You are on page 1of 21

PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE DAN SIZE PERUSAHAAN TERHADAP

PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN


(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI)

Oleh :

RICHA PUSPITA SARI

05271/2008

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Wisuda Periode Maret 2013


PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE DAN SIZE PERUSAHAAN TERHADAP
PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
( Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI )

Richa Puspita Sari


Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang
Email.: richapuspita@gmail.com

Abstract

This study aims to test and provide empirical evidence of: 1) the effect of Financial
leverage on corporate social responsibility. 2) the effect on company size on corporate social
responsibility.
This research is causative.the population 25 company manufactured in BEI. The type
of data is the secondary data research. Methods of sample collection is using purposive
sampling method. Data analysis techniques is using multiple linear regression.
The result of this study indicate: 1) financial leverage does not have significant
positive effect on corporate social responsibility. 2) company size do have significant positive
effect on corporate social responsibility.
Suggestion for this study include: 1) for companys management the more attention
level of corporate social responsibility be able the effect investor decree. 2) for the next
researcher of the adding sample and time is period research, adding other variables example
profile, profitabilitas, board of comisioner size, company age and had better the measuring
scale of corporate social responsibility is using linkert scale.

Keyword : Financial Leverage, Company Size, Corporate Social Responsibility.

1
A. PENDAHULUAN Responsibility (CSR). Banyak penelitian
yang menemukan terdapat hubungan
Laporan keuangan merupakan positif antara tanggung jawab sosial
suatu alat yang digunakan oleh manajemen perusahaan (Corporate Social
untuk melakukan pertanggungjawaban Responsibility) dengan kinerja keuangan,
kinerja ekonomi perusahahaan kepada para walaupun dampaknya dalam jangka
investor, kreditur, dan pemerintah. panjang.
Laporan keuangan menurut Ikatan Menurut Darwin (2006) Corporate
Akuntan Indonesia (IAI, 2009) Social Responsibility adalah komitmen
mempunyai tujuan untuk memberikan usaha untuk bertindak secara etis,
informasi tentang posisi keuangan, kinerja beroperasi yang tinggi dan berkontribusi
dan arus kas yang bermanfaat bagi untuk peningkatan ekonomi bersama
sebagian besar pengguna laporan dengan meningkatkan kualitas hidup dari
keuangan dalam rangka membuat kualitas yang kurang baik. Sedangkan
keputusan-keputusan ekonomi serta untuk menurut Wibisono (2007) corporate social
menunjukkan pertanggungjawaban responsibility merupakan konsep ketika
manajemen atas penggunaan sumber daya perusahaan memutuskan secara sukarela
yang dipercayakan kepada mereka. untuk memberikan kontribusi kepada
Salah satu informasi yang sering masyarakat dengan lebih baik dan
diminta untuk diungkapkan perusahaan lingkungan yang lebih lestari.
saat ini adalah informasi tentang Menurut Sembiring (2005),
pengungkapan tanggung jawab sosial pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan. Pengungkapan (disclosure) perusahaan merupakan proses
adalah penyajian informasi yang pengkomunikasian dampak sosial
diperlukan dalam laporan keuangan untuk lingkungan dari kegiatan ekonomi
mencapai operasi optimal pasar modal organisasi terhadap kelompok khusus
yang efisien (Hendriksen, 2002). berkepentingan dan masyarakat secara
Pengungkapan ini dapat dibagi keseluruhan.
menjadi dua kelompok, yaitu Dalam penelitian ini item
pengungkapan wajib (mandatory pengungkapan tanggung jawab sosial
disclosure) dan pengungkapan sukarela diadopsi dari penelitian yang dilakukan
(voluntary disclosure). Pengungkapan oleh Hackston dan Milne (1996) yang
wajib merupakan pengungkapan informasi terdiri dari 90 item pengungkapan, dan
yang diharuskan oleh Badan Pelaksana berdasarkan keputusan BAPEPAM No.
Pasar Modal (BAPEPAM) dan Lembaga VIII. G. 2 tentang laporan tahunan dan
Keuangan (LK), sedangkan pengungkapan untuk kesesuaian item tersebut
sukarela adalah pengungkapan yang diaplikasikan di Indonesia dan selanjutnya
dilakukan perusahaan diluar apa yang disesuaikan kembali pada masing-masing
diwajibkan oleh standar akuntansi atau sektor industri, diperoleh 78 item
BAPEPAM (Suwardjono, 2005). pengungkapan untuk perusahaan
Ketika perusahaan menjadi manufaktur (Sembiring, 2005).
semakin berkembang, maka pada saat itu Standar Akuntansi Keuangan di
pula kesenjangan sosial dapat terjadi. Oleh Indonesia belum mewajibkan perusahaan
sebab itu muncul pula kesadaran untuk untuk mengungkapan informasi sosial,
mengurangi dampak-dampak negatif yang terutama mengenai tanggung jawab
ditimbulkan oleh suatu perusahaan. perusahaan terhadap lingkungan atau
Banyak perusahaan swasta sekarang ini akibat lain yang terjadi dalam kegiatannya.
mengembangkan apa yang disebut dengan Kewajiban untuk melaksanakan peran
tanggung jawab sosial perusahaan atau tanggung jawab sosial dan pengungkapan
disebut juga sebagai Corporate Social dalam laporan keuangan tahunan

