You are on page 1of 6

PENINGKATAN CITRA DAN EKSISTENSI KAMPUNG SENI

JURANG BLIMBING KE DINAS KEBUDAYAAN DAN


PARIWISATA KOTA SEMARANG DENGAN MEDIA
LEAFLET DAN POSTER

Gaudentius Bilyartinus

Jurusan Teknologi Rekayasa Kimia Industri, Sekolah Vokasi,


Universitas Diponegoro,
Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia.

*) Korespondensi: bgaudentius@gmail.com

Abstrak

Kampung Seni Jurang Blimbing is one of the Thematic Villages in Semarang. This
village has some art , namely ketoprak art, lumping horse art and calligraphy art.
Deservedly appreciated that in the era of globalization and this millennium in the village
of Jurang Blimbing still preserving the existing culture. This village is strategically
located near the Diponegoro University Campus which makes the population there very
heterogeneous and from various regions in Indonesia. But in this era, culture must be
able to collaborate with technology to facilitate the delivery of information and
promotion ... but it does not close to conventional promotion by way of friendship. This
article discusses the importance of promoting thematic villages in the Semarang City
Culture Office for developing the potential of Blimbing Gorge Thematic Villages. The
method used is descriptive method with observation and information about villages in
Blimbing Gorge. The results obtained in the field show that there are still many people
from Semarang, and even those from the Semarang City Culture Office who still do not
know and know about Blimbing Gorge Thematic Village. To get the image and
excitement in the Semarang area is to accept the Blimbing Jurang Arts Foundation to the
Semarang City Cultural Office which makes it easy to get assistance containing gamelan
or other, can be added to the list of choices in the Semarang City Hall and performances
outside Semarang. To overcome this problem, a promotion program was carried out in
the Blimbing Gorge Thematic Village to the Semarang City Culture Office.

Abstrak
Kampung Seni Jurang Blimbing adalah salah satu kampung Tematik di Semarang .
Kampung ini mengangkat tema Kesenian yaitu seni ketoprak, seni kuda lumping dan
seni kaligrafi..Patut diapresiasi bahwa di era globalisasi dan millennial ini warga Desa
Jurang Blimbing masih melestarikan kebudayaan yang ada. Secara strategis desa ini
terletak di dekat Kampus Universitas Diponegoro yang membuat penduduk di sana
sangat heterogen dan dari bermacam-macam daerah di Indonesia . Namun di era ini ,
kebudayaan sudah harus bisa berkolaborasi dengan teknologi untuk mempermudah
dalam penyampaian informasi dan promosi.. tetapi tidak menutup kemungkinan untuk
dilakukan promosi secara konvensional dengan cara silaturahmi . Artikel ini membahas
mengenai pentingnya promosi kampung tematik di Dinas Kebudayaan Kota Semarang
untuk pengembangan potensi Kampung Tematik Jurang Blimbing sehingga membuka
jalan untuk Yayasan Kesenian ini lebih mandapat tempat dan lebih dikenal di Kota
Semarang sebagai Desa Seni . Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan
observasi dan pengumpulan informasi mengenai kesenian di Desa Jurang Blimbing.
Hasil yang didapat di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak dari warga
semarang, dan bahkan pihak dari Dinas Kebudayaan Kota Semarang yang masih belum
mengenal dan tahu mengenai Kampung Tematik Jurang Blimbing. Untuk mendapatkan
citra dan eksitensi di daerah Semarang adalah dengan mendaftarkan Yayasan Kesenian
Jurang Blimbing ke Dinas Kebudayaan Kota Semarang yang membuat Yayasan ini akan
mudah untuk mendapatkan bantuan berupa gamelan atau yang lainya , bias terdaftar
dalam list penampilan di Balaikota Semarang dan bahkan pentas di luar Semarang .
Untuk mengatasi permasalahan ini sehingga dilakukan program promosi Kampung
Tematik Jurang Blimbing ke Dinas Kebudayaan Kota Semarang.

1. Pendahuluan
Jurang Blimbing adalah sebuah kampung yang berada di wilayah Kelurahan
Tembalang, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. Kampung yang sekarang ini
bertempat di pinggir kampus Universitas Diponegoro (Undip) ini merupakan
kampung warga pindahan, yang pada awalnya bertempat tinggal di mana kampus
Undip sekarang berada. Ketika belum berdiri kampus Undip di Tembalang, wilayah
tersebut merupakan area perkampungan yaitu Kampung Jurang Blimbing.
Pengembangan kembali Kampung Seni dan Budaya di Jurang Blimbing sendiri
selain dibangkitkan oleh warga dan dibantu oleh pemerintah, juga dibangkitkan
dengan Pemuda Karang Taruna (IKADA) dan mahasiswa tim KKN Tematik Undip. 1
Maka dari itu peran masyarakat menjadi penting dalam pembangunan Kampung
Seni Jurang Blimbing.
Pada tahun 1986 sebagian besar lahan Kampung Jurang Blimbing terpaksa
harus mengalami pembebasan tanah karena digunakan untuk relokasi Kampus
Universitas Diponegoro, sehingga para seniman terpaksa harus pindah tempat
tinggal dan tersebar di berbagai wilayah. Namun sebagian warga memilih pindah ke
pinggir kampus, dan menetap di wilayah tersebut.1
Akibatnya seni di Kampung Jurang Blimbing mengalami kemunduran,
hingga datangnya keputusan dari Pemerintah Kota Semarang yang menjadikan
Kampung Jurang Blimbing sebagai Kampung Tematik Seni dan Budaya. Berbagai
jenis bantuan diberikan oleh Pemerintah Kota Semarang seperti fasilitas panggung
pementasan yang sekarang lebih dikenal sebagai Balai RW, berbagai alat musik
gamelan sebagai piranti utama pemain karawitan, kuda lumping, dan ketoprak,
kemudian adapula pembangunan gapura selamat datang di Kampung Seni dan
Budaya Jurang Blimbing.
Kampung Tematik Jurang Blimbing seharusnya bisa lebih eksis dengan
adanya perkembangan teknologi dan pemanfaatan media sosial untuk mengenalkan
diri mereka . Namun cara ini ternyata sampai sekarang ini masih urang efektif
,bahkan sampai diadakannya KKN tematik Undip disana belum memberikan
dampak yang signifikan dan merubah mindset warga disana. Salah satu cara untuk
lebih mengenalkan Kampung Tematik ini yaitu dengan cara lewat pengenalan dan
promosi ke instansi terkait yaitu Dinas Kebudayaan dan pariwisata Kota Semarang.

