You are on page 1of 10

PROSES PENYIDIKAN TERHADAP TINDAK PIDANA ANAK

DIKEPOLISIAN SEKTOR JATEN KEPOLISIAN RESOR


KARANGANYAR
OLEH : SULISTYONO
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SURAKARTA

ABSTRACT
The objective of research was to find out the investigation mechanism of
crime committed by child; in addition adequate data was available to support this
research.
The data was collected using sociological approach with descriptive
analysis specification. To analyze the data, the author employed a normative
qualitative method.
Considering the result of research and data analysis, it could be concluded
that the mechanism of investigating the crime committed by child included:
investigating, acting including convening, arresting, detaining, frisking, seizing,
and examining including examining the witness/victim, expert and the suspect as
well as case document submission. Some constraints the investigators encountered
in the field included status quo factor in the venue and infrastructure factor. The
strategy of dealing with the constraints in the process of investigating a crime
committed by a child was status quo factor in the venue. The measures taken to
cope with the constraints emerging was status quo factor in the venue, the closest
personnel came to and secured immediately, by means of closing the venue using
police line and guarding it. When they arrived at the venue and many people had
swarmed over it, they warned the people to keep away from the venue and secured
it.

Keywords: Investigation, Child Crime, Police

LATAR BELAKANG tindak kekerasan dan diskriminasi


serta hak sipil dan kebebasan.1 Dalam
Hak asasi anak merupakan berkembang, apabila anak dipupuk
bagian dari hak asasi manusia dan dipelihara dengan baik, maka
yang termuat dalam UndangUndang anak akan tumbuh dan berkembang
Dasar 1945 dan Konvensi dengan baik pula sesuai dengan
Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang keinginan dan harapan. Akan tetapi
hakhak Anak. Dari sisi kehidupan bila anak tidak dipupuk dan tidak
berbangsa dan bernegara, anak dipelihara atau dirawat dengan baik,
adalah masa depan bangsa dan maka jelas anak tidak akan tumbuh
sebagai generasi penerus cita-cita dan berkembang sebagaimana
bangsa, sehingga setiap anak berhak
atas kelangsungan hidup, tumbuh, 1 Penjelasan atas UU RI No 23 tahun
berkembang dan berpartisipasi serta 2002 tetang Perlindungan Anak , Jakarta
berhak atas perlindungan dari : Visimedia, Hal . 47
1
mestinya. Kita sering mendengar panjang. Hak-hak anak menurut
dan bahkan melihat anak sering kutipan R.Turman Sirait diantaranya :
diperlakukan tidak adil dan kurang ³ %HEDV PHQ\DWDNDQ SLNLUDQ
wajar, sehingga kemungkinan anak dicintai dan diinginkan, mengikuti
berperilaku kurang ajar. Disisi lain minat sendiri, mengembangkan nilai-
anak dituntut menjadi bangsa yang nilai, terdidik (sekolah, kuliah atau
berkualitas, namun tidak sedikit pendidikan tinggi dan terbaik),
keluarga yang mengabaikan hakhak perawatan kesehatan yang baik,
anak. Tahun International Anak pakaian bersih dan kualitas baik,
(1979), telah mengeluarkan deklarasi privasi atau kesendirian
hakhak seorang anak yang berbunyi : (tempat/kamar dan waktu sendiri),
³ +DNQ\D XQWXN PHQHULPD NDVLK hak untuk tidak setuju dengan orang
sayang, pengertian, untuk lain, ikut dalam pengambilan
mendapatkan gizi yang cukup dan keputusan yang mempengaruhi
pelayanan kesehatan yang PHUHND´ Sedang untuk tanggung
memadai, menikmati pendidikan, jawab anak, meliputi menolong orang
kemungkinan untuk bermain dan tua dalam pekerjaan rumah (kalau
berekreasi. Mempunyai nama dan dianggap sanggup), menghormati dan
kebangsaan, menikmati prioritas mematuhi orang tua, hidup sesuai
pertama untuk ditolong dalam dengan aturan-aturan masyarakat
keadaan musibah. dan adat istiadat (sampai mereka
Belajar menjadi anggota cukup dewasa kadang-kadang tidak
masyarakat yang berguna dan setuju), turut merasakan dan
mendapat kesempatan untuk memikirkan keadaan-keadaan orang
mengembangkan bakat-bakat pribadi. lain, mengebangkan diri sendiri
Dibesarkan didalam lingkungan tentang minat dan bakatnya, bekerja
kesejahteraan dan kerukunan dan keras dan melakukan tugas-
menikmati hak-hak tersebut diatas tugasnya dengan sebaik-baiknya,
tanpa memperhitungkan warna, dan menjadi orang yang bertindak
bangsa, jenis kelamin, nasionalisme dan berbuat bukan pengeluh. Cita-
GDQ WLQJNDW VRVLDO´ 2 Berkaitan cita ideal masyarakat secara umum
dengan hal tersebut, R.Turman Sirait menginginkan anak-anak yang
yang mengutip pendapat Charles sehat, cerdas, ceria serta terjamin
Schaeffer dalam buku yang kelangsungan hidup dan tumbuh
EHUMXGXO ³+RZ WR LQIOXHQFH kembang mereka. Namun,
FKLOGUHQ´ menjelaskan tentang hak- realitasosial menunjukkan sesuatu
hak anak, tanggung jawab anak, yang berbeda, bahkan kadang-
keinginan dan harapan anak jangka kadang berlawanan dengan cita-cita
ideal yang kita angankan selama ini.
