You are on page 1of 17

POLA KOMUNIKASI KONSTRUKTIF MAHASISWA SAAT MENGHADAPI

TEKANAN PSIKOLOGIS DALAM PENYELESAIAN TUGAS AKHIR

Achmad Irfan Muzni, Awang Setiawan Wicaksono


Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Gresik

ABSTRACT
Generally most students are feeling tense and depressed in finishing the final project.
This condition if it doesn’t proportionately respond it will cause severe reactions such as
depression feeling that will make them can’t complete their studies. This research is aiming to
obtain a precise pattern of constructive communication among students in order to maintain the
spirit when they faced psychological pressure while completing the final project. This study
was matching methods approach which conducted at higher education institutions in Gresik.
The subjects were the students who are taking the final project. Data collection did by Report
Cards Card System, depth interviews and Focus Group Discussion. The data was analyzed by
triangulation method. Research found in facing of psychological distress, students develop
social communication patterns by opening discussion forum, telling the problem directly,
asking for technical assistance, keeping and grumbling the problems and isolate their self. The
constructive communication patterns that can be developed by students is providing mutual
support group, sharing experiences, maintaining communication with the supervisor,
discussing the issues, asking each other’s progress, and pulling away to reduce the exchange of
information in order to maintain concentration in finishing the final project.

Keywords: Constructive communication, psychological distress

ABSTRAK
Umumnya sebagian besar siswa merasa tegang dan tertekan dalam menyelesaikan tugas
akhir. Kondisi ini akan menyebabkan reaksi psikologis yang berat yang seperti depresi yang
akan membuat mereka tidak dapat menyelesaikan studi mereka. Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan pola komunikasi konstruktif diantara siswa guna untuk menjaga semangat ketika
mereka menghadapi tekanan psikologis saat menyelesaikan tugas akhir. Penelitian ini
menggunakan matching method yang dilakukan di lembaga pendidikan tinggi di Gresik.
Subjek penelitian adalah mahasiswa yang mengambil tugas akhir. Pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan Report Cards Card System, wawancara mendalam dan Focus Group
Discussion. Data dianalisis dengan metode triangulasi. Penelitian ini menemukan bahwa
mahasiswa dalam menghadapi tekanan psikologis, mereka akan mengembangkan pola
komunikasi sosial dengan membuka forum diskusi, mengatakan masalah secara langsung,
meminta bantuan secara teknis, menyimpan sendiri, meratapi masalah dan mengisolasi diri
mereka. Pola komunikasi konstruktif yang dapat dikembangkan oleh mahasiswa dengan
mengadakan kelompok yang saling mendukung, berbagi pengalaman, menjaga komunikasi
dengan pembimbing, membahas isu-isu, menanyakan kemajuan masing-masing dari teman
yang sama-sama melakukan skripsi, dan menarik diri untuk mengurangi pertukaran informasi
guna mempertahankan konsentrasi dalam menyelesaikan tugas akhir.

Kata kunci: komunikasi konstruktif, tekanan psikologis

PSIKOLOGIA / Vol. : 3 No. 1 , Januari 2015 |107


PENDAHULUAN seseorang apakah karena telah bekerja,
Skripsi atau tugas akhir adalah karya telah berkeluarga, atau karena situasi
ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian lingkungan yang tidak mendukung dalam
dari persyaratan akademik di perguran menyelesaikan skripsi sehingga subjek
tinggi (Poerwodarminto, 1986:957). tersebut melakukan penundaan.
Skripsi digunakan sebagai salah satu Sedangkan hambatan paling rendah yang
prasyarat untuk memperoleh gelar sarjana. dirasakan oleh subjek penelitian adalah
Pada umumnya waktu penyelesaian adanya daya tahan tubuh yang menurun
skripsi diberikan selama enam bulan atau sebesar 13,33 persen. (Tatan, 2012).
satu semester, namun pada kenyataannya Hasil penelitian di atas menunjukkan
yang sering kali terjadi, banyak bahwa harapan mahasiswa untuk
mahasiswa yang memerlukan waktu lebih menyelesaikan tugas akhir tepat waktu
dari satu semester atau enam bulan dan terkadang tidak sama dengan realitas yang
bahkan tidak sedikit juga mahasiswa yang terjadi. Berbagai persoalan yang muncul
pada akhirnya tidak berhasil mengakibatkan sebagian mahasiswa
menyelesaikan studi kesarjanaannya terhambat dalam menyelesaikan tugas
dikarenakan kesulitan dalam akhirnya. Hambatan ini seringkali menjadi
menyelesaikan tugas akhir atau skripsi. masalah yang dapat mengakibatkan
Menurut penelitian Jung (1993) tekanan psikologis dalam bentuk stres.
masalah akademis menunjukkan Stres adalah suatu kondisi yang
prosentase yang paling besar muncul manakala individu menilai bahwa
dibandingkan masalah yang lainnya situasi yang dihadapinya mengancam dan
(Tatan, 2012). Masalah akademik yang dirinya tidak memiliki kemampuan untuk
paling kompleks yang dirasakan mengatasi permasalahan tersebut (Lazarus
mahasiswa adalah saat menyusun tugas & Folkman, 1984). Stres dapat diatasi
akhir atau skripsi. Mahasiswa yang sedang dengan melakukan strategi coping yang
dalam proses menyusun tugas akhir efektif. Salah satu hal yang mempengaruhi
umumnya merasa tegang dan tertekan individu dalam melakukan strategi coping
yang jika tidak direspon secara adalah dukungan sosial (Lazarus &
proporsional bisa memunculkan reaksi Folkman, 1984). Hasil penelitian Cobb
yang lebih parah seperti depresi sehingga (Vaux, 1988) membuktikan adanya
mahasiswa tidak bisa menyelesaikan dukungan sosial yang adekuat dari orang
studinya sesuai dengan target waktu yang terdekat dapat melindungi individu dari
telah ditetapkan. hambatan atau gangguan fisiologis dan
Penelitian yang dilakukan oleh psikologis, serta mampu memfasilitasi
Catrunada (2012) menyatakan bahwa, 40 individu untuk melakukan adaptasi.
persen hambatan yang mereka rasakan Dukungan sosial merupakan sesuatu
saat menyusun skripsi adalah mengalami yang diberikan oleh keluarga, teman
kesulitan untuk konsentrasi dengan tugas dekat, pembimbing atau rekan kerja, yang
skripsi. Hal ini bisa dikarenakan adanya berkaitan dengan peristiwa sehari-hari,
hal-hal lain yang memecah konsentrasi seperti berbagi perasaan dan pekerjaan,

