You are on page 1of 13

KONSELING BAGI ANAK BERBAKAT AKADEMIK

Rochmat Wahab
(FIP Universitas Negeri Yogyakarta, email: rochmat_wb@uny.ac.id)

Abstract: Counseling for the Academically Gifted Children. The number of


academically gifted children is quite high distributed in all areas. The academically
gifted children will be benefecial for themselves and other people, if they can
develop optimally. There are many academically gifted children who are succesful
in their life; however we can find some who are in difficulty. They need counseling
services. There are some important issues in counseling, especially for the
academically gifted children, such as: (1) divergent thinker, (2) excitability, (3)
sensitivity, (4) perceptiveness, (5) entelechy. (6) self-concept, (7) counseling with
parents, and (8) underachievement. To help them face important issues, social-
personal counseling, academic counseling, and career counseling are necessary.
These three counseling approaches can be conducted simultaneously, depending
on their needs. The models and strategies of counseling for the academically gifted
children are therapeutic, preventive, and developmental models. The choice of
models is strongely determined by the need of effective counseling, in order to
achieve the optimal result. To establish the effective counseling, it is necessary that
counseling services should be conducted by professional counselors.

Keywords: counseling, academically gifted children

PENDAHULUAN berhasilan itu tidak hanya disebabkan


Secara statistik, jumlah anak ber- oleh persoalan kompleks yang dihadapi
bakat akademik (ABA) cukup besar di bangsa Indonesia, melainkan juga sis-
Indonesia. Di antara mereka, ada yang tem pendidikan yang diterapkan belum
telah berhasil mewujudkan potensi banyak memberikan fasilitas bagi per-
yang dimiliki sehingga dapat berpres- kembangan anak berbakat tersebut.
tasi optimal, namun sebagian besar cen- Di sisi lain, arus globalisasi sangat
derung belum berprestasi. Hal ini di- menghendaki kemampuan kompetitif
tunjukkan melalui penampilan sejum- dalam berbagai hal di antara setiap
lah anak SD, SMP, SMA, bahkan maha- warga Indonesia. Untuk dapat meng-
siswa di antara sejumlah PT dengan antarkan bangsa Indonesia di masa de-
prestasi secara menakjubkan yang tidak pan yang lebih prospektif dan mampu
hanya pada tingkat nasional, melainkan bersaing secara terbuka, diperlukan
juga pada tingkat internasional. Jika di- sistem pendidikan yang mampu mem-
cermati lebih jauh, terlihat bahwa jum- bangun keunggulan (excellence). Untuk
lah anak yang berprestasi masih jauh membangun keunggulan tersebut, bang-
dari angka yang seharusnya. Kekurang- sa Indonesia bertumpu pada individu-

1
2

individu yang memiliki potensi dan jut untuk bidang tertentu; (3) mampu me-
prestasi cemerlang, yang salah satu di nerapkan konsep-konsep dari bidang
antaranya adalah ABA. tertentu ke kegiatan-kegiatan dalam bi-
Hingga kini, berbagai upaya telah dang lainnya; (4) adanya keinginan un-
dilakukan dalam membangun keung- tuk mencurahkan sebagian besar waktu
gulan, di antaranya melakukan refor- dan usahanya untuk mencapai standar
masi hukum di bidang pendidikan, yang tinggi dalam suatu bidang aka-
manajemen pendidikan, proses pembe- demik tertentu; (5) adanya kemampuan
lajaran, kurikulum, dan sistem evaluasi. kompetitif dalam bidang akademik ter-
Namun, pada kenyataannya, semua tentu dan motivasi untuk berbuat yang
upaya reformasi di bidang pendidikan terbaik; (6) kemampuan belajar cepat
belum menampakkan hasil yang meng- dalam bidang studi tertentu; dan (7)
gembirakan. Salah satunya adalah ki- memiliki keajegan dan dikendalikan
nerja Bimbingan dan Konseling (BK) oleh tujuan dalam bidang tertentu.
belum mampu menampilkan prestasi Karakteristik-karakteristik tersebut
yang membanggakan terutama dalam berkonsekuensi pada kebutuhan-kebu-
memberikan pelayanan bagi anak ber- tuhannya. Kitano and Kirby (1986) men-
bakat akademik. Anak berbakat akade- jelaskan bahwa kebutuhan-kebutuhan
mik tidak hanya membutuhkan layan- yang perlu dipenuhi, di antaranya: (1)
an BK untuk pengembangan potensi- mendapatkan kesempatan untuk mem-
nya, melainkan juga untuk mengatasi peroleh kompetensi fundamental, per-
persoalan yang dimilikinya. bendaharaan teknis dan pengetahuan
Berdasarkan pengalaman negara- lanjut dari suatu bidang yang dimiliki;
negara maju, termasuk Amerika Seri- (2) berinteraksi dengan para pemimpin
kat, layanan BK merupakan suatu jan- dalam bidangnya; (3) menerapkan pe-
tung proses pendidikan yang ternyata ngetahuan untuk penyelesaian masalah
mampu menunjukkan kontribusinya yang mutakhir; (4) mengkomunikasi-
dalam mengakselerasi kemajuan pendi- kan pengetahuan; dan (5) mengembang-
dikan yang pada gilirannya mampu kan kemampuan dalam bidang aka-
membangun keunggulan. demik dan sosial lainnya.
Jika dikaitkan dengan kepentingan
KARAKTERISTIK ANAK BERBAKAT konseling, VanTassel-Baska (1998) me-
AKADEMIK negaskan bahwa karakteristik ABA da-
ABA pada hakikatnya dapat di- pat dikelompokkan menjadi: (1) kluster
kenali melalui pemahaman tentang ka- pertama, aspek personal-sosial: anak ber-
rakteristik kebutuhannya. Kitano and bakat cenderung memiliki sensistivitas
Kirby (1986) menegaskan bahwa karak- yang tinggi, rasa keadilan, dan perfek-
teristik ABA di antaranya: (1) memiliki sionisme; (2) kluster kedua, aspek
rentangan perhatian yang lama dikait- akademik: anak berbakat cenderung me-
kan dengan bidang akademik tertentu; nunjukkan kemampuannya dalam me-
(2) memiliki pemahaman konsep, me- manipulasi sistem simbul yang abstrak,
tode, dan terminologi pada tingkat lan- kecepatan retensi yang tinggi, kecepat-

