You are on page 1of 13

POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA DAN LINGKUNGAN HIDUP

01eh Ganewati Wuryandari

Abstract

Environmental issue has become an important topic in today s international political dynamics Environmental
degradation cause by phenomenon ofglobal warming and climate change has become a serious global problem In
the future the continuing of the problems may be far reaching impact on sustainability of the lives and survival
of all people in the world Therefore the environment issues is supposed to be reflected in state policy which no
exception in Indonesia sforeign policy International cooperation is a rational solutionforfinding the way out ofthe
existing environmentalproblems In the terms of cooperation states which represented by government is not only the
driving actors in the stage but there are other actors such as NGOs international organizations and multinational
companies MNCs that take part in managing the environmental crisis This study examines Indonesian foreign
policy in addressing environmental issues especially global warming and climate change This study focuses its
time limitfrom 1972 until 2009 This study is qualitative research with its data is obtained through literature and
field research The result of this study shows that although Indonesian government shows its commitment to envi
ronmental issues in theforeign policy this study underlines the contradiction between rhetoric and implementation
This contradiction reflects dilemma of realism and idealism in Indonesia foreign policy

Pendahuluan kekeringan munculnya virus virus penyakit baru


dan punahnya beberapa jenis spesies di muka
Lingkungan hidup merupakan isu yang dewasa ini
menarik perhatian masyarakat global dan menjadi bumi 2 Kegiatan ekonomi masyarakat lalu lintas
transportasi pertanian dan aspek aspek lainnya
agenda penting di dalam hubungan antarnegara
Persoalan krusial lingkungan hidup yang menjadi secara langsung dan tidak langsung juga akan ter
pengaruh dengan adanya perubahan iklim global
hirauan dunia saat ini adalah persoalan yang
terkait dengan persoalan dampak pemanasan tersebut Dampak negatif yang ditimbulkannya
pun tidak mengenal batas wilayah kedaulatan
global global warming dan perubahan iklim
climate change Perhatian yang besar atas negara transboundary
persoalan tersebut didorong oleh pemahaman Berbagai fenomena perubahan iklim akibat
bahwa pemanasan global secara substantif sangat pemanasan global tersebut dalam realitasnya
berpengaruh bagi terjadinya perubahan iklim telah semakin meyakinkan masyarakat global

sedangkan perubahan iklim akan berpengaruh bahwa menurunnya kualitas lingkungan hidup
terhadap banyak hal salah satunya kenaikan yang ditandai antara lain dengan pemanasan
permukaan laut Bila pemanasan global ini tidak global dan perubahan iklim bukan lagi sekadar
dikendalikan salah satunya akan berakibat pada
The United State State Departement Environmental Diplo
semakin banyak pulau kecil yang tenggelam macy The Environment and U S Foreign Policy hlm 8 9
Di kawasan lautan Pasifik misalnya sebagian di http www state gov www global oes earth html diunduh
pada 10 Februari 2010 Kalangan ilmuwan memperkirakan
pulau di Nauru Vanuatu Kiribati dan Kepulauan
seperempat dari seluruh spesies yang ada di planet bumi akan
Marshall saat ini dalam kondisi tenggelam bila punah pada lima puluh tahun mendatang Hampir tujuh belas
air pasang akibat kenaikan permukaan air macam spesies hilang setiap harinya Kepunahan mereka di
percepat adanya kebakaran polusi diversifikasi penggunaan
laut Selain itu peningkatan suhu bumi juga
lahan dan berkurangnya cakupan hutan Setiap tahunnya dunia
berimplikasi pada naiknya suhu rata rata udara kehilangan hutan seluas sekitar empat kali negara Swiss

yang cenderung berubah menjadi ekstrem banjir


Penelitian dengan judul di atas dilakukan oleh tim peneliti yang
Emil Salim Perubahan Iklim dan Ketahanan NasionaP
beranggotakan Ganewati Wuryandari koordinator Athigah

Kompas 15 Oktober 2009 lihat juga Kompas 14 Negara Nur Alami Dhuroruddin Mashad Emilia Yustiningrum dan
Nanto Sriyanto
Pulau Terancam Hilang 17 Februari 2009

125
wacana 3 Ancaman tersebut saat ini benar benar yang menjurus ke arah usaha usaha kerja sama
0
nyata terjadi di bumi dan menjadi persoalan global yang terpadu Menyadari logika itu maka
keamanan yang serius Ancaman terhadap selain pengaturan secara domestik Indonesia
keamanan nasional dan internasional tidak hanya juga aktif dalam upaya upaya kerja sama global
disebabkan oleh perang dan kekerasan melain Salah satunya dilakukan Indonesia melalui
kan ancaman ancaman lain yang bersifat lintas berbagai langkah diplomasi lingkungan yang
negara seperti isu lingkungan hidup terutama antara lain dimulai sejak tahun 1972 Konferensi
pemanasan global dan perubahan iklim Stockholm 1972 hingga Konferensi Copenha
gen 2009 Dalam konteks kerja sama tersebut
Adanya berbagai dampak negatif yang
diakibatkan oleh degradasi lingkungan hidup tidak hanya negara yang diwakili oleh pemerintah
di atas maka memang sudah seharusnya isu yang menjadi aktor penggerak namun juga aktor
lain seperti lembaga swadaya organisasi inter
lingkungan hidup tercermin dalam kebijakan
negara tidak terkecuali dalam kebijakan luar nasional dan perusahaan multinasional menjadi

negeri Indonesia Indonesia memiliki kepen pihak yang harus turut andil dalam penanganan
tingan nasional yang sangat besar akan isu ini krisis lingkungan hidup
Karakteristik geografis sebagai sebuah negara Upaya bersama komunitas internasional
kepulauan telah menempatkan Indonesia pada untuk menghadapi erosi lingkungan hidup di
posisi sangat rawan terhadap pemanasan global atas faktanya tidak vakum dari berbagai konflik
dan perubahan iklim Secara kasat mata perma kepentingan antaraktor Yang dimaksud adalah
salahan lingkungan hidup kini terus bermunculan antara negara maju dan berkembang lembaga
di negeri ini dan tidak hanya menimbulkan swadaya masyarakat dan kelompok bisnis Agen
kerusakan hutan maupun lahan tetapi masya da yang diusung oleh masing masing kelompok
rakat dan negara terkena langsung dampaknya dan defisit kepercayaan di antara mereka acapkali
Sebagai gambaran peningkatan permukaan menjadi faktor yang menyulitkan disepakatinya
laut telah mengakibatkan pengurangan wilayah kebijakan yang sifatnya komprehensif Hingga
Indonesia Menurut perhitungan para ilmuwan saat ini misalnya masih ada tarik ulur mengenai

jika permukaan laut naik 56 cm menjelang 2050 besarnya kewajiban pengurangan emisi untuk
Indonesia akan kehilangan sekitar 30 120 km2 setiap negara Ada kelompok negara yang sangat
wilayah daratnya dan jika permukaan laut naik menginginkan pengurangan emisi karbon

