Professional Documents
Culture Documents
38
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.9 No.1 Mei 2019: 38-55
39
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.9 No.1 Mei 2019: 38-55
40
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.9 No.1 Mei 2019: 38-55
Hasil Penelitian
1. Hubungan Pencahayaan Alami Rumah dengan Kejadian TBC Paru
Tabel 1
Analisis Hubungan Pencahayaan Alami Rumah dengan Kejadian TBC Paru
di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Selatan
Kejadian TBC Paru P
Total
Pencahayaan Kasus Kontrol
Value
n % n % n %
Memenuhi Syarat 13 33,3 26 66,7 39 100
Tidak Memenuhi Syarat 21 72,4 8 27,6 29 100 0,001
Total 34 50 34 50 68 100
Berdasarkan uji Chi square diketahui nilai propabilitas (p) = 0,001 < α = 0,05
jadi Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan antara pencahayaan
alami rumah dengan kejadian TBC Paru. Berdasarkan perhitungan Coeffisient
Contingency (CC) didapatkan hasil 0,361 yang artinya terdapat hubungan yang
rendah antara pencahayaan alami rumah dengan kejadian TBC Paru sedangkan
berdasarkan perhitungan Odds Ratio (OR) didapatkan hasil 0,190.
41
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.9 No.1 Mei 2019: 38-55
Berdasarkan uji Chi square diketahui nilai propabilitas (p) = 0,014 < α = 0,05
jadi Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan antara ventilasi rumah
dengan kejadian TBC Paru. Berdasarkan perhitungan Coeffisient Contingency
(CC) didapatkan hasil hubungan yang rendah antara ventilasi rumah dan kejadian
TBC Paru dengan nilai CC = 0,286, sedangkan berdasarkan perhitungan Odds
Ratio (OR) didapatkan hasil 0,284
3. Hubungan Kelembaban Rumah dengan Kejadian TBC Paru
Tabel 3
Analisis Hubungan Kelembaban Rumah dengan Kejadian TBC Paru di
Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Selatan
Kejadian TBC Paru P
Total
Kelembaban Kasus Kontrol
Value
n % n % n %
Memenuhi Syarat 16 38,1 26 61,9 42 100
Tidak Memenuhi Syarat 18 69,2 8 30,8 26 100 0,013
Total 34 50 34 50 68 100
Berdasarkan uji Chi square diketahui nilai propabilitas (p) = 0,013 < α = 0,05
jadi Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan antara kelembaban
rumah dengan kejadian TBC Paru. Besar hubungan antara variabel terikat dan
variabel bebas dapat diketahui dengan melakukan perhitungan Coeffisient
42
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.9 No.1 Mei 2019: 38-55
Contingency (CC) dan didapatkan hasil hubungan yang rendah antara kelembaban
rumah dan kejadian TBC Paru dengan nilai Coeffisient Contigency (CC) = 0,290 ,
sedangkan berdasarkan perhitungan Odds Ratio didapatkan hasil 0,274
4. Hubungan Suhu Rumah dengan Kejadian TBC Paru
Tabel 4
Analisis Hubungan Suhu Rumah dengan Kejadian TBC Paru di Wilayah
Kerja Puskesmas I Denpasar Selatan
Kejadian TBC Paru P
Total
Suhu Kasus Kontrol
Value
n % n % n %
Memenuhi Syarat 10 27,8 26 72,2 36 100
Tidak Memenuhi Syarat 24 75,0 8 25,0 32 100 0,000
Total 34 50 34 50 68 100
Berdasarkan uji Chi square diketahui nilai propabilitas (p) = 0,000 < α = 0,05
jadi Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan antara suhu rumah
dengan kejadian TBC Paru. Berdasarkan uji Chi square diketahui nilai
propabilitas (p) = 0,000 < α = 0,05 jadi Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti
ada hubungan antara suhu rumah dengan kejadian TBC Paru. Besar hubungan
antara variabel terikat dan variabel bebas dapat diketahui dengan melakukan
perhitungan Coeffisient Contingency (CC) dan didapatkan hasil hubungan yang
sedang antara suhu rumah dan kejadian TBC Paru dengan nilai CC adalah 0,426
sedangkan berdasarkan perhitungan Odds Ratio didapatkan hasil 0,128.
