You are on page 1of 7

Journal of Applied Accounting and Taxation Article History

Vol. 5, No. 1, March 2020, 17-23 Received January, 2020


e-ISSN: 2548-9925 Accepted February, 2020

Pengaruh Pajak, Intangible Assets, dan


Mekanisme Bonus Terhadap Keputusan
Transfer Pricing
(Studi Kasus pada Perusahaan Sektor
Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2015-2018)
Anggun Rizki Noviraa,*, Leny Suzanb, and Ardan Gani Asalamc
a
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Telkom University, anggunrizkinovira@student.telkomuniversity.ac.id, Indonesia
b
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Telkom University, lenysuzan@telkomuniversity.ac.id, Indonesia
c
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Telkom University, ardangani@telkomuniversity.ac.id, Indonesia

Abstract. Transfer pricing is the price for delivery of goods, services, or other intangible assets at related parties transact with
each other based on the arm’s length principle. The purpose of this study to examine the influence factors of tax, intangible
assets, and bonus mechanism on transfer pricing decisions. The population are mining sector companies listed on the IDX from
2015-2018. Sample selection technique used in purposive sampling and acquired 13 sample companies, a research period of 4
years with the result that obtained 52 total observations. The data used in this study was obtained from secondary data, that is
financial statement. Methods of data analysis in this research in logistic regression analysis using SPSS software version 23.
The result showed that simultaneous tax, intangible assets, and bonus mechanism have a significant effect on transfer pricing
decision. Tax partially have no significant effect on transfer pricing decision, while intangible assets has a significant positive
effect on transfer pricing, and bonus mechanism have no significant effect on transfer pricing decision.

Keywords: transfer pricing, tax, intangible assets, bonus mechanism

*
Corresponding author. E-mail: anggunrizkinovira@student.telkomuniversity.ac.id
A. R. Novira, L. Suzan, A. G. Asalam| Journal of Applied Accounting and Taxation 5 (1) 17-23 18