1 1 meter dari sekarang menjelang 2100 wilayah secara signifikan namun pada sisi lain ada juga
darat Indonesia yang hilang sebesar 90 260 kelompok negara yang menolak pembatasan
km2 4 Dengan demikian pengabaian masalah emisi Mereka masih memiliki kekhawatiran

lingkungan hidup secara jelas mengancam bahwa pembatasan emisi akan berpotensi
kepentingan nasional Indonesia menghambat perkembangan ekonomi yang
Indonesia menyadari bahwa dalam batas tengah berkembang pesat Hal ini secara jelas
nasional setiap negara termasuk Indonesia misalnya terlihat dari kurang mulusnya proses
pengesahan legislasi perubahan iklim di AS dan
memang telah mulai mengelola lingkungannya
Australia serta penolakan pembatasan emisi oleb
masing masing Namun di tingkat global
pengelolaan yang bersifat domestik nasional itu China dan India pada Bali Roadmap di Nusa Dua
Desember 2007
belum cukup Untuk menghapuskan penyebab
pemanasan global serta perubahan iklim dengan Terlepas dari pro kontra yang mengemuka
segala efeknya tetap diperlukan koordinasi global di atas dilihat dari sudut pandang Indonesia
hal tersebut merupakan tantangan diplomasi
3 Lihat Ekstrimitas Cuaca Mencekam Kompas 13 Februari
tersendiri Sebagai pemilik kekayaan sumber
2010
daya hutan tropis sekaligus sebagai salah satu
Walhi Environment Outlook 2010 Indonesia Tanah Air Kita
pelepas emisi terbesar di dunia dan kerentanan
Jakarta Walhi 10 Januari 2010
Indonesia sebagai negara kepulauan Indonesia
s Rizal Sukma Insight Climate change poses security threat
jelas memiliki kepentingan nasional sangat besar
to Indonesia Jakarta Post 27 Agustus 2008 http www
thejakartapost com newsl2008 08 27 insight climate change dalam penanganan global masalah lingkungan
poses security threat indonesia html

126

L
hidup Dalam konteks ini Indonesia menjadi lingkungan hidup dalam konteks internasional
pihak yang dapat memberikan peran penting 2 Apa kepentingan nasional Indonesia dalam
sekaligus menjadi pihak yang terancam dan rentan lingkungan hidup kepentingan negara dan
terhadap dampak erosi lingkungan hidup global kepentingan masyarakat Indonesia 3

Terlebih lagi isu lingkungan hidup acapkali juga Bagaimana kebijakan luar negeri dan diplomasi
dipakai sebagai tolok ukur baru dalam hubungan Indonesia mengenai lingkungan hidup dan 4
antarnegara yang seringkali menimbulkan konflik Apa saja peluang dan kendala yang dihadapi
dan friksi termasuk juga antara Indonesia dengan pemerintah Indonesia dalam memperjuangkan
negara maju Isu ini digunakan sebagai tameng kepentingan nasionalnya dalam diplomasinya
dari kebijakan proteksionis atas produknya yang mengenai lingkungan hidup
dikawatirkan kalah bersaing dengan produk
Indonesia Oleh karena itu diplomasi Indonesia Politik Luar Negeri dan Lingkungan
dalam persoalan lingkungan hidup diharapkan Hidup
dapat menjembatani berbagai kepentingan di
pentas global Indonesia harus dapat mengambil
Lingkungan hidup dapat dipahami sebagai
mengambil manfaat optimal dari kerja sama
kesatuan ruang dengan semua benda daya
keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia
internasional yang ada mengenai lingkungan
dan perilakunya yang memengaruhi alam
hidup
itu sendiri kelangsungan perikehidupan dan
Atas dasar latar belakang di atas penelitian kesejahteraan manusia serta mahluk hidup
ini memfokuskan kajiannya pada konteks politik
lain Melalui definisi ini dapat dipahami bahwa
luar negeri Indonesia di dalam menghadapi isu
lingkungan hidup memiliki makna sangat luas
lingkungan hidup mulai tahun 1972 2009 yaitu karena menyangkut keseluruhan interaksi
ketika isu lingkungan hidup mulai mendapatkan kehidupan alam semesta yaitu antara manusia
perhatian internasional melalui Konferensi di
dengan manusia yang mempunyai dampak pada
Stockholm tahun 1972 hingga penelitian ini
alam dan antara manusia dengan mahluk hidup
dilakukan pada tahun 2009 Karena luasnya
lain yang ada di planet bumi atau dengan alam
cakupan persoalan lingkungan hidup kajian secara keseluruhan Dalam konteks interaksi
ini hanya memfokuskan isu pemanasan global
ini manusia di bumi memiliki tanggung jawab
dan perubahan iklim Pembatasan ini dilakukan
moral yang sangat besar Perilaku manusia dalam
karena dua hal pertama secara riil isu isu terse
berhubungan dengan mahluk hidup dan alam
but telah menjadi isu global dan kedua fakta 9
dapat menentukan kualitas lingkungan hidup
tersebut menciptakan peluang dan tantangan bagi Realitas kualitas lingkungan hidup yang baik
diplomasi Indonesia
dapat terwujud bila manusia memperlakukan
Atas dasar pembatasan tersebut fokus alam secara arif Sebaliknya kecerobohan dan
penelitian selanjutnya dirumuskan dalam ketidakarifan manusia di bumi dalam meren
pertanyaan pertanyaan penelitian sebagai
canakan dan memanfaatkan lingkungan hidup
berikut 1 Sejauhmanakah perkembangan isu dapat menjadi ancaman bagi keamanan

Ancaman terhadap keamanan tidak lagi iden


6 Zainuddin Djaffar et al Kebijakan Ijolitik Luar Negeri
Republik Indonesia Menghadapi Kritik Barat di Bidang Ling
tik dengan keamanan negara national security
kungan Hidup dan Tantangannya Bagi Indonesia Laporan tapi juga keamanan manusia human security
Penelitian Depok FISIP UI 1996 hlm 43 termasuk di dalamnya keamanan lingkungan
Ini sejalan dengan Kebijakan Umum Pemerintah Republik environmental security Istilah keamanan
Indonesia pada organisasi organisasi internasional yang di
lingkungan merupakan konsep yang masih
dasarkan pada Peraturan Presiden No 7 Tahun 2005 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM Tahun
diperdebatkan di kalangan ilmuwan hubungan
2004 2009 Bab 8 tentang Pemantapan Politik Luar Negeri internasional Terry Terriff misalnya mencatat
dan Peningkatan Kerja sama Internasional dan Keppres No
64 Tahun 1999 bahwa keanggotaan Indonesia pada organisasi
s Lihat Pasal 1 Undang undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
internasional diamanatkan untuk memperoleh manfaat yang
Pelindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
maksimal bagi kepentingan nasional Lihat
http www deplu go id Pages IFP aspx P Organisasilntern 9 Lihat A Sonny Keraf Etika Lingkungan Jakarta Buku
asional l id Kompas 2002 hlm 26 27

127
bahwa sebagian ilmuwan berupaya memperluas individu tersebut misalnya menipisnya jumlah
konsepsi keamanan sehingga keamanan ling sumber daya dan munculnya implikasi negatif
kungan dapat termasuk ke dalamnya Namun dari tindakan tersebut Konsep Hardin ini secara
sebagian yang lain melakukan definisi ulang tidak langsung menyatakan bahwa persoalan
atas konsep keamanan negara untuk menjadikan lingkungan seperti degradasi lingkungan dan
persoalan lingkungan sebagai isu keamanan 10 bencana alam di banyak negara merupakan

Sementara itu Lorraine Elliot membagi konsep akibat dari eksploitasi berlebihan oleh setiap
keamanan lingkungan ke dalam konsepsi negara terhadap suatu sumber daya seperti
persoalan lingkungan sebagai ancaman baru bagi udara dan air yang dapat diakses secara terbuka
keamanan nasional dan mengamankan atau open access Oleh karena itu konsep ini juga
memiliterisasikan persoalan lingkungan 11 mengarah pada perlunya pengelolaan sumber