2
perusahaan semakin kuat dengan Karakteristik perusahaan yang akan
dikeluarkannya UU no 40 tahun 2007 dibahas pada penelitian ini adalah
pasal 74 ayat 1, yaitu perseroan yang karakteristik perusahaan yang
menjalankan kegiatan usahanya dibidang berhubungan dengan structure perusahaan
yang berkaitan dengan sumber alam wajib menggunakan variabel leverage dan size
melaksanakan tanggung jawab sosial dan perusahaan. Menurut Sartono (2001)
lingkungan serta mewajibkan semua leverage adalah penggunaan aset dan
perseroan untuk melaporkan pelaksanaan sumber dana (sources of founds) oleh
tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan yang memiliki beban tetap
dalam laporan tahunan perusahaan. Serta dengan maksud agar meningkatkan
melalui UU no 40 tahun 2007 pasal 74 keuntungan potensial pemegang saham.
ayat 3, yang berisikan bahwa perseroan Perusahaan menggunakan operating dan
terbatas yang tidak melaksanakan program financial leverage dengan tujuan agar
tanggung jawab sosial dalam laporan keuntungan yang diperoleh lebih besar
keuangan akan dikenai sanksi sesuai daripada biaya aset dan sumber dananya,
dengan peraturan undang-undang. dengan demikian akan meningkatkan
Selama belum ada sanksi khusus keuntungan pemegang saham.
yang mengatur maka perseroan yang tidak Financial leverage adalah
melakukan CSR akan dikenai sanksi perbandingan antara dana-dana yang
administratif sesuai pasal 34 ayat 1 dan 2 dipakai untuk membelanjai/membiayai
Undang-Undang Republik Indonesia perusahaan atau perbandingan antara dana
Nomor 25 Tahun 2007 yaitu (1) Badan yang diperoleh dari eksteren perusahaan
usaha atau usaha perseorangan (dari kreditur-kreditur) dengan dana yang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 yang disediakan pemilik perusahaan. Financial
tidak memenuhi kewajiban sebagaimana Leverage penting untuk menilai
ditentukan dalam Pasal 15 dapat dikenai kemampuan perusahaan melunasi semua
sanksi administratif berupa: peringatan hutang-hutangnya. Perusahaan yang
tertulis, pembatasan kegiatan usaha, mempunyai proporsi hutang lebih banyak
pembekuan kegiatan usaha dan/atau dalam struktur permodalannya akan
fasilitas penanaman modal atau mempunyai biaya keagenan yang lebih
pencabutan kegiatan usaha dan/atau besar. Oleh karena itu, perusahaan yang
fasilitas penanaman modal. (2) Sanksi mempunyai leverage tinggi mempunyai
administratif sebagaimana dimaksud pada kewajiban yang lebih untuk memenuhi
ayat (1) diberikan oleh instansi atau kebutuhan informasi krediturnya (Suripto,
lembaga yang berwenang sesuai dengan 1999 dalam Amalia, 2005). Pemberian
ketentuan peraturan perundang-undangan. informasi yang lebih banyak ini bertujuan
Menurut Lang and Lundholm (1993) untuk memudahkan perolehan tambahan
dalam Junaidi (2011), dalam konteks dana dengan biaya murah baik dari
laporan keuangan, penentuan karakteristik perolehan hutang maupun dari penerbitan
bisa ditetapkan dengan menggunakan tiga saham, untuk program pendanaan
pendekatan kategori, yaitu: karakteristik berikutnya.
yang berhubungan dengan structure, Teori keagenan memprediksi
performance, dan market. Karakteristik bahwa perusahaan dengan rasio leverage
perusahaan yang mencerminkan structure yang lebih tinggi akan mengungkapkan
perusahaan menggunakan variabel lebih banyak informasi, karena biaya
leverage dan size perusahaan, performance keagenan perusahaan dengan struktur
menggunakan variabel profitabilitas dan modal seperti itu lebih tinggi ( jensen &
likuiditas perusahaan, sedangkan market Meckling 1976, dalam Jayanti 2011).
menggunakan tipe industri, tipe auditor, Tambahan informasi diperlukan untuk
dan status perusahaan. menghilangkan keraguan pemegang

3
obligasi terhadap dipenuhinya hak-hak Ukuran perusahaan merupakan
mereka sebagai kreditur. Oleh karena itu variabel penduga yang banyak digunakan
perusahaan dengan rasio leverage yang untuk menjelaskan variabel pengungkapan
tinggi akan memikili kewajiban untuk dalam laporan tahunan perusahaan. Hal ini
melakukan pengungkapan yang lebih luas terkait dengan teori agensi, dimana
daripada perusahaan dengan rasio leverage perusahaan besar yang memiliki biaya
yang rendah. keagenan yang lebih besar akan
Menurut Sartono (2001) untuk mengungkapkan informasi yang lebih luas
mengukur tingkat leverage keuangan untuk mengurangi biaya keagenan
perusahaan terdapat beberapa rasio atau tersebut. Disamping itu perusahaan besar
ukuran yang umum digunakan antara lain merupakan emiten yang banyak disoroti,
debt equity rasio (total hutang dibagi pengungkapan yang lebih besar merupakan
ekuitas pemegang saham), debt to total pengurangan biaya politis sebagai wujud
asset rasio (total utang dibagi total aktiva), tanggung jawab sosial perusahaan
selain itu ada juga mengukur dengan time (Sembiring, 2005).
interest rasio (laba sebelum bunga dan Menurut Sudarmadja dan Lana
pajak dibagi beban bunga). Dalam (2007) ukuran perusahaan bisa diukur
penelitian ini penulis menggunakan debt dengan menggunakan total aktiva, jumlah
equity rasio (ukuran total hutang dibagi karyawan dan total penjualan dari
dengan total modal sendiri), agar lebih perusahaan tersebut. Dalam penelitian ini
tampak perbandingan antara dana yang ukuran perusahaan diukur menggunakan
diperoleh dari pihak kreditur dan yang total aktiva. Biasanya perusahaan besar
diperoleh dari para pemegang saham mempunyai aktiva yang besar pula
dalam mendanai aktiva perusahaan. nilainya, karena itu total aktiva dipandang
Variabel lain yang mempengaruhi lebih mampu memperlihatkan ukuran
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dan relatif lebih stabil
adalah size perusahaan. Size perusahaan dibandingkan dengan total penjualan.
dapat diartikan sebagai suatu skala dimana Tanggung jawab sosial perusahaan
dapat diklasifikasikan besar atau kecilnya atau dikenal dengan istilah Corporate
perusahaan. Teori agensi menyatakan Social Responsibility (CSR), merupakan
perusahaan besar memiliki biaya keagenan aspek penting yang harus dilakukan
yang lebih besar dari pada perusahaan perusahaan dalam operasionalnya. Hal
kecil, dan perusahaan besar akan tersebut bukan semata-mata memenuhi
mengungkapkan informasi yang lebih peraturan perundang-undangan
banyak dibanding perusahaan kecil sebagai sebagaimana untuk Perseroan Terbatas
upaya mengurangi biaya keagenan (Jensen (PT) diatur dalam Undang undang No. 40
dan Meckling, 1976). Perusahaan besar pasal 74 tahun 2007, melainkan secara
memiliki sumber daya yang besar, logis terdapat hukum sebab akibat, dimana
sehingga perusahaan perlu dan mampu ketika operasional perusahaan memberikan
untuk membiayai penyediaan informasi dampak negatif, maka akan muncul respon
untuk keperluan internal maupun eksternal negatif yang jauh lebih besar dari
dan tidak perlu ada tambahan biaya yang masyarakat maupun lingkungan yang
besar, sebaliknya perusahaan dengan dirugikan.
sumber daya yang relatif kecil mungkin
tidak memiliki informasi siap saji, B. Perumusan Masalah
sehingga perlu ada tambahan biaya yang Berdasarkan uraian sebelumnya,
relatif besar agar dapat melakukan peneliti merumuskan masalah sebagai
pengungkapan selengkap yang dilakukan berikut:
perusahaan besar.

