You are on page 1of 6

VETERINARIA Vol. 5 No.

3 Nopember 2012

Peran Terapi d-alfa tokoferol terhadap Kadar Glukosa Darah dan Kadar MDA
(Malondialdehid) pada Tikus Diabetes Melitus Tipe 1 Hasil Induksi MLD-STZ

The role of d-alpha tocopherol Therapy to Blood Glucose Levels and Levels of MDA
(malondialdehyde) in diabetes mellitus Type 1 Rats by MLD-STZ
1
Anita Herawati, 2Aulanni’am, 2Sasangka Prasetyawan
11
Program Pascasarjana Bidang Minat Biokimia, Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya,
Malang, Indonesia
2
Laboratorium Biokimia, Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia
Email : aulanibiochem@yahoo.com

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) is a metabolic disorders, followed by the inflammatory process in the
pancreatic tissue.Inflammatory process occurs due to an increase in free radicals. In this condition the body
activate endogenous enzymatic antioxidants such as superoxide dismutase (SOD). Herbal therapy using
bioactive that act as antioxidants has been widely studied for treating diabetes.Vitamin E (d-alpha
tocopherol) is an antioxidant that will be tested antioxidant activity in lowering blood glucose levels and
malondialdehyde levels in diabetic rats that induced by streptozotocin (STZ).In this study used an animal
model of type 1 diabetes rats with multiple low-dose repeated (MLD-STZ) streptozotocin of 20 mg / kg for 5
consecutive days.Therapy d-α-tocopherol conducted with doses of 200 and 300 mg / kg every 2 days for 11
times.The results showed that d-α therapy-tocopherol at a dose of 200 and 300 mg / kg body weight in rats
induced by MLD-STZ showed a decrease in blood glucose levels and MDA, respectively for 71.34%,
84.16%, and 41 , 16%, 69.51%, and repair damage to the pancreas tissue. d-α-tocopherol 300 mg / kgbody
weight is the maximum dose in this study.

Keywords : d-alfa tokoferol, diabetes mellitus tipe 1, streptozotocin, MDA, glukosa darah

Pendahuluan Kerusakan sel β pankreas akan berdampak pada


Diabetes Mellitus (DM) adalah progressive defisiensi insulin absolut sehingga mengakibatkan
disease kompleks yang berkaitan erat dengan hiperglikemia (Kashigawi, 2001).
gangguan metabolisme glukosa dan gangguan Keadaan hiperglikemia dapat menginduksi
hormonal, yaitu defisiensi sekresi insulin atau peningkatan radikal bebas pada DM Tipe 1.
penurunan efektifitas biologis dari insulin (Alex Radikal bebas NO akan dihasilkan melalui induksi
dan Wilma, 1998). Berdasarkan data WHO pada MLD-STZ akan menyebabkan kerusakan sel beta
tahun 2005 jumlah penduduk yang menderita pankreas sehingga terjadi respon imun inflamasi
penyakit DM berjumlah kurang lebih 12 juta jiwa dan stres oksidatif (Aulanni’am, et al., 2005).
di seluruh dunia dan diperkirakan akan mengalami Reaksi lebih lanjut radikal bebas di dalam tubuh
peningkatan setiap tahun (Ihara et al., 1999). akan menyebabkan modifikasi lipid, DNA, dan
DM terbagi menjadi dua yaitu Insulin protein pada berbagai jaringan melalui siklus
Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) dan Non reaksi redoks yang bergantung pada NADP+/
Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) NADPH (Gawel et al., 2004). Reaksi antara
atau dikenal sebagai DM tipe 1 dan DM tipe 2 radikal bebas hidroksi dengan membran lipid, yang
(Zimmet et al., 2004). DM Tipe 1 memiliki disebut dengan peroksidasi lipid akan me-
karakteristik berupa kerusakan sel β (beta) nyebabkan kerusakan membran sel dan
pankreas melalui proses autoimun, yang diawali menghasilkan radikal MDA dan hidrogen
oleh suatu penyusupan atau infiltrasi sel-sel peroksida (H2O2).
imflammatori ke dalam pulau Langerhans.