Terlepas dari perdebatan tersebut pada daya secara bersama untuk mencegah terjadinya

intinya persoalan keamanan lingkungan terjadi bencana alam dan kerusakan lingkungan

karena degradasi lingkungan dan kelangkaan Kesadaran akan pentingnya pengelolaan

sumber daya alam Degradasi lingkungan yang sumber daya alam guna mencegah dampak
terjadi karena meningkatnya aktivitas ekonomi degradasi lingkungan telah ditunjukkan oleh
masyarakat baik karena dorongan industrialisasi para pelaku hubungan internasional Seperti
maupun pertumbuhan penduduk dapat menye yang dinyatakan oleh Owen Greene bahwa sejak
babkan bencana alam Sementara kelangkaan akhir 1960an telah terjadi peningkatan kesadaran
sumber daya alam akibat ketidakseimbangan banyak pihak akan berbagai risiko dan implikasi
13
antara supply dan demand akan menyebabkan internasional dari persoalan lingkungan hidup
kompetisi dan konflik sumber daya alam dalam Perhatian terhadap isu ini ditandai dengan
masyarakat Pada intinya kedua persoalan diangkatnya isu lingkungan hidup ke berbagai
lingkungan di atas terjadi karena eksploitasi pertemuan internasional dan dimasukannya

yang berlebihan terhadap lingkungan dan sumber sebagai agenda internasional Dengan kata lain
daya konferensi dan kesepakatan internasional tersebut

Isu lingkungan hidup terkait erat dengan per telah mendorong institusionalisasi dan sekuritisasi
soalan aksi kolektif collective actions problems atas isu lingkungan hidup Institusionalisasi yang
dimaksud tidak hanya mengarah pada pelem
yaitu persoalan yang disebabkan oleh tindakan
kolektif dan solusi terhadap persoalan tersebut bagaan persoalan lingkungan hidup tapi juga
penggunaan pendekatan institusi internasional
juga menuntut tindakan bersama Persoalan ini
dapat dijelaskan dengan konsep the tragedy of dalam merespons persoalan lingkungan hidup
Kedua jenis institusionalisasi di atas mengarah
the commons yang diperkenalkan oleh Garrett
Hardin pada tahun 1968 Hardin berargumen pada pentingnya kerja sama internasional yang
terlembagakan dalam mencegah dan mengatasi
bahwa tindakan individu yang dengan rasion
alitasnya mengeksploitasi suatu sumber daya degradasi lingkungan Asumsi inilah yang se
sungguhnya menurut Matthew Peterson sebagai
bersama global common resources secara
persamaan pandangan antara para enviromentalis
berlebihan akan menimbulkan irrational collec

tive practices 12 Dengan kata lain ketika setiap dan pendukung paham liberal institutionalisme
individu berupaya untuk mengambil keuntungan seperti Robert Keohane 14 Menurut Keohane

secara maksimal dalam mengeksploitasi sumber institusi internasional penting dalam kerja sama
daya alam maka bencana akan menimpa semua internasional karena keterlibatan negara dalam
institusi internasional dapat memengaruhi
Terry Terriff et al Non Traditional Security Threats the
Environment as a Security Issue dalam Security Studies Today
13 Owen Greene Environmental Issues dalam John Baylis
Cambridge and Oxford Polity Press 2003 hlm 117 118
dan Steve Smith Eds The Globalization of World Politics
11 Lorraine Elliott Environmental Security dalam The Global an Introduction to International Relations 211 Edition Oxford

Politics ofthe Environment 2nd Edition New York Palgrave University Press 2001 hlm 387
Macmillan 2004 hlm 201 202
14Matthew Peterson Green Politics di Scott Burchill Eds
1z Lihat Garrett Hardin The Tragedy of the Commons Sci Theories of International Relations 3rd Edition New York
ence Vol 162 No 3859 13 Desember 1968 hlm 1243 8 Palgrave Macmillan 2005 hlm 236

128

I
insentif yang mereka peroleh dan memengaruhi luar negeri Analisis di level negara mencakup
biaya yang akan dikeluarkan dalam politik luar kebij akan pemerintah dengan berbagai perangkat
negeri daripada jika mereka berkiprah sendiri 15 birokrasinya dan aktor domestik lainnya dalam
Pendapat ini menyiratkan bahwa institusi politik luar negeri Dalam hal ini negara tidak
internasional merupakan salah satu instrumen dianggap sebagai black box atau suatu yang
penting dalam mengusung isu lingkungan hidup unitary Sementara itu analisis level internasional
dalam politik luar negeri suatu negara menyoroti dinamika konstelasi politik internasi
onal baik dalam organisasi internasional maupun
Keberadaan isu lingkungan hidup yang
mengglobal dan terinstitusionalisasi menuntut pemerintah negara lain yang memengaruhi
pemerintah untuk memasukkannya ke dalam kebijakan luar negeri suatu negara Pendekatan

agenda politik luar negerinya Kebijakan dan konseptual ini membantu kita untuk memahami
perilaku negara dalam politik luar negeri tentu bagaimana diplomasi dan politik domestik saling
saja akan dipengaruhi banyak faktor atau variabel berinteraksi dan terkait satu sama lain Jenis
pendekatan ini juga relevan untuk menganalisis
Khususnya dalam isu lingkungan hidup Paul G
kebijakan implementasi dan strategi diplomasi
Harris mengakui bahwa variabel variabel yang
membentuk politik luar negeri suatu negara lebih dari kebijakan luar negeri Indonesia dalam per

complex disparate and contentious 16 daripada soalan lingkungan hidup yang didasarkan pada
isu politik luar negeri lainnya Kompleksitas kepentingan nasional Indonesia

persoalan lingkungan hidup tidak hanya ditandai


oleh sifatnya yang tidak pasti uncertainty Metodologi
terkait satu sama lain interconnectedness
Metode penelitian yang digunakan dalam pene
dan lintas batas transboundary tapi juga litian ini dapat dikategorikan sebagai deskriptif
adanya hubungan yang erat interlinkage antara kualitatif Melalui metode ini penelitian yang
politik domestik dan internasional Maksudnya dilakukan terbatas pada usaha mengungkapkan
adalah implikasi perubahan iklim tidak hanya suatu masalah keadaan peristiwa atau bahkan
menyebabkan timbulnya persoalan yang berskala fenomena sebagaimana adanya sehingga bersifat
nasional tapi juga disebabkan oleh aktivitas
penggambaran terhadap fakta yang terjadi
lokal masyarakat Oleh karena itu mengkaji Hasil penelitian ini diarahkan pada pemberian
keterkaitan isu lingkungan hidup dan politik luar gambaran secara obyektif tentang obyek yang
negeri harus juga melihat interaksi antara politik
sedang diteliti g
domestik dan internasional
Ada dua jenis data yang diperlukan dalam
Berkaitan dengan hal di atas analisis politik
penelitian ini yakni data yang bersifat primer dan
luar negeri dalam isu lingkungan hidup ini tidak data yang bersifat sekunder Untuk melakukan
cukup hanya dengan menggunakan salah satu pengumpulan data penelitian ini menggunakan
level analisis level of analysis baik di tingkat tiga teknik yaitu studi pustaka data sekunder
individu negara maupun sistem Untuk mem wawancara mendalam dan kelompok diskusi
peroleh analisis yang komprehensif penelitian terfokus Focus Group Discussion FGD data
ini akan menggunakan jenis analisis politik luar primer Wawancara mendalam dilakukan dengan
negeri dua level two level game Pendekatan
beberapa pihak yang terkait langsung atau yang
yang pertama kali dikenalkan oleh Robert Putnam memiliki kompetensi dengan topik penelitian
ini menekankan pada pengintegrasian analisis di Sementara itu FGD dilakukan di Jakarta dengan
level negara faktor domestik dan level sistem
mengundang pihak pihak dari Kementerian Luar
faktor internasional dalam mengkaji politik

