You are on page 1of 16

E-JURNAL AKUNTANSI TSM E-ISSN: 2775 – 8907

Vol. 2, No. 2, Juni 2022, Hlm. 543-558 http://jurnaltsm.id/index.php/EJATSM

PENGARUH PROFITABILITY, LEVERAGE, AUDIT


QUALITY, DAN FAKTOR LAINNYA
TERHADAP TAX AVOIDANCE

YOHANES
FRANSISCA SHERLY

Trisakti School of Management


Fransiscasherly94@gmail.com

Abstract: The purpose of this research is to obtain empirical evidence on the effect of profitability,
company size, leverage, capital intensity, institutional ownership, sales growth, audit quality, and audit
committee on tax avoidance which become a proxy of Effective Tax Rate (ETR). The population of this
research is 204 manufacturing companies that are listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) from 2018
to 2020. Samples are obtained through purposive sampling method The sample taken for this research
is 62 companies, consisting of 186 data. The analysis method used in this research is multiple regression.
This research proves that profitability has an effect on tax avoidance. Meanwhile, company size, leverage,
capital intensity, institutional ownership, sales growth, audit quality, audit committee has no effect on tax
avoidance. Profitability has an effect on tax avoidance, the reason being that company's with large sum
of profit will affect the amount of tax that's need to be paid, making companies to look for flaws to minimize
the tax to earn maximum profit. This research is expected to give implication to companies to prioritize
internal wellfare through gross up method, rather than raising the company's profit that will be followed by
the increased of tax burden. This is caused by minimizing the amount of tax payable, that will decrease
the company's tendencies in doing tax avoidance practices. This research has new addition and update
such as adding sales growth, audit quality, and audit committee as variables and the period used for this
research is 2018-2020.

Keywords: Profitability, capital intensity, institutional ownership, tax avoidance

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh profitabilitas,
ukuran perusahaan, leverage, capital intensity, kepemilikan institusional, pertumbuhan penjualan,
kualitas audit, dan komite audit terhadap penghindaran pajak yang diproksikan dengan Tarif Pajak Efektif
(ETR). Populasi penelitian ini sebesar 204 perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
(BEI) dari tahun 2018 sampai 2020. Metode untuk pengambilan data menggunakan purposive sampling.
Sampel penelitian ini sebesar 62 perusahaan yang terdiri dari 186 data. Penelitian ini menggunakan
analisis regresi berganda untuk pengujian statistik. Penelitian ini membuktikan bahwa profitabilitas
berpengaruh terhadap penghindaran pajak. Sedangkan, ukuran perusahaan, leverage, capital intensity,
institutional ownership, sales growth, kualitas audit, dan komite audit tidak berpengaruh terhadap
penghindaran pajak. Profitabilitas berpengaruh terhadap penghindaran pajak dikarenakan perusahaan
yang memiliki laba yang besar akan berdampak pada besarnya pajak yang harus dibayarkan, sehingga
perusahaan akan mencari celah untuk meminimalkan pajaknya supaya mendapatkan laba yang
maksimal. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan implikasi bagi perusahaan untuk lebih

543
E-Jurnal Akuntansi TSM, Vol. 2, No. 2 Juni 2022

mengutamakan kesejahteraan internal perusahaan melalui metode gross up, dibandingkan


membesarkan laba perusahaan yang akan disertai dengan peningkatan beban pajak. Hal tersebut
dikarenakan dengan meminimalisir beban pajak yang terutang, akan mengurangi kecenderungan
perusahaan dalam melakukan praktik pengindaran pajak. Keterbaharuan dari penelitian ini yaitu
menambahkan variabel pertumbuhan penjualan, kualitas audit, dan komite audit dan tahun penelitian
yang digunakan adalah tahun 2018-2020.

Kata kunci: Profitabilitas, capital intensity, kepemilikan institusional, penghindaran pajak

PENDAHULUAN Belanda yang bernama Rothmans Far East BV.


Akan tetapi, ditemukan bahwa Rothmans Far
Sumber pendapatan negara Indonesia East BV bukan merupakan perusahaan di atas
yang terbesar didapat dari penerimaan pajak. kertas dan pinjaman tersebut merupakan
Akan tetapi, keberadaan pandemi Covid-19 pinjaman yang berasal dari Pathway 4 (Jersey)
membuat penerimaan pajak menurun. Limited. Pathway 4 (Jersey) Limited merupakan
Penerimaan pajak yang terealisasi tahun 2020 perusahaan yang terdapat di Inggris dan milik
sebesar Rp 1.069,98 triliun sehingga mengalami perusahaan British American Tobacco (BAT).
penurunan sebesar 19,71 persen dari tahun lalu. Berdasarkan skema tersebut, dapat disimpulkan
Hal tersebut dikarenakan melambatnya bahwa perusahaan Bentoel memanfaatkan
perekonomian Indonesia dan pemberian insentif perjanjian antara Indonesia dengan Belanda.
pajak akibat pandemi COVID-19 Perjanjian tersebut menyatakan bahwa tidak
(ekonomi.bisnis.com). Pemberian insentif pajak ada pemotongan pajak atau 0%, sehingga
tersebut cenderung memberikan celah untuk Indonesia seharusnya bisa memperoleh
wajib pajak dalam hal praktik penghindaran penerimaan pajak sebesar US$ 33 juta atau
pajak. Penyebabnya karena perusahaan akan US$ 11 juta per tahun (investasi.kontan.co.id).
tetap meminimalkan beban pajaknya walaupun Berdasarkan penelitian yang dilakukan
telah mendapatkan insentif pajak sebelumnya oleh Primasari (2019), profitability
(ekonomi.bisnis.com). Direktur Jenderal Pajak berpengaruh positif terhadap tax avoidance
Kementerian Keuangan mengestimasi bahwa dikarenakan semakin besar profitabilitas suatu
penghindaran pajak merugikan negara perusahaan maka semakin besar juga pajak
Indonesia sebesar Rp 68,7 triliun per tahun yang harus dibayarkan, sehingga semakin besar
(nasional.kontan.co.id). upaya penghindaran pajak. Company size
Fenomena tax avoidance perusahaan berpengaruh positif terhadap tax avoidance
manufaktur terjadi pada British American dikarenakan semakin besar ukuran perusahaan
Tobacco (BAT) melalui PT. Bentoel menunjukkan besarnya laba yang diperoleh
Internasional Investama Tbk (RMBA). PT. perusahaan. Laba yang besar akan berakibat
Bentoel Internasional Investama adalah bagian pada besarnya biaya pajak sehingga
dari British American Tobacco (BAT) yang manajemen lebih memilih untuk meminimalkan
terletak di Indonesia. Lembaga Tax Justice biaya pajak dengan penghindaran pajak
Network melaporkan bahwa British American (Baroroh dan Apriyanti 2020). Leverage
Tobacco (BAT) diduga telah melakukan cara berpengaruh positif terhadap tax avoidance
untuk meminimalkan pajak yang terdapat di dikarenakan utang dan bunga saling berkaitan.
Indonesia dengan melakukan pinjaman melalui Meningkatnya utang menimbulkan
intra-perusahaan. Perusahaan Bentoel meningkatnya beban bunga. Terdapatnya
melakukan pinjaman kepada perusahaan di bunga yang besar menyebabkan biaya pajak

