You are on page 1of 10

Andini, Pramiarsih, Hermawan EDUCARE Vol. 17, No. 2, Des.

2019

Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik dalam Melukis Melalui Teknik Finger


Painting pada Pelajaran Seni Budaya

Mia Andini¹, Euis Eka Pramiarsih², Ludi Hermawan³


13
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Langlangbuana
2
Magister Manajemen, Program Pasca Sarjana, Universitas Langlangbuana

Article Info Abstract


This research is motivated by several problems in the subject
Keywords of Arts and Culture, namely the lack of creativity in painting low-
Creativity, Finger Painting grade students. This study aims to determine the increase in
Techniques painting creativity using Finger Painting Techniques I grade
066 SD Negeri Halimun Bandung. This research is quantitative
with the research design Quasi Experiment Design. This study
using two-class samples namely, Experimental Class and Control
Class with a total of 30 students in each class. The research
instrument was in the form of a Practice Test and then the results
of the Practice Test were assessed following the creativity
indicators and filled in the Teacher's Observation Sheet, the
Observation Sheet on the Finger Painting Technique that had
been Judged by Expert Lecturers in their fields. To find out the
improvement of the Finger Painting technique creativity of the
experimental class was analyzed using Paired-Sample T-Test
with the results of pretest 55.87 and posttest 80.93. Whereas to
see the difference in the increase in creativity using the Gain Test
between the experimental class and the control class obtained a
significant value (2-tailed) that is 0.004 <0.05 then H0 is
rejected, namely creativity in the experimental class is better than
the control class. The results of the data analysis obtained from
various tests can be seen that the significance value is more than
0.05 and the significance value of the Difference Test is less than
0.05. The results showed an increase in student creativity in doing
the art of painting with the technique of Finger Painting in art
and culture subjects in class I and there were differences in the
increase in creativity that occurred between the experimental class
and the conventional class.

Correspondence Author How to Cite


1
mia.andini3005@gmail.com Andini, M., Pramiarsih, E. K., Hermawan, L. (2019).
2
ekas2907@gmail.com Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Dalam Melukis
3
ludihermawan74@gmail.com Melalui Teknik Finger Painting Pada Pelajaran Seni
Budaya. Educare, Vol. 17, No. 2, Des. 2019, 109-118.

109
Andini, Pramiarsih, Hermawan EDUCARE Vol. 17, No. 2, Des. 2019

PENDAHULUAN intelektual peserta didik yang diekspresikan


melalui kegiatan berkesenian, sehingga
Latar Belakang kepekaan perasaan, keterampilan dan
Pendidikan merupakan salah satu kemampuan menerapkan teknologi dalam
kebutuhan yang sangat dibutuhkan bagi berkreasi melalui pameran dan pergelaran
semua manusia. Pendidikan merupakan karya seni.
salah satu usaha untuk meningkatkan Terdapat berbagai macam jenis seni
kualitas hidup seseorang. Pada dasarnya yang dipelajari di sekolah dasar yaitu Seni
pendidikan bertujuan untuk menjadikan Musik, Seni Rupa, Seni Tari, Seni
seorang manusia tersebut menjadi seseorang Drama/Teater, Seni Sastra. Pada umumnya
yang berpendidikan serta diharapkan seni yang sering dipelajari di Sekolah Dasar
pendidikan ini pun dapat dimanfaatkan yaitu seni rupa, seni rupa ini terbagi kedalam
untuk memajukan bangsa. Adapun menurut beberapa macam salah satunya seni dalam
UU No. 20 Tahun 2003, Pendidikan melukis. Melukis merupakan sebuah
merupakan usaha sadar dan terencana untuk kegiatan yang berguna untuk mencurahkan
mewujudkan suasana belajar dan proses ide, gagasan dan imajinasi yang dimiliki oleh
pembelajaran untuk peserta didik secara seseorang yang nantinya sebuah gagasan
aktif mengembangkan potensi untuk tersebut akan dituangkan ke dalam sebuah
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, media dua dimensi yang sudah disediakan.
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, Salah satu contoh media yang sering
akhlak mulia, serta keterampilan yang digunakan yaitu kanvas, papan, kertas, dan
diperlukan dirinya dan masyarakat, bangsa lain-lain. Dalam kegiatan melukis tersebut
dan negara. biasanya menonjolkan unsur estetika atau
Pendidikan Sekolah Dasar merupakan keindahan.
jenjang pendidikan yang paling mendasar Pada kenyataan dilapangan ketika
pada pendidikan formal dan berlangsung peneliti melakukan kegiatan Program
selama 6 tahun, dalam waktu yang tidak Pengalaman Lapangan (PPL), tidak semua
sebentar ini diharapkan terjadi pembentukan peserta didik memiliki minat yang tinggi
karakter yang baik pada peseta didik. Peserta untuk melakukan kegiatan melukis sehingga
didik Sekolah dasar memiliki rentang usia 7- peserta didik lebih sering menghasilkan
12 tahun. Di Sekolah Dasar terdapat suatu gambar yang sudah pernah dihasilkan
beberapa mata pelajaran dasar yang wajib oleh orang lain atau menjiplak hasil karya
dipelajari, salah satunya yaitu pendidikan yang sudah ada dan tidak menciptakan
Seni Budaya. Pendidikan Seni Budaya inovasi yang baru. Salah satu penyebab
merupakan satu mata pelajaran yang kurangnya kreativitas pada peserta didik
dituntut oleh kurikulum untuk diajarkan karena kebanyakan peserta didik masih malu
atau diberikan kepada peserta didik mulai untuk menyalurkan imajinasi yang
dari tingkat TK sampai dengan Perguruan dimilikinya kedalam sebuah media yang
Tinggi. ‘Menurut pendapat Soehardjo sudah disediakan. Adapun kebanyakan
(2005:2) bahwa pendidikan Seni adalah peserta didik merasa tidak bisa untuk
usaha sadar untuk mempersiapkan peserta melakukan kegiatan ini sehingga peserta
didik melalui bimbingan, pengajaran dan didik tidak percaya diri untuk
atau latihan agar menguasai kemampuan mengekspresikan kegiatan melukis ini ke
kesenian sesuai dengan peran yang harus dalam sebuah media yang sudah tersedia.
dimainkan’. Mata pelajaran Seni Budaya dan Jika masalah ini dibiarkan akan
Keterampilan ini dipelajari di Sekolah Dasar berakibat pada peserta didil yang kurang
dengan harapan peserta didik mampu kreatif dan hasil karya yang dihasilkan akan
mengembangkan kemampuan imajinatif- monoton. Dalam hal ini pun peserta didik

