You are on page 1of 5

Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 3 No.

3 Nopember 2008

PENILAIAN LIMA TUGAS KELUARGA PADA KELUARGA DENGAN ANGGOTA


KELUARGA MENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA BP – 4 MAGELANG

Wahyudi1, Arif Setyo Upoyo 2, Ani Kuswati3


1.3. Prodi Keperawatan Purwokerto
2Jurusan Keperawatan FKIK Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

ABSTRACT
Tuberculosis is one of the contagion diseases which is high of painfulness number and
its death. The role of family is very needed to efficacy of medication of tuberculosis. The reason
is that family represents the elementary system in sociaty where healthy behaviour and
treatment of health is arraged. Moreover family takes charge of especial start and coordinates
service given by the nurse as health professional.
This research aims to investigate how family applies five family’s duties in the field of
health. This research utilises qualitative study with the approach of fenomenology. Data
collecting method was an interview and observation. Participant of this research was the family
who has one of the family member suffering from tuberculosis with positif BTA and lives in
Magelang.
The result of ressearch shows that family recognise tuberculosis after contact with
health facility. Then, the decision is taken by family to find out the medication for the member.
The family provide caring for the member such as giving the nutrition, preventing the infection.
The low economic status influence providing the nutrition. Workload of the family also can
affect in improving health environment. Health facility especially expence is the family choice in
caring for member with tuberculosis.

Keywords : Five family duties in health areas, tuberculosis,

PENDAHULUAN pengobatan.. Sementara kendala


Penyakit yang banyak diderita pengobatan TB Paru di Indonesia meliputi
masyarakat Indonesia khususnya kelas kondisi ekonomi masyarakat dan
menengah ke bawah adalah Tuberkulosis kepatuhan menjalani pengobatan yang
(TB) Paru. Penyaakit ini menyerang masih rendah, akibatnya banyak penderita
masyarakat dengan status gizi buruk atau yang droup out dari pengobatan tersebut
kekurangan gizi berat. Angka kesakitan (Muherman. 2003).
dan kematian akibat penyakit ini cukup Untuk mengatasi masalah tersebut
tinggi. Di Indonesia diperkirakan setiap pemerintah melelui Menteri Kesehatan
tahun terjadi 583.000 kasus baru TB pada tanggal 5 November 1998
dengan kematian 140.000 penderita setiap menyatakan perang melawan TB paru
tahunnya. Angka ini merupakan prevalensi dengan melaksanakan program
terbesar ketiga setelah India dan Cina penanggulangan tuberkulosis melalui
(Muherman. 2003). Menurut Kepala Dinas strategi DOTS (Directly Observed
Kesehatan Provinsi Jawa T engah Treatment Short-Course). Prinsip DOTS
penderita TBC di Jawa T engah pada tahun adalah pendekatan pelayanan pengobatan
2003 mencapai 53.448 orang, meningkat terhadap penderita agar secara langsung
dibanding tahun 2000 yang hanya 40.300 dapat mengatasi keteraturan meminum
orang (www.ppmplp.depkes.go.id/infolist, obat yang dapat dilakukan oleh keluarga
28 Oktober 2003). sebagai unit terdekat dari penderita TB
Kepatuhan meminum obat Paru (Muherman. 2003).
merupakan kunci keberhasilan