544
E-ISSN: 2775 – 8907 Yohanes
Fransisca Sherly

akan menurun (Fauzan et al. 2019). Capital tidak berpengaruh terhadap tax avoidance
intensity berpengaruh positif terhadap dikarenakan perusahaan memiliki banyak aset
penghindaran pajak karena besarnya aset tetap tetap bukan untuk tax avoidance, melainkan
yang dimiliki perusahaan maka beban untuk kegiatan operasional perusahaan
depresiasi juga besar dan akan berakibat pada (Tebiono dan Sukanda 2019). Institutional
berkurangnya beban pajak. Oleh karena itu, ownership tidak berpengaruh terhadap tax
manajemen dapat memanfaatkan depresiasi avoidance dikarenakan manajemen hanya
tersebut sebagai pengurang pajak (Hidayah et berfokus untuk memaksimalkan pemegang
al. 2020). Institutional ownership berpengaruh saham institusional (Fitria 2018). Sales growth
negatif terhadap tax avoidance karena tidak berpengaruh terhadap tax avoidance
kepemilikan institusional dapat mencegah dan karena laju pertumbuhan yang baik dapat
membuat manajemen perusahaan tidak menyebabkan semakin besar ukuran
melakukan tax avoidance. Maka dari itu, praktik perusahaan. Ukuran perusahaan yang besar
tax avoidance akan menurun (Astuti et al. 2020). akan memiliki total aset yang besar sehingga
Sales growth berpengaruh positif terhadap tax perusahaan sulit dalam melakukan
avoidance karena meningkatnya pertumbuhan perencanaan pajak (Astuti et al. 2020). Audit
penjualan maka secara langsung berdampak quality tidak berpengaruh terhadap tax
pada laba perusahaan. Hal ini juga berdampak avoidance karena baik KAP Big Four maupun
pada besarnya biaya pajak yang ditanggung bukan akan mempunyai auditor yang kompeten
oleh perusahaan sehingga perusahaan lebih dan integritas yang tinggi (Primasari 2019).
melakukan upaya meminimalkan biaya pajak Komite audit tidak berpengaruh terhadap tax
untuk memaksimalkan laba (Baroroh dan avoidance karena yang dapat menentukan
Apriyanti 2020). Audit quality berpengaruh besar atau kecilnya praktik penghindaran pajak
secara negatif terhadap tax avoidance karena adalah kualitas dan independensi komite audit
Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berkualitas (Dewi 2019).
akan memberikan informasi laporan keuangan Penelitian ini merupakan pengembangan
transparan sehingga mampu mencegah penelitian yang dilakukan oleh Putra et al.
terjadinya tax avoidance (Mira dan Purnamasari (2020). Perbedaan penelitian ini dengan
2020). Audit committee berpengaruh negatif penelitian sebelumnya yaitu terdapat
terhadap tax avoidance karena komite audit penambahan variabel independen yang terdiri
dapat mengawasi semua aktivitas perusahaan dari sales growth, audit quality, dan audit
sehingga tax avoidance dapat terminimalisir committee. Sales growth diambil dari penelitian
(Fauzan et al. 2019). yang dilakukan oleh Baroroh dan Apriyanti
Profitability tidak berpengaruh terhadap (2020). Audit quality diambil dari penelitian yang
tax avoidance dikarenakan perusahaan yang dilakukan oleh Widuri et al. (2019). Audit
memiliki profitabilitas besar maupun kecil harus committee diambil dari penelitian yang dilakukan
memikirkan cost dan benefit untuk melakukan oleh Tandean dan Winnie (2016). Perbedaan
praktik tax avoidance (Napitupulu et al. 2020). lainnya yaitu periode dan objek penelitian.
Company size tidak berpengaruh terhadap tax Penelitian ini menggunakan perusahaan
avoidance karena tax avoidance dapat manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
dilakukan oleh perusahaan besar maupun Indonesia (BEI) selama tahun 2018-2020.
perusahaan kecil (Hidayah et al. 2020).
Leverage tidak berpengaruh terhadap tax Teori Keagenan (Agency Theory)
avoidance dikarenakan tidak semua perusahaan Fauzan et al. (2019) mendefinisikan
menggunakan utang untuk membiayai asetnya sesuai dengan pendapat Jensen dan Meckling
(Honggo dan Marlinah 2019). Capital intensity bahwa hubungan keagenan digambarkan

545
E-Jurnal Akuntansi TSM, Vol. 2, No. 2 Juni 2022

sebagai perjanjian antara satu atau lebih orang Penghindaran pajak ada yang bersifat
(principal) yang mempekerjakan orang lain legal dan ilegal. Penghindaran pajak secara
(agent), yang bertujuan untuk melakukan ilegal yaitu penyelundupan pajak (tax evasion).
layanan dan mempunyai wewenang dalam Sedangkan, yang termasuk penghindaran pajak
pengambilan keputusan. Penyebab terjadinya secara legal yaitu tax avoidance. Napitupulu et
keagenan ini, biasanya dikarenakan adanya al. (2020) mendefinisikan penghindaran pajak
seorang agen yang berasumsi bahwa agen telah (tax avoidance) sebagai upaya yang dilakukan
bertindak sesuai dengan tujuan principal. wajib pajak untuk menghindari biaya pajak
Hubungan teori keagenan dalam dengan memanfaatkan kelemahan (grey area)
penghindaran pajak ini yaitu adanya perbedaan tanpa melanggar hukum. Penghindaran pajak
kepentingan antara otoritas perpajakan diukur dengan Effective Tax Rate (ETR).
(principal) dan perusahaan (agent). Perusahaan Penyebab wajib pajak melakukan penghindaran
lebih mengutamakan kepentingannya seperti pajak adalah untuk memperoleh laba yang
memaksimalkan keuntungan. Perusahaan yang optimal.
mendapatkan keuntungan yang besar secara
tidak langsung akan menyebabkan peningkatan Profitability dan Tax Avoidance
beban pajak yang harus dibayarkan. Oleh sebab Menurut Hidayah et al. (2020), profitability
itu, perusahaan akan mencari segala cara untuk berpengaruh negatif terhadap tax avoidance
menekan biaya pajaknya. Salah satu cara untuk dikarenakan perusahaan akan membayar
menekan biaya pajak adalah tax avoidance. pajaknya sesuai dengan peraturan perpajakan
Namun, hal tersebut berbeda dengan agar terciptanya reputasi yang baik bagi
kepentingan fiskus pajak. Fiskus pajak ingin perusahaan. Penelitian tersebut juga didukung
perusahaan membayar pajak sesuai dengan oleh Fauzan et al. (2019), perusahaan yang
yang terutang sehingga pendapatan negara juga mempunyai laba besar tidak akan melakukan
meningkat. tax avoidance karena perusahaan akan
mengelola pembayaran dan pendapatan
Teori Kepatuhan (Compliance Theory) pajaknya. Noviyani dan Muid (2019)
Teori kepatuhan (compliance theory) berpendapat berpengaruh negatif berarti
dapat didefinisikan sebagai teori mengenai semakin tinggi profitability atau ROA maka
kondisi dimana seseorang taat terhadap semakin rendah praktik tax avoidance. Hal
perintah atau aturan yang diberikan (Primasari tersebut dikarenakan besarnya penghasilan
2019). Penyebab dari adanya wajib pajak yang diterima oleh perusahaan akan dikenakan
melakukan tindakan penghindaran pajak (tax pajak. Berdasarkan penjelasan di atas maka
avoidance) adalah karena wajib pajak yang tidak hipotesis pertama adalah sebagai berikut:
patuh terhadap peraturan yang berlaku. Oleh H1: Profitability berpengaruh terhadap tax
karena itu, teori kepatuhan ini berguna untuk avoidance.
mendorong individu agar lebih mematuhi
peraturan yang berlaku. Apabila wajib pajak Company Size dan Tax Avoidance
memiliki kesadaran dan kepatuhan, Fauzan et al. (2019) menyatakan bahwa
penghindaran pajak cenderung menurun. Jika company size berpengaruh negatif terhadap tax
tindakan penghindaran pajak menurun, avoidance. Berpengaruh negatif berarti
penerimaan pajak yang didapatkan pemerintah menurunnya tax avoidance, penurunan tersebut
juga akan meningkat. disebabkan perusahaan besar akan
mendapatkan sorotan lebih oleh pemerintah
Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) serta mengutamakan reputasi. Fitria (2018)
membuktikan company size berpengaruh positif

