You are on page 1of 17

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN

LEVERAGE TERHADAP TAX AVOIDANCE PERUSAHAAN


(Studi pada Perusahaan BUMN yang Terdaftar di BEI)
Jauzaa Marhabhan Noor Islam
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
jauzaa.mni@gmail.com
Dosen Pembimbing:
Nur Khusniyah Indrawati

ABSTRACT
Taxes trigger a conflict of interest between the government and the company. In the taxation
system used in Indonesia today, companies can take advantage of a number of forms of
corporate social responsibility and interest expense through leverage policies to protect their
profits by reducing the company's tax burden. The purpose of this study was to determine the
respective effects of corporate social responsibility and leverage on the practice of tax
avoidance of state-owned companies listed on the Indonesia Stock Exchange. This type of
research is explanatory research which aims to explain causal between two or more variables
through hypothesis testing. The sampling technique used in this study was a saturated sampling
technique and obtained as many as 6 state-owned companies, with 30 total observations. The
data used is collected from annual reports and company sustainability reports and the Indonesia
Stock Exchange website. The data analysis technique uses multiple linear regression methods
with the SPSS program. The results of this study indicate that there are significant effects both
between corporate social responsibility and leverage on the practice of corporate tax avoidance.
Keywords: Corporate Social Responsibility, Leverage, Tax Avoidance
ABSTRAK

Pajak memicu terjadinya conflict of interest di antara pemerintah dengan perusahaan. Pada
sistem perpajakan yang digunakan di Indonesia saat ini, perusahaan dapat memanfaatkan
sejumlah bentuk corporate social responsibility serta beban bunga melalui kebijakan leverage
untuk melindungi laba mereka dengan mengurangi beban pajak perusahaan. Tujuan penelitian
ini adalah mengetahui pengaruh masing-masing dari corporate social responsibility dan
leverage terhadap praktik tax avoidance perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Jenis penelitian ini adalah explanatory research yang bertujuan menjelaskan kausal
antara dua variabel atau lebih melalui pengujian hipotesis. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan pada penelitian ini adalah teknik sampling jenuh dan diperoleh sebanyak 6
perusahaan BUMN, dengan 30 jumlah observasi. Data yang digunakan dikumpulkan dari
laporan tahunan dan laporan keberlanjutan perusahaan serta website Bursa Efek Indonesia.
Teknik analisis data menggunakan metode regresi linear berganda dengan program SPSS.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan baik antara corporate
social responsibility maupun leverage terhadap praktik tax avoidance perusahaan.

Kata Kunci: Corporate Social Responsibility, Leverage, Tax Avoidance

1
PENDAHULUAN

Situasi dan tantangan ekonomi interest diantara pemerintah dengan


terus berubah dan sering perubahan perusahaan.
terjadi sangat cepat (Sri Mulyani, Mangunsong (2002)
2018). Situasi perkonomian global serta mengungkapkan bahwa bagi
kebijakan-kebijakan terkait perusahaan, pajak menjadi suatu beban
perkonomian, termasuk diantaranya yang akan mengurangi laba bersih,
kebijakan fiskal, yang diambil oleh sehingga dalam rangka meningkatkan
negara-negara dengan perekonomian efisiensi daya saing, maka manajer
yang kuat secara langung berpengaruh wajib menekan beban pajak seoptimal
bagi perekonomian nasional. mungkin. Perbedaan kepentingan
Di Indonesia, kebijakan fiskal diantara pemerintah dengan
dikenal dengan bentuk Anggaran perusahaan, memunculkan masalah
Pendapatan dan Belanja Negara dengan timbulnya ketidakpatuhan
(APBN). Dalam pengelolaan fiskal, wajib pajak (WP) dalam bentuk
pemerintah menggunakan instrumen perlawanan terhadap pajak.
kebijakan fiskal yaitu pengeluaran serta Terdapat dua langkah yang sering
penerimaan pemerintah yang dilakukan perusahaan untuk
berhubungan erat dengan pajak. Salah meminimalisir jumlah pajak yang
satu cara untuk mewujudkan dikenakan kepada perusahaan yaitu: tax
kemandirian bangsa dalam pembiayaan avoidance (penghindaran pajak) dan
pembangunan adalah dengan menggali tax evasion (penggelapan pajak).
sumber dana dari pajak (Waluyo,2011). Penghindaran pajak merupakan usaha
Seiring dengan berjalanya usaha untuk mengurangi hutang pajak yang
pemerintah untuk terus memperbaiki bersifat legal (Lawful), sedangkan
sistem perpajakan, muncul conflict of penggelapan pajak (Tax Evasion)
adalah usaha untuk mengurangi hutang