Berbagai belahan dunia, baik
2 Drs.Suherman, Buku Saku Negara maju maupun Negara-negara
Perkembangan Anak, Hak, Tanggung terbelakang dan berkembang,
Jawab dan Harapan Anak, Kedokteran
EGC, Jakarta, Hal. 2 menunjukkan fenomena yang sama.
Anak remaja dengan berbagai alasan
2
harus berurusan dengan hukum. konsep system peradilan anak,tetapi
Diseluruh dunia ada puluhan ribu lebih luas daripada itu karena anak
anak yang berkonflik dengan hukum, merupakan potensi nasib semua
yang mana dua pertiga diantaranya (kesejahteraan manusia dan
berada dalam penjara dan sisanya kemajuan Negara) di hari yang
dalam pengawasan lembaga-lembaga akan datang, karena anak memiliki
sosial. Di Indonesia anak yang peran dalam menentukan sejarah
berkonflik dengan hukum cukup suatu bangsa sekaligus cerminan
memperhatinkan. Angka kejahatan sikap hidup bangsa di masa
seperti pencurian yang dilakukan mendatang. Sebagaimana yang telah
anak di Indonesia setiap tahunnya tertuang dalam penjelasan UU No.
berjumlah + 7.000 anak. Sembilan 11 tahun 2012 tentang sistem
dari sepuluh anak-anak ini akhirnya peradilan pidana anak, dalam
harus mendekam dalam penjara, definisinya, anak merupakan amanah
karena pada umumnya anak yang dan karunia Tuhan Yang Maha Esa
berhadapan dengan hukum tidak yang memiliki harka dan martabat
mendapat dukungan dari pengacara sebagai manusia seutuhnya dan anak
maupun pemerintah, dalam hal ini adalah bagian yang tidak terpisahkan
dinas sosial.3 Dalam perkembangan dari keberlangsungan hidup manusia
selanjutnya, diberbagai Negara dan keberlangsungan hidup sebuah
dilakukan pula usaha-usaha kearah bangsa dan Negara.
