You are on page 1of 14

LENTERA: Jurnal Ilmiah Kependidikan

p-ISSN 1979-5823 e-ISSN 2620-7672


http://jurnal.stkippgribl.ac.id/index.php/lentera

ASESMEN KOMPETENSI PEDAGOGIK CALON GURU: STUDI KASUS


PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PGSD

Eko Kuntarto1, Maryono2


12
PGSD FKIP Universitas Jambi, Indonesia
1
abieko28@gmail.com, 2maryono@unja.ac.id

How to cite (in APA Style): Kuntarto, Eko dan Maryono. (2020). Asesmen Kompetensi Pedagogik Calon
Guru: Studi Kasus pada Mahasiswa Program Studi PGSD. LENTERA: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 13 (2),
pp. 377-390.

Abstract. This study aims to assess the pedagogical competence of student teacher
candidates. This research is a case study. The research object is pedagogic
competence. The research subjects were 200 PGSD students at Jambi University
who were selected randomly. The research instrument used the Teacher Competency
Assessment application. All data is retrieved online. Data analysis was performed by
classification based on ideal mean score and ideal standard deviation, and non-
parametric analysis using Kruskal-Wallis difference test and Spearman correlation
test. The results showed (1) the mastery of the characteristics of the third semester
students was 68.33, the fifth semester was 80.83m and the seventh semester was
82.50; (2) Mastery of learning theory and teaching learning principles in the three
groups of students, respectively 71.50, 81.25, and 82.50; (3) ability to develop
curriculum, respectively 63.50, 82.50, and 81.25; (4) The ability to carry out
educational learning activities, respectively 55.90, 84.54, and 83.72; (5) there is a
significant relationship between student teacher candidates pursued and
pedagogical competence.
Keywords: assessment, pedagogical competence, students, prospective teachers

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengases kompetensi pedagogik mahasiswa calon
guru. Penelitian ini merupakan studi kasus. Objek penelitian adalah kompetensi pedagogik.
Subjek penelitian adalah mahasiswa PGSD Universitas Jambi berjumlah 200 orang yang
dipilih secara random. Instrumen penelitian menggunakan aplikasi Asesmen Kompetensi
Guru (AKG). Data seluruhnya diambil secara daring. Analisis data dilakukan dengan
klasifikasi berdasarkan skor rerata ideal dan simpangan baku ideal, serta analisis non
parametrik dengan uji beda Kruskal-Wallis dan uji korelasi Spearman. Hasil penelitian
menunjukkan (1) penguasaan karakteristik peserta didik mahasiswa semester III adalah
68.33, semester V adalah 80.83m dan semester VII adalah 82.50; (2) Penguasaan teori
belajar dan prinsip‐prinsip pembelajaran yang mendidik pada ketiga kelompok mahasiswa,
masing-masing adalah 71.50, 81.25, dan 82.50; (3) kemampuan mengembangkan
kurikulum, masing-masing adalah 63.50, 82.50, dan 81.25; (4) Kemampuan melakukan
kegiatan pembelajaran yang mendidik, masing-masing adalah 55.90, 84.54, dan 83.72; (5)
ada hubungan yang sigifikan antara ditempuh oleh mahasiswa calon guru dengan
kompetensi pedagogik.
Kata kunci: asesmen, kompetensi pedagogik, mahasiswa, calon guru

