You are on page 1of 7

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(2) 2016

BRIEF PSYCHOEDUCATION INTERVENTION


AGAINST HIV/AIDS RELATED STIGMA
AMONG HOUSE WIFES LIVED IN COFFEE
PLANTATION AREA

Ahmad Rifai1
Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Jember1
Kutipan: Rifai, A. (2016). Brief Psychoeducation Intervention Against Hiv/Aids Related
Stigma Among House Wifes Lived In Coffee Plantation Area. Jurnal Keperawatan
Muhammadiyah, 1(2)

INFORMASI
ABSTRACT

Korespodensi: Background: HIV/AIDS resulted negative effects for last 29 years


ahmadrifai@unej.ac.id for whole Indonesian society. It influenced not only in health sector,
but also improved problems in economic and social live. Most people
believed that people lived with HIV/AIDS (PLWHA) acted and
behaved immorally which caused them got infected by this virus. It
leaded society keep the distance away from PLWHA and stigmatized
them. HIV/AIDS related stigma impeded the access for PLWHA
Keywords: HIV/AIDS, utilizing health care services and social respond.
stigma, house wife,
population, plantation Objective: the study purposed to analyze effectiveness of brief
psychoeducation intervention to HIV/AIDS related stigma among
house wifes lived in coffee plantation area in Jember.

Methods: this research was a quasy-experimental pre-post test


design with control group. The total sample was 30 respondents who
were divided into intervention group and control group which
consisted of 15 respondents in each group that were collected by
simple random sampling technique. T-test dependent and
independent were operated in data analysis.

Results: there was significant difference of HIV/AIDS related stigma


among house wifes before and after brief psychoeducation.
intervention, and there was also difference between control and
intervention group (p value = 0,000 ; CI 95% < alpha = 0,05).

Conclusion: brief psychoeducation has positive effect in reducing


HIV/AIDS related stigma among house wifes lived at coffee
plantation area. It is important for health care provider improving
and implementing the brief psychoeducation intervention for
community as supportive intervention to achieve zero stigma target
for PLWHA.

permasalahan pada aspek ekonomi dan


PENDAHULUAN sosial. Berdasarkan laporan dari
Sejak pertama kali ditemukan, Derektorat Jenderal Pencegahan dan
HIV/AIDS telah menyebabkan banyak Penanggulangan Penyakit Kementerian
dampak negatif selama kurang lebih 29 Kesehatan Republik Indonesia pada
tahun terakhir pada masyarakat tahun 2014, jumlah penderita
Indonesia secara keseluruhan. Hal ini HIV/AIDS di Indonesia mencapai
berdampak bukan hanya pada aspek 206.095 (203.000 – 209.000) orang,
kesehatan, namun juga munculnya dimana 40.216 diantaranya ditemukan
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(2) 2016