perlindungan anak termasuk dengan Dalam rangka mewujudkan
dibentuknya pengadilan anak sumber daya manusia Indonesia
(Juvenile Court) yang pertama di yang berkualitas dan mampu
Minos, Amereika Serikat pada tahun memimpin serta memelihara kesatuan
1889, dimana Undang-Undangnya dan persatuan bangsa Negara
GLGDVDUNDQ SDGD DVDV ³3DUHQWV Kesatuan Republik Indoesia yang
3DWULDH´ \DQJ berarti bahwa berdasarkan Pancasila dan Undang-
penguasa harus bertindak apabila Undang Dasar 1945 diperlukan
anak-anak membutuhkan pembinaan secara terus menerus
pertolongan atau dengan kata lain demi kelangsungan hidup,
apabila anak dan pemuda pertumbuhan dan perkembangan
melakukan kejahatan sebaiknnya fisik, mental dan sosial serta
tidak diberi pidana melainkan perlindungan dari segala
harus dilindungi dan diberikan kemungkinan yang membahayakan
bantuan. mereka dan bangsa dimasa yang akan
Apabila berbicara tentang datang. Berbagai upaya dan
³DQDN´ VDQJDWODh penting, bukan saja perlindungan tersebut dihadapkan
kaitannya secara khusus dengan dengan permasalahan dan tantangan
dalam masyarakat dan kadang-
3 6WHYHQ $OOHQ ³.DWD 3HQJDQWDU ´ GDODP kadang dijumpai penyimpangan
Purnianti, et.al. Analisa Situasi Sistem perilaku dikalangan anak, bahkan
Peradilan Pidana Anak (Juveline Justive
System) di Indonesia, Jakarta : Unicef,
lebih dari itu terdapat anak yang
tahun 2003, Hal.1. melakukan perbutan melanggar
3
Hukum tanpa mengenal status sosial Di Indonesia pengertian anak
dan ekonomi. beserta batasan umurnya diatur
menurut bidang hukumnya masing-
TINJAUAN PUSTAKA masing dan penggunaannya
berdasarkan atas kebutuhan. Bahwa
Pengertian Tentang Anak pengertian anak beserta batasan
Pengadilan Anak erat umurnya ketentuan hukum terdapat
kaitannya dengan pengertian anak perbedaan tolak ukur. Batasan usia
sebagai pelaku tindak pidana. Latar dewasa merupakan hal yang penting
belakang adanya pengadilan anak untuk menentukan ada tidaknya
adalah untuk memberikan tanggung jawab seseorang dalam
pengayoman dan pemberian melakukan perbuatan pidana.
perlindungan hukum kepada anak- Beberapa peraturan baik yang tertulis
anak Indonesia yang mempunyai maupun yang tidak tertulis yang
sikap dan perilaku menyimpang dan mengatur mengenai batasan usia
yang melakukan perbuatan yang dewasa, sebagai berikut :
melanggar hukum agar mereka dapat a. Menurut Agama Islam
tumbuh dan berkembang secara sehat Sudah balig atau dewasa jika
baik jasmani maupun rohani. sudah ada tanda-tanda perubahan
Pengadilan anak perlu diwujudkan batiniah pada dirinya yaitu
karena anak merupakan bagian dari wanita jika sudah mendapatkan
generasi muda dan penerus cita-cita haid dan laki-laki jika sudah
perjuangan bangsa serta sumber daya bermimpi
manusia bagian pembangunan b. Menurut Hukum Adat
nasional. Menurut hukum adat tidak ada
Dalam rangka mewujudkan ketentuan yang pasti kapan
suatu pengadilan yang benar-benar seseorang dapat dianggap dewasa
memperhatikan kepentingan anak dan wenang bertindak Hasil
perlu diwujudkan suatu pengadilan penelitian Mr. R. Soepomo
yang khusus bagi anak. Anak adalah tentang hukum perdata Jawa
generasi penerus bagnsa, mereka Barat dijelaskan bahwa ukuran
sangat bernilai dan penting karena itu kedewasaan seorang anak diukur
perlu adanya perlindungan terhadap dari segi:
hak-hak anak. Pembahasan mengenai 1) Dapat bekerja sendiri
anak memerlukan perumusan yang 2) Cakap untuk melakukan apa
dimaksud dengan anak termasuk yang dlisyaratkan dalam
mengenai batasan umur. Sampai saat kehidupan bermasyarakat
ini ternyata masih terdapat perbedaan dan bertanggungjawab.
teori dan pendapat mengenai 3) Dapat mengurus harta
pengertian anak dan mengenai kekayaan sendiri
batasan umurnya. Secara universal Beberapa peraturan
belum dicapai keseragaman mengenai perundangan telah mengatur atau
pengertian anak. menentukan secara berbeda

4
mengenai batasan usia dewasa, f. Undang-Undang No. 23 Tahun
sebagai berikut : 2003 tentang Perlindungan Anak
a. Kitab Undang-Undang Hukum Pasal 1 ayat 1 Anak adalah
Perdata (BW) Pasal 330 ³EHOXP seseorang yang belum berusia 18
dewasa adalah mereka yang (delapan belas) tahun, termasuk
belum mencapai umur 21 anak yang masih dalam
(duapuluh satu) tahun dan belum kandungan.