110
Andini, Pramiarsih, Hermawan EDUCARE Vol. 17, No. 2, Des. 2019

juga tidak dapat mengembangkan potensi sapuan tangan dan permainan warna media.
pada dirinya dan tidak bisa menggali apa saja Dalam kegiatan Finger Painting peserta
yang dimiliki oleh peserta didik tersebut. didik dapat mendapat pengalaman sebuah
Dikemukakan oleh Santrock (Dynna sensasi rabaan yang sangat mengasyikkan
Wahyu P.S., 2013: 5) yang mendefinisikan karena dalam kegiatan ini peserta didik akan
kreativitas sebagai kemampuan untuk langsung menyentuh cat dengan jarinya dan
berpikir dalam cara-cara yang baru dan tidak juga kegiatan ini memberikan kejutan yang
biasa serta menghasilkan pemecahan inspiratif. Variasi gerakan yang
masalah yang unik. Diperlukan berbagai cara dilakukannya akan melatih kemampuan
untuk mendorong terjadinya peningkatkan kognitif serta memperkuat dan melenturkan
kreativitas pada peserta didik seperti yang otot-otot motorik halus peserta didik.
dikemukakan oleh Rogers (Munandar, Dengan adanya permasalahan diatas,
2012:18) ‘Sumber kreativitas adalah maka digunakanlah teknik melukis dengan
kecenderungan mengaktualisasi diri, jari (Finger Painting). Teknik Finger
mewujudkan potensi, dorongan untuk Painting ini merupakan kegiatan yang dapat
berkembang dan menjadi matang, membantu peserta didik untuk
kecenderungan untuk mengekspresikan diri meningkatkan kreativitas dan sebagai ajang
dan mengaktifkan semua kemampuan untuk meningkatkan percaya diri pada
organisme’. peserta didik. Besar harapan dengan
Finger Painting merupakan salah satu menggunakan teknik finger painting
contoh seni yang dapat meningkatkan kreativitas peserta didik yang masih
kreativitas peserta didik yaitu seni melukis cenderung kurang dapat meningkat dalam
menggunakan jari. Finger painting adalah melakukan kegiatan melukis pada mata
kegiatan melukis menggunakan jari tangan pelajaran Seni Budaya dikelas 1 Sekolah
yang dapat mengembangkan kemampuan Dasar. Karena teknik ini dirasa cocok
motorik halus pada anak karena kegiatan ini dengan karakteristik peserta didik kelas
dapat melatih otot-otot tangan atau jari, rendah dan unik sehingga peserta didik
koordinasi otot dan mata. Menurut dapat menyalurkan imajinasinya sehingga
(Pamadhi, 2009:8:28) “Finger Painting, peserta didik dapat memiliki sifat kreatif dan
yaitu teknik melukis secara langsung tanpa akan menghasilkan suatu karya yang dapat
menggunakan bantuan alat, yakni seseorang berguna bagi kehidupan sehari-hari serta
mengganti kuas dengan jari-jari tangan memiliki nilai kreativitas yang tinggi.
secara langsung. Sedangkan teknik ini
dimanfaatkan dalam praktek melukis untuk Rumusan Masalah
peserta didik dengan bahan pewarna yang 1. Apakah Teknik Finger Painting dapat
memiliki harga terjangkau dengan campuran meningkatkan kreativitas peserta didik
lem cair. Caranya adalah mencampurkan dalam melakukan seni melukis pada
bahan pewarna dengan lem cair ke dalam mata pelajaran seni budaya di kelas I?
mangkok sejumlah warna yang dibutuhkan. 2. Apakah terdapat perbedaan
Selanjutnya, warna yang sudah bercampur peningkatan kreativitas pada kelas
secara sempurna dapat digunakan untuk eksperimen dan kelas konvensional?
melukiskan secara langsung”.
Karya lukis jari atau Finger Painting Tinjauan Pustaka
merupakan kegiatan yang mengutamakan Kreativitas atau creativity dicetuskan
penuangkan gagasan perasaannya bukan oleh Alfred North Whitehead, seorang
sekedar apa yang dilukis oleh peserta didik, matematikawan sekaligus filsuf asal Inggris
tetapi unsur visual yang harus menonjol yang pernah menggagas Teori Proses.
adalah kualitas goresan, tarikan garis atau Sebagai sebuah Proses, kreativitas

