You are on page 1of 11

PENGARUH LEVERAGE, PROFITABILITY, UKURAN

PERUSAHAAN DAN PROPORSI KEPEMILIKAN


INSTITUSIONAL TERHADAP TAX AVOIDANCE
Vidiyanna Rizal Putri1, Bella Irwasyah Putra2
1
STIE Indonesia Banking School, Jl. Kemang Raya 35 Jakarta
vidiputri@ibs.ac.id
2
STIE Indonesia Banking School, Jl. Kemang Raya 35 Jakarta
Email: Bella.irwasyah@hotmail.com

Abstract

Tax avoidance is a tax savings actions that are still in the realm of tax law (lawful fashion).
Leverage (DER), profitability (ROA), firms size, and the proportion of institutional
ownership are used as independent variables were estimated impact on tax avoidance
as the dependent variable and proxied through Cash Effective Tax Rate (CETR). This
research was conducted on manufacturing firms in Indonesia Stock Exchange (IDX)
2013-2015. Data obtained by accessing the Indonesia Stock Exchange’s website. The
samples in this study used nonprobability sampling method with purposive sampling
technique in order to get a sample size of 34 companies and the number of observations
is 80 times. Data in this study were analyzed with multiple linear analysis techniques.
The results of this study indicate that the proportion of institutional ownership and firms
size has a positive effect on tax avoidance, while the negative effect of leverage and
profitabiliy on tax avoidance.

Keywords: tax avoidance, cash effective tax rate, leverage (DER), profitability (ROA),
firms size, and the proportion of institutional ownership.

Abstraksi

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh hutang, profit, ukuran perusahaan,
dan proporsi kepemilikan institutional terhadap tax avoidance. Objek penelitian ini
merupakan perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2013 sampai dengan 2015. Pengambilan sampel
menggunakan nonprobability sampling dengan teknik purpose sampling. Jumlah sampel
sebanyak 34 perusahaan. Analisis data menggunakan teknik multiple linear analysis.
Hasil analisis menunjukkan bahwa leverage dan profitability memiliki pengaruh negatif
dan signifikan terhadap tax avoidance karena perusahaan-perusahaan manufaktur sub
sektor konsumsi merupakan perusahaan yang operasionalnya banyak dibiayai oleh
hutang. Ukuran perusahaan dan proporsi kepemilikan berpengaruh positif dan signifikan.
Semakin besar ukuran perusahaan maka cash effective tax rate perusahaan akan semakin
besar yang mengindikasikan tingkat penghindaran pajak yang semakin rendah.

Keywords: leverage, profitability, ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, tax