SHUQDK NDZLQ´
b. Undang-Undang No. 1 Tahun Kenakalan Anak Yang
1974 Pasal 7 ayat 1 Undang- Dikategorikan Melanggar Hukum
Undang pokok perkawinan Menurut laporan yang
mengatakan, seorang pria hanya diperoleh dari kepolisian dan
dlizinkan kawin apabila telah Pengadilan Negeri pada tahun-tahun
mencapai umur 19 (sembilan terakhir terjadi kenakalan anak yang
belas) tahun dan pihak wanita ditangani oleh Polres atau aparat
telah mencapai umur 16 (enam penegak hukum yang meliputi
belas) tahun. Penyimpangan atas tingkah laku yang melaggar hukum,
hal tersebut dapat dimintakan tindakan yang bersifat asosial, terlibat
dispensasi kepada Pengadilan narkoba, dan pelanggaran lalu lintas
Negeri. umum. Tindakan-tindakan itu
c. Undang-Undang No. 4 Tahun umumnya mengandung risiko yang
1979 tentang Kesejahteraan dapat merugikan orang lain, atau
Anak ³EHOXP GHZDVD DGDODK bahkan dapat menghilangkan nyawa
mereka yang belum mencapai orang lain. Dengan adanya Undang-
umur 21 (duapuluh satu) tahun undang Nomor 3 Tahun 1997,
GDQ EHOXP SHUQDK NDZLQ´ diharapkan ada kewenangan lebih
d. Undang-Undang No. 3 Tahun spesifik bagi aparat penegak hukum
1997 tentang Pengadilan Anak untuk menangani kenakalan anak.
3DVDO PHQJDWDNDQ ³$QDN a. Tindakan asosial menurut
adalah orang yang dalam perkara Simanjuntak yaitu berupa :
anak nakal telah mencapai umur 1) Ngebut, yaitu mengendarai
8 (delapan) tahun tetapi belum mobil atau sepeda motor di
mencapai umur 18 (delapan tengah-tengah keramaian
belas) tahun dan belum pernah kota dengan kecepatan batas
kawin. maximum yang dilakukan
e. Hukum Perburuhan Pasal 1 (1) oleh para pemuda belasan
Undang-Undang Pokok tahun.
Perburuhan (Undang-Undang 2) Membentuk kelompok
No. 12 Tahun 1948) (gang-gang) dengan nama-
mendefinisikan, anak adalah nama menyeramkan. Bila
orang laki-laki atau perempuan terjadi perselisahan antar
berumur 14 (empat belas) tahun kelompok atau perseorangan
ke bawah. maka kelompok-kelompok
tersebut akan melakukan
5
suatu tindakan main hakim a. Mereka yang mengganggu proses
sendiri, seperti belajar mengajar di sekolah,
penganiayaan, pengeroyokan tidak mentaati peraturan yang
dan tindakan pengrusakan. berlaku, mengalami kesulitan
3) Pengedaran pornografi di dalam pergaulan dan aspek-aspek
kalangan pelajar baik dalam lain yang mengganggu serta
bentuk majalah cabul, cerita merugikan dirinya atau orang
dan gambar-gambar yang lain, sebagai penyimpangan
merusak. tingkah laku mereka, semua ini
b. Kenakalan anak dari sudut agama dilakukan berulang kali oleh
penekanannya pada norma dan mereka 4.
kaidah sosial yang berlaku dan b. Terlibat narkoba
ditinjau dari segi hukum akan Ada juga anak yang mudah
selalu berkaitan antara manusia terlibat minuman keras, atau obat
dengan Tuhan. Menurut terlarang, namun kapasitasnya
Bambang Mulyono, "kenakalan relatif sedikit. Penyalahgunaan
adalah perbuatan-perbuatan yang narkoba oleh anak ini belum
mengganggu ketenangan dan banyak diketahui jumlahnya
kepentingan orang lain kadang namun indikasi terhadap
diri sendiri". Hal ini lebih kejahatan itu memang ada.
ditegaskan lagi dari tinjauan yang Sebagaimana halnya
berkaitan dengan masyarakat penyalahgunaan obat terlarang
seperti dikemukakan oleh Paul akan memberikan bahaya
Moedisko berkaitan dengan segi terhadap tubuh anak
kriminal yaitu : c. Pelanggaran Lalu Lintas
1) Semua perbuatan yang dari Pelanggaran lalu lintas yang
orang dewasa merupakan banyak dilakukan oleh anak
suatu kejahatan, bagi anak- beresiko tinggi terhadap
anak perbuatan itu kecelakaan lalu lintas, juga
merupakan delinquency. Jadi pelanggaran yang dapat
semua tindakan yang menimbulkan gangguan lalu
dilarang oleh hukum pidana, lintas akan berurusan dengan
seperti mencuri, Undang-undang Nomor 14
menganiaya, membunuh dan Tahun 1992 tentang Lalu Lintas
sebagainya. dan Angkutan jalan.