111
Andini, Pramiarsih, Hermawan EDUCARE Vol. 17, No. 2, Des. 2019

menunjukkan suatu daya di alam semesta kelancaran, untuk menghasilkan banyak


yang memungkinkan hadirnya entitas aktual gagasan secara cepat. Dalam kelancaran
yang baru berdasarkan entitas aktual-entitas berpikir, yang ditekankan adalah
aktual yang lain. Dengan kata lain, kuantitas, dan bukan kualitas.
kreativitas mengandung prinsip kebaruan 2. Flexibility (keluwesan), yaitu
alias novelty. kemampuan untuk menggunakan
Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam bermacam macam cara dalam mengatasi
Departemen Pendidikan Nasional 2005: masalah, kemampuan untuk
599), menjelaskan kreativitas adalah memproduksi sejumlah ide, jawaban-
kemampuan untuk mencipta, perihal jawaban atau pertanyaan-pertanyaan
berkreasi dan kekreatifan. Pendapat lain yang bervariasi, dapat melihat suatu
dikemukakan oleh Santrock (dalam Dynna masalah dari sudut pandang yang
Wahyu P.S., 2013: 5) yang mendefinisikan berbeda, mencari alternatif atau arah
kreativitas sebagai kemampuan untuk yang berbeda-beda, serta mampu
berpikir dalam cara-cara yang baru dan tidak menggunakan bermacam-macam
biasa serta menghasilkan pemecahan pendekatan atau cara pemikiran. Orang
masalah yang unik. yang kreatif adalah orang yang luwes
Clark Moustakis 1962 (dalam dalam berpikir. Mereka dengan mudah
Munandar 2012) menyatakan bahwa dapat meninggalkan cara berpikir lama
kreativitas adalah pengalaman dan menggantikannya dengan cara
mengekspresikan dan mengaktualisasikan berpikir yang baru.
identitas individu dalam bentuk terpadu 3. Originality (keaslian), yaitu kemampuan
dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan untuk mencetuskan gagasan unik atau
alam, dan dengan orang lain. asli.
Kreativitas sebagai suatu proses untuk 4. Elaborasi (keterperincian), adalah
menciptakan hal baru juga dikemukakan kemampuan untuk melakukan hal yang
oleh Meitasari (Dynna Wahyu P.S., 2013: detail dari suatu objek, gagasan atau
5), kreativitas adalah suatu proses adanya situasi sehingga menjadi lebih menarik.
sesuatu yang baru, apakah itu gagasan atau Sumanto dalam Utami Munandar
benda dalam bentuk atau rangkaian yang (2009: 31) mengemukakan ada empat
baru dihasilkan. Sedangkan menurut Utami manfaat kreativitas bagi anak usia dini, yaitu:
Munandar (1992:47) kreativitas adalah 1. Kreativitas untuk merealisasikan .
kemampuan untuk membuat kombinasi Perwujudan diri merupakan kebutuhan
baru, berdasarkan data, informasi, atau pokok pada manusia. Maka dari itu
unsur-unsur yang ada”. manusia akan menghasilkan sebuah
Setelah mengetahui beberapa pendapat produk atau karya agar dapat diakui oleh
para ahli mengenai pengertian kreativitas, orang lain.
maka peneliti dapat mengambil kesimpulan 2. Kreativitas untuk memecahkan suatu
bahwa kreativitas merupakan kemampuan masalah. Kemampuan berpikir kreatif
seseorang untuk menciptakan sesuatu yang merupakan sebuah kemampuan untuk
baru, hal baru tersebut berupa gagasan melihat berbagai macam penyeselaian
maupun sesuatu yang nyata berbentuk karya dari suatu masalah yang ada. Sehingga,
yang berguna bagi kehidupan sehari-hari kreativitas ini perlu distimulasi untuk
dengan mengembangkan unsur-unsur yang melatih peserta didik untuk melihat
ada. kemungkinan pemecahan masalah yang
Guilford (Munandar, 2009) dapat digunakan untuk menyelesaikan
mengemukakan ciri-ciri kreativitas: suatu masalah yang dihadapi oleh
1. Fluency (kelancaran), yaitu kesigapan, peserta didik tersebut melalui beberapa