43
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.9 No.1 Mei 2019: 38-55
Berdasarkan uji Chi square diketahui nilai propabilitas (p) = 0,086 > α = 0,05
jadi Ha ditolak dan Ho diterima yang berarti tidak ada hubungan antara kepadatan
penghuni rumah dengan kejadian TBC Paru.
6. Hubungan Kualitas Dinding dan Lantai Rumah dengan Kejadian TBC Paru
Tabel 6
Analisis Hubungan Kualitas Dinding dan Lantai Rumah dengan Kejadian
Penyakit TBC Paru di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Selatan
Berdasarkan uji Chi square diketahui nilai propabilitas (p) = 0,088 > α = 0,05
jadi Ha ditolak dan Ho diterima yang berarti tidak ada hubungan antara kualitas
dinding dan lantai rumah dengan kejadian TBC Paru.
44
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.9 No.1 Mei 2019: 38-55
45
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.9 No.1 Mei 2019: 38-55
46
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.9 No.1 Mei 2019: 38-55
rumah dengan kejadian TBC Paru. dinding dan tidak terhalang oleh
Kurangnya ventilasi akan bangunan lainnya agar terjadinya
menyebabkan kelembaban udara di sirkulasi udara secara maksimal
dalam ruangan meningkat akibat (Sujana dkk, 2013).(13)
terperangkapnya uap air yang berasal 3. Hubungan Kelembaban
dari penguapan cairan dari kulit atau Rumah dengan Kejadian TBC
melalui penyerapan uap air yang Paru
berasal dari luar rumah. Ventilasi Berdasarkan penelitian yang
juga dapat mempermudah masuknya dilakukan diperoleh hasil
sinar matahari ke dalam rumah, pengukuran kelembaban rumah
paparan sinar matahari yang dengan kategori memenuhi
merupakan sinar ultraviolet dapat persyaratan sebanyak 61,7 % dan
membunuh bakteri-bakteri patogen dengan kategori tidak memenuhi
termasuk Mycobacterium syarat sebanyak 38,3 %. Kelembaban
tuberculosis karena sifat bakteri yang tidak memenuhi persyaratan
tersebut yang tidak mampu bertahan pada beberapa rumah di Wilayah
hidup jika terpapar sinar ultraviolet Kerja Puskesmas I Denpasar Selatan
secara langsung (Sinaga dkk, disebabkan oleh ukuran ventilasi
2016).(12) Upaya yang dapat yang tidak memadai untuk terjadinya
dilakukan untuk mengatasi ventilasi pertukaran udara secara optimal dan
yang kurang atau tidak memenuhi jendela rumah yang sering dibiarkan
syarat yaitu dengan membuka tertutup sehingga menghambat
jendela yang ada secara rutin setiap pertukaran udara di dalam ruangan
hari, membersihkan lubang ventilasi tersebut. Selain itu sinar matahari
secara berkala dan membiarkan pintu yang tidak masuk secara optimal
setiap ruangan tetap terbuka pada karena sinar matahari terhalang oleh
siang hari saat penghuninya berada bangunan yang berada di sekeliling
di rumah. Bila memungkinkan untuk rumah, mengingat kondisi setiap
jangka panjang dapat dilakukan bangunan rumah di Wilayah Kerja
dengan menambahkan lubang Puskesmas I Denpasar Selatan
penghawaan seperti jendela dengan berjarak cukup dekat. Pada
penempatan di tengah-tengah Kepmenkes RI No No. 829 Tahun
47
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.9 No.1 Mei 2019: 38-55
1999 tentang persyaratan kesehatan pintu rumah tetap terbuka pada siang
perumahan, persyaratan kelembaban hari selama penghuninya ada di
rumah adalah berkisar 40% – 60%. rumah agar terjadi sirkulasi udara
Kelembaban yang terlalu tinggi secara maksimal serta (Sujana dkk,
maupun rendah dapat menyebabkan 2013).
