You are on page 1of 12

Volume 13, Nomor 2, November 2021, pp 332-343 Copyright © 2017

Jurnal Akuntansi, Program Studi Akuntansi, Fakultas Bisnis,


Universitas Kristen Maranatha. ISSN 2085-8698 | e-ISSN 2598-4977.
http://journal.maranatha.edu

Pengaruh Transfer Pricing, Koneksi Politik dan Likuiditas


Terhadap Agresivitas Pajak (Survey Terhadap
Perusahaan Pertambangan yang
Terdaftar di BEI Tahun
2016-2019)

Anita Nur Fadillah1


Program Studi Akuntansi – Fakultas Bisnis – Univ. Kristen Maranatha
(Jl. Prof. drg. Surya Sumantri, M.P.H. No.65, Bandung, Jawa Barat)
nurfanita98@gmail.com

Ita Salsalina Lingga2


Program Studi Akuntansi – Fakultas Bisnis – Univ. Kristen Maranatha
(Jl. Prof. drg. Surya Sumantri, M.P.H. No.65, Bandung, Jawa Barat)

Abstract
Tax aggressiveness is a tax avoidance that is carried out excessively by a business entity which
leads to tax evasion. This will have an impact on reducing state revenue from taxes. There are
many factors that trigger aggressive tax avoidance. This research is intended to examine the
effect of transfer pricing, political connection and liquidity on tax aggressiveness both
partially and simultaneously. The population in this study are mining industry entities listed
in the Indonesian Stock Exchange for the year of 2016-2019. The sample selection is
determined by purposive sampling method. Samples obtained as many as 8 companies for 4
years with a total of 32 samples. Analysis of data uses multiple regression. The result findings
indicate that in partially there is no influence of transfer pricing and liquidity on tax
aggressiveness, while political connection affects tax aggressiveness. Furthermore, in
simultaneously transfer pricing, political connection and liquidity affect tax aggressiveness.

Keywords : Transfer Pricing, Political Connection, Liquidity, and Tax Aggressiveness

Abstrak
Agresivitas pajak adalah tindakan penghindaran pajak secara berlebihan yang dilakukan oleh
sebuah entitas bisnis yang lebih mengarah kepada penggelapan pajak. Tindakan ini berpotensi
menyebabkan terkikisnya penerimaan pajak bagi negara. Ada banyak faktor yang merupakan
pencetus dilakukannya penghindaran pajak secara agresif. Studi ini dimaksudkan untuk
menguji pengaruh dari transfer pricing, koneksi politik dan likuiditas terhadap agresivitas
pajak baik secara parsial maupun simultan. Populasi penelitian meliputi perusahaan
pertambangan terdaftar di BEI periode tahun 2016-2019. Purposive sampling merupakan
332
Jurnal Akuntansi■ Volume 13 Nomor 2, November 2021: 332-343

metode yang digunakan dalam pemilihan sampel dimana terpilih sebanyak 8 perusahaan
selama 4 tahun dengan total sampel berjumlah 32. Metode regresi berganda digunakan dalam
analisis data. Hasil temuan menunjukkan transfer pricing dan likuiditas secara parsial tidak
menimbulkan pengaruh kepada agresivitas pajak sedangkan koneksi politik memberikan
pengaruh kepada agresivitas pajak. Selanjutnya secara simultan, transfer pricing, koneksi
politik dan likuiditas memberikan pengaruh kepada agresivitas pajak.

Kata Kunci : Transfer Pricing, Koneksi Politik, Likuiditas, dan Agresivitas Pajak

Pendahuluan keuntungan yang sangat besar dengan cara


mengurangi hutang pajaknya kepada
Pajak di Indonesia menjadi ujung tombak pemerintah agar dapat meningkatkan laba
bagi negara. Hal ini terlihat dari komponen perusahaan sehingga dapat digunakan untuk
APBN 2021, pajak menyumbangkan 82,8% investasi di masa mendatang. Walaupun
dari pendapatan negara. Hal tersebut telah mendapatkan keuntungan yang besar,
mendorong pemerintah selalu berupaya namun agresivitas pajak dapat menyebabkan
untuk mengoptimalkan penerimaan pajak kerugian bagi perusahaan seperti pengenaan
sebagai sumber utama pendapatan negara. sanksi berupa denda dari kantor pajak,
Sebaliknya perusahaan sebagai pembayar penurunan harga saham perusahaan karena
pajak menginginkan efisiensi biaya pajak pemegang saham lainnya menyadari bahwa
melalui pembayaran pajak yang rendah. perusahaan telah melakukan agresivitas
Menurut Pohan (2013) pajak berperan pajak, serta pandangan negatif dari
sebagai pengurang laba. Oleh karenanya, masyarakat karena perusahaan mengabaikan
manajemen perusahaan akan cenderung kewajiban pajaknya.
melakukan segala cara untuk membayar Tindakan agresivitas pajak
pajak seminimal mungkin. dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain
Agresivitas pajak (tax aggressiveness) aktivitas transfer pricing diluar prinsip
merupakan teknik yang dipakai perusahaan kewajaran. Fenomena transfer pricing yang
dalam memperkecil utang pajaknya tidak wajar di Indonesia dilakukan oleh
(Suyanto et al, 2012). Hal senada perusahaan multinasional, salah satunya PT
dikemukakan oleh Frank et al. (2009) bahwa Adaro. Sejak tahun 2009 hingga 2017 PT
agresivitas pajak diartikan sebagai perilaku Adaro melakukan praktik penghindaran
yang mendorong wajib pajak melakukan pajak dengan cara mengalihkan keuntungan
pembayaran pajak lebih kecil dengan yang dihasilkan dari aktivitas pertambangan
mengatur utang pajaknya sedemikian rupa batu bara di Indonesia ke salah satu cabang
melalui perencanaan pajak dalam bentuk perusahaanya di Singapura, yaitu Coltrade
legal (tax avoidance) maupun penggelapan Service International. Hal yang dilakukan
pajak dalam bentuk ilegal (tax evasion). PT Adaro mengakibatkan profit yang
Perilaku perusahaan dalam melakukan semestinya dilaporkan kepada pemerintah
agresivitas pajak akan berdampak secara Indonesia menjadi lebih kecil. PT Adaro
langsung terhadap berkurangnya pemasukan menggali kekayaan alam di Indonesia dan
pajak negara. Oleh sebab itu agresivitas meraup keuntungan besar namun pajak yang
pajak dianggap sebagai tindakan yang sangat diberikan kepada pemerintah Indonesia tidak
tidak etis (Jannah, 2020). sebanding dengan sumber daya yang
Menurut Gemilang (2017) perusahaan diambil. Menteri Keuangan Sri Mulyani
yang melakukan penghindaran pajak secara (2019) menyatakan bahwa, PT Adaro
agresif (agresivitas pajak) mengharapkan memberikan profit kepada negara yang sama
333
Jurnal Akuntansi■ Volume 13 Nomor 2, November 2021: 332-343