2
pajak yang bersifat tidak legal perusahaan, membuat perusahaan
(Unlawful) (Xynas, 2011). merasa terbebani oleh dua beban yang
Salah satu instrument yang paling berbeda yakni beban CSR serta beban
sering digunakan oleh perusahaan pajak. Hal ini dapat mendorong
dalam praktik tax avoidance adalah perusahaan untuk melaksanakan
instrumen hutang, yang dimanfaatkan praktik tax avoidance untuk berusaha
melalui kebijakan leverage perusahaan. meminimalisir kedua beban tersebut
Semakin tinggi rasio leverage dengan mengakui sejumlah bentuk
perusahaan, semaking tinggi juga nilai CSR sebagai pengurang penghasilan
hutang perusahaan yang mana akan bruto, kebijakan ini tertuang pada
meningkatkan komponen beban bunga Peraturan Pemerintah Republik
yang mengurangi laba sebelum kena Indonesia Nomor 93 Tahun 2010.
pajak perusahaan, Biaya bunga yang Berdasarkan uraian di atas, maka
semakin tinggi akan memberikan dilaksanakan penelitian dengan judul:
pengaruh berkurangnya beban pajak Pengaruh Corporate Social
perusahaan (Surya et al., 2016). Responsibility dan Leverage terhadap
Selain hutang, terdapat juga Tax Avoidance Perusahaan (Studi
peraturan dalam bentuk undang-undang pada Perusahaan Bumn yang
yang mengatur Corporate Social Terdaftar di BEI).
Responsibility (CSR) sebagai
komponen pengurang pajak. Konsep TINJAUAN PUSTAKA
CSR hadir dalam rangka menjaga Teori Stakeholder
keberlangsungan atau sustainability Teori ini menyatakan bahwa
perusahaan. Lanis dan Richardson seluruh stakeholder memiliki hak untuk
(2012) mengungkapkan bahwa disediakan informasi tentang
pertanggungjawaban sosial merupakan bagaimana aktivitas organisasi
faktor utama dalam kelangsungan memengaruhi mereka (sebagai contoh,
hidup suatu perusahaan. melalui polusi, sponsorship, inisiatiaf
Diberlakukanya kewajiban CSR bagi pengamanan, dll), bahkan ketika

3
mereka memilih untuk tidak mengedepankan keberpihakan kepada
menggunakan informasi tersebut dan masyarakat, operasional perusahaan
bahkan ketika mereka tidak dapat harus kongruen dengan harapan
secara langsung memainkan peran yang masyarakat.
konstruktif dalam kelangsungan hidup
Corporate Social Responsibility
organisasi (Deegan, 2004).
(CSR)
Perusahaan perlu menjaga
Undang-Undang Republik
legitimasi stakeholder serta
Indonesia Nomor 40 Tahun 2007
mendudukkannya dalam kerangka
Tentang Perseroan Terbatas,
kebijakan dan pengambilan keputusan,
mendefinisikan Tanggung Jawab Sosial
sehingga dapat mendukung dalam
dan Lingkungan adalah komitmen
pencapaian tujuan perusahaan, yaitu
Perseroan untuk berperan serta dalam
stabilitas usaha dan jaminan going
pembangunan ekonomi berkelanjutan
concern (Adam, 2002).
guna meningkatkan kualitas kehidupan
Legitimacy Theory
dan lingkungan yang bermanfaat, baik
Legitimasi organisasi dapat dilihat
bagi Perseroan sendiri, komunitas
sebagai sesuatu yang diberikan
setempat, masyarakat pada umumnya.
masyarakat kepada perusahaan dan
CSR adalah sebuah pendekatan
sesuatu yang diinginkan atau dicari
dimana perusahaan mengintegrasikan
perusahaan dari masyarakat
kepedulian sosial dalam operasi bisnis
(O’Donovan, 2002).
mereka dan dalam interaksi mereka
Gray et al. (1996) mengemukakan
dengan pemangku kepentingan
bahwa legitimasi merupakan sistem
berdasarkan prinsip kesukarelawanan
pengelolaan perusahaan yang
dan kemitraan (Mu’man, 2005).
berorientasi pada keberpihakan
Berkaitan dengan ruang lingkup
terhadap masyarakat (society),
Corporate Social Responsibility, John
pemerintah, individu dan kelompok
Elkingston (1997) mengkategorikan
masyarakat. Maka dari itu, sebagai
CSR dalam bentuk 3 aspek yang
suatu sistem yang diharapkan

4
dikenal dengan istilah “Triple Bottom (loophole) ketentuan perpajakan suatu
Line (3BL)” yang meliputi economic negara sehingga ahli pajak menyatakan
prosperity, environmental quality, serta legal karena tidak melanggar peraturan
social justice. perpajakan.

