You are on page 1of 15

DETERMINAN TERHADAP TAX AVOIDANCE

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR


DI INDONESIA

FEBIOLA
HARYO SUPARMUN

Trisakti School of Management, Jl. Kyai Tapa No. 20, Grogol, Jakarta Barat, Indonesia
febiolamalingkas@gmail.com haryosuparmun@yahoo.com

Abstract: Tax avoidance is taxpayers effort to take advantage of loophole in tax rules aiming
to minimize tax expense, however still in the boundary of tax regulations. The purpose of this
research is to get empirical evidence about determinants of profitability, leverage, company
size, capital intensity, institutional ownership, audit quality, audit committee, and sales
growth toward tax avoidance.
The object of this research is manufacturing companies which are consistently listed
on Indonesia Stock Exchange (IDX) from 2019 until 2021. The Purposive Sampling method
collects 65 companies or 195 samples. The data were analyzed by using Multiple
Linear Regression method.
The results show that leverage and company size have significant effect toward tax
avoidance. While profitability, capital intensity, institutional ownership, audit quality, audit
committee and sales growth do not have significant effect toward tax avoidance.

Keywords: Tax avoidance, leverage, capital intensity, institutional ownership, audit quality,
audit committee.

Abstrak: Tax avoidance merupakan upaya wajib pajak untuk memanfaatkan celah dari aturan
perpajakan dengan tujuan meminimalkan beban pajak, namun masih dalam batasan aturan
perpajakan. Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh
dari profitability, leverage, company size, capital intensity, institutional ownership, audit
quality, audit committee, dan sales growth terhadap tax avoidance.
Objek pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar secara konsisten
di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2019 sampai dengan 2021. Dengan metode Purposive
Sampling menghasilkan sampel sebanyak 65 perusahaan atau 195 sampel. Data dianalisis dengan
menggunakan metode Analisis Regresi Berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa leverage dan company size berpengaruh
signifikan terhadap tax avoidance. Sedangkan profitability, capital intensity, institutional
ownership, audit quality, audit committee dan sales growth tidak berpengaruh signifikan
terhadap tax avoidance.
Kata kunci: Tax avoidance, leverage, capital intensity, institutional ownership, audit quality,
audit committee.
PENDAHULUAN dari laporan Tax Justice Network
Masyarakat negara Indonesia menyatakan masalah yang timbul dari
masih ada yang menganggap bahwa pajak aktivitas penghindaran pajak
sebagai biaya yang dihindari dan mengakibatkan Indonesia diestimasikan akan
diminimalkan pembayarannya, terutama oleh mengalami kerugian sebesar US$ 4,86
subjek pajak badan. Hal ini dikarenakan miliar per tahun atau Rp 68,7 triliun jika di
membayar pajak tidak mendapatkan rupiahkan dengan kurs pada saat itu Rp
imbalan secara langsung. Sehingga 14.149 / US$. Hal ini terjadi karena
pengeluaran uang untuk pembayaran pajak penghindaran pajak yang dilakukan oleh
dirasa tidak sebanding dengan manfaat yang wajib pajak badan mencapai Rp 67,6
akan didapatkan. Sistem pemungutan pajak triliun dan wajib pajak orang pribadi
di Indonesia yaitu self-assessment sebesar Rp 1,1 triliun. (Fatimah 2021).
system di mana pemerintah memberikan Pajak merupakan sumber
otoritas kepada wajib pajak untuk dapat pendapatan utama Indonesia, pajak memiliki
melakukan kewajiban perpajakan dari fungsi yang penting untuk negara sebagai
menghitung, membayar dan melaporkan pembangunan nasional, pertumbuhan
secara mandiri. Dengan penerapan sistem dan stabilisasi
pemungutan self-assessment perekonomian, serta dipergunakan sebagai
memberikan wajib pajak peluang untuk upaya negara untuk menyejahterakan
menghitung dan membayar pajak rakyat. Artinya ketika membayar pajak
seminimal mungkin (Anggreni dan maka masyarakat berkontribusi untuk
Febrianti 2019). Akibatnya praktik menyejahterakan suatu negara. Namun pada
penghindaran pajak masih terus terjadi. kenyataannya, untuk meningkatkan
Hal ini dibuktikan dengan adanya penerimaan pajak tidaklah mudah. Terdapat
kasus penghindaran pajak dilansir dari hambatan- hambatan salah satunya praktik
laporan Tax Justice Network yang penghindaran pajak. Maka dari itu untuk
diungkapkan pada 8 Mei 2019. Bagian dari mengurangi praktik penghindaran pajak dan
British American Tobacco (BAT) Group mewujudkan hal kesejahteraan suatu negara,
yaitu PT Bentoel Internasional Investama tentunya dibutuhkan partisipasi aktif dari
Tbk melakukan strategi pinjaman intra- seluruh lapisan warga negara Indonesia untuk
perusahaan antara tahun 2013 dan 2015 ke menaati kewajiban dalam pembayaran pajak.
perusahaan di Belanda serta melalui
pembayaran kembali ke Inggris untuk
royalti, ongkos dan layanan. Karena Dalam penelitian ini, peneliti
Indonesia memiliki perjanjian pemotongan melakukan uji mengenai pengaruh