sekali tidak memberikan sumber daya adanya koneksi politik. Sebaliknya hasil
apapun kepada PT Adaro. Kasus penelitian Poppy, Lestari, & Ardan (2019)
sebelumnya adalah pada PT Toyota menyatakan bahwa tidak ada dampak yang
Manufacturing tahun 2005-2008 dan PT ditimbulkan dari koneksi politik kepada
Coca Cola Indonesia tahun 2002-2006. praktik agresivitas pajak.
Kasus agresivitas pajak melalui praktik Faktor lainnya yang memengaruhi
transfer pricing juga terjadi pada perusahaan tindakan agresivitas pajak adalah likuiditas,
internasional seperti Google, Starbucks, dan dimana rasionya dipakai sebagai alat ukur
Amazon. Fenomena ini telah penilaian kemampuan perusahaan untuk
melatarbelakangi dilakukannya penelitian melunasi hutang jangka pendeknya.
ini dengan tujuan mengetahui seberapa besar Soeyanto (2011) mengatakan bahwa
agresivitas pajak dipengaruhi oleh transfer likuiditas sangat memengaruhi perusahaan
pricing. dalam melakukan penghindaran pajak.
Seperti apa dampak dari transfer Apabila perusahaan menghadapi kondisi
pricing terhadap agresivitas pajak didukung keuangan yang sulit maka kemungkinan
oleh hasil penelitian sebelumnya antara lain besar perusahaan tersebut akan mengabaikan
Fitri (2019), Estralita, Fenny & Herlina kewajiban dalam membayar pajak. Kondisi
(2019) serta Maesi & Susi (2020) yang ini dilakukan perusahaan agar dapat
membuktikan bahwa agresivitas pajak mempertahankan arus kasnya.
dipengaruhi oleh transfer pricing. Seberapa besar dampak dari likuiditas
Sebaliknya hasil penelitian Siti, Mukhlizul terhadap agresivitas pajak dibuktikan oleh
dan Daniati (2019) menunjukkan bahwa hasil penelitian sebelumnya yaitu Suyanto &
agresivitas pajak tidak dipengaruhi oleh Supramono (2011), Rieslin & Anang (2014)
transfer pricing. serta Irawan (2015) yang menyatakan bahwa
Selanjutnya faktor yang memengaruhi agresivitas pajak dipengaruhi oleh likuiditas.
tindakan agresivitas pajak adalah koneksi Sebaliknya hasil penelitian Mustika (2020)
politik. Tindakan agresivitas pajak yang menyatakan bahwa agresivitas pajak tidak
diakibatkan adanya koneksi politik terjadi di dipengaruhi oleh likuiditas.
dalam negeri yaitu pada perusahaan Bakrie.
Pada tahun 2010 tiga perusahaan Bakrie
yang diduga melakukan agresivitas pajak Kerangka Teoritis dan Hipotesis
sehingga mengakibatkan kurangnya
pembayaran pajak masing-masing Rp 1,5 T, Tinjauan Pustaka
Rp 376 M dan US$ 27,5 juta. Menurut Transfer Pricing
Dirjen Pajak, Tjiptardjo (2010) terjadinya Pengertian transfer pricing menurut
kasus kurangnya pembayaran pajak dari tiga Darussalam (2013) adalah strategi yang
perusahaan Bakrie dikarenakan adanya dilaksanakan wajib pajak badan untuk
kolusi dengan aparatur pajak Gayus mengatur kesepakatan harga dengan pihak
Tambunan. Kasus ini terjadi karena adanya afiliasi. Transfer pricing memiliki sifat
koneksi politik yang dimiliki oleh Aburizal pejorative yang didefinisikan sebagai
Bakrie yang merangkap jabatan baik sebagai tindakan pengalihan penghasilan kena pajak
pemilik, pemegang saham maupun sebagai diantara perusahaan multinasional yang
ketua umum partai politik. berada dalam satu naungan namun masing-
Seberapa besar koneksi politik masing perusahaan berada pada wilayah
mendorong dilakukannya agresivitas pajak negara yang berbeda dan salah satunya
didukung oleh hasil penelitian sebelumnya berada pada negara yang memiliki tarif pajak
yaitu Bayu & Ari (2014) serta Agung & lebih kecil (Darussalam, 2013). Pengertian
Nugroho (2017) dengan pembuktian empiris harga transfer menurut Horngren (2015)
bahwa terjadinya agresivitas pajak didorong adalah harga yang digunakan untuk
334
Jurnal Akuntansi■ Volume 13 Nomor 2, November 2021: 332-343