4
1. Seberapa besar financial leverage Beberapa studi tentang
berpengaruh terhadap pengungkapan pengungkapan tanggung jawab sosial
tanggung jawab sosial perusahaan? perusahaan telah menggunakan teori
2. Seberapa besar Size perusahaan legitimasi sebagai basis menjelaskan
berpengaruh terhadap pengungkapan praktik pengungkapan tanggung jawab
tanggung jawab sosial perusahaan? sosial perusahaan (Hackston dan Milne,
1996; Sembiring, 2003; Husillos, et al,
C. Tujuan Penelitian 2009; Nurkhin, 2009). Dowling dan
Adapun tujuan penelitian ini adalah Pfeffer (1975) dalam Ghozali dan Chariri
untuk menganalisis : (2007) mengatakan:
1. Pengaruh financial leverage terhadap Legitimasi adalah hal yang penting
pengungkapan tanggung jawab sosial bagi organisasi, batasan-batasan
perusahaan. yang ditekankan oleh norma-norma
2. Pengaruh Size perusahaan terhadap dan nilai-nilai sosial, dan reaksi
pengungkapan tanggung jawab sosial terhadap batasan tersebut
perusahaan. mendorong pentingnya analisis
perilaku organisasi dengan
Untuk lebih jelasnya pengaruh memperhatikan lingkungan.
antar variabel independen dengan variabel
dependen dapat dilihat pada gambar Teori legitimasi menyatakan bahwa
dibawah ini: suatu organisasi hanya bisa bertahan jika
masyarakat sekitar merasa bahwa
Financial organisasi beroperasi berdasarkan sistem
leverage nilai yang sepadan dengan sistem nilai
Pengungkapan
Financial leverage yang dimiliki oleh masyarakat. Menurut
Tanggung jawab
sosial Deegan (2004) dalam Nurkhin (2009),
Size (CSR) teori legitimasi menegaskan bahwa
Perusahaan perusahaan terus berupaya untuk
memastikan bahwa mereka beroperasi
dalam bingkai dan norma yang ada dalam
Gambar Kerangka Konseptual
masyarakat atau lingkungan dimana
perusahaan berada dan memastikan bahwa
Berdasarkan kajian teori dan kerangka
aktifitas perusahaan diterima oleh pihak
konseptrual yang telah diuraikan diatas,
luar sebagai suatu yang “sah”.
maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
Adanya dorongan bagi perusahaan
berikut:
untuk beroperasi dalam sistem norma dan
Ha1 = Financial Leverage berpengaruh
nilai yang berlaku dalam masyarakat,
positif terhadap pengungkapan
menyebabkan perusahaan menggunakan
tanggung jawab sosial perusahaan
konsep tanggung jawab sosial perusahaan
Ha2 = Size Perusahaan berpengaruh
guna mendapatkan legitimasi masyarakat
positif terhadap pengungkapan
dan respon positif oleh para pelaku pasar
tanggung jawab sosial perusahaan
(Oliver, 1991; Haniffa dan Coke, 2005;
Ani, 2007 dalam Nurkhin 2009).
Pengungkapan tanggung jawab
TELAAH LITERATUR DAN
sosial perusahaan merupakan salah satu
PERUMUSAN HIPOTESIS
mekanisme yang dapat digunakan untuk
mengkomunikasikan perusahaan dengan
A. Kajian Teori
stakeholders dan merupakan jalan masuk
1. Toeri Legitimasi (Legitimacy
oleh beberapa organisasi untuk
Theory)
memperoleh keuntungan atau

5
memperbaiki legitimasi (Lindbolm, 1994; (dalam hal ini Ikatan Akuntansi Indonesia)
O’Donovan, 2002; Campbell et al, 2003; merupakan pengungkapan yang wajib
Ahmad et al, 2004 dalam Nurkhin, 2009). dipatuhi oleh perusahaan yang go public.

