You are on page 1of 7

Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar ISSN : 1907-8153 (Print)

ISSN : 2549-0567 (Online)

FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIKA DAN KIMIA SEDIAAN SHAMPO


ANTIKETOMBE EKSTRAK KULIT BUAH JERUK PURUT (Citrus hystrix Dc)

Formulation and Physical Stability Test for Anti-Dandruff Shampoo for Cortice Lime Extract Ethanol

Nielma Auliah, Muhammad Asri.SR, Sri Wahyuningsih


Universitas Megarezky
Email : nielmaauliah@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to formulate cortice lime extract ethanol (Citrus hystrix Dc.) into anti-dandruff shampoo with various
concentrations of F1 without extract, F2 5%, F3 10% and F4 15%. This type of research is in the form of laboratory trials
with anti-dandruff shampoo testing including stability, organoleptic, pH, viscosity and antifungal tests against Candida
albicans fungi. The results showed that the anti-dandruff shampoo with a concentration of 5%, 10%, and 15% showed
pH 5,2 - 6,8 which fulfilled the requirements for shampoo preparation, namely between 5.0-9.0. Organoleptically, the
anti-dandruff shampoo preparation of cortice lime extract showed no change in odor, color and shape before and after
accelerated storage, namely the shampoo preparation still has a distinctive odor, brown to dark brown in color and a
slightly thick shape. The results of the antifungal activity study showed that the anti-dandruff shampoo formulation of
cortice lime extract with a concentration of 5%, 10%, and 15% can inhibit the growth of Candida albicans fungi with an
inhibitory zone response (strong-very strong). From the results of the research that has been done, it is known that the
anti-dandruff shampoo for cortice lime extract is physically and chemically stable for organoleptic testing, pH, viscosity
and effective as an anti-dandruff against the fungus Candida albicans

Keywords : Shampoo anti-dandruff, cortice lime extract ethanol

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan ekstrak kulit buah jeruk purut (Citrus hystrix Dc.) menjadi sediaan
Shampo Antiketombe dengan variasi konsentrasi F1 tanpa ekstrak, F2 5%, F3 10% dan F4 15%. Jenis penelitian ini
berupa eksperimen laboratorium dengan pengujian shampo antiketombe meliputi uji stabilitas, Organoleptik, Ph,
Viskositas dan uji antijamur terhadap jamur Candida albicans. Hasil yang diperoleh yaitu shampo antiketombe dengan
konsentrasi 5%, 10%, dan 15% menunjukkan Ph 5,2 – 6,8 dimana memenuhi syarat sediaan shampo yaitu antara 5,0-
9,0. Secara organoleptis sediaan shampo antiketombe ekstrak kulit buah jeruk purut menunjukkan tidak ada perubahan
bau, warna dan bentuk sebelum dan setelah penyimpanan dipercepat yakni sediaan shampo tetap memiliki bau yang
khas, warna coklat hingga coklat tua dan bentuk yang agak kental. Hasil penelitian uji aktivitas antijamur menunjukkan
Formulasi shampo antiketombe ekstrak kulit buah jeruk purut dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 15% dapat
menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans dengan respon zona hambat (Kuat-sangat kuat). Dari hasil
penelitian yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa shampo antiketombe ekstrak kulit buah jeruk purut stabil secara
fisika dan kimia untuk penujian organoleptis, Ph, viskositas dan efektif sebagai antiketombe terhadap jamur Candida
albicans.

Keywords : Shampo Antiketombe, Kulit Buah Jeruk Purut

PENDAHULUAN Candida albicans). Hal tersebut tropis,


Ketombe merupakan suatu bersuhu tinggi, dan memiliki kelembapan
keadaan anomali pada kulit kepala, yang udara yang disebabkan karena jamur
dikarakterisasi dengan terjadinya tersebut merupakan bagian dari mikroba
pengelupasan lapisan tanduk secara flora normal yang beradaptasi dengan baik
berlebihan dari kulit kepala membentuk pada inang manusia, terutama saluran
sisik-sisik yang halus. Penyebab ketombe cerna, saluran urogenital, dan kulit
dapat berupa sekresi kelenjar keringat yang (Bhaskara, 2012). Obat-obat tradisional
berlebihan atau adanya peranan telah banyak digunakan sebagai
mikroorganisme di kulit kepala yang antiketombe. Salah satunya adalah Kulit
menghasilkan suatu metabolit yang dapat jeruk purut. Salah satu tanaman herbal
menginduksi terbentuknya ketombe di kulit yang memiliki kandungan senyawa aktif
kepala. Ketombe merupakan masalah yang yang diharapkan dapat dijadikan obat
sering dialami yang merupakan peranan tradisional yaitu kulit jeruk purut (Khafidhoh
dari mikroorganisme seperti jamur et al, 2015). Kandungan utama kulit jeruk
(Malonda et al, 2017). Penyakit yang purut adalah pektin minyak atsiri.
ditimbulkan oleh jenis jamur adalah Kandungan pektin dalam kulit jeruk purut
kandidiasis (kandidosis, moniliasis, thrush) berkisar 15-25% dari berat kering.
adalah penyakit jamur akut atau subakut Sedangkan kandungan minyak
yang disebabkan oleh Candida, biasanya atsiri dalam kulit jeruk purut sekitar 70-92%.