195
Anita Herawati dkk. Peran Terapi d-alfa ...

Vitamin E (d-alfa tokoferol) yang memiliki sekali selama 11 kali. Pasca terapi tikus DM
aktivitas antioksidan dapat digunakan sebagai diukur kadar glukosa darahnya kembali.
salah satu alternatif terapi pada diabetes mellitus. Pengambilan darah dilakukan dengan cara
Gugus hidroksil yang berfungsi sebagai donor ion pemotongan ujung ekor (vena lateralis) tikus.
hidrogen pada cincin kroman d-alfa tokoferol,
akan menjadi scavenging radikal bebas terutama Pengukuran Kadar MDA
molekul oksigen dalam reaksi peroksidasi Pembuatan Kurva Standar MDA
membran asam lemak tak jenuh (Begley et al., Larutan standart MDA dengan konsentrasi
2007), dengan cara mengubah radikal peroksil 0,1,2,3,4,5,6,7 dan 8 μg/mL diambil masing-
(hasil peroksida lipid) menjadi radikal tokoferol masing 100 μL, dimasukkan dalam tabung reaksi
yang kurang reaktif (Debier dan Larondelle, 2005). yang berbeda. Kemudian ditambahkan 550 μL
Studi lain pada subjek dengan hipertensi aquades. Masing masing tabung yang berisi 650
menunjukkan penurunan dalam pembentukan μL larutan standar ditambahkan 100 μL TCA
isoprostane dan tekanan darah dengan terapi d-alfa 100%, 250 μL HCl 1N dan 100 μL Na-Thio 1%.
tokoferol dosis rendah yaitu 400IU/d, sehingga Dihomogenkan dengan vortex, tabung ditutup
pada penelitian ini dilakukan terapi d-alfa dengan plastik dan diberi lubang. Diinkubasi
tokoferol dengan dosis 200 dan 300mg/kgBB. dalam penangas air dengan suhu 100 oC selama 30
Pada penelitian ini akan dikaji bagaimana menit. Setelah itu, didinginkan pada suhu ruangan.
kemampuan α-tokoferol sebagai antioksidan dalam Selanjutnya MDA dengan konsentrasi 4 μg/mL
menekan efek samping dari DM tipe 1 sehingga diukur absorbansinya pada range panjang
dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan gelombang 500-600 untuk menentukan panjang
DM. gelombang maksimum MDA. Kemudian dibuat
kurva standar MDA dengan dibaca absorbansi
Materi dan Metode Penelitian pada variasi konsentrasi (1;2;3;4;5;6;7;8 μg/mL) di
Vitamin E (d-alfa tokoferol) panjang gelombang maksimumnya.
dl-alfa tokoferol dengan Nomor CAS: 59-02-
9, memiliki nama kimia dl-5,7,8-Trimethyltocol, Pengukuran Kadar MDA Menggunakan Uji
dl-2,5,7,8-tetramethyl-2-(4',8',12'- Thiobarbituric Acid (TBA)
trimethyltridecyl), rumus kimia C29H50O2 dan berat Pankreas ditimbang sebanyak 1,8 gram
molekul (BM) 430.71. dl-alfa tokoferol memiliki kemudian digerus dalam mortar dingin yang
sifaat fisik berwarna kekuningan, tidak berasap, diletakkan di atas balok es dan ditambahkan 1 mL
murni, berwujud minyak (teroksidasi dalam udara NaCl 0,9%. Selanjutnya homogenat dipindahkan
dan cahaya). ke dalam tabung mikro dan disentrifugasi pada
kecepatan 8000 rpm selama 20 menit dan diambil
Preparasi Tikus Diabetes Mellitus (DM) Hasil supernatannya. Supernatan pankreas sebanyak 100
Induksi MLD-STZ μL ditambahkan dengan 550 μl aquades. Lalu
Tikus disiapkan dengan memberikan injeksi ditambahkan 100 μL TCA, 250 μL HCl 1 N, dan
Streptozotocin (STZ) secara Intrapritoneal (IP) 100 μL Na-Thio. Pada setiap penambahan reagen,
selama 5 hari berturut-turut dengan dosis rendah larutan dihomogenkan dengan vortex. Kemudian
berulang (MLD-STZ) 20 mg/kgbb. Setelah 2 disentrifugasi dengan kecepatan 500 rpm selama
minggu pasca injeksi diukur kadar glukosa darah 10 menit. Lalu supernatan diambil, dipindahkan
menggunakan glucometer digital. Tikus dinyata- pada tabung reaksi baru. Selanjutnya larutan
kan DM apabila memiliki kadar glukosa darah 300 diinkubasi pada water bath dengan suhu 100oC
mg/dl ke atas. selama 30 menit dan dibiarkan pada suhu ruangan.
Sampel diukur absorbansinya pada panjang
Terapi Tikus Diabetes Mellitus (DM) dengan d- gelombang maksimum untuk uji TBA dan
alfa tokoferol diplotkan pada kurva standar yang telah dibuat
Terapi tikus DM dilakukan dengan pemberian untuk menghitung konsentrasi sampel.
d-alfa Tokoferol dilakukan dengan cara sonde
dengan dosis 200 dan 300 mg/kgbb setiap 2 hari