2. Defenisi dan Jenis Pengungkapan 3. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan


a. Defenisi Pengungkapan (Corporate Social Responsibility)
Kata pengungkapan (disclosure) Tanggung jawab sosial perusahaan
memiliki arti tidak menutupi atau tidak adalah mekanisme bagi suatu organisasi
menyembunyikan. Apabila dikaitkan untuk secara suka rela mengintegrasikan
dengan laporan keuangan perusahaan, perhatian terhadap lingkungan dan sosial
disclosure mengandung arti bahwa laporan kedalam operasinya dan interaksinya
perusahaan harus memberikan informasi dengan stakeholders, yang melebihi
dan penjelasan yang cukup mengenai hasil tanggung jawab organisasi dibidang
aktivitas suatu unit usaha (Ghozali dan hukum (Darwin, 2004). Sedangkan The
Chariri, 2007). Organization for Economic and
Development (OECD) merumuskan CSR
b. Jenis-jenis pengungkapan sebagai kontribusi bisnis bagi
Suwardjono (2005) mengemukakan pembangunan berkelanjutan serta adanya
ada dua jenis pengungkapan berdasarkan perilaku korporasi yang tidak semata-mata
sifatnya, yaitu: menjamin adanya pengembalian bagi
1. Pengungkapan wajib (Mandatory pemegang saham, upah bagi para
disclosure) karyawan, dan pembuatan produk serta
Pengungkapan wajib merupakan jasa bagi para pelanggan, melainkan
pengungkapan minimum yang perusahaan bisnis juga harus memberi
disyratkan oleh standar akuntansi yang perhatian terhadap berbagai hal yang
berlaku dan memaksa perusahaan dianggap penting serta nilai-nilai
untuk mengungkapkannya. Luas masyarakat (Surya dan Yustifandana,
pengungkapan wajib tidak sama antara 2006).
satu negara dengan negara lain.
2. Pengungkapan sukarela (Voluntary 4. Manfaat Tanggung Jawab Sosial
disclosure) Perusahaan (CSR)
Pengungkapan sukarela merupakan Menurut Wibisono (2007) ada tiga
pengungungkapan butir-butir yang alasan mengapa perusahaan mesti
dilakukan sukarela oleh perusahaan merespon dan mengembangkan isu
tanpa diharuskan oleh peraturan yang tanggung jawab sosial perusahaan sejalan
berlaku. Pengungkapan sukarela dengan operasi usahanya yaitu :
secara lebih luas akan meningkatkan a. Perusahaan adalah bagian dari
kredibilitas perusahaan dan membantu masyarakat dan oleh karenanya wajar
investor memahami strategi bisnis bila perusahaan memperhatikan
manajemen. kepentingan masyarakat.
Di Indonesia, pengungkapan dalam b. Kalangan bisnis dan masyarakat
laporan keuangan dan laporan tahunan sebaiknya memiliki hubungan yang
baik yang bersifat wajib maupun sukarela bersifat simbiosis mutualisme.
telah diatur dalam PSAK No.1 dan c. Kegiatan tanggung jawab sosial
pemerintah melalui Keputusan Ketua perusahaan merupakan salah satu cara
Bapepam Nomor 134/BL/2006 tentang untuk meredam atau bahkan
Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan menghindari konflik sosial.
bagi Emiten dan Perusahaan Publik. Dalam melakukan tanggung jawab
Pengungkapan informasi yang diatur oleh sosialnya perusahaan memfokuskan
pemerintah ataupun lembaga profesional perhatiannya kepada tiga hal yaitu profit,

6
lingkungan dan masyarakat. Dengan perusahaan terhadap lingkungan, karena
memperoleh laba perusahaan dapat perusahaan mempunyai tanggung jawab
memberikan deviden bagi pemegang yang lebih luas dibanding hanya mencari
saham mengalokasikan sebagian laba yang laba untuk pemegang saham (Gray et. al.,
diperoleh oleh pemegang saham untuk 1987) dalam Sembiring (2005).
mngembangkan usaha dimasa depan serta Dalam penelitian ini tingkat
membayar pajak kepada pemerintah. pengungkapan tanggung jawab sosial
Menurut Wibisono (2007) dari sisi perusahaan diukur dengan menggunakan
perusahaan terdapat berbagai manfaat yang item pengungkapan tanggung jawab sosial
dapat diperoleh dari aktifitas CSR yaitu : yang diadopsi dari penelitian yang
a. Mengurangi resiko dan tuduhan dilakukan oleh Hackston dan Milne (1996)
terhadap perlakuan tidak pantas yang melakukan penelitian pada 47
yang diterima perusahaan perusahaan di Newzeeland yang terdiri
b. CSR dapat berfungsi sebagai dari 90 item pengungkapan tanggung
pelindung dan membantu jawab sosial, dan berdasarkan keputusan
perusahaan meminimalisasi BAPEPAM No.VIII.G.2 tentang laporan
dampak buruk yang diakibatkan tahunan, 12 dari item tersebut dihapuskan
suatu krisis. untuk kesesuaian item tersebut untuk
c. Keterlibatan dan kebanggaan diaplikasikan di Indonesia dan selanjutnya
karyawan. disesuaikan kembali dengan masing-
d. CSR yang dilaksanakan secara masing sektor industri (Sembiring, 2005).
konsisten akan mampu
memperbaiki dan mempererat 6. Financial Leverage
hubungan antara perusahaan Menurut Sartono (2001) leverage
dengan stakeholdersnya. adalah penggunaan aset dan sumber dana
e. Meningkatkan penjualan. (sources of founds) oleh perusahaan yang
f. Insentif-insentif lainnya seperti memiliki beban tetap dengan maksud agar
insentif pajak dan berbagai meningkatkan keuntungan potensial
perlakuan khusus lainnya. pemegang saham. leverage dibedakan
menjadi 3 (tiga) jenis, diantaranya
5. Pengungkapan Tanggung Jawab Leverage Operasi (Operating Leverage),
Sosial Perusahaan Leverage Keuangan (Financial Leverage),
Tanggung jawab adalah suatu dan Leverage Total/Leverage gabungan
kewajiban perusahaan yang tidak hanya (Combine Leverage).
menyediakan barang dan jasa baik bagi Operating Leverage merupakan
masyarakat maupun juga dalam penggunaan aktiva dengan biaya tetap
mempertahankan kualitas lingkungan yang bertujuan untuk menghasilkan
sosialnya secara fisik maupun memberikan pendapatan yang cukup untuk menutup
kontribusi positif terhadap kesejahteraan biaya tetap dan variabel serta dapat
masyarakat dimana mereka berada. meningkatkan profitabilitas (Sartono,
Perusahaan bertanggung jawab secara 2001). Operating Leverage dapat terjadi
sosial ketika manajemennya memiliki visi jika sebagian besar dari total biaya
atas kinerja operasionalnya, tidak hanya perusahaan adalah biaya tetap. Selain itu
mengutamakan atas laba/profit perusahaan Operating Leverage terjadi jika adanya
tetapi juga dalam menjalankan Leverage, yang fungsinya untuk mengukur
aktivitasnya, memperhatikan lingkungan seberapa besar perusahaan dibiayai oleh
yang ada disekitarnya. Perusahaan tidak utang sehingga Operating Leverage
hanya memandang laba sebagai satu- memiliki fungsi untuk melihat bagaimana
satunya tujuan dari perusahaan tetapi ada sumber dana tersebut digunakan, dimana
tujuan yang lainnya yaitu kepedulian

