You are on page 1of 8

PEMETAAN INFORMASI POTENSI SENI DAN BUDAYA SEBAGAI UPAYA PENGENALAN DAN

PENJAGAAN EKSISTENSI KAMPUNG TEMATIK SENI DAN BUDAYA


(Studi Kasus : Jurang Blimbing, Kelurahan Tembalang, Kota Semarang)

Novia Cecilia Medina¹


1
Mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
email : medinanovia@gmail.com

Abstract: Kampung Seni dan Budaya Jurang Blimbing is one of the thematic villages in the city of Semarang which
has the potential in the field of cultural arts such as Kethoprak, Kuda Lumping, Karawitan, Rebbana, and so on.
Having experienced a golden age in the 1970s, now this Kampung Seni dan Budaya must survive amid
globalization which is slowly eroding traditional arts and culture. Thus the problem is formulated in the form of
what art and cultural potentials are still preserved by the people of Kampung Seni dan Budaya and how steps can
be taken so that Kampung Seni dan Budaya can be known to the wider community. In responding to this problem,
research was carried out using direct observation methods and direct interviews with community leaders and
artists in the Kampung Seni dan Budaya. Based on the research conducted, an alternative solution was formulated
where in maintaining the existence of the arts and culture of the Kampung Seni dan Budaya, it is necessary to
have a mapping that contains the potential of Kampung Seni dan Budaya, important location points, and barcode
scans of social media pages for access to further information. The mapping was carried out as an effort to
introduce the potential of the village to the wider community as well as a form of increasing support from the
community at the Kampung Seni dan Budaya to continue to preserve existing arts and culture. With the existence
of the information map for the Village of Arts and Culture, it is hoped that it can increase support from the wider
community and raise the enthusiasm of the people of the Kampung Seni dan Budaya to continue to preserve
traditional arts.

Keywords: Kampung Seni dan Budaya, Jurang Blimbing, Pemetaan Potensi Kampung, Pengenalan Kampung.

Abstrak: Kampung Seni dan Budaya Jurang Blimbing merupakan salah satu kampung tematik di Kota Semarang
yang memiliki potensi dibidang kesenian budaya seperti Kethoprak, Kuda Lumping, Karawitan, Rebbana, dan lain
sebagainya. Sempat mengalami masa keemasan pada tahun 1970-an, kini Kampung Seni dan Budaya ini harus
bertahan ditengah globalisasi yang perlahan menggerus kesenian dan budaya tradisional. Dengan demikian
dirumuskan permasalahan berupa apa saja potensi seni dan budaya yang masih dilestarikan masyarakat
Kampung Seni dan Budaya serta bagaimana langkah yang dapat ditempuh agar Kampung Seni dan Budaya dapat
dikenal masyarakat luas. Dalam merespon masalah tersebut, dilakukan penelitian dengan metode observasi
langsung serta wawancara langsung kepada tokoh masyarakat dan pelaku seni di Kampung Seni dan Budaya.
Adapun berdasarkan penelitian yang dilakukan dirumuskan alternatif solusi dimana dalam menjaga eksistensi
kesenian Kampung Seni dan Budaya diperlukan adanya pemetaan yang memuat potensi seni dan budaya
kampung, titik lokasi penting, hingga scan barcode laman social media untuk akses informasi lebih lanjut.
Pemetaan tersebut dilakukan sebagai upaya pengenalan potensi kampung kepada masyarakat luas sekaligus
sebagai bentuk meningkatkan dukungan dari masyarakat pada Kampung Seni dan Budaya untuk tetap
melestarikan seni dan budaya yang ada. Dengan adanya peta informasi Kampung Seni dan Budaya diharapkan
dapat meningkatkan dukungan dari masyarakat luas serta membangkitkan semangat masyarakat Kampung Seni
dan Budaya untuk tetap melestarikan kesenian tradisional.