PSIKOLOGIA / Vol. : 3 No. 1 , Januari 2015 |108


bertukar informasi dan afeksi, mempertahankan semangat dalam
kebahagiaan dalam cinta, kepedihan, menghadapi tekanan psikologis ketika
ikatan keluarga, serta ikatan pertemanan menyelesaikan tugas akhir.
(Vaux, 1988).
Tujuan Penelitian
Dalam konteks perkuliahan, Tujuan dari penelitian ini adalah:
mahasiswa dalam menjalani perkuliahan
tidak dapat dipisahkan dari adanya teman 1. Mengetahui bentuk permasalahan
yang dihadapi mahasiswa ketika
sebaya. Teman sebaya bertindak sebagai
menyelesaikan tugas akhir
orang kepercayaan yang penting dan 2. Mengetahui bentuk dukungan yang
menolong individu dalam melewati dibutuhkan mahasiswa untuk dapat
berbagai situasi yang menjengkelkan bertahan menghadapi tekanan psiko-
dengan menyediakan dukungan emosi dan logis ktika menyelesaikan tugas akhir
nasihat yang memberikan informasi 3. Memperoleh gambaran pola
(Savin-Williams & Berndt dalam komunikasi sosial yang dilakukan
Santrock, 2003). Oleh karena ketika oleh mahasiswa ketika menghadapi
mahasiswa mulai menghadapi tugas akhir, tugas akhir
4. Memperoleh gambaran pola
melalui komunikasinya dengan teman
komunikasi konstruktif yang paling
sebaya mereka mampu memperoleh
tepat bagi mahasiswa dalam memper-
segala informasi terkait proses teknis tahankan semangat ketika meng-
bahkan pembentukan persepsi akan hadapi tekanan psikologis saat
tekanan psikologis yang akan dihadapi menghadapi tugas akhir
dalam mengerjakan tugas akhir dari
Tugas Akhir/Skripsi
lingkungan.
Wirartha (2006) mengatakan bahwa
Dukungan sosial teman dapat skripsi adalah karya tulis ilmiah seorang
membantu mahasiswa untuk menghadapi mahasiswa dalam menyelesaikan program
segala persoalan yang dihadapi karena S1. Skripsi tersebut adalah bukti
dukungan sosial teman dapat membantu kemampuan akademik mahasiswa
mereka mendapatkan informasi mengenai bersangkutan dalam penelitian dengan
langkah-langkah yang penelitian harus topik yang sesuai dengan bidang studinya.
ditempuh dan saling memberikan Skripsi disusun dan dipertahankan untuk
masukan dengan temannya ketika merasa mencapai gelar sarjana strata satu.
Biasanya, skripsi menjadi salah satu syarat
buntu atau kekurangan ide. Selain itu,
kelulusan (Tatan, 2012: 92). Sementara
mereka juga saling mendukung dan itu, menurut buku panduan penulisan
mengingatkan ketika ada di antara mereka skripsi/tugas akhir Unindra dikatakan:
yang mulai menunda penyelesaian ”Skripsi adalah suatu karya ilmiah yang
tugasnya. Oleh karena itulah dalam disusun oleh seorang mahasiswa
menghadapi tekanan psikologis ketika berdasarkan hasil penelitian dengan
menyelesaikan tugas akhir mahasiswa menggunakan data primer atau data
sangat membutuhkan adanya iklim sosial sekunder yang penulisannya terikat pada
yang tepat yang didukung dengan adanya sistematika formal dan tunduk pada asas
pola komunikasi yang konstruktif untuk logika ilmiah serta metodologi yang
benar” (Tatan, 2012 : 92).

PSIKOLOGIA / Vol. : 3 No. 1 , Januari 2015 |109


Berdasarkan teori-teori di atas, yang Stres juga dapat diartikan sebagai
dimaksud skripsi dalam penelitian ini tekanan, ketegangan atau gangguan yang
adalah suatu karya ilmiah yang disusun tidak menyenangkan yang berasal dari
oleh seorang mahasiswa berdasarkan hasil luar diri seseorang. Stimuli objektif dari
penelitian dengan menggunakan data lingkungannya dievaluasi berdasarkan
primer atau data sekunder yang latar belakang sosiokultural, pengalaman
penulisannya terikat pada sistematika pribadi dan faktor-faktor individual
formal dan tunduk pada asas logika ilmiah lainnya.
serta metodologi yang benar.
Proses Timbulnya Tekanan
Tekanan Psikologis/Stres Psikologis/Stres
Stres adalah suatu keadaan psikologis Tekanan psikologis/ stress menurut
individu yang disebabkan karena individu Hawari (2001) dapat dibagi dalam tiga
dihadapkan pada situasi internal maupun tahap reaksi terhadap stres, yaitu :
eksternal. Stres muncul apabila terdapat 1. Tahap Sinyal; Mobilasi awal dimana
tuntutan-tuntutan yang luar biasa atau badan menemui tantangan yang
terlalu banyak ancaman dalam diberikan oleh penyebab stres. Ketika
kesejahteraan atau integritas seseorang. penyebab stres ditemukan, otak
Stres tidak hanya muncul pada kondisi mengirimkan suatu pesan biokomia
yang menekan ataupun keadaan fisik atau kepada semua system tubuh.
psikologis seseorang maupun reaksi Pernafasan meningkat, tekanan darah
terhadap tekanan, akan tetapi stres terkait naik, anak mata membesar,
di dalam ketiganya. ketegangan otot naik, dan seterusnya.
Menurut Patel (dalam Maifrisco: Jika stress terlalu kuat, terjadi luka
2008) Stres merupakan reaksi tertentu pada saluran pencernaan, kelenjar
yang muncul pada tubuh yang bisa adrenalin membesar dan thymus
disebabkan oleh berbagai tuntutan, menjadi lemah. Kalau penyebab stres
misalnya ketika manusia menghadapi terus aktif maka beralih ke tahap
tantangan-tantangan (challenge) yang perlawanan. Contoh: seorang siswa
penting, ketika dihadapkan pada ancaman yang diminta oleh gurunya
(threat), atau ketika harus berusaha menyelesaikan 60 soal fisika dalam
mengatasi harapan-harapan yang tidak waktu kurang dari satu jam.
realistis dari lingkungannya. 2. Tahap Perlawanan; Ditandai dengan
Stres merupakan keadaan atau situasi keletihan, ketakutan dan ketegangan.
yang menuntut seseorang di luar batas Individu yang mengalami tahap ini
kemampuannya untuk beradaptasi. akan melawan penyebab stres.
Charles D. Spielberger menyatakan Keterbatasan konsentrasi, sumber
bahwa stres adalah tuntutan-tuntutan energi yang dimiliki dan untuk
eksternal yang mengenai seseorang, menahan penyebab-penyebab stres,
misalnya objek-objek dalam lingkungan individu sering lebih sakit selama
atau suatu stimulus yang secara objektif periode ini daripada pada tahap lain.
adalah berbahaya. Tuntutan itu dapat Contoh: menjadi marah pada saat
bersifat fisik, psikologis, sosial, atau waktu habis karena tugas belum
beberapa kombinasi dari faktor-faktor selesai.
tersebut. 3. Tahap Kelelahan; Individu diharapkan
pada penyebab stres yang sama dalam