2) Semua perbuatan Kecelakaan yang sering
penyelewengan dari norma- terjadi itu banyak diartikan sebagai
norma kelompok tertentu suatu penderitaan yang menimpa diri
yang menimbulkan keonaran seseorang secara mendadak dan keras
dalam masyarakat. yang datang dari luar. Kecelakaan
Selain itu dapat dikemukakan sebagai peristiwa yang tidak tentu
bahwa tinjauan pada perspektif dan terjadi di jalan, sering akibat
pendidikan yaitu sebagai berikut :
4
Log.Cit, Khusaifah Dimyati, Hal. 32
6
meluas di luar diri penderita Dalam Undang-undang No. 3
kecelakaan. Yang jelas dalam situasi tahun 1997 menggunakan istilah
jalan yang ramai maka berakibat pengadilan anak. lstilah ini digunakan
kemacetan lalu lintas dan kerusakan karena memang tidak ada bentuk
jalan serta kecelakaan lalu lintas. yang cocok bagi peradlian anak
Akibat hukum yang timbul adalah kecuali sebagai suatu peradilan
memberi ganti rugi kepada pihak khusus. Untuk itu peradilan khusus
yang dalam peristiwa kecelakaan mempunyai kewenangan menagani
tersebut mengalami kerugiaan sesuai kasus-kasus hukum yang melibatkan
Kitab Undang-undang Hukum anak-anak, sebab kondisi fisik dan
Perdata. psikologinya terdapat ciri-ciri khusus
Akibatnya tidak selalu berupa tertentu yang berbeda dengan orang
kerugian materiil saja tetapi juga dewasa. Hal yang tepat l~ila diadakan
kerugian immateriil seperti cacat peradilan anak yang mempunyai
tubuh yang mengakibatkan tidak tujuan untuk menjamin serta
dapat memenuhi kewajiban pada melindungi secara pasti kepentingan
keluarga. Kecenderungan anak untuk maupun kesejahteraan anak.
mengambil jalan pintas dengan tujuan Penggunaan istilah peradilan
untuk memperlancar jalan anak akan memberikan pengertian
kendaraanya, sering mengakibatkan membentuk sebuah peradilan baru
kecelakaan. Terjadinya kecelakaan diluar keempat badan peradilan
sering dimulai dari perbuatan yang diatas, padahal dengan sudah adanya
membahayakan keamanan lalu lintas, ketentuan Pasal 10 ayat 1 dan ayat 2
yaitu Undang-undang No 4 tahun 2004
a. Merintangi lalu lintas yang menyebutkan, "Bahwa
b. Membahayakan kebebasan lalu Mahkamah Agung adalah Pengadilan
lintas Negara yang tertinggi dari keempat
c. Menimbulkan kerusakan pada lingkungan peradilan yang berada di
jalan raya. bawah Mahkamah Agung," Istilah
Dalam hal ini nampak adanya pengadilan anak tidak akan
hubungan antara penyebab dari memberikan pengertian yang keliru,
tindakan yang membahayakan lalu karena sesungguhnya telah sejalan
lintas tersebut. Hubungan timbal dengan Pasal 10 Undang-undang No.
balik antara taraf pengetahuan tentang 4 tahun 2004 (penjelasan), pengadilan
peraturan lalu lintas kurang dikuasai, anak merupakan pengkhususan dari
sehingga kecenderungan untuk badan peradilan yaitu peradilan
berbuat seenaknya tanpa umum untuk menyelenggarakan
memperhatikan etika lalu lintas. pengadilan anak.