pada kelompok usia produktif (20-49 diakibatkan oleh adanya perilaku yang
tahun) (Ditjen PP & PL Kemenkes RI, salah. Seringkali masyarakat
2014) menyimpulkan bahwa Orang Dengan
HIV/AIDS (ODHA) telah berperilaku
Data statistik kasus HIV/AIDS di amoral atau bertindak dengan cara yang
Indonesia pada tahun 2014 menyatakan salah yang memungkinkan mereka
Provinsi Jawa Timur menduduki posisi terjangkit virus ini, sehingga
kedua terbanyak setelah DKI Jakarta masyarakat menyimpulkan sendiri
dengan jumlah orang yang terinfeksi bagaimana seseorang dapat terinfeksi
HIV sebanyak 19.249 dan yang oleh HIV (Philip, Chadee, & Yearwood,
menderita AIDS sebanyak 8.976 orang 2014). Beberapa penelitian menemukan
(Ditjen PP & PL Kemenkes RI, 2014). bahwa kebanyakan orang akan
Komisi Penanggulangan AIDS menghindari dan menjaga jarak dengan
Nasional (KPAN) Provinsi Jawa Timur orang yang diidentifikasi mengidap
pada awal tahun 2016 melaporkan HIV, yang selanjutnya hal ini akan
bahwa Kabupaten Jember menempati mengakibatkan masyarakat
peringkat ketiga setelah Kota Surabaya mendiskriminasikan dan menstigma
dan Malang dengan penderita orang yang menderita HIV/AIDS
HIV/AIDS sebanyak 2.250 orang, hal (Varni, Miller, & Solomon, 2012).
ini cukup memprihatinkan karena satu
tahun sebelumnya yaitu pada tahun Salah satu faktor penghambat serta
2015 jumlah penderita HIV/AIDS di tantangan yang menyebabkan tidak
Kabupaten Jember masih dibawah efektifnya program pencegahan
Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten HIV/AIDS di masyarakat adalah adanya
Tulungagung. Senada dengan laporan stigma sosial (Odimegwu, Adedini, &
KPA Nasional, bahwa di Kabupaten Ononokpono, 2013). Stigma terhadap
Jember teridentifikasi sebagian besar HIV/AIDS menghalangi akses bagi
ODHA merupakan ibu rumah tangga Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA)
(P2KL Dinkes Jember, 2015). serta kelompok resiko tinggi untuk
mendapatkan pelayanan dan tindakan
Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten kesehatan serta respon sosial (Whyte,
Jember, ODHA tersebar hampir merata Abell, Ph, Brown, & Cesnales, 2011).
diseluruh wilayah Jember di 31 Lebih jauh, adanya stigma akan
Kecamatan. Potensi wilayah yang berdampak pada menurunnya jumlah
terjangkit bukan hanya di perkotaan test HIV, terbatasnya pemanfaatan
saja, akan tetapi juga sudah sampai ke pelayanan pencegahan HIV, serta
wilayah pedesaan termasuk daerah semakin meningkatnya perilaku seksual
perkebunan. Ibu rumah tangga di yang beresiko.
wilayah pedesaan dan perkebunan juga
beresiko untuk tertular HIV, sehingga Stigma diartikan sebagai suatu atribute
diperlukan kesadaran dan keinginan yang mendiskriditkan seseorang dengan
untuk segera mengetahui status karakteristik yang buruk, sehingga hal
kesehatannya dengan mengikuti VCT, tersebut akan menurunkan status
serta untuk meminimalkan stigma pada seseorang dimata masyarakat yang lain
HIV/AIDS yang sangat berpotensi (Odimegwu, Adedini, & Ononokpono,
menimbulkan gejolak sosial yang besar. 2013). Stigma merupakan suatu proses
sosial yang kompleks yang mengarah
Infeksi HIV merupakan suatu penyakit pada adanya suatu pelabelan, stereotipe,
kronis yang bagi kebanyakan orang pemisahan, kehilangan status, serta
dianggap sebagai penyakit yang diskriminasi. Banyak dampak yang
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(2)
2016

ditimbulkan oleh adanya stigma, dan


beberapa hasil riset menyatakan bahwa serta dampak dari penyakit (Smeltzer &
stigma menimbulkan dampak yang Bare, 2008; Potter & Perry, 2009)
besar pada kualitas hidup serta kondisi
kesehatan secara umum pada ODHA Penelitian oleh Jose pada tahun 2009
(Levi-minzi & Surratt, 2014). menyimpulkan bahwa intervensi
psikoedukasi efektif dalam menurunkan
Stigmatisasi pada ODHA seringkali perasaan ataupun pandangan negatif
dimanifestasikan dengan adanya terhadap suatu penyakit serta
penolakan sosial, tidak adanya mempunyai efek dalam perilaku untuk
pengakuan serta adanya diskriminasi mencari pelayanan dan perawatan
yang akan menimbulkan rasa malu dan kesehatan. Hanya saja, banyak dari
takut bagi ODHA untuk berinteraksi terapi psikoedukasi ini membutuhkan
dengan orang lain. Status HIV positif waktu yang relatif lama dalam setiap
bisa mengakibatkan pada tidak adanya intervensinya. Banyak upaya telah
dukungan sosial, memunculkan depresi, dilakukan untuk membuat dan menilai
kehilangan kesempatan untuk bekerja keefektifan dari suatu intervensi
dan mendapatkan penghasilan, serta psikoedukasi sehingga bisa lebih mudah
menurunnya keberanian untuk dan lebih cepat untuk di aplikasikan
mendapatkan pelayanan medis. (Portocarrero, 2009)