7
untuk penggunaannya disertai dengan perbandingan antara dana yang diperoleh
biaya tetap berupa penyusutan dan bunga. dari pihak kreditur dengan dana yang
Leverage Keuangan (Financial diperoleh dari para pemegang saham
Leverage) merupakan penggunaan dana dalam mendanai aktiva perusahaan.
yang menyebabkan perusahaan harus c. Time interest ratio
menanggung beban tetap dengan tujuan Rasio ini megukur kemampuan
untuk meningkatkan atau mengoptimalkan perusahaan memenuhi beban tetapnya
pendapatan perlembar saham (Sartono, berupa bunga, atau mengukur seberapa
2001). Financial Leverage penting untuk jauh laba dapat berkurang tanpa
menilai kemampuan perusahaan melunasi perusahaan mengalami kesulitan karena
semua hutang-hutangnya. Perusahaan yang tidak mampu membayar bunga.
mempunyai proporsi hutang lebih banyak Time interest ratio =
dalam struktur permodalannya akan
mempunyai biaya keagenan yang lebih
besar. Oleh karena itu, perusahaan yang
mempunyai leverage tinggi mempunyai 7. Size Perusahaan
kewajiban yang lebih untuk memenuhi Secara umum ukuran perusahaan
kebutuhan informasi krediturnya (Suripto, (organization size) dapat diartikan sebagai
1999 dalam Amalia, 2005). Pemberian suatu perbandingan besar atau kecilnya
informasi yang lebih banyak ini bertujuan suatu objek. Menurut Soemarso (2002)
untuk memudahkan perolehan tambahan perusahaan adalah suatu organisasi yang
dana dengan biaya murah baik dari didirikan oleh seseorang atau sekelompok
perolehan hutang maupun dari penerbitan orang atau badan lain yang kegiatannya
saham, untuk program pendanaan adalah melakukan produksi dan distribusi
berikutnya. guna memenuhi kebutuhan ekonomis
Financial leverage merupakan manusia. Jadi, bila pengertian ukuran
sumber-sumber pembiayaan eksternal dikaitkan dengan perusahaan atau
(external financial) yang digunakan organisasi, maka ukuran perusahaan dapat
perusahaan untuk investasi atau diartikan sebagai suatu skala
dialokasikan pada berbagai aset (fund pengklasifikasian besar kecilnya suatu
allocation). Menurut Sartono (2001) jenis- perusahaan atau organisasi yang didirikan
jenis pengukuran rasio leverage: oleh seseorang atau lebih untuk mencapai
a. Debt ratio tujuannya.
Semakin tinggi rasio ini maka Pada dasarnya perusahaan dapat
semakin besar risiko yang dihadapi, dan terbagi dalam dua kategori yaitu
investor akan meminta tingkat keuntungan perusahaan besar (large firm) dan
yang semakin tinggi. perusahaan kecil (small firm). Menurut
keputusan Bapepam No.9 tahun 1995
Debt ratio = berdasarkan ukurannya perusahaan dapat
b. Debt equity ratio digolongkan atas dua kelompok sebagai
Rasio ini memperlihatkan proporsi berikut:
penggunaan hutang dibandingkan modal 1. Perusahaan menengah/kecil
sendiri untuk membiayai investasinya Perusahaan menengah/kecil
merupakan badan hukum ynag didirikan di
Debt equity ratio = Indonesia yang:
Dalam penelitian ini penulis a. Memiliki sejumlah kekayaaan
menggunakan debt equity rasio yaitu (total asset) tidak lebih dari Rp 20
ukuran total hutang dibagi dengan total Milyar
modal sendiri. Alasan penulis b. Bukan merupakan
menggunakan DER ini agar lebih tampak afiliasi/dikendalikan oleh suatu