Leverage Pendapat senada diutarakan oleh


Menurut Kasmir (2011) leverage Lim (2011), dimana Lim
menunjukkan sejauh mana aktiva mendefinisikan tax avoidance sebagai
perusahaan dibiayai dengan utang. penghematan pajak yang timbul dengan
Beberapa analisis menggunakan istilah memanfaatkan ketentuan perpajakan
rasio solvabilitas, yang berarti yang dilakukan secara legal untuk
mengukur kemampuan perusahaan meminimalkan kewajiban pajak.
memenuhi kewajiban keuanganya
(Husnan et al, 2012). HIPOTESIS
Lebih lanjut, Cahyono et al (2016) H1 : Corporate Social Responsibility
berpendapat bahwa leverage berpengaruh signifikan terhadap Tax
menggambarkan proporsi total hutang Avoidance.
perusahaan terhadap total aset yang H2 : Leverage berpengaruh signifikan
dimiliki perusahaan dengan tujuan terhadap Tax Avoidance.
untuk mengetahui keputusan
pendanaan yang dilakukan oleh
METODOLOGI PENELITIAN
perusahaan tersebut.
Penelitian ini menggunakan

Tax Avidoidance metode eksplanatori dengan

Darussalam dan Septriadi (2009) pendekatan kuantitatif. Sugiyono

mengungkapkan bahwa sejatinya, tax (2012), mendefinisikan eksplanatori

avoidance adalah suatu skema sebagai penelitian yang menjelaskan

transasksi yang ditujukan untuk hubungan kausal antara variabel-

meminimalkan beban pajak dengan variabel yang mempengaruhi hipotesis.

memanfaatkan kelemahan- kelemahan

5
Dalam penelitian ini, populasi Galeri Bursa Efek Indonesia FEB UB.
yang diteliti adalah seluruh perusahaan Teknik dokumentasi merupakan teknik
BUMN yang terdaftar di Bursa Efek pengumpulan data atau informasi
Indonesia (BEI) pada periode tahun dengan cara membaca surat-surat,
2013-2017 dengan sejumlah kriteria. pengumuman, iktisar rapat, pernyataan
Metode penentuan sampel yang tertulis kebijakan tertentu dan bahan-
digunakan adalah teknik sampel jenuh. bahan tulisan lainnya (Jonathan, 2006)
Sampling jenuh adalah teknik Data yang telah memenuhi uji
penentuan sampel bila semua anggota asumsi klasik kemudian dianalisis
populasi digunakan sebagai sampel. menggunakan regresi linear berganda,
Istilah lain dari sampel jenuh adalah uji F, Koefisien Determinasi (𝑅2 ), serta
sensus (Sugiyono, 2012). Dengan uji t.
digunakanya teknik sampel jenuh
makan keseluruhan enam perusahaan Definisi Operasional Variabel
anggota populasi dijadikan obyek Tax Avoidance (Y)
penelitian, melalui periode penelitian Variabel dependen yang diteliti
selama lima tahun (2013-2017) maka pada penelitian ini adalah tax
jumlah observasi penelitian adalah avoidance, yang disimbolkan dengan
sebanyak 30 buah. (Y). Tax avoidance merupakan
Pada penelitian ini terdapat dua penghematan pajak yang timbul dengan
buah bvariable bebas yang diteliti yaitu memanfaatkan ketentuan perpajakan
CSR dan leverage, serta satu buah yang dilakukan secara legal untuk
variabel terikat yaitu tax avoidance. meminimalkan kewajiban pajak.
Penelitian mengunakan data sekunder Darussalam dan Septriadi (2009)
berupa laporan keuangan perusahaan berpendapat bahwa sejatinya, tax
serta laporan keberlanjutan avoidance adalah suatu skema
perusahaan,yang dikumpulkan dengan transasksi yang ditujukan untuk
menggunakan teknik dokumentasi dari meminimalkan beban pajak dengan
website perusahaan, website IDX, serta

6
memanfaatkan kelemahan- kelemahan Corporate Social Responsibility (X1)
(loophole) ketentuan perpajakan suatu Berdasarkan Undang-Undang
negara sehingga ahli pajak menyatakan Republik Indonesia Nomor 40 Tahun
legal karena tidak melanggar peraturan 2007 Tentang Perseroan Terbatas,
perpajakan.Dalam penelitian ini, tax Tanggung Jawab Sosial dan
avoidance diukur dengan Lingkungan adalah komitmen
menggunakan GAAP Effective Tax Perseroan untuk berperan serta dalam
Rate (ETR). Menrut Dyreng et al. pembangunan ekonomi berkelanjutan
(2010), GAAP ETR merupakan guna meningkatkan kualitas kehidupan
perhitungan tarif pajak efektif dan lingkungan yang bermanfaat, baik
didasarkan pada General Accepted bagi Perseroan sendiri, komunitas
Accounting Principle (GAAP). Metode setempat, masyarakat pada umumnya.
ini menghitung tarif pajak efektif Konsep CSR menekankan bahwa
melalui perbandingan total beban pajak perusahaan perlu memperhatikan
(beban pajak kini dan tangguhan) lingkungan serta memberdayakan
dengan penghasilan kena pajak. Nilai sosial ekonomi stakeholder mereka,
penghasilan kena pajak menurut secara etis dan bertanggung jawab
metode ini dihitung dengan mengacu dengan menyeluruh serta
pada aturan akuntansi. berkelanjutan. Di dalam penelitian ini,
GAAP ETR dihitung variabel CSR diukur dengan
menggunakan rumus yang digunakan menggunakan Corporate Social
oleh Dyreng et al. (2010) sebagai Responsibility Index (CSRI) yang
berikut: berpedoman pada Global Reporting
𝑮𝑨𝑨𝑷 𝑬𝒇𝒇𝒆𝒄𝒕𝒊𝒗𝒆 𝑻𝒂𝒙 𝑹𝒂𝒕𝒆 Index Guideliness (GRI-G4). Dalam
𝑻𝒂𝒙 𝑬𝒙𝒑𝒆𝒏𝒔𝒆 penghitungan CSRI, tahap pertama
=
𝑷𝒓𝒆 − 𝑻𝒂𝒙 𝑰𝒏𝒄𝒐𝒎𝒆 yang perlu dilakukan adalah
memberikan skor terhadap item-item
yang diungkapkan dalam laporan
keuangan tahunan ataupun laporan