Proses peningkatan pengetahuan dapat METODE


dilakukan dengan upaya pemberian Desain, Populasi, Sampel
edukasi untuk mendorong terjadinya Jenis penelitian ini adalah quasi
proses pembelajaran yang eksperiment dengan desain penelitian
berkelanjutan. Salah satu model pre-test – post-test with control group.
pembelajaran yang bisa diaplikasikan Responden dibagi menjadi dua
adalah psikoedukasi yang merupakan kelompok yaitu kelompok perlakuan
sebuah terapi modalitas yang dilakukan yang diberikan intervensi brief
secara professional dan psychoeducation, serta kelompok
mengintegrasikan serta mensinergikan kontrol yang tidak diberikan intervensi.
antara psikoterapi dan intervensi Populasi dalam penelitian ini adalah
edukasi (Cartwright, M.E. 2007). semua ibu rumah tangga diwilayah
Psikoedukasi adalah sebuah terapi perkebunan kopi di Kabupaten Jember.
modalitas yang dilakukan secara Sampel dalam penelitian didapatkan
professional dan mengintegrasikan serta menggunakan teknik probability
mensinergikan antara psikoterapi dan sampling dengan pendekatan simple
intervensi edukasi (Cartwright, M.E. random sampling dari populasi yang
2007). Edukasi merupakan proses sudah ditentukan yang memenuhi
interaktif yang mendorong terjadinya kriteria inklusi. Jumlah sampel terdiri
proses pembelajaran, dan pembelajaran dari 15 responden untuk kelompok
merupakan upaya penambahan perlakuan serta 15 responden pada
pengetahuan yang baru, sikap, serta kelompok kontrol.
ketrampilan melalui penguatan praktik
dan pengalaman tertentu, serta Instrumen Penelitian
diarahkan untuk meningkatkan, Instrument dalam penelitian ini
mempertahankan, dan memulihkan menggunakan kuesioner yang telah
status kesehatan, pencegahan penyakit dikembangkan oleh Britt Rios-Ellis
dan membantu individu mengatasi efek pada tahun 2015 yang selanjutnya
digunakan untuk mengidentifikasi
stigma HIV/AIDS pada ibu rumah
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(2)
2016

tangga di area perkebunan kopi di


Kabupaten Jember. Kuesioner terdiri bentuk menjunjung aspek keadilan
dari 9 (sembilan) pernyataan dengan 4 (fairness), kelompok kontrol juga
pilihan jawaban (skala likert): sangat diberikan tindakan brief
tidak setuju; tidak setuju; setuju; dan psychoeducation setelah semua
sangat setuju. responden pada kelompok perlakuan
menerima intervensi dan menyelesaikan
Intervensi Brief Psychoeducation semua pengukuran.
Proses pelaksanaan pemberian
intervensi brief psychoeducation pada Analisis data
kelompok intervensi meliputi 3 fase: (a) Teknik analisis data yang digunakan
Fase Orientasi; pada tahap ini, peneliti adalah uji t-test independent dan uji t-
menanyakan perasaan partisipan secara test dependent. Uji t-test independent
umum untuk mengidentifikasi sejauh dilakukan untuk membandingkan mean
mana kesiapan partisipan untuk dari dua kelompok yang tidak saling
dilakukan intervensi. Peneliti berhubungan satu dengan yang lain
menciptakan suasana yang nyaman yaitu kelompok perlakuan dan
sehingga responden bisa secara asertif kelompok kontrol. Sedangkan uji t-test
menerima intervensi dengan maksimal. dependent dioperasikan untuk
(b) Fase Kerja; sebelum memberikan mengetahui perbedaan stigmatisasi
intervensi, peneliti memberikan antara sebelum intervensi dan setelah
kuesioner pada responden untuk intervensi pada kelompok intervensi
mengukur stigma terhadap HIV/AIDS serta membandingkan nilai baseline dan
sebagai pengukuran awal (baseline). pengukuran lanjutan pada kelompok
Peneliti memulai memberikan brief kontrol.
psychoeducation yang berlangsung
selama 30 sampai 60 menit mengenai HASIL
topik yang telah ditentukan sebelumnya
dan telah disusun. Selama aplikasi Karakteristik responden
intervensi brief psychoeducation Tabel 1 berikut menggambarkan
peneliti mengacu pada guideline dan karakteristik responden pada kelompok
SOP yang telah di susun serta perlakuan maupun kelompok kontrol
menggunakan leaflet sebagai media yang mendiskripsikan usia, pendidikan,
penyampaian informasi. Aplikasi pekerjaan, dan agama.
pelaksanaan brief psychoeducation
diakhiri setelah informasi yang Rata-rata usia responden pada
dibutuhkan telah tersampaikan sesuai kelompok perlakuan dan kelompok
tujuan penelitian. (c) Fase Terminasi; kontrol berada pada rentang usia yang
dilakukan setelah semua proses brief relatif sama, dengan rentang usia 26 –
psychoeducation berakhir. Sebelum 46 tahun, ibu rumah tangga, sebagian
menutup kegiatan, peneliti memberikan besar berpendidikan pada level sekolah
reinforcement positif kepada responden dasar, serta beragama Islam.
atas kerjasamanya dalam pelaksanaan Gambaran stigma tentang HIV/AIDS
intervensi dan membuat kontrak untuk Hasil observasi penelitian menunjukkan
melakukan pengukuran stigma 3 hari stigma HIV/AIDS pada ibu rumah
setelah intervensi. tangga di area perkebunan kopi di
Kabupaten Jember pada kelompok
Pelaksanaan penelitian berlangsung perlakuan didapatkan penurunan jumlah
selama 3 bulan antara bulan Agustus responden dengan stigma negatif
sampai dengan Oktober 2016. Sebagai terhadap HIV/AIDS pada saat sebelum
(11 orang/73,3%) dan sesudah (5 orang
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(2) 2016