377
Asesmen Kompetensi Pedagogik Calon Guru: Studi Kasus pada Mahasiswa Program
Studi PGSD

PENDAHULUAN Sebagai salah satu upaya dalam


Dari berbagai faktor yang meningkatkan mutu guru, pemerintah
memengaruhi mutu pendidikan, peran telah nmelakukan asesmen kompetensi
guru meru-pakan hal yang dipandang guru. Permendiknas Nomor 16 Tahun
paling penting. Peran guru juga 2007 tentang. Standar Kualifikasi
berpengaruh terhadap prestasi siswa. Oleh Akademik dan Kompetensi Guru
karenanya, para peneliti, pembuat (Kementerian Pendidikan Nasional,
kebijakan, desainer program, dan 2007a), telah memberikan sejumlah daftar
evaluator mencari cara untuk memahami pengetahuan, keterampilan, perilaku dan
mutu guru (Kuntarto, dkk, 2019). Banyak atribut yang valid, dapat diamati, dan
yang sudah meneliti berkaitan dengan terukur untuk menilai kompetensi guru.
mutu guru. Meskipun demikian, penelitian Aseemen kompetensi guru dilaksanakan
menunjukkan bahwa apa yang dimaksud berdasarkan Standar Kualifikasi
dengan mutu guru berbeda-beda, Akademik dan Kompetensi Guru tersebut.
bergantung pada konteks. Ada Sebelum tahun 2012, kompetensi
kemungkinan konsepsi “guru yang baik” guru di Indonesia dinilai dengan
dirumuskan terlalu ambisius atau bahkan portofolio. Namun, karena dipandang
tidak mungkin. Padahal secara pedagogis, kurang mampu menunjukkan kompetensi
tidak seharusnya semua deskripsi guru secara komprehensif, maka sejak
dirumuskan secara definitif (Korthagen, tahun 2012 Kementerian Pendidikan dan
2004). Berdasarkan hal itu maka indikator Kebudayaan melakukan Uji Kompetensi
guru yang baik berkembang dari waktu ke Guru (UKG). UKG bertujuan menilai
waktu sesuai pandangan yang bersifat kompetensi pedagogic dan kompetensi
kontekstual. Dengan demikian, maka profesional para guru, sebagaimana
model asesmen untuk menilai kompetensi tertuang dalam Peraturan Menteri
guru pun ikut berkembang pula dari waktu Pendidikan dan Kebudayaan No. 57
ke waktu. Tahun 2012 tentang Uji Kompetensi Guru
Menurut Permendiknas Nomor 16 bagi para guru yang akan mengikuti
Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi sertifikasi. Pada tahun 2015, pemerintah
Akademik dan Kompetensi Guru melaksanakan pemetaan kompetensi guru
(Kementerian Pendidikan Nasional, dengan UKG yang diikuti oleh semua
2007a), kompetensi pedagogik adalah guru, baik yang sudah bersertifikat
kemampuan guru dalam memahami maupun yang belum bersertifikat, pada
peserta didik dan mengelola pembelajaran setiap mata pelajaran.
yang mendidik dan dialogis. Kompetensi Beberapa hasil penelitian
kepribadian berkaitan dengan kepribadian menyimpulkan, hasil UKG tahun 2015
guru yang percaya diri, stabil, dewasa, yang diikuti oleh semua guru dalam
arif, dan berwibawa, serta memiliki etos jabatan baik guru PNS maupun bukan
kerja dan rasa tanggung jawab yang PNS cukup memprihatikan. Jumlah soal
tinggi. Kompetensi profesional dapat yang telah diujikan adalah 192 mata
dinilai dari penguasaan materi, dan pelajaran/guru kelas/paket keahlian/BK.
substansi yang berkaitan dengan pelajaran Hasil UKG 2015 lebih rendah dibanding
dan kurikulum yang digunakan. standar kelulusan minimal yang

378
Eko Kuntarto, Maryono
LENTERA: Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. 13, No. 2 (2020), 377-390

ditetapkan untuk tahun 2015 yaitu 53, 05; calon guru dalam memahami peserta didik
sedangkan angka SKM (Standar dan mengelola pembelajaran yang
Kompetensi Minimal) adalah 55. mendidik dan dialogis. Kompetensi
Berdasarkan data yang diperoleh dari tersebut akan bermuara pada
laman resmi sergur.kemdiknas.go.id, dari kemampuannya setelah mereka menjadi
34 propinsi di Indonesia, yang berhasil guru kelak.
meraih nilai di atas SKM yang telah Sekaitan dengan topik penelitian ini,
ditargetkan sebelumnya hanya 7 Provinsi asumsi yang dapat ditetapkan adalah
saja, yaitu: Jawa Barat, Jawa Tengah, sebagai berikut. Pertama, mahasiswa
Yogyakarta, DKI Jakarta, Bali, Jawa calon guru dari LPTK memiliki
Timur, dan Bangka Belitung. Sejumlah 27 kompetensi pedagogik yang cukup
propinsi lainnya meraih nilai sama atau memadai. Kedua, kompetensi pedagogik
bahkan di bawah SKM (Kuntarto, dkk,, diperoleh mahasiswa melalui serangkaian
2019). kegiatan perkuliahan didaktik dan
Data statistik Kemenristekdikti metodikn (mata kuliah keguruan). Kettiga,
menyebutkan, jumlah LPTK hingga tahun ada relevansi antara mata kuliah didaktik
2018 mencapai 421 lembaga dengan dan metodik dengan tingkat kompetensi
jumlah mahasiswa sebanyak 1.440.000, pedagogik yang dikuasai mahasiswa
dan jumlah wisudawan 200.000-300.000 LPTK.
orang setiap tahunnya. Dengan demikian, Penelitian ini bertujuan mengkaji
setiap tahun LPTK menghasilkan sekitar tingkat kompetensi pedagogic mahasiswa
200.000-300.000 orang calon guru. calon guru sekolah dasar.
Jumlah tersebut sebenarnya sangat banyak
dan memadai dari segi kuantitas untuk KAJIAN TEORI
memenuhi kekurangan tenaga penduduk Konsep kompetensi memiliki sejarah
hingga ke pelosok negeri. Dari 421 yang panjang dalam penelitian, dan praktik
Lembaga bidang pendidikan dan pelatihan.
LPTK tersebut ada catatan yang Meskipun demikian hingga saat ini belum
menarik, yaitu hanya 18 LPTK yang ada kon- sensus tentang definisi konsep
terakreditas A, 81 LPTK terakreditasi B, dan apa yang seharusnya tercakup dalam
sedangkan sisanya sebanyak 322 LPTK kompetensi guru. Di dunia internasional,
akreditasnya di bawah B dan sudah telah banyak dilakukan upaya untuk
dipastikan kualitasnya belum memadai mendefinisikan kom- petensi, termasuk
sebagai pencetak calon guru. kompetensi siswa di abad XXI.
Berdasarkan uraian di atas, ada Menurut laporan Delors, UNESCO
relevansi yang erat antara mutu mencanangkan tujuan pendidikan untuk
pendidikan dan mutu lulusan LPTK. Oleh semua (education for all) dengan
karena itu, gayut dengan topik penelitian membentuk Komisi Internasional
ini, asesmen tentang kompetensi Pendidikan Abad XXI. Hasilnya berupa
mahasiswa calon guru, khususnya laporan Learning: the Treasure Within
kompetensi pedagogi perlu dilakukan. yang mendefinisikan em- pat pilar
Asesmen tersebut diharapkan dapat pendidikan: learning to know, learning to
mengungkap kemampuan mahasiswa do, learning to live together, and learning