7
keberlanjutan perusahaan. Skor 1 untuk mengetahui keputusan
diberikan kepada suatu item yang pendanaan yang dilakukan oleh
diungkapkan, dan skor 0 diberikan jika perusahaan tersebut (Cahyono et al,
suatu item tidak diungkapkan. Tahap 2016). Rasio leverage mengukur
berikutnya, setelah skor telah diberikan seberapa jauh perusahaan
terhadap seluruh item, keseluruhan skor menggunakan hutang. Sesuai dengan
tersebut kemudian dijumlahkan untuk Peraturan Menteri Keuangan Republik
kemudian memperoleh total skor Indonesia Nomor 169/PMK.010/2015
keseluruhan untuk setiap perusahaan. tentang Penentuan Besarnya
Rumus perhitungan CSRI adalah Perbandingan Antara Utang Dan Modal
sebagai berikut: Perusahaan Untuk Keperluan
∑𝐗 𝐢𝐣 Penghitungan Pajak Penghasilan,
𝐂𝐒𝐑𝐈𝐣 =
𝐧𝐣
dalam penlitian ini variabel leverage
diukur menggunakan debt to equity
Keterangan:
ratio (DER) atau rasio hutang terhadap
CSRIj = Indeks CSR Perusahaan j
modal. DER merupakan rasio yang
∑Xij = Jumlah Item yang
dapat menunjukkan hubungan antara
Diungkapkan Perusahaan j jumlah pinjaman jangka panjang yang
nj = Jumlah item untuk diberikan oleh kreditur dengan jumlah
perusahaan j, Nj≤91 modal sendiri yang diberikan oleh
pemilik perusahaan (Syamsudin, 2009).
Leverage
Rumus yang digunakan dalam
Kasmir (2011) mengungkapkan
menghitung DER sebagai berikut
bahwa leverage menunjukkan sejauh
(Harahap, 2013):
mana aktiva perusahaan dibiayai
Debt to Equity Ratio
dengan utang. Leverage
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐔𝐭𝐚𝐧𝐠
menggambarkan proporsi total hutang = 𝐱 𝟏𝟎𝟎%
𝐌𝐨𝐝𝐚𝐥
perusahaan terhadap total aset yang
dimiliki perusahaan dengan tujuan

8
HASIL PENELITIAN analisis regresi linier berganda
Analisis Regresi Linier Berganda menggunakan bantuan program komputer

Dalam penelitian ini, perhitungan SPSS. Hasil dari analisis regresi linier

statistik dilaksanakan dengan metode berganda dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4.1
Rekapitulasi Hasil Regresi
Unstandardized Standardized
Variabel Variabel Coefficients Coefficients T Sig. Keterangan
Terikat bebas
B Std. Error Beta
(Constant) 0.27990 0.02876 9.732 0.000
Y X1 -0.17364 0.05461 -0.420 -3.179 0.004 Signifikan
X2 0.00046 0.00012 0.509 3.854 0.001 Signifikan
R: 0.766
R Square : 0.587
Adjusted R Square : 0.556
F Hitung : 19.180
Sig. F : 0.000
F tabel : 3.354
t tabel : 2.052

Sumber: Data diolah, 2019.