546
E-ISSN: 2775 – 8907 Yohanes
Fransisca Sherly

terhadap tax avoidance karena perusahaan Banyaknya kapasitas produksi perusahaan


besar akan memiliki jumlah aset yang besar menunjukkan peningkatan pendapatan
sehingga biaya operasional akan meningkat. sehingga beban pajak juga meningkat dan tax
Maka dari itu, perusahaan akan melakukan avoidance meningkat. Noviyani dan Muid (2019)
tindakan tax avoidance untuk meminimalkan menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki
biaya yang dikeluarkan. Putri dan Suryarini aset tetap akan menimbulkan beban depresiasi,
(2017) berpendapat bahwa perusahaan besar sehingga dapat dikurangkan secara fiskal.
akan melakukan tindakan tax avoidance karena Pernyataan tersebut juga didukung oleh Sandra
perusahaan besar mempunyai transaksi yang dan Anwar (2018), semakin tinggi capital
lebih kompleks sehingga perusahaan dapat intensity maka semakin tinggi tax avoidance
mencari celah. Hipotesis kedua yang diajukan karena beban penyusutan yang dihasilkan oleh
adalah sebagai berikut: adanya aset tetap dapat menyebabkan
H2: Company size berpengaruh terhadap tax penurunan laba perusahaan. Berdasarkan
avoidance. uraian tersebut maka dirumuskan hipotesis
keempat dalam penelitian ini adalah sebagai
Leverage dan Tax Avoidance berikut:
Mira dan Purnamasari (2020) H4: Capital intensity berpengaruh terhadap tax
membuktikan bahwa leverage berpengaruh avoidance.
negatif terhadap tax avoidance karena
perusahaan yang memiliki jumlah utang lebih Institutional Ownership dan Tax Avoidance
banyak mempunyai tarif pajak yang efektif baik Institutional ownership berpengaruh
sehingga tingkat praktik penghindaran pajak positif terhadap tax avoidance dikarenakan
akan cenderung lebih rendah. Noviyani dan semakin kuat otoritas lebih dari pihak luar
Muid (2019) menyatakan bahwa leverage sehingga pihak eksternal dapat mencegah
berpengaruh positif terhadap tax avoidance praktik penghindaran pajak (Dewi 2019).
karena perusahaan lebih memakai pendanaan Noviyani dan Muid (2019) berpendapat
dari sisi utang daripada ekuitas. Penyebabnya rendahnya tax avoidance karena terdapat
adalah karena beban bunga yang timbul dari pengamatan dari pihak pemegang saham
pendanaan berupa utang dapat dikurangkan sehingga dapat mencegah dan mengarahkan
secara fiskal. Sedangkan, dividen yang timbul para manajer. Hal ini juga didukung oleh
dari pendanaan berupa ekuitas tidak dapat penelitian Rosalia dan Sapari (2017).
dikurangkan. Leverage berpengaruh negatif Kepemilikan institusional menyadari pentingnya
terhadap tax avoidance karena perusahaan pembayaran pajak sehingga dapat memaksa
akan mengalami penurunan laba dikarenakan perusahaan untuk tidak melakukan tax
pembayaran beban bunga, sehingga avoidance. Berdasarkan penjelasan tersebut
menurunnya tax avoidance (Putriningsih et al. maka dapat disimpulkan hipotesis kelima dari
2018). Maka dari itu, hipotesis ketiga adalah: penelitian ini yaitu:
H3: Leverage berpengaruh terhadap tax H5: Institutional ownership berpengaruh
avoidance. terhadap tax avoidance.

Capital Intensity dan Tax Avoidance Sales Growth dan Tax Avoidance
Suciarti et al. (2020) menemukan bahwa Menurut Honggo dan Marlinah (2019),
capital intensity berpengaruh positif terhadap tax sales growth berpengaruh negatif terhadap tax
avoidance. Hal tersebut dikarenakan semakin avoidance karena perusahaan akan menaksir
banyak aktiva tetap yang dimiliki perusahaan dari aspek biaya. Tebiono dan Sukanda (2019)
maka semakin banyak kapasitas produksinya. juga berpendapat meningkatnya sales growth

547
E-Jurnal Akuntansi TSM, Vol. 2, No. 2 Juni 2022

menyebabkan kemungkinan kenaikan laba. setiap anggota. Sunarsih dan Oktaviani (2016)
Perusahaan yang menghasilkan laba yang juga berpendapat adanya komite audit dapat
besar akan memiliki perencanaan pajak yang memberikan pengawasan lebih agar
baik. Hal tersebut didukung oleh Puspita and manajemen tidak melakukan praktik tax
Febrianti (2017). Perusahaan yang memiliki laba avoidance. Berdasarkan uraian tersebut maka
besar akan melakukan tax planning yang dirumuskan hipotesis kedelapan dalam
optimal sehingga kemungkinan terjadinya tax penelitian ini adalah sebagai berikut:
avoidance akan menjadi rendah. Hipotesis H8: Audit committee berpengaruh terhadap tax
keenam yang diajukan adalah sebagai berikut: avoidance.
H6: Sales growth berpengaruh terhadap tax
avoidance.
MODEL PENELITIAN
Audit Quality dan Tax Avoidance
Eksandy (2017) membuktikan audit Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan
quality berpengaruh negatif terhadap tax maka gambar model penelitian ini adalah
avoidance karena perusahaan akan semakin sebagai berikut:
susah melakukan kebijakan pajak agresif
apabila perusahaan tersebut diaudit oleh KAP
Big Four. Menurut Khairunisa et al. (2017),
Profitability (X1)

berkualitasnya auditor dapat mencegah Company Size (X2)

manajemen perusahaan untuk melakukan Leverage (X3) Tax

penghindaran pajak. Mais dan Patminingih


Avoidance
(Y)
Capital Intensity (X4)
(2017) mengungkapkan bahwa laporan
keuangan yang diaudit oleh KAP Big Four akan
Institutional Ownership (X5)

lebih dipercaya oleh aparat perpajakan sehingga Sales Growth (X6)