112
Andini, Pramiarsih, Hermawan EDUCARE Vol. 17, No. 2, Des. 2019

kegiatan yang sangat menyenangkan. Painting”. Jenis kegiatan ini merupakan


3. Kreativitas untuk memuaskan diri . Pada suatu cara berkreasi di bidang datar dengan
dasarnya sebuah keberhasilan dalam bubur sebagai bahan pewarnanya dan jari
melakukan percobaan, eksplorasi, atau telapak tangan sebagai alatnya. Pada
penemuan, proses pembuatan, dan kegiatan ini pula, warna memegang peranan
berbagai upaya lain yang sudah yang sangat penting karena kemungkinan
dilakukan peserta didik akan keragaman goresan masih terbatas oleh
memberikan sebuah kepuasan tersendiri kemampuan gerak otot lengan mereka.
bagi peserta didik yang berperan. Dalam (Departemen Pendidikan dan
4. Kreativitas untuk meningkatkan kualitas Kebudayaan, 1979: 6-7) dijelaskan
hidup. Kualitas hidup seseorang akan bahwasanya Finger Painting sendiri
meningkat melalui proses kreatif. Hal merupakan sebuah kegiatan yang sangat baik
ini dapat dikatakan sebagai akibat yang untuk anak karena sesuai dengan
logis dari sebuah aktivitas yang perkembangan anak dimana jenis kegiatan
dilakukannya. Seseorang yang kreatif Finger Painting ini cocok untuk diberikan
selalu mempunyai ide baru yang dapat kepada anak-anak TK dan anak-anak SD
dikembangkan menjadi suatu hal yang kelas rendah.
dapat meningkatkan kualitas hidup dan Finger Painting adalah teknik melukis
kesejahteraan dalam hidupnya. secara langsung, tanpa menggunakan alat
Menurut Soedarsono Sp (2000:11) bantu seperti halnya kuas hanya
melukis adalah kegiatan olah medium dua menggunakan jari secara langsung. Teknik
dimensi atau permukaan datar dari objek ini merupakan teknik melukis yang langsung
tiga dimensi untuk mendapatkan kesan menggunakan pewarna dan jari tangan
tertentu, dengan melibatkan emosi, ekspresi, secara langsung tanpa menggunakan alat dan
dan gagasan pencipta secara menyeluruh. bahan lain (Pamadhi, 2008:3:35).
Sejalan dengan pendapat diatas, menurut Menurut Ayung Candra P (2009: 1)
Prasetyono (2007:107) melukis adalah menjelaskan bahwa Finger Painting
kegiatan yang sangat menyenangkan bagi merupakan suatu gerakan motoris yang
anak. Dalam kegiatan ini, anak bisa dengan global bagi anak dimana seluruh badan
bebas mengekspresikan jiwanya dalam seakan-akan ikut terlibat melakukan gerakan
bentuk coretan-coretan yang mungkin bagi itu, namun dalam proses kegiatannya, bukan
orang dewasa tidak memiliki arti. Tetapi saja aspek motorik yang dapat
bagi anak, coretan sekecil apapun mewakili dikembangkan melalui kegiatan Finger
imajinasinya yang ditranformasikan kedalam Painting.
coretan-coretan yang penuh makna dan arti. Sejalan dengan pendapat Witarsono
Setelah mengetahui beberapa pendapat (2009: 55) mengatakan bahwa Finger
para ahli mengenai pengertian melukis, Painting adalah melukis dengan jari, melatih
maka penulis dapat mengambil kesimpulan perkembangan imajinasi, memperhalus
bahwa kegiatan melukis merupakan kegiatan motorik halus dan mengarah bakat seni
yang dilakukan untuk menghasilkan suatu khususnya seni rupa. Finger painting adalah
gambar atau karya dengan menggunakan suatu istilah melukis dengan jari.
suatu alat yang digunakan untuk melakukan Sanggar Pusara (2010: 2) bahwa Finger
kegiatan melukis dengan melakukan Painting adalah teknik melukis
pencampuran berbagai warna. Media yang menggunakan jari dan tangan dengan cat air
digunakan dalam kegiatan ini sangat banyak tanpa menggunakan kuas. Sementara itu
misalnya: kanvas, kertas, papan, dll. Downs (2008: 37) menambahkan bahwa
Istilah ini melukis dengan jari Finger Painting merupakan alat bantu media
merupakan terjemahan dari “Finger untuk mengekspresikan seni dan