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, indepnden CSR (X1) dan Leverage


didapatkan persamaan regresi sebagai sama dengant nol atau tidak ada.
berikut: 2. Koefisien regresi b1 sebesar
Y = 0,2799 – 0,1736 X1 + 0,00046 0,1736, artinya Tax Avoidance
X2 + e akan mengalami peurunan sebesar
Makna persamaan regresi tersebut, 0,1736 satuan untuk setiap
dapat diinterpretasikan sebagai berikut: tambahan satu satuan CSR (X1).
1. Nilai konstanta atau intersep Sedangkan apabila CSR
sebesar 0,2799, artinya nilai rata – mengalami peningkatan 1 satuan,
rata Tax Avoidance bernilai maka Tax Avoidance akan
sebesar 0,2799 jika nila variabel menurun sebesar 0,1736 satuan

9
dengan asumsi variabel yang hasilnya signfikan, maka H0 ditolak dan
lainnya dianggap konstan. H1 diterima. Sedangkan jika hasilnya
3. Koefisien regresi b2 sebesar tidak signifikan, maka H0 diterima dan
0,00046, artinya Tax Avoidance H1 ditolak. Hal ini dapat juga dikatakan
akan mengalami peningkatan sebagai berikut :
sebesar 0,00046 satuan untuk a. Jika sig > 0,05 maka H0 diterima
setiap tambahan satu satuan atau H1 ditolak.
Leverage (X2), Sedangkan apabila b. Jika sig < 0,05 maka H0 ditolak
Leverage mengalami peningkatan atau H1 diterima.
1 satuan, maka Tax Avoidance
Berdasarkan Tabel 4.1 nilai F
akan meningkat sebesar 0,00046
hitung sebesar 19,180. Sedangkan F
satuan dengan asumsi variabel
tabel (α = 0.05 ; db regresi = 2 : db
yang lainnya dianggap konstan.
residual = 27) adalah sebesar 3,354.
Berdasarkan interpretasi di atas,
Karena F hitung > F tabel yaitu 19,180
dapat diketahui bahwa apabila terjadi
> 3,354 atau nilai sig F (0,000) < α =
peningkatan pada variabel CSR dan
0.05 maka model analisis regresi adalah
Leverage, maka akan diikuti
signifikan. Hal ini berarti H0 ditolak
peningkatan oleh variabel Tax
dan H1 diterima sehingga dapat
Avoidance.
disimpulkan bahwa variabel dependen
(Tax Avoidance) dapat dipengaruhi
secara signifikan oleh variabel
Pengujian Hipotesis
independen (CSR (X1), Leverage
Uji F
(X2)).
Pengujian F atau pengujian model
digunakan untuk mengetahui apakah Koefisien Determinasi (R2)
hasil dari analisis regresi signifikan Untuk mengetahui besar kontribusi
atau tidak, dengan kata lain model yang variabel independen CSR (X1) dan
diduga tepat/sesuai atau tidak. Jika Leverage (X2), terhadap variabel

10
dependen Tax Avoidance digunakan Uji t
nilai R2, Koefisien determinasi Pengujian hipotesis merupakan
digunakan untuk menghitung besarnya bagian penting dalam penelitian,
pengaruh atau kontribusi variabel bebas setelah data terkumpul dan diolah.
terhadap variabel terikat. Dari analisis Kegunaan utamanya adalah untuk
pada Tabel 4.1 diperoleh hasil adjusted menjawab hipotesis yang dibuat oleh

R (koefisien determinasi) sebesar peneliti.

0,556. Artinya bahwa 55,6% variabel Uji t digunakan untuk mengetahui

Tax Avoidance akan dipengaruhi oleh apakah masing-masing variabel bebas

variabel bebasnya, yaitu CSR(X1) dan secara parsial mempunyai pengaruh

Leverage (X2). Sedangkan sisanya yang signifikan terhadap variabel

44,4% variabel Tax Avoidance akan terikat. Pengambilan keputusan

dipengaruhi oleh variabel-variabel hipotesis adalah sebagai berikut :

yang lain yang tidak dimasukan dalam a. Jika sig > 0,05 maka H0 diterima

penelitian ini. atau H1 ditolak.

Selain koefisien determinasi juga b. Jika sig < 0,05 maka H0 ditolak

didapat koefisien korelasi yang atau H1 diterima.

menunjukkan besarnya hubungan Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh

antara variabel bebas yaitu CSR dan hasil pengujian hipotesis penelitian

Leverage dengan variabel Tax sebagai berikut :

Avoidance, nilai R (koefisien korelasi) 1. Pengujian Hipotesis pertama

sebesar 0.766, nilai korelasi ini H1 : β ≠ 0 : CSR memiliki

menunjukkan bahwa hubungan antara pengaruh signifikan terhadap

variabel bebas yaitu CSR (X1) dan Tax Avoidance.

Leverage (X2) dengan Tax Avoidance Hasil t test antara X1 (CSR)

termasuk dalam kategori kuat karena dengan Y (Tax Avoidance)

berada pada selang 0,6 – 0,8. menunjukkan t hitung = 3,179.