Cakrawala Pendidikan, Februari 2010, Th. XXIX, No. 1


3

an belajar dan menguasai lingkungan; dapat diwujudkan melalui layanan kon-


dan (3) kluster ketiga, aspek karir: anak seling.
berbakat cenderung memiliki kemam- Perlunya konseling bagi ABA juga
puan melakukan beberapa hal dengan diperkuat oleh Silverman (1993) melalui
baik (multipotensialitas), minat yang pendapatnya bahwa konseling sangat
bervariasi dan beragam, dan lokus kon- diperlukan untuk membantu anak ber-
trol internal yang tinggi (kemandirian). bakat akademik dalam mengatasi sikap
Variasi dan penonjolan sifat dan ke- masyarakat, di samping membantu me-
mampuan ABA sangat dipengaruhi reka untuk mencari jalan keluar terha-
oleh kondisi dan lingkungan yang me- dap sistem pendidikan yang tidak di-
lingkupinya. rancang untuk mengoptimalkan kema-
juannya. Dengan demikian, konselor di-
PENTINGNYA KONSELING BAGI harapkan mampu memberikan bantuan
ANAK BERBAKAT emosional bagi ABA dan guru, bahkan
Banyak karakteristik yang dimiliki orang tuanya untuk melakukan modi-
anak berbakat. Namun, beberapa ka- fikasi kurikuler dan strategi layanan
rakteristik anak yang menyangkut sen- konseling sehingga sesuai dengan po-
sitivitas yang tinggi, idealis, dorongan tensi dan kebutuhan ABA.
yang tinggi untuk unggul, dan rasa
keadilan yang sangat tinggi sungguh ISU KONSELING BAGI ANAK BER-
berkonsekuensi terhadap sejumlah ma- BAKAT
salah. Silverman (Van Tassel-Baska, Berdasarkan karakteristik ABA ada
2001) mengemukakan sejumlah masa- sejumlah isu pokok yang terkait dengan
lah, di antaranya: (1) kebingungan ten- khidupan anak berbakat. Whitesell
tang makna keberbakatan; (2) perasaan (1990) menegaskan bahwa ada lima isu
akan perbedaan; (3) perasaan akan ke- utama dalam layanan konseling bagi
tidaktepatan; (4) kritik terhadap diri anak berbakat, yaitu sebagai berikut.
sendiri; (5) tingkat konflik internal yang Pertama, pemikir yang divergen:
meningkat; (6) kurangnya pemahaman anak berbakat cenderung jujur tentang
diri dari orang lain; (7) harapan dari kompleksitas isu, menekankan pada ke-
orang lain yang tidak realistik; dan (8) inginan yang kuat untuk memahami,
hostility orang lain terhadap kemampu- memperoleh bantuan membangun pe-
an anak berbakat. rasaan diri yang lebih kuat, memper-
Persoalan-persoalan inilah yang me- oleh bantuan untuk belajar mendengar
nyebabkan pentingnya program kon- terhadap suatu keadaan yang terfokus,
seling di sekolah. Di samping itu, ber- dan membutuhkan dorongan untuk
dasarkan potensi yang dimiliki anak membuat hubungan yang positif.
berbakat, maka untuk perkembangan Kedua, excitability: anak berbakat
anak secara optimal sangat diperlukan akademik membutuhkan kemampuan
fasilitasi dan bimbingan orang dewasa self-regulation dan self-control, dalam
lainnya yang secara profesional yang rangka memelihara tingkat dorongan
berbuat yang nyaman, menemukan ke-