PSIKOLOGIA / Vol. : 3 No. 1 , Januari 2015 |110


jangka panjang dan terus-menerus stimulus (biasanya bersifat verbal) dengan
sehingga pada akhirnya menaikkan tujuan untuk melakukan perubahan
penggunaan energi penyesuaian yang perilaku orang lain. Sedangkan Ross
biasa dan system penyerang penyebab (1974) mendefinisikan komunikasi
stres menjadi lelah. Contoh: pelajar sebagai suatu proses transaksional yang
tidak tidur, khawatir tugasnya belum meliputi pemilihan dan pemetaan secara
selesai. kognisi, dan berbagi simbol yang
Sedangkan menurut Braham, gejala bertujuan untuk membantu orang lain
stres dapat berupa tanda-tanda berikut ini : untuk memperoleh makna dari
pengalaman yang dialami atau suatu
1. Fisik, yaitu sulit tidur atau tidur tidak respon yang mirip dengan sumber
teratur, sakit kepala, sulit buang air stimulus. (Rakhmat, 2004: 3).
besar, adanya gangguan pencernaan,
radang usus, kulit gatal-gatal, Komunikasi memiliki makna yang
punggung terasa sakit, urat-urat pada luas, meliputi segala penyampaian energi,
bahu dan leher terasa tegang, keringat gelombang suara, tanda diantara tempat,
berlebihan, berubah selera makan, sistem atau organisme. Menurut Tubbs
tekanan darah tinggi atau serangan dan Moss (1974) dalam Rakhmat
jantung, kehilangan energi. Komunikasi yang efektif paling tidak
2. Emosional, yaitu marah-marah, mudah menimbulkan lima hal: pengertian,
tersinggung dan terlalu sensitif, kesenangan, pengaruh pada sikap,
gelisah dan cemas, suasana hati mudah hubungan yang makin baik, dan tindakan.
berubah-ubah, sedih, mudah menangis (Rakhmat, 2004:13).
dan depresi, gugup, agresif terhadap Jenis-Jenis Komunikasi
orang lain dan mudah bermusuhan Menurut Hartley (1993) terdapat
serta gampang menyerang, dan beberapa jenis komunikasi yaitu antar
kelesuan mental. individu dan antara individu dan massa.
3. Intelektual, yaitu mudah lupa, kacau Diantara kedua jenis komunikasi tersebut
pikirannya, daya ingat menurun, sulit komunikasi antar individu yang langsung
untuk berkonsentrasi, suka melamun adalah proses komunikasi yang paling
berlebihan, pikiran hanya dipenuhi lengkap mengandung berbagai faktor
satu pikiran saja. psikologis. Komunikasi antar individu
4. Interpersonal, yaitu acuh dan menurut Hartley (1993), mengandung
mendiamkan orang lain, kepercayaan beberapa aspek, pertama tatap muka,
pada orang lain menurun, mudah dalam tatap muka ada beberapa peran
mengingkari janji pada orang lain, yang harus dijalankan an diprlukan
senang mencari kesalahan orang lain adanya saling kepercayaan. Kedua dalam
atau menyerang dengan kata-kata, komunikasi antar individu terdapat
menutup diri secara berlebihan, dan komunikasi dua arah yang didalamnya
mudah menyalahkan orang lain. terjadi pertukaran pesan secara aktif
antara penyampai informasi dengan
penerima informasi. Ketiga adalah adanya
Komunikasi
niat atau kehendak dari kedua belah pihak.
Komunikasi didefinisikan oleh Dance Ketiga proses ini sangat terkait dengan
(1970) sebagai suatu proses dimana waktu durasi berlangsungnya komunikasi.
seorang komunikator menyampaikan (Sarwono, 2002: 193-196).

PSIKOLOGIA / Vol. : 3 No. 1 , Januari 2015 |111


Dalam proses komunikasi perasaan dan mengatur pembentukan makna,
atau emosi juga dapat berpengaruh pada (d) membangun penafsiran atau
interaksi yang terjadi. Menurut Downey & pemahaman teks bacaan yang
Damhave (1991), apabila kita berinteraksi bermakna dalam memori jangka
dengan seseorang dan reaksi yang pendek, dan (e) menggunakan strategi
diberikannya bermusuhan maka efek yang dan pengetahuan yang sudah ada yang
ditimbulkan pada diri kita adalah digali dalam memori jangka panjang.
kemarahan. Sedangkan jika reaksi 4. Diskusi (discussing) merupakan
awalnya adalah menghargai dan sarana untuk mengungkapkan dan
menyenangkan maka emosi yang merefleksikan pikiran.
ditimbulkan adalah emosi positif 5. Menulis (writing) adalah suatu
(Sarwono, 2002:199). Dengan demikian kegiatan yang dilakukan dengan sadar
terlihat jika emosi individu sangat untuk mengungkapkan dan
dipengaruhi oleh stimulasi lingkungan merefleksikan pikiran.
yang ada disekitarnya ketika ia menjalin
Komunikasi Konstruktif
interaksi dengan lingkungan sekitarnya.
Menurut Fine (2008), Komunikasi
Aspek – Aspek Dalam Komunikasi yang konstruktif dapat terbentuk apabila
Menurut Baroody (1993) ada lima proses komunikasi yang dilakukan
aspek komunikasi. Kelima aspek itu memenuhi beberapa syarat sebagai
adalah: berikut:
1. Representasi; Representasi 1. Berorientasi pada masalah; yaitu
(representating) adalah: (a) bentuk berfokus pada masalah yang bisa
baru sebagai hasil translasi dari suatu diselesaikan dan memfokuskan diri
masalah, atau ide, (b) translasi suatu pada menghindari atau menyelesaikan
Sebaran atau model fisik ke dalam masalah dimasa mendatang.
simbol atau kata-kata. 2. Pembicaraan kongruen; yaitu
2. Mendengar; Mendengar secara hati- menyampaikan apa yang pembicara
hati terhadap pertanyaan teman dalam pikirkan dan rasakan. Proses
suatu grup juga dapat membantu siswa komunikasi secara lebih efektif
mengkontruksi lebih lengkap dengan bersikap jujur secara
pengetahuan. konstruktif sehingga membuat
3. Membaca (reading) adalah aktivitas pendengar mempercayai apa yang
membaca teks secara aktif untuk dikatakan.
mencari jawaban atas pertanyaan- 3. Pembicaraan deskriptif; yaitu dengan
pertanyaan yang telah disusun. mengekspresikan deskripsi obyektif
Pembaca yang baik terlibat aktif masalah, bukan evaluasi terhadap
dengan teks bacaan dengan cara: (a) masalah.
membangun pengetahuan dalam 4. Memberikan Validasi; yaitu dengan
pikiran mereka berdasarkan apa yang membantu orang merasa dimengerti,
telah mereka ketahui, (b) dihargai, dan diterima. Komunikasi
menggunakan strategi untuk yang memvalidasi berfokus pada
memahami teks bacaan dan pencarian titik temu.
mengorganisasikannya dalam bentuk
visual berupa bagan, Sebaran, atau
outline (c) memonitor, merencanakan