113
Andini, Pramiarsih, Hermawan EDUCARE Vol. 17, No. 2, Des. 2019

memberikan peluang bagi anak untuk dapat dicapai dengan memberi kertas
menuangkan ide-idenya secara bebas dan gambar berukuran A-1 agar anak puas
meningkatkan kepercayaan diri anak. mengeksplorasi dan berimajinasi
Beberapa pengertian Finger Painting bermacam-macam gerak jari tangan dan
yang dikemukakan oleh para ahli, penulis membuat beragam coretan atau sapuan
dapat mengambil kesimpulan bahwa teknik tangan dengan bentuk abstrak.
Finger Painting merupakan suatu teknik 3. Proses berpikir akan membantu anak
yang melukis dengan inovasi baru yang tidak lebih fokus dan membangkitkan daya
monoton yaitu, melukis dengan imajinasi/fantasi anak sehingga anak
menggunakan jari dengan cat air tanpa mampu merespon lebih cepat dan lancar
menggunakan kuas. Teknik melukis Finger sehingga dapat menghasilkan karya
Painting diharapkan dapat menggali potensi abstrak yang indah.
dan kreativitas yang tersembunyi dalam diri 4. Proses berkarya akan melibatkan
peserta didik. Sehingga peserta didik dapat kemampuan anak menguasai media.
menyalurkan imajinasinya melalui kegiatan Kelebihan melukis dengan jari menurut
melukis dengan jari (Finger Painting). (Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi, 2011:
Pamadhi (dalam Astria, 2015: 2) yang 3.35) yaitu:
menyatakan bahwa, beberapa manfaat 1. Bahan dan peralatan untuk Finger
melukis dengan jari ialah: Painting mudah didapatkan. Bahan dan
1. Sebagai media untuk mencurahkan peralatan Finger Painting antara lain;
perasaan, bubur warna dari adonan lem kayu
2. Sebagai alat bercerita (bahasa dicampur dengan pewarna makanan,
visual/bentuk), kertas gambar, kertas koran, dan air.
3. Berfungsi sebagai alat bermain, 2. Membantu melatih kemampuan
4. Dapat melatih ingatan, motorik halus anak karena melibatkan
5. Melukis dapat melatih berpikir aktivitas jari-jemari yang nantinya dapat
komprehensif (menyeluruh), dibutuhkan dalam segi akademis.
6. Dapat melatih keseimbangan,
7. Dapat melatih kreativitas, dan METODE PENELITIAN
8. Mengembangkan rasa kesetiakawanan Berdasarkan permasalahan yang telah
yang tinggi dan dapat melatih dirumuskan sebelumnya metode yang
koordinasi antara mata tangan. digunakan dalam penelitian adalah Metode
9. Dapat meluweskan jari jemari anak. Eksperimen atau biasa dikenal sebagai
Alat dan bahan yang digunakan untuk Metode Percobaan. Adapun menurut
finger painting tidak terlalu banyak dan Sugiyono (2008:107) penelitian eksperimen
rumit. Menurut Sumanto (2005: 54) bahan adalah metode penelitan yang digunakan
dan alat yang diperlukan antara lain kertas untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu
sebagai dasaran, bubur warna, koran bekas, terhadap yang lain dalam kondisi yang
kaleng berisi air untuk cuci tangan. terkendali. Dalam penelitian eksperimen
Menurut Pekerti (dalam Subekti, biasanya dibuat dua kelompok, yaitu
2013:20) menyatakan, langkah-langkah kelompok kontrol dan kelompok
Finger Painting adalah sebagai berikut. pembanding. Kepada kelompok kontrol
1. Proses Finger Painting dengan tema akan diberikan treatment atau stimulus
abstrak diawali dengan memberi tertentu sesuai dengan tujuan penelitian.
stimulus untuk membangkitkan minat Hasil dari reaksi kedua kelompok itu yang
dan rasa ingin tahu anak mengenai akan diperbandingkan. Penelitian ini
materi baru yang akan dipelajarinya. bertujuan untuk memperoleh gambaran
2. Proses merasakan atau menghayati tentang kreativitas melukis peserta didik