196
VETERINARIA Vol. 5 No. 3 Nopember 2012

Hasil dan Pembahasan


Kadar Glukosa Darah Tikus DMT 1 Hasil Induksi Data hasil penelitian menunjukkan bahwa
MLD-STZ kadar glukosa darah tikus mengalami penurunan
yang signifikan pasca terapi d-alfa tokoferol secara
Induksi STZ akan meningkatkan ekspresi sel- berturut-turut dengan dosis 200 dan 300 mg/kgBB,
sel inflamatori dan menimbulkan manifestasi yaitu (132.6 ± 9.370) dan (112.4 ± 5.983) mg/dL.
meningkatnya kadar glukosa darah. Hewan coba Hasil menunjukkan perbedaan yang sangat nyata
tikus didiagnosis menderita DMT1 jika Kadar antara kadar glukosa darah kelompok tikus DMT1
glukosa darah >300 mg/dL. Kadar glukosa darah dengan kelompok tikus yang mendapat terapi d-
yang diukur menggunakan glucometer digital (one alfa tokoferol dosis 200 dan 300 mg/dL. Terapi d-
touch lifescan) sebanding dengan produk perok- α-tokoferol dengan dosis 300 mg/dL memberikan
sida (H2O2) yang dihasilkan dari reaksi enzimatik penurunan kadar glukosa darah paling mendekati
antara glukosa dengan glukosa oksidase. kadar glukosa darah tikus kontrol dibandingkan
dengan 200 mg/dL.
Tabel 1. Kadar Glukosa Darah Tikus Kontrol, DM
Tipe 1 dan Terapi Ekstrak d-α-tokoferol Profil Malondialdehid (MDA) pada Tikus DMT1
Peningkatan Yang Mendapat Terapi d-αTokoferol
Rata-rata
Kadar
Kelompok Kadar
Glukosa Radikal bebas dalam jumlah berlebihan
Perlakuan Glukosa
terhadap memiliki potensi untuk menimbulkan kerusakan
darah (mg/dl)
Kontrol (%) membran sebagai akibat dari peristiwa peroksidasi
Kontrol 94.6 ± 7.70 0 lipid, yaitu reaksi berantai radikal bebas oleh
radikal hidroksil (OH-) yang mengekstraksi satu
DM Tipe 1 549.2 ± 11.76 480.55
hidrogen dari lemak polyunsaturated (LH)
Terapi
sehingga terbentuk Malondialdehid (MDA), suatu
200mg/kgBB 132.6 ± 9.37 40.17
radikal bebas hasil metabolit reaktif peroksidasi
Terapi 300m/kgBB 112.4 ± 5.98 18.82 lipid dan umumnya digunakan sebagai biomarker
biologis peroksidasi lipid untuk menilai stres
Berdasarkan hasil penelitian seperti ditunjuk- oksidatif (Konig and Berg, 2002).
kan pada gambar 1 terjadi peningkatan kadar Produksi radikal bebas secara tidak langsung
glukosa darah paling tinggi, yaitu 480 mg/dL pada dinilai dengan kadar peroksidasi lipid. Pengukuran
kelompok tikus DMT1 yang diinduksi STZ kadar MDA serum dilakukan melalui Tes
dibandingkan dengan kelompok tikus kontrol Thiobarbituric Acid-Reactive Subtance (TBARS).
berada pada kisaran (94.6 ± 7.70 mg/dL). Kisaran Prinsip analisis adalah reaksi spektrofotometrik
glukosa darah tikus normal <150 mg/dL, dimana satu molekul MDA akan terpecah menjadi
sedangkan pada tikus DM pada kisaran >300 2 molekul 2-asam thiobarbiturat. Reaksi ini
mg/dL. berjalan pada pH 2-3. TBA akan memberikan
warna pink-chromogen yang dapat diperiksa secara
spektrofotometrik. Kadar MDA diperiksa pada
jaringan pankreas kelompok tikus kontrol maupun
kelompok tikus DMT1 yang diterapi d-alfa
tokoferol. Hasil penelitian memberikan peningkat-
an kadar MDA pada jaringan pankreas tikus DM
tipe 1 hasil induksi MLD-STZ (0.695 ± 0.062
µg/mL) dibandingkan kontrol (0.212 ± 0.108
µg/mL) (Tabel 2 dan Gambar 2).