Kebanyakan warga masyarakat tidak Pengadilan anak sesuai
mengetahui adanya suatu peraturan dengan undang-undang No. 3 tahun
itu muncul jika telah melakukan 1997 adaiah sebuah pengadilan yang
palanggaran peraturan. diselenggarakan untuk menangani
pidana khususnya bagi perkara anak-
Pengertian Pengadilan Anak anak. Dalam undang-undang tersebut
7
memang tidak disebutkan secara dibentuknya Undangundang No. 3
tegas dinyatakan untuk menangani tahun 1997 tentang Pengadilan Anak.
perkara pidana, Pasal 3 sekedar Pengadilan Anak yang secara intern
menyebutkan, "Sidang pengadilan terletak dalam peradilan umum di
anak yang selanjutnya disebut sidang dalamnya terdapat hakim khusus
anak, bertugas dan berwenang yang bertugas rnenangani perkara-
memeriksa, memutus dan perkara yang melibatkan anak-anak,
menyelesaikan perkara anak sedangkan pengadilan tinggi dapat
sebagaimana ditentukan dalam pula ditunjuk hakim anak tertentu
undang-undang ini." Namun karena yang tepat.
dalam undang-undang ini sendiri
mengatur tentang ketentuan- METODOLOGI PENELITIAN
ketentuan pidana, baik ketentuan
pidana formil maupun ketentuan Suatu penelitian ilmiah dapat
pidana materiil bagi anak maka dipercaya kebenarannya apabila
sesungguhnya maksud dan tujuan disusun dengan menggunakan suatu
undang-undang membentuk metode yang tepat. Metode adalah
pengadilan ini adalah untuk pedoman-pedoman, cara seseorang
pengadilan anak. Undang-undang ilmuwan mempelajari dan memahami
pengadilan anak telah mengatur lingkungan-lingkungan yang
tersendiri hukum acara pidananya, dihadapi.5
dan mengatur sejumlah sanksi pidana Dalam penelitian ini penulis
terhadap anak yang terlibat kejahatan. menggunakan metode-metode
Dari keempat badan peradilan penelitian sebagai berikut:
yang telah disebutkan maka yang
berwenang menangani perkara anak Jenis Penelitian
adalah peradilan umum, karena tidak Dalam penulisan ini jneis
mungkin untuk mengajukan pada penelitian yang digunakan ialah jenis
ketiga badan peradilan yang lain penelitian kepustakaan yang bersifat
(peradilan militer, peradilan agama, deskriptif analitis.6 Yaitu jenis
peradilan tata usaha negara). Dasar penelitian yang menggambarkan
hukum mengenai hal ini dapat dilihat suatu keadaan yang sedang terjadi
pada Undang-undang No. 3 tahun dalam kehidupan masyarakat.
1997, ketentuan pada Pasal 2 Dimana dalam kehidupan masyarakat
menyebutkan, bahwa pengadilan anak tersebut terjadi gejala-gejala sosial
adalah pelaksana kekuasa;m yang bertentangan dengan hukum dan
kehakiman yang berada di lingkungan norma-norma kesusilaan yang
peradilan umum. Ketentuan ini sudah berlaku.
sejalan dengan ketentuan Undang-
undang No. 4 tahun 2004 Lokasi Penelitian
(penjelasan), bahwa kemungkinan
dibukanya spesialisasi pengadilan 5
Soerjono Sukanto, Pengantar Penelitian
anak di lingkungan peradilan umum, Hukum, UI Press, Jakarta, 1996, hal. 51.
ternyata telah diwujudkan dengan 6
Ibid., hal. 52.
8
Lokasi penelitian ini mendalam yang berhubungan
dilakukan di Kepolisian Sektor Jaten dengan penelitian ini.
Resor Karanganyar. Alasan pemilihan b. Studi kepustakaan
lokasi, karena lembaga tersebut Studi kepustakaan yaitu
merupakan lembaga formal sehingga pengumpulan data yang
akan dapat diperoleh informasi yang dilakukan dengan cara membaca
jelas mengenai penyidikan tindak dan mempelajari buku-buku
pidana anak. literatur, peraturan perundang-
undangan yang berlaku yang
Sumber Data berkaitan dengan masalah yang
Sumber data yang digunakan diteliti.