Pendahuluan pajak yang memiliki hubungan istimewa. Hubungan


istimewa dapat menyebabkan ketidakwajaran pada
Indonesia merupakan negara yang kaya akan harga, imbalan lain maupun biaya yang direalisasikan
sumber daya alam dan mineral sehingga sering pada transaksi suatu perusahaan.
disebut sebagai negara pertambangan dimana hampir TP atas transaksi dengan pihak yang berafiliasi
seluruh bahan tambang tersedia di negara ini seperti dapat menimbulkan masalah keagenan (agency
emas, perak, minyak bumi, tembaga, batubara, nikel theory) dimana akan mengakibatkan asimetri
dan lain-lain. Di tahun 2019 Indonesia menjadi informasi antara manajemen perusahan (agen) dan
eksportir batubara terbesar di dunia dengan volume pemegang saham (prinsipal). Pendelegasian
ekspor batubara lebih dari 467 juta ton (Putri, 2019). wewenang oleh pemegang saham untuk mengelola
Aktivitas pertambangan Indonesia berpotensi untuk perusahaannya menyebabkan agen memiliki
mendukung pemberdayaan ekonomi yang sangat informasi lebih banyak dibandingkan prinsipal
besar bagi peningkatan perekonomian nasional. sehingga agen dapat melakukan tindakan
Namun, hingga tahun 2019 tunggakan PNBP di opurtinistik. Manajemen perusahaan dapat
sektor mineral dan batubara masih tersisa Rp2,5 memanfaatkan perbedaan tarif pajak antar negara
triliun (Sulmaihati, 2019). Rasio pajak yang pada perusahaan berafiliasi dengan maksud untuk
dikontribusikan dari sektor pertambangan mineral mengatur beban pajak perusahaan yang berimbas
dan batubara berdasarkan data yang diperoleh dari pada peningkatan earning after tax. Mereka juga
Kementerian Keuangan tahun 2016 hanya sebesar dapat memanfaatkan hubungan afiliasi tersebut
3,9% sementara rasio pajak nasional sebesar 10,4%. dengan maksud untuk mengatur beban yang menjadi
Rasio pajak merupakan perbandingan penerimaan pengurang laba sebelum pajak seperti beban royalti
pajak dari sektor pertambangan dan minerba dengan atas penggunaan intangible assets untuk
produk domestik brutonya sehingga dapat digunakan meningkatkan nilai earning after tax. Kondisi
untuk mengukur kinerja penerimaan negara yang tersebut digunakan manajemen untuk memperoleh
berasal dari sektor pertambangan mineral dan keuntungan lebih berupa mekanisme bonus dari
batubara. Rendahnya nilai tax ratio tidak dapat peningkatan laba perusahaan yang didapatkan secara
dilepaskan dari permasalahan penghindaran pajak maksimal.
yang dilakukan dalam rangka memaksimalkan TP merupakan salah satu upaya perencanaan pajak
keuntungannya. yang dapat dilakukan perusahaan dengan
Perusahaan sektor pertambangan terdaftar di BEI memanfaatkan tax haven country maupun hubungan
tahun 2018 adalah sebanyak 48 perusahaan, dimana istimewa untuk menghindari tingginya tarif pajak
terdapat 87,5% yaitu sebanyak 42 perusahaan sehingga pendapatan perusahaan dapat
melakukan keputusan transfer pricing dan jika dimaksimalkan. Apabila pajak yang ditanggung
dibandingkan dengan persentase perusahaan yang perusahaan besar, maka perusahaan akan semakin
tidak melakukan keputusan transfer pricing hanya terpicu untuk menerapkan TP dengan tujuan untuk
sebesar 12,5% yaitu sebanyak 6 perusahaan. menekan jumlah beban pajak tersebut (Santosa &
Persentase tersebut menjelaskan bahwa tingkat Suzan, 2018). Perusahaan dapat menurunkan beban
keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pajak yang ditanggungnya dengan meninggikan
pricing sangat tinggi dan jauh lebih besar jika harga beli dan menurunkan harga jual antar
dibandingkan dengan perusahaan yang tidak perusahaan dalam satu group kemudian mengalihkan
melakukan keputusan transfer pricing. Perbandingan laba tersebut ke perusahaan yang beroperasi di
persentase tersebut cukup mendukung adanya negara yang memiliki tarif pajak lebih rendah.
tanggapan serius pemerintah mengenai perusahaan di Perusahaan juga dapat melakukan keputusan TP
Indonesia yang melakukan penghindaran pajak yang sendiri melalui pembayaran atas teknologi, know
dilakukan dengan transfer pricing. how, merk dagang, hak paten serta intangible asset
Transfer pricing yang selanjutnya akan disebutkan lainnya dalam bentuk royalti kepada perusahaan
dengan TP merupakan harga yang diperhitungkan terafiliasi karena aset ini memiliki karakteristik
untuk penyerahan harta tak berwujud, maupun tingkat ketidakpastian nilai yang menyebabkan sulit
barang dan jasa lainnya antar perusahaan yang untuk dideteksi dan diukur nilai wajarnya. Aset tidak
memiliki hubungan istimewa, dalam kondisi yang berwujud menjadi salah satu hal yang berpengaruh
didasarkan atas prinsip harga pasar wajar (Pohan, terhadap transaksi pada entitas berhubungan terutama
2018). TP dapat dilakukan pada transaksi antar wajib dengan perusahaan multinasional. Grup tersebut
dapat mendistribusikan aset tidak berwujud mereka
19 A. R. Novira, L. Suzan, A. G. Asalam| Journal of Applied Accounting and Taxation 5 (1) 17-23