144
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 3 No.3 Nopember 2008

Berdasarkan fenomena tersebut


penulis tertarik untuk melakukan penelitian Mengenal masalah TB paru
tentang penerapan lima tugas keluarga di Pada dasarnya pengetahuan
bidang kesehatan pada keluarga dengan responden tentang TB paru hampir sama.
anggota keluarga yang menderita TB Paru. Mereka dapat mengungkapkan baik
pengertian, tanda dan gejala serta cara
METODE PENELITIAN penularan berdasarkan pengalaman
Penelitian ini merupakan penelitian mereka.
kualitatif dengan pendekatan Pengetahuan adalah merupakan
fenomenologis. Penelitian kualitatif hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
merupakan pendekatan induktif untuk melakukan penginderaan terhadap obyek
menemukan atau mengembangkan tertentu (Notoatmojo, 2003). Pada awalnya
pengetahuan. Penelitian ini mencoba untuk masing-masing responden
menggali/mengeksplorasi, mengungkapkan pemahaman mereka
menggambarkan atau mengembangkan tentang TB paru melalui tanda dan gejala
pengetahuan bagaimana pernyataan yang nampak pada anggota keluarga yang
dialami. Dalam penelitian ini peneliti akan menderita TB paru tersebut. T anda – tanda
menilai pelaksanaan 5 tugas keluarga yang dijumpai antara lain batuk yang lama
diantaranya untuk mengetahui keluarga dan mengeluarkan dahak dan darah, serta
mengenal masalah, memutuskan penderita tampak pucat.
melakukan tindakan yang tepat, merawat Tuberkulosis paru merupakan
anggota keluarga yang sakit, menciptakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
lingkungan yang sehat serta mycobacterium tuberkulosis. Keluhan yang
memanfaatkan fasilitas kesehatan terkait dirasakan penderita TB paru bermacam-
dengan anggota keluarga yang menderita macam antara lain : demam, batuk/batuk
TB paru. darah, sesak nafas, nyeri dada, malaise,
Populasi adalah seluruh pnderita keluar keringat dingin pada malam hari
TBC di wilayah kerja BP-4 Magelang. serta berat badan turun. Batuk terjadi
T eknik sampling menggunakan Non karena iritasi pada bronkus, batuk ini
Probability Sampling yaitu Purposive diperlukan untuk membuang produk
sampling adalah suatu teknik penetapan radang yang keluar. Sifat batuk dimulai
sampel dengan cara memilih sampel batuk kering (non produktif) kemudian
diantara populasi sesuai dengan tujuan setelah terjadi peradangan menjadi
penelitian sehingga sampel tersebut dapat produktif. Keadaan lebih lanjut adalah
mewakili karakteristik populasi yang telah batuk darah karena ada pembuluh darah
dikenal sebelumnya. yang pecah. Kebanyakan batuk darah
Penelitian ini menggunakan 3 padaa tuberkulosis pada kavitas, tetapi
sampel, adapun kriteria sampel adalah dapat juga terjadi pada ulcus dinding
keluarga yang salah satu anggotanya bronkus (Suyono, 2001).
menderita TB paru yang ditegakkan Setelah kontak dengan fasilitas
dengan sputum BTA positif, tinggal di kota kesehatan maka penderita akan dilakukan
Magelang serta bersedia menjadi sampel berbagai pemeriksaan antara lain
dalam penelitian. pemeriksaan sputum dan foto rontgen.
Setelah dilakukan pemeriksaan, petugas
HASIL DAN BAHASAN kesehatan akan memberikan informasi
Dari hasil wawancara dan analisa tentang penyakit yang diderita oleh
data muncul beberapa tema yang terkait anggota keluarga tersebut. Dengan
dengan tugas kesehatan pada keluarga informasi dari petugas kesehatan tersebut
dengan anggota keluarga menderita TB maka menambah pengetahuan keluarga
paru, yaitu : tentang penyakit, sehingga keluarga

145
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 3 No.3 Nopember 2008

mampu menjelaskan bahwa penyakit yang keluarga tetap merupakan pengambil


diderita oleh keluarga adalah penyaakit keputusan dalam perawatan anggota
paru-paru yang disebut tuberkulosis (TBC). keluarganya yang sakit (Effendy, 1987).
Hal ini sesuai dengan pendapat Baumann
(1961) yang menyatakan bahwa semakin Perawatan TB Paru
terdidik keluarga, semakin baik Perilaku kesehatan pada dasarnya
pengetahuan keluarga tentang kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap
(Friedman, 1998). stimulus yang berkaitan dengan sakit dan
Keluarga menyatakan bahwa penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
penyakit ini dapat menular. Pernyataan ini makanan serta lingkungan (Notoatmojo,
didasarkan oleh pengalaman mereka 2003). Perilaku keluarga dalam merawat
bahwa penyakit yang disertai batuk bisa anggota keluarga yang menderita TB paru
menularkan kepada orang lain. Hal dipengaruhi oleh pengetahuan mereka
tersebut sesuai dengan teori yang tentang TB paru serta kemampuan sosial
menyebutkan bahwa pengetahuan dapat ekonomi mereka.
diperoleh dari pengalaman sendiri atau Menurut pengetahuan keluarga
pengalaman oraang lain (Notoatmojo, supaya cepat sembuh daari sakit
2003). memerlukan makanan yang bergizi,
Tuberkulosis ini menular karena sehingga keluarga memberikan makanan
disebabkan oleh kuman yang disebut tambahan berupa telur dan susu kepada
micobakterium tuberkulosa. Kuman ini anggota keluarga yang sakit. T api ada juga
akan menular melalui droplet (Suyono, keluargaa yang kurang memperhatikan
2001). Batuk atau meludah akan masalah nutrisi anggota keluarganya yang
menyebarkan kuman kepada orang lain menderita TB paru. Hal ini karena
melalui udara. Jadi pernyataan responden massalah ekonomi keluarga sehingga
cara penularan TB paru melalui batuk, alat mereka cenderung untuk memberikan
makan dan minum yang dipakai penderita, makanan kepada anggota keluarga apa
tidur dan bicara berhadap-hadapan dengan adanya sesuai dengan kemampuan
penderita tidak bertentangan dengan teori mereka.
tersebut. Keluarga menyatakan bahwa TB
paru bersifat menular. Keluarga melakukan
Keputusan yang diambil setelah tindakan pencegahan penularan sesuai
anggota keluarga menderita TB paru dengan pengetahuan mereka.
Penderita yang dijadikan sampel Berdasarkan pengetahuan responden
dalam penelitian ini dua diantaranya bahwa yang dapat menularkan penyakit TB
adalah kepala keluarga yang bertanggung paru adalah melalui batuk, alat makan,
jawab mencari nafkah dalam keluarga. bicara serta tidur berhadapan. Sesuai hal
Sedangkan yang satu meskipun sebagai itu maka keluarga melakukan upaya
anak tetapi sudah bertanggung jawab pencegahan penularan yaitu
memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. menyendirikan alat makan dan minum,
Dengan adanya sakit maka kehidupan tidur disendirikan atau tidak berhadapan
keluarga terganggu sehingga keluarga dan dahak dibuang di jamban. Disamping
berupaya untuk mencari pengobatan agar hal tersebut ada juga keluarga yang
penderita segera sehat kembali dan dapat menyatakan bahwa dengan pengobatan
melaksanakan fungsinya. pada penderita dapat menurunkan
Masalah kesehatan anggota penularan. Hal tersebut sesuai dengan
keluarga saling berkaitan apabila ada teori yang menyatakan bahwa pengobatan
anggota keluarga yang sakit akan penderita dengan sputum BTA positif
mempengaruhi anggota keluarga yang lain. merupakan tindakan pencegahanyang
Dalam perawatan anggotanya yang sakit paling efektif karena pemberian

