Professional Documents
Culture Documents
OLEH:
CINDY SARI AGUSTIN
NIM: 1715301015
SKRIPSI
i
EFEKTIVITAS TEKNIK MARMET TERHADAP
PENINGKATAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM
DI DESA REJOMULYO KECAMATAN JATI AGUNG
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2021
OLEH:
CINDY SARI AGUSTIN
NIM: 1715301015
SKRIPSI
ii
HEALTH POLYTECHNIC OF TANJUNG KARANG
DEPARTMENT OF MIDWIFERY
Scripst, Mei 2021
ABSTRACT
Breastmilk is an essential food for the growth of neonates. The main advantage of
breastfeeding is tremendous where it can save lives. However, lack of breastfeeding will
impact the confidence of breastfeeding mothers. Hence, it will cause insufficient breast
milk and affect the production of the hormone prolactin which will result in reduced
breast milk production.
Thus, this study aims to determine The Effectiveness Of Marmet Techniques To
The Increase Of Breast Milk Production In Post Partum Mothers In Rejomulyo Village,
Jati Agung District, South Lampung Regency, 2021.
This research uses a quasy experiment with the One Group Pretest and Posttest
approach. The population in this study is postpartum mothers in Rejomulyo Village, Jati
Agung Subdistrict, South Lampung Regency 2020 which is an average of 30 postpartum
mothers a month. The research sample is 18 Post Partum mothers who had less milk
production where the sample is taken by purposive sampling. The instrument uses a
questionnaire sheet on breast milk production indicators and interview guidelines for the
characteristics of the respondents.
The results show that before the Marmet Technique was performed, it had a
standard deviation of 0.575, and after it is performed the Marmet Technique had a
standard deviation of 0.000. Asymp Value. Sig. (2-tailed) or Wilcoxon test p-value of
0.000 <α (0.05) hence the hypothesis test is accepted. Based on this study, there is a
difference in milk production between the pre-test and post-test groups. Therefore, it is
proven that there is a significant effect of the marmet technique on the production of
breast milk in post partum mothers. It is recommended that health workers or
midwives provide therapy or direction to postpartum mothers to do this marmet
technique as an alternative therapy to accelerate milk production. Officers are
also advised to create a special class for assistance to breastfeeding mothers so
that breast milk production remains smooth and applies exclusive breastfeeding.
iii
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
JURUSAN KEBIDANAN TANJUNG KARANG
Skripsi, Mei 2021
Efektivitas Teknik Marmet Terhadap Peningkatan Produksi ASI Ibu Post Partum
Di Desa Rejomulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun
2021.
Xvii + 70 halaman, 8 tabel, 9 gambar, 6 lampiran
ABSTRAK
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang ideal bagi pertumbuhan neonatus.
Manfaat menyusui dan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sangat luar biasa, menyelamatkan
kehidupan. Pengeluaran ASI yang kurang akan mempengaruhi kepercayaan diri ibu
menyusui sehingga akan menyebabkan terjadinya ketidakcukupan ASI serta akan
mempengaruhi pengeluaran hormon prolaktin yang akan mengakibatkan produksi ASI
semakin berkurang.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Efektifitas Tekhnik Marmet
Terhadap Peningkatan Produksi ASI Pada Ibu Post Partum Di Desa Rejomulyo
Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2021.
Desain penelitian yang digunakan adalah Quasy Experiment (eksperimen semu)
dengan pendekatan One Group Pretest Posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu
post partum di Desa Rejomulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan
Tahun 2020, rata-rata sebulan sebanyak 30 ibu post partum. Sampel penelitian sebanyak
18 Ibu Post Partum yang memiliki produksi ASI kurang dan pengambilan sampel
dilakukan secara purposive sampling. Instrument yang digunakan adalah lembar
kuesioner indicator produksi ASI dan pedoman wawancara karakteristik responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum dilakukan Teknik Marmet memiliki standar
deviasi 0,575 dan setelah dilakukan Tekhnik Marmet memiliki standar deviasi 0,000.
Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) atau p-value uji wilcoxon sebesar 0,000 < α (0,05) sehingga
uji hipotesis diterima, ada perbedaan produksi ASI antara kelompok pretest dan posttest.
Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari pemberian teknik
mermet terhadap produksi ASI pada ibu post partum. Disarankan kepada petugas
kesehatan atau bidan dapat memberikan terapi atau arahan kepada ibu postpartum
untuk melakukan teknik marmet ini sebagai terapi alternatif melancarkan produksi
ASI. Petugas juga disarankan untuk membuat kelas khusus untuk pendampingan
kepada ibu menyusui agar produksi ASI tetap lancar dan menerapkan ASI
eksklusif.
iv
BIODATA PENULIS
Riwayat Pendidikan
LEMBAR PERSETUJUAN
v
SKRIPSI
EFEKTIVITAS TEKNIK MARMET TERHADAP PENINGKATAN
PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM DI DESA REJOMULYO
KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN
LAMPUNG SELATAN TAHUN 2021
Penulis
Cindy Sari Agustin / NIM: 1715301015
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
LEMBAR PENGESAHAN
vi
SKRIPSI
EFEKTIVITAS TEKNIK MARMET TERHADAP PENINGKATAN
PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM DI DESA REJOMULYO
KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN
LAMPUNG SELATAN TAHUN 2021
Penulis
Cindy Sari Agustin / NIM: 1715301015
Diterima dan disahkan oleh tim penguji Ujian Akhir Program Sarjana
Terapan Politeknik Kesehatan Kemenkes Tanjungkarang Jurusan
Kebidanan, sebagai persyaratan menyelesaikan pendidikan Sarjana
Terapan Kebidanan
Tim Penguji
Ketua Penguji
Nelly Indrasari,S.SiT.,M.Kes
NIP. 197309061992122001
Penguji I
Penguji II
Mengetahui
Ketua Prodi Sarjana Terapan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Tanjung karang
Yeyen Putriana,S.SiT.,M.Keb
NIP. 197401281992122001
vii
LEMBAR PERNYATAAN
viii
MOTTO
ix
PERSEMBAHAN
x
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala
berkah kesehatan yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Efektivitas Teknik Marmet Terhadap Peningkatan
Produksi ASI Ibu Post Partum di Desa Rejomulyo Tahun 2021” untuk
memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program pendidikan Diploma
IV Kebidanan di Politeknik Kesehatan Tanjung Karang.