379
Asesmen Kompetensi Pedagogik Calon Guru: Studi Kasus pada Mahasiswa Program
Studi PGSD

to be (Burnett, 2008). Gagasan tersebut menyatakan bahwa kompetensi adalah


kembali sebagai rujukan untuk men- kemampuan melakukan kontak secara
gidentifikasi dan mengintegrasikan pantas dengan penonton (Ilandou & Zand,
kompetensi abad XXI. Jika generasi saat 2011; Kuntarto, 2019). Dalam
ini diedukasi ke arah kompetensi ini, hubungannya dengan pekerjaan guru,
penyiapan guru dan pengembangan Fathivajargah (2003) menyatakan bahwa
profesional juga mestinya diarahkan guru yang pantas dipekerjakan adalah
kepada hal yang sama. (Anderson, 2010). yang memiliki kompetensi kognitif
Di Indonesia, posisi guru sangat (kesadaran diri, kesadaran pembelajar,
strategis bagi keberhasilan pembangunan dan kesadaran atas proses belajar
na- sional di bidang pendidikan. Guru mengajar), kompetensi emosional
memiliki peran penting dalam sistem (berdasarkan minat, nilai, dan sikap), dan
pendidikan, karena kualitas guru menjadi kompetensi praktikal (berkaitan dengan
penentu mutu pendidikan nasional. Profil murid, kelas, sekolah, dan masyarakat).
kompetensi guru di Indonesia ditetapkan Secara etimologis, pedagogi berasal
dalam Undang-Undang (UU) Nomor 14 dari bahasa Yunani, paedos dan agogos.
Tahun 2005 ten- tang Guru dan Dosen. Paedos berarti anak dan agogo berarti
Pada Pasal 10 ayat (1) dan Pasal 8, mengantar atau membimbing. Dalam
dinyatakan bahwa kompe- tensi guru pengertian yang lebih luas, pedagogi
Indonesia terdiri atas kompetensi berarti segala usaha yang dilakukan oleh
pedagogik, kompetensi kepribadian, kom- pendidik untuk membimbing seorang
petensi sosial, dan kompetensi anak menjadi manusia dewasa yang
profesional. (Barrat, 2014). matang. Manakala peran pendidik dari
Berdasarkan amanah UU tersebut orang tua digantikan oleh guru di sekolah
diperlukan perumusan kerangka kerja maka tuntutan kemampuan pedagogis ini
teoretis (theoretical framework) pemetaan beralih dari orang tua kepada guru. Maka
kompetensi guru dan calon guru di dari itu, guru tidak hanya bertugas sebagai
Indonesia. Pemetaan kompetensi guru pentransfer ilmu, pengetahuan dan
menjadi kewajiban kementrian dan dinas keterampilan kepada siswa tetapi juga
terkait; sedangkan pemetaan kompetensi bertugas sebagai pendidik dan
mahasiswa calon guru menjadi kewajiban pembimbing yang membantu siswa untuk
LPTK. Kerangka kerja tersebut akan mengembangkan segala potensinya, baik
menjadi landasan teoretis dalam potensi akademis maupun non-akademis.
pengembangan Kurikulum LPTK dan Melalui peran ini para guru secara spesifik
Asesmen Kompetensi Guru (AKG). haruslah menjadi orang yang dapat
Dalam pandangan Christopher Day membuat siswa belajar dengan maksimal.
definisi profesional guru dalam beberapa Singkatnya, kompetensi pedagogis sangat
dasa warsa terakhir telah berubah seiring erat kaitannya dengan kemampuan
dengan perkembangan zaman dan dikdaktik dan metodik yang harus dimiliki
tuntutan stakeholder. Perubahan tersebut guru sehingga dapat berperan sebagai
telah menimbulkan persoalan tentang apa pendidik dan pembimbing yang baik
yang dimak- sud dengan „profesional‟. (Payong, 2011).
(Payong, 2011:13). Ada pula ahli yang