PSIKOLOGIA / Vol. : 3 No. 1 , Januari 2015 |112


METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian Profil Mahasiswa Yang Menyelesaikan
diskriptif yang menggabungkan antara Skripsi/Tugas Akhir
penelitian kuantitatif dan kualitatif atau Berdasarkan data yang diperoleh dari
apa yang disebut oleh Julia Brannen data penyebaran kuesioner dalam bentuk
(1997) disebut dengan pendekatan sistem laporan (report card system) yang
matching methode. Penelitian ini menggunakan format pertanyaan terbuka,
menggunakan metode survei, observasi dari identitas pengisi kuesioner dapat
dan wawancara. digambarkan jika mayoritas jenis kelamin
Lokasi penelitian dilakukan di lima responden adalah perempuan sejumlah 56
perguruan tinggi yang berada di wilayah persen dan laki-laki sejumlah 44 persen
Kabupaten Gresik Jawa Timur dengan (gambar. 1).
Subyek penelitian adalah mahasiswa yang
sedang mengambil mata kuliah tugas
akhir atau skripsi pada kelima perguruan
tinggi tersebut.
Pengambilan data dilakukan dengan
cara Metode Raport Card System (RCS),
Indepth Interview dan Focus Group
Discusion (FGD).
Analisa data menggunakan metode
ganda (triangulasi method) yang bisa
terjadi antar metode atau bisa di dalam Gambar 1. Sebaran Karakteristik Responden
metode. Secara kuantitatif menggunakan Berdasarkan Jenis Kelamin
metode Raport Card System (RCS).
Setelah dilakukan analisa kuantitatif Dari kuesioner sebagaimana terlihat
kemudian digabungkan dengan analisa pada gambar 2, juga dapat terlihat jika
kualitatif dengan metode triangulasi mayoritas responden yang terlibat dalam
sehinggan menurut Miles dan Huberman penelitian ini membutuhkan waktu 2
(1992) mempertegas bahwa dalam bulan hingga 30 bulan untuk
konteks analisa data pada tahapan yang menyelesaikan skripsi/tugas akhirnya,
dilakukan dimulai dari pengumpulan data, dengan rincian mayoritas responden
reduksi data, penyajian data, dan membutuhkan waktu 6 bulan sejumlah 24
kesimpulan-kesimpulan dari data yang persen, 12 bulan sejumlah 22 persen, 3
terdiri kemudian penarikan kesimpulan bulan sejumlah 20 persen, 5 dan 8 bulan
dan verifikasi data. masing masing sejumlah 6 persen, 24
bulan sejumlah 4 persen dan 2 bulan dan
30 bulan sejumlah masing-masing 2
persen. Dari data tersebut terlihat jika
mayoritas waktu normal yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan skripsi/tugas akhir
berkisar antara 3 hingga 12 bulan atau
antara satu hingga dua semester.

PSIKOLOGIA / Vol. : 3 No. 1 , Januari 2015 |113


mahasiswa yang telah merasakan adanya
kecemasan diawal proses skripsi/tugas
akhirnya akan mengalami tekanan
berlebihan yang makin membuatnya
merasa cemas dan semakin takut untuk
menjalani rangkaian proses penelitian
yang akan dilakukan dan hal ini akan
membuatnya menjauhkan diri dari
lingkungan kampus.
Permasalahan Yang Dihadapi Ketika
Menyelesaikan Skripsi/Tugas Akhir
Gambar 2. Sebaran Rentang Waktu Penyelesaian
Skripsi/Tugas Akhir Mahasiswa

Perasaan Ketika Menyelesaikan


Skripsi/Tugas Akhir

Gambar 4. Sebaran Ragam Permasalahan Yang


Dihadapi Mahasiswa Ketika Menyelesaikan
Skripsi/Tugas Akhir

Meski pada umumnya ketika


Gambar 3. Sebaran Gambaran Perasaan menghadapi proses penyelesaian skripsi
Mahasiswa Ketika Menyelesaikan Skripsi/Tugas mahasiswa yang bersangkutan telah
Akhir menyelesaikan masa perkuliahannya
dikelas namun bukan berarti hal ini
Pada gambar 3 diatas juga dapat membuat mereka terhindar dari berbagai
terlihat jika mayoitas mahasiswa 32 persoalan akademis sehingga memiliki
persen yang menyelesaikan skripsi keleluasaan waktu untuk menyelesaikan
mengalami kebingungan dan rasa pusing skripsi/tugas akhirnya. Pada kenyataanya
yang tidak diketahui sebabnya. Selain itu justru pada kondisi ini mayoritas
sejumlah 18 persen mahasiswa juga mahasiswa akan menemui kendala yang
merasa cemas dan takut terhadap proses tidak terlalu dirasakannya ketika
penyelesaian skripsi yang akan dijalani. menjalani perkuliahan. Berdasarkan data
Sedangkan sisanya sejumlah 22 persen yang diperoleh dari kuesioner yang
mahasiswa merasa senang karena mereka ditampilkan pada gambar 4 diatas dapat
yang merasa telah mencapai masa akhir diketahui jika sejumlah 24 persen
dari masa studi yang panjang yang telah mahasiswa akan mengalami kesulitan
ditempuh. Berdasarkan keterangan dalam mengakses referensi yang
pendalaman yang diperoleh dari hasil dibutuhkannya dalam menyelesaikan
focus group discussion (FGD), mayoritas skripsi/tugas akhirnya. Dan 20 persen