avoidance

1
Pengaruh Leverage, Profitability (1-11)

Pendahuluan oleh wajib pajak atau pihak manajemen


Pajak mempunyai peranan yang perusahaan yang berdampak pada perusahaan
sangat penting dalam kehidupan bernegara, untuk melakukan tax avoidance. Jacob (2014)
khususnya dalam pelaksanaan pembangunan mendefinisikan tax avoidance sebagai suatu
karena pajak merupakan sumber pendapatan tindakan untuk melakukan pengurangan
negara terbesar yang digunakan untuk atau meminimalkan kewajiban pajak dengan
membiayai semua pengeluaran termasuk hati-hati mengatur sedemikian rupa untuk
pengeluaran pembangunan. Definisi pajak mengambil keuntungan dari celah-celah
menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun dalam ketentuan pajak, seperti pengenaan
2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara pajak melalui transaksi yang bukan merupakan
Perpajakan pada Pasal 1 ayat 1 merupakan obyek pajak. Sebagai contoh, perusahaan
kontribusi wajib kepada negara yang terutang yang mengubah tunjangan karyawan dalam
oleh orang pribadi atau badan yang bersifat bentuk uang menjadi pemberian natura,
memaksa berdasarkan undang-undang, karena natura bukan merupakan obyek pajak
dengan tidak mendapatkan imbalan secara dalam PPh Pasal 21.
langsung dan digunakan untuk keperluan Dalam praktik tax avoidance, wajib pajak
negara (Diantari dan Ulupui, 2016). tidak secara jelas melanggar undang-undang
Pajak merupakan sumber pendapatan atau menafsirkan undang-undang namun tidak
negara yang terbesar, yaitu 1.489,3 triliun sesuai dengan maksud dan tujuan undang-
rupiah (84,5 persen) dari total pendapatan undang. Praktik tax avoidance yang dilakukan
negara 1.761,6 triliun rupiah dalam APBN-P oleh manajemen suatu perusahaan semata-
2015 (www.kemenkeu.go.id). Penerimaan mata untuk meminimalisasi kewajiban pajak
tersebut antara lain digunakan untuk yang dianggap legal, membuat perusahaan
meningkatkan pendidikan dan kesejahteraan memiliki kecenderungan untuk melakukan
rakyat, membangun infrastruktur pendorong berbagai cara untuk mengurangi beban
pertumbuhan ekonomi, mendukung ketahanan pajaknya. Oleh karena itu persoalan tax
dan keamanan, serta untuk pembangunan di avoidance merupakan persoalan yang unik
daerah (RAPBN 2014). dan rumit karena di satu sisi tax avoidance
Fenomena perbedaan kepentingan antara tidak melanggar hukum, tapi disisi lain tax
wajib pajak dengan pemerintah dan rata- avoidance tidak diinginkan oleh pemerintah.
rata rasio pajak yang belum mencapai target Leverage (struktur utang) merupakan
dapat mengindikasikan adanya aktivitas rasio yang menunjukkan besarnya utang yang
penghindaran pajak yang cukup besar, dimiliki oleh perusahaan untuk membiayai
sehingga penerimaan pajak negara Indonesia aktivitas operasinya. Penambahan jumlah
masih belum optimal. Selain dituntut utang akan mengakibatkan munculnya beban
untuk membayar pajak sebagai kewajiban, bunga yang harus dibayar oleh perusahaan.
perusahaan-perusahaan go public di Indonesia Komponen beban bunga akan mengurangi
juga diharuskan untuk menerapkan corporate laba sebelum kena pajak perusahaan, sehingga
governance. Tata kelola perusahaan yang beban pajak yang harus dibayar perusahaan
menjelaskan hubungan antara pemilik dan akan menjadi berkurang (Adelina, 2012).
manajer perusahaan dalam menentukan Return on assets (ROA) merupakan salah
arah kinerja perusahaan disebut corporate satu pendekatan yang dapat mencerminkan
governance (Annisa dan Kurniasih, 2012). profitabilitas suatu perusahaan. Pendekatan
Berdasarkan penelitian Diantari ROA menunjukkan bahwa besarnya laba yang
dan Ulupui (2016) mengatakan bahwa diperoleh perusahaan dengan menggunakan
perbedaan kepentingan antara fiskus dan total aset yang dimilikinya. ROA juga
perusahaan berdasarkan teori keagenan akan memperhitungkan kemampuan perusahaan
menimbulkan ketidakpatuhan yang dilakukan dalam menghasilkan laba yang terlepas

2
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 19, No. 1, Juni 2017

dari pendanaan. Semakin tinggi rasio ini, adalah hubungan atau kontak antara principal
semakin baik performa perusahaan dengan dan agent. Principal mempekerjakan agent
menggunakan aset dalam memperoleh laba untuk melakukan tugas untuk kepentingan
bersih. Tingkat profitabilitas perusahaan principal, termasuk pendelegasian otorisasi
berpengaruh negatif dengan tarif pajak efektif pengambilan keputusan dari principal kepada
karena semakin efisien perusahaan, maka agent. Pada perusahaan yang modalnya terdiri
perusahaan akan membayar pajak yang lebih atas saham, pemegang saham bertindak
sedikit sehingga tarif pajak efektif perusahaan sebagai principal, dan CEO (Chief Executive
tersebut menjadi lebih rendah (Derazhid dan Officer) sebagai agent mereka. Pemegang
Zhang, 2003). saham mempekerjakan CEO untuk bertindak
Ukuran Perusahaan menunjukkan sesusai dengan kepentingan principal.
kemampuan perusahaan dengan tindakan Agency conflict sendiri terbagi menjadi
pengembalian keputusan perpajakannya. dua bentuk, yaitu : (1) agency conflict antara
Ukuran perusahaan menunjukkan kestabilan pemegang saham dan manajer. Penyebab
dan kemampuan perusahaan untuk melakukan konflik antara manajer dengan pemegang
aktivitas ekonominya. Semakin besar saham diantaranya adalah pembuatan
ukuran perusahaan maka semakin menjadi keputusan yang berkaitan dengan aktivitas
pusat perhatian dari pemerintah dan akan pencarian dana dan pembuatan keputusan
menimbulkan kecenderungan untuk berlaku yang berkaitan dengan bagaimana dana yang
patuh (compliances) atau menghindari pajak diperoleh tersebut diinvestasikan. (2) agency
(tax avoidance) (Kurniasih & Sari, 2013). conflict antara pemegang saham dan kreditor
OECD (2004) menyatakan prinsip utama (Kirana, 2007).
untuk tata kelola perusahaan yang baik harus Asimetri informasi dan konflik
didasarkan pada keterbukaan dan transparansi. kepentingan yang terjadi antara principal dan
Bahkan, kerangka tata kelola perusahaan agent mendorong agent untuk menyajikan
harus memastikan bahwa pengungkapan yang informasi yang tidak sebenarnya kepada
tepat waktu dan akurat dibuat pada semua hal principal, terutama jika informasi tersebut
yang material mengenai korporasi, termasuk berkaitan dengan pengukuran kinerja agent.
situasi keuangan , kinerja, kepemelikan, dan Hal ini memacu agent untuk memikirkan
tata kelola perusahaan. Selain itu, struktur bagaimana angka akuntansi tersebut
kepemilikan juga dapat digunakan untuk dapat digunakan sebagai sarana untuk
mengurangi konflik keagenan. Kepemilikan memaksimalkan kepentingannya. Salah
institsuional akan mendorong peningkatan satu bentuk tindakan agent tersebut adalah
efektivitas monitoring kinerja manajemen. yang disebut sebagai manajemen laba.
Investor institusional merupakan pemegang (Widyaningdyah, 2001).
saham yang berbentuk institusi, seperti
Perusahaan Asuransi, Bank atau Institusi 2. Tax Avoidance
lain. Kepemilikan saham yang terkonsentrasi Menurut Lyons “Tax avoidance is a
oleh institusional investor akan lebih term used to describe the legal arrangements
mengoptimalkan efektivitas pengawasan of tax payer’s affairs so as to reduce his tax
aktivitas manajemen karena besarnya dana liability”. Penghindaran pajak adalah rekayasa
yang ditanamkan oleh mereka, Haryono ‘tax affairs’ yang masih tetap berada di dalam
(2005). bingkai ketentuan perpajakan (lawful). Wajib
Pajak melakukan penghindaran pajak dengan
Tinjauan Pustaka mentaati aturan yang berlaku yang sifatnya
1. Teori Agensi legal dan diperbolehkan oleh peraturan
Konsep agency theory menurut Anthony perundang-undangan perpajakan. Pemerintah
dan Govindarajan dalam Siagian (2011:10) tidak bisa melakukan penuntutan secara