8
perusahaan yang bukan perusahaan melakukan pengungkapan yang lebih luas
menengah/kecil. dari pada perusahaan dengan rasio
c. Bukan merupakan reksadana leverage yang rendah.
Perusahaan yang mempunyai
2. Perusahaan menengah/besar tingkat leverage tinggi berarti sangat
Perusahaan menengah/besar bergantung pada pinjaman luar untuk
merupakan kegiatan ekonomi yang membiayai asetnya. Sedangkan perusahaan
mempunyai kriteria kekayaan bersih atau yang mempunyai tingkat leverage lebih
hasil penjualan tahunan usaha. Usaha ini rendah lebih banyak membiayai asetnya
meliputi usaha nasional (milik dengan modal sendiri.
negara/swasta) dan usaha asing yang Rasio leverage digunakan untuk
melakukan kegiatan di Indonesia. memberikan gambaran mengenai struktur
Ukuran perusahaan bisa diukur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga
dengan menggunakan total aktiva, dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya
penjualan atau modal dari perusahaan suatu utang. Oleh karena itu, perusahaan
tersebut. Salah satu tolak ukur yang dengan rasio leverage yang tinggi
menunjukan besar kecilnya perusahaan mempunyai kewajiban lebih untuk
adalah ukuran aktiva dari perusahaan mengungkapkan tanggung jawab
tersebut. Perusahaan yang memiliki total sosialnya.
aktiva besar menunjukan bahwa Penelitian yang berhasil
perusahaan tersebut telah mencapai tahap menunjukkan hubungan kedua variabel ini
kedewasaan dimana dalam tahap ini arus antara lain adalah penelitian Belkaoui &
kas perusahaan sudah positif dan dianggap Karpik (1989), dan Sitepu (2008), akan
memiliki prospek yang baik dalam jangka tetapi tidak semua peneliti mendukung
waktu yang relatif lama, selain itu juga hubungan leverage dengan tanggung jawab
mencerminkan bahwa perusahaan relatif sosial perusahaan. Penelitian yang tidak
stabil dan lebih mampu menghasilkan laba berhasil menunjukkan hubungan kedua
dibandingkan perusahaan dengan total aset variabel ini ditemukan oleh Sembiring
yang kecil. (2003).

B. Hubungan Antar Variabel 2. Hubungan Size Perusahaan


1. Hubungan Financial Leverage Terhadap Pengungkapan Tanggung
Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Jawab Sosial Perusahaan Menurut Machfoed (1998) ukuran
Financial leverage adalah perusahaan merupakan suatu skala dimana
perbandingan antara dana-dana yang dapat diklasifikasikan besar kecil
dipakai untuk membelanjai/membiayai perusahaan menurut berbagaicara antara
perusahaan atau perbandingan antara dana lain total aktiva, size, nilai pasar saham,
yang diperoleh dari eksteren perusahaan dan lain-lain. Pada dasarnya ukuran
(dari kreditur-kreditur) dengan dana yang perusahaan hanya terbagi dalam tiga
disediakan pemilik perusahaan. Teori kategori yaitu perusahaan besar (large
keagenan memprediksi bahwa perusahaan firm), perusahaan menengah (medium
dengan rasio leverage yang lebih tinggi firm), perusahaan kecil (small firm).
akan mengungkapkan lebih banyak Ukuran perusahaan (size)
informasi, karena biaya keagenan merupakan variabel penduga yang banyak
perusahaan dengan struktur modal seperti digunakan untuk menjelaskan variasi
itu lebih tinggi (Jensen & Meckling, 1976 pengungkapan dalam laporan tahunan
dalam Junaidi, 2011). Oleh karena itu perusahaan. Hal ini dikaitkan dengan teori
perusahaan yang memiliki rasio leverage agensi, dimana perusahaan besar yang
yang tinggi mempunyai kewajiban untuk memiliki biaya keagenan yang lebih besar

9
akan mengungkapkan informasi yang lebih aktivitas yang berdampak besar terhadap
luas untuk mengurangi biaya keagenan lingkungan, sehingga ukuran perusahaan
tersebut. Di samping itu perusahaan besar berpengaruh terhadap pengungkapan
merupakan emiten yang banyak disoroti, tanggung jawab sosial perusahaan.
pengungkapan yang lebih besar merupakan
pengurangan biaya politis sebagai wujud METODE PENELITIAN
tanggung jawab sosial perusahaan Jenis Penelitian
(Sembiring, 2005). Cowen et al., (1987) Berdasarkan rumusan masalah dan
dalam Jayanti (2011) menyatakan bahwa tujuan yang telah dijelaskan pada bab
perusahaan yang lebih besar dengan terdahulu, maka penelitian ini tergolong
aktivitas operasi dan pengaruh yang lebih penelitian kausatif.
besar terhadap masyarakat akan memiliki
pemegang saham yang mungkin Populasi dan Sampel Penelitian
memperhatikan program sosial yang dibuat Populasi dalam penelitian ini
perusahaan dan laporan tahunan akan adalah semua perusahaan manufaktur yang
digunakan untuk menyebarkan informasi terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk
tentang tanggung jawab sosial tersebut. periode 2007-2010. Sampel adalah bagian
dari populasi. Adapun yang menjadi
Perusahaan yang berukuran lebih sampel dalam penelitian ini perusahaan
besar cenderung memiliki public demand manufaktur yang terdaftar di BEI yang
akan informasi yang lebih tinggi dibanding memenuhi kriteria tertentu.
perusahaan yang berukuran lebih kecil. Teknik sampling yang digunakan
Alasan lain adalah perusahaan besar dan peneliti adalah dengan metode purposive
memiliki biaya keagenan yang lebih besar sampling, yaitu mengambil sampel yang
tentu akan mengungkapkan informasi yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan
lebih luas hal ini dilakukan untuk maksud dan tujuan penelitian. Beberapa
mengurangi biaya keagenan yang pertimbangan atau kriteria yang digunakan
dikeluarkan. Lebih banyak pemegang untuk memilih sampel adalah:
saham, berarti memerlukan lebih banyak 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar
juga pengungkapan, hal ini dikarenakan di BEI selama tahun 2007 sampai
tuntutan dari para pemegang saham dan tahun 2010.
para analis pasar modal (Gunawan, 2000 2. Perusahaan tersebut menerbitkan
dalam Jayanti, 2011). laporan tahunan (annual report)
Hubungan antara size perusahaan dengan lengkap selama tahun 2007-
dengan pengungkapan tanggung jawab 2010 secara berturut-turut.
sosial perusahaan telah diuji dalam 3. Perusahaan tersebut menyediakan
sejumlah penelitian. Penelitian yang informasi mengenai pelaksanaan
dilakukan Sembiring (2005) menemukan pengungkapan tanggung jawab sosial
bahwa size perusahaan berpengaruh positif selama tahun 2007-2010 secara
terhadap pengungkapan CSR. Sedangkan berturut-turut.
Utomo (2000) menemukan bahwa ukuran
perusahaan berkorelasi positif terhadap Jenis data dan sumber data
pengungkapan informasi sosial Penelitian ini dilakukan dengan
perusahaan. menggunakan data-data yang bersifat
Kebanyakan pelaku program CSR sekunder. Data sekunder merupakan
merupakan perusahaan besar, sebab sumber data penelitian yang diperoleh
pelaksanaannya membutuhkan biaya yang peneliti secara tidak langsung yaitu
tidak sedikit. Hal ini dapat dilihat dari total melalui perantara (Indriantoro dan
aktiva yang dimiliki perusahaan. Selain Supomo, 2002).
itu, perusahaan besar banyak melakukan