Vol. XV No. 2, Desember 2020


DOI: https://doi.org/10.32382/medkes.v15i2.1696 221
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar ISSN : 1907-8153 (Print)
ISSN : 2549-0567 (Online)

Daun jeruk purut juga mengandung etanol kulit buah jeruk purut (Citrus hystrix
senyawa minyak atsiri, tetapi kadar minyak Dc) serta dilakukan penentuan konsentrasi
atsiri paling tinggi terdapat pada bagian hambat minimum (KHM).
kulit buah. Komponen utama dalam minyak
atsiri kulit jeruk purut yang berfungsi BAHAN
sebagai antifungi adalah limorene (29,2%) Bahan yang digunakan yaitu Kulit
dan β-pinene (30,6%).Selain minyak atsiri buah jeruk purut (Citrus hystrx Dc), etanol
kulit jeruk purut juga mengandung senyawa 96%, Air suling, Asam sitrat, HPMC,
saponin dan metabolit sekunder seperti Natrium benzoat, Propilen glikol, dan
flavonoid, kumarin, dan steroid tritreponoid. Sodium lauril sulfat
Saponin dan flavonoid merupakan
golongan terbesar dari fenol. Menyatakan PROSEDUR KERJA :
bahwa fenol dan persenyawaan dari fenolik
merupakan unsur antifungi yang kuat ada A. Pengolahan sampel
konsentrasi yang biasa digunakan (larutan Sampel kulit jeruk purut (Citrus hystrix
air 1-2%). Fenol dan derivatnya dapat Dc), yang telah diambil akan dicuci bersih
menimbulkan denaturasi protein, saponin selanjutnya dilakukan perajangan dan
diketahui memiliki sifat antimikroba bahan dipotong-potong kecil, kemudian
sedangkan flavonoid mampu merusak dikeringkan dengan cara diangin-anginkan
membran mikroba (Iskandar, 2018). agar terlindung dari cahaya matahari
Senyawa kulit jeruk purut yang juga langsung. Kulit buah jeruk purut (Citrus
menunjukkan aktivitas antifungi yaitu hystrix Dc.) ditimbang sebanyak 458 g, dan
saponin yang bereaksi dengan ditambahkan etanol 96 %. Disimpan
mengganggu membran sel fungi, salah selama 3 x 24 jam pada suhu kamar
satunya yaitu Candida albicans). dengan beberapa kali pengadukan.
Selain itu kandungan senyawa Kemudian dilakukan remaserasi hingga
antifungi lain seperti tanin, mempengaruhi diperoleh ekstrak kental.
perubahan permeabilitas membran sel
yang dapat menyebabkan penurunan B. Pembutan Shampo
volume sel, sama halnya dengan saponin Shampo dibuat dengan cara
dan tanin, flavonoid juga dapat merusak mencampur ekstrak kulit jeruk purut (Citrus
membran sel sehingga terjadi perubahan hystrix Dc.) dengan propilen glikol lalu
permeabilitas sel, sedangkan kumarin dimasukkan asam sitrat dan natrium
merusak sel dengan membentuk pori-pori benzoat lalu geus hingga homogen,
dinding sel sehingga menyebabkan dimasukkan sedikit demi sedikit sodium
kematian sel (Khafidhoh et al, 2015). Buah lauryl sulfat dihomogenkan, dilarutkan
jeruk purut dilaporkan mampu menghambat hydroxyl propyl methyl cellulose (HPMC)
pertumbuhan khamir penyebab ketombe menggunakan pelarut aquadest digerus
Candida Albicans. Bagian kulit buah jeruk hingga homogen, dimasukkan larutan
purut ternyata memiliki daya anti mikrob hydroxyl propyl methyl cellulose (HPMC)
yang lebih kuat dibandingkan dengan buah kedalam lumpang yang berisi ekstrak kulit
jeruk purut (Zatalini, et al 2017). Pada buah jeruk purut dan bahan tambahan
penelitian sebelumnya belum ada penelitian lainnya. Digerus secara cepat hingga
tentang kulit buah jeruk purut (Citrus hystrix membentuk busa.
Dc.) sebagai anti ketombe, maka
berdasarkan beberapa jurnal penelitian C. Uji Stabilitas
diatas peneliti tertarik untuk memformulasi 1. Cycling Test
sediaan shampo menggunakan limbah kulit Sediaan shampo disimpan pada
buah jeruk purut (Citrus hystrix Dc) untuk suhu rendah selama 24 jam, lalu
dibuat sediaan farmasi dalam bentuk pindahkan ke suhu tinggi selama 24
shampo antiketombe. jam (1 siklus). Lakukan sebanyak 6
siklus (12 hari)
METODE 2. Uji Sifat Organoleptik
Jenis penelitian merupakan Merupakan salah satu parameter
penelitian ekperimental laboratorium yaitu fisik untuk mengetahui kestabilan
metode difusi agar dengan tehnik sumuran dalam shampo. Uji penampilan fisik
pada pengujian stabilitas fisika-kimia shampo antiketombe terdiri dari
sediaan shampo antiketombe ekstrak warna, bau, dan bentuk. Dengan

