukungan keluarga
pasien hipertensi agar keadaan yang dialami yang tinggi; sebagian responden adalah
tidak semakin memburuk dan terhindar dari pasien pre hipertensI dan terdapat hubungan
komplikasi akibat hipertensi. Keluarga yang signifikan antara dukungan keluarga
dapat membantu pasien hipertensi antara dengan derajat hipertensi pada pasien
lain dalam mengatur pola makan yang sehat, hipertensi di puskesmas Ranomuut Kota
mengajak olahraga bersama, menemani dan Manado
mengingatkan untuk rutin dalam memeriksa
tekanan darah. DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, A. F (2011). Analisis Faktor-Faktor
Jadi, dukungan keluarga diperlukan Yang Mempengaruhi Kejadian
oleh pasien hipertensi yang membutuhkan Hiperensi Primer Di Desa Trunuh
perawatan dengan waktu yang lama dan Klaten Selatan. Jurnal Program Studi
terus-menerus (Ningrum, 2012). Hal ini Ilmu Keperawatan Stikes Aisyiyah.
didukung oleh banyak teori yang telah (Diakses Tanggal 18 januari 2017).
menjelaskan fungsi keluarga salah satu Anggara, F.H.D. & Prayatno, N.(2012).
dibidang kesehatan disitu telah dijelaskan Faktor-faktor Yang Berhubungan
bahwa apabila ada anggota keluarga yang Dengan Tekanan Darah Di Puskesmas
sakit maka keluarga harus segera Telaga Murni, Cikarang Barat Tahun
mengetahui masalah kesehatan, 2012. Jurnal Program Studi S1
memutuskan tindakan apa yang patut Kesehatan Masyarakat STIKES MH.
diberikan dan menggunakan fasilitas Thamrin (Diakses Tanggal 11 januari
kesehatan yang ada ( Setiadi, 2008). 2017).
Dari hasil penelitian ini, penulis Anggraini, A.D dkk. (2009). Faktor-faktor
berasumsi bahwa masalah yang terjadi pada Yang Berhubungan Dengan Kejadian
anggota keluarga karena tidak terpenuhinya Hipertensi Pada Pasien Yang Berobat
kebutuhan dasar manusia pada tingkat Di Poliklinik Dewasa Puskesmas
keluarga, yang disebut sebagai masalah Bakinang Periode Januari Sampai Juni
keperawatan keluarga, yang menyebabkan 2008. Jurnal Fakultas Kedokteran
masalah dalam keperawatan keluarga adalah Universitas Riau Pekanbaru. (Diakses
tidak optimalnya tugas keluarga dalam Tanggal 11 Januari 2017).
bidang kesehatan.
Bahri, S. (2016). Hubungan Antara
Tugas keluarga dalam bidang konsumsi Rokok Elektrik Dan
kesehatan adalah kemampuan mengenal Kejadian Hipertensi (Studi apada
masalah kesehatan, kemampuan merawat kelompok pecinta burung kenari di
anggota keluarga yang sakit, kemampuan sawojajar malang). Jurnal Program
memodifikasi lingkungan untuk keluarga studi ilmu keperawatan fakultas
e-Journal Keperawatan (e-KP) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

psikologi universitas Indonesia. Setiadi. (2008). Konsep & Proses


(Diakses Universitas Muhammadiyah Keperawatan Keluarga. EGC. Jakarta
Malang
Sinaga A. (2015). Hubungan Dukungan
Dewi, dkk. (2014). Faktor-Faktor Yang Keluarga Dengan Pencegahan
Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Desa
Hipertensi Primer Pada Masyarakat Sukamaju Wilayah UPTD Cikalong
Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Cimaung. Jurnal Stikes
Rumbai Pesisir Tahun2014. Santo Borromeus. (Diakses 29
(Diakses Tanggal 11 Januari 2017). Oktober 2016).
Hairitama, dkk. (2011). Kepatuhan Lansia Sudiharto (2012). Asuhan Keperawatan
Penderita Hipertensi Dalam Keluarga Dengan Pendekatan
Pemenuhan Diet Hipertensi (Diakses Keperawatan Transkultural, Jakarta:
Tanggal 19 September 2016). EGC
Lestari. (2011). Hubungan Antara Susilo, Y & Wulandari, A (2011). Cara Jitu
Dukungan Keluarga Dengan Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta:
Kepatuhan Diit Pada Pasien Graha Ilmu
Hipertensi Di Wilayah Puskesmas
Galur 1 Kulon Progo Tahun 2011. Widiyastuti, (2015). Hubungan Antara
(Diakses Tanggal 12 Januari 2017). Kualitas Tidur Lansia Dengan Tingkat
kekambuhan Pada Pasien Hipertensi
Lubis. (2013). Pengaruh Dukungan Di Klinik Dhanang Husada
Keluarga Terhadap Kepatuhan Sukoharjo. Skripsi Program Studi
Menjalankan Pengobatan Pada Pasien Keperawatan Stikes Kusuma Husada (
Hipertensi Di Puskesmas Indrapura diakses tanggal 11 Januari 2017)
Kabupaten Batu Bara. Skripsi
Fakultas Keperawatan Universitas Yenni, (2011). Hubungan dukungan
Sumatra Utara. keluarga dan karakteristik lansia
dengan kejadian stroke pada lansia
Ningrum, (2012). Hubungan Dukungan hipertensi di wilayah kerja puskesmas
Keluarga Dengan Perilaku Makan perkotaan bukittinggi Tesis Ilmu
Pada Pasien Hipertensi Di Wilayah Keperawatan Univeritas Indonesia.
Kerja Puskesmas Minggir Sleman (Diakses Tanggal 18 Januari 2017).
Yogyakarta (Diakses Tanggal 20
September 2016).
Rahayu, (2012). Faktor resiko hipertensi
pada masyarakat RW 01 srengseng
sawah, kecamatan jagakarsa kota
Jakarta selatan. (diakses tanggal 11
januari 2012),
Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar).( 2013).
Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Setiadi. (2013). Konsep dan praktik
penulisan riset keperawatan (ed 2).
Yogyakarta: Graha ilmu.

You might also like