pajak dengan kedua negara tersebut sehingga variabel independen yang terdiri dari
dimanfaatkan celah dari perjanjian tersebut profitability, leverage, company size,
untuk melakukan penghindaran pajak, capital intensity, institutional ownership,
akibatnya Indonesia mengalami kerugian audit quality, audit committee, dan sales
US$ 14 juta per tahun (Prima 2019). growth terhadap variabel dependen tax
Dengan adanya praktik avoidance. Dimana berdasarkan
penghindaran pajak di Indonesia, hasil penelitian Putra et al. (2020) bahwa
profitability memiliki pengaruh negatif
yang berarti apabila terjadi peningkatan
nilai profitability maka akan mengurangi Artinya semakin besar kepemilikan modal
aktivitas tax avoidance. Hal ini dijelaskan
dengan semakin tingginya profitability saham oleh instituasi maka dapat
pada suatu perusahaan maka perusahaan meningkatkan terjadinya praktik tax
tersebut dianggap mampu melakukan avoidance yang dilakukan oleh
pembayaran pajak sehingga praktik tax perusahaan. Hal ini dinyatakan bahwa
avoidance semakin menurun. kuatnya kontrol oleh pihak eksternal
Hasil penelitian dari variabel terhadap perusahaan sehingga dapat
leverage yang dinyatakan oleh Putra et al. memungkinkan terjadinya praktik
(2020) menunjukkan pengaruh positif penghindaran pajak.
sehingga peningkatan pada nilai leverage Penelitian dari Kurniasih et al.
maka akan meningkatkan tax avoidance. (2017) menyatakan bahwa variabel dari
Leverage digunakan sebagai parameter audit quality berpengaruh positif. Hal ini
yang mengukur seberapa besar pembiyaan dikarenakan perusahaan yang diaudit oleh
investasi dengan hutang. Oleh sebab itu KAP big four hasilnya menunjukkan
semakin tinggi nilai leverage maka laba kecenderungan nilai ETR yang tinggi,
yang dikenakan pajak semakin rendah yang artinya praktik penghindaran pajak
disebebkan oleh meningkat beban bunga semakin berkurang dan semakin rendah.
sehingga dimanfaatkan hal tersebut untuk Dapat disimpulkan bahwa audit yang
melakukan praktik tax avoidance. berkualitas dapat mengurangi terjadinya
Pada variabel company size dari praktik tax avoidance.
penelitian Putra et al. (2020) terdapat Merujuk pada penelitian
pengaruh positif yang artinya semakin Kurniasih et al. (2017) mengenai variabel
besar company size maka akan ikut audit committee dimana tidak terdapat
meningkatkan aktivitas tax avoidance. Hal pengaruh terhadap tax avoidance. Hal ini
ini dikarenakan skala perusahaan yang besar dijelaskan bahwa apabila audit committee
memiliki transaksi yang besar juga, sehingga suatu perusahaan tidak mendapat
mendaptkan keuntungan yang besar dan dorongan dari setiap sektor yang ada
pajak yang dikenakan semakin tinggi. Oleh diperusahaan maka audit committee suatu
karena itu tingkat melakukan tax avoidance perusahaan menjadi tidak efektif. Oleh
semakin tinggi. karena itu variabel audit committee tidak
Variabel capital intensity yang berpengaruh terhadap adanya praktik tax
didasarkan pada penelitian Putra et al. avoidance.
(2020) menunjukukkan hasil tidak Menurut penelitian dari Iwanty dan
berpengaruh terhadap tax avoidance. Hal ini Surjandari (2022) menyatkan bahwa variabel
Dapat dijelaskan bahwa nilai yang sales growth tidak berpengaruh terhadap
diinvestasikan untuk aset tetap yang tidak tax avoidance. Hal ini disebabkan
besar sehingga beban penyusutan menjadi karena rendah atau tingginya penjualan
rendah. Oleh sebab itu capital intensity perusahaan akan berpengaruh juga terhadap
tidak berpengaruh terhadap praktik tax laba perusahaan, yang berarti tinggi
avoidance. rendahnya laba akan searah dengan beban
Mengacu penelitian Putra et al. pajak yang ditanggung dan dibayarkan oleh
(2020) bahwa variabel institutional perusahaan. Oleh karena hal tersebut
ownership memiliki pengaruh positif. perusahaan harus tetap membayar beban
pajak tersebut. Maka dapat disimpulkan
tidak memiliki pengaruh terhadap variabel menggunakan perusahaan manufaktur yang
tax avoidance. terdapat di Bursa Efek Indonesia selama
Penelitian ini merupakan periode 2019 sampai 2021. Terdapat juga
pengembangan dari penelitian Putra et al. penambahan variabel dari penelitian
(2020) dengan judul The Relations Kurniasih et al. (2017) yaitu audit quality
Among Firm Characteristic, Capital dan audit committee. Serta penambahan
Intensity, Institutional Ownership, and Tax yang didasarkan dari penelitian Iwanty dan
Avoidance: Some Evidence from Surjandari (2022) yaitu variabel sales
Indonesia. Terdapat perbedaan antara growth. Alasan penambahan variabel
penelitian saat ini dengan penelitian dilakukan karena adanya keterbatasan dari
sebelumnya. Di mana penelitian penelitian Putra et al. (2020) yang
sebelumnya menggunakan perusahaan diharapkan penelitian selanjutnya dapat
property, real estate, and building menambah variabel independen lainnya
constructs companies yang ada di Bursa untuk meneliti apakah terdapat pengaruh
Efek Indonesia selama periode 2013 sampai dari variabel tersebut terhadap tax avoidance.
2017. Sedangkan penelitian ini