380
Eko Kuntarto, Maryono
LENTERA: Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. 13, No. 2 (2020), 377-390

METODE telah mengikuti dan lulus mata kuliah


Secara khusus jenis penelitian yang pedagogik (didaktik dan metodik) yang
tepat untuk tujuan ini adalah penelitian tercantum dalam Kurikulum Prodi PGSD
evaluatif (evaluation research) dengan FKIP Universitas Jambi, dalam sebaran
desain kuantitatif. Penelitian evaluatif yang berbeda. Jumlah subjek per
dilakukan bukan untuk menguji atau kelompok tidak menjadi variabel dalam
memformulasi teori tetapi untuk penelitian ini. Oleh karena itu perbedaan
mengevaluasi pelaksanaan pendidikan, jumlah subjek pada tiap kelompok tidak
seperti seperangkat tujuan perilaku, diperhitungkan.
media, bahan ajar, asesmen, dan sistem Instrumen yang digunakan untuk
manajemen (Mills & Gay, 2016). menggali informasi mengenai
Kegiatan dalam penelitian ini merujuk kompetensi pedagogik adalah tes. Tes
kepada pendekatan penelitian pendidikan yang digunakan adalah tes yang telah
(educational research) (Reeves & dikembangkan oleh Pusat Penilaian
McKenney, 2012; Plomp & Nieveen, Pendidikan (Puspendik) Kemendikbud
2013). RI, tahun 2019. Tes terdiri atas 100
Subjek penelitian ini adalah pertanyaan pilihqn ganda dengan 5
mahasiswa PGSD FKIP Universitas pilihan, dan berlevel tes HOTS (High
Jambi semester 3, 5 dan 7. Pemilihan Order Thingking of Skills). Oleh karena
subjek penelitian dilakukan tes sudah baku, maka tidak perlu lagi
menggunakan teknik sampel acak dilakukan uji realibilitas dan validitas.
bertujuan (purposive random sampling), Analisis data menggunakan teknik
atas dasar semester, jumlah mata kuliah deskriptif kuantitatif. Analisis data
pe- guruan yang telah diikuti, dan IPK. dilakukan dengan teknik evaluasi
Jumlah subjek seluruhnya 200 orang deskriptif kuantitatif yaitu
mahasiswa yang terdiri atas tiga mendeskripsikan dan memaknai tiap-tiap
kelompok, yaitu mahasiswa semester 3, komponen dibandingkan dengan acuan
5, dan 7. Kelompok 1, masiswa semester kriteria berdasarkan Skor rerata ideal
3berjumlah 100 orang. Kelompok kedua (Mi) dan skor simpangan baku ideal
dan ketiga, masiswa semester 5 dan 7, (SBi) yang dicapai oleh lembar
masing-masing ber- jumlah 50 orang. instrumen. Konversi nilai dan skor
Ketiga kelompok mahasiswa tersebut tercantum pada Tabel 1.
Tabel 1.
Konversi Nilai dan Skor
Nilai Skor Kriteria

90 - 100 x > (Mi + 1.8 SBi) Sangat Baik

80 – 89 Mi + 0.6 SBi , < x < (Mi + 0.6 SBi) Baik

70 – 79 M – 0.6 SBi , x ≤ (Mi + 0.6 SBi) Cukup/Sedang

60 – 69 M – 1.8 SBi , x ≥ (Mi – 0.6 SBi) Kurang

< 60 x ≤ (Mi + 1.8 SBi) Sangat Kurang

381
Asesmen Kompetensi Pedagogik Calon Guru: Studi Kasus pada Mahasiswa Program
Studi PGSD

HASIL DAN PEMBAHASAN Kemendikbud, sebagai satu-satunya alat


Peta Kompetensi Pedagogik Mahasiswa ukur yang diakui.
PGSD Dengan asumsi bahwa kompetensi
Asesmen diberikan kepada pedagogik akan gayut dengan mata kuliah
mahasiswa PGSD semester III, V, dan keguruan, maka estimasinya adalah bahwa
VII. Mereka telah memperoleh mata pada semester III mahasiswa memperoleh
kuliah pedagogik (keguruan) minimal 24 kompetensi pedagodik minimal,
SKS pada semester I, dan 76 SKS pada sedangkan pada semester VII mahasiswa
semester VII. Asesmen dilakukukan telah memperoleh kompetensi pedagogik
menggunakan aplikasi standar dari Pusat maksimal. Hasil asesmen yang dilakukan
Penilaian Pendidikan (Puspendik) disajikan dalam bentuk tabel dan grafik
sebagai berikut.