Dalam penyelesaian Skripsi ini penulis telah berusaha semaksimal
mungkin agar skripsi ini terselesaikan dengan hasil sebaik mungkin, namun
penulis menyadari, masih banyak kekurangan di banyak hal sehingga penulis
masih butuh banyak bimbingan, oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Warjidin Aliyanto, SKM., M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Tanjung Karang.
2. DR. Sudarmi, S.Pd., M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Tanjung
Karang.
3. Yeyen Putriana, S.SiT., M.Keb selaku Ketua Program Studi DIV Kebidanan
Tanjung Karang.
4. Nelly Indrasari, S.SiT., M.Kes selaku Ketua Penguji yang telah membimbing
dan memberikan saran-saran perbaikan untuk skripsi ini.
5. Novita Rudiyanti, S.ST., M.Kes selaku Pembimbing Utama yang telah
membimbing dan memberikan saran-saran perbaikan untuk proposal ini.
6. Hj. Rosmadewi, S.Pd., S.ST., M.Kes selaku Pembimbing Pendamping yang
telah membimbing dan memberikan saran-saran perbaikan untuk proposal ini.
7. Seluruh Staf dan Dosen Politeknik Kesehatan Tanjung Karang Jurusan
Kebidanan yang telah memberi dukungan dan bantuan selama penyusunan
skripsi ini.
xi
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak. Penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
xii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian............................................................................ 4
E. Ruang Lingkup................................................................................. 5
xiii
F. Ethical Clereance............................................................................ 48
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................... 63
B. Saran................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
xiv
Tabel 1 Rata-rata Kuantitas Menyusu Bayi Per Sesi dan Total dalam
Sehari.........................................................................................................23
Tabel 2 Defini Operasional...................................................................................41
Tabel 3 Karakteristik Responden..........................................................................52
Tabel 4 Indikator Produksi ASI Sebelum diberikan Intervensi.............................53
Tabel 5 Indikator Produksi ASI Setelah diberikan Intervensi...............................53
Tabel 6 Uji Normalitas..........................................................................................54
Tabel 7 Deskripsi Uji Wilcoxon Kelompok Sebelum dan sesudah diberikan
intervensi..................................................................................................54
Tabel 8 Analisis Bivariat........................................................................................54
DAFTAR GAMBAR
xv
Gambar 1 Mekanisme Kerja Oksitosin......................................................... 8
Gambar 2 Refleks Oksitosin......................................................................... 9
Gambar 3 Membantu dan Menghambat Refleks Oksitosin ......................... 9
Gambar 4 Teknik Marmet............................................................................ 34
Gambar 5 Cara Teknik Marmet.................................................................... 34
Gambar 6 Kerangka Teori............................................................................ 39
Gambar 7 Kerangka Teori............................................................................ 40
Gambar 8 Desain Penelitian......................................................................... 42
Gambar 9 Rumus Pengambilan Sampel....................................................... 43
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
Lampiran 1 Lembar Informed Consent
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian
Lampiran 3 Standart Operasional Prosedur
Lampiran 4 Lembar Konsultasi
Lampiran 5 Laik Etik
Lampiran 6 Surat Izin Penelitian
Lampiran 6 Surat Balasan Penelitian
Lampiran 7 Data Output SPSS
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang ideal bagi pertumbuhan
neonatus. Manfaat menyusui dan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sangat
anak permulaan hidup yang terbaik bisa dimulai dengan menyusui, sebuah
ikhtiar yang paling sederhana, paling cerdas dan paling terjangkau untuk
mendukung anak yang lebih sehat, keluarga yang lebih kuat dan
rata-rata ASI Ekslusif di dunia baru bekisar 38%. Menurut Data dan
61,33%. Angka tersebut sudah melampaui target Restra tahun 2017 yaitu
1
2
bayi yang mendapat ASI Ekslusif yaitu pada tahun 2016 sebesar 46,4%,
pada tahun 2017 sebesar 61,4%, dan pada tahun 2018 sebesar 61,6%.
capaian bayi yang mendapat ASI Ekslusif seprovinsi Lampung dari tahun
Bayi yang diberi ASI secara ekslusif memiliki daya tahan tubuh yang
baik dibandingkan bayi yang tidak diberikan ASI ekslusif. Sehingga bayi
bayi yang tidak diberi ASI Ekslusif. (Bahriyah, 2017). Dampak yang terjadi
bila bayi tidak mendapatkan ASI Eksklusif yaitu memiliki risiko kematian
yang disebabkan oleh diare, infeksi saluran pernafasan akut, infeksi dalam
ibu yang tertekan (Stress), pola istirahat yang kurang, faktor isapan anak
energi, protein, vitamin dan mineral, ibu harus banyak istirahat dan banyak
3
frekuensi menyusui (Walyani, 2015). Selain itu, ada beberapa metode yang
merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengeluarkan ASI. Teknik ini
air susu/ milk ejection refleks (MER) sehingga air susu mulai menetes.
Anyar Kecamatan Jati Agung pada tahun 2019 cakupan ASI Eksklusif
sebesar 51,2% dari 1.646 jumlah kelahiran bayi. Puskesmas Karang Anyar
Desa Fajar Baru yaitu 69,3% dari 116 jumlah kelahiran bayi. Sedangkan
sebesar 22,9% dari 132 jumlah kelahiran bayi setiap tahunnya. Sedangkan
mengatakan dapat mengeluarkan ASI dengan baik. Enam orang yang tidak
ASI sangat bermanfaat untuk tumbuh kembang bayi. Oleh sebab itu,
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dan berdasarkan pra survey yang telah
dilakukan, didapatkan hasil dari 10 ibu postpartum hanya 40% yang dapat
menyusui bayinya dengan maksimal dan produksi ASI cukup, maka dapat
2021?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
5
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Aplikatif
materi perkuliahan.
data dasar bagi penelitian lebih lanjut dalam melakukan penelitian tentang
partum.