3
Pengaruh Leverage, Profitability (1-11)

hukum, meskipunpraktik penghindaran pajak keputusan sehubungan dengan investasi


ini akan mempengaruhi penerimaan negara saham yang ditanamkan dalam perusahaan
dari sektor pajak. (Ngadiman dan Puspitasari tersebut semakin banyak. Oleh karena itu,
,2014). kualitas laporan keuangan harus reliabel,
terbebas dari manajemen laba karena dapat
3. Leverage mengaburkan informasi yang tersedia.
Leverage adalah salah satu rasio keuangan Terutama yang berkaitan dengan minimalisasi
yang menggambarkan hubungan antara hutang laba untuk meminimalkan pendapatan kena
perusahaan terhadap modal maupun asset pajak, sehingga pembayaran pajak juga kecil.
perusahaan. Rasio leverage menggambarkan
sumber dana operasi yang digunakan oleh 6. Proporsi Kepemilikan Institusional
perusahaan. Rasio leverage juga menunjukkan Kepemilikan institusional adalah
risiko yang dihadapi perusahaan. Menurut kepemilikan saham perusahaan oleh institusi
Irfan Fahmi (2012:62) rasio leverage adalah keuangan seperti perusahaan asuransi, bank
mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai , dana pensiun,dan investment banking
dengan hutang. Rasio ini dapat melihat sejauh (Veronica dan Utama, 2005). Adanya
mana perusahaan dibiayai oleh hutang atau kepemilikan oleh investor institusional
pihak luar dengan kemampuan perusahaan seperti perusahaan efek, perusahaan asuransi,
yang digambarkan oleh modal. perbankan, perusahaan investasi, dana
pensiun, dan kepemilikan institusi lain akan
4. Profitability mendorong peningkatan pengawasan yang
Menurut Standar Akuntansi Keuangan lebih optimal terhadap kinerja manajemen,
(2009), indikator kinereja perusahaan karena kepemilikan saham mewakili sumber
terutama profitabilias diperlukan untuk kekuasaan (source of power) yang dapat
menilai perubahan potensial sumber daya digunakan untuk mendukung atau sebaliknya
ekonomi yang mungkin dikendalikan di terhadap keberadaan manajemen (Kartikawati,
masa depan. Prospek yang bagus akan 2009).
menarik minat investor untuk berinvestasi
dalam suatu perusahaan sehingga diperlukan 7. Pengembangan Hipotesis
pengungkapan yang lebih luas pada laporan a. Pengaruh Leverage terhadapa Tax
tahunan perusahaan. Rasio profitabilitas Avoidance
menjadi bentuk penilaian terhadap kinerja Leverage adalah salah satu rasio
manajemen dalam mengelola kekayaan keuangan yang menggambarkan hubungan
perusahan yang ditunjukkan oleh laba yang antara hutang perusahaan terhadap modal
dihasilkan. Hal ini berarti bahwa rasio maupun aset perusahaan. Rasio leverage
profitabilitas menunjukkan kemampuan menggambarkan sumber dana operasi
perusahaan dalam menghasilkan laba dengan yang digunakan oleh perusahaan. Rasio
menggunakan aset maupun modal perusahan leverage juga menunjukan risiko yang
(Sjahrial dan Purba, 2011:40). dihadapi perusahaan (Wirna Yola Gusti,
2013). Cahyono, Andini, dan Raharjo
5. Ukuran Perusahaan (2016) membuktikan bahwa Leverage
Teori keagenan menyatakan bahwa (DER) tidak berpengaruh terhadap Tax
perusahaan besar memiliki biaya keagenan Avoidance. Kurniasih dan Sari (2013:
yang lebih besar daripada perusahaan kecil, 65) melakukan penelitian mengenai
Jensesn dan Meckling (1976). Menurut pengaruh leverage terhadap penghindaran
Siregar dan Utama (2005), semakin besar pajak. Hasilnya, leverage tidak memiliki
ukuran perusahaan biasanya informasi yang pengaruh yang signifikan terhadap
tersedia untuk investor dalam mengambil penghindaran pajak.