Tabel 2.
Kompetensi Pedagogik Mahasiswa PGSD Universitas Jambi Berdasarkan Semester
Semester Minimum Rerata Rerata Maksimum Kategori Rerata
Ideal

III 45 65 75 65/100 Cukup

V 50 82 75 90/100 Sangat Baik

VII 60 82 75 90/100 Sangat Baik

Berdasarkan hasil asesmen tampak semester VII rerata 82 (standar 75), nilai
bahwa mahasiswa semester III telah minimum 60, dan nilai maksimum 90.
memenuhi rerata, yaitu 65 (standar 75), Berdasarkan data tersebut selanjutnya
nilai minimum 45, dan nilai maksimum 65 dilakukan uji beda menggunakan rumus
(standar 100). Pada mahasiswa semester V Kruskal Wallis. Hasil uji beda disajikan
rerata 82 (standar 75), nilai minimum 50, pada tabel berikut.
dan nilai maksimum 90. Pada mahasiswa

Tabel 3.
Hasil Uji Beda Kruskal Wallis, Test Statisticsa,b
Semester III Semester V Semester
VII
Chi-Square 64.80 82.28 82.49

Df 2 2 2

Asymp. Sig. .000 .000 .000

382
Eko Kuntarto, Maryono
LENTERA: Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. 13, No. 2 (2020), 377-390

Dari data pada tabel tersebut tampak mahasiswa semester V dan VII. Hasil tes
ada perbedaan yang signifikan masing- post hoc ini menguatkan asumsi ada
masing semester ditinjau dari taraf relevansi antara mata kuliah keguruan dan
signifikansinya (signifkansi lebih kecil kompetensi pedagogik.
dari 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
pada semester lebih rendah, dimana mata Hasil Asesmen Terhadap Masing-
kuliah keguruan belum seluruhnya masing Aspek Kompetensi Pedagogik
diberikan, kompetensi pedagogik yang Asesmen penguasaan masing-
dikuasai mahasiswa cenderung lebih masing aspek kompetensi pedagogik
rendah daripada semester di atasnya. Hal dilakukan terhadap 4 aspek. Keempat
ini menunjukkan ada relevansi antara aspek tersebut, yaitu (10 Penguasaan
mata kuliah keguruan dengan kompetensi karakteristik peserta didik, (2) Penguasaan
pedagogik. Namun ada gejala asimetris, teori belajar dan prinsip‐prinsip
yakni kompetensi mahasiswa semester V pembelajaran yang mendidik, (3)
tidak berbeda signifikan dengan Kemampuan mengembangkan kurikulum,
kompetensi mahasiswa VII. Berdasarkan dan (4) Melakukan kegiatan pembelajaran
penelusuran, ternyata kemudian diketahui yang mendidik. Rujukan tingkat
bahwa mahasiswa semester VII tidak lagi penguasaan untuk tiap butir menggunakan
memperoleh matakuliah keguruan baru Tabel 5.
selain Praktik Lapangan Persekolahan Tabel 5.
(PLP) yang lebih bersifat praktik daripada Konversi Nilai dan Skor
teori. Untuk memantapkan simpulan, Nilai Skor Kriteria
kemudian dilakukan penujian post hoc 90 - 100 x > (Mi + 1.8 SBi) Sangat
pada data asesmen yang diperoleh. Baik
Pengujian post hoc dilakukan dengan 80 - 89 Mi + 0.6 SBi , < x < (Mi + Baik
0.6 SBi)
menggunakan uji Mann-Whitney.
70 - 79 M – 0.6 SBi , x ≤ (Mi + 0.6 Cukup/
Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut. SBi) Sedang
Tabel 4. 60 - 69 M – 1.8 SBi , x ≥ (Mi – 0.6 Kurang
Hasil Uji Post-Hoc Menggunakan Mann- SBi)
Whitney, Test Statisticsa,b < 60 x ≤ (Mi + 1.8 SBi) Sangat
Subject Kompetensi Pedagogik Pada Kurang
Mahasiswa PGSD
Z Sig
Penguasaan Karakteristik Peserta
Semester III -3.005 .005 Didik
Semester V -5.201 .000 Hal yang dinilai pada aspek ini
Semester VII -5.601 .000 adalah subjek mampu mencatat dan
a. Kruskal Mann-Whitney menggunakan informasi tentang
b. Grouping Variable: Semester karakteristik peserta didik untuk
membantu proses pembelajaran.
Dari data tersebut tampak bahwa
Karakteristik ini terkait dengan aspek
kompetensi pedagogik, ada perbedaan
fisik, intelektual, sosial, emosional, moral,
signifikan antara mahasiswa semester III
dan latar belakang sosial budaya. Hasil
dengan semester V dan VII. Namun, tidak
selengkapnya disajikan pada tabel berikut.
ada perbedaan yang signifikan antara

383
Asesmen Kompetensi Pedagogik Calon Guru: Studi Kasus pada Mahasiswa Program
Studi PGSD

Tabel 6.
Penguasaan Karakteristik Peserta Didik
Aspek Kompetensi Semester/ Rerata Nilai
No Pedagogik Jenis Kompetensi III V VII

1. Penguasaan Karak 1. dapat mengidentifikasi karakteristik 70 80 80


teristik Peserta belajar setiap peserta didik di kelasnya,
Didik
2. memastikan bahwa semua peserta didik 65 80 75
mendapatkan kesempatan yang sama
untukberpartisipasi aktif dalam kegiatan
pembelajaran,