KAP akan berkualitas dan tax avoidance Audit Quality (X7)

menurun. Setelah penjelasan singkat di atas Audit Committee (X8)


maka hipotesis ketujuh adalah sebagai berikut:
Gambar 1 Model Penelitian
H7: Audit quality berpengaruh terhadap tax
avoidance.
METODE PENELITIAN
Audit Committee dan Tax Avoidance
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Penelitian ini menggunakan data
Nugraheni dan Pratomo (2018) menyatakan sekunder dan data kuantitatif. Populasi yang
bahwa audit committee berpengaruh negatif dipakai dalam penelitian ini adalah seluruh
terhadap tax avoidance. Hal tersebut perusahaan manufaktur yang tercatat secara
disebabkan komite audit berguna untuk konsisten di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
pengevaluasian terhadap kinerja operasional di periode 2018 sampai 2020, yang terdiri dari 204
suatu perusahaan dan memiliki peran yang aktif perusahaan. Sampel yang diambil
dalam penetapan kebijakan beban pajak, menggunakan metode purposive sampling.
dimana beban pajak berhubungan yang erat Purposive sampling merupakan metode
terhadap kegiatan tax avoidance. Rosalia dan pemilihan kriteria berdasarkan kriteria-kriteria
Sapari (2017) berpendapat bahwa yang telah ditentukan. Oleh karena itu, kriteria
bertambahnya jumlah anggota komite audit yang telah ditentukan dapat dilihat pada tabel di
akan lebih efektif dalam penetapan kebijakan bawah ini:
karena beragamnya pengalaman yang dimiliki

548
E-ISSN: 2775 – 8907 Yohanes
Fransisca Sherly

Tabel 1 Proses Seleksi Sampel Penelitian


No. Kriteria Pemilihan Sampel Jumlah Jumlah
Perusahaan Data
1 Perusahaan manufaktur yang tercatat secara konsisten 154 462
di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2017-2020.
2 Perusahaan yang tidak menggunakan mata uang rupiah (7) (21)
secara konsisten pada periode 2017-2020.
3 Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan (29) (87)
untuk periode 31 Desember 2017-2020.
4 Perusahaan yang tidak mengalami laba positif sebelum (46) (138)
maupun setelah pajak pada periode 2018-2020.
5 Perusahaan yang tidak memberikan informasi secara (4) (12)
lengkap mengenai perusahaan yang mengaudit, jumlah
saham yang beredar, dan proporsi saham yang dimiliki
oleh institusi pada periode 2018-2020.
6 Perusahaan yang tidak mempunyai ETR>0 pada (6) (18)
periode 2018-2020.
Perusahaan yang dijadikan sampel 62 186
Sumber: Hasil Pengumpulan Data

Definisi Operasional dan Pengukuran kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba di


Variabel suatu tahun tertentu pada tingkat aset,
penjualan, dan modal saham selama periode
Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) tertentu. Profitabilitas dalam penelitian ini diukur
Penghindaran pajak (tax avoidance) menggunakan Return on Asset (ROA) dengan
memakai Effective Tax Rate (ETR) dengan skala rasio. Menurut Primasari (2019), Return on
skala rasio, yang digunakan oleh Putra et al. Asset (ROA) dipakai untuk mengukur seberapa
(2020). Effective Tax Rate (ETR) diperoleh dari efektivitas dari semua operasi perusahaan yang
beban pajak penghasilan dibagi dengan dapat menghasilkan laba. Rumus dari ROA
pendapatan sebelum pajak. Income tax menggunakan rumus dari penelitian Putra et al.
expenses dan income before tax diperoleh dari (2020), diperoleh dari laba bersih dibagi dengan
laporan laba rugi perusahaan (income total aset yang dimiliki perusahaan.
statement). Income tax expenses didapatkan Net Profit
dari jumlah antara pajak kini dan pajak ROA = x100%
Total Assets
tangguhan pada satu periode berjalan (Putri dan
Lautania 2016). Sedangkan, income before tax Company Size
merupakan laba yang tidak dikurangkan oleh Menurut Putra et al. (2020), ukuran
beban pajak. perusahaan diukur dengan jumlah aset yang
Income Tax Expenses dimiliki karena aset relatif lebih stabil
ETR = dibandingkan total penjualan. Ukuran
Income Before Tax
perusahaan (company size) menggunakan
Profitability skala rasio. Rumus company size ini digunakan
Menurut Kaliman dan Wibowo (2017), dalam penelitian Putra et al. (2020) yang
profitabilitas (profitability) merupakan rasio yang diperoleh dari logaritma natural dari total aset.
digunakan untuk mengukur performa atau Rumusnya adalah sebagai berikut:

549
E-Jurnal Akuntansi TSM, Vol. 2, No. 2 Juni 2022

Size = Ln (Total Assets) perusahaan dari tahun ke tahun (Honggo dan


Marlinah 2019). Sales growth menggunakan
Leverage skala rasio. Sales growth diperoleh dari hasil
Menurut Hidayah et al. (2020), fungsi penjualan tahun sekarang dikurang penjualan
dari rasio leverage ini adalah untuk mengukur tahun sebelumnya. Hasil pengurangan tersebut
seberapa sanggup perusahaan untuk melunasi dibagi dengan penjualan tahun sebelumnya.
utangnya baik jangka pendek maupun jangka Rumus dari sales growth yang digunakan
panjang. Pengukuran leverage ini menggunakan Baroroh dan Apriyanti (2020) adalah sebagai
Debt to Ratio (DAR). Debt to Ratio didapat berikut:
melalui proporsi antara total utang (liabilities) Sales t - Sales t - 1
dan aset yang dimiliki perusahaan. Rumus SG =
Sales t - 1
dalam penelitian ini mengikuti rumus Putra et al.
(2020) menggunakan skala rasio. Audit Quality
Total Liabilities Kualitas audit biasanya dinilai dari besar
LEV = x100% kecilnya ukuran KAP (Sunarsih dan Oktaviani
Total Assets
2016). KAP dapat dikategorikan menjadi dua,
Capital Intensity yaitu KAP Big Four dan KAP Non Big Four. KAP
Humairoh dan Triyanto (2019) yang terafiliasi Big Four terdiri dari PWC, KPMG,
berpendapat bahwa capital intensity dapat Deloitte, dan EY. Rumus kualitas audit dalam
menggambarkan berapa banyak perusahaan penelitian ini mengikuti penelitian yang
berinvestasi aset tetap (fixed asset). Intensitas dilakukan oleh Tandean dan Winnie (2016).
modal (capital intensity) diperoleh dari total aset Kualitas audit diukur dengan menggunakan
tetap setelah depresiasi dibagi dengan total aset variabel dummy dengan skala nominal. Variabel
yang diproksikan skala rasio. Rumus capital dummy digunakan untuk mengklasifikasikan
intensity menggunakan rumus dari penelitian suatu data. Jika suatu perusahaan diaudit oleh
Putra et al. (2020). KAP yang terafiliasi di Big Four maka diberikan
Total Net Fixed Assets nilai 1. Sedangkan, jika perusahaan diaudit oleh
CAP_INT = x100% KAP yang terafiliasi oleh KAP Non Big Four
Total Assets
maka diberikan nilai 0.
Institutional Ownership
Menurut Rosalia dan Sapari (2017), Audit Committee
kepemilikan institusional yaitu persentase Menurut Honggo dan Marlinah (2019),
saham yang dimiliki oleh pihak institusi tetapi komite audit (audit committee) dibuat atau
tidak merupakan bagian dari kepemilikan ditentukan oleh dewan komisaris yang
manajerial. Penelitian ini menggunakan rumus digunakan untuk membantu dewan komisaris
yang digunakan oleh Putra et al. (2020) dalam mengawasi pembuatan proses
menggunakan skala rasio, dihitung melalui total penyusunan laporan keuangan perusahaan.
kepemilikan saham dibagi dengan total saham Komite audit menggunakan rumus Tandean dan
yang dimiliki perusahaan. Winnie (2016) yang diukur dengan skala ordinal.
INS__OWN = AC = jumlah anggota komite audit
Total Institutional Shares
x100% HASIL PENELITIAN
Total Shares

Sales Growth Hasil pengolahan statistik deskriptif dan


Pertumbuhan penjualan (sales growth) pengujian secara parsial dari penelitian ini dapat
digunakan untuk menggambarkan performa dilihat pada tabel di bawah ini:

550
E-ISSN: 2775 – 8907 Yohanes
Fransisca Sherly

Tabel 2 Hasil Analisa Statistik Deskriptif


N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
ETR 186 0,00167 0,97121 0,28071 0,14594
ROA 186 0,00028 0,92100 0,09023 0,10004
SIZE 186 25,95468 33,49453 28,85483 1,58136
LEV 186 0,00345 0,78305 0,37413 0,17979
CAP_INT 186 0,00095 0,78103 0,37824 0,18664
INS_OWN 186 0,13998 0,99711 0,72977 0,18324
SG 186 -0,96254 0,66264 0,04249 0,19617
AC 186 3 4 3,07 0,256
Sumber: Hasil Pengolahan Data

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Kualitas Audit


Frequency Percent
KAP Non Big Four 119 64
KAP Big Four 67 36
Total 186 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data

Tabel 4 Hasil Uji t


Variabel B Sig. Keterangan
(Constant) 0,332 0,203
ROA -0,295 0,015 Diterima
SIZE -0,011 0,229 Tidak diterima
LEV 0,094 0,138 Tidak diterima
CAP_INT 0,036 0,531 Tidak diterima
INS_OWN 0,058 0,336 Tidak diterima
SG -0,023 0,674 Tidak diterima
AQ -0,001 0,977 Tidak diterima
AC 0,062 0,160 Tidak diterima
Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan tabel 4, variabel perusahaan maka semakin rendah ETR.


profitability menunjukkan nilai signifikansi Semakin rendah ETR menunjukkan semakin
sebesar 0,015. Nilai Sig. < 0,05 menunjukkan tinggi penghindaran pajak (tax avoidance). Hal
bahwa Ha1 diterima yang berarti bahwa variabel tersebut dikarenakan perusahaan yang
profitability berpengaruh terhadap tax mempunyai laba yang tinggi akan berdampak
avoidance. Nilai koefisien B sebesar -0,295 pada peningkatan beban pajak perusahaan.
menunjukkan bahwa profitability berpengaruh Beban pajak merupakan salah satu beban yang
negatif terhadap ETR. Berpengaruh negatif memberatkan perusahaan dan harus
berarti semakin tinggi laba yang dimiliki dibayarkan oleh perusahaan. Oleh sebab itu,

551
E-Jurnal Akuntansi TSM, Vol. 2, No. 2 Juni 2022

dikarenakan perusahaan ingin mendapatkan 0,094. Berdasarkan hasil tersebut maka Ha3
keuntungan yang maksimal maka perusahaan tidak diterima sehingga leverage tidak
akan mencari segala cara untuk meminimalkan berpengaruh terhadap tax avoidance. Tidak
beban pajak tersebut. Perusahaan juga berpengaruh berarti besar kecilnya utang tidak
cenderung lebih memilih mengeluarkan biaya akan memengaruhi keputusan perusahaan
untuk keperluan operasional perusahaan dalam melakukan praktik penghindaran pajak.
daripada membayar pajak. Hal tersebut sesuai Terdapatnya utang di suatu perusahaan akan
dengan teori keagenan (agency theory), dimana berdampak pada pengurangan pajak. Akan
manajemen perusahaan selaku agent akan tetapi, utang tersebut membuat perusahaan
mencari cara atau mengupayakan agar beban akan lebih berhati-hati atas utang yang dimiliki.
perusahaan semakin mengecil sehingga Hal tersebut dikarenakan utang yang dimiliki
perusahaan akan mendapatkan laba yang akan menimbulkan bunga yang menyebabkan
maksimal. Manajemen perusahaan juga akan jumlah utang yang harus dibayarkan
mendapatkan kompensasi dikarenakan perusahaan semakin besar. Apabila perusahaan
perusahaan mendapatkan laba yang maksimal. tidak dapat melunasi utang tersebut maka
Oleh karena itu, manajemen perusahaan perusahaan akan mengalami kerugian. Utang
terdorong untuk melakukan penghindaran pajak. tersebut juga dapat memberikan pandangan
Hasil tersebut konsisten dengan penelitian yang yang kurang baik bagi para investor. Oleh sebab
dilakukan oleh Hidayah et al. (2020), Fauzan et itu, perusahaan lebih memilih menggunakan
al. (2019), Noviyani dan Muid (2019). asetnya daripada utang untuk aktivitas
Nilai signifikansi company size sebesar operasional perusahaan. Hasil penelitian
0,229 dan nilai koefisien B sebesar -0,011. Nilai konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sig ≥ α (0,05) menunjukkan bahwa Ha2 tidak Hidayah et al. (2020), Suciarti et al. (2020),
diterima, berarti company size tidak Honggo dan Marlinah (2019).
berpengaruh terhadap tax avoidance. Tidak Hasil uji t di atas menyajikan bahwa nilai
berpengaruh karena besarnya perusahaan tidak signifikansi variabel capital intensity sebesar
menjadi alasan untuk melakukan tindakan 0,138 dan koefisien B sebesar 0,036. Oleh
penghindaran pajak (tax avoidance). Hal sebab itu, Ha4 tidak diterima sehingga dapat
tersebut dikarenakan terdapat pendapat bahwa disimpulkan bahwa capital intensity tidak
pajak adalah beban bagi perusahaan. berpengaruh terhadap tax avoidance. Capital
Perusahaan besar cenderung mendapatkan intensity menunjukkan berapa banyak aset tetap
laba yang besar. Laba yang besar membuat yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan yang
perusahaan memiliki beban pajak yang besar. membeli aset tetap akan menimbulkan beban
Oleh sebab itu, perusahaan besar akan mencari depresiasi. Beban depresiasi tersebut
celah untuk mengurangkan beban tersebut. Di menyebabkan berkurangnya beban pajak yang
sisi lain, perusahaan kecil cenderung dibayarkan di suatu perusahaan. Namun,
mendapatkan laba yang lebih kecil dibandingkan perusahaan tidak memanfaatkan beban
perusahaan besar. Laba yang kecil depresiasi untuk menghindari beban pajak.
menyebabkan beban pajak yang harus Akan tetapi, tujuan perusahaan memiliki banyak
dibayarkan menjadi kecil. Akan tetapi, aset tetap untuk kegiatan operasional
perusahaan kecil tetap akan mencari celah agar perusahaan. Contohnya seperti mesin.
laba yang didapatkan bisa lebih maksimal. Hasil Perusahaan membeli jumlah mesin yang besar
penelitian ini sejalan dengan Hidayah et al. untuk meningkatkan produktivitas perusahaan
(2020), Primasari (2019), Widuri et al. (2019). sehingga perusahaan mengalami peningkatan
Nilai signifikansi variabel leverage adalah laba. Hasil penelitian ini didukung oleh
sebesar 0,138 dan nilai koefisien B sebesar