15 Robert O Keohane Neoliberal Institutionalism a Per Robert D Putnam Diplomacy and Domestic Politics the
spective on World Politics dalam Robert O Keohane Ed Logic of Two Level Games International Organization Vol
International Institutions and State Power Boulder Westview 42 No 3 Summer 1988 hlm 430
Press 1989 hlm 5
Penjelasan metode di atas dikutip dari Sonhaji Budaya
Paul G Harris Ed Global Warming and EastAsia the Do Kemiskinan Studi Penjajagan Atas Kegiatan Meminta Minta
mestic and International Politics ofClimate Change London Kelompok Pengemis Mingguan di Surakarta Spirit Publik
and New York Routledge 2004 hlm 19 Vol 2 No 1 April 2006 hlm 41

129
Negeri Dewan Nasional Perubahan Iklim dan Pembentukan Panitia Perumus dan Rencana
WALHI Kerja bagi Pemerintah di bidang Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Keppres Nomor 27 Tahun
Hasil Penelitian 1972 tentang Pembentukan Panitia Inventarisasi
KekayaanAlam Pemerintah dalam GBHN tahun
Tak diragukan lagi lingkungan hidup telah
1973 juga telah menggariskan kebijaksanaan
menjadi agenda global yang semakin penting
Sejak tahun 1972 terdapat berbagai pertemuan
pengelolaan lingkungan hidup yang pada intinya
berkomitmen akan penggunaan sumber sumber
internasional yang diselenggarakan untuk mem alam secara rasional Komitmen akan pentingnya
bahas isu ini mulai dari Konferensi Stockholm
kebijakan lingkungan hidup Indonesia semakin
1972 hingga Konferensi Copenhagen 2009
nyata dengan dibentuknya Kementerian Negara
Hal ini antara lain didorong oleh pemahaman Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan
yang semakin meluas bahwa ancaman terhadap
keamanan nasional dan internasional tidak
Hidup pada tahun 1978 dengan Prof Dr Emil
Salim sebagai Menterinya Pemerintah Soeharto
hanya disebabkan oleh perang dan kekerasan juga mengeluarkan UU Nomor 23 Tahun
melainkan ancaman ancaman lain yang bersifat
1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
lintas negara seperti isu kependudukan migrasi
ledakan jumlah penduduk dan isu lingkungan
UUPLH yang diundangkan pada 19 September
1997 UU ini kemudian diperbaharuhi melalui
hidup pemanasan global dan perubahan iklim
UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
Seiring dengan meluasnya pengertian sumber
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Peraturan
ancaman maka aktor yang terlibatpun tidak
lagi diidentifikasi dari aktor tunggal negara
yang kemudian menjadi landasan bagi kebijakan
pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia
tetapi meluas ke banyak elemen masyarakat
seperti Lembaga Swadaya Masyarakat LSM Komitmen akan kebijakan lingkungan hidup
juga terlihat pada pemerintahan era reformasi
perusahaan perusahaan multinasional organisasi

profesi bahkan termasuk individu yang memiliki Hanya saja kebijakan lingkungan hidup di era
pengaruh pada level internasional reformasi memperlihatkan karakteristik yang
berbeda beda yang dimulai dari masa Habibie
Realitas lingkungan global tersebut di atas
hingga SBY Realitas ini dipengaruhi oleh kondisi
juga disadari para pembuat kebijakan di Indo
internal dan eksternal yang memengaruhinya
nesia Dalam isu lingkungan hidup Indonesia
Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997 telah
dapat dikatakan telah memiliki kepedulian baik
berimbas pada saat Indonesia memasuki era baru
pada masa Orde Baru maupun Orde Reformasi
pasca lengsernya Soeharto Krisis multidimensi
Pada era Orde Baru misalnya meskipun agenda
yang dihadapi Indonesia pada awal awal masa
kebijakan luar negeri saat itu lebih difokuskan
reformasi telah menyebabkan perhatian atas isu
pada upaya membangun hubungan dengan
negara negara dunia dalam rangka menarik
lingkungan hidup terutama yang menyangkut
soal pemanasan suhu bumi dan perubahan iklim
investasi asing guna pembangunan nasional
tidak berarti bahwa pemerintahan Indonesia di
masih sangat terbatas Kebijakan yang diambil
sifatnya lebih ad hoc disesuaikan dengan tingkat
bawah Presiden Soeharto tidak memiliki kepe
kebutuhan dan situasi saat itu
dulian terhadap isu lingkungan hidup Cermin
Institusionalisasi isu tersebut baru terjadi
perhatian ini terlihat dari wacana kebijakan baik
2002 ketika Kementerian Luar Negeri melalui re
dalam konteks domestik maupun internasional
strukturisasi organisasinya membentuk Direktorat
Dalam tataran domestik telah tercatat beberapa
momentum penting menjadi tonggak sejarah Lingkungan Hidup dan Pembangunan Direktorat
ini bertanggungjawab untuk melakukan fungsi
pengelolaan lingkungan hidup Indonesia Pada
fungsi perumusan kebijakan luar negeri secara
era Orde Baru misalnya kebijakan lingkungan
multilateral dalam penanganan isu isu terkait
hidup domestik diawali dengan dikeluarkannya
dengan aspek aspek pembangunan ekonomi dan
berbagai peraturan terkait dengan pengelolaan
lingkungan hidup yaitu Keputusan Presiden lingkungan hidup
Keppres Nomor 16 Tabun 1972 tentang

130
Komitmen lain terlihat dengan dimasukkan tanggal 3 15 Desember 2007 Kepemimpinan

nya agenda penanganan perubahan iklim sebagai Indonesia dalam pertemuan tersebut terbilang
salah satu prioritas dari Rencana Pembangunan sukses dan pada akhir pertemuan tersebut negara

Jangka Menengah Nasional RPJMN 2010 2014 peserta menyepakati Bali Road Map Salah satu
di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang keputusan pentingnya adalah melahirkan
proses negosiasi untuk menguatkan respons
Yudhoyono Selain deretan panjang berbagai
kebijakan domestik terkait dengan isu lingkungan internasional dalam menghadapi isu perubahan

tersebut masih terdapat kebijakan kebijakan se iklim yang termuat dalam Bali Action Plan
Ketiga Indonesia juga secara aktif berpartisipasi
rupa yang pada akhirnya merujuk secara spesifik
mengirimkan delegasi RI ke berbagai perhelatan
pada isu pemanasan global dan perubahan iklim
seperti dibentuknya Dewan Nasional Perubahan internasional untuk melakukan berbagai kerja