mengirimkan produk antar sub unit di satu “agresif”. Selanjutnya Whait (2018)
wilayah perusahaan yang sama mengemukakan bahwa agresivitas pajak
berada di wilayah abu-abu (grey area)
Koneksi Politik meskipun dapat dikatakan lebih mengarah
Menurut KBBI koneksi dapat dikatakan kepada perilaku tindakan. Semakin sering
sebagai relasi yang dimiliki seseorang untuk perusahaan menggunakan celah untuk
melancarkan segala urusannya. Politik pada menghindari pajak maka dapat dikatakan
dasarnya merupakan ilmu yang berisi perusahaan semakin agresif dalam
tentang kenegaraan, seperti sistem melaksanakan penghindaran pajak. Apabila
pemerintahan. perusahaan telah melaksanakan
Menurut penelitian Faccio (2006), penghindaran pajak secara agresif, artinya
suatu entitas bisnis dianggap mempunyai perencanaan pajak telah dijalankan namun
koneksi politik ketika sekurang-kurangnya secara ilegal atau mengarah kepada
satu dari pemegang saham utama atau penggelapan pajak (tax evasion).
pimpinan memiliki jabatan di
parlemen/pemerintahan atau mempunyai Pengembangan Hipotesis
koneksi dengan partai politik atau politikus. Pengaruh Transfer Pricing Terhadap
Beberapa studi empiris membuktikan Agresivitas Pajak
apabila suatu entitas memiliki kedekatan Suandy (2008) dalam Suntari dan Mulyani
(koneksi politik) dengan pihak pemerintah (2020) menjelaskan bahwa transfer pricing
maka entitas tersebut cenderung melakukan dilaksanakan antar perusahaan afiliasi
agresivitas pajak (Francis et al., 2012; Kim dengan tujuan untuk menyelewengkan nilai
& Zhang, 2013). Koneksi dengan barang secara terstruktur agar dapat
pemerintah umumnya dimanfaatkan untuk mengurangi jumlah laba yabg pada akhirnya
memperkecil kemungkinan dilakukannya berdampak pada timbulnya rugi perusahaan.
pemeriksaan pajak maupun dikenakannya Dengan kata lain, kondisi tersebut sengaja
sanksi pajak (Li et al., 2013). dilakukan agar perusahaan dapat melakukan
penghindaran pajak secara agresif di suatu
Likuiditas negara.
Likuiditas digambarkan sebagai kapasitas Untuk memenuhi strategi bisnis
suatu entitas bisnis untuk melunasi hutang perusahaan, banyak entitas bisnis
jangka pendek (Subramanyam, 2017). menentukan harga transfer berdasarkan
Periode jangka pendek disini adalah antara 6 kebijakan perusahaan dan tidak
sampai dengan 12 bulan. Ukuran likuiditas menggunakan prinsip “arms-length”, yang
sangat penting bagi perusahaan, karena akan mengakibatkan perusahaan menetapkan
berdampak kepada kelangsungan jangka harga transfer yang lebih rendah dari pihak
pendek perusahaan. Nilai likuiditas akan berelasi sehingga akan menurunkan pajak
memengaruhi pihak diluar perusahaan, penghasilan atau memicu terjadinya
misalnya pemegang saham, kreditur serta agresivitas pajak (Trisnawati, Fenny &
pemasok. Menurut Prastowo (2015) kreditor Budiono, 2019).
jangka pendek lebih berfokus pada likuiditas H1: Terdapat pengaruh transfer pricing
perusahaan, karena mereka lebih tertarik terhadap agresivitas pajak.
pada kepastian perusahaan dalam
menyanggupi utang lancarnya. Pengaruh Koneksi Politik Terhadap
Agresivitas Pajak
Agresivitas Pajak Politik sangat erat kaitannya dengan
Lietz (2013) menyatakan bahwa agresivitas perusahaan dan pemerintahan. Hal ini
pajak mengacu pada cakupan yang lebih terlihat dari cukup banyaknya politikus yang
lanjut dari penghindaran pajak yang sangat merangkap jabatan sebagai petinggi di