552
E-ISSN: 2775 – 8907 Yohanes
Fransisca Sherly

Novriyanti dan Dalam (2020), Tebiono dan oleh perusahaan dapat terjadi akibat pengaruh
Sukanda (2019), Puspita dan Febrianti (2017). eksternal dari perusahaan. Contohnya seperti
Hasil uji t di atas menyajikan bahwa nilai inflasi, inflasi menyebabkan harga pokok
signifikansi variabel institutional ownership penjualan perusahaan akan berbeda dari tahun
adalah sebesar 0,336 dan nilai koefisien B ke tahun. Hasil tersebut sama dengan Astuti et
sebesar 0,058. Nilai signifikansi (Sig.) ≥ α (0,05) al. (2020), Novriyanti dan Dalam (2020), dan
berarti Ha5 tidak diterima sehingga tidak Primasari (2019).
terdapat pengaruh antara variabel institutional Variabel audit quality mempunyai nilai
ownership terhadap variabel tax avoidance. signifikansi sebesar 0,977. Selain itu, audit
Institutional ownership tidak berpengaruh quality mempunyai nilai koefisien B sebesar -
terhadap penghindaran pajak berarti besar atau 0,001 sehingga Ha7 tidak diterima. Hasil
kecilnya institutional ownership tidak tersebut menunjukkan bahwa audit quality tidak
memengaruhi praktik penghindaran pajak (tax berpengaruh terhadap tax avoidance. Kualitas
avoidance). Keberadaan kepemilikan audit dapat terlihat dari KAP yang melakukan
institusional dapat memberikan pengawasan audit. KAP Big Four dinilai menghasilkan
kepada manajer perusahaan. Akan tetapi, hasil kualitas audit yang lebih baik dibandingkan KAP
menunjukkan tidak berpengaruh sehingga Non Big Four. Namun, praktik penghindaran
diasumsikan keberadaan kepemilikan saham pajak bisa terjadi tanpa memandang apakah
institusional belum bisa secara optimal dalam auditor terafiliasi dengan KAP Big Four atau
mengawasi manajer untuk menentukan sebuah KAP Non Big Four. Auditor yang berkualitas
keputusan. Tidak keoptimalannya tersebut menunjukkan auditor tersebut profesional,
disebabkan oleh pemilik institusi akan berpengetahuan, dan independen. Namun,
mendukung semua keputusan yang dapat perusahaan bisa saja dapat memengaruhi
menguntungkan dan mensejahterakan dirinya. kualitas auditor tersebut. Hal tersebut
Sehingga, keputusan perusahaan untuk disebabkan perusahaan yang dapat
melakukan penghindaran pajak (tax avoidance) menawarkan atau menjaminkan keuntungan
juga didukung oleh pemilik institusi. Fitria (2018), sehingga meningkatnya kesejahteraan KAP.
Mais dan Patminingih (2017), Sunarsih dan Hasil tersebut didukung oleh Primasari (2019),
Oktaviani (2016) juga membuktikan bahwa Nugraheni dan Pratomo (2018), Rosalia dan
institutional ownership tidak berpengaruh Sapari (2017).
terhadap tax avoidance. Variabel audit committee mempunyai nilai
Pada tabel 4 menunjukkan bahwa sales signifikansi sebesar 0,160 dengan hasil
growth memiliki nilai Sig. (0,674) ≥ α (0,05) serta koefisien B sebesar 0,062. Hasil tersebut
koefisien B sebesar -0,023 sehingga Ha6 tidak membuktikan bahwa Ha8 tidak diterima, artinya
diterima. Berarti dapat disimpulkan bahwa sales ialah audit committee tidak memiliki pengaruh
growth tidak berpengaruh terhadap tax terhadap tax avoidance. Audit committee tidak
avoidance. Sales growth tidak berpengaruh berpengaruh terhadap tax avoidance
terhadap penghindaran pajak sehingga sales dikarenakan banyak atau sedikitnya komite audit
growth tidak bisa menjadi dasar perusahaan di suatu perusahaan tidak dapat mencegah
dalam melakukan praktik tax avoidance. Hal praktik tax avoidance. Contohnya seperti
tersebut dikarenakan perusahaan yang fenomena yang telah dibahas sebelumnya.
mengalami pertumbuhan penjualan yang tinggi Perusahaan Bentoel mempunyai tiga komite
belum tentu berpengaruh terhadap peningkatan audit. Akan tetapi, perusahaan Bentoel tetap
laba. Sebaliknya, penurunan penjualan belum dapat melakukan penghindaran pajak (tax
tentu berpengaruh terhadap penurunan laba. avoidance). Maka dari itu, dapat disimpulkan
Penurunan atau peningkatan laba yang dialami bahwa yang dapat mencegah praktik