4
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 19, No. 1, Juni 2017

H1: Leverage berpengaruh negatif Pohan (2009) membuktikan bahwa size


terhadap Tax Avoidance perusahaan berpengaruh positif terhadap
tax avoidance..
b. Pengaruh Profitability terhadap Tax
Avoidance H3: Ukuran Perusahaan berpengaruh
Profitabillitas adalah suatu indikator positif terhadap Tax Avoidance
kinerja manajemen dalam mengelola
kekayaan perusahaan yang ditujukan d. Pengaruh Proporsi Kepemilikan
oleh laba yang dihasilkan, Sudarmadji Institusional terhadap Tax Avoidance
dan Sularto (2007). Profitabilitas dalam Kepemilikan Institusional
bentuk bersih dialokasikan untuk merupakan salah satu yang juga dapat
mensejahterakan pemegang saham dalam digunakan untuk mengurangi agency
bentuk membayar dividen dan laba conflict. Pohan (2009) menemukan
ditahan, Nuringsih (2010). Apabila rasio bukti bahwa kepemilikan institusional
profitabilitas tinggi, berarti menunjukkan berpengaruh negatif terhadap tindakan
adanya efisiensi yang dilakukan oleh tax avoidance. Khurana dan Moser (2009)
pihak manajemen. Laba yang meningkat mengungkapkan bahwa perusahaan
mengakibatkan profitabilitas perusahaan dengan kepemilikan institusi yanng besar
juga meningkat. dikaitkan dengan tingkat agresivitas
pajak yang dilakukan oleh perusahaan.
H2: Profitability berpengaruh positif Hasil penelitiannya membutkikan bahwa
terhadap Tax Avoidance kepemilikan institusional berpengaruh
signifikan positif terhadap tax avoidance.
c. Pengaruh Ukuran Perusahaan
terhadap Tax Avoidance H4: Proporsi Kepemilikan Institusional
Pada dasarnya perusahaan yang berpengaruh positif terhadap Tax
besar selalu memperoleh laba yang besar. Avoidance
Laba yang besar akan menarik perhatian
pemerintah untuk dikenakan pjajak Metodologi Penelitian
yang sesuai, Asfiyati (2012). Perusahaan Objek penelitian ini merupakan
yang besar akan semakin kompleks perusahaan manufaktur sektor industri
transaksinya sehingga akan semakin barang konsumsi yang terdaftar di Bursa
memanfaatkan celah untuk melakukan Efek Indonesia pada periode tahun 2013
tindakan tax avoidance (Rego ,2003). sampai dengan 2015.Tabel 1 menunjukkan
Sabli dan Md Noor (2012) membuktikan jumlah observasi yang digunakan dalam
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh penelitian berdasarkan pada kriteria yang
negatif tidak signifikan terhadap tax telah ditetapkan (purposive sampling) adalah
planning, sedangkan hasil penelitian sebanyak 80 observasi.