Iklim DNPI melalui Peraturan Pemerintah lama bilateral regional dan multilateral Pada
tahun 1972 misalnya Indonesia telah mengirim
No 46 Tahun 2008 Dewan yang diketuai
langsung oleh Presiden RI ini bertugas untuk delegasinya yang dipimpin oleh Emil Salim
mengoordinasikan kebijakan nasional strategi ke konferensi Stockholm Langkah berikutnya

program dan kegiatan pengendalian perubahan juga diayunkan seiring dengan kesepakatan
iklim termasuk di dalamnya perumusan posisi KTT Bumi tahun 1992 yang menghasilkan
diplomasi Indonesia dalam forum forum inter konsep pembangunan berkelanjutan Konsep ini
nasional
menekankan pada kebijakan lingkungan dalam
kerangka pembangunan berkelanjutan yang
Indonesia menyadari bahwa setiap negara
bersifat jangka panjang dan pada pendekatan
termasuk Indonesia telah melakukan upaya untuk
pembangunan tiga jalur yaitu pembangunan
mengurangi dampak kerusakan dan mengelola
lingkungan hidupnya masing masing Namun di yang melibatkan faktor social lingkungan dan
ekonomi Pada masa pemerintahan era reformasi
tingkat global pengelolaan yang bersifat domestik
tercatat Indonesia telah mengirimkan delegasinya
nasional itu belum cukup Untuk pengelolaan
dalam berbagai pertemuan internasional yang
lingkungan sedunia tetap diperlukan koordinasi
membahas lingkungan hidup seperti COP 4
global yang menjurus ke arah usaha usaha kerja
Basel 1998 di Kuching Malaysia dan COP
sama global yang terpadu Oleh karena itu selain UNCBD 1998 di Bratislava Slovakia COP 4
pengaturan secara domestik Indonesia juga aktif
UNFCCC di Buenos Aries Argentina 1998
dalam upaya upaya kerja sama global
COP 2 UNCCD di Dakar Senegal 1998 COP 7
Hal ini antara lain dilakukan Indonesia mela Ramsar di Sn Jose Equador 1999 COP 5 Basel
lui berbagai langkah diplomasi lingkungan Per di Swiss 1999 Ex COP UNCBD Cartagena
tama Indonesia meratifikasi Konvensi konvensi Colombia 1999 COP 3 UNCCD di Recife
PBB tentang lingkungan hidup di antaranya Kon 1999 COP 5 Ozon 1999 di Beijing China
vensi Kerangka Kerja PBB mengenai Perubahan dan COP 5 UNFCCC di Bonn Jerman 1999
Iklim United Nations Framework Convention Millenium Summit 2000 Konferensi Tingkat
on Climate Change UNFCCC pada 1994 dan Tinggi Pembangunan Berkelanjutan World
pengesahan Protokol Kyoto atas Konvensi Summit on Sustainable Development WSSD
Kerangka Kerja Perserikatan Bftngsa Bangsa atau juga dikenal dengan sebutan Rio 10 di
tentang Perubahan Iklim pada 2004 Kedua Johanesburg Afrika Selatan 2002 UNFCCC
Indonesia secara aktif menjadi tuan rumah dalam di Bali 2007 UNFCC di Copenhagen 2009
penyelenggaraan berbagai pertemuan untuk me
dan lain sebagainya 19
ngatasi persoalan lingkungan hidup Pada bulan
Namun berbagai wacana kebijakan yang
September 2001 Indonesia menjadi tuan rumah
dibangun pemerintah Indonesia baik domestik
yang menghasilkan Deklarasi Bali tentang Forest
maupun internasional kurang ditindaklanjuti
Law Enforcement and Governance Indonesia
dalam langkah langkah pendukung dalam negeri
juga menjadi tuan rumah Konferensi Perubahan
Iklim ke 13 dan Pertemuan ke 3 Negara Pihak 19 Berbagai data di atas diolah dari Andreas Pramudianto Diplo

Protokol Kyoto COP 13 MOP 3 di Bali pada masi Lingkungan Hidup Teori dan Fakta Jakarta universitas
Indonesia 2008

131
yang konkret baik di masa Orde Lama Orde kewenangan kepada pemerintah daerah baik di
Baru maupun pasca Orde Baru Dengan kata tingkat I maupun II untuk memberikan Izin Usaha
lain antara wacana dan implementasi kebijakan Pertambangan IUP telah menyebabkan dampak
lingkungan hidup ibarat jauh panggang dari perusakan lingkungan hidup 21 Adanya ekspansi
api Banyak dari implementasi kebijakan nasio usaha pertambangan akan mendorong alih fungsi
nal maupun lokal baik di era pasca Orde Baru hutan secara besar besaran Sebagai contoh yang
maupun di era sebelumnya ternyata bertentangan terjadi di Kalimantan Selatan ada 97 perusahaan
dengan substansi komitmen untuk menj aga ling tambang batu bara yang kawasan pengerukannya
kungan dan atau mencegah melajunya pemanasan masuk kawasan hutan zz
global dan perubahan iklim Justru melalui kebijakan kebijakan kehu
Cermin kondisi ini misalnya terlihat tanan dan pertambangan di atas Presiden SBY
dari beberapa peraturan yang memberikan tidak melestarikan dan mengelola hutan dengan
kemudahan atas terjadinya pengerusakan hutan baik melainkan malahan mengancam keselamatan
gambut dan aktivitas ekstraksi sumber daya hutan dan rakyatnya Upaya pencegahan dan
alam Kebijakan Permentan No 14 Tahun 2009 pengurangan deforestasi yang diwacanakan di
tentang Pedoman Pemanfaatan Lahan Gambut berbagai forum internasional perubahan iklim
untuk Pemanfaatan Budidaya Kelapa Sawit senyatanya pada tataran riil di dalam negeri
adalah salah satunya MelE lui kebijakan ini tidak terjadi Merujuk pada data Walhi pada
lahan gambut boleh dibuka urEtuk ditanami kelapa masa kepemimpinan SBY angka deforestasi
sawit Hal ini sejalan dengan tujuan pemerintah Indonesia sungguh sangat besar Sepanjang
yang menargetkan 10 kebutuhan bahan bakar 2006 2007 misalnya deforestasi mencapai 2 07
dalam negeri akan dipasok dari bahan nabati dan juta ha Jika di setiap hektare hutan alam hidup
70 sumbernya dari kelapa sawit pada tahun sekitar 2 500 pohon dengan diameter beragam

2010 Untuk itu pemerintah terus mengembang maka ada 5 17 miliar pohon yang musnah
kan luas perkebunan kelapa sawit yang selama Angka pemerintah sekalipun deforestasi tahun

tiga tahun terakhir ini terus meningkat menj adi lalu mencapai 1 07 juta hektare Artinya ada 2 6

26 7 juta hektare yang tersebar di 17 Provinsi miliar pohon musnah 23 Deforestasi hutan untuk
Upaya perluasan lahan ini juga sejalan dengan perkebunan dan pertambangan telah menyebab
target pemerintah untuk terus meningkatkan kan kebakaran hutan dan pengeringan lahan
produksi CPO sebesar 40 juta ton pada tahun gambut yang berkontribusi terhadap peningkatan
2020 Namun tentu saja kebijakan kebijakan kadar emisi di Indonesia Laju deforestasi yang
tersebut tidak sejalan dengan kebijakan untuk mencapai lebih dari satu juta hektare pertahun
mengurang Pmisi karbon sebagaimana yang telah menempatkan Indonesia sebagai urutan
selalu diwacanakan oleh pemerintah dalam pertama sebagai negara dengan laju deforestasi

berbagai pertemuan yang membahas mengenai tertinggi di dunia 24 Akibat lanjut dari luasnya

perubahan iklim Hal ini karena setiap satu ton deforestasi ini adalah Indonesia menjadi negara
CPO sesungguhnya akan menghasilkan dua ton penghasil emisi ketiga terbesar di dunia setelah
CO Selain itu penggunaan pupuk nitrogen di AS dan Cina
perkebunan sawit juga memiliki emisi 301 kali
2o
Realitas deforestasi yang melaju kencang
lebih besar dibandingkan dengan emisi CO2 terutama pasca Orde Baru ini terjadi seiring
Inkonsistensi kebijakan di atas juga tecermin
melalui lahirnya perizinan perizinan yang Lihat Walhi Environment Outlook hhn 5 dan UU No 4
berkaitan dengan aktivitas ekstraksi sumber daya Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
alam Salah satunya adalah lahirnya UU yang 2 Lihat Bencana Ekologis Avatar Papua dan SBY 29 April
memermudah perizinan pertambangan yaitu UU 2010 di http bencanaekologis blogspot com 2010 04 avatar
papua dan sby html diunduh pada 9 Agustus 2010
No 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral
23lbid
dan Batubara Pasal 26 UU ini yang memberikan
2a Greenpeace Org di http www greenpeace org hutanindo
nesia htm diunduh pada 5 Juli 2010
20 Walhi Enviromnental Outlook 2010 Indonesia Tanah Air
Kita Jakarta Walhi 28 Januari 2010 hlm 27 28