2. Metode Penelitian
Dalam menentukan permasalahan yang diangkat memerlukan metode tertentu.
Permasalahan yang dijumpai di Kampung Seni Jurang Blimbing ditemukan dengan
metode yaitu observasi, pengumpulan informasi dari warga setempat.. Metode yang
digunakan pada artikel ini untuk menjelaskan peningkatan dan dampak terhadap
Kampung Seni Jurang Blimbing yang telah terdaftar dan dikenal di Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, yaitu pengaplikasian metode deskriptif
dengan melakukan survei serta promosi .

3. Hasil dan Pembahasan


Hasil dari kegiatan ini menunjukan bahwa Promosi Kampung Seni Jurang
Blimbing perlu dimulai dari masyarakatnya sendiri dan juga dibantu oleh Mahasiswa
KKN TEMATIK UNDIP . Hasil survey dan pemantauan dapat diketahui bahwa dari
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang sendiri belum mengenal mengenai
Kampung Seni Jurang Blimbing. Promosi guna mengangkat nama desa ini dan
mendapat eksistensi membutuhkan sebuah perjuangan matang dan maksimal dari
berbagai pihak .
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang merupakan media yang
dapat dimaksimalkan sebagai media promosi dan mendapatkan eksistensi karena
langsung bersinggungan dengan pihak pemerintah . Banyak informasi mengenai
sejarah Kota Semarang, info mengenai event yang ada di Kota Semarang, Info
mengenai Hotel di Semarang dan masih banyak lagi. Hal ini dapat dimanfaatkan
untuk mendapatkan bantuan baik berupa fasilitas maupun berupa bantuan dalam
bentuk yang lain , seperti kemudahan akses untuk mendapat undangan pentas dan
masih banyak lagi.
Namun sampai sekarang Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang
pun belum mengenal kampong tematik ini dengan baik. List sanggar seni di kota
semarang yang terdapat di website : satudata.semarangkota.go.id, Nama sanggar
Seni Kuda lumping Turonggo tunggak Semi dan Sanggar Seni Kethoprak Tri Mulyo
Budoyo belum terdaftar. Sehingga untuk mendapatkan undangan pentas pun menjadi
lebih sulit dan hanya mengandalkan undangan secara konvensional.
Dengan adanya program ini , membuat data - data mengenai kedua sanggar
seni kuda lumping dan kethoprak, baik mengenai sejarah, mengenai jadwal pentas ,
mengenai kepengurusan menjadi tercatat di sana dan menjadi database yang
berharga. Lewat media leaflet dan poster yang kami berikan disana sangat
membantuu proses promosi. Bahkan dari pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kota Semarang malah sampai memiliki rencana akan membuatkan pokdarwis di
Kampung Seni dan Budaya, sehingga bukan hanya mejadi kampung seni namun
menjadai kampong yang menjadi destinasi wisata di Semarang.
4. Kesimpulan
Sampai sekarang Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang pun belum
mengenal kampong tematik ini dengan baik. Untuk meningkatkan eksistensi dan
citra sanggar seni di Jurang Blimbing perlu diadakan promosi mengenai seluk beluk
kesenian yang ada, sehingga dari pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Semarang mengenal lebih dalam lagi . Database mengenai Kampung Seni Jurang
Blimbng pun juga bisa tercatat disana sehingga memudahkan untuk mendapatkan
bantuan dari pemerintah maupun swasta. Lewat promosi dengan media leaflet dan
poster langsung ke Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota semarang
ditambah sedikit promosi lisan sangat efektif untuk mengatasi permasalahan kurang
dikenalnya Kampung Tematik ini di Semarang dan khususnya di dinas yang
berkaitan. Hasilnya pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang
menerima dengan hangat dan menawarkan beberapa program yang dapat membantu
pengembangan potensi seni da wisata di kampung Jurang Blimbing dengan
pendaftaran di list sanggar seni di Kota Semarang serta program pendirian
Pokdarwis untuk peningkatan potensi pariwisata disana

DAFTAR PUSTAKA
1. Ekky. Kampung Tematik Seni dan Budaya Jurang Blimbing. Kelurahan
Tembalang.
http://tembalang.semarangkota.go.id/en/potensiwilayah/kampungtematik.
2. Pariwisata.semarangkota.go.id.2020 . Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kota Semarang
http://pariwisata.semarangkota.go.id/tentang-semarang/
3. Satudata.semarangkota.go.id. 2018.Database Sanggar Kesenian Kota
Semarang

http://satudata.semarangkota.go.id/adm/file/20180426093214DatabaseSang
garKesenianKotaSemarang.pdf

You might also like