kepada anggota perusahan yang berada pada negara Teori agensi memperkirakan bahwa terdapat
bertarif pajak rendah, dimana yang melakukan perbedaan kepentingan antara manajemen perusahaan
distribusi aset tidak berwujud tersebut berada di dengan pemegang saham yang mengakibatkan
negara bertarif pajak tinggi (Dudar, Spengel, & permasalahan, dimana terdapat adanya asimetri
Voget, 2015). Manajemen perusahaan akan informasi. Manajemen perusahaan memiliki
membayar royalti atas penggunaan intangible assets informasi lebih daripada pemegang saham, sehingga
dengan nilai lebih tinggi ke perusahaan berafiliasi dapat digunakan mereka untuk melakukan tindakan
yang bertempat di negara dengan tarif pajak lebih oportunistik dalam rangka menyejahterahkan dirinya.
rendah sehingga beban perusahaan bertambah yang
mengakibatkan laba yang diterima perusahaan Transfer Pricing
menurun atau rugi sehingga beban pajak yang
dikenakannya menjadi lebih rendah atau bahkan Menurut Pohan (2018:196) TP merupakan harga
tidak membayar pajak sama sekali. yang diperhitungkan untuk penyerahan barang, jasa,
Faktor lain yang mempengaruhi keputusan TP atau harta tak berwujud lainnya dari satu perusahaan
adalah mekanisme bonus. Mekanisme bonus ke perusahaan lain yang memiliki hubungan
merupakan strategi perusahaan dengan memberikan istimewa, dalam kondisi yang didasarkan atas prinsip
kompensasi tambahan yang ditawarkan sebagai harga pasar wajar. Harga transfer pada awalnya
bentuk penghargaan kepada direksi atau manajemen merupakan harga yang dilekatkan untuk menilai
dengan melihat laba perusahaan secara keseluruhan suatu produk untuk dipertukarkan antar sesama
(Santosa & Suzan, 2018). Hal ini sesuai dengan anggota perusahaan dalam satu grup untuk
bonus plan hypothesis yang terdapat dalam positive memaksimalkan laba yang diperolehnya, namun
accounting theory yang menjelaskan bagaimana transaksi antar sesama anggota perusahaan dapat
prosedur akuntansi yang dipilih manajemen sehingga mengakibatkan penetapan harga jual yang tidak
dapat menaikan laba secara maksimal untuk wajar karena kekuatan pada pasar tidak berlaku
mendapatkan bonus yang ditetapkan oleh pemilik dengan semestinya.
perusahaan. Mekanisme yang didasarkakan atas laba TP diatur dalam Pasal 18 UU No.36 Tahun 2008
keseluruhan perusahaan menyebabkan manajemen tentang pajak penghasilan. Adapun yang dianggap
berupaya meningkatkan laba melalui penjualan pihak memiliki hubungan istimewa adalah:
terafiliasi. Praktik TP menyebabkan perusahaan 1) Memiliki penyertaan modal sebesar 25% atau
terafiliasi memiliki laba tinggi sehingga dipilih oleh lebih secara langsung ataupun tidak langsung.
direksi untuk memaksimalkan laba perusahaan secara 2) Penguasaan melalui manajemen atau
keseluruhan. penggunaan teknologi sehingga perusahaan
Terdapat beberapa faktor yang memotivasi penulis berada dibawah penguasaan yang sama
untuk melakukan penelitian tentang TP. dalam walaupun tidak ada hubungan kepemilikan.
penelitian ini akan digunakan variabel pajak, 3) Memiliki hubungan keluarga baik sedarah
intangible assets, dan mekanisme bonus untuk ataupun semenda dalam garis lurus keturunan
mengetahui pengaruhnya terhadap keputusan TP baik dan atau kesamping satu derajat.
pengaruh secara simultan maupun parsial. Penentuan TP pada penelitian ini mengacu pada
penelitian terdahulu yang telah diteliti oleh Santosa
Kajian Literatur dan Pengembangan Hipotesis & Suzan, (2018) yaitu dengan skala nominal yang
dihitung menggunakan pendekatan dikotomi yaitu
Agency Theory melihat ada atau tidaknya penjualan kepada pihak
yang memiliki hubungan istimewa dengan indikator
Hubungan keagenan menurut Jensen dan Meckling dummy yaitu dengan menilai keadaan variabel dari
(1976) dalam teori agensi merupakan suatu kontrak dua kondisi. Jika perusahaan bertransaksi (jual/beli)
dibawah satu atau lebih yang melibatkan agen untuk dengan pihak yang berafiliasi akan diberikan nilai 1
melakukan beberapa layanan untuk mereka dengan artinya perusahaan terindikasi melakukan keputusan
mendelagisikan wewenang pengambilan keputusan TP. Sebaliknya, perusahaan yang tidak bertransaksi
kepada agen. Teori agensi mengungkapkan hubungan dengan pihak berafiliasi akan diberikan nilai 0
antara dua belah pihak yaitu manajemen perusahaan artinya perusahaan tidak terindikasi melakukan
sebagai agen dan pemegang saham yaitu prinsipal. keputusan TP.
A. R. Novira, L. Suzan, A. G. Asalam| Journal of Applied Accounting and Taxation 5 (1) 17-23 20