PSIKOLOGIA / Vol. : 3 No. 1 , Januari 2015 |114


diantaranya akan rentan dilanda ketakutan (dalam gambar 4) maka mayoritas
jika tidak dapat lulus tepat waktu responden (42%) memilih untuk tetap
sedangkan 18 persen yang lain merasa mengerjakan skripsi/tugas akhirnya
cukup terbebani dengan tekanan revisi seiring mereka melakukan rekonstruksi
yang banyak dan hal ini diperparah kondisi psikologis dirinya, sedangkan
dengan adanya ketidakpahaman akan sebagian (22%) memilih untuk meminta
dasar teori yang dijadikan landasan dalam bantuan dari teman disekitarnya yang
melakukan penelitian. dianggap mampu untuk memberikan
Selain itu adanya kesibukan dosen bantuan padanya dalam menghadapi
juga turut memberikan kontribusi pada permasalahan.
masalah yang dihadapi mahasiswa, Meski ada sebagian mahasiswa (16%)
sejumlah 10 persen responden merasa jika yang berusaha untuk meningkatkan
mereka merasa kesulitan untuk dapat semangat dengan berbagai cara, ada juga
sekedar menemui dan berkomunikasi sebagian mahasiswa (6%) yang memilih
dengan dosen pembimbingnya. Meski untuk berdoa dan lebih memilih untuk
permasalahan ini cukup banyak sementara waktu berhenti mengerjakan
disebabkan dinamika eksternal, namun skripsi/tugas akhir. Dan sisanya (4%)
terlihat jika masih ada sebagian kecil memilih untuk menata kembali prioritas
mahasiswa yang memiliki masalah yang aktifitasnya serta memilih untuk mencari
disebabkan dinamika internal dirinya suasana baru dengan harapan agar dapat
diantaranya karena kurangnya rasa lebih efektif dalam menata diri untuk lebih
percaya diri (6%) dan kesulitan memfokuskan perhatiann dan
mahasiswa dalam membagi waktu (4%). konsentrasinya pada proses penyelesaian
skripsi/tugas akhirnya.
Tindakan Yang Dilakukan Dalam
Menghadapi Permasalahan Sosok Yang Sering Dimintai Dukungan
Psikologis Ketika Menghadapi
Permasalahan Dalam Menyelesaikan
Skripsi/Tugas Akhir
Sebagaimana yang tergambar pada
gambar 6 dibawah ini, dapat diketahui jika
ketika mahasiswa yang sedang
menghadapi proses penyelesaian
skripsi/tugas akhir akan merasakan
tekanan yang berlebihan pada dirinya,
maka ia akan membutuhkan hadirnya
sosok disekitarnya untuk memberikan
dukungan moral padanya. Mayoritas
Gambar 5. Sebaran Ragam Tindakan Yang
responden menyatakan jika mereka akan
Dilakukan Untuk Menghadapi Permasalahan
Ketika Menyelesaikan Skripsi/Tugas Akhir berusaha untuk mendapatkan dukungan
dari teman yang sama-sama
Ditinjau dari pilihan tindakan yang menyelesaikan skripsi/tugas akhir (36%)
dipilih mahasiswa dalam mengatasi dan yang lain akan mencurahkan perasaan
permasalahan yang dihadapi ketika kecemasann dan ketertekanannya pada
menyelesaikan skripsi/tugas akhir diatas sahabat dekat maupun keluarganya (18%).

PSIKOLOGIA / Vol. : 3 No. 1 , Januari 2015 |115


perhatian pada permasalahan yang dialami
oleh mahasiswa yang sedang
menyelesaikan skripsi/tugas akhirnya. Hal
ini tampak pada data yang ditampilkan
pada gambar 7 dibawah ini dimana
ternyata masih terdapat beberapa
responden yang merasa kurang
dipedulikan oleh lingkungannya. Masih
terlihat ada 4 persen responden yang
merasa kurang dipedulikan oleh
lingkungannya.
Gambar 6. Sosok Yang Dimintai Dukungan Meski demikian juga terlihat jika
Secara Psikologis Ketika Menyelesaikan
Skripsi/Tugas Akhir masih banyak juga responden yang
merasakan mendapat dukungan dari
Sedangkan 10% responden yang lain lingkungan hal ini terbukti dari adanya 46
lebih memilih untuk mengungkapkan apa persen responden merasa jika dirinya
yang dirasakannya pada dosen senantiasa mendapat dukungan motivasi
pembimbingnya dengan harapan agar dari lingkungan sekitarnya, 14 persen
permasalahan yang dihadapi dapat segera responden merasa mendapat simpati rasa
mendapatkan solusi dari dosen yang prihatin dari lingkungan dan bahkan 12
membimbingnya yang dianggapnya persen responden yang lain merasa
mengerti tentang permasalahan yang mendapatkan tawaran bantuan yang nyata
dihadapinya. Hal ini rata-rata dilakukan dalam menyelesaikan skripsi/tugas
oleh para mahasiswa yang memiliki akhirnya dalam bentuk peminjaman
persepsi positif atas pembimbingnya, literatur yang dibutuhkan, bantuan
dengan kata lain mereka akan melakukan menyebarkan dan mengolah data.
hal tersebut jika mereka merasa dosen Sedangkan sisanya yang lain mendapatkan
pembimbingnya memiliki tingkat masukan saran (10%) dan tawaran solusi
kepedulian yang tinggi pada permasalahan atas permasalahan yang dihadapi (8%)
yang dialami oleh mahasiswa dalam bentuk usulan judul untuk
bimbingannya. Selain itu, mahasiswa yang ditindaklanjuti.
lain akan memilih untuk menyampaikan
persoalannya pada pacarnya yang
dianggapnya cukup dekat dan mengenal
dirinya.
Tanggapan Lingkungan Terhadap
Persoalan Yang Dihadapi
Meski kendala dalam mengerjakan
skripsi pernah dirasakan oleh seluruh
pribadi yang pernah mengenyam
Gambar 7. Sebaran Ragam Respon Lingkungan
pendidikan setingkat sarjana (S-1) namun Terhadap Permasalahan Yang Dihadapi
ternyata tidak semua pribadi memiliki Mahasiswa Ketika Menyelesaikan Skripsi/Tugas
respon yang sama dalam memberikan Akhir

PSIKOLOGIA / Vol. : 3 No. 1 , Januari 2015 |116


Kesesuaian dan Bentuk Respon sekitarnya. Selain itu sebagian responden
Lingkungan Yang Diharapkan Oleh yang lain (8%) merasa cukup dengan
Mahasiswa Yang Sedang mendapatkan masukan ide dan solusi atas
Menyelesaikan Skripsi/Tugas Akhir permasalahan yang dihadapi, meski belum
tentu solusi yang ditawarkan akan dapat
Pada data yang ditunjukkan oleh diterapkan pada penyelesaian masalah
gambar 8 menampilkan jika mayoritas yang dihadapi. Bagi sebagian kelompok
responden (68%) merasakan jika respon responden yang lain (6%) berserah diri
yang diberikan responden padanya telah dan kembali mendekatkan diri pada Tuahn
sesuai dengan harapan yang dimiliki, dan adalah pilihan langkah yang tepat atau
hanya sebagian kecil (12%) merasakan justru tidak terlalu mempedulikan respon
jika respon lingkungan yang diterimanya lingkungan akan menjadi pilihan sikap
tidak sesuai dengan harapannya. yang tepat untuk mengurangi rasa kecewa
Kesesuaian respon lingkungan ini secara terhadap sekitarnya. Sedangkan sebagian
lebih detail ditampilkan oleh rangakaian kecil responden (4%), hanya memperoleh
data yang tergambar pada gambar 9 kesempatan untuk didengarkan/disediakan
dibawah ini. Dimana pada gambar 9 waktu untuk didengarkan permasalahan
terlihat jika 39 persen responden merasa yang dihadapi dapat membuatnya merasa
mendapat dukungan semangat yang cukup untuk kembali bersemangat
memadai dari lingkungan sekitarnya. menghadapi tekanan skripsi/tugas akhir.
Meski sebagian responden berharap
adanya respon yang tidak sekedar
berbentuk dorongan semangat dan lebih
menghendaki adanya bantuan langsung
yang bersifat teknis (27%), namun
harapan ini masih dapat ditekan dengan
kesadaran yang matang dari masing-
masing responden akan kesibukan
lingkungannya. Gambar 9. Sebaran Ragam Respon Lingkungan
Yang Diharapkan Oleh Mahasiswa Ketika
Menyelesaikan Skripsi/Tugas Akhir