553
E-Jurnal Akuntansi TSM, Vol. 2, No. 2 Juni 2022

penghindaran pajak (tax avoidance) di suatu diduga membantu nasabah untuk mengurangi
perusahaan bukan dari jumlah komite audit, utang pajaknya (Mira dan Purnamasari 2020).
melainkan kualitas komite audit itu sendiri. Selain itu, melakukan penambahan variabel
Komite audit yang berkualitas akan bekerja dewan komisaris, komisaris independen, dan
secara profesional dan independen, sehingga corporate social responsibility (CSR). Hal
komite audit dapat mencegah manajemen tersebut dikarenakan hasil dari penelitian yang
perusahaan untuk tidak melakukan tindakan dilakukan oleh Astuti et al. (2020) membuktikan
yang kurang baik. Hasil penelitian Dewi (2019), bahwa dewan komisaris berpengaruh terhadap
Honggo dan Marlinah (2019), Putriningsih et al. tax avoidance. Hal tersebut disebabkan dewan
(2018) juga sama dengan hasil penelitian ini. komisaris sebagai perwakilan pemegang saham
akan memungkinkan untuk mendukung
PENUTUP manajemen perusahaan dalam melangsungkan
penghindaran pajak selama masih tidak
Berdasarkan penjelasan di atas, maka bertentangan dengan hukum. Menurut Eksandy
variabel profitability berpengaruh terhadap tax (2017), komisaris independen berpengaruh
avoidance. Sedangkan, variabel company size, terhadap tax avoidance dikarenakan semakin
leverage, capital intensity, institutional banyak komisaris independen akan
ownership, sales growth, audit quality, dan audit meningkatkan pengawasan terhadap
committee tidak berpengaruh terhadap tax manajemen perusahaan, sehingga dapat
avoidance. meminimalkan masalah agensi, membuat
Setiap penelitian cenderung memiliki manajemen lebih transparan, dan berhati-hati
keterbatasan dan kekurangan. Penelitian ini dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu,
juga terdapat beberapa keterbatasan. praktik penghindaran pajak akan menurun. Dharma
Keterbatasan yang pertama yaitu penelitian ini dan Noviari (2017) menemukan bahwa
hanya berfokus pada perusahaan manufaktur corporate social responsibility (CSR)
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) berpengaruh terhadap tax avoidance, sehingga
pada periode 2018-2020. Keterbatasan kedua meningkatnya pengungkapan CSR akan
yaitu penelitian ini hanya terbatas pada variabel berdampak pada penurunan tindakan tax
independen mengenai profitability, company avoidance. Hal tersebut dikarenakan corporate
size, leverage, capital intensity, institutional social responsibility (CSR) merupakan kegiatan
ownership, sales growth, audit quality, dan audit perusahaan yang tidak hanya mengutamakan
committee dengan variabel dependen tax perdagangan, melainkan memikirkan mengenai
avoidance. Keterbatasan lainnya yaitu terjadi sosial dan dampak dari tindakan yang
heteroskedastisitas pada variabel leverage, dilaksanakan oleh perusahaan. Corporate social
sales growth, dan audit committee. responsibility (CSR) tersebut juga merupakan
Berdasarkan keterbatasan yang telah kegiatan sebagai bentuk tanggung jawab
dijelaskan sebelumnya, peneliti memberikan terhadap pemangku kepentingan, sehingga
beberapa rekomendasi untuk peneliti perusahaan yang melakukan corporate social
selanjutnya yaitu melakukan penelitian responsibility CSR akan meminimalkan praktik
mengenai tax avoidance pada sektor tax avoidance. Untuk meminimalisir terjadinya
perbankan. Hal tersebut dikarenakan terdapat heteroskedastisitas, peneliti selanjutnya dapat
kasus pada salah satu bank di Swiss yang melakukan transformasi data.

554
E-ISSN: 2775 – 8907 Yohanes
Fransisca Sherly

REFERENCES:

Arief, Tegar and Maria Elena. 2021. Ibu Sri Mulyani Jangan Lengah, Awas Praktik Penghindaran Pajak
Korporasi!, https://ekonomi.bisnis.com/read/20210408/259/1378233/ibu-sri-mulyani-jangan-
lengah-awas-praktik-penghindaran-pajak-korporasi (diakses 16 Oktober 2021).
Astuti, Desy Fitri, Riana Rahmawati Dewi, and Rosa Nikmatul Fajri. 2020. “Pengaruh Corporate
Governance Dan Sales Growth Terhadap Tax Avoidance Di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2014-
2018.” Ekonomis: Journal of Economics and Business 4 (1): 210.
https://doi.org/10.33087/ekonomis.v4i1.101.
Baroroh, Niswah, and Rita Apriyanti. 2020. “Model Tax Avoidance of Indonesian Property Companies
within the Perspectives of Size, Sales and Corporate Governance.” KnE Social Sciences 2020: 490–
501. https://doi.org/10.18502/kss.v4i6.6621.
Dewi, Noor Mita. 2019. “Pengaruh Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris Independen Dan Komite
Audit Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2016.” MAKSIMUM: Media Akuntansi Universitas
Muhammadiyah Semarang 9 (1): 40–51. https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/MAX.
Eksandy, Arry. 2017. “PENGARUH KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT, DAN KUALITAS
AUDIT TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK (TAX AVOIDANCE) (Studi Empiris Pada Sektor
Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014).”
COMPETITIVE Jurnal Akuntansi Dan Keuangan 1 (1): 1.
https://doi.org/10.31000/competitive.v1i1.96.
Fauzan, Dyah Ayu Wardan, and Nashirotun Nissa Nurharjanti. 2019. “The Effect of Audit Committee,
Leverage, Return on Assets, Company Size, and Sales Growth on Tax Avoidance.” Riset Akuntansi
Dan Keuangan Indonesia 4 (3): 171–85. https://doi.org/10.23917/reaksi.v4i3.9338.
Fitria, Giawan. 2018. “PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KOMISARIS INDEPENDEN,
KARAKTER EKSEKUTIF DAN SIZE TERHADAP TAX AVOIDANCE (Study Empiris Pada Emiten
Sektor Perdagangan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2014-2017).” Jurnal Profita 11 (3): 438–51.
https://doi.org/10.22441/profita.2018.v11.03.006.
Hidayah, Oktavia Nur, Endang Masitoh, and Riana Rachmawati Dewi. 2020. “Jurnal Akuntansi Unihaz -
JAZ JUNI Jurnal Akuntansi Unihaz - JAZ JUNI.” Jurnal Akuntansi Unihaz 3 (1): 51–65.
Hidayat, Khomarul. 2020. Dirjen Pajak angkat bicara soal kerugian Rp 68,6 triliun dari penghindaran
pajak, https://nasional.kontan.co.id/news/dirjen-pajak-angkat-bicara-soal-kerugian-rp-687-triliun-
dari-penghindaran-pajak (diakses 12 Oktober 2021).
Honggo, Kevin, and Aan Marlinah. 2019. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Dewan
Komisaris Independen, Komite Audit, Sales Growth, Dan Leverage Terhadap Penghindaran Pajak.”
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi 21 (1): 9–26.
Kaliman, Robert, and Satriyo Wibowo. 2017. “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RISIKO BISNIS,
GROWTH,PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN SALES GROWTH TERHADAP STRUKTUR
MODAL PADA SEKTOR FARMASI YANG TERDAFTAR DI BEI.” Jurnal Bisnis Dan Akuntansi 19
(1): 185–90.
Khairunisa, Kartika, Dini Wahjoe Hapsari, and Wiwin Aminah. 2017. “Kualitas Audit, Corporate Social
Responsibility, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tax Avoidance.” Jurnal Riset Akuntansi
Kontemporer 9 (1): 39–46. https://doi.org/10.23969/jrak.v9i1.366.
Mahadi, Tendi. 2019. Ini penjelasan Bentoel Group tentang dugaan penghindaran pajak,
https://investasi.kontan.co.id/news/ini-penjelasan-bentoel-group-tentang-dugaan-penghindaran-
pajak (diakses 13 Oktober 2021).