335
Jurnal Akuntansi■ Volume 13 Nomor 2, November 2021: 332-343

sebuah perusahaan. Koneksi yang dimiliki Metode Penelitian


oleh para politikus ini menjadi jembatan bagi
perusahaan berusaha melakukan Jenis Penelitian
penghindaran pajak namun bersifat agresif. Jenis penelitian ini adalah penelitian
Pada perusahaan pertambangan cukup kuantitatif yang bersifat kausal. Penelitian
banyak seorang komisaris atau dewan kausal berlandaskan fenomena agar dapat
direksi yang memiliki kedudukan di mengklasifikasikan hubungan gejala yang
pemerintahan sebagai anggota bersifat sebab akibat sehingga berperan
parlemen/mantan anggota parlemen, dalam mengukur korelasi diantara variabel
anggota militer/mantan anggota militer, atau mengkaji seberapa besar dampak
anggota kabinet/ mantan anggota kabinet, sebuah variabel kepada variabel lainnya.
staf kementerian/mantan staf kementerian,
ketua atau wakil menteri/mantan ketua atau Teknik Pengumpulan Data
wakil menteri. Pengumpulan data sekunder berasal dari
Wajib pajak yang mempunyai koneksi laporan keuangan tahunan perusahaan
politik dengan pemerintah akan pertambangan yang terdaftar di BEI periode
mendapatkan banyak keuntungan, misalnya tahun 2016-2019.
pemerintah akan memberikan perlindungan
kepada perusahaan yang memiliki kedekatan Populasi dan Sampel
erat; Selain itu perusahaan akan Populasi yang ditetapkan meliputi entitas
mendapatkan keleluasaan untuk pertambangan terdaftar di BEI dengan
memperoleh pinjaman modal serta memiliki rentang waktu tahun 2016-2019. Teknik
risiko yang rendah dalam pemeriksaan pajak penarikan sampel menggunakan purposive
sehingga berdampak kepada tindakan wajib sampling dan memenuhi kriteria khusus
pajak untuk menjalankan tax planning yaitu:
secara agresif (Butje & Tjondro, 2014). 1. Entitas pertambangan listing di BEI
H2: Terdapat pengaruh koneksi politik tahun 2016-2019.
terhadap agresivitas pajak. 2. Entitas menggunakan mata uang rupiah.
3. Entitas tidak mengalami kerugian selama
Pengaruh Likuiditas Terhadap periode tahun 2016-2019.
Agresivitas Pajak 4. Entitas menerbitkan laporan keuangan
Likuiditas diperkirakan berdampak kepada secara lengkap dari tahun 2016 hingga
tindakan agresivitas pajak. Menurut Suyanto 2019.
& Supomo (2012) tinggi rendahnya rasio Hasil penarikan sampel yang memenuhi
likuiditas akan berdampak pada tindakan kriteria menghasilkan 8 perusahaan sehingga
agresivitas pajak. Jika rasio likuiditas total sampel penelitian berjumlah 32 untuk
perusahaan tinggi maka tindakan periode tahun 2016-2019.
penghindaran pajak yang agresif akan
rendah akibat aset perusahaan dapat Definisi Operasional Variabel
memenuhi kewajiban perusahaan. Transfer Pricing
Sebaliknya rasio likuiditas yang rendah Transfer pricing merupakan tindakan
cenderung berdampak kepada tindakan mengefisienkan beban pajak dengan cara
agresivitas pajak yang tinggi. memindahkan utang pajak ke tax haven
H3: Terdapat pengaruh likuiditas terhadap country. Proksi yang digunakan dalam
agresivitas pajak. mengukur transfer pricing menurut
Panjalusman (2018) adalah:

piutang transaksi pihak berelasi


𝑇𝑃 = 𝑋 100%
total piutang

336
Jurnal Akuntansi■ Volume 13 Nomor 2, November 2021: 332-343

Koneksi Politik b. Uji autokorelasi


Koneksi politik menggambarkan adanya Pengujian ini dimaksudkan untuk
jalinan antara dua pihak dalam politik dan menilai apakah dalam model regresi
digunakan untuk mencapai keuntungan bagi terdapat korelasi antara kesalahan
kedua belah pihak. Indikator dalam pengganggu pada periode t dengan
menentukan suatu perusahaan memiliki periode t-1 sebelumnya.
koneksi politik adalah dengan dummy c. Uji heteroskedastisitas
dimana 1 artinya perusahaam mempunyai Pengujian ini bertujuan menilai apakah
koneksi politik sedangkan 0 artinya terdapat perbedaan varians antar residual
perusahaan tidak mempunyai koneksi politik satu pengamatan dengan pengamatan
(Lestari, 2019). lainnya dalam model regresi
d. Uji normalitas
Likuiditas Pengujian ini bertujuan menilai apakah
Likuiditas didefinisikan sebagai kemampuan distribusi data normal atau tidak.
entitas untuk menyelesaikan hutang jangka
pendek. Indikator dalam pengukuran Uji Hipotesis
likuiditas menurut Subramanyam (2017) a. Uji Parsial (Uji t)
adalah: Pengujian ini dimaksudkan untuk
menilai apakah variabel eksogen
Aktiva Lancar memberikan pengaruh kepada variabel
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
Utang Lancar endogen.
b. Uji Simultan (Uji F)
Agresivitas Pajak Pengujian ini bertujuan menilai apakah
Agresivitas pajak merupakan aktivitas secara serempak seluruh variabel
dengan tujuan meminimalkan pembayaran eksogen memberikan pengaruh kepada
pajak oleh wajib pajak badan maupun variabel endogen.
pribadi. Indikator dalam pengukuran c. Uji Koefisien Determinasi (R²)
agresivitas pajak menurut Suntari (2020) Pengujian ini dimaksudkan menilai
adalah: kemampuan variabel eksogen dalam
menjelaskan variasi variabel endogen.
jumlah pajak yang di bayar
𝐶𝐸𝑇𝑅 =
laba sebelum pajak
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Teknik Analisis Data
Metode regresi linear berganda dipilih dalam Analisis Deskriptif
menganalisis data. Uji asumsi klasik
dilakukan sebelum dilanjutkan ke tahap Tabel 1
analisis data. Statistik Deskriptif
N Min Max Mean Standard
Uji Asumsi Klasik Deviation
a. Uji multikolinearitas TA 32 ,01 1,07 ,3922 ,23963
TP 32 ,00 100,0 42,1191 35,53807
Pengujian ini bertujuan menilai apakah KP 32 0 1 ,59 ,499
diantara variabel eksogen terjadi LQ 32 ,48 5,34 1,5088 ,87281
multikolinearitas berdasarkan nilai
tolerance dan VIF. Apabila nilai Merujuk kepada tabel 1, nilai rata-rata
tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, agresivitas pajak adalah 0,39 dengan standar
artinya terbebas dari multikolinearitas. deviasi senilai 0,24. Nilai CETR tertinggi
yaitu 1,07 jatuh pada PT Aneka Tambang
Tbk pada tahun observasi 2019, sedangkan
337
Jurnal Akuntansi■ Volume 13 Nomor 2, November 2021: 332-343