Agency Theory
Jensen dan Meckling (1976) pajak masih belum maksimal sehingga pihak
menyatakan bahwa teori agensi perusahaan memanfaatkan hal ini untuk
merupakan suatu kesepakatan antara pihak membayar pajak serendah mungkin. Konflik
principal yang bertindak dalam yang terjadi antara principal dan agent
memberikan wewenang berupa pekerjaan menyebabkan principal merasa tidak
kepada pihak lain yaitu agent untuk diuntungkan sehingga principal
melakukan suatu pekerjaan tertentu. Pihak membutuhkan tindakan untuk mengatasi hal
principal menghendaki agar agent dapat tersebut. Tentunya tindakan yang akan
menjalankan tugas untuk menyejahterakan dilakukan menimbulkan biaya agensi.
para principal. Namun pada praktiknya
pihak agent lebih mementingkan Tax
kesejahteraan diri mereka sendiri, sehingga Berlandaskan pada pasal 1
timbul masalah agensi (agency problem) Undang-Undang Republik Indonesia
antara kedua pihak tersebut. Nomor 7 Tahun 2021 dijelaskan bahwa
Dalam kaitannya teori agensi pajak adalah kontribusi wajib kepada
dengan kasus penghindaran pajak di mana negara yang terutang oleh orang pribadi
principal di sini yaitu pemerintah sebagai atau badan yang bersifat memaksa
pihak yang memungut pajak dan pihak agent berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
yaitu perusahaan sebagai pihak yang mendapatkan imbalan secara langsung dan
membayar pajak. Konflik keagenan yang digunakan untuk keperluan negara bagi
muncul dikarenakan adanya ketidaksamaan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
tujuan antara kedua pihak tersebut. Di Yohan dan Pradipta (2019)
satu sisi pemerintah membutuhkan mengatakan pajak merupakan pendapatan
pemasukan pajak yang maksimal sesuai utama negara yang dapat digunakan sebagai
aturan perpajakan yang berlaku, namun anggaran belanja yang diperoleh dari
kontrol pemerintah terkait praktik berbagai macam
pembayaran
sumber perpajakan. Jadi dengan adanya aturan Operasional perusahaan akan
mengenai pajak merupakan kontribusi menghasilkan keuntungan ketika berhasil
wajib, maka setiap warga negara yang menjual barang atau jasa. Oleh karena hal
sudah menjadi wajib pajak harus mentaati ini pihak manajemen perusahaan harus
pembayaran pajak. Nantinya kontribusi berusaha untuk dapat meningkatkan
tersebut akan menjadi sumbangsih untuk pengembalian (returns) kepada pemilik
pembangunan suatu negara. perusahaan dan meningkatkan
kesejahteraan pekerja di perusahaan. Untuk
Tax Avoidance mewujudkan hal tersebut maka
Tax avoidance merupakan suatu perusahaan harus memperoleh laba
usaha untuk menghindari pajak dengan dalam kegiatan usahanya. Laba perusahaan
tetap mengikuti ketentuan perpajakan yang tinggi akan menghasilkan penghasilan
dengan menyiapkan strategi khusus yang kena pajak perusahaan semakin tinggi.
tetap menaati hukum yang berlaku Dengan tingginya laba perusahaan, maka
(Honggo dan Marlinah 2019). Tidak pihak perusahaan melakukan perencanaan
berbeda jauh juga dengan pengertian pajak dengan semakin mendalam, hal ini
Anggreni dan Febrianti (2019) bahwa tax dapat memicu terjadinya kecenderungan
avoidance merupakan upaya yang praktik penghindaran pajak (Putriningsih et
dilakukan perusahaan dengan tujuan untuk al. 2019).
meminimalkan utang pajak yang harus H1: Profitability berpengaruh terhadap tax
dibayar dan masih sesuai dengan peraturan avoidance.
hukum. Jadi secara praktiknya penghindaran
pajak masih aman untuk dilakukan. Hal ini Leverage dan Tax Avoidance
dikarenakan praktik tersebut masih dalam Leverage adalah biaya tetap yaitu
lingkup ketentuan perpajakan namun hutang dari hasil keuntungan yang
kegiatan ini dilakukan dengan merencanakan diperoleh pemegang saham. Dengan
strategi khusus agar perusahaan dapat tingginya leverage artinya dapat
mencapai keuntungan yang maksimal menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi
dari memanfaatkan kelemahan-kelemahan bagi pemegang saham namun memiliki
dari ketentuan perpajakan itu sendiri. Akan volatilitas dan risiko yang lebih tinggi
tetapi walaupun tidak melanggar ketentuan (Gitman dan Zutter 2015, 506). Anggreni
perpajakan praktik ini dapat menimbulkan dan Febrianti (2019) mengungkapkan
dampak negatif karena mengakibatkan bahwa leverage merupakan alat ukur
kerugian yang besar bagi suatu negara. untuk mengetahui sejauh mana hutang
digunakan oleh perusahaan sebagai
Profitability dan Tax Avoidance
pendanaan. Hal ini bertujuan untuk
Putriningsih et al. (2019)
menghitung proporsi antara dana yang
mengutarakan mengenai variabel
disiapkan pemilik dengan dana dari pihak
profitability merupakan suatu gambaran
luar (kreditur). Dengan meningkatnya
yang menunjukkan keahlian perusahaan
pendanaan perusahaan yang berasal dari
dalam memperoleh keuntungan dalam
hutang maka akan semakin besar beban
rentang waktu tertentu pada tingkat
bunga yang ditanggung perusahaan.
penjualan, aset, dan modal saham.
Akibatnya beban bunga yang besar dapat
menurunkan laba perusahaan sehingga dengan nilai yang tinggi pada aktiva tetap
pajak yang dibayarkan menjadi turun. Oleh maka beban penyusutan dari aktiva tetap
karena hal ini leverage dimanfaatkan tersebut semakin tinggi. Oleh karena itu,