555
E-Jurnal Akuntansi TSM, Vol. 2, No. 2 Juni 2022

Mais, Rimi Gusliana, and Dewi Patminingih. 2017. “Effect of Good Corporate Governance on Tax
Avoidance of the Company in Listed of the Indonesia Stock Exchange.” Jurnal STEI Ekonomi 26
(2): 230–43.
Mira, and A. Wirta Purnamasari. 2020. “Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Tax Avoidance Pada
Perusahaan Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bei Periode 2016-2018.” Amnesty: Jurnal Riset
Perpajakan 3 (2): 211–26. http://dispenda.jabarprov.go.id/2015/06.
Napitupulu, Ilham Hidayah, Anggiat Situngkir, and Chairunnisa Arfani. 2020. “PENGARUH TRANSFER
PRICING DAN PROFITABILITAS TERHADAP TAX AVOIDANCE.” Kajian Akuntansi 21 (2): 126–
41.
Noviyani, Espi, and Dul Muid. 2019. “Pengaruh Return on Assets, Leverage, Ukuran Perusahaan,
Intensitas Aset Tetap Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Penghindaran Pajak.” Diponegoro
Journal of Accounting 8 (3): 1–11.
Novriyanti, Indah, and Winanda Wahana Warga Dalam. 2020. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Penghindaran Pajak.” Journal of Applied Accounting and Taxation 5 (1): 24–35.
https://doi.org/10.30871/jaat.v5i1.1862.
Nugraheni, Arfenta Satria, and Dudi Pratomo. 2018. “PENGARUH KOMITE AUDIT, KUALITAS AUDIT,
DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP TAX AVOIDANCE (Studi Pada Perusahaan
Manufaktur Subsektor Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016)” 26 (2):
241–53.
Prakoso, Jaffry Prabu. 2021. Kinerja Penerimaan Pajak 2020 di Bawah 90 Persen, Enam Faktor Ini
Penyebabnya, https://ekonomi.bisnis.com/read/20210308/259/1365252/kinerja-penerimaan-pajak-
2020-di-bawah-90-persen-enam-faktor-ini-penyebabnya (diakses 12 Oktober 2021).
Primasari, Nora Hilmia. 2019. “LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS,
PERTUMBUHAN PENJUALAN, PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN DAN KUALITAS AUDIT
TERHADAP TAX AVOIDANCE (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2016).” Jurnal Akuntansi Dan Keuangan 8 (5): 55.
Puspita, Deanna, and Meiriska Febrianti. 2017. “Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Penghindaran Pajak
Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia.” Jurnal Bisnis Dan Akuntansi 19 (1): 38–
46. https://doi.org/10.34208/jba.v19i1.63.
Putra, Wirmie Eka, Yuliusman, and Raeza Firsta Wisra. 2020. “The Relations among Firm Characteristic,
Capital Intensity, Institutional Ownership, and Tax Avoidance: Some Evidence from Indonesia.”
Humanities and Social Sciences Reviews 8 (1): 315–22. https://doi.org/10.18510/hssr.2020.8142.
Putri, Citra Lestari, and Maya Febrianty Lautania. 2016. “Pengaruh Capital Intensity Ratio, Inventory
Intensity Ratio, Ownership Structure Dan Profitability Terhadap Effective Tax Rate (ETR) (Studi
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014).” Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA) 1 (1): 101–19.
Putri, Tiara Riza Falistiani, and Trisni Suryarini. 2017. “Factors Affecting Tax Avoidance on Manufacturing
Companies Listed on IDX.” Accounting Analysis Journal 6 (3): 407–19.
https://doi.org/10.15294/aaj.v6i3.18198.
Putriningsih, Dewi, Eko Suyono, and Eliada Herwiyanti. 2018. “PROFITABILITAS, LEVERAGE,
KOMPOSISI DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT, DAN KOMPENSASI RUGI FISKAL
TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK PADA PERUSAHAAN PERBANKAN.” Jurnal Bisnis Dan
Akuntansi 20 (2): 77–92.
Rosalia, Yuliesti, and Sapari. 2017. “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas Dan Corporate Governance
Terhadap Penghindaran Pajak.” Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi Riset Akuntansi 6 (3): 1–20.
Sandra, Monifa Yuliana Dwi, and Achmad Syaiful Hidayat Anwar. 2018. “PENGARUH CORPORATE

556
E-ISSN: 2775 – 8907 Yohanes
Fransisca Sherly

SOCIAL RESPONSIBILITY DAN CAPITAL INTENSITY TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK


(Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI).” JURNAL AKADEMI
AKUNTANSI 151 (2): 10–17.
Suciarti, Cicik, Elly Suryani, and Kurnia. 2020. “The Effect of Leverage, Capital Intensity and Deferred
Tax Expense on Tax Avoidance.” Journal of Accounting Auditing and Business 3 (2): 76.
https://doi.org/10.24198/jaab.v3i2.28624.
Sunarsih, Uun, and Kartika Oktaviani. 2016. “Good Corporate Governance in Manufacturing Companies
Tax Avoidance.” Etikonomi 15 (2): 85–96. https://doi.org/10.15408/etk.v15i2.3541.
Tandean, Vivi Adeyani, and Winnie. 2016. “The Effect of Good Corporate Governance on Tax Avoidance:
An Empirical Study on Manufacturing Companies Listed in IDX Period 2010-2013.” Asian Journal of
Accounting Research 1 (1): 28–38. https://doi.org/10.1108/ajar-2016-01-01-b004.
Tebiono, Juan Nathanael, and Ida Bagus Nyoman Sukanda. 2019. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Tax Avoidance Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI.” Jurnal Bisnis Dan Akuntansi
21 (1): 121–30.
Widuri, Retnaningtyas, Winnie Wijaya, Jessica Effendi, and Elvina Cikita. 2019. “The Effect of Good
Corporate Governance on Tax Avoidance of Listed Companies in Indonesian Stock Exchange in
2015-2017.” Journal of Economics and Business 2 (1). https://doi.org/10.31014/aior.1992.02.01.72.

557
E-Jurnal Akuntansi TSM, Vol. 2, No. 2 Juni 2022

558

You might also like