Cara Mahasiswa Menyampaikan


Permasalahan Yang Dihadapi Terkait
Penyelesaian Skripsi/Tugas Akhirnya
Pada Orang Lain

Gambar 8. Sebaran Kesesuaian Respon


Lingkungan Dengan Harapan Mahasiswa

Dari gambar 9 juga terlihat jika masih


cukup banyak responden (10%) yang
cukup mengapresiasi ketika mendapat Gambar 10. Sebaran Cara Mahasiswa yang Sedang
respon yang positif akan kondisi yang Menyelesaikan Skripsi/Tugas Akhir Dalam
sedang dialaminya dari lingkungan Menyampaikan Masalah Pada Orang Lain

PSIKOLOGIA / Vol. : 3 No. 1 , Januari 2015 |117


Pada gambar 10 dapat terlihat jika Frekwensi Komunikasi Mahasiswa
langkah yang dibuat oleh para responden Dengan Lingkungan Sekitarnya Ketika
dalam mengkomunikasikan permasalahan Menyelesaikan Skripsi/Tugas Akhir
yang sedang dihadapinya pada orang lain Mayoritas mahasiswa yang sedang
adalah dengan menceritakannya melalui menyelesaikan skripsi/tugas akhir akan
forum tidak resmi yang terbentuk secara membutuhkan lingkungan yang tepat dan
insidental untuk mereka sharing ia butuh untuk dekat dengan lingkungan
pengalaman dan permasalahan diantara ini untuk memberikan dorongan baginya
sesamanya, sejumlah 42 persen responden dalam mempertahankan semangatnya agar
memilih cara ini sebagi cara mereka untuk dapat menyelesaikan penelitiannya tepat
menyalurkan permasalahan yang dihadapi, pada waktunya. Oleh karena itulah mereka
sedangkan sekelompok yang lain lebih akan membutuhkan komunikasi yang
memilih forum diskusi tematik (24%) intens dengan kelompoknya. Hal ini
untuk mengurangi kebingungan mereka seperti yang terlihat pada gambar 11
dalam memahami konsep maupun dibawah ini, dimana lebih dari 76 persen
persoalan yang akan mereka jadikan topik responden akan melakukan komunikasi
penelitian akhir mereka. setiap hari dengan rekan lain yang sedang
Pada kelompok yang lain sama-sama menyelesaikan skripsi/tugas
mengkomunikasikan permasalahan akhir. Sedangkan yang lain (14%)
dengan mengungkapkan kebutuhan pada memilih untuk hanya akan menjalin
orang lain dengan harapan untuk komunikasi ketika ia merasa sedang
mendapatkan saran dan masukan yang menghadapi masalah dan membutuhkan
lebih tepat dari orang yang dipandangnya bantuan dari orang lain untuk
lebih menguasai materi akan menjadi menyelesaikannya.
solusi yang tepat untuk menyalurkan
kebimbangannya, sejumlah 18 persen
responden memilih cara ini sedangkan 12
persen sisanya lebih memilih untuk
menyimpan permasalahannya dari orang
lain (8%) dan meratapi nasib yang
dialaminya dengan menyendiri dan
mengasingkan diri dari lingkungannya
(4%). Pada umumnya pada individu yang
memilih dua pilihan langkah terakhir ini
akan cenderung mengalami kesulitan
untuk kembali membangkitkan semangat
dan kembali menyelesaikan skripsi/tugas Gambar 11. Sebaran Frekwensi Komunikasi
Mahasiswa Yang Menyelesaikan Skripsi/Tugas
akhirnya dan tidak jarang sebagian dari Akhir Dengan Sesama Mahasiswa Yang
mereka akan mengalami putus ditengah Menyelesaikan Skripsi/Tugas Akhir
jalan dan tidak berhasil menyelesaikan
studinya. Sedangkan sebagian kecil yang lain
(10%) justru memilih untuk mengurangi
kontak dengan rekannya (8%) atau bahkan
menghilang dan mengasingkan diri
dengan permasalahan yang dihadapinya
(2%). Pribadi yang demikian ini biasanya

PSIKOLOGIA / Vol. : 3 No. 1 , Januari 2015 |118


memiliki kemungkinan antara terlalu pilihan utama dalam berkomunikasi antara
sibuk dengan urusannya yang lain atau mereka (68%), sedangkan 26 persen
justru berusaha menghindarkan diri dari diantara responden lebih memilih untuk
tekanan psikologis yang dirasakannya tetap melakukan pertemuan secara
ketika ia menghadapi lingkungan yang langsung. Sedangkan sebagian kecil
memiliki permasalahan yang sama dengan sisanya lebih memilih untuk
dirinya. menggunakan jejaring sosial sebagai
media komunikasi yang dipilih (4%).
Media Yang Digunakan Untuk Namun hal ini tidak berarti responden
Berkomunikasi yang memilih komunikasi melalui telepon
Kemajuan dunia teknologi yang seluler tidak melakukan kounikasi dengan
terjadi akhir-akhir ini tidak dipungkiri cara yang lainnya dan begitu juga
telah menggeser pola komunikasi antar sebaliknya. Melaikan data ini hanya
individu maupun kelompk yang terjadi. menampilkan kecenderung prioritas
Dengan adanya teknologi yang serba pilihan media komunikasi yang menjadi
canggih dan dapat diakses oleh siapapun pilihan utama responden dalam
menjadikan proses komunikasi lebih melakukan proses komunikasi dengan
terjamin privasinya dan dapat lebih mudah lingkungannya.
dilakukan kapaunpun dan dimanapun
bahkan oleh siapapun. Dampak Komunikasi Terhadap
Semangat Dalam Menyelesaikan
Skripsi/Tugas Akhir
Pentingnya komunikasi bagi tiap
individu tentunya akan membawa dampak
yang signifikan bagi setiap individu yang
terlibat, sebagaimana yang terlihat dalam
gambar 13 diatas, dimana lebih dari 86
persen responden akan merasakan adanya
peningkatan semangat dalam dirinya
dalam menghadapi skripsi/tugas akhir
yang sedang dihadapi. Tentunya dampak
Gambar 12. Sebaran Jenis Media Yang Diunakan ini akan dapat diperoleh ketika proses
Untuk Berkomunikasi Mahasiswa Yang komunikasi yang diterapkan merupakan
Menyelesaikan Skripsi/Tugas Akhir komunikasi yang bersifat positif dan
bertujuan untuk menemukan resolusi atas
Kondisi yang serupa juga terjadi permasalahan yang dihadapi. Meski
dalam dunia pendidikan dimana terlihat jika sebagian kecil merasa tidak
komunikasi tidak selalu terjadi secara mendapat pengaruh apapun dari proses
langsung disatu tempat yang sama, kini komunikasi yang dilakukan (8%) dan
dimanapun lokasi memisahkan selama sebagian kecil yang lain merasa biasa-
terdapat sinyal yang dapat biasa saja (6%), namun besarnya jumlah
menghubungkan maka akan dapat responden yang menyatakan adanya
individu tersebut dijangkau. Seperti yang pengaruh signifikasi akan proses
terpapar pada gamabar 12 diatas, dimana komunikasi yang telah dilakukan
responden lebih banyak yang memilih menampilkan bukti konkret akan adanya
telepon seluler (handphone) sebagai manfaat komunikasi ketika komunikasi