Konseling bagi Anak Berbakat Akademik


4

puasan terhadap upaya-upaya yang berbakat. Self-concept dipandang seba-


kreatif dan yang bernuansa intelektual. gai suatu struktur kognitif yang kuat
Ketiga, sensitivity: anak berbakat aka- yang mampu memediasi interpretasi
demik memiliki kebutuhan untuk tahu, dan respons terhadap kejadian dan pe-
berkenaan dengan orang yang, misal- rilaku yang diarahkan kepada indvidu.
nya, tidak bertanggung jawab akan se- Dengan kata lain, self concept mencakup
suatu, mengapa seseorang itu memberi- persepsi diri dan evaluasi diri. Bagi
kan sesuatu kepadanya, saat ketika pem- ABA, yang penting adalah academic and
beriannya tidak dapat diterima, bagai- social self-concept.
mana menerima suatu hadiah dari Kedua, counseling with parents sa-
orang lain, menentukan hambatan akan ngat diperlukan karena tidak semua
perasaan, dan bagaimana menentukan orangtua memiliki informasi yang cu-
jarak dirinya dengan orang lain secara kup tentang perkembangan kebutuhan
fisik atau mental. pengembangan ABA. Untuk membantu
Keempat, perseptiveness: anak ber- ABA berkembang optimal, sangat di-
bakat akademik belajar kapan/bagaima- perlukan dukungan dari orangtua, baik
namempercayai persepsinya sendiri, ba- berkenanaan dengan pemenuhan kebu-
gaimana menjadi dapat dipercaya, be- tuhan emosional, stimulasi intelektual,
lajar menghadapi perbedaan pendapat, maupun pengalaman edukasional.
belajar menghargai perasaan orang lain, Ketiga, underachievement merupa-
dan mencoba untuk menjadi pengamat kan salah satu isu konseling yang sa-
orang lain atau bermain peran. ngat penting mendapat perhatian, ka-
Kelima, entelechy: anak berbakat aka- rena mengabaikan anak underachieve-
demik secara positif menunjukkan ko- ment berdampak kurang positif dan me-
mitmen secara intens kepada orang- rugikan sekali terhadap ABA. Untuk
orang lain dan ide-ideanya, simpatik, mengahadapi ABA yang underachieve-
empatik, dan terlibat dalam penyebab- ment sangat diperlukan pendekatan ter-
penyebab yang bersifat lokal atau glo- hadap guru dan orang tua.
bal. Jika memperhatikan isu-isu terse-
Sebaliknya, yang bersifat negatif but, sungguh kompleks persoalan anak
ABA cenderung menunjukkan ganggu- berbakat akademik sehingga kebutuhan
an personal dan frustasi, terlalu banyak layanan konseling merupakan suatu
menghadapi tanggung jawab, dan me- yang mutlak. Oleh karena itu, tidak se-
rasa bertanggung jawab terhadap se- penuhnya benar bahwa di sekolah-se-
suatu, dan rasa dosa. kolah favorit, kebutuhan konseling men-
Selain itu, Colangelo (Calangelo and jadi tidak sepenting dibandingkan de-
Davis, 1991), juga mengemukakan se- ngan kebutuhan konseling di sekolah
jumlah isu penting dalam konseling, ya- biasa yang bukan favorit.
itu self-concept, counseling with parents,
and underachievement. Pertama, self-con-
cept merupakan salah satu area yang
berarti dalam riset konseling bagi anak

Cakrawala Pendidikan, Februari 2010, Th. XXIX, No. 1


5

KOMPONEN KONSELING Kedua, memperbaiki harga diri (self-


Konseling Sosial-Pribadi esteem, self-concept, self-worth, self-accep-
Konseling sosial-pribadi pada haki- tance, dan sebagainya) paling tidak isti-
katnya lebih menitikberatkan pada pre- lah ini ada sekitar 15 istilah yang ber-
servasi perbedaan afektif. Konseling so- beda (Strein, 1995). Pada dasarnya, rasa
sial-pribadi bagi ABA adalah suatu harga diri terkait dengan berbagai ele-
upaya yang strategis bagi pengembang- men, elemen kognitif dapat dikarakte-
an kehidupan ABA karena dari semua ristikkan dengan rasa memiliki kekuat-
aspek yang ada dalam kehidupan ma- an dan rasa percaya diri, elemen afektif
nusia, aspek sosial-pribadi merupakan dapat diindikasikan dengan rasa harga
jantung dari kehidupan manusia. diri yang tinggi dan rendah, dan ele-
Berdasarkan hasil studi Gardner men evaluatif dapat diindikasikan de-
(1983) dan Colangelo, Assouline, and ngan apa yang seharusnya seorang
Ambroson (1992) yang diperkuat de- lulusan dapat lakukan (ideal standard).
ngan hasil penelitian Wahab (2003), di- Ketiga, membuat pilihan sehat dan
nyatakan bahwa kecakapan sosial-pri- keputusan efektif. Kecakapan ini meru-
badi dapat didefinisikan sebagai ke- pakan kecakapan pribadi yang sekali-
cakapan yang berkenaan dengan pe- gus kecakapan sosial, sehingga tidak
merolehan kesadaran diri dan kolektif, dapat hanya mengandalkan kemampu-
harga diri (self-esteem), membuat kepu- an mengendalikan dirinya sendiri, me-
tusan, manajemen waktu, keterampilan lainkan juga diperlukan kemampuan
berkomunikasi, resolusi konflik, meng- mengendalikan orang lain karena
hargai perbedaan dan bekerja sama, keputusan pilihan dan keputusan yang
dan keterampilan kepemimpinan, se- dibuat seringkali melibatkan orang lain.
hingga dapat hidup mandiri dan ber- Adapun kecakapan membuat pilihan
manfaat bagi orang lain dan lingkung- yang sehat dan keputusan efektif dapat
an. Untuk lebih jelasnya kata-kata kunci diidentifikasi melalui kemampuan
kecakapan sosial-pribadi dapat diikuti membuat keputusan, mengidentifikasi
penjelasannya lebih lanjut. sumber informasi, menentukan tujuan,
Pertama, memperoleh kesadaran di- dan mengambil tindakan yang perlu
ri dan kolektif. Memperoleh kesadaran untuk mencapai tujuan.
diri dan kolektif dapat diartikan se- Keempat, manajemen waktu. Keca-
bagai kecakapan individu dalam me- kapan mengelola waktu sangat memer-
mahamai diri sendiri sebagai makhluk lukan adanya komitmen diri yang kuat
pribadi dan sosial (self- and collective- dengan dilandasi tanggung jawab, yang
awareness or consciousness). Untuk dapat tidak hanya terkait dengan dirinya
memahami dirinya, individu harus me- sendiri, orang lain, bahkan dengan
ngetahui karakteristik dirinya, baik Tuhan. Dalam kata hikmat disebut bah-
yang menyangkut kemampuan, minat, wa waktu adalah laksana pedang, jika
maupun aspirasi, di samping keberada- tidak bisa menggunakannya dengan
annya sebagai makhluk pribadi, sosial, benar, maka waktu itu akan mem-
dan beragama. bunuh diri sendiri. Oleh karena itu,