Sedangkan t tabel (α = 0.05 ; db
residual = 27) adalah sebesar

11
2,052. Karena t hitung > t tabel Avoidance dapat dipengaruhi
yaitu 3,179 > 2,052 atau nilai sig t secara signifikan oleh Leverage
(0,004) < α = 0.05 maka pengaruh atau dengan meningkatkan
X1 (CSR) terhadap Tax Avoidance Leverage maka Tax Avoidance
adalah signifikan. Hal ini berarti akan mengalami peningkatan
H0 ditolak dan H1 diterima secara nyata.
sehingga dapat disimpulkan bahwa Dari hasil keseluruhan dapat
Tax Avoidance dapat dipengaruhi disimpulkan bahwa variabel bebas
secara signifikan oleh CSR atau mempunyai pengaruh yang signifikan
dengan meningkatkan CSR maka terhadap Tax Avoidance secara
Tax Avoidance akan mengalami simultan dan parsial. Dan dari sini
peningkatan secara nyata. dapat diketahui bahwa kedua variabel
2. Pengujian Hipotesis Kedua bebas tersebut yang paling dominan
H2 : β ≠ 0 : Leverage memiliki pengaruhnya terhadap Tax Avoidance
pengaruh signifikan terhadap adalah Leverage karena memiliki nilai
Tax Avoidance. koefisien beta dan t hitung paling besar.
Hasil t test antara X2
(Leverage) dengan Y (Tax
Pembahasan Hasil Penelitian
Avoidance) menunjukkan t hitung
Pengaruh CSR (X1) terhadap Tax
= 3,854. Sedangkan t tabel (α =
Avoidance (Y)
0.05 ; db residual = 27) adalah
Berdasarkan hasil pengujian
sebesar 2,052. Karena t hitung > t
variabel CSR yang diproksikan oleh
tabel yaitu 3,854 > 2,052 atau nilai
CSRI terhadap tax avoidance yang
sig t (0,001) < α = 0.05 maka
dikukur dengan GAAP ETR, dapat
pengaruh X2 (Leverage) terhadap
diketahui bahwa variabel CSR
Tax Avoidance adalah signifikan
memiliki pengaruh signifikan terhadap
pada alpha 5%. Hal ini berarti H0
tax avoidance. Hasil penelitian ini
ditolak dan H1 diterima sehingga
sesuai dengan penelitian yang
dapat disimpulkan bahwa Tax

12
dilakukan Kenny Z. Lina et al. (2017), Pengaruh Leverage (X2) terhadap
Dahlia Sari dan Chistine Tjen (2016) Tax Avoidance (Y)
serta Roman Lanis dan Grand Berdasarkan hasil pengujian
Richardson (2011) yang variabel Leverage yang diproksikan
mengindikasikan bahwa perusahaan melalui DER terhadap tax avoidance
yang melaksanakan CSR dengan baik yang diukur dengan GAAP ETR, dapat
cenderung untuk tidak melaksanakan diketahui bahwa variabel Leverage
tax avoidance. memiliki pengaruh positif yang
Lebih lanjut jika merujuk pada signifikan terhadap tax avoidance.
penelitian Kenny Z. Lina et al. (2017), Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan
hasil penelitian yang menyatakan penelitian yang dilakukan oleh Grand
bahwa CSR berpengaruh negatif Richardson et al. (2013) yang
terhadap penghindaran pajak, juga membuktikan bahwa agresitivitas pajak
dapat mengindikasikan bahwa kualitas berkorelasi negative dengan hutang
kelembagaan Indonesia cukup baik. perusahaan.
Adanya Peraturan Pemerintah Hasil penelitian ini sejalan dengan
Nomer 93 tahun 2010 yang penelitian yang dilaksanakan oleh John
memperbolehkan CSR menjadi R. Graham (1996), bahwa perusahaan
komponen pengurang pajak, secara dengan tarif pajak tinggi mengeluarkan
umum, ternyata tidak dipergunakan lebih banyak hutang daripada
oleh perusahaan sebagai celah untuk perusahaan dengan tarif pajak yang
melaksanakan praktik penghindaran lebih rendah. Maka dari itu dapat
pajak. Walaupun tetap harus dipahami bahwa perusahaan,
melaksanakan pembayaran pajak berindikasi menggunakan hutang
setelah melaksanakan CSR, perusahaan sebagai alat untuk melaksanakan
BUMN terbukti cukup taat dalam hal praktik tax avoidance melalui
pemenuhan kewajiban pajak mereka. kebijakan leverage perusahaan.
Berpengaruh secara positifnya
leverage terhadap tax avoidance ini