3. dapat mengatur kelas untuk memberikan 75 85 85


kesempatan belajar yang sama pada semua
peserta didik dengan kelainan fisik dan
kemampuan belajar yang berbeda,

4. mencoba mengetahui penyebab 65 80 85


penyimpangan perilaku peserta didik untuk
mencegah agar perilaku tersebut tidak
merugikan peserta didik lainnya,
5.membantu mengembangkan potensi dan 60 80 85
mengatasi kekurangan peserta didik,
6. memperhatikan peserta didik dengan 75 80 85
kelemahan fisik tertentu agar dapat mengikuti
aktivitas pembelajaran, sehingga
peserta didik tersebut tidak termarjinalkan
(tersisihkan, diolok‐olok, minder, dsb).

Jumlah 410 485 495


Rerata Per Kelompok Subjek 68,33 80,83 82,50
Kategori Cukup Sangat Sangat
Baik Baik
Penguasaan teori belajar dan prinsip‐ kompetensi guru. Subjek sebagai calon
prinsip pembelajaran yang mendidik guru harus mampu menyesuaikan metode
Hal yang dinilai pada aspek ini pembelajaran yang sesuai dengan
adalah subjek mampu menetapkan karakteristik peserta didik dan
berbagai pendekatan, strategi, metode, memotivasi mereka untuk belajar. Hasil
dan teknik pembelajaran yang mendidik selengkapnya disajikan pada tabel berikut
secara kreatif sesuai dengan standar

384
Eko Kuntarto, Maryono
LENTERA: Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. 13, No. 2 (2020), 377-390

Tabel 7.
Penguasaan Teori Belajar dan Prinsip‐prinsip Pembelajaran yang Mendidik
No Aspek Kompetensi Jenis Kompetensi Semester/ Rerata Nilai
Pedagogik III V VII
1. Penguasaan teori 1. dapat menyusun silabus yang sesuai 75 80 80
belajar dan prinsip‐ dengan kurikulum,
prinsip
pembelajaran yang 2. merancang rencana 66 80 80
mendidik pembelajaran yang sesuai dengan
silabus untuk membahas materi ajar
tertentu agar peserta didik dapat
mencapai kompetensi dasar yang
ditetapkan,

3. mengikuti urutan materi pembelajaran 70 85 85


memperhatikan tujuan pembelajaran,

4. memilih materi pembelajaran yang: 75 80 85


(1) sesuai dengan tujuan
pembelajaran, (2) tepat dan
mutakhir, (3) sesuai dengan usia dan
tingkat kemampuan belajar peserta
didik, (4) dapat dilaksanakan di kelas
dan (5) sesuai dengan konteks
kehidupan sehari‐hari
peserta didik.

Jumlah 28 325 330


6
Rerata Per Kelompok Subjek 71,5 81,25 82,50
0
Kategori Baik Sangat Sangat
Baik Baik

Kemampuan Mengembangkan pembelajaran. Sebagai calon guru, subjek


Kurikulum harus mampu memilih, menyusun, dan
Hal yang dinilai pada aspek ini menata materi pembelajaran yang sesuai
adalah subjek mampu menyusun silabus dengan kebutuhan peserta didik. Hasil
sesuai dengan tujuan terpenting selengkapnya asesmen pada aspek ini
kurikulum dan menggunakan RPP sesuai disajikan pada tabel berikut.
dengan tujuan dan lingkungan

385
Asesmen Kompetensi Pedagogik Calon Guru: Studi Kasus pada Mahasiswa Program
Studi PGSD

Tabel 8.
Kemampuan Mengembangkan Kurikulum

No Aspek Jenis Kompetensi Semester/ Rerata


Kompetensi Nilai
Pedagogik III V VII
1 Kemampuan 1. dapat menyusun silabus yang sesuai dengan 60 80 80
Mengembangkan kurikulum,
Kurikulum
2. merancang rencana pembelajaran yang 55 85 80
sesuai dengan silabus untuk membahas
materi ajar tertentu agar peserta didik dapat
mencapai kompetensi dasar yang
ditetapkan,

3. mengikuti urutan materi pembelajaran 60 80 80


dengan memperhatikan tujuan
pembelajaran,

4. memilih materi pembelajaran yang: 70 85 85


(1) sesuai dengan tujuan pembelajaran, (2)
tepat dan mutakhir, (3) sesuai dengan usia
dan tingkat kemampuan belajar peserta
didik, (4) dapat dilaksanakan di kelas dan
(5) sesuai dengan konteks kehidupan
sehari‐hari peserta didik.