Vol. XV No. 2, Desember 2020


DOI: https://doi.org/10.32382/medkes.v15i2.1696 222
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar ISSN : 1907-8153 (Print)
ISSN : 2549-0567 (Online)

cara mengamati warna yang nampak ekstrak kulit buah jeruk purut (Citrus
pada sediaan shampo antiketombe, hystrix Dc.) sebagai antijamur
dan mengidentifikasi bau dengan terhadap Candida albicans dengan
indera penciuman, serta melihat metode difusi agar menggunakan
bentuk sediaan shampo. pencadang sebagai alat untuk
3. Ph membuat sumuran pada media agar
Pengukurn Ph shampo antiketombe yang telah diinokulasi dengan jamur
dilakukan dengan cara, dikalibrasi Candida albicans. Pengujian metode
alat PH meter menggunakan difusi agar menggunakan sediaan
aquadest, setelah itu di ukur PH shampo antiketombe ekstrak kulit buah
sediaan shampo antiketombe jeruk purut (Citrus hystrix Dc.) dengan
Konsentrasi 5%, 10% dan 15% kadar konsentrasi 5%, 10%, dan 15%.
dengan cara dicelupkan kedalam Masing-masing dari setiap konsentrasi
wadah gelas kimia yang telah berisi tersebut dilakukan replikasi pengujian
sediaan shampo antiketombe. sebanyak 3 kali. Dilakukan inkubasi
4. Viskositas Dan Sifat Alir pada suhu 37ºC, selanjutnya akan
Viskositas dan sifat alir dilakukan didapatkan diameter zona hambat di
menggunakan viskometer Brookfield kategorikan menurut Davis dalam
Spindel 2 dengan 3 kecepatan yaitu (Rahayu et al 2009), dan dilakukan
12 Rpm, 30 Rpm, 60 Rpm. penentuan konsentrasi hambat
minimum (KHM).
D. Uji Akivitas Antijamur
Pada pengujian ini dilakukan uji
aktivitas sediaan shampo antiketombe

HASIL PENELITIAN

Tabel 1.
Ekstraksi

Jenis pelarut Berat sampel Berat Rendaman


kering (g) ekstrak (100%)
Etanol 96% 458 40 10,075%

Tabel 2.
Uji Organoleptik

Pengamatan
Formula
Shampo
Sebelum Penyimpanan Setelah Penyimpanan

Warna Bau Bentuk Warna Bau Bentuk


FI Bening basis Khas Agak Kental Bening basis Khas
(Tanpa ekstrak) Agak kental
FII Coklat Khas Agak Kental Coklat Khas
(5%) Agak Kental

FIII coklat Khas Agak Kental Coklat Khas


(10%) Agak kental

FIV Coklat tua Khas Kental Coklat tua Khas


(15%) Kental

Vol. XV No. 2, Desember 2020


DOI: https://doi.org/10.32382/medkes.v15i2.1696 223
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar ISSN : 1907-8153 (Print)
ISSN : 2549-0567 (Online)