E. Ruang Lingkup
eksperimen, subjek dalam penelitian ini adalah ibu post partum. Sedangkan
TINJAUAN PUSTAKA
A. ASI
1. Pengertian
Asi Ekslusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan, tanpa
tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, dan air putih, serta
tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biscuit, bubur
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang paling ideal bagi
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose, dan
garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu,
2. Fisiologi laktasi
a. Estrogen
7
8
b. Prolaktin
itu, setelah melahirkan, seyera susui bayi dan atau perah ASI dengan
sering di kisaran frekuensi 8-12 kali dalam 24 jarm agar kadar hormon
antara pukul dua hingga empat dini hari sehingga gunakanlah waktu
sehingga para ibu yang menyusui pada malam hari dapat beristirahat
c. Progesterone
bayi lahir), produksi ASI tidak meningkat hingga hari ke-3 bahkan hari
d. Oksitosin
membuat saluran saluran ASI lebih lebar sehingga ASI mengalir lebih
Oxytocin Raeflex merupakan tanda bahwa ASI siap untuk mengalir dan
membuat ibu. Reflexs proses menyusui lebih mudah, baik bagi bayi
maupun pengeluaran ASI juga bisa terjadi saat ibu mendengar, melihat,
atau bahkan hanya memikirkan sang bayi. Selain itu, reflex pengeluaran
10
ASI juga bisa terpicu dengan cara menyentuh payudara atau area
putting dengan tangan atau alat pompa ASI (F.B Monika, 2018: 34)
normal pada ibu yang akan melahirkan dan menyusui. Pada tubuh
otak. Di luar sel saraf, oksitosin diproduksi juga di kelenjar telur dan sel-
merasakan atau tidak sadar telah terjadi refleks pengeluaran ASI. Refleks
pengeluaran ASI bisa terjadi lebih dari sekali dalam satu sesi menyusui
pertama saja. Awal pola menyusu bayi adalah menghisap dengan jeda
2) Lakukan relaksasi: mandi air hangat, kompres hangat di punggung dan pundak,
3) Segera menyusui sebelum bayi menangis kelaparan. Kenali tanda bayi lapar.
Jika bayi terlan jur menangis biasanya ibu akan panik dan stress sehingga sulit
terjadi LDR.
4) Lakukan kontak kulit dengan bayi: buka bedong, baju, sarung tangan bayi,
pakaikan popok saja. Jika dingin bisa pakaikan kaus kaki, topi serta ibu dan bayi
5) Rangsangan payudara: pijat payudara dengan lembut atau usap kulit payudara
8) Ibu juga bisa meminta bantuan untuk pemijatan oksitosin. Pijat oksitosin
dilakukan dengan cara memijat area di sekitar tulang punggung (vertebra pars
9) Selama menyusui anjurkan ibu tarik nafas dalam dengan dengan atau gunakan
tetapi ASI biasanya belum keluar karena masih di hambat oleh kadar
13
ekstrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca melahirkan,
prolaktin lebih dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI.
lancar. Dua refleks yang sangat penting dalam proses laktasi yaitu refleks
prolaktin dan refleks aliran timbul akibat perangsangan puting susu oleh
1) Refleks Prolaktin
lain dari let down adalah tetesan pada payudara lain yang sedang
Pada seorang ibu yang hamil dikenal dua refleks yang masing-
1) Refleks prolactin
fenitiazid
payudara.
pipi.
reflex (MER) / Let-down reflex (LDR). Saat terjadi LDR banyak ibu
sensasi sedikit nyeri juga ada merasa relaks namun ada juga yang tidak
Tanda yang bias diamati saat terjadi LDR adalah keluarnya ASI
hisapan bayi dari cepat dan menjadi lambat, dalam dan tanda bayi
diamati dengan tanda keluarnya aliran ASI yang deras dari payudara.
Jika ibu memompa atau memerah ASI, ASI akan tampak memancar ke
seluruh arah.
pertama
memanggil oksitosin:
kaus kaki, topi serta ibu dan bayi berselimut bersama tetap
keluarnya oksitosin.
Saat ibu merasa puas, bahagia, percaya diri bisa memberikan ASI
Oksitosin akan mulai bekerja saat ibu berharap bias memberikan ASI
Risneni, 2016).
bayinya.
5) Manfaat oksitosin tidak hanya untuk efek aliran ASI, namun juga
ikatan ibu dan anak yang erat (bounding) (Asih dan Risneni, 2016).
isapan bayi juga oleh suatu reseptor yang terletak pada system ductus
lain. Apabila air susu yang diproduksi tidak dikeluarkan, maka laktasi
alveoli dan sel keranjang tidak dapat berkontraksi. ASI tidak dapat
a. Laktogenesis I
Pada fase ini, produksi ASI belum terlalu banyak karena ditekan oleh
hormon, ibu tidak perlu khawatir kolostrum tidak akan keluar (asalkan
2018).
b. Laktogenesis II
laktogenesis II terjadi pada hari ke-2 hingga ke-5 pasca kelahiran. Pada
fase ini, kolostrum sudah mulai berubah menjadi ASI transisi. Aliran
lebih banyak yang umumnya sudah terjadi pada hari ke-3 dan ke-4
c. Laktogenesis III
Laktogenesis III mulai terjadi antara hari ke-8 hingga ke-10 pasca
kelahiran. Dalam fase ini, bukan sistem kendali endokrin lagi yang
versus permintaan.
payudara. Jadi, bisa saja satu payudara tidak menghasilkan ASI sama
mastitis berulang atau menjalani operasi pada salah satu payudara (F.B
Monika, 2018).
setiap hari, jumlah ASI tersebut dapat dipengaruhi beberapa faktor sebagai
berikut:
a. Makanan
apabila makanan ibu secara teratur dan cukup mengandung gizi yang
ASI tidak dapat bekerja dengan sempurna tanpa makanan yang cukup.
jumlah kalori, protein, lemak, dan vitamin serta mineral yang cukup.
Selain itu, ibu dianjurkan minum lebih banyak kurang lebih 8-12
2) Yang membuat kembung, seperti ubi, singkong, kol, sawi, dan daun bawang.
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan ibu yang selalu
dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan berbagai bentuk
2014: 84).
c. Faktor istirahat
24
2014: 85).
Bila ibu menyusui anak segera, jarang dan berlangsung sebentar maka
(Maritalia,2014: 85).
e. Perawatan payudara
Bila jumlah lobus dalam buah dada berkurang, lobules pun berkurang.
Dengan demikian produksi ASI juga berkurang karena sel-sel ini yang
Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi produksi ASI. Hal ini
sehingga produksi ASI lebih rendah dari pada yang lahir cukup bulan
j. Faktor obat-obatan
bayi. ASI mengandung berbagai zat yang penting untuk tumbuh kembang
diproduksi.
c. Ibu harus dalam keadaan relaks. Kondisi psikologis ibu menyusui sangat
menentukan keberhasilan ASI eksklusif. Menurut hasil penelitian, > 80% lebih
psikologis ibu menyusui. Ingat: 1 pikiran "duh ASI peras saya cukup gak ya?"
maka pada saat bersamaan ratusan sensor pada otak akan memerintahkan hormon
oksitosin (produksi ASI) untuk bekerja lambat. Dan akhirnya produksi ASI
menurun.
bahwa ASInya masih sedikit atau takut anak tidak kenyang, banyak yang segera
memberikan susu formula. Padahal pemberian susu formula itu justru akan
menyebabkan ASI semakin tidak lancar. Anak relatif malas menyusu atau malah
bingung puting terutama pemberian susu formula dengan dot. Begitu bayi
diberikan susu formula, maka saat ia menyusu pada ibunya akan kekenyangan.
