Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Untuk mencegah penularan, sebagai volumenya 3-5 ml. Prasarana dalam ha1
langkah awal adalah metakukan deteksi ini adalah prosedur tetap dalam
tersangka penderita dengan cara mendeteksi penderita. pengumpulan
mengenali gejala-gejala klinis yang dahak (SPS), pengecatandan pembacaan
muncul. yaRu batuk dan berdahak selama sediaan dahak. Sarana pemeriksaan
tiga minggu atau lebih. Gejala lain yang meliputi bahan (reagensia) dan alat untuk
sering dijumpai adalah dahak bercampur pengecatan dan pembacaan. Petugas
darah, batuk darah, sesak nafas dan nyeri (terutama pelugas laboratorium) harus
dada, badan lernah, nafsu makan mernpunyai tingkat pengetahuan dan
menurun dan lain-lain. (Depkes RI, 2002). kernampuan (keterarnpilan) serta
Penemuan penderita diharapkan kepatuhanmenjalankan semua prosedur
dapat dilakukan sedini mungkin, tetap, yang memadai. Semua faktor
rnengingat TB paru rnerupakan penyakit tersebut merupakan rangkaian yang
menular yang dapat rnenyebabkan saling mempengaruhi hasil perneriksaan
kernatian. Program penemuan penderita dahak. Dengan kata lain akan
saat ini dilakukan dengan sebulan rnempengaruhi kebenaran diagnosis.
penemuan penderita secara pasif aktif Untuk menjaga kualitas perneriksaan
dengan promosi yang aktif. Penderita spesirnen dahak, dilakukan pemeriksaan
yang diternukan akan dilakukan silang (cross check).Sediaandahak yang
perneriksaan untuk dahak untuk telah diperiksa dilaboratorium Puskesmas
memastikan diagnosisnya. Pemeriksaan atau rumah sakit, diperiksa ulang oleh
dahak dilakukanselama dua hari berturut- labotatoriurn rujukan. Dalarn pemeriksaan
turut, yaitu dahak sewaktu - pagi - tersebut laboratoriurn rujukan tidak
sewaktu(SPS). DiagnosisTB Paru untuk boleh mengetahui hasil pemeriksaan
orang dewasa (2 15 tahun) dapat sebelumnya. Hasil yang diperoleh dari
dipastikan dengan ditemukannya kuman perneriksaan silang adalah proporsi
5TA pada pemeriksaan dahak negatif palsu dan angka kesalahan (error
secara mikroskopik. Hasil pemeriksaan rate). Dengan dernikian dapat dikatakan
dinyatakan positif apabila sedikitnya dua bahwa laboratorium rujukan dianggap
dari tiga perneriksaan spesimen dahak sebagai standar ernasnya (gold
(SPS) hasilnya positif. (Depkes RI, 2002). standard). Sebagai alternatif untuk
Hasil dari pemeriksaan dahak ini rnengetahui kualitas pemeriksaan dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu dilakukan dengan cara rnenilai reliabilitas
faktor kualitas dahak, prasarana, sarana (rnenilai keajeganlkesarnaan) (Depkes
pemeriksaan dan petugas. Kualitas RI. 200).
dahak sangal penting dalam diagnosis TB Kajian ini bertujuan untuk mengetahui
Paru. Dahak harus memenuhi kriteria reliabilitas pemeriksaan dahak dalam
kental, berwarna kuning kehijauan dan program penanggulangan TB Paru di
Rulelin Penelitian Sistem Kesshatan -- Vol. '7. No. 2 Desernber 2004: 144-150
Jawa Timur. Mengingat bahwa dalam koefisien kesepakatan kappa (K) Cohen
pemeriksaan dahak ini digunakan (Murti, 1997), dengan kriteria: K > 0,75
variabel yang sifatnya dikotomi ( 8 T k menunjukkan kesepakatan sangat
atau BTA-) maka pengukuran baik; antara 0,4-0,75 rnenunjukkan
reliabilitasnya digunakan koefisien kesepakatan cukup baik dan < 0,4
kesepakatan kappa (K)Cohen. kesepakatannya lernah. (Supardi, 1989).
Rumus koefisien kesepakatankappa (K)
Cohen:
BAHANDANCARA
Sumber data dalam kajian ini
diperoleh dari taporan hasil pemeriksaan
silang yang dilaporkan oleh laboratorium
Kelerangan:
rujukan ke Subdin P2PL Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur (data sekunder).
Kurun waktu pelaporan: Januari-Maret
2004, yang terdiri dari 975 sediaan BTA'
dan 1.I 15 BTA- (total 2.090 sediaan).
yang berasal dari 6 KabupatedKota dan
satu Rurnah Saki1 Tuberkulosis Paru
(RSTP). Realibilitas memberikan dua Pemeriksaan laboraloriurn mjukan
gambaran, yaitu konsistensi dan Pemeriksaan
kesamaan. Konsistensi merupakan Laboratorium
keajegan hasif dari dua kali pemeriksaan Pertarna c+d
terhadap satu sediaan darah oleh
petugas yang sama dengan metode dan
alat yang sama (kesepakatan intra-
pengamat). Kesamaan merupakan Dari hasil pengumpulan data
keajegan dari hasil pemeriksaanterhadap sekundsr di Dinas Kesehatan Provinsi
satu sediaan yang diperiksa oleh dua Jawa Timur, laporan periode Januari-
orang yang berbeda dengan metode dan Maret 2004, diperoleh data hasil
alat yang sama (kesepakatan antar pemeriksaan silang dari 975 sediaan
pengamat). Dalam kajian ini realibilitas BTA'dan 1.I 15 BTA:. Dari hasil tersebut
ditekankan pada kesamaan (kesepakatan diperoleh proporsi kesalahan (error rare)
antar pengamat), dengan asumsi bahwa total sebesar 2,39%. dengan kesalahan
metode dan alat yang digunakan sama. terkecil di KabupatenTrenggalek (1.39%)
Mengingat data yang diperoleh dan yang paling besar terjadi di
merupakan data dikotomi (positif atau Kabupalen Banyuwangi (2615 %). Hasil
negatif) maka reliabilitas diukur dengan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Silang Sediaan Oahak Penderita Tuberkulosis Paru oleh Pelugas
Latmatorium Puskesrnas dan BLK Surabaya. Januari-Maret 2004
RSTP Madiun