perusahaan untuk melakukan penghindaran dapat berdampak pada penurunan laba
pajak (Ulbilad dan perusahaan sehingga akan berpengaruh pada
Karmudiandri 2021). kecilnya penghasilan kena pajak (Faradisty
H2: Leverage berpengaruh terhadap tax et al. 2019).
avoidance. H4: Capital intensity berpengaruh
terhadap tax avoidance.
Company Size dan Tax Avoidance
Company size merupakan salah Institutional Ownership dan Tax
satu komponen yang digunakan untuk Avoidance
menilai kegiatan ekonomi perusahaan Bersumber pada penelitian Mulyani et al.
perusahaan yang ditunjukkan melalui (2018) mengenai institutional ownership
kestabilan dan kemampuan perusahaan yang merupakan kepemilikan saham
(Putriningsih et al. 2019). Semakin besar total perusahaan di mana sebagian besar dimiliki
kepemilikan suatu aset maka oleh institusi atau lembaga seperti
menunjukkan semakin besar ukuran perusahaan asuransi, bank, perusahaan
perusahaan (Anggreni dan Febrianti 2019). investasi, manajemen aset, dan kepemilikan
Pendapat Primasari (2019) menjelaskan institusi lain. Institutional ownership
bahwa perusahaan skala besar dipandang merupakan besarnya kepemilikan saham
dapat terjadinya praktik penghindaran pajak. pada akhir tahun yang dimiliki secara
Hal ini juga selaras dengan besarnya institusional oleh investor institusi dalam
kepemilikan aset, tentunya perusahaan persentase kepemilikan. Semakin besar
memiliki kemampuan tersendiri dalam persentase institutional ownership hal ini
mengatasi masalah bisnis yang dihadapinya membuat pengendalian oleh pihak eksternal
seperti memiliki tim hukum khusus yang akan semakin kuat terhadap perusahaan. Oleh
kompeten untuk menekan beban pajak yang karena itu peluang untuk melakukan
harus dibayar dengan memanfaat celah dari tindakan penghindaran pajak yang akan
aturan perpajakan. dilakukan oleh perusahaan akan semakin kecil
H3: Company size berpengaruh terhadap
(Putra et al. 2020).
tax avoidance. H5: Institutional ownership berpengaruh
terhadap tax avoidance.
Capital Intensity dan Tax Avoidance
Capital intensity menggambarkan Audit Quality dan Tax Avoidance
besarnya modal yang digunakan oleh Audit quality yang baik harus
perusahaan yang diperoleh dari memenuhi mutu profesional, auditor
peningkatan atau penurunan aset tetap independen, pertimbangan (judgement) yang
dengan tujuan untuk menghasilkan didasarkan pada standar pengauditan
pendapatan (Puspita dan Febrianti 2017). Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
Capital intensity dijelaskan sebagai (Zoebar dan Miftah 2020). Perusahaan yang
parameter pengukuran terhadap aktivitas melakukan audit pada KAP big four maka
penanaman modal yang dimiliki tingkat kesalahan dan manipulasi akan lebih
perusahaan dalam bentuk aktiva tetap. rendah jika dibandingkan dengan
Perusahaan yang melakukan investasi mengaudit pada
perusahaan KAP non big four. Hal ini committee dianggap dapat mengurangi
dikarenakan KAP big four dipandang lebih serta mencegah terjadinya penghindaran
ahli dalam mengaudit laporan keuangan pajak. Hal ini dikarenakan audit
sehingga dapat mendeteksi apabila terdapat committee sebagai badan yang
kecurangan. Oleh karena itu umumnya independen dalam memantau kinerja dan
perusahaan yang standar keuangan perusahaan (Ardianti
menggunakan jasa KAP big four 2019).
cenderung akan mentaati aturan H7: Audit committee berpengaruh
pembayaran pajak, walaupun pada terhadap tax avoidance.
kenyataannya masih terdapat praktik
penghindaran pajak (Primasari 2019). Sales Growth dan Tax Avoidance
H6: Audit quality berpengaruh terhadap Sales growth merupakan
tax avoidance. gambaran kesuksesan investasi pada periode
masa sebelumnya dan digunakan sebagai
Audit Committee dan Tax Avoidance prediksi pertumbuhan pada masa depan.
Audit Committee merupakan Sales growth menjadi salah satu parameter
komite yang dibentuk oleh dewan untuk menghitung tingkat pertumbuhan
komisaris perusahaan dengan tujuan perusahaan. Jika sales growth mengalami
membantu dewan komisaris ketika peningkatan yang tinggi maka perusahaan
melakukan penyelidikan atau pengujian sedang mengalami pertumbuhan dengan
pelaksanaan pengelolaan perusahaan oleh cepat (Puspita dan Febrianti 2017).
direksi serta membantu pengawasan terhadap Perusahaan yang mengalami peningkatan
sistem pelaporan keuangan yang dilakukan sales growth dapat dijadikan sebagai
oleh manajemen dan auditor independen ukuran kemajuan suatu perusahaan (Iwanty
(Anggreni dan Febrianti 2019). Audit dan Surjandari 2022). Semakin tinggi
Committee terdiri dari tiga orang dan peningkatan pertumbuhan penjualan artinya
paling sedikit satu komite audit keuntungan yang diperoleh perusahaan
diantaranya memiliki keahlian dalam akan semakin besar sehingga beban pajak
bidang akuntansi atau keuangan. Audit perusahaan juga semakin besar. Oleh
committee memiliki peran penting dalam karena hal ini mempengaruhi perusahaan
menjaga kredibilitas pada penyusunan untuk melakukan tindakan penghindaran
laporan keuangan, selain itu juga pajak (Purwanti dan Sugiyarti 2017).
memastikan bahwa perusahaan telah H8: Sales growth berpengaruh terhadap
mengimplementasikan tata kelola perusahaan tax avoidance.
dengan baik (Nurkholisoh dan Hidayah
2019). Audit