nilai CETR terendah jatuh pada PT Dana Tabel 3


Brata Luhur Tbk pada tahun observasi 2018. Uji Multikolinearitas
Pada variabel transfer pricing terlihat nilai Collinearity Statistics
rata-rata sebesar 42,11 dengan standar Tolerance VIF
deviasi senilai 35,53. Nilai transfer pricing (Constant)
tertinggi yaitu 100 jatuh pada PT Dana Brata Transfer Pricing .699 1.431
Luhur Tbk tahun observasi 2016 dan 2017 Koneksi Politik .725 1.379
Likuiditas .793 1.262
sedangkan nilai terendah jatuh pada PT
Ifishdeco Tbk pada tahun observasi 2016 Tahap berikutnya adalah uji autokorelasi.
dan 2019. Data pada tabel 4 menyajikan nilai
Pada variabel koneksi politik nilai rata- Asymp.Sig = 0,106, yang berarti tidak
rata menunjukkan 0,59 dan standar deviasi terjadi autokorelasi dalam model regresi
senilai 0,49. Nilai tertinggi sebesar 1 berasal linear.
dari 13 perusahaan yang mempunyai
koneksi politik dari total 32 sampel. Tabel 4
Sebaliknya nilai terendah sebesar 0 berasal Uji Autokorelasi
dari 19 perusahaan yang tidak mempunyai Unstandardized
koneksi politik dari total 32 sampel. Residual
Pada variabel likuiditas nilai rata-rata Test Value -.02633
menunjukkan 1,50 dengan standar deviasi Cases < Test Value 16
senilai 0,87. Nilai tertinggi sebesar 5,34 Cases >= Test Value 16
Total Cases 32
jatuh pada PT Dana Brata Luhur Tbk pada
Number of Runs 12
tahun observasi 2016, sedangkan nilai Z -1.617
terendah sebesar 0,48 jatuh pada PT Asymp. Sig. (2-tailed) .200
Ifishdeco Tbk pada tahun observasi 2016.
Tahap terakhir adalah pengujian
heteroskedastisitas dengan perolehan hasil
Hasil dan Pembahasan nilai signifikansi dari masing-masing
variabel yaitu Transfer Pricing, Koneksi
Uji Asumsi Klasik
Politik dan Likuiditas > 0,05. Masing-
Pada tahap awal penelitian dilakukan uji
masing memiliki nilai yaitu transfer pricing
normalitas. Hasil pengolahan menyajikan
sebesar 0,674, koneksi politik sebesar 0,956,
nilai Asymp = 0,200 > 0,05 yang
dan likuiditas sebesar 0,471. Dengan kata
membuktikan seluruh data berdistribusi
lain tidak terjadi heteroskedastisitas pada
normal, sehingga penelitian dapat diproses
ketiga variabel tersebut.
lebih lanjut.
Tabel 2 Tabel 5
Uji Normalitas Uji Heteroskedastisitas
Unstandardized Sig
Residual
N 32
(Constant) .007
Asymp. Sig. (2-tailed) .200 Transfer Picing .674
Koneksi Politik .956
Selanjutnya dilakukan uji multikolinearitas. Likuiditas .471
Hasil pengolahan data menyajikan nilai
tolerance ketiga variabel > 0,10 dan VIF < Pengujian Hipotesis
10, artinya tidak terdapat multikolinearitas Pada tahap ini dilakukan pengujiam
atau korelasi yang tinggi diantara variabel hipotesis dengan menggunakan metode
eksogen. regresi linear berganda dengan perolehan

338
Jurnal Akuntansi■ Volume 13 Nomor 2, November 2021: 332-343

hasil sebagaimana dijelaskan pada tabel 6. Uji Parsial (Uji t)


Merujuk kepada hasil tersebut dapat dibuat Setelah dilakukan pengujian hipotesis, tahap
persamaan regresi linear berganda selanjutnya adalah uji parsial (uji t) yang
sebagaimana disajikan dibawah ini: menunjukkan hasil sebagai berikut.

Y = 0,540 – 0,010 X1 + 0,178 X2 + 0,003X3 + e Tabel 7


Uji Parsial (Uji t)
Tabel 6 t sig
Analisis Regresi Berganda (Constant) 4.255 .000
Unstandardized Std.cof Transfer Pricing -1.024 .314
Coefficients Koneksi Politik 2.479 .019
B Std. Beta Likuiditas .030 .976
Error
(Constant) .540 .127
Merujuk kepada tabel diatas nilai
Transfer Pricing -.010 .010 -.192 signifikansi dari variabel transfer pricing
Koneksi Politik .178 .072 .456 sebesar 0,314 yang berarti Ho1 diterima
Likuiditas .003 .115 .005 sehingga Ha1 ditolak. Dengan demikian
tidak ada pengaruh yang ditimbulkan dari
transfer pricing kepada agresivitas pajak.
Merujuk kepada persamaan di atas maka
Selanjutnya variabel koneksi politik
dihasilkan kesimpulan berikut ini:
memiliki nilai signifikansi 0,019 yang
1. Nilai konstanta sebesar 0,540
berarti Ho2 ditolak sehingga Ha2 diterima.
menunjukkan bahwa ketika variabel
Dengan demikian terdapat pengaruh yang
transfer pricing, koneksi politik, dan
ditimbulkan koneksi politik kepada
likuiditas bernilai 0 maka agresivitas
agresivitas pajak Demikian pula nilai
pajak akan dipengaruhi oleh variabel
signifikansi variabel likuiditas sebesar 0,976
lain. Agresivitas pajak secara matematis
yang berarti Ho3 diterima sehingga Ha3
diukur pengaruhnya dalam numerik yaitu
ditolak. Dengan demikian tidak ada
0,540.
pengaruh yang ditimbulkan likuiditas
2. Nilai koefisien transfer pricing (X1)
terhadap agresivitas pajak
bernilai negatif sebesar 0,010. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap penurunan
Uji Simultan (Uji F)
transfer pricing sebesar 1 kali maka
Berikut ini hasil yang diperoleh dari uji
terjadi peningkatan agresivitas pajak
simultan (uji F):
sebesar (0,010) dengan asumsi variabel
lain bernilai konstan.
Tabel 8
3. Nilai koefisien koneksi politik (X2)
Uji Simultan (Uji F)
sebesar 0,178 bernilai positif. Hal ini Sum of df Sig.
menunjukkan bahwa setiap peningkatan Squares
koneksi politik sebesar 1 kali maka Regression .372 3 .013
terjadi peningkatan agresivitas pajak Residual .811 28
sebesar 0,178 dengan asumsi variabel Total 1.183 31
lain bernilai konstan.
4. Nilai koefisien likuiditas (X3) sebesar Merujuk pada tabel 8 terlihat nilai
0,003 bernilai positif. Hal ini signifikansi (0,013) < derajat keyakinan
menunjukkan bahwa setiap peningkatan (0,05). Dengan demikian terdapat pengaruh
likuiditas sebesar 1 kali maka terjadi secara simultan dari transfer pricing,
peningkatan agresivitas pajak sebesar koneksi politik dan likuiditas terhadap
0,003 dengan asumsi variabel lain agresivitas pajak.
konstan.