Tax merupakan salah satu strategi dengan memberikan


kompensasi tambahan yang ditawarkan untuk
Menurut UU Nomor 28 Tahun 2007 yang memberikan penghargaan kepada manajemen
dimaksud dengan pajak adalah kontribusi wajib maupun direksi didasarkan atas laba perusahaan.
kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau Proksi yang akan digunakan adalah indeks trend
badan bersifat memaksa berdasarkan UU, dengan laba bersih (ITRENDLB). Pengukuran dengan ini
tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar- Saifudin & Putri (2018). Indeks Trend Laba Bersih
besarnya kemakmuran rakyat. (ITRENDLB) dirumuskan sebagai berikut:
Salah satu cara yang digunakan untuk mengukur
seberapa baik perusahaan dalam mengelola pajaknya net income in year t
IT E B
adalah dengan melihat nilai ETR. Effective tax rate net income in year t 1
(ETR) pada dasarnya menjadi sebuah persentase atas
besaran tarif pajak yang akan ditanggung oleh Persamaan (3)
perusahaan. Perhitungan tarif efektif pajak dapat
dihitung menggunakan GAAP ETR dan current Metode Penelitian
ETR. Proksi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah current ETR yang dirumuskan sebagai Pada penelitian ini akan digunakan metode analisis
berikut: regresi logistik dan statistik deskriptif. Populasi
dalam penelitian ini berjumlah 48 perusahaan sektor
urrent Ta E penses pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2015-
urrent ET
Earning Before Ta 2018. Digunakan teknik purposive sampling dengan
kriteria sebagai berikut:
Persamaan (1) 1) Perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar
di BEI tahun 2015-2018,
Intangible Assets 2) Perusahaan yang mempublikasikan laporan
keuangan dengan konsisten di tahun 2015-2018,
Menurut PSAK 19 (Revisi 10) intangible assets 3) Perusahaan yang tidak mengalami kerugian di
dapat diartikan sebagai aset tidak lancar dan tidak tahun 2015-2018,
berbentuk yang memberikan hak keekonomian dan 4) Perusahaan yang mencatat intangible assets
hukum kepada pemiliknya dan dalam laporan pada laporan keuangan di tahun 2015-2018.
keuangan tidak dicakup secara terpisah dalam Dari kriteria tersebut diperoleh data observasi
klasifikasi aset lain. sebanyak 52 yang terdiri dari 13 perusahaan dengan
Proksi yang digunakan adalah logaritma jumlah periode penelitian selama 4 tahun.
intangible assets. Pengukuran ini mengacu pada Pada penelitian ini digunakan metode analisis
penelitian yang telah dilakukan oleh Kusuma & regresi logistik dengan persamaan sebagai berikut:
Wijaya (2017). Penggunaan logaritma bertujuan agar
jumlah intangible asset dapat disederhanakan tanpa
mengubah proporsi dari jumlah yang sesungguhnya.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Persamaan (4)
Intangible ssets log (intangible assets) Keterangan:
Persamaan (2)
: Keputusan TP
Bonus Mechanism α : Konstanta
β1 β2 β3 : Koefisien regresi
Mekanisme bonus diartikan sebagai kompensasi di X1 : Pajak
luar gaji kepada direksi atas hasil kerja yang X2 : Intangible assets
dilakukan yang didasarksn atas prestasi kerja direksi X3 : Mekanisme bonus
(Santosa & Suzan, 2018). Mekanisme bonus Ɛ : Kesalahan /error
21 A. R. Novira, L. Suzan, A. G. Asalam| Journal of Applied Accounting and Taxation 5 (1) 17-23