10
Periode data yang digunakan pengamatan mengenai ada tidaknya suatu
adalah selama empat tahun (2007-2010), item informasi yang ditentukan dalam
diharapkan selama periode tersebut laporan tahunan, apabila item informasi
perusahaan sudah mengungkapkan tidak ada dalam laporan keuangan maka
informasi mengenai lingkungan sekitar diberi skor 0, dan jika item informasi yang
tempat usahanya secara konsisten, yang ditentukan ada dalam laporan tahunan
berhubungan dengan pengungkapan sosial. maka diberi skor 1. Metode ini sering
Data yang digunakan dalam penelitian ini dinamakan Checklist data. Kemudian skor
adalah data sekunder yang diperoleh dari: yang didapat dari setiap item di jumlahkan
1. ICMD (Indonesian capital market untuk memperoleh keseluruhan skor untuk
directory), setiap perusahaan. Setelah itu di lakukan
2. Data pengungkapan CSR dalam perhitungan untuk mendapatkan indeks
laporan tahunan yang berasal dari pengungkapan tanggung jawab sosial
situs www.idx.co.id perusahaan dari setiap sampel. Rumus
perhitungan indeks pengungkapan
Teknik pengumpulan data tanggung jawab sosial (CSR) adalah
Dalam penelitian ini penulis sebagai berikut.
menggunakan teknik dokumentasi, teknik
ini dimaksudkan sebagai cara untuk CSRIj =
mengumpulkan data dengan mempelajari Sumber: Haniffa, et al. 2005, dalam
dan mencatat bagian-bagian yang dianggap Yusrina, 2010
penting dari berbagai risalah resmi.
Adapun dokumentasi dalam 2. Variabel independen
penelitian ini berupa laporan tahunan a. Financial leverage
perusahaan emiten yang dijadikan sampel
yaitu perusahaan manufaktur yang Rumus pengukuran financial
terdaftar di BEI tahun 2007-2010. leverage perusahaan adalah sebagai
berikut :
Variabel dan Pengukurannya Debt equity ratio =
1. Variabel Dependen
Variabel dependen yang diteliti
b. Size Perusahaan
dalam penelitian ini adalah pengungkapan
Dalam penelitian ini ukuran
tanggung jawab sosial perusahaan pada
perusahaan diukur dengan menggunakan
perusahaan manufaktur yang terdaftar di
total aset yang dimiliki perusahaan sampel
BEI
(Sudarmadji dan Lana (2007). Total aktiva
Pengukuran variable luas
dipandang lebih mampu memperlihatkan
pengungkapan CSR ini, menggunakan
ukuran perusahaan dan relatif stabil
instrumen penelitian berupa suatu daftar
dibandingkan total penjualan.
(check list) pengungkapan tanggungjawab
sosial perusahaan, yang terbagi dalam
Uji asumsi klasik
tujuh kategori, yaitu (1) lingkungan, (2)
Uji asumsi klasik harus dilakukan
energi, (3) kesehatan masyarakat, (4) lain-
dalam penelitian ini, untuk menguji apakah
lain tenaga kerja, (5) produk, (6)
data memenuhi asumsi klasik. Hal ini
keterlibatan masyarakat, (7) umum.
untuk menghindari terjadinya estimasi
Kategori ini diadopsi dari penelitian yang
yang bias mengingat tidak pada semua
dilakukan oleh Hackston dan Milne (1996)
data dapat diterapkan regresi. Pengujian
dalam sembiring (2005).
yang dilakukan adalah uji Normalitas, uji
Pengukuran variabel ini dengan
Multikolinieritas, uji Heteroskedastisitas,
mengukur pengungkapan sosial laporan
dan uji Autokorelasi.
tahunan yang dilakukan dengan