suburnya pertumbuhan 4. Hubungan Suhu Rumah
mikroorganisme. dengan Kejadian TBC Paru
Berdasarkan uji Chi square Berdasarkan penelitian yang
diketahui nilai propabilitas (p) = dilakukan diperoleh hasil
0,013 < α = 0,05 Ho ditolak dan Ha pengukuran suhu rumah dengan
diterima yang berarti ada hubungan kategori memenuhi persyaratan
antara kelembaban rumah dengan sebanyak 52,9 % dan dengan
kejadian TBC Paru di Wilayah Kerja kategori tidak memenuhi syarat
Puskesmas I Denpasar Selatan, hal sebanyak 47,1 %. Suhu yang tidak
ini sejalan dengan penelitian Rosiana memenuhi persyaratan pada
(2013) dengan p value = 0,032, beberapa rumah di Wilayah Kerja
Azzahra (2017) dengan p value = Puskesmas I Denpasar Selatan
0,004 dan Batti (2013) dengan p disebabkan oleh ukuran ventilasi
value = 0,009 yang menyatakan yang tidak memadai untuk terjadinya
bahwa adanya hubungan antara pertukaran udara secara optimal dan
kelembaban dengan kejadian TBC jendela rumah yang sering dibiarkan
Paru. Kelembaban yang tinggi dapat tertutup sehingga menghambat
meningkatkan berkembangnya pertukaran udara di dalam ruangan
bakteri penyebab penyakit. Salah tersebut. Berdasarkan Kepmenkes
satunya adalah bakteri No. 829/ Menkes/SK/VII/1999, suhu
Mycobakterium tuberkulosis. Upaya ruangan dalam rumah yang ideal
yang dapat dilakukan untuk yaitu berkisar antara 18-300C Suhu
mengatasi rumah dengan ruangan dalam suatu ruangan dipengaruhi
yang kelembabannya tidak oleh suhu udara luar, pergerakan
memenuhi syarat yaitu dengan udara, dan kelembaban suhu
memasang humidifier serta membuka ruangan. Suhu juga berpengaruh
jendela setiap hari dan membiarkan terhadap transmisi atau penularan
48
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.9 No.1 Mei 2019: 38-55
49
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.9 No.1 Mei 2019: 38-55
50
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.9 No.1 Mei 2019: 38-55
Rosiana (2012)(19) yang dilakukan Chi square yaitu (p) = 0,014 < α
di Wilayah Kerja Puskesmas = 0,05
Kedungmundu Kota Semarang 3. Ada hubungan kelembaban
menyatakan ada hubungan yang rumah dengan kejadian TBC
signifikan antara jenis lantai dengan Paru di Wilayah Kerja
kejadian tuberkulosis paru (p = Puskesmas I Denpasar Selatan
0,025), dan diperkirakan risiko jenis dengan hasil uji Chi square yaitu
lantai yang tidak baik terkena (p) = 0,013 < α = 0,05
tuberkulosis paru 22,15 kali 4. Ada hubungan suhu rumah
dibandingkan rumah yang memiliki dengan kejadian TBC Paru di
jenis lantai yang baik. Untuk Wilayah Kerja Puskesmas I
perbedaan jenis lantai pada hasil Denpasar Selatan dengan hasil uji
penelitian yang didapat dengan Chi square yaitu (p) = 0,000 < α
penelitian Rosiana yaitu masih = 0,05
banyak rumah yang berlantaikan 5. Tidak ada hubungan kepadatan
tanah sedangkan pada penelitian ini penghuni rumah dengan kejadian
minimal rumah responden sudah di TBC Paru di Wilayah Kerja
plester dan kondisi daerah didua Puskesmas I Denpasar Selatan
tempat penelitian ini berbeda. dengan hasil uji Chi square yaitu
(p) = 0,086 > α = 0,05
Simpulan 6. Tidak ada hubungan kualitas
1. Ada hubungan pencahayaan dinding dan lantai rumah dengan
alami rumah dengan kejadian kejadian TBC Paru di Wilayah
TBC Paru di Wilayah Kerja Kerja Puskesmas I Denpasar
Puskesmas I Denpasar Selatan Selatan dengan hasil uji Chi
dengan hasil uji Chi Square yaitu square yaitu (p) = 0,088 > α =
(p) = 0,001 < α = 0,05 0,05
2. Ada hubungan ventilasi rumah
dengan kejadian TBC Paru di
Wilayah Kerja Puskesmas I
Denpasar Selatan dengan hasil uji
51
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.9 No.1 Mei 2019: 38-55
52
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.9 No.1 Mei 2019: 38-55
53
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.9 No.1 Mei 2019: 38-55
54
Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.9 No.1 Mei 2019: 38-55
55