Kata Kunci : Kampung Seni dan Budaya, Jurang Blimbing, Pemetaan Potensi Kampung, Pengenalan Kampung.
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang budaya yang masih dipertahankan eksistensinya
terkenang akan keragaman suku bangsanya. oleh masyarakat Jurang Blimbing adalah kesenian
Bahkan Indonesia tercatat memiliki 300 etnis dan kebudayaan Ketoprak, Kuda Lumping,
(suku) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia Karawitan, hingga Rebbana, dan lain sebagainya.
dimana masing masing etnis tersebut tentu saja Meski sempat mengalami gejolak pada
melahirkan warisan seni maupun budaya yang tahun 1986 akibat adanya pembebasan lahan
berbeda pula. Apabila warisan tersebut dapat pada Sebagian besar Kampung Jurang Blimbing
dilesarikan dan dikembangkan dengan baik, maka yang berdampak pada beberapa penduduk asli
tidak dapat dipungkiri lagi jika Keberagaman seni memilih meninggalkan kampung tersebut, akan
dan budaya yang dimiliki Indonesia akan dapat tetapi Kampung Jurang Blimbing ini masih dengan
menjadi kekuatan tersendiri bagi bangsa untuk teguh mempertahankan kesenian dan
terus mempertahankan jati diri bangsa Indonesia. kebudayaan dengan Sebagian masyarakat yang
Akan tetapi disisi lain, dengan semakin tersisa. Keteguhan Kampung Jurang Blimbing
berkembangnya arus globalisasi, kian selanjutnya membuahkan hasil, dimana pada
mempengaruhi bahkan menggerus minat tahun 2016 kampung ini resmi ditetapkan
khususnya generasi muda untuk tetap menjaga menjadi Kampung Tematik Seni dan Budaya oleh
dan mengembangkan warisan seni dan budaya di Pemerintah Kota Semarang. Bahkan hingga kini,
Indonesia. Bahkan, kerap kali generasi muda Kampung Seni dan Budaya Jurang Blimbing masih
masih kurang mengenal potensi seni dan budaya kerap mengadakan latihan rutin yang turut
tradisional di Indonesia. melibatkan pemuda dan pemudi kampung
Dengan giat, berbagai upaya telah sebagai suatu upaya regenerasi.
dilakukan pemerintah baik pusat maupun lokal Meskipun Kampung Seni dan Budaya
untuk dapat mempertahankan dan melestarikan Jurang Blimbing ini dapat dinilai cukup berhasil
warisan seni dan budaya. Salah satu upaya yang dalam mengembangkan kebudayaan dan
kini lebih dirasakan dampaknya adalah melalui kesenian yang ada, akan tetapi kampung ini masih
penciptaan kampung kampung tematik yang saja dihadapkan pada beberapa permasalahan.
memang diberdayakan dan didukung pemerintah Salah satu permasalahan yang mungkin dapat
untuk tetap menjalankan kegiatan seni dan menghambat bahkan menurunkan minat
budaya tradisional. masyarakat di Kampung Seni dan Budaya Jurang
Salah satu gambaran kampung tematik Blimbing untuk terus berkreasi adalah
yang cukup berhasil menjaga seni dan budaya permasalahan kurangnya dukungan dari
tradisional adalah Kampung Tematik Seni dan masyarakat luas akibat belum adanya sarana
Budaya Jurang Blimbing yang terletak pada pengenalan khususnya berupa promosi fisik
Kelurahan Tembalang, Kecamatan Tembalang, terkait dengan potensi yang ada di Kampung Seni
Kota Semarang. Kampung Tematik Seni dan dan Budaya Jurang Blimbing. Bahkan lingkungan
Budaya Jurang Blimbing pada dasarnya telah ada sekitar Kampung Jurang Blimbing pun mungkin
bahkan telah melakukan kegiatan kesenian dan belum mengetahui apa saja potensi Kampung
kebudayaan sejak tahun 1950-an. Bahkan, Seni dan Budaya Jurang Blimbing.
berdasarkan website resmi Kelurahan Tembalang Berdasarkan latar belakang tersebut,
(2018), Kampung Jurang Blimbing ini pernah dirumuskan permasalahan utama berupa apa
mengalami masa keemasan di bidang kesenian saja potensi seni dan budaya yang masih
dan kebudayaan pada tahun 1970-an. Beberapa dilestarikan masyarakat Kampung Seni dan
Budaya serta bagaimana langkah yang dapat Metode Pelaksanaan
ditempuh agar Kampung Seni dan Budaya dapat
dikenal masyarakat luas. Dengan demikian dalam Metode pelaksanaan penelitian yang
dilakukan yaitu :
memberikan respon dan alternatif solusi bagi
permasalahan, maka dirumuskan strategi 1. Tahap Perencanaan : Tahap perencanaan ini
pengenalan dan penjagaan eksistensi Kampung memuat segala sesuatu yang terkait dengan
Seni dan Budaya Jurang Blimbing melalui persiapan pembuatan desain Peta Informasi
Kampung Seni dan Budaya Jurang Blimbing.
pembuatan Peta Informasi Kampung Seni dan
Budaya yang akan dikaji dalam penelitian ini. Tahap perencanaan dibagi dalam 3 tahap lagi
Pembuatan peta dirasa menjadi solusi yaitu : Perumusan dan pembuatan laporan
dikarenakan menurut Basofi (2013 dikutip dalam rencana sebagai gambaran awal pelaksanaan
Fauzy dan Putra 2015) dengan peta dapat dan rancangan desain peta informasi,
menunjukkan posisi/lokasi relative, Perizinan terkait pelaksanaan rencana berupa
memperlihatkan ukuran di atas permukaan bumi, konsultasi dengan tokoh masyarakat terkait
menggambarkan bentuk permukaan bumi, rencana pembuatan peta informasi hingga
bahkan menyajikan data tentang potensi suatu perizinan formal terkait pemasangan peta
daerah. Adapun Peta Informasi tersebut nantinya informasi tersebut nantinya, serta Observasi
dapat memuat informasi potensi, titik lokasi lapangan guna village mapping atau digitasi
penting, dokumentasi kegiatan seni dan budaya, lokasi penting dan pengumpulan data
serta scan barcode yang mengarahkan pada pendukung dari wawancara sebagai bahan
social media untuk informasi lebih lanjut. masukan substansi pada peta informasi.
2. Tahap Pelaksanaan : Tahap ini berkaitan
dengan realisasi dari pemetaan potensi dan
METODE PENELITIAN
Metode Pengumpulan Data penyajian informasi Kampung Seni dan