Sehingga volume ASI makin berkurang. Makin sering susu formula diberikan
e. Hindari penggunaan DOT atau empeng. Jika ibu ingin memberikan ASI
menggunakan sendok, bukan dot. Saat ibu memberikan dengan dot, maka anak
dapat mengalami bingung puting (nipple confusion). Kondisi dimana bayi hanya
f. Datangi klinik laktasi. Jangan ragu untuk menghubungi atau konsultasi dengan
klinik laktasi.
hangat dan air dingin bergantian. Perawatan payudara sering disebut Breast Care
produksi ASI lancar serta mengetahui secara dini kelainan putting susu
mungkin yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan, hal ini dilakukan 2
3) Waktu Pelaksanaan
a) Potong kuku tangan sependek mungkin, serta kikir agar halus dan
payudara.
b) Handuk kering
c) Washlap
d) Baskom
a) Tempelkan kapas yang sudah diberi minyak kelapa atau baby oil
c) Pengurutan dimulai kea rah atas, ke samping, lalu kea rah bawah.
Dalam pengurutan posisi tangan kiri kea rah sisi kiri, telapak
kali.
e) Tangan kiri menopang payudara kiri lalu tiga jari tangan kanan
Massase Rolling (punggung), Breast Care, dan metode SPEOS (Rusmini, 2015).
1) Definisi
hari adalah bayi 3-5 mg, balita 8-9 mg, anak sekolah 10 mg, remaja
2) Fungsi Fe
terjadi pendarahan
(Proverawati,2010).
ayam, hatisapi, ikan bawal, dan udang segar. Kelompok zat tepung
adalah tepung, gandum, roti, jagung dll, dari kelompok sayuran adalah
Penyerapan zat besi ditentukan oleh molekul besi dan substansi lain
yang mengandung phitat, polyphenol yang terdapat pada teh, kopi, dan
Ketika proses menyusui sudah lancar (kira-kira data bayi berusia 1-1,5
bulan), ibu sering merasa payudaranya tidak sepenuh dan seberat seperti
dapat terhambat. Berikut ini adalah dua hal yang memperlambat produksi
penuh, suatu protein peptide bernama FIL (feedback inhibitor of lactation) akan
b. Tekanan pada payudara. ASI yang penuh akan menekan payudara sehingga
aliran darah ke payudara berkurang dan juga akan menekan sel pembentuk ASI.
Ketika ibu baru mulai memerah ASI, terutama pasca kelahiran, jangan
khawatir bila hasil memerah hanya beberapa tetes saja. Proses memerah
kolostrum yang keluar hanya beberapa tetes dengan rata-rata per hari 37
ml. Bila proses menyusui dan memerah berjalan lancar, produksi ASI akan
mencapai puncaknya saat usia bayi lima minggu dan perlu dijaga agar tetap
stabil. Produksi ASI pada masa ini mencapai 750-1035 ml per hari. Setelah
usia enam bulan saat bayi mulai mendapat MPASI produksi ASI dapat
turun cara bertahap, walaupun ibu yang tetap konsisten memerah dapat
Table 1 Tabel berikut ini menunjukkan rata-rata kuantitas menyusu bayi per sesi
dan total dalam sehari
menyusui sebanyak 5-7 ml, meningkat pada hari ketiga sebanyak 22-27 ml,
dan meningkat dengan pesat ketika volume produksi ASI bertambah setelah
1) Jumlah Buang Air Kecilnya dalam satu hari paling sedikit 6 kali
4) Bayi kelihatannya puas, sewaktu-waktu merasa lapar bangun dan tidur dengan
cukup
5) Bayi paling sedikit menyusu 10 kali dalam 24 jam (Ambarwati, 2010: 29).
7) Bayi usia 0-5 hari akan BAK sesuai jumlah hari: 1x di hari I, 2X di hari II, dan
8) Bayi minum ASI tiap 2-3 jam atau dalam 24 jam minimal mendapatkan ASI 8
9) Kotoran berwarna kuning dengan frekuensi sering, dan warna menjadi lebuh
10) Warna bayi merah (tidak kuning) dan kulit terasa kenyal
11) Perkembangan motorik baik (bayi aktif dan motoriknya sesuai dengan
rentan usianya)
12) Bayi menyusu dengan kuat (rakus), kemudian melemah dan tertidur pulas
yaitu:
14) Tanda-tanda bayi telah berada pada posisi yang baik pada payudara
lamban dan dalam dan menelan ASI nya; bayi terlihat tenang dan
2) Ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI setiap kali bayi mulai
menyusui
3) Ibu dapat mendengar suara menelan yang pelan ketika bayi menelan ASI
4) Payudara terasa lebih lembek, yang menandakan ASI telah habis (Asih dan
a. Air seni bayi berwarna kuning pekat, berbau tajam, dan jumlahnya sedikit. Bayi
buang air kecil kurang dari 6 kali sehari. Ini menunjukkan bahwa bayi kekurangan
b. Perkembangan berat badan bayi kurang dari 500 gram per bulan dan
menunjukkan bahwa bayi kurang mendapatkan asupan yang baik selama 1 bulan
terakhir. Apabila diberikan ASI secara Ekslusif (0-6 bulan) dapat mencukupi
Frekuensi Buang Air Kecil (BAK), warna dan konsistensi fases, kondisi
payudara lunak setelah disuse, BB bayi bertambah (14 gram per hari
indicator produksi ASI cukup untuk bayi meliputi: Minum ASI tiap 2-3
jam, BAK 6-8 kali/hari, BAB 6-8 kali selama 24 jam, bayi terlihatpuas
38
d. Penelitian Sari, Wahyu Kumala, Dewi, Christin Hiyana dan Winarsih, Sri
indicator produksi ASI cukup untuk bayi meliputi: ASI yang banyak
payudara kosong setelah bayi kenyang dan tertidur, bayi paling sedikit
menyusu 8-10 kali dalam 24 jam, bayi lebih sering BAK minimal 4 kali.
produksi ASI cukup untuk bayi meliputi: Minum ASI tiap 2-3 jam, BAK 6-8
kali/hari, BAB 6-8 kali selama 24 jam, bayi terlihatpuas setelah menyusu
pertumbuhan.
a. Bagi bayi
ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna baik kualitas maupun
ibunya melalui plasenta, tetapi kadar zat tersebut akan cepat sekali
menurun segera setelah bayi lahir, padahal bayi sampai usia beberapa
secara sempurna. Oleh karena itu, kadar zat kekebalan di dalam tubuh
bayi menjadi rendah. Hal ini akan tertutupi jika bayi menkonsumsi
ASI. ASI mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari
morbiditas dan mortralitas bayi yang diberi ASI eksklusif jauh lebih
2015: 16).