MODEL PENELITIAN
Profitability
Leverage
Company Size
Capital Intensity
Tax Avoidance
Institutional Ownership
Audit Quality
Audit Committee
Sales Growth
Gambar 1 Model Penelitian

METODE PENELITIAN secara konsisten sebagai objek


Pada penelitian ini digunakan penelitian. Prosedur seleksi sampel
perusahaan manufaktur yang terdaftar di dilakukan menggunakan teknik purposive
Bursa efek Indonesia tahun 2019-2021 sampling.
Tabel 1
Prosedur Pemilihan Sampel Penelitian
Jumlah Jumlah
No Kriteria Sampel Perusahaan Data
Seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di
1 Bursa Efek Indonesia selama periode 2018 sampai 197 591
dengan 2021.
Perusahaan manufaktur yang tidak terdaftar di Bursa
2 Efek Indonesia secara konsisten selama periode (32) (96)
2018 sampai dengan 2021.
Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan
3 laporan keuangan yang berakhir 31 Desember (9) (27)
selama periode tahun 2018 sampai dengan 2021.
Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan
4 laporan keuangan dalam satuan mata uang rupiah (30) (90)
selama periode tahun 2018 sampai dengan 2021.
Perusahaan manufaktur yang tidak memperoleh laba
5 bersih secara berturut-turut selama periode tahun (50) (150)
2019 sampai dengan 2021.
Perusahaan manufaktur yang tidak terdapat pajak
6 kini (current tax) selama periode tahun 2019 sampai (6) (18)
dengan 2021.
Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki
7 kepemilikan institusional selama periode tahun 2019 (4) (12)
sampai dengan 2021.
Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki nilai ETR
8 di antara 0 - 1 selama periode tahun 2019 sampai (1) (3)
dengan 2021.
Jumlah sampel penelitian 65 195
Sumber: Hasil pengumpulan data