PSIKOLOGIA / Vol. : 3 No. 1 , Januari 2015 |119


dilakukan dengan tujuan dan harapan Keberagaman dukungan yang
yang terdefinisikan dengan jelas. dipersepsikan akan dapat memberikan
ketenangan bagi responden ketika ia
menyelesaikan skripsi/tugas akhir
sebagaimana yang terlihat pada gambar 14
tampak jika pemberian motivasi dari
lingkungan merupakan dukungan terbesar
(46%) yang dipersepsikan dapat
memberikan ketenangan. Motivasi ini
dapat berbentuk perhatian, pertanyaan
tentang progress/kemajuan dari proses
skripsi yang dilakukan hingga
menanyakan kebutuhan yang dibutuhkan
Gambar 13. Sebaran Dampak Komunikasi responden.
Terhadap Semangat Mahasiswa Dalam Setelah itu tawaran bantuan teknis
Menyelesaikan Skripsi/Tugas Akhir menjadi dukungan terbesar kedua (20%)
yang menenangkan, dukungan ini dapat
Bentuk Dukungan Yang Dapat
berupa peminjaman literatur, bantuan
Memberikan Ketenangan Ketika
pengambilan data, pengolahan data hingga
Menyelesaikan Skripsi/Tugas Akhir
bantuan berupa peminjaman instrumen
Bagi Mahasiswa
yang dibutuhkan untuk penelitian.
Dalam prespektif mahasiswa yang
Pemberian saran dan arahan juga turut
sedang mengerjakan skripsi/tugas akhir
dipersepsikan sebagai bentuk dukungan
memang terkadang dorongan yang
yang dapat memberikan ketenangan bagi
diberikan lingkungan justru akan dianggap
responden sebesar 10 persen. Disusul
sebagi tambanhan tekanan yang harus
dengan pemberian solusi (8%) dan
ditanggungnya sebagai mahasiswa yang
pemberian janji akan diberikan hadiah
sedang mengerjakan skripsi, namun
ketika berhasil menyelesaikan
bagaimanapun juga mahasiswa yang
skripsi/tugas akhir juga turut
sedang mengerjakan skripsi/tugas akhir
menyebabkan ketenangan bagi responden
tetaplah akan membutuhkan adanya
sebesar 6 persen.
dukungan dari lingkungannya meski
Selain itu dukungan dengan sharing
dukungan yang diharapkan relatif
pengalaman dan pemberian restu berupa
beragam.
doa juga turut dipersepsikan menjadi
dukungan yang dapat menyebabkan
ketenangan sebesar masing-masing 4
persen bagi responden. Bahkan hanya
dengan menjaga perilaku yang tidak
menggangu konsentrasi responden
terhadap proses pengerjaan skripsi/tugas
akhir turut dipersepsikan sebagai bentuk
dukungan yang akan memberikan
ketenangan oleh 2 persen responden.
Gambar 14. Sebaran Bentuk Dukungan Yang
Dapat Memberikan Ketenangan Mahasiswa Ketika
Menyelesaikan Skripsi/Tugas Akhir

PSIKOLOGIA / Vol. : 3 No. 1 , Januari 2015 |120


Pola Komunikasi Yang Dibutuhkan menghadapi masalahnya. Sedangkan
Dalam Menghadapi Masalah Ketika sebesar 10 persen responden menyatakan
Menyelesaikan Skripsi/Tugas Akhir jika mereka akan lebih memilih untuk
menanyakan kemajuan antara satu engan
yang lain (4%) atau mendiskusikan
masalah yang dihadapi secara bersama-
sama (4%) dan 2 persen yang lain lebih
memilih untuk membatasi diri dan
menghindarkan dari proses komunikasi
dengan lingkungannya.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Gambar 15. Sebaran Pola Komunikasi Yang
Dibutuhkan Mahasiswa Dalam Menghadapi
Dari paparan di atas dapat
Masalah Ketika Menyelesaikan Skripsi/Tugas disimpulkan jika dalam menghadapi
Akhir tekanan ketika menyelesaikan
skripsi/tugas akhir mahasiswa akan
Pada gambar 15 diatas terlihat jika menghadapi beberapa permasalahan
pada saat menghadapi tekanan dalam diantaranya kesulitan memperoleh
menyelesaikan skripsi/tugas akhir, referensi, mengalami perasaan takut tidak
responden akan sangat membutuhkan dapat lulus tepat waktu, banyak
adanya dukungan dari teman seperjuangan mengalami revisi, kurang memahami
(peer group) karena dukungan dari teman teori, kesulitan dalam menemui dosen
seperjuangan akan dianggap sebagai pembimbing, kurangnya rasa percaya diri,
dukungan yang paling sesuai karena serta kesulitan dalam membagi waktu.
merasakan perasaan yang sama Untuk menghadapi tekanan
sebagaimana dinamika perasaan yang psikologis dari permasalahan-
dirasakan oleh mahasiswa yang lainnya permasalahan tersebut mereka
ketika menyelesaikan skripsi/tugas akhir, membutuhkan adanya dukungan dari
oleh karena itulah bentuk dukungan lingkungan dalam bentuk pemberian
seperti ini menurut 44 persen responden motivasi, dukungan bantuan teknis,
akan menjadi pola komunikasi yang diberikannya arahan dari orang yang lebih
paling tepat. Selain itu pola komunikasi memahami tentang permasalahan yang
dengan berbagi pengalaman juga turut dihadapi, dukungan solusi yang tepat,
dianggap sebagai salah satu pola adanya sharing pengalaman dari
komunikasi yang paling tepat oleh 32 lingkungan, dukungan dalam bentuk
persen responden yang lain, karena doa/support spiritual, serta perilaku
dengan cara inilah mereka akan dapat lingkungan yang tidak menggangu
menemukan posisinya diantara konsentrasi dalam penyelesaian
kelompoknya. skripsi/tugas akhir.
Sementara itu komunikasi dengan Selain itu untuk menghadapi tekanan
pembimbing menjadi pola komunikasi yang dirasakan ketika menyelesaikan
yang lain yang turut dipersepsikan oleh 14 skripsi, mahasiswa mengembangkan pola
persen responden sebagai pola komunikasi komunikasi sosial dalam menyampaikan
yang dapat membantu responden dalam masalah yang dihadapi dengan