Konseling bagi Anak Berbakat Akademik


6

dengan dilandasi tanggung jawab, jukkan dengan kemampuan menghar-


maka melakukan manajemen waktu gai orang lain, bersikap positif terhadap
yang efektif dan efisien merupakan orang lain, dan kesediaan dan kemam-
kecakapan yang penting bagi eksistensi puan membantu dan bekerja sama.
setiap individu. Kecakapan mangelola Kedelapan, keterampilan kepemim-
waktu dilihat melalui kemampuan me- pinan. Keterampilan kepemimpinan
nentukan prioritas, mengelola beberapa merupakan keterampilan yang sangat
tugas dalam waktu yang bersamaan, diperlukan oleh setiap individu, ter-
mengalokasikan waktu yang seefisien lebih-lebih ketika dia dalam kehidupan
mungkin untuk memenuhi batas wak- berkelompok atau berorganisasi. De-
tu, dan bersemangat dalam memulai ngan demikian, kehadiran dia lebih
pengerjaan tugas. fungsional dan kontributif. Adapun ke-
Kelima, kemampuan resolusi kon- terampilan kepemimpinan dapat diin-
flik. Kemampuan resolusi konflik meru- dikasikan dengan kemampuan meng-
pakan kemampuan pribadi dan sekali- koordinasikan kerja teman sebayanya
gus kemampuan sosial karena konflik dan bawahannya, mendorong hubung-
yang terjadi tidak hanya terjadi pada an kelompok yang positif, mengarah-
level pribadi, melainkan juga pada level kan dan membimbing orang lain, men-
sosial. Kemampuan resolusi konflik da- delegasikan tugas-tugas kerja, dan me-
pat ketahui melalui kemampuan meng- motivasi orang lain.
identifikasi sumber konflik, kecakapan Kesemua kecakapan tersebut antara
resolusi konflik emosi, kecakapan reso- satu dan lainnya saling terkait sehingga
lusi konflik nilai, dan kecakapan reso- bermakna bagi kehidupan ABA baik
lusi konflik sebagai pribadi maupun sebagai makh-
Keenam, keterampilan berkomuni- luk sosial.
kasi. Kecakapan ini merupakan keca- Konseling sosial-pribadi dapat di-
kapan instrumen yang diperlukan da- lakukan secara individual atau kolektif
lam membangun relasi sosial sehingga (individual or group counseling), di dalam
individu dapat menangkap ide dan ruang konseling, kelas, atau di luar ke-
mengkomunikasikannya kepada orang las, bahkan di tempat terbuka lainnya.
lain (sebagai pasangannya). Kecakapan Yang penting setting yang dipilih di-
ini dapat diindikasikan dengan kemam- dasarkan pada pencapaian efektivitas
puan membuat percakapan, kecakapan layanan konseling, demikian juga dapat
berkomunikasi secara lisan dan tertulis, diterima oleh ABA dengan baik dan
dan kecakapan berkomunikasi nonver- nyaman.
bal kebutuhan.
Ketujuh, respek terhadap perbedaan Konseling Akademik
individual dan bekerja sama. Kecakap- Walaupun ABA memiliki keung-
an ini sangat terkait dengan kepenting- gulan di bidang akademik, untuk pe-
an setiap individu yang menghadapi ngembangan dirinya secara optimal,
kondisi masyarakat yang plural dan mereka masih memerlukan fasilitasi
hiterogin. Kecakapan ini dapat ditun- dan bantuan secara terarah. Berkenaan