Definisi Operasional dan Pengukuran didapatkan dari pembagian antara beban


Variabel penghasilan pajak yang dihasilkan dari
penghasilan kena pajak dengan
Tax Avoidance berlandaskan aturan perpajakan dibagi
Tax avoidance diukur dengan laba sebelum pajak yang
menggunakan skala rasio yaitu effective berdasarkan standar akuntansi (Putri 2018).
tax rate (ETR). Effective tax rate Penelitian ini didasarkan pada
penelitian Putra et al. (2020) dengan rasio dari log dengan tujuan agar fluktuasi data yang
income tax expense mengacu pada jurnal berlebihan dapat dikurangi tanpa
Sonia dan Suparmun (2018) yaitu beban mengubah ukuran dari data yang
pajak kini atau current tax expense, di sesungguhnya (Nurfadilah et al. 2016).
mana untuk current tax expense dapat Variabel ini dilambangkan dengan SIZE.
dilihat pada laporan keuangan atau catatan Sesuai dengan penelitian Putra et al. (2020),
atas laporan keuangan. Sehingga variabel maka pengukuran untuk variabel ini dapat
dependen tax avoidance dihitung dengan diproksikan sebagai berikut:
menggunakan rumus: SIZE = Ln (Total Assets)
Income Tax Expense
ETR =
Income Before Tax Capital Intensity
Pengukuran dalam variabel
Profitability capital intensity dilihat dari perbandingan
Menurut Putra et al. (2020) antara total aset tetap dan total aset yang
definisi operasional variabel profitability datanya tercantum dalam laporan
diukur dengan Return on Assets (ROA) keuangan perusahaan. Variabel ini diukur
dan skala rasio. Return on Assets dengan skala rasio dan dilambangkan
digunakan untuk menguji seberapa jauh dengan CAPINT (Putra et al. 2020).
potensi perusahaan dalam menggunakan Sesuai dengan penelitian Putra et al.
sumber daya yang dimilikinya. (2020), maka untuk variabel capital
Berdasarkan penelitian Putra et al. (2020) intensity dirumuskan sebagai berikut:
profitability dihitung dengan rumus: Total Net Fixed Assets
Net Profit CAPINT =
Total Asset
ROA = Institutional Ownership
Total Asset
Berlandaskan penelitian Putra et al.
Leverage (2020) pengukuran variabel
ini
Pengukuran dalam variabel ini dilambangkan dengan INST dan diukur
menggunakan skala rasio dan variabel yang menggunakan skala rasio. Pengukuran ini
dilambangkan dengan Debt to Total Asset dilakukan dengan membandingkan total
Ratio (DAR). Menurut penelitian Putra et kepemilikan saham institusional dengan
al. (2020) leverage diukur dengan total saham suatu perusahaan yang datanya
membandingkan total hutang dan total aset tercantum dalam laporan keuangan
yang datanya terlampir dalam laporan perusahaan, sehingga rumus INST sebagai
keuangan perusahaan bersangkutan. berikut:
Sehingga Debt to Total Asset Ratio diukur Total Institutional Shares
INST =
dengan proksi sebagai berikut: Total Shares
Total Liabilities Audit Quality
DAR =
Total Asset Audit quality diukur dengan
menggunakan dummy variable dan
Company Size dilambangkan dengan AUDQ.
Berdasarkan penelitian Putra et al. Pengukuran dummy dilakukan dengan
(2020) company size diukur dengan proksi memberi nilai 1 bagi perusahaan yang
natural log (Ln) dan menggunakan skala diaudit oleh auditor yang berasal dari KAP big
rasio. Penggunaan proksi natural four dan nilai 0 bagi perusahaan yang
diaudit oleh auditor yang berasal dari KAP AUDCOMIT = Jumlah Anggota Komite
non big four. Berdasarkan penelitian Audit
Kurniasih et al. (2017) variabel audit
quality diproksikan sebagai berikut: AUDQ
= (1 = KAP Big 4 ; 0 = KAP Non- Sales Growth
Big 4) Menurut Iwanty dan Surjandari
(2022) salah satu parameter kesuksesan suatu
Audit Committee perusahaan ditandai dengan adanya
Penelitian Kurniasih et al. (2017) peningkatan sales growth. Sales growth
mengukur variabel ini dengan diukur dengan skala rasio di mana
menggunakan skala rasio dengan pengukuran didasarkan pada penelitian
menghitung jumlah anggota audit Iwanty dan Surjandari (2022) yang
committee yang terdapat dalam suatu dihitung dengan rumus:
S t- St-1
perusahaan dan tercatat dalam laporan SG =
St - 1
keuangan. Variabel ini disimbolkan dengan
AUDCOMIT dan diukur HASIL PENELITIAN
menggunakan skala rasio sebagai Berikut merupakan hasil
berikut: uji statistik deskriptif
dan uji t:
Tabel 2
Statistik Deskriptif
Keterangan N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ETR 195 0,00253 0,95934 0,24484 0,13856
ROA 195 0,00041 0,41632 0,08334 0,07362
DAR 195 0,00345 0,82674 0,38679 0,17922
SIZE 195 25,97442 33,53723 28,99105 1,55555
CAPINT 195 0,00061 0,79038 0,39599 0,19639
INST 195 0,14019 0,99711 0,70942 0,20098
AUDQ 195 0 1 0,40513 0,49218
AUDCOMIT 195 2 4 3,03590 0,23538
SG 195 -0,96254 1,27302 0,08059 0,24685
Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 25