PSIKOLOGIA / Vol. : 3 No. 1 , Januari 2015 |121


menceritakan secara langsung diskusi yang menunjang penyelesaian
permasalahan yang dihadapi pada tugas akhir, serta memberikan pola
lingkungan di sekitarnya, membuka forum komunikasi yang terbuka sehingga
diskusi untuk meningkatkan terbentuk ikatan emosional yang dapat
pemahamannya akan konsep yang akan meningkatkan motivasi dalam
diteliti, membuka diri terhadap saran dan menyelesaikan tugas akhir. Selain itu,
masukan dari pihak lain, meminta bantuan perlu meningkatkan intensitas dan
teknis dari lingkungannya, menyimpan frekwensi pertemuan dengan dosen
masalah yang dihadapi dari orang lain, pembimbing untuk menjaga motivasi
hingga meratapi permasalahannya sendiri sekaligus mencari solusi tentang problem
dan menutup diri dari lingkungannya. yang dihadapi dalam penyelesaian tugas
Sedangkan pola komunikasi akhir.
konstruktif yang paling tepat yang dapat
dikembangkan oleh mahasiswa agar dapat 2. Bagi Dosen Pembimbing Skripsi
membantu dalam mempertahankan Perlu mengembangkan pola
semangat ketika menghadapi tekanan komunikasi konstruktif dengan lebih
psikologis saat menghadapi tugas akhir memberikan keterbukaan,
yaitu dengan saling memberi dukungan mengembangkan sikap penerimaan
antar kelompoknya yang memiliki terhadap usaha yang dilakukan mahasiswa
permasalahan yang serupa, saling berbagi sebagai bentuk proses pembelajaran
pengalaman, tetap menjaga komunikasi (bukan sekedar melihat hasil melainkan
dengan dosen pembimbing, perlu penekanan pada proses), serta selalu
mendiskusikan permasalahan yang memberikan motivasi kepada mahasiswa
dihadapi dengan orang lain dengan tujuan yang dapat dilakukan dalam bentuk
untuk mendapatkan pencerahan/insight, menanyakan perkembangan proses
saling menanyakan kemajuan antara penyelesaian skripsi meski di luar waktu-
mahasiswa satu dengan yang lain dengan waktu bimbingan yang sudah
tanpa merasa saling menyudutkan, hingga dijadwalkan. Selain itu, dosen
menarik diri dari lingkungan dan pembimbing skripsi dapat berperan
mengurangi pertukaran informasi dengan sebagai mediator dalam diskusi dari
orang lain dengan tujuan untuk menjaga beberapa mahasiswa (dapat dipertemukan
konsentrasinya terhadap penyelesaian dalam sesi bimbingan) yang dibimbing.
skripsi/tugas akhir.
3. Bagi Pengelola Perguruan Tinggi
Saran Mengingat mahasiswa yang sedang
Berdasarkan simpulan penelitian yang menempuh program tugas akhir/skripsi
didapatkan maka dapat diajukan saran- adalah mahasiswa yang sudah tidak
saran sebagai berikut : menempuh mata kuliah yang
1. Bagi Mahasiswa Penempuh Program diselenggarakan di ruang kelas, maka
Tugas Akhir/Skripsi pengelola perguruan tinggi khususnya
Dalam menjalani penyelesaian tugas program studi perlu membangun sistem
akhir/skripsi, mahasiswa dapat yang memungkinkan bagi mahasiswa
membentuk kelompok (peer group) yang yang sedang menempuh tugas
saling memberikan kontribusi positif akhir/skripsi dapat saling bertemu dan
dengan jalan meningkatkan komunikasi saling bertukar informasi, diskusi, dan
konstruktif, membentuk forum-forum saling memberikan motivasi. Hal ini dapat

PSIKOLOGIA / Vol. : 3 No. 1 , Januari 2015 |122


dilakukan dengan pembentukan Maifrisco, O. Pengaruh Aromaterapi
kelompok-kelompok bagi mahasiswa Terhadap Tingkat Stres Mahasiswa.
yang sedang menempuh tugas http://www.scribd.com/doc/2235549
akhir/skripsi. 1/Pengaruh-Aromaterapi-Terhadap-
Tingkat-Stres-Mahasiswa. Diakses
DAFTAR PUSTAKA tanggal 10 Januari 2013
Barrody, A.J. 1993. Problem Solving, Miles, M.B. dan M.A. Huberman. 1992.
Reasoning and Communicating, K- Analisis Data Kualitatif. UI Press.
8: Helping Children Think Jakarta
Mathematically. Macmilan. New
York-USA Poerwodarminto. 1986. Kamus Umum
Bahasa Indonesia.Balai Pustaka.
Brannen, J. 1997. Memadu metode Jakarta
penelitian : kualitatif dan
kuantitatif. Pustaka Pelajar. Rakhmat, J. 2004. Psikologi Komunikasi.
Yogyakarta Remaja Rosdakarya. Bandung

Fine, D. 2008. Seni Memenangkan Hati Santrock. 2003. Life Span Development
Klien: Membawakan Presentasi Jilid 2. Erlangga. Jakarta
Memukau dan Menyelesaikan Sarwono, S.W. 2002. Psikologi Sosial:
Konflik di Tempat Kerja. Gramedia Individu dan Teori-Teori Psikologi
Pustaka Utama. Jakarta Sosial. Balai Pustaka. Jakarta
Hawari, D. 2001. Manajemen stress, Tatan. 2012. Analisis Prokrastinasi Tugas
cemas dan depresi. Balai Penerbit Akhir/Skripsi, Proceeding Seminar
FKUI. Jakarta Nasional Matematika Dan
Lazarus, R.S. dan S. Folkman. 1984. Pendidikan Matematika. FMIPA-
Stress, Appraisal, and Coping. UNY. Jogjakarta
Springer Publishing Company. New Vaux, A. 1988. Social support: Theory,
York-USA research, and intervention. Praeger.
New York-USA

PSIKOLOGIA / Vol. : 3 No. 1 , Januari 2015 |123

You might also like