Tabel 3.
Pengukuran pH

Konsentrasi
(%) Sebelum Sesudah
penyimpanan penyimpanan
FI 7,3 7,3
FII (5%) 5,2 5,3
FIII (10%) 6,6 5,8
FIV (15%) 6,8 6,2

Tabel 4.
Uji Viskositas

Formula Pengamatan
Shampo Sebelum Setelah
Penyimpanan Penyimpanan
FI 2,50 mPas 47,50 mPas
FII (5%) 37,50 mPas 40,00 mPas
FIII (10%) 75,0 mPas 77,5 mPas
FIV (15%) 327,5 mPas 552 mPas

Tabel 5.
Cycling Test
Formula Suhu 4℃ Suhu 40℃ Kristalisasi
Shampo Pengamatan
Awal siklus Akhir siklus Awal siklus Akhir siklus

Warna Bening Bening Bening Bening


F1 Bau Khas Khas Khas Khas Tidak
(Tanpa ekstrak) Bentuk Agak Kental Agak kental Agak kental Agak kental
Warna Coklat Coklat Coklat Coklat
F2 Bau Khas Khas Khas Khas Tidak
(5%) Bentuk Agak Kental Agak kental Agak kental Agak kental
Warna Coklat Coklat Coklat Coklat
F3 Bau Khas Khas Khas Khas Tidak
(10%) Bentuk Kental Kental Kental Kental
Warna Coklat tua Coklat tua Coklat tua Coklat tua
F4 Bau Khas Khas Khas Khas Tidak
(15%) Bentuk kental Kental Kental Kental

Tabel 6.
Diameter Zona hambat

Diameter zona hambat (mm)


Sampel Konsentasi Rata-rata Hasil Zona
(mm) (mm) hambat
I II III
FII (5%) 19,3 20,3 20 19,8 14,8
Kuat
Shampo Ekstrak Kulit FIII(10%) 23,6 22,6 21,6 22,6 17,6
Buah Jeruk Purut Kuat
FIV(15%) 35,6 35,3 33 34,6 29,6 Sangat kuat

Vol. XV No. 2, Desember 2020


DOI: https://doi.org/10.32382/medkes.v15i2.1696 224
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar ISSN : 1907-8153 (Print)
ISSN : 2549-0567 (Online)

FI 0 0 0 0 0 0
Kontrol Negatif

Vol. XV No. 2, Desember 2020


DOI: https://doi.org/10.32382/medkes.v15i2.1696 225
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar ISSN : 1907-8153 (Print)
ISSN : 2549-0567 (Online)