Jumlah 245 330 325


Rerata Per Kelompok Subjek 63,50 82,50 81,25
Kategori Kurang Sangat Sangat
Baik Baik

Kemampuan Melakukan Kegiatan didik. Mereka mampu menyusun dan


Pembelajaran yang Mendidik menggunakan berbagai materi
Hal yang dinilai pada aspek ini pembelajaran dan sumber belajar sesuai
adalah subjek mampu menyusun dan dengan karakteristik peserta didik. Jika
melaksanakan rancangan pembelajaran relevan, mereka dapat memanfaatkan
yang mendidik secara lengkap. Sebagai teknologi informasi komunikasi (TIK)
calon guru, mereka harus mampu untuk kepentingan pembelajaran. Hasil
melaksanakan kegiatan pembelajaran asesmen pada aspek ini disajikan pada
yang sesuai dengan kebutuhan peserta tabel berikut.

386
Eko Kuntarto, Maryono
LENTERA: Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. 13, No. 2 (2020), 377-390

Tabel 9.
Kompetensi dalam Melakukan Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik

Aspek Semester/ Rerata


No Kompetensi Jenis Kompetensi Nilai
Pedagogik III V VII

4. Melakukan 1. melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan 60 85 85


Kegiatan rancangan yang telah disusun secara lengkap dan
Pembelajar pelaksanaan aktivitas tersebut mengindikasikan bahwa
an yang guru mengerti tentang tujuannya,
Mendidik

2. melaksanakan aktivitas pembelajaran yang 50 85 80


bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik,
bukan untuk menguji sehingga membuat peserta didik
merasa tertekan,
3. mengkomunikasikan informasi baru (misalnya materi 60 80 80
tambahan) sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan
belajar peserta didik,
4. menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didik 60 85 86
sebagai tahapan proses pembelajaran, bukan semata‐
mata kesalahan yang harus dikoreksi. Misalnya:
dengan mengetahui terlebih dahulu peserta didik lain
yang setuju/tidak setuju dengan jawaban
tersebut,sebelum memberika penjelasan tentang
jawaban yamg benar,
5. melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi 45 85 85
kurikulum dan mengkaitkannya dengan
konteks kehidupan
sehari‐hari peserta didik,
6. melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi 60 90 90
dengan waktu yang cukup untuk kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan usia dan tingkat
kemampuan belajar dan mempertahankan perhatian
peserta didik,
7. mengelola kelas dengan efektif tanpa 60 85 80
mendominasi atau sibuk dengan kegiatannya sendiri
agar semua
waktu peserta dapat termanfaatkan secara
produktif,
8. mampu memanfaatkan audio‐visual (termasuk 55 85 85
TIK)untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik
dalam mencapai tujuan pembelajaran. Menyesuaikan
aktivitas pembelajaran yang dirancang dengan kondisi
kelas,
9. memberikan banyak kesempatan kepada peserta 60 85 85
didik untuk bertanya, mempraktekkan dan
berinteraksi dengan peserta didik lain,

387
Asesmen Kompetensi Pedagogik Calon Guru: Studi Kasus pada Mahasiswa Program
Studi PGSD

10. mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran secara 60 80 80


sistematis untuk membantu proses belajar peserta
didik. Sebagai contoh: guru menambah informasi baru
setelah mengevaluasi pemahaman peserta didik
terhadap materi sebelumnya, dan
11. menggunakan alat bantu mengajar, dan/atau audio‐ 45 85 85
visual (termasuk tik) untuk meningkatkan motivasi
belajar pesertadidik dalam mencapaitujuan
pembelajaran.
Jumlah 615 930 921
Rerata Per Kelompok Subjek 55, 84, 83,72
90 54
Kategori Kur Sangat Sangat
ang Baik Baik

Tabel 10.
Perbandingan Kompetensi Antarkelompok Subjek Berdasarkan Semester
No Aspek Kompetensi Pedagogik Kelompok Subjek/ Rerata Nilai
III V VII
1. Penguasaan Karakteristik Peserta Didik 68.33 80.83 82.50
2. Penguasaan teori belajar dan prinsip‐prinsip 71.50 81.25 82.50
pembelajaran yang mendidik
3. Kemampuan Mengembangkan Kurikulum 63.50 82.50 81.25

4 Melakukan Kegiatan Pembelajaran yang 55.90 84.54 83.72


Mendidik
Jumlah 259.23 329.12 329.97
Rerata Per Kelompok Subjek 64.80 82.28 82.49
Kategori Cukup Sangat Sangat Baik
Baik
Hubungan antara Mata Kuliah subjek calon guru yang dilakukan secara
Keguruan dan Kompetensi Pedagogik non parametrik menggunakan uji
Hasil uji korelasi antara jumlah Spearman disajikan pada tabel berikut.
mata kuliah keguruan dan kompetensi

Tabel 11.
Korelasi antara Masa Kerja dan Kompetensi Guru
Jumlah MK Keguruan
Kelompok
Korelasi ( r ) Sig

Semester III -.172 .130


Semester V .089 .672

emester VII .086 .626

Tampak dari tabel ada hubungan pedagogik. Pada mahasiswa semester III,
yang sigifikan antara mata kuliah tingkat r= -172, sig.-130. Pada mahasiswa
keguruan yang pernah ditempuh oleh semester V. tingkat r=.089, sig= .672.
mahasiswa calon guru dengan kompetensi Sementara pada mahasiswa semester VII,