/33,3%) dilakukan brief responden yang tidak melakukan


psychoeducation. Begitu juga pada stigmatisasi negatif pada HIV/AIDS.
kelompok kontrol, meskipun tidak Diskripsi stigma HIV/AIDS tersaji pada
diberikan intervensi brief tabel 2.
psychoeducation didapatkan satu

Tabel 1. Karakteristik responden (n=30)


Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
Variabel N (%) N (%)
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga 5 33,3 7 46,7
Buruh tani 6 40 4 26,7
Wiraswasta 4 26,7 4 26,7
Pendidikan
Tidak Tamat SD 1 6,7 1 6,7
SD 7 46,7 6 40
SMP 5 33,3 5 33,3
SMA 2 13,3 3 20
Agama
Islam 15 100 15 100
Usia Mean ± SD Min - Max Mean ± SD Min - Max
35,5 ± 4,98 26-42 35,2 ± 6,08 27-46
Total 15 100 15 100

Tabel 2. Gambaran stigma responden tentang HIV/AIDS (dependent t-test)


Mean ± positif negatif Mean 95% CI p
Variabel Test n Differ Lower Upper
SD Frek % Frek % ence value
Stigma Pre-test 15 29,26 ± 4 26,6 11 73,3
kelompok 2,15 7,07 5,93 8,20 0,000
perlakuan Post-test 15 22,20 ± 10 66,6 5 33,3
2,07
Stigma Pre-test 15 29,00 ± 7 46,6 8 53,3
kelompok 2,23 2,8 2,04 7,89 0,000
kontrol Post-test 15 26,20 ± 8 53,3 7 46,6
2,11

Tabel 3. Analisis efektifitas brief psychoeducation (independent t-test)


No Variabel T Mean Difference 95% CI p value
Lower Upper
1 Stigma tentang 6,69 4,26 2,96 5,57 0,000
HIV/AIDS

Analisa efektifitas brief analisis dengan SPSS versi 21


psychoeducation ditampilkan pada tabel 3.
Efek intervensi brief psychoeducation
terhadap stigma HIV/AIDS pada ibu KESIMPULAN
rumah tangga menunjukkan perbedaan Terdapat perbedaan yang bermakna
yang signifikan yaitu intervensi ini 4 terhadap stigma HIV/AIDS responden
kali lebih efektif mengurangi kelompok perlakuan sebelum dan
stigmatisasi HIV/AIDS pada kelompok setelah diberikan brief
yang diberikan brief psychoeducation psychoeducation, serta pada kelompok
(mean different 4.26 / p < 0.05). Hasil kontrol dan kelompok perlakuan.
Intervensi brief
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(2)
2016