Budaya Jurang Blimbing. Realisasi yang
Berdasarkan latar belakang dan masalah dilakukan terbagi lagi menjadi 2 hal yaitu
yang diusung, dalam penelitian memerlukan realisasi pembuatan desain peta informasi
beberapa data yaitu titik lokasi penting serta dengan bantuan aplikasi Arcgis, serta realisasi
potensi seni dan budaya. Dengan demikian pemasangan desain peta informasi pada titik
penelitian menggunakan dua metode lokasi strategis sehingga peta dapat dilihat
pengumpulan data, yaitu oleh masyarakat luas sehingga tujuan
1. Observasi langsung guna mengetahui titik titik pengenalan Kampung Seni dan Budaya Jurang
lokasi penting pada Kampung Seni dan Budaya Blimbing dapat benar tercapai. Adapun pada
Jurang Blimbing tahap realisasi pembuatan desain dengan
2. Wawancara langsung dengan pihak terkait aplikasi Arcgis dilakukan dengan beberapa
khususnya dari tokoh masyarakat di Kampung metode siantaranya yaitu ekspor data citra
Seni dan Budaya Jurang Blimbing. Wawancara google, digitasi titik lokasi dari Google Maps
ini digunakan sebagai acuan untuk pendataan untuk kemudian di input pada Arcgis, serta
seni dan budaya yang ada di Jurang Blimbing input data pendukung, hingga finalisasi
serta pembuatan substansi informasi pada desain.
peta informasi. 3. Tahap Evaluasi : Tahap ini berkaitan dengan
evaluasi hasil desain Kampung Seni dan
Budaya Jurang Blimbing yang dilakukan
dengan konsultasi hasil desain kepada tokoh Seni dan Budaya Jurang Blimbing sudah ada
masyarakat di Jurang Blimbing. Selain itu, juga sejak tahun 1950-an dimana berdasarkan
dilakukan evaluasi pemasangan desain peta wawancara dengan salah satu tokoh ketoprak
informasi. yaitu Mbah Gimin yang tinggal di RT VI RW 04
Jurang Blimbing, dahulu ketoprak ini juga
HASIL DAN PEMBAHASAN digandrungi oleh daerah lain di Kelurahan
Kampung Seni dan Budaya secara Spasial Tembalang akan tetapi seiring berjalannya
Kampung Seni dan Budaya RW IV Jurang waktu tersisa kampung Jurang Balimbing yang
Blimbing terbagi menjadi lima rukun tetangga. masih mempertahankan kesenian ini.
Berdasarkan perhitungan luas dengan bantuan Selanjutnya Ketoprak “Sri Mulyo Budoyo”
aplikasi ArcGis, RW IV Jurang Blimbing memiliki diresmikan pada tahun 1974.
luas 11.9 Ha. Kampung ini berbatasan langsung 2. Kuda Lumping “Turonggo Tunggak Semi”
dengan Kawasan Universitas Diponegoro. Kondisi dirikan pada 1 Januari 1975. Kuda lumping
tersebut dikarenakan dahulunya, Kawasan Undip sendiri didefinisikan sebagai seni tari yang
merupakan bagian dari Jurang Blimbing. dimainkan dengan properti berupa kuda
tiruan yang terbuat dari anyaman bambu atau
bahan lainnya dengan dihiasi rambut tiruan
dari tali plastik ataupun sejenisnya yang
digelung atau dikepang. Kesenian kuda
lumping ini menjadi salah satu kesenian yang
paling banyak menarik minat remaja
khususnya laki laki di Kampung Seni dan
Budaya. Bahkan saat pementasan Kuda
Lumping “Turonggo Tunggak Semi” selalu
dapat mendatangkan masyarakat dari luar
Kampung Seni dan Budaya Jurang Blimbing.
Kuda Lumping “Turonggo Tunggak Semi”
memiliki sanggar yang diperuntukan untuk
menyimpan alat alat yang dibutuhkan untuk
pementasan Kuda Lumping. Sanggar tersebut
terletak pada RT II RW 04 Jurang Blimbing.
Gambar 1 Peta Kampung Seni dan Budaya 3. Karawitan “BudiLaras” didirikan 18 Agustus
2016. Karawitan merupakan suatu cabang seni
Hasil Observasi dan Wawancara (Titik Lokasi suara yang menggunakan laras slendro
penting dan Potensi Kesenian) dan/atau pelog baik suara manusia maupun
suara gamelan, atau ricikan. Karawitan ini
Berdasarkan hasil penelitian, Kampung
menyimpan peralatan gamelan yang
Seni dan Budaya Jurang Belimbing hingga saat ini
digunakan sekaligus mengadakan latihan rutin
masih melestarikan beberapa kesenian
dipanggung seni atau balai RW Kampung
tradisional, diantaranya yaitu:
Jurang Blimbing.
1. Ketoprak “Sri Mulyo Budoyo”. Ketoprak
4. Rebbana dan kaligrafi. Rebbana merupakan
termasuk dalam seni pertunjukan tradisional
kesenian dengan alat musik perkusi yang
kategori teater rakyat. Ketoprak Kampung
tergolong pada kelompok membranophone
atau alat musik yang sumber bunyi berasal
dari membran atau kulit binatang seperti sapi
dan lain-lain. Sedangkan kaligrafi merupakan
ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk
huruf tunggal, letak-letaknya dan cara-cara
merangkainya menjadi sebuah tulisan yang
tersusun. Rebbana dan kaligrafi pada
Gambar 2 Tampilan SAS Planet
Kampung Seni dan Budaya dilakukan oleh
b. Pada Selected Basemap pilih Satellite
remaja Pondok Kyai Galang Sewu yang
Google Maps
memang masih berada pada lingkup Kampung
Jurang Blimbing.
Selain kesenian yang sudah dijelaskan,
pada Kampung Seni dan Budaya Jurang Belimbing Gambar 3 Basemap SAS Planet
juga memiliki titik lokasi penting diantaranya c. Pilih shift dan pilih area yang akan diunduh
yaitu :
1. Sendang Belik Kandri yang terletak di dekat
Waduk Diponegoro dan Sendang Panguripan
yang terletak di Kawasan Fakultas Perikanan
dan Kelautan Universitas Diponegoro. Kedua
sendang ini masih dijaga hingga saat ini oleh
masyarakat Kampung Jurang Blimbing.
Bahkan Ketika akan dilangsungkan
pementasan, masyarakat selalu
menyempatkan untuk membersihkan
sendang tersebut.
2. Makam Jurang Blimbing yang juga masih Gambar 4 Pilih Area yang Akan Diunduh
dijaga hingga saat ini. d. Pilih Sticth lalu atur opsi output menjadi
3. Panggung Seni dan Budaya yang sekaligus GeoTiff dengan Geographi Projection >
menjadi Balai RW 04 Kampung Seni dan Cek pada seluruh Georeferencing File
Budaya. yang tercantum > lalu pilih start
Pemetaan potensi