Tabel 1. Kriteria Pemilihan Sampel


Kriteria Jumlah
Jumlah perusahaan manufaktur industri barang konsumsi yang listed di
42
Bursa Efek Indonesia dari tahun 2013-2015

Jumlah perusahaan dengan data tidak memenuhi kriteria, seperti tidak


listing pada tahun 2013-2015, perusahaan yang di delisting, tidak (5)
menyajikan mata uang dalam bentuk rupiah
Jumlah perusahaaan yang memiliki data tidak lengkap selama periode
(3)
2013 – 2015

5
Pengaruh Leverage, Profitability (1-11)

Kriteria Jumlah
Jumlah perusahaan yang menjadi sampel penelitian 34
Total Observasi (3 tahun) 102
Outliers (22)
Total Observasi dalam penelitian 80
Sumber: www.idx.co.id, data diolah oleh penulis;2017

1. Operasionalisasi Variabel Penelitian CETRit = α0 + β1DERi,t + β2ROAi,t +


Dalam penelitian ini, tax avoidance diukur β3SIZEi,t + β4INSTOWi,t + e
dengan cash effective tax rate, leverage diukur
dengan debt to equity ratio, profitability diukur Keterangan :
dengan return on assets, ukuran perusahaan CETR
= tax avoidance yang diukur
diukur dengan logaritma natural total aset, dengan menggunakan
dan proporsi kepemilikan institusional diukur proksi CETR
dengan indikator presentase jumlah saham α0 = konstanta
yang dimiliki institusi dari seluruh modal β1, β2, β3, β4 = koefisien regresi
saham yang beredar. INSTOWi,t = Kepemilikan institusional
SIZEi,t = ukuran perusahaan
2. Model Penelitian DERi,t = leverage
Model yang dilakukan dalam penelitian ROAi,t = profitabilitas
ini adalah : e = error

Hasil Penelitian dan Pembahasan


1. Statistik Deskriptif

Tabel 2 Statistik Deskriptif


CETR DER ROA SIZE INSTOW
Mean 0.267585 0.434670 0.175615 22.90880 0.008783
Median 0.268915 0.422852 0.130405 25.32965 0.005019
Maximum 0.672151 1.248573 0.884856 30.24816 0.061477
Minimum -0.214834 0.157710 -0.155974 12.99695 -0.009630
Std. Dev. 0.139033 0.199921 0.174283 5.567071 0.010975
Observations 80 80 80 80 80
Sumber: hasil output program Eviews 9.0, 2017

Tabel 2. menunjukkan bahwa tax bahwa rata-rata perusahaan manufaktur sub
avoidance memiliki nilai rata-rata (mean) sektor konsumsi memiliki nilai debt ratio
sebesar 0,267585 dan nilai median sebesar yang besar, yang mengindikasikan bahwa
0,268915. Hasil ini menunjukkan bahwa bank-bank tersebut memiliki hutang yang
nilai rata-rata (mean) lebih rendah daripada besar untuk menjalankan operasionalnya
nilai median yang berarti bahwa rata-rata sehingga perusahaan mengalami tekanan
perusahaan manufaktur sub sektor konsumsi dari pihak eksternal yang tinggi. Mean ROA
cenderung melakukan penghindaran pajak adalah sebesar 0,175615 dengan median
(tax avoidance) ) yang dilihat cash effective sebesar 0,130405. Hasil ini menunjukkan
tax rate. Mean DER adalah sebesar 0,434670 bahwa nilai rata-rata (mean) lebih tinggi
dengan median sebesar 0.422852. Hasil ini dibandingkan median yang berarti bahwa
menunjukkan bahwa nilai rata-rata (mean) rata-rata perusahaan manufaktur sub sektor
lebih tinggi dibandingkan median yang berarti konsumsi memiliki nilai return on assets

6
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 19, No. 1, Juni 2017

yang besar, yang mengindikasikan bahwa jumlah kepemilikan saham institusional


perusahan manufaktur sub sektor konsumsi yang tinggi.
tersebut memiliki target keuangan yang
besar. Mean SIZE adalah sebesar 22,90880 2. Asumsi Klasik dan Analisis Data
dengan nilai median sebesar 25,32965. Panel
Hasil ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata Berdasarkan hasil uji asumsi klasik
(mean) lebih rendah daripada nilai median dapat disimpulkan bahwa model penelitian
yang berarti bahwa rata-rata perusahaan memenuhi syarat uji normalitas dan asumsi
manufaktur sub sektor konsumsi mempunyai klasik (multikolonieritas, autokorelasi, dan
ukuran perusahaan yang relatif rendah. heteroskedastisitas). Teknik regresi data
Mean INSTOW adalah sebesar 0,008783 panel digunakan untuk mengestimasi model
dengan nilai median sebesar 0,005019. common, fixed dan random effect. Dalam
Hasil ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata penelitian ini, setelah melakukan uji chow
(mean) lebih tinggi daripada nilai median diestimasi dengan teknik fixed effect sehingga
yang berarti bahwa rata-rata perusahaan dilanjutkan dengan uji hausman, penelitian ini
manufaktur sub sektor konsumsi memiliki menggunakan teknik random effect.