388
Eko Kuntarto, Maryono
LENTERA: Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. 13, No. 2 (2020), 377-390

r= . 86, sig= .626. http://ojs.umrah.ac.id/index.php/gantang/i


ndex.
SIMPULAN Ilanlou, Maryam & Zand, Maryam.
Berdasarkan hasil penelitian dan (2011). “Professional Competencies
pembahasan dapat ditarik kesimpulan : of Teacher and the Qualitative
Kompetensi pedagogik mahasiswa Evaluation”. Procedia - Social and
Behavioral Sciences. Volume 29,
semester III dapat dikatakan cukup,
2011, Pages 1143-1150
sedangkan semester V dan VII sangat
baik, sehingga Ada hubungan signifikan Kementerian Pendidikan Nasional,
(2005). Undang-Undang Nomor 14
antara mata kuliah keguruan yang pernah
Tahun 2005 tentang Guru dan
ditempuh oleh mahasiswa calon guru Dosen.
dengan kompetensi pedagogik.
Kementerian Pendidikan Nasional,
(2007a). Permendiknas Nomor 16
DAFTAR PUSTAKA Tahun 2007 tentang Standar
Anderson, L W. (2010). Pembelajaran, Kualifikasi Akademik dan
Pengajaran, dan Asesmen. Kompetensi Guru.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kementerian Pendidikan Nasional,
Australia Education Ministers. (2011). (2007b). Permendiknas 18/2007
MOE Work Plan Seminar 2011. tentang Sertifikasi bagi Guru dalam
Jabatan.
Barrat, C., (2014). “Higher Order
Thinking And Assessment”. Korthagen, F.A.J. (2004). “In search of
International Seminar on current the essence of a good teacher:
issues in Primary Education. Prodi Towards a more holistic approach in
PGSD Universitas Muhammadiyah teacher education”. Teaching and
Makasar. Teacher Education, 20(1), 77-97.
Burnett. Nicholas. (2008). “The Delors Kouwenhoven, G. W. (2003). Designing
Report: A Guide towards Education for competence in Mozambique :
for All”. European Journal of towards a competence-based
Education. Vol. 43, No. 2, Learning curriculum for the Faculty of
to Live Together: A Necessary Education of the Eduardo Mondlane
Utopia (Jun., 2008), pp. 181-187. University. Enschede: University of
Twente.
Chouhan's, V.Sh & Srivastava, S. (2014).
Understanding Competencies and Kuntarto, E., (2018). “Analisis Tingkat
Competency Modeling―A Literature Pemahaman Guru Terhadap Konsep
Survey DOI: 10.9790/487X- Pembelajaran Aritmatika-Bahasa di
16111422 Sekolah Dasar”. Jurnal Gantang III
(2) (2018): 97-108. p-ISSN: 2503-
Fathivajargah, K. (2003). Standard
0671.
School. 7th Edition. Fakher, Tehran.
Kuntarto, E., Agus Trianto, Wahyu
Harian Pikiran Rakyat, 17
Wahyu Nurhayati, Heni Handayani,
Oktober 2019, dari
& Maryono, (2019). Model Penilaian
https://www.pikiran-
Kompetensi Guru Indonesia.
rakyat.com/pendidikan/pr-
Laporan Hasil Penelitian Hibah
01321343/jumlah-dan-mutu-lptk-
Bersaing Puspendik Kemendikbud
harus- dievaluasi, diunduh 2 Maret
RI, TA 2019.
2020.

389
Asesmen Kompetensi Pedagogik Calon Guru: Studi Kasus pada Mahasiswa Program
Studi PGSD

Mills, G. E., & Gay, L. R. (2016).


Education Research: Competencies
For Analysis And Applications.
London, England: Pearson
Education.
OECD (2010). Programme for
International Student Assessment
(PISA) Results: Executive Summary.
Payong, Marcelus R., (2011). Sertifikasi
Profesi Guru: Konsep Dasar,
Problematika dan Implementasinya.
Jakarta: PT. Indeks
Plomp, Tjeerd & Nieveen, Nienke.
(editors). 2013. “An Introduction to
Educational Design Research”.
Proceedings Of The Seminar
Conducted At The East China
Normal University, Shanghai (PR
China), November 23-26.
Reeves, T. C. & Mckenney, Susan.
(2012). Conducting Educational
Design Research. DOI:
10.4324/9781315105642. Publisher:
Routledge
Taylor, S. (2016) UK Professional
Standards Framework (UKPSF)
Dimensions of the Framework for
Doctoral Supervisors. Higher
Education Academy. Available on-
line at
https://www.heacademy.ac.uk/sites/d
efault/files/downloads/ukpsf_dof_do
ct
oral_supervisors_150416_final_0.pdf
Accessed 28th April 2016.
Undang-Undang (UU) Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen

390

You might also like