Cakrawala Pendidikan, Februari 2010, Th. XXIX, No. 1


7

dengan itulah maka konseling aka- berikan kontribusi dalam pengembang-


demik lebih menitikberatkan pada pe- an ABA secara optimal.
rencanaan program akademik yang se- Keempat, perencanaan karir. Peren-
suai dengan kebutuhan kognitif siswa. canaan karir yang penting dilakukan
Namun tidak berarti bahwa bentuk la- adalah berkenaan dengan memilih bi-
yanan konseling akademik lainnya ku- dang minta, memilih sekolah atau per-
rang berarti. Sebagaimana yang dite- guruan tinggi yang sangat cocok de-
gaskan oleh Whitesell (1998), bahwa ngan individu dan minatnya, memilih
konseling akademik bagi ABA lebih jurusan, dan memberikan mentorship.
mengutamakan pada perencanaan aka- Konseling akademik bagi ABA da-
demik, perencanaan pendidikan berdi- pat dilakukan melalui konseling kelom-
ferensiasi, alternatif pendidikan, dan pe- pok atau individual, tergantung mana
rencanaan karir. Secara lebih rinci jenis yang dipandang lebih efektif bagi ABA,
layanan konseling akademik bagi ABA sehingga sangat diperlukan kemampu-
sebagai berikut. an konselor untuk mengidentifikasi ke-
Pertama, perencanaan akademik. butuhan dan jenis konseling yang di-
Perencanaan akademik terdiri atas ke- perlukan.
giatan yang difokuskan pada penentu-
an jurusan atau kegiatan ekstra kuri- Konseling Karir
kuler yang relevan, mentorship, pema- Kerr (1990) menegaskan bahwa
gangan, keterampilan mengikuti tes, ABA yang memiliki potensi akademik
keterampilan membuat keputusan, dan tinggi ternyata tidak selalu lancar da-
keterampilan belajar. lam perjalanan hidupnya setelah se-
Kedua, perencanaan pendidikan kolah menuju dunia kerja, karena di-
berdiferensiasi. Dalam rangka mem- pengaruhi oleh sejumlah problem so-
buat rencana pendidikan berdiferensi- sio-emosional dan kebutuhan ABA
asi. Upaya yang perlu dilakukan adalah yang berbeda sebagai akibat dari satu
menentukan tujuan yang bersifat ta- atau berbagai kemampuan yang unik.
hunan, menentukan benchmark kemaju- Davis dan Rimm (1989) mengemuka-
an, menunjukkan data asesmen yang kan adanya dua persoalan penting yang
relevan, menentukan prosedur dan pro- dapat berkontribusi terhadap kemam-
ses belajar, dan membuatkan rekomen- puan perencanaan karir ABA, yaitu
dasi dari konferensi staf. multipotensialitas dan early emergence.
Ketiga, alternatif pendidikan. Un- Demikian pula upaya yang dapat di-
tuk dapat mengembangkan potensi lakukan baik sebagai langkah pence-
akademik dan aspek lainnya yang ter- gahan maupun penanganan.
kait, maka perlu ditentukan dan dikem- Multipotensialitas adalah kemam-
bangkan sistem pendidikan yang rele- puan menyeleksi dan mengembangkan
van, yaitu bisa berbentuk program ak- sejumlah pilihan karir sebagai akibat
selerasi atau pengayaan. Demikian pula dari berbagai minat, bakat, dan kemam-
perlu mengantisipasi dampak-dampak- puan yang dimiliki. Luasnya rentangan
nya sehingga pilihannya dapat mem- kesempatan yang tersedia cenderung

Konseling bagi Anak Berbakat Akademik


8

meningkatkan kompleksitas pembuat- Sekolah Menengah Pertama:


an keputusan dan penentuan tujuan,  Mendiskusikan makna dan nilai ker-
bahkan dapat juga menunda pemilihan ja.
karir. Persoalan ini akan dihadapai se-  Mendiskusikan nilai-nilai keluarga
cara berbeda oleh ABA pada jenjang dan masyarakat yang terkait kerja.
pendidikan yang berbeda.  Memberikan kesempatan kerja vo-
Pada tingkat SMP, karena keung- lunter yang sesuai dengan minat-
gulan ABA dalam beberapa atau semua nya.
bidang, kesulitan membuat keputusan  Memberikan pengalaman untuk
terus berlangsung. ABA mungkin juga menghabiskan sedikit waktu dengan
dapat berpartisipasi dalam berbagai ke- orang dewasa yang bekerja di tem-
giatan sosial dan rekreasional tanpa pat yang paling diminati.
menunjukkan minat yang jelas, bahkan  Mengurangi keterlibatan dalam ber-
mereka memiliki jadwal yang numpuk, bagai kegiatan sosial dan rekreasi
sehingga mereka hanya memiliki waktu dengan memprioritaskan pada bebe-
tersisa yang sangat sedikit untuk me- rapa kegiatan ekstrakurikuler.
mikirkan dalam membuat keputusan
yang mantap. Sekolah Menengah Atas:
Pada tingkat SMA, problem mem-  Mencari tes vokasional yang sesuai
buat keputusan antara persoalan aka- dari konselor atau psikolog yang
demik dan karir merupakan akibat dari profesional.
jadwal kegiatan kelas dan partisipasi  Mendorong untuk mengadakan kun-
yang tinggi dalam kegiatan sekolah. Be- jungan ke perguruan tinggi atau ju-
berapa ABA menerima kepemimpinan rusan-jurusan yang diminati.
dari berbagai kelompok yang menjadi  Memberikan kesempatan untuk be-
tempat kegitannya di sekolah, kegiatan kerja secara volunteer secara lebih
agama, bahkan organisasi masyarakat. meluas.
Dengan demikian, nampak tanda-tanda  Mengeksplorasi kemungkinan ma-
kecemasan dan keletihan, yang akhir- gang dengan para profesional.
nya dapat berakibat pada penundaan  Memberikan bimbingan yang ber-
untuk memikirkan perencanaan dan basis nilai yang menekankan pemi-
pembuatan keputusan tentang kelanjut- lihan sebuah karir yang memiliki
an studi dan pemilihan minat karir. Hal sarat nilai.
ini berakibat juga pada sejumlah ABA  Mendorong untuk tidak konformis
tidak berhasil menunjukkan prestasi atau tidak memilih karir secara ste-
akademiknya yang baik pada beberapa reotyped.
mata pelajaran.  Mengkspose kepada siswa model-
Strategi intervensi yang diyakini model karir yang unik.
relevan bagi ABA, di antaranya sebagai Early emergence adalah anak yang
berikut sesuai dengan jenjang pendidik- memiliki minat karir yang sangat ting-
annya. gi. Memiliki ide atau komitmen sejak
awal terhadap suatu bidang karir me-