114
Andini, Pramiarsih, Hermawan EDUCARE Vol. 17, No. 2, Des. 2019

kelas rendah dengan menggunakan kegiatan dan kelas I-C SD Negeri 066 Halimun
Finger painting di SD Negeri 066 Halimun Bandung sebagai kelas kontrol. Penelitian
Bandung. Pada penelitian kali ini ini dilaksanakan untuk mengetahui
diharapkan dapat memberikan dampak yang peningkatan kreativitas dalam melakukan
baik bagi peserta didik dan lebih utamanya kegiatan melukis dengan menggunakan
dapat meningkatkan kreativitas pada peserta Teknik Finger Painting di Sekolah Dasar.
didik kelas rendah dengan menggunakan Pada tahap awal pembelajaran, peneliti
kegiatan Finger Painting. memberikan LKPD Pretest untuk
Sifat penelitian yang dilakukan pada mengetahui sejauh mana kreativitas peserta
penelitian ini bersifat penelitian kuantitatif. didik dalam melukis. Kemudian pada tahap
Penelitian kuantitatif merupakan penelitian selanjutnya, peserta didik akan diberikan
yang melibatkan angka, dan dilakukan materi dan cara melukis yang baik dan benar.
berbagai macam pengukuran terhadap Kelas eksperimen dengan menggunakan
variabel penelitian untuk kemudian Teknik Finger Painting sedangkan kelas
dilakukan analisis data dan uji hipotesis kontrol menggunakan metode konvensional.
menggunakan statistik. Pada tahap yang terakhir, peneliti akan
Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan memberikan LKPD posttest pada peserta
di SD Negeri 066 Halimun yang terletak di didik untuk mengetahui hasil dari proses
Jalan Halimun Nomor 46 Bandung. pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Penelitian ini akan dilaksanakan pada
semester ganjil yaitu dimulai pada bulan Juli Pembahasan Hasil Penelitian
dan akan dilaksanakan secara bertahap. Dari hasil penelitian yang telah
Pada penelitian ini, data dikumpulkan dilakukan pada kelas eksperimen maupun
dengan menggunakan teknik observasi dan kelas kontrol mengalami peningkatan dari
teknik tes (Pre-test & Post-test). Dengan awal kegiatan hingga akhir kegiatan, akan
menggunakan teknik ini diharapkan data tetapi kelas eksperimen dengan
yang diperoleh dapat mengungkap perihal menggunakan teknik Finger Painting
peningkatan kreativitas melukis peserta mengalami peningkatan kreativitas yang
didik dengan menggunakan teknik finger cukup signifikan dibandingkan kelas kontrol
painting sehingga data yang diperoleh dapat yang tidak dilakukan treatment dalam
diakui kebenarannya. pembelajarannya. Ketika penelitian
berlangsung di kelas eksperimen terjadi
HASIL DAN PEMBAHASAN kesigapan peserta didik untuk menemukan
ide dalam melukis, kemudian ada pula
Hasil Penelitian beberapa peserta didik yang mampu
Data yang diperoleh setelah melakukan melakukan hal-hal yang detail terhadap
penelitian akan diolah dengan menggunakan suatu objek yang akan dilukis dan ada pun
software Statistical Product and Service sebagian perserta didik mampu untuk
Solutions (SPSS) 22 for Windows. Data membuat gambar lukisan yang unik. Hasil
tersebut berupa jawaban yang akan mejawab rata-rata yang dihasilkan pada kelas
beberapa pertanyaan yang berada di rumusan eksperimen yaitu pretest sebesar 55,87 dan
masalah. Penelitian ini dilaksanakan di SD posttest sebesar 80,93. Untuk menentukan
Negeri 066 Halimun Bandung yang terletak hasil tersebut signifikan atau tidak
di Jalan Halimun Nomor 46 Bandung. digunakanlah SPSS 22 kemudian diperoleh
Dalam penelitian ini subyek yang diambil nilai signifikan (2-tailed) yaitu 0,000 < 0,05
oleh peneliti terdiri dari dua kelas yang maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dari
terdiri dari kelas I-A SD Negeri 066 hasil nilai yang diperoleh maka dapat
Halimun Bandung sebagai kelas eksperimen disimpulkan bahwa terdapat peningkatan