Periode ini tidak akan terulang lagi selama masa tumbuh kembang
baiknya agar otak bayi dapat tumbuh optimal dengan kualitas yang
dipengaruhi oleh nutrisi yang diberikan kepada bayi baik dari segi
antara lain: Taurin, Lactosa, DHA, AA, Asam Omega-3, dan Omega-6.
Semua nutrisi yang dibutuhkan untuk itu, bisa didapatkan dari ASI
perkembangan emosi bayi dan membentuk ikatan yang erat antara ibu
b. Bagi Ibu
1) Menjarangkan kehamilan
sehingga berat badan ibu yang menyusui akan lebih cepat kembali ke
2015: 18).
daya taban tubuh yang kuat, schingga bayi akan terhindar dari
18).
perlu khawatir terlalu panas atau dingin. ASI dapat diberikan kapan
saja, di mana saja dan tidak perlu takut persediaan habis (Walyani,
2015: 19).
dan di mana saja bila dibutuhkan. Pada saat berpergian tidak perlu
alat listrik untu memasak atau menghangatkan susu serta tidak perlu
takut basi karena ASI di dalam payudara ibu tidak akan pernah basi
B. Teknik Marmet
1. Definisi
tangan, tanpa bantuan mesin pompa atau alat pumping (Pranata, Rennata
H, 2020: 109).
ASI pada ibu post seksio sesarea, seperti memeras ASI dengan teknik
43
marmet (Ten Teacher, 2008; Yohmi & Roesli, 2012). Teknik marmet
optimal, teknik ini memadukan pemijatan payudara sel-sel ASI dan saluran
2012).
dilakukan dalam meningkatkan cakupan ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan
serta peningkatan pengeluaran ASI. Cara ini sering disebut juga dengan
(Nurdiansyah, 2011).
sebagai berikut.
e. Mencegah putting dan aerola menjadi kering dan lecet, Meningkatkan hygiene
payudara
i. Membantu ibu agar mempunyai pikiran dan perasaan baik tentang bayinya.
l. Memberikan reflex relaks dan juga mengaktifkan kembali reflex keluarnya air
2011).
a. Lebih ekonomis karena tidak perlu membeli alat pompa yang harganya tidak
b. Hemat waktu
c. Hemat tempat
45
d. Pengosongan payudara lebih optimal dan adanya rangsangan skin to skin tiap
memeras ASI.
membantu refleks keluarnya air susu dengan memijat, sel-sel dan duktus
memproduksi air susu pada saat gerakan melingkar mirip dengan gerakan
5. Tahap Implementasi
a. Persiapan klien pasien dalam posisi tidur terlentang dalam keadaan rileks.
a) Kapas 4 lembar
b) Baby oil
c) Washlap
2) Persiapan terapi
a) Mempersiapan alat
b) Memperkenalkan diri
e) Mencuci tangan
a) Cuci bersih kedua tangan ibu dengan benar dan menggunakan sabun.
b) Usahakan rileks dan pililah tempat atau ruangan untuk memerah ASI yang
c) Kompres payudara dengan air hangat. Gunakan handuk kecil, waslap, atau kain
lembut lainnya.
1) Massage
payudara kanan.
2) Stroke
susu.
puting susu.
3) Shake
Kelancaran Produksi ASI Pada Ibu Post Partum Sc (Section Caesare) Di Rumah
bahwa adanya perbedaan antara dilakukan dan tidak dilakukan pijat marmet
dengan indikator ASI dapat keluar, payudara tidak bengkak, dan tidak nyeri saat
ditekan, bayi tidak rewel, bayi tidur selama 3-4 jam, keadaan payudara ibu
tegang sebelum disususkan, setelah menetek bayi BAK 6-8 kali sehari dan bayi
Pada Ibu Post Partum Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Semarang. Hasil
49
marmet dengan hasil value 0,000 < α (0,05). Ada pengaruh teknik marmet
terhadap pengeluaran ASI pada ibu post partum di wilayah kerja Puskesmas
Kedungmundu.
Marmet terhadap Produksi ASI pada ibu postpartum di Rumah Sakit PKU
pengaruh pemberian teknik marmet terhadap produksi ASI pada ibu postpartum
di BPM wilayah kerja Puskesmas Sukorame Kota Kediri dengan nilai p = 0,0074
< = 0,05 α.
D. Kerangka Teori
Kerangka teori yang dijadikan dalam penelitian ini adalah faktor yang
Fisiologi
Laktasi
Produksi ASI
E. Kerangka Konsep
kerangka teori yang diambil dari tinjauan pustaka, maka kerangka konsep
F. Variabel Penelitian
fenomena yang dapat memiliki beberapa nilai (variasi nilai). Variabel yang
2013).
(Siswanto, 2014). Pada penelitian ini variabel bebas yang diambil adalah
teknik marmet.
G. Hipotesis Penelitian
tersebut. Setelah melalui pembuktian dari hasil penelitian maka hipotesis ini
Ha:
Ada pengaruh Teknik Marmet Terhadap Peningkatan ASI Pada Ibu Post
H. Definisi Operasional
tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2012).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek yang diteliti dengan mencari
53
terkendali.
(X). Selang beberapa waktu akan diberikan posttest pada kelompok ini
Keterangan:
B. Subjek Penelitian
1. Populasi
kesimpulannya. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek /
54
miliki oleh subyek atau obyek itu (Sugiyono, 2017). Populasi dalam
penelitian ini adalah ibu post partum di Desa Rejomulyo Kecamatan Jati
2. Sampel
(t - 1) (r – 1) ≥ 15
Gambar 9 Rumus Pengambilan Sampel
Sumber : Hidayat (2014)
Keterangan :
r : jumlah replikasi
(t-1)(r-1)≥15
(2-1)(r-1)≥15
(r-1)≥15
r≥15+1
r≥16
diberikan sehari 1 kali diwaktu yang sama yaitu pada pagi hari.