339
Jurnal Akuntansi■ Volume 13 Nomor 2, November 2021: 332-343

Uji Koefisien Determinasi (R2) seperti Per-Dirjen Pajak No. PER-


Berikut ini adalah hasil pengujian koefisien 43/PJ/2010 perihal Penerapan Prinsip
determinasi (R2): Kewajaran dan Kelaziman Usaha dalam
transaksi antara Wajib Pajak dengan pihak
Tabel 9 yang mempunyai hubungan istimewa, Per-
Uji Determinasi Dirjen Pajak No. PER-22/PJ/2013 perihal
Model R R Adjusted Std. Pedoman Pemeriksaan terhadap Wajib
Square R Error Pajak yang Mempunyai Hubungan
Square of the
Estimate Istimewa. Peraturan Menteri Keuangan No.
1 .561 .314 .214 .17022 213/PMK.03/2016 tentang kewajiban wajib
pajak untuk menyerahkan ikhtisar TP Doc
bersamaan dengan SPT Tahunan PPh
Merujuk pada tabel 9 terlihat nilai adjusted
Badan, dan Peraturan Menteri Keuangan RI
R square sebesar 0,214 yang memiliki arti
No. 22/PMK.03/2020 perihal Tata Cara
agresivitas pajak dipengaruhi oleh transfer
Pelaksanaan Kesepakatan Harga Transfer
pricing, koneksi politik, dan likuiditas
(Advance Pricing Agreement).
sebesar 21,4 %, sedangkan sisanya sebesar
Adanya berbagai regulasi tersebut
78,6 % dipengaruhi oleh variabel lainnya
mampu menjadi solusi dalam pencegahan
yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
praktik transfer pricing sebagai bentuk
penghindaran pajak yang agresif. Selain itu
Pengaruh Transfer Pricing terhadap adanya ketentuan dari OECD (OECD Guide
Agresivitas Pajak Lines) maupun Undang-Undang PPh yang
Berdasarkan hasil pengujian tidak terbukti menyatakan bahwa suatu negara atau
terdapat pengaruh yang ditimbulkan oleh pemerintah berwenang melakukan
transfer pricing kepada agresivitas pajak. penghitungan kembali terhadap harga yang
Hasil penelitian ini tidak selaras dengan ditetapkan oleh perusahaan yang
kesimpulan penelitian dari Yanti (2019), bertransaksi dengan pihak berelasi jika
Trisnawati, Fenny, & Budiono serta Suntari transaksi yang terjadi tidak menggambarkan
(2020) yang menyatakan bahwa transfer penghasilan kena pajak yang sesungguhnya
pricing berpengaruh terhadap agresivitas di negara tersebut agar sesuai dengan
pajak. Sebaliknya selaras dengan kesimpulan prinsip kewajaran (arm’s length principle.
penelitian dari Jannah (2020) & Utami Adanya berbagai kebijakan tersebut
(2020) yang menyatakan bahwa tidak ada menyebabkan kecilnya peluang praktik
pengaruh yang diberikan oleh transfer transfer pricing sebagai upaya
pricing kepada agresivitas pajak. penghindaran pajak secara agresif pada saat
Selama ini transfer pricing digunakan ini.
oleh perusahaan terutama perusahaan
multinasional sebagai salah satu mekanisme Pengaruh Koneksi Politik terhadap
dalam melakukan income shifting dengan Agresivitas Pajak
tujuan menghindari pajak. Oleh karenanya Berdasarkan hasil pengujian terbukti
untuk memitigasi upaya penghindaran pajak terdapat pengaruh dari koneksi politik
oleh para wajib pajak maka Direktorat terhadap agresivitas pajak. Hasil penelitian
Jenderal Pajak melakukan pengawasan dan ini sejalan dengan kesimpulan penelitian
menerbitkan berbagai regulasi sebagai upaya dari Wicaksono (2017) dan Fajri (2019)
pencegahan terjadinya kasus sengketa yang membuktikan adanya pengaruh
transfer pricing. terhadap praktik agresivitas pajak. Koneksi
Upaya yang dilakukan pemerintah politik seringkali dimanfaatkan oleh
dalam mencegah maraknya praktik transfer perusahaan untuk mengurangi sanksi pajak,
pricing melalui penetapan berbagai regulasi kemungkinan pemeriksaan pajak dan lain