Cakrawala Pendidikan, Februari 2010, Th. XXIX, No. 1


9

rupakan suatu karakteristik umum bagi  Memberikan kesempatan sejumlah


ABA. Oleh karena itu, early emergence waktu untuk kerja sendiri.
seharusnya tidak dipandang sebagai  Mencari kesempatan untuk latihan
masalah perkembangan, melainkan se- bekerja (mengikuti seorang profesio-
bagai suatu kesempatan yang harus di- nal sehari penuh) sesuai dengan
tindaklanjuti untuk pengembangannya, minatnya.
bukan ditolak atau dirusak. Memberi-  Menghindarkan penekanan ABA
kan perlakuan terhadap early emergence dari kegiatan sosial.
berarti memberikan perhatian yang
kuat terhadap keberbakatan, dengan Sekolah Menengah Atas:
memberikan latihan keterampilan yang  Melanjutkan dukungan, dorongan,
perlu untuk meningkatkan kualitas ki- dan waktu untuk sendiri.
nerja dari bidang yang diminati. Seperti  Mencari kesempatan untuk magang
juga multipotensialitas, tanda-tanda ear- dan pengalaman kerja di bidang
ly emergence adalah sebagai berikut. yang diminati.
Pada tingkat SMP: ABA melan-  Mencari bimbingan karir dan se-
jutkan minatnya yang sangat tinggi dan orang konselor yang familiar de-
mengekspresikan dorongan yang kuat ngan bidang keberbakatannya atau
untuk latihan lanjut dalam bidang ke- dari seorang profesional di bidang-
berbakatan dan minatnya. Pengembang- nya.
an minat sosial tingkat dewasa tertunda  Membuat suatu rencana detil untuk
karena suatu komitmen terhadap kerja latihan dan pendidikan yang meng-
yang merupakan bidang keberbakat- arahkan kepada tujuan karir yang
annya atau karena tertolak oleh orang terpilih, mencakup rancangan ke-
lain. uangannya.
Pada tingkat SMA: ABA mengem-  Mengeksplorasi pendididikan di per-
bangkan suatu identitas yang kuat ber- guruan tinggi atau pelatihan pasca
kenaan dengan bidang keberbakatan- sekolah menengah sejak dini, baik
nya (misal: komputer, artis). Mereka melali kontak maupun kunjungan.
mengekspresikan suatu dorongan yang  Membantu ABA membangun hu-
kuat akan bantuan perencanaan sebuah bungan dengan seorang mentor di
karir sesuai dengan bidang yang di- bidangnya.
minatinya. Suatu dorongan untuk ke- Konseling karir bagi ABA dapat di-
terampilan tes guna mengikuti kom- selenggarakan baik sebagai reaksi atas
petisi dengan kelompok sebayanya. kebutuhan ABA, maupun sebagai lang-
Strategi intervensi yang mungkin kah proaktif konselor untuk memfasi-
dapat ditawarkan untuk early emergence litasi ABA dalam pemilihan karir. Kon-
pada jenjang pendidikan yang berbeda, seling karir dapat dilakukan secara
di antaranya sebagai berikut. individual atau kolektif tergantung pa-
Sekolah Menengah Pertama: da kebutuhan konseling.
 Memberikan dukungan dan dorong-
an selama latihan intensif.