132
implementasi otonomi daerah Otonomi daerah didukung oleh situasi kondisi yang tertata baik di
jika dilihat dari diskursus demokrasi memang dalam negeri Inkonsistensi kebijakan lingkungan
mernuat ide ide ideal tentang pemberdayaan hidup akan dapat memengaruhi kredibilitas dan
daerah Akan tetapi dalam pelaksanaannya citra Indonesia yang sudah dibangun dengan
otonomi daerah telah menghasilkan realitas susah payah

politik euphoria sehingga pemerintah pusat


Problem lainnya dalam melakukan diplo
kesulitan dalam mengendalikan daerah
masi soal lingkungan hidup adalah Indonesia
ketika mengekploitasi potensi alam termasuk
belum dapat bersikap kritis terhadap apa yang
hutan Seluruh perusakan alam ini senantiasa dikatakan dan dilakukan oleh pihak luar negeri
dibalut argumentasi pembangunan meski dalam khususnya negara maju Indonesia umumnya
berbagai kasus tidak jarang pula diketemukan masih menerima apa yang mereka katakan
pula hasil eksploitasi hutan dimanfaatkan sebagai benar walaupun itu merugikan Indone
untuk kepentingan kepentingan pribadi elit
sia Misalnya tentang laju deforestation serta
birokrasi bukan untuk membangun kesejahteraan banyaknya emisi gas rumah kaca Indonesia dan
rakyat Memang realitas politik nasional dalam sebaliknya seolah negara maju dan atau pengritik
kerangka lingkungan dan atau pemanasan tidak pernah melakukan deforestation Salah
global bukanlah fenomena khas Indonesia
satu akibat anggapan itu yang telah Indonesia
tetapi tidak jauh beda dari fenomena global Isu rasakan ialah adanya boikot kayu tropik Namun
lingkungan hidup khususnya pemanasan global hanya sedikit yang mempertanyakan benarkah
dan perubahan iklim dengan segala sebab dan anggapan negara negara maju itu dan kemudian
akibatnya memang telah menjadi kesadaran berusaha untuk meluruskannya dengan data
bersama pada lingkup global tetapi hampir yang dipercaya Realitas lemahnya diplomasi
setiap rezim belum punya kepedulian secara Indonesia terjadi karena hal hal berikut ini 2s
kokoh terhadapnya terutama akibat pertimbangan
Pertama dalam menghadapi konferensi in
besarnya biaya ekonomi yang harus ditanggung ternasional Indonesia tidak melakukan persiapan
dalam implementasinya
yang masak agar mempunyai konsep yang jelas
Dengan adanya alih fungsi hutan untuk
apa yang ingin dicapai dalam konferensi tersebut
perkebunan monokultur pertambangan dan Sampai saat ini Indonesia belum mempunyai
deforestasi di atas maka sesungguhnya kebijakan
konsep yang jelas tentang apa yang ingin dicapai
yang dicanangkan pemerintahan SBY yaitu One dalam setiap konferensi terkait dengan pemanas
Man One Tree menjadi kehilangan artinya an global clan perubahan iklim Sampai saat ini
Ancaman atas kerusakan dan keselamatan hutan
misalnya Indonesia kurang vokal di panggung
masih signifikan Tanpa adanya upaya nyata tata
internasional mengenai skema yang paling
kelola yang baik atas hutan Indonesia yang seluas disukai dalam kerangka REDD dan seperti
sekitar 130 juta hektare maka dalam tempo biasa tertarik akan aneka macam mekanisme
sekitar 65 tahun hutan Indonesia hanya sebatas pembiayaan Usulan Indonesia kepada UNFCCC
pada cerita memfokuskan pada isu baseline dan bagaimana
Berbagai kebijakan domestik di atas pada ke mengukur deforestasi Usulan tersebut menya
nyataannya menggarisbawahi adanya kontradiksi takan bahwa skema REDD harus memasukkan
dengan yang diwacanakan oleh pemerintah dalam peningkatan stok karbon dan pengelolaan hutan
soal pelestarian dan pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan Penting diingat bahwa pe
hidup Realitas ini tentu akan mengaburkan kredi merintah Indonesia mengungkapk4n dukungan
bilitas diplomasi Indonesia dalam soal perubahan
iklim diakui masyarakat internasional dengan
bukti berbagai ragam penghargaan internasional
zs Ide yang sama bisa ditelusuri dari Otto Soemarawoto Indone
yang diterimanya Sebagus bagusnya diplomasi sia dalam Kancah Isu Lingkungan Global Jakarta Gramedia

yang dijalankan oleh diplomat yang memiliki 1992 hlm 302 Memang lemahnya diplomasi yang dipetakan
Otto Soemarwoto tersebut dilakukan dalam era Orde Baru
kemampuan handal pun tidak akan menghasil
tetapi dalam konteks kekinian problem serupa masih sangat
kan tujuan yang optimal dan efektif bila tidak mengemuka mengingat problem dasamya memang belum
ditangani secara serius

133
nya terhadap pemasukan total kredit REDD ke direkonstruksi dari data iklim tanah dan pala
dalam pasar karbon yang sudah ada eontologi Manfaat yang telab diraih dari hutan
Kedua staf KBRI mempunyai pengetahuan nir tropik dan dari deforestasi yang dilakukan di
daerah lain oleh negara maju haruslah dimasuk
yang terbatas tentang isu lingkungan global
kan dalam perhitungan Walaupun hutan di daerah
Mereka minim informasi dan data yang baik
tentang lingkungan hidup di tanah airnya sendiri non tropik telah hilang berabad abad yang lalu
Akibatnya mereka mendapatkan kesulitan yang dan CO yang berasal dari hutan teresbut telah
besar dalam menghadapi Lembaga Swadaya lama berdaur namun CO itu tetap merupakan
Masyarakat LSM luar negeri yang mempunyai beban Seandainya tidak ada deforestasi yang
sangat luas di daerah non tropik itu kemampuan
staf ilmiah yang canggih dan mengetahui banyak
bumi untuk menyimpan karbon akan jauh lebih
tentang Indonesia dengan didukung oleh data
besar dan beban CO pada atmosfir akan jauh
terlepas benar ataupun salah tentang lingkungan
26
hidup Indonesia lebih ringan daripada sekarang
Ketiga Indonesia tampaknya masih cen Memang langkah langkah sedemikian tidak
derung mengikuti genderang yang ditabuh oleh gampang karena memerlukan dukungan data dan
dunia maju terkait dengan isu ligkungan hidup informasi yang sangat kuat Informasi sedemikian
hanya mungkin didapatkan jika Kementerian
tanpa berkehendak menciptakan genderang
alternatif Dalam konteks REDD misalnya Luar Negeri tidak berjalan sendiri melainkan
harus bekerja sama dengan berbagai lembaga
justru Brazil dan Tuvalu bul an Indonesia yang
melancarkan pemikiran alternatifnya Indonesia terkait termasuk lembaga nonpelnerintah LSM