146
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 3 No.3 Nopember 2008

kemoterapi akan menurunkan dengan pertama adalah untuk menjaga agar aliran
cepat kekuatan virulensi kuman udara di dalam rumah tersebut tetap segar.
tuberkulosis (Crotron, 1998). Dalam Hal ini berarti keseimbangan oksigen yang
pengobatan keluarga sangat berperan diperlukan oleh penghuni rumah tetap
penting. Pengobatan TB paru memerlukan terjaga. Kurangnya ventilasi akan
waktu yang lama sehingga memerlukan menyebabkan kurangnya oksigen di
dorrongan dari keluarga. Keluarga ddalam rumah yang berarti kadar
merupakan pendorong terjadinya perilaku karbondioksida yang bersifat racun bagi
(Notoatmojo, 2003). Sehingga sikap dan penghuninya meningkat. Disamping itu
perilaku keluarga mempengaruhi perilaku kelembaban udara di dalam ruangan akan
penderita TB paru dalam meminum obat. naik. Kelembaban ini akan menjadi media
Upaya yang dilakukan keluarga agar yang baik untuk bakteri-bakteri patogen.
penderita TB paru rutin minum obat yaitu T etapi dalam penelitian ini masih
membantu menyiapkan obat, memberi ditemukan keluarga yang kurang menjaga
anjuran minum obat rutin, mengingatkan kebersihan lingkungan serta kurang
serta menanyakan apa obat sudah memperhatikan keadaan ventilasi. Hal
diminum. Dengan adanya perhatian serta tersebut dikarenakan kesibukan keluarga
motivasi dari keluarga diharapkan akan dalam mencari nafkah.
mengontrol pasien agar tetap minum obat Secara psikologis keluarga
secara rutin. Sejalan dengan penelitian ini meningkatkan lingkungan yang sehat
adalah studi kuantitatif penelitian yang dengan menjaga hubungan baik dengan
dilakukan oleh Sukana, tentang penderita serta memberikan dukungan
pengobatan TB paru dengan moril kepada penderita. Melalui
memberdayakan tenaga anggota keluarga pemenuhan fungsi afektif keluarga, individu
di Kabupaten Tangerang. Dari hasil studi di mengembangkan kemampuan untuk
peroleh bahwa dengan memberdayakan berhubungan secara akrab dan intim satu
keluarga, ketaatan minum obat penderita dengan lainnya. Keintiman merupakan hal
TBC lebih baik dibandingkan dengan yang penting dalam hubungan manusia
bukan anggota keluarga (Sukana, 1999). karena keintiman dapat memenuhi
kebutuhan psikologis terhadap keakraban
Upaya meningkatkan lingkungan yang emosional dengan orang lain dan
sehat memungkinkan individu dalam hubungan
Upaya yang dilakukan keluarga tersebut untuk mengetahui seluruh
dalam meningkatkan lingkungan yang keunikan satu sama lain (Friedman, 1998).
sehat antara lain dengan menjaga Pengobatan tuberkulosis
kebersihan dan mengatur ventilasi. memerlukan waktu yang lama sehingga
Keluarga berpendapat dengan mengatur memerlukan kesabaran. Tidak jarang
ventilasi udara menjadi segar karena udara penderita merasa bosan atau jenuh untuk
bisa masuk dan keluar. minum obat sehingga menghentikan
Kesehatan lingkungan pada pengobatan. Untuk meningkatkan hal
hakekatnya adalah suatu kondisi tersebut diperlukan dukungan moral dari
lingkungan yang optimum sehingga keluarga.
berpengaruh positif terhadap terwujudnya Pemanfaatan fasilitas kesehatan
status kesehatan yang optimum pula. Persepsi keluarga terhadap sehat
Higiene dan sanitasi lingkungan sakit erat hubungannya dengan perilaku
menurunkan resiko penularan penyakit mencari pengobataan. Respon keluarga
tuberkulosis. Hal tersebut dapat berupa apabila terdapat anggota keluarga yang
menjaga kebersihan lingkungan dan rumah sakit adalah sangat bervariasi mulai tidaak
yang adekuat (Crotron, 1998). Ventilasi melakukan apa-apa dengan alasan tidaak
rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi mengganggu, melakukan tindakan tertentu