PEMBAHASAN 37,50 mPas menjadi 40,00 mPas, untuk


Pada pemeriksaan organoleptis konsentrasi 10% mengalami kenaikan dari
sediaan, didapatkan sediaan formula tanpa 75,0 mPas menjadi 77,5 mPas, dan untuk
ekstrak yang bening, bau khas, bentuk konsentrasi 15% mengalami kenaikan dari
kental. Pada formula konsentrasi 5% 327,5 menjadi 552 mPas. Terjadi
didapat sediaan berwarna coklat muda, perubahan Kenaikan viskositas disebabkan
bau khas, bentuk agak kental. Pada karena pada penyimpanan terakhir pada
konsentrasi 10% berwarna coklat, bau akhir uji cycling tes yaitu pada suhu rendah
khas, bentuk agak kental dan Konsentrasi 4ºC. Hal ini dikarenakan pada suhu rendah
15% berwarna coklat, bau khas, bentuk partikel dalam sediaan shampo akan
agak kental. Perbedaan warna pada cenderung bergabung atau saling
formula konsentrasi 5%, 10%, 15% berdekatan membentuk struktur ikatan
disebabkan karena penambahan ekstrak yang lebih rapat, sehingga kekentalan
kulit buah jeruk purut. Pada konsentrasi 5% shampo ekstrak jeruk purut akan lebih
berwarna coklat muda karena penambhan meningkat (Jusnita, et al 2017). Pengujian
ekstrak kulit buah jeruk purut dalam jumlah Cycling Test dilakukan untuk menguji
sedikit 5 gram sedangkan pada konsentrasi kemungkinan sediaan mengalami
10% berwarna coklat sama halnya dengan kristalisasi atau berawan (Nurdin,2015). Uji
konsentrasi 15% berwarna coklat dan ini dilakukan dengan menyimpan masing-
tercium aroma yang khas kulit jeruk purut masing sediaan pada suhu 4ºC selama 24
hal ini disebabkan karena penambahan jam didalam kulkas, lalu dikeluarkan dan
ekstrak kulit buah jeruk purut dalam jumlah ditempatkan pada suhu 40ºC selama 24
yang lebih banyak. Hasil ini menunjukkan jam dioven. Perlakuan ini adalah satu
bahwa keempat formula memenuhi siklus. Percobaan diulang sebanyak 6
persyaratan. Pemeriksaan pH untuk siklus siklus untuk memperjelas perubahan yang
awal 4ºC hingga akhir pada suhu 4ºC untuk terjadi (Rachman,2010). Berdasarkan
konsentrasi 5% , 10%, 15% menunjukkan pengamatan organoleptis keempat formula
nilai 5.2, 6.6, 6.8. Dan hasil untuk suhu sediaan Shampo antiketombe tetap stabil
40ºC hasil yang diperoleh dari siklus awal dengan tidak ditemukan adanya kristalisasi
dan akhir untuk konsentrasi 5%, 10% 15% dan sediaan tetap jernih. Hal ini
menunjukkan nilai 5.3, 5.6, 6.2. Terjadi menunjukkan kecocokan bahan aktif dan
perubahan pH yang tidak begitu signifikan bahan tambahannya (Voight,1995).
hal ini disebabkan karena kondisi suhu, Pengujian aktivitas sediaan shampo
adanya perubahan suhu yang drastis dari antiketombe ekstrak kulit buah jeruk purut
4ºC ke 40ºC. Nilai ini berada rentang syarat (Citrus hystrix Dc.) sebagai antijamur
pH shampo yaitu 5-9 dan menunjukkan terhadap Candida albicans menunjukkan
bahwa tidak ada perbedaan berarti, bahwa memiliki aktivitas antijamur. Hal ini
sehingga dapat dinyatakan pH sediaan ditandai dengan terbentuknya zona hambat
stabil (Jessie et al 2014). Uji viskositas bening disekitar sumuran yang telah diberi
dilakukan untuk mengetahui besarnya sediaan shampo ekstrak kulit buah jeruk
suatu viskositas dari sediaan, dimana nilai purut (Citrus hytrix Dc.) setelah diinkubasi
viskositas tersebut menyatakan besarnya selama 2×24 jam. Pada konsentrasi 5%
tahanan suatu cairan untuk mengalir . memiliki diameter zona hambat sebesar 14,
Makin tinggi nilai Viskositas maka makin 8 mm, konsentrasi 10% diameter zona
besar daya tahan untuk mengalir, hambat sebesar 17,6 mm, dan konsentrasi
diutarakan oleh (R.Voight,1994). Hasil 15% diameter zona hambat 29,6 mm,
Pengukuran viskositas Shampo sedangkan pada kontrol negatif tidak ada
menggunakan Viscometer Brokfield (DV-E diameter hambat dikarenakan tidak
Viscometer) dengan menggunakan spindle memiliki aktivitas antijamur. Sesuai dengan
no 2 dengan kecepatan 12 Rpm, sebelum kategori zona hambat maka hasil pengujian
dan sesudah kondisi penyimpanan aktivitas sediaan shampo antiketombe
dipercepat, menunjukkan adanya ekstrak kulit buah jeruk purut (Citrus hystrix
perubahan. Viskositas sediaan shampo Dc.) sebagai antijamur terhadap Candida
pada F1 konsentrasi tanpa ekstrak kulit albicans menunjukkan daya antijamur yang
buah jeruk purut (Citrus hystrix Dc.) sangat kuat pada variasi konsentrasi
kenaikan dari 2,50 mPas menjadi 47,50 sediaan shampo ekstrak kulit buah jeruk
mPas setelah penyimpanan, untuk F2 purut (Citrus hystrix Dc.) pada konsentrasi
konsentrasi 5% mengalami kenaikan dari 15% (29,6 mm) dan kuat pada konsentrasi

Vol. XV No. 2, Desember 2020


DOI: https://doi.org/10.32382/medkes.v15i2.1696 226
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar ISSN : 1907-8153 (Print)
ISSN : 2549-0567 (Online)