3. Pembahasan Hipotesis

Tabel 3. Hasil Regresi Data Panel (Random Effect)


Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
DER -0.420419 0.076152 -5520790 0.0000
ROA -1842225 0.493358 -3734054 0.0004
SIZE 0.009023 0.003463 2605791 0.0110
INSTOW 3034087 8047101 3770410 0.0003
C 0.300680 0.095655 3143383 0.0024
R-squared 0.373563
Adjusted R-squared 0.340153
F-statistic 11,18118
Sumber: hasil output program Eviews 9.0, 2017

Tabel 3 menunjukkan hasil penelitian sebelum pajak perusahaan, maka hal tersebut
ini. Dalam penelitian ini, berdasarkan hasil memberikan pengaruh terhadap beban pajak
uji regresi data panel variabel independen perusahaan yang semakin rendah. Sehingga
mampu menjelaskan variabel dependen penggunaan utang oleh perusahaan dapat
sebesar 34,0153%. Hal ini dilihat dari nilai digunakan untuk penghematan pajak dengan
Adjusted yang dihasilkan. memperoleh insentif berupa beban bunga
Berdasarkan hasil regresi, variabel yang akan menjadi pengurang penghasilan
leverage dengan proksi debt to equity kena pajak. sehingga pihak manajemen akan
ratio (DER) memiliki pengaruh negatif memanfaatkan pembiayaan yang berasal dari
dan signifikan terhadap tax avoidance. utang agar laba perusahaan akan semakin
Semakin tinggi nilai dari rasio leverage kecil karena adanya biaya bunga yang besar
berarti semakin tinggi jumlah pendanaan maka menimbulkan beban pajak perusahaan
dari utang pihak ketiga yang digunakan akan menjadi rendah. Hasil penelitian ini
perusahaan dan semakin tinggi pula mendukung penelitian Calvin (2015) yang
biaya bunga yang timbul. Dengan adanya menyatakan bahwa leverage berpengaruh
biaya bunga yang semakin tinggi akan signifikan ke arah yang negatif terhadap
memberikan pengaruh berkurangnya laba CETR.

7
Pengaruh Leverage, Profitability (1-11)

Variabel profitability dengan proksi return pajak yang dilakukan oleh perusahaan.
on assets (ROA) memiliki pengaruh negatif Pemilik institusional berdasarkan besar dan
dan signifikan. Hal ini berarti apabila ROA hak suara yang dimiliki, dapat memaksa
mengalami peningkatan maka cash effective manajer untuk berfokus pada kinerja ekonomi
tax rate semakin rendah, CETR yang rendah dan menghindari peluang untuk perilaku
mengindikasikan tingginya aktivitas tax mementingkan diri sendiri. Hasil penelitian ini
avoidance. Hal tersebut terjadi karena pajak mendukung hasil penelitian yang dilakukan
dengan laba perusahaan berbanding lurus, oleh Pranata, Puspa, dan Herawati (2013)
apabila profitability perusahaan meningkat serta Puspitasari dan Ngadiman (2014) yang
mengindikasikan semakin baiknya kinerja menyatakan bahwa variabel kepemilikan
perusahaan dan semakin besar pula laba yang institusional memiliki pengaruh yang positif
dihasilkan perusahaan maka hal tersebut dan signifikan terhadap tax avoidance.
mempengaruhi adanya beban pajak yang
semakin tinggi. Hasil penelitian ini serupa 4. Implikasi Manajerial
dengan hasil penelitian Winoto dan Indarti Hasil penelitian menyatakan bahwa
(2015) serta Sari dan Kurniasih (2013) dan leverage memiliki pengaruh negatif dan
yang mendapatkan hasil bahwa profitability signifikan terhadap tingkat penghindaran
yang diproksikan dengan return on assets pajak yang diproksikan dengan cash
berpengaruh negatif terhadap cash effective effective tax rate (CETR). Pihak manajemen
tax rate (CETR). memiliki pengaruh terhadap tingkat leverage
Variabel ukuran perusahaan yang perusahaan sehingga dapat meminimalkan
diproksikan dengan logaritma natural dari pajak perusahaan dengan adanya perencanaan
total aset perusahaan menunjukkan hasil pajak (tax planning). Pihak agent akan
berpengaruh postif terhadap cash effective cenderung menggunakan pendanaan dengan
tax rate (CETR). Semakin besar ukuran utang agar mengurangi laba perusahaan
perusahaan maka semakin besar CETR yang dikarenakan timbulnya insentif atas
pada perusahaan yang berarti menurunnya biaya bunga, sehingga akan mengurangi laba
tingkat penghindaran pajak. Perusahaan yang sebelum pajak perusahaan dan berarti pajak
termasuk dalam skala perusahaan besar akan yang ditanggung akan semakin kecil. Hal
mempunyai sumber daya yang berlimpah tersebut merupakan perencanaan pajak untuk
yang dapat digunakan untuk tujuan-tujuan mengurangi jumlah beban kewajiban pajak.
tertentu. Hasil penelitian ini serupa dengan Dalam hal ini perusahaan dapat melakukan
hasil penelitian Budiman & setiyono (2012), berbagai macam cara salah satunya adalah
Adelina (2012) dan Teguh (2015) yang menerbitkan obligasi perusahaan untuk
menyatakan bahwa ukuran perusahaan pembiayaan aktivitas operasional perusahaan.
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Hasil penelitian untuk variabel
CETR. independen profitability yang diproksikan
Variabel proporsi kepemilikan dengan return on assets menunjukkan hasil
institusional yang diproksikan dengan berpengaruh negatif terhadap cash effective
INSTOW, indikator persentase jumlah saham tax rate (CETR). Dalam pernyataan seperti
yang dimiliki insitusi dari seluruh modal saham ini maka perusahaan dengan profitability
yang beredar di perusahaan menunjukkan hasil yang tinggi akan memiliki tax avoidance
berpengaruh postif terhadap cash effective tax yang diproksikan dengan cash effective tax
rate (CETR). Semakin tinggi kepemilikan rate (CETR) yang rendah. CETR yang rendah
institusional, maka semakin tinggi pula tersebut meyebabkan perusahaan tersebut
jumlah beban pajak yang harus dibayarkan agresif terhadap penghindaran pajaknya
oleh perusahaan.Hal ini dikarenakan semakin karena perusahaan dengan profitabilitas
kecil kemungkinan praktik penghindaran yang tinggi akan melakukan usaha untuk