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Eksklusi
3. Teknik Sampling
penelitian (Notoadmodjo,2018).
Partum, kemudian peneliti akan diberi alamat responden dari bidan desa
D. Pengumpulan Data
1. Sumber Data
akan diberikan perlakuan (X). Setelah itu akan diberikan posttest pada
produksi ASI.
ASI.
ii.
1) Mempersiapkan responden.
Alat ukur atau instrumen adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
produksi ASI dengan memberikan intervensi dari hari ke 14-18 pada ibu
1. Pengolahan Data
a. Editing
b. Coding
c. Processing
data agar data yang sudah di entry dapat dianalisis. Pemrosesan data
d. Cleaning
2. Analisa Data
a. Analisa Univariat
b. Analisa Bivariat
F. Ethical Clereance
(Astrida, 2013). Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah
sebagai berikut :
1. Informed Consent
ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau
3. Kerahasiaan (Confidentality)
BAB IV
A. Hasil Penelitian
peningkatan produksi ASI ibu post partum . Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Januari hingga April 2021 di desa Rejomulyo. Penelitian ini memiliki
1. Analisis Univariat
a. Karakteristik Responden
N
Karakteristik N %
o
1. Usia
20-35 tahun 16 89%
>35 tahun 2 11%
18 100%
2. Suku
Jawa 12 67%
Lampung 6 33%
18 100%
3. Agama
Islam 18 100%
18 100%
4. Pendidikan
SD 1 6%
SMP 7 39%
SMA 10 56%
18 100%
5. Pekerjaan
Pedagang 2 11%
IRT 16 89%
18 100%
6. Paritas
Primi 7 39%
Multi 11 61%
18 100%
Tabel 5 Produksi ASI Ibu Post Partum Setelah dilakukan Tekhnik Mermet
di Desa Rejomulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan
Tahun 2021
2. Analisis Bivariat
1) Uji Normalitas
2) Uji Wilcoxon
Indikator Posttest -
Indikator Pretest N Mean Rank Sum of Ranks
Negative Ranks 0 0,00 0,00
Positive Ranks 18 9,50 171,00
Ties 0 0,00 0,00
(mean ranks) yaitu 9,50 dan total jumlah kenaikan (sum of ranks)
yang tetap (ties). Pengaruh teknik mermet terhadap produksi ASI pada
Statistik Nilai
Z -3,944
Asymp. Sig. (2-
,000
tailed)
wilcoxon sebesar 0,000 < α (0,05) sehingga uji hipotesis diterima, ada
67
teknik mermet terhadap produksi ASI pada ibu post partum di Desa
cara melihat nilai p-value hasil uji wilcoxon < α (0,05) serta
B. Pembahasan
1. Karakteristik Responden
usia yaitu sebesar 89% berada pada usia reproduktif antara 20-35 tahun.
Hal ini sesuai dengan teori bahwa usia ibu sangat berperan penting dalam
dan cara mengasuh serta menyusui bayinya. Pada usia reproduktif ini ibu
akan lebih siap secara fisik dan mental untuk menghadapi masa kehamilan,
persalinan dan nifasnya serta dalam memberikan ASI kepada bayi. Ibu
dengan usia dibawah 20 tahun dikatakan masih belum siap dan matang
persalinan, nifas, dan mengurus bayi baru lahir (Depkes RI 1994 dalam
Somi, 2014).
yang berpendidikan lebih rendah (Pratiwi, 2009). Penelitian ini juga sesuai
tangga yaitu sebabyak 16 orang (89%). Hal ini sejalan dengan penelitian
postpartum terhadap produksi ASI adalah IRT atau ibu ruah tangga sebesar
56,7%. Warsini (2015) menyatakan bahwa ibu yang bekerja sebagai IRT
eksklusif dibandingkan dengan ibu yang bekerja di luar rumah. Hal ini
melahirkan selesai, sehingga waktu yang dimiliki untuk merawat bayi dan
untuk meningkatkan produksi ASI sehingga tidak ada masalah bagi ibu
dalam memberikan ASI. Pada ibu yang baru pertama kali melahirkan dan
ibu yang lebih dari dua kali melahirkan anak seringkali menemukan
puting susu lecet akibat kurangnya pengalaman yang dimiliki atau belum
siap menyusui secara fisiologi dan perubahan bentuk serta kondisi puting
indikator frekuensi menyusui dan lama tidur pada bayi yang kurang
tercukupi.
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose, dan
garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu,
70
sebagai makanan utama bagi bayi (Sutanto, 2019: 75). ASI ini merupakan
makanan yang paling ideal bagi pertumbuhan neonatus (Asih dan Risneni,
2016: 18). Dalam hal pengeluaran dan produksi ASI, didalam tubuh ibu
saluran saluran ASI lebih lebar sehingga ASI mengalir lebih mudah.
hormon ini dapat bekerja sebelum bayi mulai menghisap. (F.B Monika,
2018: 32).
ASI biasanya belum keluar karena masih di hambat oleh kadar ekstrogen
yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca melahirkan, kadar estrogen
dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan menyusui lebih dini
2015: 10).
berperan dalam produksi ASI Oleh karena itu, setelah melahirkan, seyera
susui bayi dan atau perah ASI dengan sering di kisaran frekuensi 8-12 kali
dalam 24 jarm agar kadar hormon prolaktin tetap tinggi (F.B Monika,
2018: 31). Sehingga semakin sering frekuensi menyusu bayi, maka akan
menyusui bayi secara on demand serta pada saat bayi tertidur, ibu tidak
membangunkan bayinya untuk setiap 2-3 jam untuk menyusu. Hal ini
membuat frekuensi menyusu bayi kurang dari normal. Ibu yang menyusui
anak secara jarang dan berlangsung sebentar maka hisapan anak berkurang
pengeluaran ASI yang kurang akan menyebabkan bayi tidak cukup ASI
mayoritas indikator yang kurang salah satunya adalah indikator lama tidur
bayi.
skor indikator produksi ASI yang meningkat menjadi 5 indikator. Hal ini
(2017) tentang pengaruh teknik marmet terhadap kelancaran ASI pada ibu
hanya sebesar 16,7% (Dahlan, 2017). Penelitian lain yang dilakukan oleh
kecukupan ASI pada ibu post seksio sesarea di RS Dr. Moewardi Surakarta
kecukupan ASI dari pada saat sebelum intervensi dengan mean sebesar
6,07 menjadi 13,73 pada saat setelah diberikan intervensi teknik marmet
(Ilyas, 2015).