psychoeducation yang diberikan pada


kelompok perlakuan terbukti empat kali Praktis. Edisi 3. Jakarta: Salemba
lebih efektif menurunkan stigma Medika.
HIV/AIDS dari pada responden yang
tidak diberikan intervensi. Obermeyer, C. M., & Osborn, M.
(2007). The utilization of testing
SARAN and counseling for HIV: a review
Health care provider bisa of the social and behavioral
mengimplementasikan dan evidence. Am J Public Health,
mengembangkan intervensi brief 97(10), 1762-1774. doi:
psychoeducation sebagai intervensi 10.2105/AJPH.2006.096263
supportive dalam upaya mereduksi
stigma HIV/AIDS yang juga merupakan Odimegwu, C., Adedini, S. A., &
target dari SDGs dimana stigma pada Ononokpono, D. N. (2013). HIV /
ODHA menurun sebanyak 90% pada AIDS stigma and utilization of
tahun 2030. voluntary counselling and testing
Penelitian bisa dikembangkan dengan in Nigeria.
menerapkan psychoeducation dengan
penuh (versi lengkap) sehingga semua
fase dalam proses intervensi bisa Portocarrero, J. S. (2009). EFFECTS
diberikan lebih lengkap. OF BRIEF
PSYCHOEDUCATIONAL
INFORMATION ON CHINESE -
DAFTAR PUSTAKA AND CAUCASIAN-AMERICAN
Ditjen PP & PL Kemenkes RI. (2014). COLLEGE STUDENTS ’
Statistik Kasus HIV/AIDS BELIEFS TOWARD MENTAL
di ILLNESS AND TREATMENT-
Indonesia Dilapor s/d September SEEKING ATTITUDES BY JOSE
2014. Kemenkes RI. SALVADOR PORTOCARRERO B
. A ., Florida International
Jereni, B. H., & Muula, A. S. (2008). University , 1999 M . A ., Bin.
Availability of supplies and
motivations for accessing Philip, J., Chadee, D., & Yearwood, R.
voluntary HIV counseling and P. (2014). Health care students’
testing services in Blantyre, reactions towards HIV patients:
Malawi. BMC Health Serv Res, 8, examining prejudice, emotions,
17. doi: 10.1186/1472-6963-8-17 attribution of blame and
willingness to interact with
Levi-minzi, M. A., & Surratt, H. L. HIV/AIDS patients. AIDS Care,
(2014). HIV Stigma Among 26(10), 1236–41.
Substance Abusing People Living doi:10.1080/09540121.2014.89644
with HIV / AIDS : Implications for 9
HIV Treatment, 28(8).
doi:10.1089/apc.2014.0076 Southwestern, U. S., Rios-ellis, B., &
Nguyen-rodriguez, S. (2015).
Mboi, N. (2011). Pencegahan dan Evaluation of a Community Health
Penanggulangan HIV dan AIDS Worker Intervention to Reduce
Pada Penduduk Usia Muda. HIV / AIDS Stigma and Increase
HIV Testing Among Underserved
Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Latinos in, 130(October), 458–
Ilmu Keperawatan: Pendekatan 468.
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1(2) 2016

Teklehaimanot, H. D., Teklehaimanot, ( HPASS ), 2397–2408.


A., Yohannes, M., & Biratu, D. doi:10.1007/s10461-014-0834-8
(2016). Factors influencing the
uptake of voluntary HIV Whyte, J., Abell, N., Ph, D., Brown, K.
counseling and testing in rural M., & Cesnales, N. I. (2011).
Ethiopia : a cross sectional study, Measuring Stigma Among Health
1–14. doi:10.1186/s12889- Care and Social Service Providers :
016- The HIV / AIDS Provider Stigma
2918-z Inventory, 25(11).
doi:10.1089/apc.2011.0008
UNAIDS. (2000). Voluntary
Counselling and Testing (VCT). WHO. (2011). Global Health Sector
UNAIDS Technical update. Strategy On HIV/AIDS 2011-
2015.
Varni, S. E., Miller, C. T., & Solomon,
S. E. (2012). Sexual Behavior as a ACKNOWLEDGEMENT
Function of Stigma and Coping Peneliti menyampaikan terima kasih
with Stigma Among People with pada Universitas Jember melalui
HIV / AIDS in Rural New Lembaga Penelitian yang telah
England, 2330–2339. mendanai penelitian ini, serta dukungan
doi:10.1007/s10461-012-0239-5 dari Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Jember sehingga penelitian
Wagner, A. C., Hart, T. A., Mcshane, ini bisa menghasilkan luaran yang
K. E., Margolese, S., & Girard, T. bermanfaat dan aplikatif dalam
A. (2014). Health Care Provider pengembangan keilmuan dan bisa
Attitudes and Beliefs About People diaplikasikan dalam pelayanan
Living with HIV : Initial keperawatan.
Validation of the Health Care
Provider HIV / AIDS Stigma Scale

You might also like