10% (17,6 mm) dan 5% (14,8 mm). Hasil 10231 Secara In Vitro. Universitas
pengujian yang telah dilakukan Muhammadiyah. Surakarta
menunjukkan bahwa Konsentrasi Hambat Iskandar Dhoni., 2018, Uji Efektivitas Kulit
Minimum (KHM) dari sedian shampo Jeruk Purut (Citrus hystrix Dc.)
antiketombe esktrak kulit buah jeruk purut Terhadap Pertumbuhan Jamur
(Citrus hystrix Dc.) terhadap Candida Candida Albicans Dengan Mtode
albicans dengan konsentrasi 15% tersebut Difusi. Sekolah tinggi ilmu kesehatan
sudah efektif dalam menghambat ihsan cendekia medika. Jombang
pertumbuhan jamur uji. Besar kecilnya daya Khofidhoh Zakiyatul.,et al., 2015.
hambat yang terbentuk dikarenakan Efektivitas Infusa Kuit Jeruk Purut
adanya perbedaan konsentrasi pada (Citrus hystrix Dc.) Terhadap
sediaan, dimana semakin besar Pertumbuhan Candida albicans
konsentrasi semakin banyak pula Penyebab Sariawan Secara in vitro.
komponen zat aktif yang terdapat Universits Muhammadiyah.
didalamnya sehingga daya hambatan yang Semarang
terbentuk juga berbeda dan menjadi Kusumadewi., 2003, Rambut Anda,
parameter keefektifan dari sampel uji dalam Masalah, Perawatan, Dan
menghambat atau membunuh jamur uji. Penataannya. PT. Gramedia Pustaka
Pratama. Jakarta
KESIMPULAN Malonda, T.C., et al, 2017.Formulasi
1. Formulasi sediaan shampo Sediaan Sampo Antiketombe Ekstrak
antiketombe ekstrak kulit buah jeruk Daun Pacar Air (Impatiens balsamina
purut (Citrus hystrisx Dc.) stabil secara L.) Dan Uji Aktivitasnya Terhadap
fisika, berdasarkan dari hasil Jamur Candida Albicans Atcc 10231
pengamatan yang dilakukan Secara In Vitro. Universitas sam
menunjukkan bahwa Organoleptik ratulangi. Manado
memiliki bau khas, bentuk agak kental Ma`rufah Rodiah., 2017. Formulasi Gel
dan berwarna coklat. Ph shampo Sampo Antiketombe Dari Minyak
memenuhi syarat 5-6, untuk viskositas Atsiri Sereh Dapur (Cymbopogon
konsentrasi 5% dan 10% memenuhi citratus) Dan Aktivitasnya Terhadap
syarat . Jamur Penyebab Ketombe
2. Formulasi sediaan shampo (Pityrosporum ovale). Universitas
antiketombe ekstrak kulit buah jeruk Sumatera Utara. Medan
purut (Citrus hystrisx Dc.) efektif Saraswati R.A,.et al,. 2015,.Formulasi
sebagai anti ketombe. Hal ini shampoo anti ketombe dan Anti Kutu
menunjukkan bahwa respon zona Rambut Dari Berbagai Macam
hambat terhadap jamur Candida Tanaman Herbal,. Fakultas Farmasi
albicans (kuat hingga sangat kuat). Universitas Padjajaran,. Bandung
SagrimM. E.A.U., et al 2015, Perawatan
DAFTAR PUSTAKA Intensif Serum Rambut Dari Ekstrak
Ambarwati, et al., 2017 Kombinasi Ekstrak Kemangi (Ocimum basilicum) Untuk
Daun Pandan Wangi (Pandanus Rambut Sehat Alami. Universitas
amaryllifolius Roxb.) Dan Buah Sebelas Maret. Surakarta.
Mengkudu (Morinda citrifolia) Warsito., 2018. Derivatisasi Sitronelal. UB
Sebagai Antifungi Terhadap Jamur Press. Malang
Penyebab Ketombe. Universitas Zatalini D.F., 2017, Formulasi dan uji
muhammadiyah. Surakarta aktivitas Gel HPMC-Kitosan
Bhaskara G.Y., 2012. Uji Daya Antifungi Terhadap Proses Penyembuhan
Ekstrak Etanol Daun Salam Luka Bakar Derajat IIA Pada Tikus
(Syzygium polianthum [Wight] Walp.) Putih (Rattus norvegicus) Galur
Terhadap Candida Albicans Atcc Wistar. Universitas Islam Negeri
Maulana Malik.

Vol. XV No. 2, Desember 2020


DOI: https://doi.org/10.32382/medkes.v15i2.1696 227

You might also like