115
Andini, Pramiarsih, Hermawan EDUCARE Vol. 17, No. 2, Des. 2019

kreativitas melukis peserta didik dengan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
menggunakan teknik Finger Painting di 1. Terjadi peningkatan kreativitas peserta
kelas eksperimen. Dimana hasil posttest didik dalam melakukan seni melukis
kelas eksperimen dengan menggunakan dengan teknik Finger Painting pada
teknik finger painting memiliki nilai yang mata pelajaran seni budaya di kelas I.
lebih besar dibandingkan hasil pretest kelas Peningkatan Kreativitas ini dapat
eksperimen sebelum diberikan treatment dilihat dari hasil pretest sebelum
menggunakan teknik finger painting. diberikan treatment dan sesudah
Perbandingan antara kelas eksperimen diberikan treatment dengan melihat
dan kelas kontrol dilakukan untuk hasil posttest kelas eksperimen yang
mengetahui perbedaan peningkatan memiliki peningkatan yang signifikan.
kreativitas yang terjadi antara kelas 2. Terdapat perbedaan peningkatan
eksperimen yang memakai treatment kreativitas yang terjadi antara kelas
dengan menggunakan teknik Finger eksperimen dan kelas konvensional.
Painting dengan kelas kontrol yang Dengan menggunakan uji statistik
memakai metode pembelajaran dapat terlihat bahwa kreativitas Teknik
konvensional. Pada penelitian dikelas Finger Painting mengalami
eksperimen peserta didik mengalami peningkatan, dapat dibuktikan dengan
kelancaran dalam menemukan ide untuk hasil rata-rata nilai pretest di kelas
melukis selain itu peserta didik mampu eksperimen setelah diberikan treatment
mencari ide yang unik dan membuat lukisan hasil rata-rata posttest dikelas
yang detail. Berbeda dengan kelas kontrol, eksperimen meningkat. Perbedaan yang
peserta didik mengalami kesulitan terjadi dikelas kontrol dengan
menemukan ide untuk melukis yang unik menggunakan metode konvensional
dan adapun beberapa peserta didik di kelas memiliki rata-rata pretest dan posttest
kontrol mengalami kesulitan untuk melukis yang lebih kecil dari rata-rata nilai
objek secara detail. Selain melihat dari aspek pretest dan posttest kelas eksperimen.
indikator kreativitas dalam hal ini dapat Dengan melihat hasil rata-rata nilai
dilihat dari hasil uji kreativitas melukis pretest dan posttest antara kelas
peserta didik pada kelas eksperimen dan eksperimen dan kelas kontrol
kelas kontrol, uji statistik dilakukan dengan membuktikan bahwa peserta didik yang
menggunakan SPSS 22. Dengan ini melukis dengan Teknik Finger Painting
diperoleh nilai signifikan (2-tailed) yaitu mengalami peningkatan kreativitas
0,004 < 0,05 maka H0 ditolak H1 diterima. yang signifikan. Maka dapat
Dengan hasil uji statistik tersebut maka disimpulkan terdapat perbedaan
dapat di ambil kesimpulan bahwa peningkatan kreativitas peserta didik di
peningkatan rata-rata kreativitas melukis kelas eksperimen dengan menggunakan
peserta didik dengan menggunakan teknik Teknik Finger Painting dengan peserta
Finger Painting pada kelas eksperimen lebih didik kelas kontrol yang memakai
baik dari pada kelas kontrol yang metode konvensional.
menggunakan metode konvensional. Dari dua pernyataan diatas, maka dapat
ditarik kesimpulan Terdapat Peningkatan
KESIMPULAN Kreativitas Peserta didik Dalam melukis
Setelah melakukan penelitian untuk melalui Teknik Finger Painting pada mata
Meningkatkan Kreativitas Peserta didik pelajaran Seni Budaya yang dilakukan di
Dalam Melukis Melalui Teknik Finger kelas I Sekolah Dasar.
Painting Pada Pelajaran Seni Budaya yang
dilakukan di kelas I Sekolah Dasar, maka