seharusnya membangun sebuah logika integral untuk membangun bekal yang komplit dalam
memperjuangkan pandangan yang holistik berbagai perundingan Bahlcan jika dianggap
sangat mendesak para pakar lingkungan secara
yaitu memandang bumi ini sebagai satu kesatuan
ekosistem Idealnya Indonesia tidak hanya adhoc dilibatkan dalam perundingan perundingan

memandang pada hutan tropik saja melainkan yang sifatnya teknis yang sangat tidak dipahami
pada sistem hutan global Data haruslah dicari para diplomat

tentang dinamika hutan di semua bagian dunia Lemahnya komunikasi apalagi koordinasi di
di tropik dan nir tropik dengan menggunakan antara lembaga negara apalagi dengan lembaga
semua sumber data yang ada termasuk data nonpemerintah dalam mengantisipasi isu isu
citra satelit serta produksi pertanian peternakan penting dalam konstelasi global memang masih
dan kehutanan dan luas lahan yang diperlukan menjadi ciri khas ketatanegaran Indonesia

untuk mendukung produksi itu Hutan pun Realitas itulah yang tampaknya masih menjadi
tidak bc d ndiri melainkan terkait pada pekerjaan penting yang mesti ditangani peme
pembakaran Bahan Bakar Fosil BBF pada satu rintah Indonesia terutama ketika melakukan
pihak sebagai penghasil CO yang menjalin diplomasi lingkungan hidup Memang khusus
tumbuhan hijau laut dan BBF haruslah dirunut dalam soal pemanasan global dan atau perubah
untuk mengevaluasi besarnya emisi CO dan an iklim misalnya pemerintah telah berusaha
kemampuan masing masing komponen dalam membangun apa yang disebut koordinasi Tahun
mengikat CO termasuk pengaruh deposisi asam 2008 misalnya Presiden menerbitkan Peraturan
terhadap neraca karbon di hutan dan ekosistem Pemerintah Nomor 46 tentang Dewan Nasional
akuatik Perubahan Iklim DNPI Wadah ini diketuai

Dimensi waktu harus pula diperhatikan oleh Presiden sendiri dengan wakil ketua Menko
Perokonomian dan Menko Kesra sedangkan
dalam kaj ian holistik itu yatu tidak hanya dalam
anggotanya terdiri dari 17 Menteri terkait dengan
waktu 10 20 tahun yang akhir ini saja melainkan
perubahan iklim 27
sej ak masa pra pertanian pada waktu hutan masih
asli dan belum dikonversikan menjadi lain jenis
tataguna lahan Hutan pada waktu masa pra per 26lbid

tanian itu perlu dijadikan garis datar baseline Z Rahmat Witoelar Perubahan Iklim Deforestasi dan Di
plomasi Indonesia dalam Negosiasi Internasional Jurnal
Jenis hutan dan luas masing masing jenis dapat
Diplomasi 1 3 Desember 2009 h1m 23 24

134
Namun pembentukan DNPI ini justru biasa dan telah mengancam eksistensi wilayah
menimbulkan pertanyaan mendasar yaitu clan kelangsungan hidup bangsa Indonesia
kenapa pemerintah tidak mengoptimalkan fungsi Tenggelamnya beberapa pulau kecil dan berbagai
lembaga lembaga yang ada termasuk khususnya bencana alam terkait perubahan iklim merupakan

KLH yang tugas clan fungsinya memang pertimbangan paling mendasar


eksklusif menangani isu isu seputar lingkungan
Kedua kerusakan lingkungan hidup yang
Apalagi KLH pun berada dalam kabinet yang berimplikasi pada pemanasan global dan peru
berada langsung di bawah kepemimpinan bahan iklim merupakan fenomena global baik
presiden Pembentukan DNPI di satu sisi seolah ditinjau dari sisi penyebab maupun akibatnya
telah memperlihatkan kemandulan dari KLH Penyebab kerusakan lingkungan bersifat trans
dalam pengaturan lingkungan di Indonesia dan nasional atau agregat dari perilaku negatif
tentunya termasuk perubahan iklim Pada sisi manusia lintas negara bahkan juga lintas waktu
lain juga memperlihatkan kegagalan pemerintah clan lintas generasi secara kumulatif Akibat
dalam mengoordinasikan antarlembaga dalam kerusakan lingkungan pun pada akhirnya telah
menangani isu lingkungan Jika DNPI dipimpin
mulai dirasakan oleh setiap masyarakat bangsa
langsung oleh Presiden tampaknya tanpa di berbagai belahan bumi Oleh karena itu
membentuk DNPI pun sebenarnya Presiden
lingkungan hidup hakikatnya tidak hanya
dapat memimpin kabinet untuk membahas isu menjadi kepentingan nasional Indonesia tetapi
lingkungan secara lintas sektor termasuk pema ia telah menjadi kepentingan kemanusiaan secara
nasan global dan perubahan iklim mengingat universal

Presiden memang pimpinan pemerintahan bahkan Ketiga mengingat kerusakan lingkungan


pimpinan negara Jika problem pokok sebenarnya
disebabkan oleh perilaku agregat masyarakat
terletak pada soal kemampuan koordinasi maka
maka upaya Indonesia dalam mengatasi problem
penanganannya tidak perlu dengan membentuk
ini tidak bisa hanya mengandalkan diplomasi
lembaga baru semisal DNPI mengingat lembaga
internasional dengan membangun diplomasi te
penanggung jawab lingkungan sudah ada dalam
bar pesona Hal yang penting atau bahkan lebih
kabinet Hal yang lebih penting adalah menata
penting adalah adanya dukungan kebijakan do
koordinasi dengan mengoptimalkan fungsi
mestik lengkap dengan konsistensi implementasi
lembaga lembaga terkait yang sudah ada Sebab
kebijakan tersebut dalam rentang nasional Ala
dengan berapapun jumlah lembaga baru yang sannya sangat jelas yaitu masyarakat Indonesia
dibentuk jika koordinasi antarlembaga tidak
akan menanggung secara tunai terhadap segala
dibenahi yang terjadi bukan integrasi visi dan
akibat perilaku negatifnya terhadap lingkungan
kerja sama implementasi melainkan justru akan
terdekatnya Banjir dan tanah longsor seperti
terjadi disintegrasi alias jalan sendiri sendiri
kasus Wasior di Papua Barat pada bulan Oktober
Inilah problem utama yang sesungguhnya perlu
2010 misalnya yang menelan ratusan korban
mendapatkan prioritas pertama
nyawa manusia harus diakui sebagai akibat
dari kegagalan kebijakan lingkungan hidup
Kesimpulan khususnya terkait dengan pembalakan hutan
Berdasar realitas persoalan lingkungan khusus secara liar di wilayah tersebut
nya fenomena pemanasan global dan perubahan Apalagi real itas domestik baik pada tata
iklim maka terdapat beberapa hal yang perlu ran masyarakat maupun negara yang tak peduli
menjadi perhatian Pertama persoalan ling pada perlindungan lingkungan pa da akhirnya
kungan akan menjadi semakin penting dalam akan sangat berpengaruh negatif pada profil
agenda kebijakan Indonesia baik domestik Indonesia dalam diplomasi global Dalam wacana
maupun internasional Alasannya jelas Indonesia global Indonesia bisa saja membangun diskursus
memiliki kepentingan nasional yang sangat besar mulia tentang perlindungan lingkungan terlepas
Dampak dari kerusakan lingkungan pemanasan apapun agenda kepentingan di baliknya Hanya
global dan perubahan iklim terbukti sungguh luar saja jika domestik memperlihatkan realitas
yang sebaliknya maka diplomasi yang berbiaya