baru lahir (Asih dan Risneni, 2016: 18). Produksi dan pengeluaran ASI
didalam tubuh ibu dipengaruhi oleh hormon prolaktin dan oksitosin. Salah
teknik marmet (Ten, 2018; Yohmi, 2012). Teknik marmet ini merupakan
dan saluran ASI, meningkatkan oksitosin dari memerah ASI (Ten, 2018;
Susu Ibu agar dapat memproduksi susu dan memicu hormone oksitosin
atau refleks let down serta memberikan kenyamanan dan menciptakan rasa
rileks pada ibu melalui hormone endorphin yang disekresi karena rasa
73
nyaman dan rileks tersebut yang dialami ibu selama tekhnik marmet dan
value uji wilcoxon sebesar 0,000 < α (0,05) sehingga uji hipotesis
diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa ada perbedaan produksi ASI antara
sebelum dan setelah diberikan perlakuan teknik marmet pada ibu post
cara melihat nilai p-value hasil uji wilcoxon < α (0,05) serta peningkatan
teknik mermet selama 5 hari. hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Dahlan (2017) dimana ada pengaruh teknik marmet
(p-value = 0,027 < 0,05). Beeegitu pula penelitian yang dilakukan oleh
Puspita (2019) menunjukkan bahwa dari uji paired t-test diperoleh nilai p-
value 0,001 yang berarti ada pengaruh teknik marmet terhadap kelancaran
yang sejalan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh
Teknik memerah ASI dengan cara Marmet ini pada prinsipnya bertujuan
(Mas’ad, 2015).
dianjurkan pada malam hari dimana kadar prolaktin masih tinggi (Maria,
2016).
mudah dilakukan sendiri oleh ibu atau keluarga dirumah, serta tidak
telah melakukan teknik marmet setiap hari selama 5 hari mengaku bahwa
produksi ASI nya semakin banyak dan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi
bayinya. Hal ini ditandai dengan minum ASI tiap 2-3 jam sekali, BAK 6-8
kali/hari, BAB bayi 6-8 kali selama 24 jam, bayi terlihat puas setelah
menyusu dan tidur dengan cukup, serta terjadi peningkatan berat badan
pada bayi selama dilakukan penelitian. Selain itu juga ibu merasa nyaman
produksi ASI. Ibu post partum yang memiliki Ketentraman jiwa dan dan
produksi ASI pada ibu post partum, sehingga produksi ASI yang
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
usia antara 20-35 tahun sebanyak 16 orang (89%), mayoritas suku jawa
ASI.
d. Teknik marmet efektif terhadap produksi ASI ibu postpartum dan telah
terbukti secara statistik berdasarkan hasil penelitian ini (p-value < 0,05).
B. Saran
Agar petugas kesehatan atau bidan dapat memberikan terapi atau arahan
kepada ibu postpartum untuk melakukan teknik marmet ini sebagai terapi
Dengan adanya hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber pustaka
Dan sebagai informasi bagi pengajar mata kuliah Nifas dan Menyusui.
78
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan data dan acuan
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Eny Retna dan Wulandari, Diah. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas.
Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.
Asih, Yusari dan Risneni. 2016. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.
Jakarta: CV. Trans Info Media.
Dahlan, A.K., 2017. Pengaruh Teknik Marmet Terhadap Kelancaran ASI Pada
Ibu Menyusui. Voice of Midwifery, 6(08), pp.17-30. Tersedia
79
F.B. Monika. 2018. Buku Pintar ASI dan Menyusui. Jakarta: Naura Books.
Ilyas, Y.N., 2015. Pengaruh teknik marmet terhadap tanda kecukupan asi pada
ibu post seksio sesarea di rsud dr. moewardi. Tersedia
[https://digilib.uns.ac.id. (12 Maret 2021)].
Maria Pollard. (2016). ASI Asuhan Berbasis Bukti. Buku Kedokteran EGC:
Jakarta.
Patimah, S. 2017. Gizi Remaja Putri Plus 1000 Hari Pertama Kehidupan. Refika
Aditama: Bandung.
Pranata, Renna H. 2020. Motivasi ala Mak Marmet Indonesia. Yogyakarta: Visi
Media Pustaka.
Puspita, L., Umar, M.Y. and Wardani, P.K., 2019. Pengaruh Teknik Marmet
Terhadap Kelancaran Asi Pada Ibu Post Partum. Wellness And Healthy
Magazine, 1(1), pp.87-92.
Rukiyah, Ai Yeyeh dan Yulianti, Lia. 2018. Asuhan Kebidanan pada Ibu Masa
Nifas. Jakarta: CV. Trans Info Medika.
[https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/viewFile/16842/1637
4. (12 Maret 2021).
Sari, Wahyu Kumala, Dewi, Christin Hiyana dan Winarsih, Sri. 2020. Efektivitas
Metode SPOES (Stimulasi Pijat Endorphin, Oksitosin Dan Sugestif)
Terhadap Produksi ASI Ibu Post Partum. Magelang. Tersedia
[epository.poltekkes-smg.ac.id/index.php?
p=show_detail&id=20243&keywords=Pijat+oksitosin. ( 15Maret
2021)].
Supardi, S. 2013. Buku Ajar Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: CV. Trans
Info Media.
Teachers, ten. Ed. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Bayi yang Baru Lahir (Care of
Newwborn). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Walyani, Elisabet Siwi dan Purwoastuti, Th. Endang. 2015. Asuhan Kebidanan
Masa Nifas dan Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Baru Pers.
LAMPIRAN
LEMBAR KONSULTASI
Nama Mahasiswa : Cindy Sari Agustin
NIM : 1715301015
Judul : Efektivitas Teknik Marmet Terhadap
Peningkatan Produksi ASI Ibu Post Partum
Ketua penguji : Nelly Indrasari, S.SiT., M.Kes
NO TANGGAL TOPIK KONSULTASI SARAN PARAF
No Kegiatan
86
1. Definisi
Pijat Marmet merupakan kombinasi antara
cara memerah ASI dan memijat payudara
sehingga refleks keluarnya ASI dapat
optimal. Teknik memerah ASI dengan cara
marmet ini pada prinsipnya bertujuan untuk
mengosongkan ASI dari sinus laktiferus
yang terletak di bawah areola sehingga
diharapkan dengan pengosongan ASI
daerah sinus laktiferus ini akan merangsang
pengeluaran hormon prolaktin. Pengeluaran
hormon prolaktin ini selanjutnya akan
merangsang mammary alveoli untuk
memproduksi ASI. Semakin banyak ASI
yang dikeluarkan atau dikosongkan dari
payudara maka akan semakin banyak ASI
yang akan di produksi (Roesli, 2008)
Manfaat
2.