116
Andini, Pramiarsih, Hermawan EDUCARE Vol. 17, No. 2, Des. 2019

REFERENSI Jogjakarta.
Arikunto, S. (2005). Dasar-dasar Evaluasi Rachmawati, Y & Kurniati. (2011). Strategi
Pendidikan Jakarta: Bumi Aksara. Pengembangan Kreativitas pada Anak
Arifin, Z. (2014). Evaluasi Pembelajaran, Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta:
Cetakan Ke-6, Bandung: PT. Remaja Kencana Prenada Media Group.
Rosdakarya Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran
Basuki & Hariyanto. (2015). Assesment Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Jakarta: Prenada Media Group.
Rosdakarya Soedarso S.P. (2000). Sejarah
Depdiknas. (2015). Kamus Besar Bahasa Perkembangan Seni Rupa Modern.
Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka. Jakarta: Studio Delapan Puluh
Downs, Cathy. (2008). Finger Painting It’s Enterprise bekerja sama dengan Badan
Not Just For Kids Anymore, Copyright Penerbit ISI Yogyakarta.
Carolina Parent. Suhardjo, A.J. (2005). Pendidikan Seni Dari
Ibnu, T & Suseno, H. (2017). Desain Konsep Sampai Program. Malang: Balai
Pengembangan Kurikulum 2013 di Kajian Seni dan Desain Universitas
Madrasah. Jakarta: Prenenda Media Malang.
Group. Sugiyono. (2018). Metode Penelitian
Jamaris, Martini. (2013). Orientasi Baru Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D,
dalam Psikologi Pendidikan. Ghalia Cetakan Ke-28, Bandung: Alfabeta.
Indonesia: Bogor. Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
Munandar, U. (1992). Mengembangkan Kombinasi (Mix Methods). Bandung:
Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Alfabeta.
Jakarta: Gramedia. Sumanto. (2005). Pengembangan
Munandar, U. (2009). Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak TK. Jakarta:
Kreativitas Anak Berbakat. (3th.ed) Dapartemen Pendidikan Nasional,
Jakarta: Rineka Cipta. Dirjen Pendidikan Tinggi Direktorat
Munandar, U. (2012). Pengembangan Pembinaan Pendidikan Tenaga
Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT. Kependidikan dan Ketenagaan
Rineka Cipta. Pendidikan Tinggi.
Nana Syaodih Sukmadinata. (2010). Sobandi, B. (2008). Model Pembelajaran
Metode Penelitian Pendidikan. Kritik dan Apresiasi Seni Rupa. Solo:
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Sudjana, N. & Ibrahim. (2004). Penelitian Suyanto S. (2005). Dasar-Dasar Pendidikan
dan Penilaian Pendidikan. Cetakan Ke- Anak Usia Dini. Yogyakarta: Hikayat.
3. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Astria, N. (2015). Penerapan Metode
Pamadhi, H. (2008). Didaktik Metodik di Bermain Melalui Kegiatan Finger
Taman Kanak-kanak. Jakarta: Penerbit Painting Untuk Meningkatkan
Universitas Terbuka. Kemampuan Motorik Halus. E-Journal
Pamadi, H & Sukardi S, Evan. (2011). Seni PG PAUD Universitas Ganesha,
Keterampilan Anak. Jakarta: Univeritas Volume 3, 11 Halaman.
Terbuka. Ayung Candra P. (2009). Penerapan
Partemen Pendidikan dan Kebudayaan Pembelajaran Finger Painting sebagai
(1979). Pendidikan Kesenian Seni Rupa Suatu Proses Kreatif Peserta didik dalam
Program Spealisasi I. Jakarta: Menggambar dan Mewarnai TK
Depdikbud. Halimah 05 Banjararum Malang.
Prasetyono. (2007). Membedah Psikologi Skripsi. Malang: Universitas
Bermain Anak. Jogjakarta: Think Muhammadiyah Malang.

117
Andini, Pramiarsih, Hermawan EDUCARE Vol. 17, No. 2, Des. 2019

Dynna Wahyu, P.S. (2013). Pengaruh


Bermain Plastisin Terhadap Kreativitas
Anak Usia 5-6 Tahun Ditinjau dari
Bermain Secara Individu dan
Kelompok. [Online]. Tersedia. Jurnal
Psikologi Pendidikan dan
Perkembangan Vol. 2 No. 3 Desember
2013.
Subekti, Eny Sri. 2013. Upaya
Meningkatkan Perkembangan Motorik
Halus Melalui Kegiatan Finger Painting
Pada kelompok A TK PGRI 69 Kec
Genuk Semarang Tahun Ajaran
2012/2013. [Online]. Tersedia.
http://library.ikippgrismg.ac.id/docfiles
/fulltext/a5b5aa53140277c9.pdf.

118

You might also like