340
Jurnal Akuntansi■ Volume 13 Nomor 2, November 2021: 332-343

sebagainya yang menguntungkan perusahaan dalam melunasi hutang jangka


perusahaan melalui penempatan orang yang pendek sehingga mendorong kepada
memiliki relasi dengan pemerintah ke dalam perilaku ketidaktaatan dalam memenuhi
jabatan strategis seperti komisaris atau kewajiban pajak.
dewan direksi. Hal ini mengindikasikan
bahwa adanya koneksi politik akan Simpulan dan Saran
berdampak kepada tindakan agresivitas
pajak. Simpulan
Merujuk kepada hasil pembahasan
Pengaruh Likuiditas terhadap sebelumnya maka peneliti menarik
Agresivitas Pajak kesimpulan sebagaimana dinyatakan berikut
Berdasarkan hasil pengujian tidak terbukti ini:
adanya pengaruh yang ditimbulkan oleh 1. Tidak ada pengaruh yang ditimbulkan
likuiditas kepada agresivitas pajak. oleh transfer pricing terhadap praktik
Kesimpulan ini tidak selaras dengan agresivitas pajak. Ini diakibatkan
kesimpulan penelitian sebelumnya yaitu berbagai regulasi yang dikeluarkan oleh
Dzikri (2018), Indradi (2018) dan Irawan pemerintah sebagai upaya pencegahan
(2019) yaitu likuiditas memberikan skema transfer pricing yang tidak wajar
pengaruh atas dilakukannya agresivitas untuk penghindaran pajak.
pajak. Hasil penelitian ini selaras dengan 2. Terdapat pengaruh yang ditimbulkan
kesimpulan penelitian dari Wijaya (2015) oleh koneksi politik terhadap agresivitas
dan Mustika (2019) yaitu likuiditas tidak pajak. Hal ini memiliki arti bahwa
memberikan pengaruh atas dilakukannya adanya koneksi politik akan mendorong
agresivitas pajak. perusahaan melakukan tindakan
Tidak adanya pengaruh yang penghindaran pajak secara agresif.
ditimbulkan oleh likuiditas kepada 3. Tidak ada pengaruh yang ditimbulkan
agresivitas pajak tercermin pada nilai rata- oleh likuiditas terhadap praktik
rata (1,50) didalam statistik deskriptif yang agresivitas pajak. Hal ini diakibatkan
lebih rendah dari standar deviasi (0,87). Ini rata-rata tingkat likuiditas perusahaan
mengindikasikan bahwa tingkat likuiditas tinggi yang berarti mampu melunasi
perusahaan relatif sama. Selain itu data kewajiban jangka pendeknya sehingga
menunjukkan bahwa perusahaan cenderung memilih menjaga
pertambangan rata-rata memiliki hutang kepercayaan dari pihak kreditur dengan
jangka pendek dalam jumlah yang relatif cara taat pajak dan menghindari praktik
besar sehingga cenderung tidak melakukan agresivitas pajak.
tindakan penghindaran pajak secara agresif.
Sebaliknya perusahaan berusaha tetap Saran
menjaga kepercayaan dari pihak kreditur Merujuk kepada kesimpulan yang telah
dengan menjaga stabilitas perusahaan. diuraikan di atas terdapat beberapa saran
Likuiditas menggambarkan praktis bagi pihak-pihak terkait:
kemampuan yang dimiliki perusahaan dalam 1. Direktorat Jenderal Pajak
melunasi hutang jangka pendek. Tingginya Pengawasan bagi perusahaan-perusahaan
rasio likuiditas mencerminkan perusahaan yang memiliki koneksi politik perlu lebih
tersebut tidak mengalami kesulitan dalam ditingkatkan karena memunculkan celah
melunasi hutangnya sehingga perusahaan terjadinya praktik agresivitas pajak
memilih untuk taat pajak dan tidak berusaha terutama perusahaan multinasional.
meminimalisasi biaya melalui penghindaran 2. Perusahaan
pajak secara agresif. Sebaliknya rendahnya Pengangkatan komisaris dan dewan
likuiditas menggambarkan ketidakmampuan direksi harus berdasarkan kompetensi
341
Jurnal Akuntansi■ Volume 13 Nomor 2, November 2021: 332-343