Hasil Penelitian Koefisien Determinasi

Statistik Deskriptif Tabel 4


Koefisien Determinasi
Tabel 1
Statistik Deskriptif

Hasil pengujian koefisien determinasi menunjukkan


nilai Cox & Snell R Square sebesar 0,237 dan nilai
Nagelkerke R Square sebesar 0,412. Nilai Nagelkerke
R Square sebesar 0,412 atau 41,2% menunjukkan
bahwa variabel independen berupa pajak, intangible
Pada tabel 1, dapat dilihat nilai mean variabel assets, dan mekanisme bonus mampu mempengaruhi
pajak dan variabel intangible assets lebih besar dari variabel dependen berupa transfer pricing sebesar
nilai standar deviasinya yang berarti bahwa data 41,2% sementara sisanya 58,8% dijelaskan oleh
variabel pajak dalam penelitian ini tidak bervariasi
variabel lain diluar penelitian.
atau berkelompok. Sedangkan nilai mean variabel
mekanisme bonus lebih kecil daripada nilai standar
deviasi yang berarti data mekanisme bonus dalam Pengujian Simultan
penelitian ini bervariasi atau data tidak berkelompok.
Tabel 5
Pengujian Simultan
Analisis Regresi Logistik

Menilai Kelayakan Model Regresi

Tabel 2
Uji Kelayakan Model Regresi
Berdasarkan hasil pengujian simultan dapat dilihat
bahwa nilai Chi-Square yang diperoleh sebesar
14,093 dengan degree of freedom sebesar 3. Tingkat
singnifikansi adalah 0,003 atau sebesar 0,3%.
Berdasarkan uji Hosmer and Lemeshow’ nilai chi- Dengan demikian hipotesis penelitian menunjukkan
square yang diperoleh sebesar 4,989 dan nilai bahwa secara simultan variabel independen berupa
signifikansi sebesar 0,759. Hal ini berarti bahwa nilai pajak, intangible assets, dan mekanisme bonus
signifikansi lebih besar dari α (alpha) 0,05 artinya memiliki pengaruh terhadap variabel dependen yaitu
model regresi yang digunakan sesuai dengan data keputusan transfer pricing.
observasinya sehingga selanjutnya data penelitian
dapat dianalisis.
Pengujian Parsial
Menilai Model Fit Tabel 6
Pengujian Parsial
Tabel 3
Uji Model Fit

Tabel 3 menunjukkan adanya penurunan pada -


2LogL awal (-2LogL Block Number = 0) yaitu Dari pengujian tersebut, diperoleh persamaan
bernilai 45,396, sedangkan nilai -2LogL (-2LogL sebagai berikut:
Block Number = 1) menunjukkan nilai yang lebih
n 9 671 0 037 1 67 847 2 0 006 3
kecil yaitu 30,557. Berdasarkan hasil tersebut artinya (1 )
model yang dihipotesiskan fit dengan data. Persamaan (5)
A. R. Novira, L. Suzan, A. G. Asalam| Journal of Applied Accounting and Taxation 5 (1) 17-23 22