Konseling bagi Anak Berbakat Akademik


10

MODEL DAN STRATEGI KONSE- Konseling Perkembangan


LING Konseling perkembangan dimak-
Piirto (1994), Colangelo (2002), dan sudkan untuk memberikan layanan
Milgram (1991) mengemukan bahwa konseling yang berorientasi pada du-
secara umum model dan strategi kon- kungan terhadap pemenuhan kebutuh-
seling bagi ABA dapat dijelaskan se- an ABA untuk tumbuh dan berkem-
bagai berikut. bang secara optimal sesuai dengan po-
tensi dan kondisinya. Adapun strategi
Konseling Terapetik yang dilakukan di antaranya: mema-
Konseling terapetik dimaksudkan hami kekuatan dan kelemahan, pene-
untuk memberikan perlakuan terhadap rimaan diri dan pengakuan terhadap
persoalan yang dihadapi oleh ABA, ba- keterbatasan ABA, komitmen untuk me-
ik itu berkenaan dengan persoalan so- melihara kemampuan ABA, pengem-
sial-pribadi, akademik, maupun karier. bangan internal locus of control, pene-
Adapun strategi yang sering menun- rimaan kesalahan sebagai pengalaman
jukkan efektivitas yang tinggi bagi pe- belajar, keterampilan mengatasi konflik,
nyelesaian persoalan ABA, di antara- keterampilan pemecahan masalah, ke-
nya: pengelompokan dengan teman se- sadaran, pemahaman dan penerimaan
baya, menstrukturkan sistem, pembuat- terhadap orang lain, keterampilan ber-
an jejaring, konseling/diskusi kelom- komunikasi, keterampilan kepemimpin-
pok, terapi pustaka, pemberian model an dan pembuatan keputusan, pengeta-
tokoh keagamaan, mentorship, pema- huan tentang teknik pengurangan
gangan, konseling sebaya, konseling ke- stress, dan kemampuan memandang
luarga, konseling individual, dan ke- dirinya sendiri dan kejadian dengan
lompok pendukung. humor.
Pilihan model konseling sangatlah
Konseling Preventif tergantung pada kepentingan konse-
Konseling preventif dimaksudkan ling, apakah konseling dimaksudkan
untuk memberikan perlakuan terhadap untuk melakukan pencegahan, melaku-
ABA dengan berorientasi pada pen- kan penanganan dan penyelesaian, atau
cegahan akan terjadinya persoalan yang melakukan pengembangan. Artinya, ke-
akan muncul di kemudian hari. Ada- hadiran konseling bagi ABA sangat di-
pun strategi yang sering dijadikan nantikan pada saat kapan pun, sehing-
pilihan, di antaranya: perencanaan aka- ga tidak ada hari bagi ABA tanpa ke-
demik yang sesuai, mencegah perkem- butuhan konseling karena layanan kon-
bangan kelainan prilaku, mencegah un- seling diperlukan oleh siapa pun dan
derachievement, mencegah konflik sosial/ dalam kondisi apa pun.
akademik, menaruh perhatian terhadap
kebutuhan afektif terhadap populasi YANG SEHARUSNYA MELAKUKAN
khusus, perencanaan karir, dan meng- KONSELING
hindari dampak terhadap keluarga. Van Tassel-Baska (1998) menegas-
kan bahwa ada tiga pihak yang

Cakrawala Pendidikan, Februari 2010, Th. XXIX, No. 1


11

memiliki tanggung jawab dalam pem- dan kemudahan bagi pemenuhan se-
berian layanan konseling bagi ABA, gala kebutuhan ABA untuk berkem-
yaitu konselor sekolah, guru kelas, dan bang lebih optimal.
orang tua. Mereka sering tidak bersedia Untuk dapat menunjukkan kinerja
atau tidak terampil dalam memberikan optimal, baik bagi konselor, guru, mau-
konseling bagi ABA, karena itu salah pun orangtua, berikut ini dikemukakan
satu alternatif untuk memberikan bim- beberapa hal penting untuk dilakukan.
bingan ABA adalah guru ABA. Dalam Konselor:
beberapa setting, orang-orang yang be-  Terlatih dan teknik konseling secara
kerja dengan ABA untuk sejumlah wak- umum.
tu dalam sistem “pulling out” melihat  Sensitif terhadap isu-isu afektif pada
perilaku ABA berdasarkan suatu tujuan berbagai fase perkembangan.
dan dasar-dasar yang terus berkem-  Bersedia menyusun mentorship, ma-
bang. Di samping itu, mereka juga me- gang, dan program khusus.
miliki akses yang cukup bertemu de-  Terlatih untuk melaksanakan dan
ngan ABA berdasarkan jadwal yang menginterpretasi tes-tes khusus dan
mereka miliki. Sering kali, guru-guru inventori.
ini juga yang mengetahui tentang haki-  Familiar dengan teknik-teknik ber-
kat dan kebutuhan anak berbakat, baik main peran.
aspek kognitif maupun afektif. Dengan  Mampu mendiagnose bidang-bi-
demikian, guru ABA mungkin merupa- dang masalah berkaitan dengan pe-
kan posisi yang terbaik dalam mem- ngembangan psikososial anak.
berikan bimbingan yang diperlukan
oleh ABA. Guru:
Menyadari akan keterbatasan guru  Sadar akan keunikan kebutuhan so-
ABA, terutama untuk tugas mengajar sial dan emosi ABA.
lainnya, dalam memberikan layanan  Terlatih dalam teknik intervensi
konseling bagi ABA, maka konselor yang efektif terhadap ABA.
sekolah seharusnya mengambil alih tu-  Sensitif terhadap isu-isu afektif.
gas ini dengan penuh tanggung jawab,  Bersedia mengatasi isu-isu psiko-
sehingga konselor mampu menunjuk- sosial yang terjadi sehari-hari di
kan kinerja untuk semua siswa, seiring kelas.
dengan guidance for all.  Terlatih untuk menerjemahkan in-
Di samping konselor, layanan kon- formasi asesmen ke dalam program
seling yang dimaksudkan untuk meme- pilihan.
nuhi kebutuhan ABA secara menye-  Familiar dengan ABA yang dapat
luruh dapat dilakukan oleh orangtua bermain peran.
yang memang memiliki waktu yang  Mampu mengarahkan kegiatan anak
cukup banyak hidup bersama-sama dan mengelompokkannya secara te-
ABA di rumah. Setidak-tidaknya orang pat sehingga dapat membantu per-
tua memiliki kepekaan dan kesediaan kembangan psikososial.
untuk memberikan dukungan, fasilitas,