Tabel 3
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual

Variabel B Sig. Hasil


(Constant) 0,496 0,043 -
ROA -0,281 0,055 H1 tidak diterima
DAR 0,143 0,016 H2 diterima
SIZE -0,018 0,022 H3 diterima
CAPINT -0,055 0,274 H4 tidak diterima
INST 0,017 0,740 H5 tidak diterima
AUDQ 0,046 0,066 H6 tidak diterima
AUDCOMIT 0,079 0,072 H7 tidak diterima
SG 0,033 0,423 H8 tidak diterima
Sumber: Pengolahan Data SPSS Versi 25

Mengacu pada tabel 4.11 hasil uji t hutang dibandingkan dengan modal yang
menunjukkan bahwa variabel profitability diizinkan sebesar 4 : 1. Artinya beban
(ROA) memiliki nilai signifikansi sebesar bunga secara perpajakan tidak
0,055 di mana nilainya lebih besar dari nilai diperbolehkan melebihi nilai tersebut, kalau
alpha 0,05 maka H1 tidak diterima artinya melebihi maka dapat dilakukan
profitability tidak berpengaruh terhadap koreksi fiskal.
effective tax rate (ETR), sehingga tidak Hasil uji t memperlihatkan bahwa
berpengaruh terhadap tax avoidance. variabel company size (SIZE) memiliki
Menurut Wahyuni et al. (2017) profitability nilai signifikansi sebesar 0,022 di mana
tidak memiliki pengaruh karena semakin nilainya lebih kecil dari nilai alpha 0,05
tinggi return on assets atau semakin maka H3 diterima. Artinya company size
efektivitas dan efisiensi perusahaan dalam berpengaruh terhadap effective tax rate
memanfaatkan asetnya untuk mendapatkan (ETR), sehingga berpengaruh terhadap tax
laba, maka perusahaan akan mematuhi avoidance. Nilai beta sebesar - 0,018
untuk melakukan pembayaran pajak menunjukkan terdapat pengaruh negatif. Hal
sebagaimana mestinya sehingga tidak ini dapat disimpulkan semakin besar
terjadi tax avoidance. company size maka nilai ETR semakin
Hasil uji t menampilkan bahwa menurun sehingga tax avoidance yang
Variabel leverage (DAR) memiliki nilai dilakukan perusahaan akan meningkat.
signifikansi sebesar 0,016 yang mana lebih Dapat dijelaskan ukuran perusahaan yang
kecil dari 0,05 maka H2 diterima. Artinya semakin besar maka artinya sumber daya dan
leverage berpengaruh terhadap effective harta yang dimiliki perusahaan besar serta
tax rate (ETR), sehingga berpengaruh terjadinya transaksi yang beragam pula.
terhadap tax avoidance. Nilai beta sebesar Dengan beragamnya kegiatan di perusahaan
0,143 menunjukkan terdapat pengaruh maka pihak manajemen memanfaatkan hal
positif. Hal ini dapat disimpulkan semakin tersebut untuk melakukan praktik tax
besar nilai leverage maka nilai ETR avoidance dengan upaya untuk
semakin meningkat sehingga tax meminimalkan beban pajak yang
avoidance yang dilakukan perusahaan akan ditanggung perusahaan. Hal tersebut
menurun. Hal ini dapat dijelaskan bahwa bertujuan agar kompensasi dari kinerja
dengan semakin tinggi nilai leverage yang manajemen yang akan diperoleh akan semakin
dimiliki perusahaan artinya beban bunga tinggi. Oleh karena itu dapat disimpulkan
yang harus dibayarkan perusahaan juga praktik tax avoidance semakin meningkat.
tinggi. Beban bunga tinggi dapat Hasil uji t menunjukkan bahwa
mengurangi laba perusahaan sehingga pajak variabel capital intensity (CAPINT)
yang harus dibayarkan akan berkurang. memiliki nilai signifikansi sebesar 0,274
Oleh karena hal tersebut usaha atau yang mana nilainya lebih besar dari nilai
tindakan untuk melakukan penghindaran alpha 0,05 maka H4 tidak diterima artinya
pajak juga menurun. Beradasrkan pada pasal 2 capital intensity tidak berpengaruh
ayat (1) PMK No. 16/PMK.010/2015 nilai terhadap effective tax rate (ETR),
sehingga tidak berpengaruh terhadap tax
avoidance. Penelitian Zoebar dan Miftah Hasil uji t menampilkan bahwa
(2020) menjelaskan bahwa investasi Variabel audit committee (AUDCOMIT)
terhadap aset tetap yang dilakukan oleh memiliki nilai signifikansi sebesar 0,072 di
perusahaan tidak digunakan sebagai
mana nilainya lebih besar dari 0,05 maka H7
strategi untuk melakukan kegiatan
tidak diterima. Artinya audit committee tidak
penghindaran pajak. Namun aset tersebut
berpengaruh terhadap effective tax rate
dimanfaatkan untuk tujuan operasional
(ETR), sehingga tidak berpengaruh
perusahaan. Sehingga proporsi aset tetap yang
terhadap tax avoidance. Hal ini
tinggi maupun rendah tidak
diungkapkan oleh Yuniarwati et al. (2017)
memengaruhi praktik penghindaran pajak.
artinya besar atau kecilnya jumlah
Hasil uji t menampilkan bahwa
anggota komite audit dalam suatu
variabel institutional ownership (INST)
perusahaan tidak terdapat hubungan dengan
memiliki nilai signifikansi sebesar 0,740
adanya praktik tax avoidance. Hal ini
yang mana nilainya lebih besar dari nilai
dikarenakan audit committee yang
alpha 0,05 maka H5 tidak diterima artinya
independen dalam perusahaan tidak dapat
institutional ownership tidak berpengaruh
menjamin secara mutlak atau penuh bagi
terhadap effective tax rate (ETR),
perusahaan tersebut untuk tidak melakukan
sehingga tidak memiliki pengaruh
penghindaran pajak.
terhadap tax avoidance. Hal ini
Hasil uji t memperlihatkan bahwa
disebabkan institutional ownership
variabel sales growth (SG) memiliki nilai
dianggap telah berfungsi sebagai salah satu
signifikansi sebesar 0,432 di mana
pengendali yang baik bagi pihak
nilainya lebih besar dari nilai alpha 0,05
manajemen perusahaan. Selain itu pemilik
maka H8 tidak diterima artinya sales
saham institusional cenderung menghindari
growth tidak berpengaruh terhadap
risiko deteksi atas kegiatan penghindaran
effective tax rate (ETR), sehingga tidak
pajak dan tidak mau mengambil risiko
berpengaruh terhadap tax avoidance.
yang dapat menghancurkan reputasi
Tingkat sales growth dapat digunakan
perusahaan (Anggreni dan Febrianti 2019).
untuk memperkirakan penjualan di masa yang
Hasil uji t menunjukkan bahwa
akan datang dan dapat menggambarkan
variabel audit quality (AUDQ) memiliki
produktivitas
nilai signifikansi sebesar 0,066 di mana
perusahaan sehingga semakin tinggi tingkat
nilainya lebih besar dari nilai alpha 0,05
pertumbuhan penjualan, semakin tinggi laba
maka H6 tidak diterima artinya audit
perusahaan. Adanya keyakinan bahwa
quality tidak berpengaruh terhadap
dengan meningkatnya sales growth maka
effective tax rate (ETR), sehingga tidak
perusahaan mampu membayar pajak,
berpengaruh terhadap tax avoidance.
sehingga sales growth tidak
Yuniarwati et al. (2017) menjelaskan
memengaruhi terjadinya penghindaran
bahwa pemeriksaan laporan keuangan baik
pajak (Prawati dan Hutagalung 2020).
yang dilakukan oleh KAP Big Four
maupun KAP Non Big Four sudah
dilakukan berdasarkan standar audit yang PENUTUP
berlaku. Sehingga praktik penghindaran Penelitian yang dilakukan dengan
pajak tidak dipengaruhi oleh kualitas audit menggunakan objek perusahaan manufaktur
baik yang dilakukan oleh KAP Big Four selama periode 2019 sampai dengan 2021
maupun KAP Non Big Four. bertujuan untuk
memperoleh bukti secara empiris terkait yang hanya menjelaskan variansi variabel
pengaruh variabel independen yaitu dependen sebesar 5,2% sehingga terdapat
profitability, leverage, company size, banyak variabel lainnya yang dapat
capital intensity, institutional ownership, menjelaskan variansi variabel dependen tax
audit quality, audit committee dan sales avoidance.
growth terhadap variabel dependen yaitu tax Penelitian selanjutnya diharap- kan
avoidance. dapat menggunakan periode penelitian
Terdapat beberapa keterbatasan yang menjadi lebih panjang sehingga lebih agar
perlu diperhatikan oleh penelitian dapat memberikan hasil penelitian secara
selanjutnya yaitu periode penelitian yang lebih baik, menggunakan objek penelitian
singkat selama 3 tahun dari periode 2019- yang lebih luas dengan menambahkan
2021. Objek penelitian yang digunakan industri lain sebagai populasi sehingga
terbatas pada industri manufaktur hasil penelitian dapat diaplikasikan ke jenis
sehingga hasil penelitian tidak bisa industri lainnya. Selain itu juga dapat
diterapkan secara menyeluruh untuk menambahkan jumlah data sehingga data yang
industri lainnya. Berdasarkan hasil uji digunakan dapat berdistribusi normal,
normalitas residual menampilkan data tidak melakukan transformasi data agar dapat
berdistribusi normal sebelum dan sesudah menghilangkan masalah heteroskedastisitas.
uji outlier. Uji asumsi klasik terdapat Serta memper- banyak jumlah dari variabel
masalah heteroskedastisitas pada variabel independen selain dari variabel independen
profitability, leverage, company size dan penelitian ini sehingga dapat memberikan
capital intensity. Hasil uji koefisien pengaruh lebih signifikan terhadap tax
determinasi menunjukkan rendahnya avoidance.
variasi variabel independen