Keterangan: Pengaruh Intangible Assets terhadap TP


X1 : Pajak
X2 : Intangible assets Berdasarkan hasil uji regresi logistik dapat
X3 : Mekanisme Bonus diketahui bahwa koefisien regresi bernilai 67,847 dan
e : Error nilai signifikansi sebesar 0,04 artinya intangible
assets memiliki pengaruh yang signifikan dengan
Persamaan di atas dapat diuraikan sebagai berikut: arah positif terhadap keputusan TP.
1) ilai konstanta (α) sebesar -9,671 dengan Adanya kesulitan dalam mengukur nilai wajar
tingkat sig 0,060 lebih dari alpha 5%, berarti pada transaksi intangible assets memberikan peluang
jika variabel independen pajak, intangible bagi perusahaan berafiliasi dimana perusahaan yang
assets, dan mekanisme bonus bernilai 0, maka berada di negara dengan tarif pajak berlaku lebih
nilai TP adalah -9,671 satuan atau tidak rendah akan membayar penggunaan intangible assets
berpengaruh. dalam bentuk royalti lebih rendah kepada perusahaan
2) Nilai koefisien regresi pajak (X1) sebesar 0,037 afiliasi lain di negara bertarif pajak tinggi. Hal ini
menunjukkan arah positif, artinya setiap dimaksudkan untuk meminimalisir beban pajak
penambahan 1 satuan pada variabel pajak royalti yang akan dikenakan pada perusahaan di
dengan asumsi variabel lain bernilai 0, maka TP negara bertarif pajak tinggi. Oleh sebab itu, semakin
akan mengalami peningkatan sebesar 0,037. besar intangible assets yang dimiliki perusahaan
3) Nilai koefisien regresi intangible assets (X2) maka akan semakin memicu terjadinya keputusan
sebesar 67,847 menunjukkan arah positif, TP.
artinya setiap penambahan 1 satuan pada
variabel intangible assets dengan asumsi Pengaruh Mekanisme Bonus terhadap TP
variabel lain bernilai 0, maka akan
meningkatkan TP sebesar 67,847. Berdasarkan hasil uji regresi logistik dapat
4) Nilai koefisien regresi mekanisme bonus (X3) diketahui bahwa nilai koefisien regresi bernilai -
sebesar -0,006 dengan arah negatif, artinya 0,006 dengan nilai signifikansi sebesar 0,815. Hasil
setiap penambahan 1 satuan pada mekanisme penelitian ini menunjukkan bahwa mekanisme bonus
bonus maka akan menurunkan TP sebesar tidak berpengaruh terhadap keputusan TP karena
0,006. nilai signifikansi lebih besar dari 0,05.
Pada perusahaan sampel Baramulti Suksessarana
Pengaruh Pajak terhadap TP Tbk (BSSR) meskipun melakukan TP, laba
perusahaan dari tahun ke tahun cenderung menurun
Koefisien regresi variabel pajak memiliki nilai seperti pada tahun 2014 nilai ITRENDLB 10,3642
sebesar 0,037 memiliki tingkat signifikansi 0,091 dan tahun 2015 turun menjadi 1,0396. Hal tersebut
lebih dari α 5% Hal tersebut berarti, variabel pajak menunjukkan bahwa mekanisme bonus tidak
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap memiliki pengaruh terhadap keputusan TP. Variabel
keputusan TP. Hal ini dapat terjadi karena dalam mekanisme bonus tidak selalu menjadikan motivator
meminimalisir beban pajak yang ditanggungnya bagi direksi ataupun manajemen perusahaan untuk
perusahaan tidak harus melakukan keputusan TP. memperoleh laba keseluruhan secara maksimal
Perusahaan dapat melakukan perencanaan pajak dengan melakukan TP. Hal ini dapat terjadi karena
untuk meminimalisirkan beban pajaknya. manajemen perusahaan sebelumnya melakukan
Berdasarkan hasil tabel statistik deskriptif dapat analisa terhadap risiko yang akan dihadapi apabila
dilihat bahwa nilai rata-rata pajak perusahaan adalah melakukan keputusan TP.
0,3190 atau 31,90% dari total 52 perusahaan
observasi sedangkan tarif pajak yang berlaku di Kesimpulan dan Saran
Indonesia adalah 25%. Jumlah perusahaan yang
melakukan TP adalah sebanyak 44 perusahaan. Hal Kesimpulan
ini menunjukkan bahwa meskipun melakukan TP
perusahaan tetap melakukan kewajibannya untuk Berdasarkan pengujian simultan, pajak, intangible
membayar pajak sehingga dapat disimpulkan bahwa assets dan mekanisme bonus berpengaruh terhadap
pajak tidak mempengaruhi keputusan perusahaan keputusan transfer pricing pada perusahaan sektor
dalam keputusan TP.
23 A. R. Novira, L. Suzan, A. G. Asalam| Journal of Applied Accounting and Taxation 5 (1) 17-23

pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2015- mengambil tindakan untuk melakukan
2018. investasi dalam menerima informasi yang
Pengaruh pengujian parsial masing-masing terdapat dalam laporan tahunan maupun
variabel terhadap keputusan transfer pricing sebagai laporan keuangan perusahaan. Dalam
berikut: penelitian ini diketahui bahwa variabel
1) Pajak tidak memiliki pengaruh signifikan intangible assets berpengaruh positif pada
terhadap keputusan transfer pricing pada keputusan TP Hal tersebut berarti bahwa
perusahaan pertambangan yang terdaftar di semakin tinggi nilai intangible assets maka
Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2018. akan semakin memicu terjadinya TP sehingga
2) Intangible assets memiliki pengaruh investor atau calon investor disarankan untuk
signifikan secara positif terhadap keputusan mempertimbangkan risiko-risiko yang akan
transfer pricing perusahaan pertambangan dihadapi apabila berinvestasi pada perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun tersebut.
2015-2018. 5) Bagi pemerintah
3) Mekanisme bonus tidak memiliki pengaruh Disarankan untuk mengevaluasi pelaksanaan
signifikan terhadap keputusan transfer pricing dan meningkatkan pengawasan serta
perusahaan pertambangan yang terdaftar di memperketat regulasi mengenai tindakan TP
Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2018. pada perusahaan. Hal ini dimaksudkan untuk
mempertahankan pendapatan potensial negara
Saran baik dalam bentuk pajak maupun PNBP.

Berdasarkan kesimpulan yang telah dijabarkan


sebelumnya, maka terdapat beberapa hal yang Daftar Pustaka
hendak disarankan, diantaranya:
1) Bagi akademisi Dudar, O., Spengel, C., & Voget, J. (2015). The Impact of Taxes
Disarankan agar dapat mengambil intisari dari on Bilateral Royalty Flows. Discussion Paper No. 15-052, 1-29.
penelitian ini sehingga dapat memberikan Kusuma, H., & Wijaya, B. (2017). Drivers of the Intensity of
kontribusi dalam pengembangan di bidang Transfer Pricing: An Indonesian Evidence. Proceedings of the
second American Academic Research Conference on Global
ilmu akuntansi khususnya pada faktor-faktor
Business, Economics, Finance and Social Science (AAR17New
yang mempengaruhi keputusan TP. York Conference), 1-15.
2) Bagi peneliti selanjutnya
Pohan, C. A. (2018). Pedoman Lengkap Pajak Internasional.
Disarankan untuk menggunakan jenis Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
perusahaan lain sebagai objek penelitian serta
Putri, W. D. (2019, Agustus 20). Lebih dari 400 Juta Ton,
disarankan juga untuk menambah variabel
Benarkah Eskpor Batu Bara Indonesia Tertinggi di Dunia. Dipetik
lainnya yang diduga dapat mempengaruhi Oktober 12, 2019, dari Moneysmart:
perusahaan untuk melakukan keputusan TP https://www3.moneysmart.id/ekspor-batu-bara-indonesia-
seperti kepemilikan saham, tunneling seberapa-besar/
incentive, dan exchange rate. Saifudin, & Putri, L. S. (2018). Determinasi Pajak, Mekanisme
3) Bagi manajemen perusahaan Bonus, dan Tunneling Incentive Terhadap Keputusan Transfer
Manajemen perusahaan pada sektor Pricing pada Emiten BEI . AGREGAT : Jurnal Ekonomi dan
pertambangan yang terdaftar di BEI Bisnis, 2(1), 32-43.
disarankan lebih kooperatif untuk mencapai Santosa, S. J., & Suzan, L. (2018). Pengaruh Pajak, Tunneling
tujuan perusahaan dan tidak merugikan negara Incentive dan Mekanisme Bonus Terhadap Keputusan Transfer
seperti melakukan evaluasi atas tindakan Pricing (Studi Kasus pada Perusahaan Sektor Industri Barang
Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-
perusahaan terhadap aturan pemerintah serta
2016). Kajian Akuntansi, 19 (1), 72-80.
menyesuaikan dengan target perusahaan
maupun keinginan pemegang saham. Sulmaihati, F. (2019, Juli 19). Tunggakan PNBP Perusahaan
Minerba Masih Tersisa Rp2,5 Triliun. Dipetik Oktober 15, 2019,
4) Bagi investor dan calon investor
dari Katadata.co.id:
Investor dan calon investor pada perusahaan https://katadata.co.id/berita/2019/07/19/tunggakan-pnbp-
sektor pertambangan yang terdaftar di BEI perusahaan-minerba-masih-tersisa-rp-25-triliun
disarankan untuk lebih selektif dalam Waluyo. (2017). Akuntansi Pajak Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat.

You might also like