Berdasarkan hasil observasi dan


wawancara, selanjutnya untuk realisasi
pemetaan potensi seni dan budaya dilakukan
dengan bantuan aplikasi ArcGis. Adapun tahapan
yang dilakukan yaitu :
1. Unduh Peta Citra sebagai gambaran visual
nyata Kampung Seni dan Budaya dilihat dari
foto udara dengan menggunakan aplikasi SAS
Planet. Langkah unduh peta citra yaitu :
a. Buka aplikasi SAS Planet Gambar 5 Selection Manager
Dengan Langkah demikian peta citra akan Dengan Langkah demikian titik lokasi
langsung diunduh dan dapat di input di penting akan langsung diunduh dan dapat
aplikasi ArcGis. di input di aplikasi ArcGis dengan
2. Digitasi titik lokasi penting dilakukan dengan 3. Desain Peta Informasi Kampung Seni dan
menggunakan bantuan Google Maps. Budaya dengan menggunakan Arcgis.
Langkahnya yaitu : Pada tahap ini, diawali dengan input peta
a. Pada bagian menu Google Maps pilih opsi citra, titik lokasi penting, serta file
“Tempat Anda” lalu pilih “Buat Peta” pendukung seperti shapefile jaringan
jalan dan batas kelurahan maupun RW.