3. Persiapan Alat
a. Kapas 4 lembar
b. Baby oil
c. Washlap
d. Waskom berisi Air hangat
4. Prosedur tindakan
87
1. Persiapan
terapi
2.
a. Mempersia
pkan alat
b. Memperken
alkan diri
c. Melakukan
identifikasi
sesuai
prosedur
identifikasi
d. Menjelaska
n tujuan
dan
prosedur
tindakan
pada pasien
e. Mencuci
tangan
f. Mendekatk
an alat ke
dekat
pasien
g. Menjaga
privasi
pasien
(menutup
rirai)
h.
88
3. Inilah tahapan
persiapan
memerah ASI:
4.
a. Cuci bersih
kedua
tangan ibu
dengan
benar dan
menggunak
an sabun.
b. Usahakan
rileks dan
pililah
tempat atau
ruangan
untuk
memerah
ASI yang
tenang dan
nyaman.
c. Kompres
payudara
dengan air
hangat.
Gunakan
handuk
kecil,
washlap,
atau kain
lembut
89
lainnya.
d. Mulailah
mengurut
payudara
dengan
langkah
sebagai
berikut:
e.
1) Massag
e
2)
a) Perg
una
kan
2
jari,
yait
u
telu
njuk
dan
jari
teng
ah.
Tan
gan
kana
n
men
guru
90
t
pay
udar
a
kiri
dan
tang
an
kiri
men
guru
t
pay
udar
a
kana
n.
b) Bila
pay
udar
a
besa
r,
gun
akan
kee
mpa
t
jari.
c) Den
gan
teka
91
nan
ring
an,
laku
kan
gera
kan
meli
ngk
ar
dari
dasa
r
pay
udar
a
den
gan
gera
kan
spir
al
ke
arah
puti
ng
susu
.
d)
3) Stroke
4)
92
a) Den
gan
men
ggu
naka
n
jari-
jari
tang
an,
teka
n-
teka
nlah
pay
udar
a
seca
ra
lem
but.
Dari
dasa
r
pay
udar
a ke
arah
puti
ng
susu
den
93
gan
gari
s
luru
s,
kem
udia
n
dila
njut
kan
seca
ra
bert
ahap
ke
selu
ruh
bagi
an
pay
udar
a.
b) Den
gan
men
ggu
naka
n
sisir
yan
g
94
berg
igi
leba
r “
sisir
lah”
pay
udar
a
seca
ra
lem
but,
dari
dasa
r
pay
udar
a ke
arah
puti
ng
susu
.
c) Den
gan
ujun
g
jari,
laku
kan
stro
95
ke
dari
dasa
r
pay
udar
a ke
arah
puti
ng
susu
.
d)
5) Shake
6)
a) Den
gan
posi
si
tubu
h
con
don
g ke
depa
n,
koc
ok/g
oya
ngk
an
96
pay
udar
a
den
gan
lem
but,
biar
kan
daya
tarik
bum
i
men
ingk
atka
n
stim
ulasi
pen
gelu
aran
ASI.
b) Tek
nik
me
mer
ah
ASI
den
gan
tang
97
an
met
ode
mas
sage
,
stro
king
,
dan
shak
ing
yan
g
dise
but
met
ode
mar
met,
dike
mba
ngk
an
oleh
Chel
e
Mar
met,
Sese
oran
g
98
Lact
atio
n
Con
sulta
nt
yan
g
men
jadi
Dire
ktur
Lact
atio
n
Insti
tute
di
Cali
forn
ia.
5. Evaluasi
6. Dokumentasi
Mencatat hasil tindakan yang telah
dilakukan dan menyertakan.
99
TAHUN 2021
A. Identitas Responden
1. Nama :
2. Usia :
3. Suku/ Bangsa :
4. Agama :
5. Pendidikan :
6. Pekerjaan : { } Bekerja
{ } Tidak Bekerja
7. Anak ke- :
100
LEMBAR KUESIONER
Keterangan:
Bayi mendapat kecukupan ASI bila mencapai keadaan seperi yang disebutkan
dalam table diatas.
101
(PERSETUJUAN RESPONDEN)
Nama :
Usia :
JURUSAN KEBIDANAN
Nilai setiap kinerja yang diamati dengan menggunakan skala sebagai berikut:
1 : Perlu perbaikan (langkah/ prosedur belum dilakukan secara baik dan benar,
atau dilakukan dalam urutan yang tidak sesuai, atau beberapa langkah tidak
dilakukan.
2 : Mampu atau cukup terampil (langkah / prosedur dilakukan dengan baik dan
benar serta urutannya sesuai, tetapi kemajuan langkah demi langkah belum
dan urutannya sesuai, serta waktu yang digunakan pada setiap langkah
sangat efesien.
No Kegiatan Skor
0 1 2 3
Persiapan
103
1 Persiapan Alat:
1) Kapas 4 lembar
2) Baby oil
3) Washlap
Prosedur Tindakan
2 Mempersiapkan alat
3 Memperkenalkan diri
4 Melakukan identifikasi sesuai
prosedur
5 Menjelaskan tujuan dan prosedur
jari.
7
Dengan tekanan ringan, lakukan gerakan
melingkar dari dasar payudara dengan
gerakan spiral ke arah puting susu.
8
Dengan menggunakan jari-jari tangan,
tekan-tekanlah payudara secara lembut.
Dari dasar payudara ke arah puting susu
dengan garis lurus, kemudian dilanjutkan
secara bertahap ke seluruh bagian
payudara.
9
Dengan menggunakan sisir yang bergigi
lebar “ sisirlah” payudara secara lembut,
dari dasar payudara ke arah puting susu.
10
Dengan ujung jari, lakukan stroke dari
dasar payudara ke arah puting susu.
11
Dengan posisi tubuh condong ke depan,
kocok/goyangkan payudara dengan
lembut, biarkan daya tarik bumi
meningkatkan stimulasi pengeluaran ASI.
12
Mengevaluas respon ibu
13
Membantu ibu memakai pakaian
14
Mencuci tangan dengan air mengalir
15
Mendokumentasikan hasil kegiatan
105
LEMBAR OBSERVASI
Skore