REFERENSI:
Anggreni, Rosvita, dan Meiriska Febrianti. 2019. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tax Avoidance
Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.” Jurnal Bisnis dan Akuntansi 21 (1):
185–92.
Ardianti, Putu Novia Hapsari. 2019. “Profitabilitas, Leverage, dan Komite Audit Pada Tax
Avoidance.” E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 26 (3): 2020–40.
https://doi.org/10.24843/eja.2019.v26.i03.p13.
Faradisty, Astrid, Eka Hariyani, dan Meilda Wiguna. 2019. “The effect of corporate social
responsibility, profitability, independent commissioners, sales growth and capital intensity
on tax avoidance.” Journal of Contemporary Accounting 1 (3): 153–60.
https://doi.org/10.20885/jca.vol1.iss3.art3.
Fatimah. 2021. “Dampak Penghindaran Pajak Indonesia Diperkirakan Rugi Rp 68,7 Triliun.” pajakku.
2021. https://www.pajakku.com/read/5fbf28b52ef363407e21ea80/Dampak- Penghindaran-
Pajak-Indonesia-Diperkirakan-Rugi-Rp-687-Triliun.
Gitman, Lawrence J, dan Chad J Zutter. 2015. Principles of Managerial Finance. Diedit oleh Donna
Battista, Mary Kate Murray, dan Elissa Senra-Sargent. Edinburgh: Pearson Education
Limited.
Honggo, Kevin, dan Aan Marlinah. 2019. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Dewan
Komisaris Independen, Komite Audit, Sales Growth, dan Leverage Terhadap Penghindaran
Pajak.” Jurnal Bisnis dan Akuntansi 21 (1): 9–26.
Iwanty, Karina Indah, dan Dwi Asih Surjandari. 2022. “The Effect of Sales Growth,
Responsibility, and Institutional Ownership on Tax Avoidance with Profitability as
Moderating Variables.” Journal of Economics, Finance and Accounting Studies 4 (1):
423–36. https://doi.org/10.32996/jefas.2022.4.1.26.
Jensen, Michael C., dan William H. Meckling. 1976. “Theory of the firm: Managerial behavior,
agency costs and ownership structure.” Journal of Financial Economics 3: 305–60.
https://doi.org/10.1177/0018726718812602.
Kurniasih, Lulus, Sulardi, dan Sri Suranta. 2017. “Earnings management and corporate
governance case in Indonesia.” Journal of Finance and Banking Review 2 (4): 28–35.
https://doi.org/10.1166/asl.2016.8147.
Mulyani, Sri, Anita Wijayanti, dan Endang Masitoh. 2018. “Pengaruh Corporate Governance terhadap
Tax Avoidance (Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI).” Jurnal Riset Akuntansi
Dan Bisnis Airlangga 3 (1): 322–40. https://doi.org/10.31093/jraba.v3i1.91.
Nurfadilah, Henny Mulyati, Merry Purnamasari, dan Hastri Niar. 2016. “Pengaruh Leverage, Ukuran
Perusahaan dan Kualitas Audit, terhadap Penghindaran Pajak.” Syariah Paper Accounting
FEB UMS, 441–49.
Nurkholisoh, Dwi, dan Retnoningrum Hidayah. 2019. “Analysis of The Determinant of
Effective Tax Rate.” Accounting Analysis Journal 8 (2): 88–94.
https://doi.org/10.15294/aaj.v8i2.30098.
Prawati, Levana Dhia, dan Jessica Pinta Uli Hutagalung. 2020. “the Effect of Capital Intensity,
Executive Characteristics, and Sales Growth on Tax Avoidance.” Journal of Applied
Finance & Accounting 7 (2): 1–8. https://doi.org/10.21512/jafa.v7i2.6378.
Prima, Benedicta. 2019. “Tax Justice laporkan Bentoel lakukan penghindaran pajak, Indonesia
rugi US$ 14 juta.” 2019. https://nasional.kontan.co.id/news/tax-justice- laporkan-bentoel-
lakukan-penghindaran-pajak-indonesia-rugi-rp-14-juta.
Primasari, Nora Hilmia. 2019. “leverage, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan,
Proporsi Komisaris Independen dan Kualitas Audit terhadap tax avoidance (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2016).” Jurnal
Akuntansi dan Keuangan 8 (1).
Purwanti, Shinta Meilina, dan Listya Sugiyarti. 2017. “Pengaruh Intensitas Aset Tetap,
Pertumbuhan Penjualan dan Koneksi Politik Terhadap Tax Avoidance.” Jurnal Riset
Akuntansi & Keuangan 5 (3): 1625–41.
Puspita, Deanna, dan Meiriska Febrianti. 2017. “Faktor-faktor yang memengaruhi penghindaran
pajak pada perusahaan manufaktur di bursa efek Indonesia.” Jurnal Bisnis dan Akuntansi
19 (1): 38–46. https://doi.org/10.34208/jba.v19i1.63.
Putra, Wirmie Eka, Yuliusman, dan Raeza Firsta Wisra. 2020. “the Relations Among Firm
Characteristic, Capital Intensity, Institutional Ownership, and Tax Avoidance: Some
Evidence From Indonesia.” Humanities & Social Sciences Reviews 8 (1): 315–22.
https://doi.org/10.18510/hssr.2020.8142.
Putri, Vidiyanna Rizal. 2018. “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Effective Tax Rate.”
Jurnal Politeknik Caltex Riau 11 (1): 42–51.
Putriningsih, Dewi, Eko Suyono, dan Eliada Herwiyanti. 2019. “Profitabilitas, Leverage,
Komposisi Dewan Komisaris, Komite Audit, dan Kompensasi Rugi Fiskal Terhadap
Penghindaran Pajak pada Perusahaan Perbankan.” Jurnal Bisnis dan Akuntansi 20 (2): 77–92.
https://doi.org/10.34208/jba.v20i2.412.
Sonia, Sonia, dan Haryo Suparmun. 2018. “Factors Influencing Tax Avoidance” 73: 238–43.
https://doi.org/10.2991/aicar-18.2019.52.
Ulbilad, Muhammad Dafa, dan Arwina Karmudiandri. 2021. “Faktor-faktor yang memengaruhi
penghindaran pajak pada perusahaan manufaktur di bursa efek Indonesia.” Jurnal Bisnis
dan Akuntansi.
Wahyuni, Lidia, Robby Fahada, dan Billy Atmaja. 2017. “IMAR Indonesian Management and
Accounting Research The Effect of Business Strategy, Leverage, Profitability and Sales
Growth on Tax Avoidance Billy Atmaja.” Indonesian Management and Accounting
Research 16 (02): 67–80.
http://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/imar.
Yohan, dan Arya Pradipta. 2019. “Pengaruh Roa, Leverage, Komite Audit, Size, Sales Growth
Terhadap Tax Avoidance.” Jurnal Bisnis dan Akuntansi 21 (1): 1–8.
http://jurnaltsm.id/index.php/JBA.
Yuniarwati, Cenik Ardana I, Sofia Prima Dewi, dan Caroline Lin. 2017. “Factors That Influence
Tax Avoidance in Indonesia Stock Exchange.” Chinese Business Review 16 (10): 510–17.
https://doi.org/10.17265/1537-1506/2017.10.005.
Zoebar, Masyithah Kenza Yutaro, dan Desrir Miftah. 2020. “Pengaruh Corporate Social
Responsibility, Capital Intensity Dan Kualitas Audit Terhadap Penghindaran Pajak.” Jurnal
Magister Akuntansi Trisakti 7 (1): 25. https://doi.org/10.25105/jmat.v7i1.6315.

You might also like