13
juga sesuai dengan pendapat yang penelitian ini adalah variabel CSR (𝑿𝟏 )
diutarakan oleh Surya et al. (2016), dan leverage (𝑿𝟐 ), sedangkan variabel
yang mana menyatakan bahwa biaya terikat diukur dengan GAAP ETR (Y).
bunga yang semakin tinggi akan Berdasarkan hasil penghitungan dan
memberikan pengaruh berkurangnya analisis yang telah dilaksanakan pada
beban pajak perusahaan. Utang bab sebelumnya, hasil penelitian ini
menguntungkan perusahaan karena dapat disimpulkan sebagai berikut:
pembayaran bunga, tidak seperti 1. Peningkatan aktivitas CSR yang
pembayaran dividen, diperhitungkan dilaksanakan serta diungkapkan
sebagai biaya dan mengurangi oleh perusahaan dapat memberikan
penghasilan kena pajak, sehingga dampak pada tax avoidance
jumlah pajak yang dibayarkan perusahaan. Dengan semakin
berkurang (Budi Frensidy, 2012). tingginya tingkat aktivitas CSR
Walupun sudah diatur dan dibatasi oleh yang dilaksanakan serta
pemerintah melalui PMK Nomor 169 diungkapkan oleh perusahaan,
Tahun 2015, praktik tax avoidance maka akan semakin rendah praktik
yang dilaksanakan oleh perusahaan tax avoidance perusahaan. Hal ini
tentunya tetap berdampak pada mengindikasikan bahwa CSR
berkurangnya pendapatan negara mampu menjadi tolok ukur bagi
melalui pajak. perusahaan yang peduli dan
bertanggung jawab dengan
KESIMPULAN DAN SARAN lingkungan sosial-ekonomi di
Kesimpulan sekitarnya, karena perusahaan
Penelitian ini dilaksanakan untuk yang melaksanakan CSR dengan
mengetahui serta menganalisis baik ternyata juga menghindari
pengaruh variabel CSR dan leverage praktik tax avoidance.
terhadap praktik tax avoidance 2. Peningkatan tingkat rasio leverage
perusahaan. Variabel bebas dalam perusahaan dapat memberikan

14
dampak pada tax avoidance CSR dari bentuk aktivitas sosialnya dan
perusahaan. Dengan semakin memproksikan tax avoidance dengan
tingginya rasio leverage menggunakan proksi lainya seperti
perusahaan, maka akan semakin Current ETR, Cash ETR, serta Book
tinggi juga praktik tax avoidance Tax Gap agar dapat memperoleh hasil
perusahaan. Hal ini yang lebih komperhensif. Selain itu
mengindikasikan bahwa penelitian ini hanya berfokus pada dua
perusahaan cenderung variable independen saja, karena itu
memanfaatkan beban bunga, peneliti selanjutnya diharapkan dapat
sebagai hasil dari kebijakan meneliti variable-variabel lain seperti
hutang, menjadi alat dalam Kompensasi Eksekutif, Latar Belakang
melaksanakan praktik tax Keahlian Akuntansi atau Keuangan
avoidance perusahaan untuk Komite Audit, Komisaris Independen,
melindungi laba mereka dari pajak. atau Kepemilikan Saham Terbesar.
Bagi Perusahaan
Saran
Penelitian ini menyimpulkan
Berdasarkan hasil penelitian yang
bahwa CSR dan leverage berpengaruh
telah disimpulkan, berikut saran yang
secara signifikan terhadap tax
diharapkan dapat bermanfaat bagi
avoidance. Perusahaan diharapkan
pihak-pihak terkait:
dapat lebih memperhatikan sosial-
Bagi Peneliti Selanjutnya
ekonomi dan lingkungan di sekitarnya
Penelitian ini mengukur konsep
dengan menghindari praktik tax
CSR melalui pengungkapan indikator
avoidance, diantaranya dengan terus
CSR yang disajikan di dalam laporan
meningkatkan kualitas dan kuantitas
keberlanjutan perusahaan, serta hanya
aktivitas CSR perusahaan serta
menggunakan GAAP ETR dalam
meminimalisir penggunaan beban
memproksikan tax avoidance. Oleh
bunga melalui instrumen hutang
karena itu, peneliti selanjutnya
sebagai alat pengurang pajak
diharapkan untuk dapat menilai konsep
perusahaan.