Gambar 6 Buat Peta


b. Arahkan pada lokasi (Kampung Seni dan
Budaya) kemudian pilih penanda dan
letakkan pada titik lokasi penting, setelah
itu beri nama titik lokasi untuk
mempermudah.

Gambar 9 Tampilan Peta Citra dan Titik


Lokasi Penting
Selanjutnya untuk membuat desain peta
lebih informatif dapat dilakukan dengan
penambahan teks serta gambar.
Gambar 7 Penanda Lokasi
c. Setelah semua titik di digitasi, pilih Ekspor
to KML/KMZ kemudian simpan dalam
format KML (bukan KMZ)

Gambar 10 Opsi Insert pada ArcGis


Pada bagian ini, cara penataan dan
Gambar 8 Opsi Ekspor Titik Lokasi pengaturan font dan warna menjadi
sangat menentukan desain. Keterangan dicantumkan pada peta. Ukuran peta
seperti potensi apa saja yang dimiliki juga harus memudahkan pembaca dalam
Kampung Seni dan Budaya Jurang memahami peta. Adapun untuk ukuran
Blimbing, Dokumentasi pementasan, peta citra menyesuaikan dengan kondisi
Denah lokasi, hingga Scan Barcode di lapangan yaitu berkisar 0.8mx1.2m.
menuju social media sangat penting Hasil desain adalah sebagai berikut,

Gambar 11 Desain Peta Informasi Kampung Seni dan Budaya Jurang Blimbing

4. Realisasi pemasangan desain Kampung


Seni dan Budaya Jurang Blimbing harus
dilakukan pada lokasi strategis,
berdekatan dengan Kampung Jurang
Blimbing, serta dapat dilihat dari segala
arah. Adapun pemilihan lokasi
pemasangan berdekatan dengan
Jembatan Sikatak yang memang menjadi
Main Entrance bagi Kampung Jurang Gambar 13 Sebelum Pemasangan di
Blimbing serta berdekatan dengan dekat Balai RW IV Jurang Blimbing
panggung seni dan budaya atau Balai RW
IV Jurang Blimbing. Berikut merupakan
dokumentasi pemasangan desain Peta
Informasi Kampung Seni dan Budaya,
KESIMPULAN
Kampung Seni dan Budaya Jurang Blimbing
merupakan salah satu kampung tematik yang
saat ini masih eksis dalam melestarikan tidak
hanya kesenian budaya seperti ketoprak, kuda
lumping, karawitan, rebbana dan kaligrafi
melainkan juga melestarikan warisan leluhur
yang ada seperti sendang dan makam. Dengan
Gambar 14 Setelah Pemasangan di demikian pemetaan potensi kesenian dan
dekat Balai RW IV Jurang Blimbing kebudayaan di Kampung Seni dan Budaya ini
dapat menjadi salah satu Langkah strategis untuk
mengenalkan kampung kepada masyarakat luas,
mengajak masyarakat untuk memberikan
dukungan kepada kampung untuk terus menjaga
potensi yang ada, menginspirasi daerah lain
untuk turut mengoptimalkan potensi yang
dimiliki serta meningkatkan minat generasi saat
ini untuk turut melestarikan kesenian dan
Gambar 15 Sebelum Pemasangan di kebudayaan.
dekat Jembatan Sikatak
DAFTAR PUSTAKA
Faucy, Akhmad. Putra, Anggara S. 2015. Pemetaan
Lokasi Potensi Desa Wisata. Jurnal Inovasi dan
Kewirausahaan. Volume 4 No. 2, Mei 2015 Halaman
124-129.
Ekky. 2018. Kampung Tematik Seni dan Budaya Jurang
Blimbing. Diakses pada 30 Maret 2021 melalui
http://www.tembalang.semarangkota.go.id

Gambar 16 Setelah Pemasangan di


dekat Jembatan Sikatak

You might also like