135
sangat mahal itu dikhawatirkan hanya akan mandiri Indonesia tetap harus menunjukkan
menghasilkan kesia siaan keinginannya untuk mengendalikan emisi CO 2

Keempat dalam membangun profil diplo baik melalui penghematan energi maupun
masi atas isu lingkungan idealnya Indonesia mencari energi alternatifyang ramah lingkungan
tidak hanya terfokus pada langkah langkah baik secara mandiri atau melalui mekanisme

seremonial menjadi tuan rumah dan atau men kerja sama internasional

jadi event organizer konferensi Hal yang lebih Penghematan energi bukanlah dimaksud
penting adalah Indonesia perlu memiliki konsep mengurangi energi sehingga pembangunan

yang jelas dan strategi yang kokoh yang harus terhambat melainkan mengusahakan untuk

diadu dalam ajang diplomasi agar kepentingan mendapatkan pelayanan yang lebih banyak dari
nasional Indonesia tidak dirugikan dalam kese sejumlah energi tertentu Sebab yang penting
pakatan kesepakatan global yang sarat dengan bukanlah berapa besar konsumsi energi me
berbagai kepentingan dari lnasing masing aktor lainkan berapa besar pelayanan yang didapatkan
global Dalamk kerangka itu diplomasi Indonesia dari energi itu Arsitektur yang sesuai dengan
sebaiknya harus didukung oleh kemampuan kondisi tropik baik untuk rumah tinggal maupun
prima dari para diplomatnya dengan keahlian gedung besar yang dapat mengurangi kebutuhan
khusus yang seharusnya dimilikinya di bidang akan lampu dan AC merupakan bagian dari

lingkungan hidup Aspek ini dipandang sangat upaya penghematan energi Optimalisasi fungsi
penting mengingat persoalan lingkungan hidup transportasi umum dibanding kendaraan pribadi
terutama pemanasan global dan perubahan iklim adalah pula bagian dari hemat energi 2S Semen

memiliki karakter sifat yang sangat kompleks tara itu pencarian energi alternatif dimaksudkan
dan teknis sebagai upaya pengembangan energi yang bebas
Kelima kepentingan sekaligus aktor di polusi Sebenarnya usaha itu telah dijalankan

balik isu lingkungan saat ini sangat kompleks antara lain dengan pengembangan lebih banyak

dan variatif Oleh karena itu jargon diplomasi PLTA di samping rencana pengembangan
total dalam kebijakan luar negeri Indonesia perlu PLTN Usaha pergantian bensin dengan gas

diimplementasikan secara konkret Untuk tujuan untuk kendaraan kendaraan transportasi juga

tersebut diplomasi Indonesia ke depan memer mengurangi emisi CO 2 Semua kebijakan itu

lukan data lingkungan secara komplit sahih hanya akan optimal hasilnya bila didukung
dan integratif Hal tersebut tentu menjadi sebuah oleh kebijakan yang sinergis antarsektor serta
menuntut adanya koordinasi secara kokoh antara
kebutuhan yang pasti mensyaratkan dukungan
lembaga negara
dari semua elemen bangsa baik yang berasal
dari pemerintqh maupun masyarakat Dalam
kerangka inilah koordinasi antarlembaga negara Daftar Pustaka
dan pelibatan masyarakat dalam mengelola dan Djaffar Zainuddin et al 1996 Kebijakan Politik
menjaga lingkungan menjadi keniscayaan Hal Luar Negeri Republik Indonesia Menghadapi

ini penting dilakukan mengingat kompleksitas isu Kritik Barat di Bidang Lingkungan Hidup dan
Tantangannya bagi Indonesia Laporan Pene
lingkungan hidup yang seringkali mempersulit
litian Depok FISIP UI
diplomasi Indonesia di kancah internasional dan
Bencana Ekologis Avatar Papua dan SBY 29
memengaruhi posisi tawar Indonesia dengan
April 2010 http bencanaekologis blogspot
negara lain
com 2010 04 avatarpapua dan sby html di
Sebagai catatan akhir perlu ditegaskan bahwa unduh pada 9 Agustus 2010

Indonesia tetap harus memprioritaskan agenda Deplu http www deplu go idIPageslIFPaspx P O
lingkungan hidup dalam kebijakan domestik dan rganisasilnternasional l id
diplomasi internasional Sebab bagaimanapun
perkembangan diplomasi internasional yang ter
jadi efek dari pemanasan global dan perubahan
iklim cepat atau lambat akan dirasakan negara Otto Soemarwoto Indonesia dalam Kancah Isu Lingkungan
Global Jakarta Gramedia 1992 hlm 318
kepulauan Indonesia Oleh karena itu secara

136
Elliott Lorraine 2007 Environment and Security Soemarwoto Otto 1992 Indonesia dalam Kancah Isu
What s the Connection Australian Defence Lingkungan Global Jakarta Gramedia
Force Journal
Sonhaji 2006 Budaya Kemiskinan Studi Penja
Ferris Elizabeth 2007 14 Desember Making Sense jagan Atas Kegiatan Meminta Minta Kelom
of Climate Change Natural Disasters and Dis pok Pengemis Mingguan di Surakarta Spirit
placement A work in Progress Di Ceramah Publik 2 1
Umum Brookings Bern Project On Internal Salim Emil 2009 15 Oktober Kompas Perubahan
Displacement Calcutta Research Group Win Iklim dan Ketahanan Nasional
ter Course
Sukma Rizal 2008 27 Agustus Insight Climate
Greene Owen 2001 Environmental Issues di
change poses security threat to Indonesia
John Baylis dan Steve Smith Eds The Glo
Jakarta Post http www thejakartapost com
balization of World Politics an Introduction news 2008 08 27 insight climate change pos
to International Relations 2 d Edition Oxford
es security threat indonesia html
University Press
Terriff Terry et al 2003 Non Traditional Security
Greenpeace Org di http www greenpeace org huta Threats the Environment as a Security Issue
nindonesia htm diunduh pada 5 Juli 2010
Security Studies Today Cambridge and Ox
Hardin Garrett 1968 13 December The Tragedy of ford Polity Press
the Commons Science 162 3859 The United State Department nd Environmental
Harris Paul G Ed 2004 Global Warming and East Diplomacy The Environment and U S Foreign
Asia the Domestic and International Politics Policy http www state govlwwwlgloballoesl
of Climate Change London and New York earth html diunduh pada 10 Februari 2010
Routledge
Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Keohane Robert O 1989 Neoliberal Institutional Pelindungan dan Pengelolaan Lingkungan
ism a Perspective on World Politics dalam Hidup
Robert O Keohane Ed International Insti
Undang Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Per
tutions and State Power Boulder Westview tambangan Mineral dan Batubara
Press
Walhi 2010 Environment Outlook 2010 Indonesia
Kompas 14 Negara Pulau Terancam Hilang 17 Tanah Air Kita Jakarta Walhi
Februari 2009
Witoelar Rachmat 2009 Desember Perubahan
Kompas Ekstrimitas Cuaca Mencekam 13 Februari Iklim Deforestasi dan Diplomasi Indonesia
2010 dalam Negosiasi Internasional Jurnal Diplo
Peterson Matthew 2005 Green Politics di Scott masi 1 3
Burchill Eds Theories of International Re
lations 31 Edition New York Palgrave Mac
millan

Pramudianto Andreas 2008 Diplomasi Lingkun


gan Teori dan Fakta Jakarta Universitas In
donesia Press

Putnam Robert D 1988 Diplomacy and Domestic


Politics the Logic of Two Level Games Inter
national Organization Summer 42 3

137

You might also like