Konseling bagi Anak Berbakat Akademik


12

Orang tua: ABA dengan segala karakateristik


 Sadar akan kenuikan kebutuhan anak dan sifatnya menunjukkan perilaku dan
untuk semua aspeknya. kebutuhan yang berbeda dengan anak-
 Memiliki keterampilan sederhana un- anak sebayanya sehingga konselor per-
tuk memenuhi kebutuhan anak. lu sekali memahami hakikat dan per-
 Menciptakan lingkungan keluarga kembangan ABA guna memudahkan
yang kondusif bagi kegiatan anak di layanan yang akan diberikan. Dengan
rumah. segala kelebihannya, ABA tetap masih
 Mendampingi anaknya untuk me- memerlukan layanan konseling untuk
ngunjungi tempat-tempat yang men- dapat menuju kepada cita-citanya. Tan-
didik. pa konseling yang tepat, tidak menutup
 Bersedia bekerja sama dengan kon- kemungkinan potensi yang unggul pa-
selor, guru, dan personal sekolah lain- da ABA justru kontraproduktif, tidak
nya untuk kepentingan kemajuan hanya merugikan dirinya saja, tetapi
anaknya. menimbulkan persoalan yang besar,
Demikianlah beberapa hal yang baik bagi keluarga, sekolah, maupun
perlu diperhatikan oleh orang-orang masyarakat karena mereka bisa saja
yang ada di dekat ABA. Idealnya, melakukan bunuh diri, karena merasa
setiap pihak tidak harus mendominasi frustasi secara mendalam akibat tidak
dalam mendidik dan mempenagruhi mendapatkan pengajuan dari masya-
pertumbuhan ABA, melainkan yang rakat. Akhirnya ABA yang memiliki
penting adalah setiap pihak mampu berbagai keunggulan akan tetap unggul
menampilakn perannya sesuai dengan manakala mendapatkan perlakuan kon-
kebutuhan pada saat yang tepat. Lepas seling yang sesuai pada saatnya.
dari itu, untuk kepentingan layanan
konseling diharapkan konselor sekolah UCAPAN TERIMA KASIH
mampu menunjukkan peran dan keter- Akhirnya perlu dikemukakan bah-
libatannya secara optimal sehingga wa tulisan ini tidak akan dapat ter-
mampu berbuat yang terbaik bagi wujud jika tidak ada bantuan dan du-
optimalisasi ABA dalam kehidupannya. kungan dari berbagai pihak. Oleh ka-
rena itu, untuk mengakhiri tulisan ini,
PENUTUP perkenankan penulis menyampaikan
Konseling bagi ABA merupakan banyak terima kasih, semoga bantuan
suatu kebutuhan yang tidak bisa dihin- dan dukungan yang berupa apapun
dari sedikit pun, kendatipun konselor diterima sebagai amal kebajikan dan
dihadapkan sejumlah persoalan yang mendapatkan balasan yang sebanyak-
kompleks. Jika konselor tidak mampu banyaknya dan selalu dalam ridlo-Nya.
menunjukkan kinerjanya secara optimal Amien.
terutama bagi perkembangan ABA,
konselor secara berangsur-angsur akan
menghadapi penururan trust yang su-
dah ada di tangannya.

Cakrawala Pendidikan, Februari 2010, Th. XXIX, No. 1


13

DAFTAR PUSTAKA Milgram, Roberta. 1991. Counseling Gift-


Clark, Barbara. 1983. (Second Edition). ed and Talented Children: A Guide
Growing Up Gifted: Developing the for Teachers, Counselors, and Pa-
Potential of Children at Home and at rents. New Jersey: Ablex Publish-
School. Colombus: Charles E. ing Coorporation.
Merril Publishing Company.
Piirto, Jane. 1994. Talented Children and
Colangelo, N. 1991. Counseling Gifted Adults: Their Development and
Student in Colangelo, N. and Davis, Education. New Yor: Maxwell
G.A, Handbook of Gifted Education. Macmillan International.
Boston: Allyn and Bacon.
Silverman, Linda Kreger (ed.). 1993.
------------ 2002. Counseling Gifted and Counseling the Gifted and Talente.
Talented Student. Storrs, CT: The Denver: Love Publishing Com-
National Research Center on the pany.
Gifted and Talented, University
of Connecticut Stendberg, Robert J. and Davidson,
Janet E. (Eds.). 1986. Conceptions
Colangelo, N. Assouline, S.G., and Am- of Giftedness. Cambridge: Cam-
broson, D.L. 1992. Talent Develop- bridge University Press.
ment. Ohio: Ohio Psychology
Press. Wahab, Rochmat. 2003. Bimbingan So-
sial-Pribadi Berbasis Model Perkem-
Davis, Gary A. and Rimm, Sylvia B. bangan. Bandung: Program Pasca-
1989. (Second Edition). Education sarjana UPI (Disertasi).
of the Gifted and Talented. Boston:
Allyn and Bacon. Whitesell, Kristi. 1990. Counseling the
Gifted. whitekh@mail. perrymont.
Gardner, Howard. 1983. Frames of Mind: lynchburg.org.
The Multiple Intelligence. New
York: Basic Books.

Kerr, Barbara. 1990. Career Planning for


Gifted and Talented Youth. ERIC
EC Digest # E492, ED 321 497.

Kitano, Margie K. and Kirby, Darrell F.


1986. Gifted Education: A Compre-
hensive View. Boston: Little,
Brown and Company.

Konseling bagi Anak Berbakat Akademik

You might also like