15
DAFTAR PUSTAKA
Adam, C. A. 2002. ‘Internal Organisational Factors Influencing Corporate Social and Ethical Reporting
Beyond Current Theorizing’. Accounting, Auditing, and Accountability Journal. Vol. 15 No.2.
Brigham, F. Eugene & Joel F. Houston, 2013, Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta. Salemba
Empat.
Cahyono, D.D., Rita Andini dan Kharis Raharjo. 2016. ‘Pengaruh Komite Audit, Kepemilikan
Institusional, Dewan Komisaris, Ukuran Perusahaan (Size), Leverage (DER) dan Profitabilitas
(ROA) Terhadap Tindakan Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) Pada Perusahaan Perbankan
Yang Listing BEI Periode Tahun 2011-2013’, Journal Of Accounting, Vol.2, No. 2.
Darussalam & Septriadi, D. 2009. Tax Avoidance, Tax Planning, Tax Evasion, dan Anti Avoidance Rule.
Observation & Research of Taxation, diakses pada 14 Januari 2019,
http://www.ortax.org/ortax/
Deegan, C., 2004, Financial Accounting Theory, McGraw-Hill, Sydney.
Dharma, I Made Surya dan Ardiana Putu Agus. 2016. ‘Pengaruh Leverage, Intensitas Aset Tetap,
Ukuran Perusahaan, dan Koneksi Politik Terhadap Tax Avoidance’, E-Jurnal Akuntansi
Udayana.
Dyreng, Scott D., Michelle Hanlon, dan Edward L. Maydew. 2008. ‘Long-Run Corporate Tax
Avoidance’. The Accounting Review Vol. 83 No. 1.
Elkington, John, 1997, Cannibals with Forks: The Triple Bottom Line of 21st Century Business,
Capstone Publishing Ltd, Oxford.
Frensidy, Budi, 2012, ‘Struktur Modal : Teori vs Praktik’, Skripsi, Universitas Indonesia, Depok. (dalam
negeri).
Ghozali, Imam, 2006, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS Cetakan Keempat, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Graham, John. 1996. ‘Debt and The Marginal Tax Rate’, Journal of Financial Economics 41.
Gray, et al, 1996, Accounting and Accountability: Changes and Challenges in Corporate Social and
Environmental Reporting. Prentice Hall Europe, London.
GRI Empowering Sustainable Decisions, GRI Guidelines and Standard Setting, 2010, diakses pada 29
Januari 2019, https://www.globalreporting.org/information/g4/pages/default.aspx.
Harahap, S. S., 2013, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan Edisi 11, Rajawali Pers, Jakarta.
Husnan, S. dan Enny, Pudjiastuti, 2012, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Edisi Keenam (Cetakan
Pertama), UPP STIM YPKN, Yogyakarta.
Indrawati, Sri Mulyani, 2019, Perekonomian Indonesia, diakses pada 10 Januari 2019,
https://www.facebook.com/smindrawati/posts/perekonomian-indonesiamenjaga-suatu-
perekonomian-adalah-pekerjaan-tak-pernah-ber/2181175918623065/.
Jonathan, Sarwono, 2006, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Graha Ilmu, Jakarta.
Kasmir, 2011, Analisis Laporan Keuangan Catatan Keempat, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

16
Lanis, Roman & Grant Richardson. 2012. Corporate social responsibility and tax aggressiveness: a test
of legitimacy theory. Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol. 26 Issue: 1
Lim, Youngdeok. 2011. “Tax Avoidance, Cost of Debt and Shareholder Activsm: Evidence from
Korea”, Journal of Banking and Finance 35.
Lina, Kenny Z. & Cheng, Suwina & Zhang, Fang, 2017. "Corporate Social Responsibility, Institutional
Environments, and Tax Avoidance: Evidence from a Subnational Comparison in China," The
International Journal of Accounting, Elsevier, vol. 52(4).
Mangunsong, Soddin. 2002. ‘Penerapan Tax Planning Dalam Mengefisienkan Pembayaran Pajak
Penghasilan’, Jurnal Ilmiah Akuntansi, Vol. 2, No. 1.
O’Donovan, G, 2002, ‘Extending the Applicability and Predictive Power of Legitimacy Theory’.
Accounting, Auditing & Accountability Journal, 15 (3), hal. 344-371.
Pemerintah Indonesia. 2007. Undang-Undang No. 28 Yang Mengatur Tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan. Lembaran Negara RI Tahun 2007, No. 25. Sekertariat Negara. Jakarta.
Pemerintah Indonesia. 2007. Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Yang Mengatur Tentang Perseroan
Terbatas. Lembaran Negara RI Tahun 2007, No. 115. Sekertariat Negara. Jakarta.
Pohan, Chairil A., 2013, Manajemen Perpajakan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Richardson, G., Lanis, R., & Leung, S. C-M. 2014. Corporate tax aggressiveness, outside directors, and
debt policy: An empirical analysis. Journal of Corporate Finance, 25.
Richardson, Grant and R. Lanis. 2007. ‘Determinants of Variability In Corporate Effective Tax Rates
and Tax Reform: Evidence From Australia’, Journal of Accounting and Public Policy 26 (2007)
689-704.
Sari, Dahlia., & Tjen, Christine. 2016. ‘Corporate Social Responsibility Disclosure, Environmental
Performance, and Tax Aggressiveness’. Internasional Research Journal of Business Studie vol.
IX no. 02.
Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Jakarta.
Suliyanto, 2011, Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS, ANDI, Yogyakarta.
Syamsudin, Lukman, 2009, Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi dalam: Perencanaan,
Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan, Rajawali Pers, Jakarta.
Uma, Sekaran, 2011, Metodologi Penelitian untuk Bisnis Edisi 4, Salemba Empat, Jakarta.
Waluyo, 2011, Perpajakan Indonesia Edisi 7, Salemba Empat, Jakarta.

17

You might also like