yang dimiliki bukan dikarenakan adanya Hery (2018) “Analisis Laporan Keuangan
koneksi politik sehingga dapat mencegah Integrated and Comprehensive
terjadinya praktik agresivitas pajak yang Edition”, Jakarta. PT Gresindo.
dapat merugikan perusahaan. Horngren, Charles T., Datar,. Rajan,
Madhav V. (2015) “Cost Accounting:
Daftar Pustaka A Managerial Emphasis”, 15th edition,
Pearson Education Ltd.
Butje, S. & Tjondro, E. (2014) “Pengaruh Informasi APBN 2021 Percepatan
Karakter Eksekutif dan Koneksi Pemulihan Ekonomi dan Penguatan
Politik Terhadap Tax Avoidance”, Tax Informasi. https://www.kemenkeu.go.
& Accounting Review, Vol. 4 No 2. id/media/16835/informasi-apbn-2021.
Darussalam & Septriadi, D. (2013) pdf.
“Transfer Pricing : Ide, Strategi, dan Jannah, S. R., Hamdi, M., & Putri, D. (2020)
Panduan Praktis dalam Perspektif “Pengaruh Corporate Governance Dan
Pajak Internasional”, Jakarta. Transfer Pricing Terhadap Agresivitas
Faccio, M., Masulis, R.W. & Mc Connell, Pajak”, Vol. 17 No.1. Jurnal
J.J. (2006) “Political Connections and Akuntansi. Volume XIX, No. 03.
Corporate Bailouts”, The Journal of Kim, C. F., & Zhang, L. (2014) “Corporate
Finance 61: 2597-2635. Political Connections And Tax
Fajri, A. (2019) “Pengaruh Koneksi Politik Aggressiveness”, Contemporary
Terhadap Penghindaran Pajak (Studi Accounting Research, Forthcoming.
Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Lestari, P. A. (2019) “Pengaruh Koneksi
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Politik dan Capital Intensity Terhadap
2016-2018)”, Jurnal Ilmiah Agresivitas Pajak”, Jurnal Aset
Mahasiswa FEB. Vol 8, No 2. (Akuntansi Riset) 11 (1), 41-54.
Falbo, T., & Firmansyah, A. (2018) “Thin Li, C., Wang, Y., Wu, L. & Xiao, J. Z. (2013)
Capitalization, Transfer Pricing “Political Connections and Tax-
Aggresiveness, Penghindaran Pajak”, Induced Earnings Management:
Indonesian Journal of Accounting and Evidence from China”, The European
Governance (IJAG) Volume 2, Nomor Journal of Finance 20: 1-19.
1. Lietz, G. (2013) “Tax Avoidance vs Tax
Ferdiawan, Y. & Firmansyah, A. (2017) Aggressiveness: A Unifying
“Pengaruh Political Connection, Conceptual Framework”.
Foreign Activity, dan Real Earnings Moeljono. (2020) “Faktor-Faktor Yang
Management Terhadap Tax Mempengaruhi Penghindaran Pajak”,
Avoidance”, Jurnal Riset Akuntansi Jurnal Penelitian Ekonomi dan Bisnis,
dan Keuangan, 5 (3), 2017, 1601- 5 (1), 2020, Hal: 103-121.
1624. Mulyani, S. (2019) “Soal Pajak Adaro, Sri
Francis, B.B., Hasan, I. & Sun, X. (2009) Mulyani: Selama ini sudah
“Political Connections and the Process transparan”, https://www.Cnbc
of Going Public: Evidence from indonesia.com/market/201907081908
China’, Journal of International 03-17-83487/soal-pajak-adaro-sri-
Money and Finance 28(4): 696-719. mulyani-selama-ini-sudah-transparan.
Ghozali, Imam (2009) “Aplikasi Analisis Mustika, M. (2020) “Examining the Impact
Multivariete Dengan Program IBM of Liquidity, Leverage and Earning
SPSS 23” (Edisi 8). Cetakan ke VIII. Management on Corporate Tax
Semarang: Badan Penerbit Universitas Aggressiveness in Property and Real
Diponegoro. Estate Companies on Indonesia Stock
Exchange”, Vol 127. ISSN 2352-5428.

342
Jurnal Akuntansi■ Volume 13 Nomor 2, November 2021: 332-343

Panjalusman. (2018) “Pengaruh Transfer angkat-bicara-soal-kerugian-rp-687-


Pricing Terhadap Penghindaran triliun-dari-penghindaran-pajak,
Pajak”, Jurnal Pendidikan Akuntansi diakses pada tanggal 27 April 2021.
Dan Keuangan. Vol.6 No.2. Whait, B. R., Christ, L. K., Ortas, E., &
Pasaribu, D. M., & Mulyani, S. D. (2019) Burritt. L. R. (2013) “What do we
“Pengaruh Leverage dan Liquidity know about tax aggressiveness and
Terhadap Tax Avoidance Dengan corporate social responsibility?” An
Inventory Intensity Sebagai Variabel integrative review. Journal of Cleaner
Moderasi”, Jurnal Akuntansi, 11 (2), Production 204, 542-552.
211-217. https://doi.org/10.28932/ Wicaksono, A. (2017) “Koneksi Politik dan
jam.v11i2.1996. Agresivitas Pajak: Fenomena di
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia”, Jurnal Ilmu Akuntansi.
Indonesia Nomor 213/PMK.03/2016. ISSN 2461-1190. Vol 10 No 1.
https://jdih. kemenkeu.go.id/fullText/ Widiyantoro, C. (2020) “Pengaruh Transfer
2016/213~PMK.03~2016Per.pdf. Pricing dan Sales Growth Terhadap
Peraturan Menteri Keuangan Republik Tax Avoidance Dengan Profitabilitas
Indonesia Nomor 22/PMK.03/2020. Sebagai Variabel Moderating”, Media
https://perpajakan.ddtc.co.id Akuntansi Perpajakan. ISSN 2355-
/peraturan-pajak/read/peraturan- 9993. Vol 4 No.2.
menteri-keuangan-22pmk-032020 Wijaya, H., Tiaras, I. (2015). “Pengaruh
diakses pada tanggal 18 Mei 2021. Likuiditas, Leverage, Manajemen
PMK-213/PMK.03/2016. (PMK-TP Doc). Laba, Komisaris Independen dan
http://www.iaiglobal.or.id/v03/files/fil Ukuran Perusahaan Terhadap
e_publikasi/PPT%20PMK%20TP%20 Agresivitas Pajak”.
Doc%20FINAL.pdf diakses pada Zain, Muhammad. (2013) “Manajemen
tanggal 8 Mei 2021. Perpajakan”, Jakarta. Salemba Empat.
Pohan, C. A. (2013) “Manajemen
Perpajakan Strategi Perencanaan
Pajak dan Bisnis. Jakarta. PT
Gramedia Pustaka Utama.
Subramanyam, K. R. & Wild, J. J. (2017).
Analisis Laporan Keuangan. Jakarta.
Salemba Empat.
Tjiptarjo, M. (2010) “Empat Kasus Pajak
Besar: Grup Bakrie”. https://www.
beritasatu.com/ekonomi/10707/empat-
kasus-pajak-besar-grup-bakrie”.
Trisnawati, E., Fenny., & Budiono, H.
(2019) “Influence of Transfer Pricing,
CEO Compensation, and Accounting
Irregularities on Tax Aggressiveness”,
Advances in Social Science, Education
and Humanities Research, volume 439,
Atlantis Press.https://doi.org/10.2991/
assehr.k.200515.028.
Utomo, S. (2020). Dirjen pajak angkat bicara
soal kerugian Rp 68,7 triliun dari
penghindaran pajak. https://nasional.
kontan.co.id/news/dirjen-pajak-

343

You might also like