8
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 19, No. 1, Juni 2017

meminimalkan pajak yang dibayarkan praktik penghindaran pajak yang dilakukan


dengan cara perencanaan pajak perusahaan. oleh perusahaan. Pemilik institusional
Dengan adanya self assessment system di berdasarkan besar dan hak suara yang dimiliki,
Indonesia Direktorat Jendral Pajak perlu dapat memaksa manajer untuk berfokus pada
memantau apakah perencanaan pajak yang kinerja ekonomi dan menghindari peluang
dilakukan masih dalam batasan undang- untuk perilaku mementingkan diri sendiri.
undang perpajakan atau sudah melanggar
ketentuan undang-undang, maka perlu untuk Penutup
menambahkan auditor pajak dan account Hasil ini menunjukkan bahwa leverage
representative pajak agar pengawasan dan profitability memiliki pengaruh negatif
pembayaran pajak perusahaan-perusahaan dan signifikan terhadap tax avoidance karena
lebih optimal. perusahaan-perusahaan manufaktur sub
Dari hasil penelitian menemukan bahwa sektor konsumsi merupakan perusahaan yang
ukuran perusahaan (size) berpengaruh operasionalnya banyak dibiayai oleh hutang.
positif dan signifikan terhadap penghindaran Semakin besar utang maka laba kena pajak
pajak. Hal ini menunjukkan bahwa semakin akan menjadi lebih kecil karena insentif pajak
besar ukuran perusahaan tersebut maka atas bunga utang yang semakin besar. Biaya
cash effective tax rate perusahaan akan bunga yang tinggi memberikan pengaruh
semakin tinggi sehingga turunnya tingkaat berkurangnya beban pajak perusahaan. Oleh
penghindaran pajak. Hal ini mengindikasikan karena itu, semakin tinggi rasio leverage,
perusahaan besar akan menjadi sorotan maka semakin rendah CETR perusahaan
pemerintah maka perusahaan besar akan sehinga mengindikasikan semakin tinggi
menjaga reputasi perusahaan agar tetap penghindaran pajak yang dilakukan
baik di mata publik dan pemerintah dengan perusahaan. Laba perusahaan manufaktur sub
melakukan perencanaan pajak yang tidak sektor konsumsi relatif besar, yang artinya
melanggar ketentuan undang-undang perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang
perpajakan. Dalam hal ini Dierektorat Jendral tinggi maka cash effective tax rate semakin
Pajak perlu menambah account representative rendah atau mengindikasikan semakin tinggi
dan auditor pajak untuk memantau kegiatan- aktivitas penghindaran pajak perusahaan.
kegiatan usaha kecil yang kurang menjadi Selain itu, hasil penelitian ini juga
sorotan pemerintah. membuktikan bahwa ukuran perusahaan dan
Variabel independen terakhir dalam proporsi kepemilikan berpengaruh positif dan
penelitian ini, proporsi kepemilikan signifikan. Semakin besar ukuran perusahaan
institusional menunjukkan hasil bahwa maka cash effective tax rate perusahaan akan
memberikan pengaruh positif dan signifikan semakin besar yang mengindikasikan tingkat
terhadap tax avoidance yang diproksikan penghindaran pajak yang semakin rendah. Hal
dengan cash effective tax rate. Hal ini dapat ini juga menunjukkan bahwa semakin besar
disebabkan baik besar atau kecil persentase proporsi kepemilikan institusional maka akan
kepemilikan saham dapat mempengaruhi semakin tinggi cash effective tax rate (CETR)
kebijakan yang diambil. Kepemilikan pada perusahaan yang mengindikasikan
institusional memainkan peran penting semakin rendahnya tingkat penghindaran
dalam memantau, mendisiplinkan dan pajak yang dilakukan perusahaan.
mempengaruhi keputusan manajemen. Hal Adapun dalam menyusun penelitian
ini juga dibuktikan bahwa semakin tinggi ini masih sangat banyak keterbatasan. Oleh
kepemilikan institusional, maka semakin karena keterbatasan itu, sehingga diharapkan
tinggi pula jumlah beban pajak yang untuk penelitian selanjutnya memperhatikan
harus dibayarkan oleh perusahaan. Hal ini hal-hal berikut yang menjadi saran bagi
dikarenakan semakin kecil kemungkinan peneliti selanjutnya:

9
Pengaruh Leverage, Profitability (1-11)

1. Penelitian ini hanya menggunakan karena penelitian ini hanya memiliki


perusahaan manufaktur sub sektor adjusted R2 sebesar 34,0153% maka
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek masih banyak faktor yang dapat
Indonesia (BEI), penelitian selanjutnya berkontribusi dalam mempengaruhi
dapat menggunakan sampel seluruh penghindaran pajak yang belum diteliti
perusahaan manufaktur yang terdaftar seperti resiko perusahaan, corporate
di Bursa Efek Indonesia (BEI). governance, likuiditas, financial
2. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan distress, sales growth, kompensasi rugi
dapat menambah variabel lainnya, fiskal, dan sebagainya.

Daftar Pustaka

Annisa, N. A., & Kurniasih, L. (2012). Pengaruh Corporate Governance Terhadap Tax
Avoidance. Jurnal Akuntansi Dan Auditing, 8, 95–189.
Derashid, C., & Zhang, H. 2003. Effective tax rates and the industrial policy hypothesis :
evidence from Malaysia. Dalam Journal of International Accounting, Auditing and
Taxation, :pp:45-62.
Diantari, P. R., & Ulupui, I. A. (2016). Pengaruh Komite audit, Proporsi Komisaris Independen,
dan Proporsi kepemilikan Institusional terhadap Tax Avoidance, 16, 702–732
Fahmi, Irfan. 2012. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Jensen, M. and Meckling, 1976. Theory of The Firm: Managerial Behavior Agency Cost, and
Ownership Structure. Journal of Finance Economic 3, 305-360.
Keuangan, D. S. A. (2009). Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik.
IAI. Jakarta.
Kurniasih, T., & Sari, M. M. R. (2013). Pengaruh Return on Assets , Leverage , Corporate
Governance , Ukuran Perusahaan Dan Kompensasi Rugi Fiskal Pada Tax Avoidance.
Buletin Studi Ekonomi,18(1), 58–66.
Pohan, H. T. 2008. Pengaruh Good Corporate Governance, Rasio Tobin’s q, Perata Laba
terhadap Penghindaran Pajak pada Perusahaan Publik.
Pohan, Hotman T. 2009. Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusi, Rasio Tobin Q,Akrual
Pilihan, Tarif Efektif Pajak, Dan Biaya Pajak DitundaTerhadap Penghindaran Pajak Pada
Perusahaan Publik. Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi Dan Keuangan Publik. Vol.
4, No. 2, Juli 2009Hal. 113 – 135.
Rego, S. O. (2003). Tax‐avoidance activities of US multinational corporations. Contemporary
Accounting Research, 20(4), 805-833.
Sabli, N., & Noor M. R. (2012). Tax Planning and Corporate Governance. Proceeding
International Conference on Business and Economic Research Bandung. ISBN: 978-
967-5705-05-2.
Siregar, S. V., & Utama, S. (2005). Pengaruh Struktur Kepemilikan. Ukuran Perusahaan.
Sjahrial, D., & Purba, D. (2011). Analisa Laporan Keuangan: Cara Mudah Dan Praktis
Memahami Laporan Keuangan. Mitra Wacana Media. Jakarta.
Sudarmaji, A. M., & Sularto, L. (2007). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan
Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap Luas Voluntary Disclosure Laporan Keuangan

10
DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 19, No. 1, Juni 2017

Tahunan. Proceeding PESAT. Agustus, 63-61.


Verinoca, S., & Utama, S. (2005). SNA VIII Solo, 15 – 16 September 2005. Simposium
Nasional Akuntansi XVI, (September), 15–16.
Widyaningdyah, Agnes. (2001). Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Earning
Management Pada Perusahan Go Public di Indonesia, Jurnal Ekonomi Akuntansi,
Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra.

11

You might also like