Gambar 1. Perbandingan Kadar Glukosa Darah


Tikus Kontrol, DM Tipe 1 dan Terapi
d-α-tokoferol

197
Anita Herawati dkk. Peran Terapi d-alfa ...

Tabel 2. Profil Kadar MDA tikus kontrol, tikus DM tipe 1 yang diterapi dengan dosis 300
DM tipe 1 dan tikus yang mendapat terapi mg/kgBB mengalami penurunkan kadar MDA
d- α-tokoferol yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok
Peningkatan tikus DM tipe 1 yang diterapi dengan dosis 200
Rata-rata
Kelompok Kadar MDA mg/kgBB.
Kadar MDA
Perlakuan terhadap Penurunan kadar glukosa darah pasca terapi
(μg/dl)
Kontrol (%) d-alfa tokoferol dapat terjadi karena adanya
Kontrol 0.212 ± 0.108 0 perbaikan pada sel beta pankreas, yang ditandai
sebagai peningkatan baik pada aksi dan sekresi
DM Tipe 1 0.695 ± 0.062 227.83
insulin. Respon terhadap sel beta yang tinggi akan
Terapi
meningkatkan perbaikan efek akut hasil de-
200mg/kgBB 0.515 ± 0.014 142.92
komposisi metabolik sel beta serta perbaikan pada
Terapi
jaringan sel beta pankreas dan sistem kekebalan
300m/kgBB 0.305 ± 0.064 43.87
yang dimediasi sitokin. Perbaikan sel beta
pankreas terkait dengan senyawa d-alfa tokoferol
yang terbukti memiliki aktivitas anti-oksidan,
terutama menscavenging radikal bebas yang
masuk ke dalam tubuh. Hal ini dikarenakan adanya
bentuk aktif pada struktur d-alfa-tokoferol
memiliki afinitas yang tinggi dalam menghambat
oksidasi radikal bebas yang menyebabkan
kerusakan sel beta pankreas pada DMT 1. Dengan
adanya perbaikan pada sel beta pankreas, maka
jumlah insulin di dalam tubuh yang mampu
Gambar 2. Perbandingan Nilai Rata-rata Kadar memfasilitasi masuknya glukosa darah ke dalam
MDA Jaringan Pankreas pada sel meningkat sehingga kadar glukosa darah
Kelompok Perlakuan dalam tubuh yang tinggi dapat ditekan.
Kerusakan sel yang diakibatkan oleh
Hasil analisis menunjukkan bahwa induksi peroksidasi lipid pada membran sel dapat berupa
MLD-STZ pada kelompok perlakuan, memberikan terjadinya serangkaian proses imunoinflamasi
pengaruh yang sangat nyata terhadap peningkatan yang menyebabkan peningkatan permeabilitas
kadar MDA pankreas tikus (p< 0,01). Hal ini vaskuler. Peroksidasi lipid yang dimulai dari
berarti STZ merupakan inducer utama pada membran, selanjutnya terjadi pemutusan rantai
kerusakan jaringan pankreas dengan menghasilkan asam lemak menjadi senyawa-senyawa toksik
radikal bebas yang memproduksi radikal (OH -) dan antara lain adalah MDA melalui mekanisme reaksi
(O2-). Adanya senyawa Reactive Oxygen Species seperti ditunjukkan pada gambar 3.3.
(ROS) berpotensi menimbulkan kerusakan
oksidatif pada sel beta pankreas sehingga meng-
akibatkan terjadinya peningkatan kadar MDA.
Pada penelitian ini pemberian d-alfa tokoferol
diketahui dapat menurunkan kembali kadar MDA
pada jaringan pankreas tikus DM tipe 1 (Tabel 2).
Hasil analisis statistic One Way ANNOVA
menunjukkan terdapat perbedaan yang sangat
nyata antara kadar MDA pada kelompok tikus DM
tipe 1 dibandingkan kelompok tikus terapi dengan
dosis 200 dan 300 mg/kgBB, dan antara kadar
MDA kelompok tikus terapi dengan dosis 200 dan
300 mg/kgBB dibandingkan kelompok tikus Gambar 3. Mekanisme peroksidasi lipid meng-
kontrol. Berdasarkan gambar 2 kelompok tikus hasilkan malondialdehid