147
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 3 No.3 Nopember 2008

seperti mengobati sendiri, mencari fasilitas adalah rumah sakit, dokter spesialis dan
kesehatan tradisional, mencari pengobatan BP-4.
di warung obat, mencari pengobatan ke Adapun rekomendasi dari
fasiltas kesehatan modern yang penelitian ini adalah keluarga perlu
diselenggarakan oleh pemerintah atau diberikan informasi yang lengkap tentang
lembaga-lembaga swasta seperti balai TB paru terutama pengobatan dan
pengobatan, Puskesmas, Rumah Sakit perawatan termasuk pemberian nutrisi,
sampai dengan mencari pengobataan usaha pencegahan penularan serta upaya
modern yang diselenggarakan oleh dokter menciptakan lingkungan yang sehat bagi
praktek (Notoatmojo, 2003). penderita karena pengetahuan akan
Awalnya responden mempengaruhi perilaku mereka dalam
memanfaatkan Rumaah Sakit ataau dokter pengobatan dan perawatan anggota
spesialis, tetapi setelah mengetahui keluarganya yang menderita TB paru, serta
lamanya pengobatan TB paru sehingga keluarga perlu dilibatkan dalam perawatan
memerlukan biaya yang mahal maka para anggota keluarga yang menderita TB paru.
responden memanfaatkan BP-4 dalam
pengobatan penderitan karena di BP-4 DAFTAR PUSTAKA
menyediakan pengobatan tuberkulosis Muherman H. Hari Tuberkulosis Sedunia,
sesuai dengan program pemerintah secara Jurnal Kedokteran & Farmasi No
gratis. 4 Th XXIX, T erbit Minggu I,
2003.
SIMPULAN …………, Jumlah Penderita TBC di Jateng
Pelaksanaan lima tugas Meningkat
keluarga pada keluarga dengan anggota (www.ppmplp.depkes.go.id/infoli
keluarga menderita TB paru dapat st, 28 Oktober 2003).
disimpulkan bahwa keluarga mengenal Notoatmojo Soekidjo. Ilmu Kesehatan
penyakit yang diderita anggota Masyarakat. Jakarta : Rineka
keluarganya, pada awalnya hanya tanda Cipta, 2003.
gejala yang muncul dan mengerti bahwa Suyono S. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II.
yang diderita anggota keluarganya adalah Edisi III. Jakarta : Balai Penerbit
TB paru setelah kontak dengan fasilitas FKUI, 2001.
kesehatan. Keputusan yang diambil Friedman, Marilyn.M. Keperawatan
setelah keluarga menerima mengetahui Keluarga (teori dan Praktek),
penyakit yang diderita anggota Edisi 3 Alih bahasa Ina Debora &
keluarganya adalah mengupayakan Yaakim Asy. Jakarta : EGC,
pengobatan. Upaya yang dilakukan 1998
keluarga dalam merawat anggota keluarga Notoatmojo Soekidjo. Pendidikan dan
yang menderita TB paru di rumah antara Perilaku Kesehatan. Jakarta :
laain pemberian nutrisi, pencegahan Rineka Cipta, 2003.
penularan serta pengobatan. Keluarga Effendy Nasrul. Dasar-dasar Keperawatan
dalam menciptakan lingkungan yang sehat Kesehatan Masyarakat. Edisi II.
bagi penderita TB paru adalah menjaga Jakarta : EGC, 1998.
kebersihan serta mengatur ventilasi. Crotton. Tuberkulosis Klinik. Alih bahasa
Fasilitas kesehatan yang digunakan oleh Moeljono. Jakarta : Widya
keluarga dalam perawataan TB paru Medika, 1998.

148

You might also like