penulis terbagi dalam dua jenis, yaitu:
a. Data primer Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini data primer Setelah data terkumpul
diperoleh dari pihak-pihak yang dilakukan analisis data. Analisis data
berhubungan langsung dengan dipergunakan untuk menyimpulkan
kriminologi terhadap tindak kebenaran-kebenaran yang diperoleh
pidana pidana anak. dari data-data yang terkumpul untuk
b. Data sekunder menjawab persoalan-persoalan yang
Sumber data sekunder adalah diajukan dalam penelitian. Metode
data yang secara tidak langsung yang digunakan dalah metode analisis
memberikan keterangan yang data kualitatif, karena data yang
bersifat mendukung sumber data diperoleh sangat terbatas. Metode
primer, antara lain KUHP, buku- kualitatif sebagai cara penjabaran
buku, dokumen, arsip-arsip dan data terhadap data-data tersebut
hasil penelitian sebelumnya yang berdasakan studi literatur dan hasil
berhubungan dengan masalah temuan di lapangan. Data yang
yang diteliti dalam penelitian ini. diperoleh tadi disusun dalam bentuk
pengumpulan data, kemudian reduksi
Metode Pengumpulan Data data/pengolahan data, kemudian
Guna memperoleh data yang sajian data dan selanjutnya diambil
sesuai dan mencakup permasalahan kesimpulan/verifikasinya, dilakukan
yang diteliti, ada beberapa metode saling menjalin dengan proses
pengumpulan data yang penulis pengumpulan data.
gunakan, yaitu:
a. Wawancara KESIMPULAN
Wawancara yaitu mengadakan
tanya jawab secara bebas dengan Pelaksanaan penyidikan
pihak yang berkepentingan terhadap tindak pidana yang
mengenai penyidikan terhadap dilakukan oleh anak apabila dilihat
tindak pidana pidana anak untuk dari perspektif kepentingan anak
mendapatkan keterangan- yang berdasar pada petunjuk
keterangan yang bersifat lebih pelaksanaan No.Pol :
JUKLAK/04/II/1982 tentang Proses
9
penyidikan tindak pidana adalah : apabila petugas dipandang kurang,
(a) penyelidikan; (b) penindakan dapat meminta bantuan satuan
meliputi : pemanggilan, fungsi lain yang bersiaga.
penangkapan, penahanan, Mengingat semua kejahatan tidak ada
penggeledahan dan penyitaan; (c) yang sempurna dalam artian pasti
pemeriksaan meliputi : saksi, saksi meninggalkan bekas. Untuk
ahli, tersangka; dan (d) penyelesaian mendukung proses identifikasi,
dan penyerahan berkas perkara satuan fungsi pembinaan masyarakat
meliputi : pembuatan resume, selain melakukan penyuluhan
penyusunan berkas perkara dan terhadap masyarakat tentang
penyerahan berkas perkara. pentingnya status quo tempat
Kendala-kendala yang kejadian perkara bisa juga
ditemukan dalam proses penyidikan dilakukan simulasi suatu kejadian
tindak pidana yang dilakukan tindak pidana dengan melibatkan
Langkah yang diambil untuk masyarakat didalamnya, sehingga
menyikapi kendala-kendala yang apabila suatu ketika kejadian
timbul dalam proses penyidikan tersebut terjadi masyarakat sudah
tindak pidana yang dilakukan oleh benar-benar memahami langkah apa
anak adalah : Satuan Pembina yang akan dilakukannya.
Masyarakat yang disebut dengan Sat
Binmas dari Polres Karanganyar DAFTAR PUSTAKA
melakukan sosialisasi terhadap
masyarakat tentang pentingnya Drs.Suherman, Buku Saku
peran masyarakat dalam suatu Perkembangan Anak, Hak,
kejadian tindak pidana, khususnya Tanggung Jawab dan Harapan
dalam pengamanan tempat kejadian Anak, Kedokteran EGC, Jakarta
perkara Penjelasan atas UU RI No 23 tahun
Adapun saran-saran dari 2002 tetang Perlindungan Anak ,
penulis yang dapat dikemukakan Jakarta : Visimedia
disini, ialah : Untuk mewujudkan Soerjono Sukanto, Pengantar
perlindungan terhadap hak-hak Penelitian Hukum, UI Press,
anak yang berhadapan dengan Jakarta, 1996
hukum dalam proses penyidikan, 6WHYHQ $OOHQ ³.DWD 3HQJDQWDU ´
dapat dilakukan sebuah terobosan dalam : Purnianti, et.al. Analisa
baru dalam hal penyelesaian non- Situasi Sistem Peradilan Pidana
penal seperti dalam model peradilan Anak (Juveline Justive System)
restoratif. Dalam hal menjaga status di Indonesia, Jakarta : Unicef,
quo, petugas yang mendatangi tempat tahun 2003
kejadian perkara harus secepatnya
mengamankan lokasi dengan cara
memberi peringatan terhadap warga
masyarakat yang berkerumunan dan
membatasi lokasi dengan
menggunakan garis polisi, dan
10

You might also like