198
VETERINARIA Vol. 5 No. 3 Nopember 2012

Berdasarkan karakter lipofilik pada struktur Setelah terapi d-alfa tokoferol, kadar MDA akan
kimia, d-alfa tokoferol terletak di membran lipid menurun.
dan akan berinteraksi cepat dengan hidroperoksida
lipid. Fungsi utama dari α-tokoferol adalah sebagai Kesimpulan
scavanger radikal peroksil lipid sebelum bereaksi Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dengan substrat lipid sehingga dapat mencegah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa
propagasi dari reaksi berantai. Propagasi reaksi pemberian terapi α-tokoferol dosis 200 dan 300
penghambatan oleh α-tokoferol menunjukkan mg/kgBB pada tikus yang diinduksi MLD-STZ
bahwa α-tokoferol mampu melakukan scavenging menunjukkan penurunan kadar MDA dan glukosa
radikal peroksil jauh lebih cepat daripada radikal darah berturut-turut sebesar 41,16%; 69,51% dan
peroksil ketika bereaksi dengan substrat lipid. 71,34%; 84,16%.
Pemberian terapi α-tokoferol dosis 100; 200
dan 300 mg/kgBB pada tikus yang diinduksi
MLD-STZ menunjukkan perbaikan jaringan
pankreas dan terapi α-tokoferol dosis maksimum
adalah 300 mg/kgBB yang menunjukkan pe-
nurunan kadar MDA dan glukosa darah sebesar
69,51% dan 84,16%.

Ucapan Terima Kasih


Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Prof. Dr Aulanni’am, drh. DES dan dr. Oraetlabora
Palandeng yang mendukung fasilitas pada
penelitian ini.

Daftar Pustaka
Alex, R. and L.S. Wilma. 1998. Cytokines and
Their Roles in Pancreatic Islet β-Cell
Gambar 4. Reaksi antara d-alfa tokoferol dan Destruction and Insulin-Dependent
radikal peroksida Diabetes Mellitus. Biochemical Pharma-
cology. 55 : 1139–1149
Sebagai antioksidan pemutus rantai baik Aulanni’am. 2005. Protein dan Analisisnya. Citra
secara in vitro maupun in vivo, αlfa tokoferol (α- Mentari Group Malang
TOH) bertindak sebagai donor hidrogen fenolik Begley T. P., R.M. Anthony, W.O. Bert, R. Lynn
pada reaksi propagasi pada rantai LOO• dan dan H..T.Jr. Armen. 2007, Vitamin E and
menghasilkan radikal αlfa tokoperoksil (α-TO•) Hormones. J. Elsevier : 76.
yang kurang reaktif. Pada jalur alternatif yang lain, Debier, C. and Y. Larondelle. 2005. Vitamins A
α-TOH juga bisa bereaksi secara langsung dengan and E: Metabolism, Roles And Transfer
radikal penginisiasi untuk mencegah pembentukan to Offspring., DOI:10.1079/BJN
LOO•. Secara biomeluker mekanisme reaksi 20041308.
ditunjukkan seperti gambar 4 Gawel S., M. Wardas, E. Niedworok and P.
Ketika radikal tocopheroxyl terbentuk, akan Wardas. 2004. Malondialdehyde (MDA)
distabilkan melalui delokalisasi oleh elektron tidak as a lipid peroxidation marker. Wiad Lek,
berpasangan pada sistem cincin chromanol 57(9-10): 453-55.
tersubstitusi dan cenderung menjadi tidak reaktif. Ihara, Y., S. Toyokuni, K. Uchida, H. Odaka, T.
Aktivitas antioksidan dari d-alfa tokoferol seperti Tanaka dan H. Ikeda. 1999. Hyper-
dijelaskan pada gambar 3.4 menunjukkan adanya glycemia causes oxidative stress in
penghambatan peroksidasi lipid yang kuat. pancreatic beta cells of GK rats a model
Manifestasi d-alfa tokoferol pada diabetes mellitus of type 2 diabetes. Diabetes; 48: 927-32.
tipe 1 adalah menghambat reaksi peroksidasi lipid.

199
Anita Herawati dkk. Peran Terapi d-alfa ...

Kashiwagi, A. 2001, Complications of Diabetes


Mellitus and Oxidative Stress, JMAJ. 44,
12 : 521-528.
Zimmet, P., C. Cowie, M.J. Ekoe and E.J. Shaw.
2004. International Textbook of Diabetes
Mellitus : Classification of Diabetes
Mellitus and Other Categories of Glucose
Intolerance. Third Edition. John Willey
and Sons. 4-5.

200

You might also like