11
Uji Normalitas Uji Autokorelasi
Pengujian normalitas adalah Uji autokorelasi bertujuan menguji
pengujian tentang kenormalan distribusi apakah dalam model regresi linier ada
data. Model regresi yang baik adalah data korelasi antara kesalahan pengganggu pada
normal atau mendekati normal. Uji ini periode t dengan kesalahan pengganggu
dapat dilihat dengan menggunakan pada periode t-1 (Ghozali, 2007).
kalmogorov smirnov test. Menurut Menurut Idris (2006), pengujian
Ghozali (2007): autokorelasi menggunakan Durbin
1) Jika probabilitas data > 0.05 maka Ho Watson. Yaitu:
diterima, artinya data berditribusi normal. 1) Nilai D-W besar atau diatas 2
2) Jika probabilitas data < 0.05 maka Ho berarti tidak ada autokorelasi negatif
ditolak, artinya data tidak berdistribusi 2) Nilai D-W antara -2 sampai 2,
tidak normal. berarti tidak ada autokorelasi atau bebas
autokorelasi.
Uji Multikolinearitas 3) Nilai D-W kecil atau dibawah -2,
Multikolinearitas adalah salah satu berarti ada autokorelasi positif.
asumsi penting untuk model regresi
berganda. Asumsi ini menyatakan bahwa Teknik Analisis Data
antara independen variabel terjadi gejala 1.Analisis Regresi Berganda
korelasi atau memiliki hubungan yang Setelah mendapatkan data-data
signifikan. Pengujian multikolinearitas yang dibutuhkan dalam penelitian ini,
akan menggunakan variance inflation peneliti akan melakukan serangkaian tahap
factor (VIF) dengan kriteria menurut untuk menghitung dan mengolah data-data
Ghozali (2007) yaitu: tersebut, agar dapat mendukung hipotesis
1) Jika angka toleransi dibawah 0,1 yang telah diajukan.
dan VIF >10 dikatakan terdapat gejala Adapun tahap-tahap penghitungan
multikolinearitas dan pengolahan data sbb:
2) Jika angka toleransi diatas 0,1 dan a. Menghitung indeks pengungkapan
VIF>10 dikatakan tidak terdapat gejala sosial.
multikolinearitas. b. Menghitung karakteristik perusahaan
yang diproksikan dalam tingkat leverage,
Uji Heteroskedastisitas dan ukuran perusahaan
Uji heterokedastisitas bertujuan c. Regresi model.
untuk menguji apakah dalam suatu model Teknik regresi linier berganda
regresi terjadi ketidaksamaan varians dan dilakukan terhadap model yang diajukan
residual suatu pengamatan ke pengamatan peneliti. Dengan menggunakan Software
lain (Gozali, 2007). Jika variance dari SPSS Versi 17 untuk memprediksi
residual suatu pengamatan ke pengamatan hubungan antara variabel independen
lain tetap, maka disebut homokedastisitas dengan variabel dependen. Hubungan
dan jika berbeda disebut antara karakteristik perusahaan dengan
heterokedastisitas. Untuk menguji pengungkapan sosial perusahaan, diukur
heterokedastisitas dapat diketahui dari nilai dengan rumus, sbb:
signifikansi korelasi Rank Spearman Y = a + b1X1 + b2X2 + e
antara masing-masing variabel independen Keterangan
dengan residualnya. Jika nilai signifikansi Y = Indeks Pengungkapan tanggung
lebih besar dari alfa (5%) maka tidak jawab sosial
terdapat heterokedastisitas dan sebaliknya a = Konstanta
jika lebih kecil dari alfa (5%) maka b1, b2 = Koefisien regresi variabel
terdapat heterokedastisitas. independen
X1 = Financial Leverage

12
X2 = Size Perusahaan Dimana:
e = eror/kesalahan T = Nilai mutlak pengujian
Βn = koefisien regresi masing-masing
2. Uji model variabel
a. Uji F (F-test) Sβn = standar eror masing-masing
Uji F dilakukan bertujuan untuk variabel
menguji apakah hasil analisis regresi
berganda modelnya sudah fix atau belum. Dengan kriteria pengujian:
Patokan yang digunakan dalam pengujian 1) Jika thitung ≥ ttabel atau α<0,05 dan β
ini adalah membandingkan nilai sig yang positif, maka hipotesis diterima.
diperoleh dengan derajat signifikansi pada 2) Jika thitung ≤ ttabel atau α >0,05 dan β
level α = 0,05 . Apabila nilai sig yang negatif, maka hipotesis ditolak.
diperoleh lebih kecil dari derajat Dengan tingkat kepercayaan untuk
signifikansi maka model yang digunakan pengujian hipotesis adalah 95% atau (α) =
sudah fix. Persamaan F test dapat 0,05
dirumuskan sebagai berikut:
R2/k-1 Defenisi Operasional
F= 1. Pengungkapan tanggung jawab
(1-R2)/(n-k) sosial perusahaan (CSR) adalah
Dimana: Pengungkapan informasi yang berkaitan
R2 = koefisien determinasi dengan kegiatan perusahaan sebagai
N = jumlah sampel bentuk tanggung jawab perusahaan
k = jumlah variabel bebas terhadap dampak aktivitas bisnisnya
terhadap para stakeholdersnya. Skala
b. Uji Koefisien Determinasi untuk mengukur pengungkapan tanggung
Koefisien determinasi (R2) intinya jawab sosial perusahaan yang digunakan
mengukur ketepatan atau kecocokan dari yaitu Corporate Social Responsibility
regresi linear berganda yaitu persentase Indeks.
sumbangan (goodress of fit) dari regresi 2. Financial leverage adalah
linear berganda, yaitu persentase seluruh Perbandingan antara dana-dana yang
variabel bebas terhadap variabel terikat. dipakai untuk membelanjai/membiayai
Pada penelitian ini digunakan Adjusted R perusahaan atau perbandingan antara dana
square, karena variabel bebas yang yang diperoleh dari eksteren perusahaan
digunakan dalam penelitian ini lebih dari (dari kreditur-kreditur) dengan dana yang
satu. Tujuan pengukuran Adjusted R disediakan pemilik perusahaan. Skala
square adalah untuk mengukur seberapa pengukuran yang peneliti gunakan dalam
jauh kemampuan model dalam penelitian ini yaitu total utang dibagi
menerangkan variasi dependen variabel. dengan total ekuitas.
3. Ukuran perusahaan (size) adalah
c. Uji Hipotesis (t-Test) skala yang dapat mengklasifikasikan besar
Uji t ini dilakukan untuk melihat kecilnya perusahaan. Salah satu cara untuk
pengaruh dari masing-masing variabel mengukur besar kecilnya suatu perusahaan
secara individu (parsial) terhadap variabel yaitu dengan melihat total aktiva
tidak terikat. Untuk melihat nilai perusahaan yang terdaftar di BEI.
signifikan masing-masing parameter yang
diestimasi, maka digunakan t-test dengan
rumus:
βn
t-Test =
Sβn

13
HASIL PENELITIAN DAN multikolenearitas yang serius sehingga
PEMBAHASAN layak diguanakan model regresi berganda.
A. Uji Asumsi Klasik 3. Uji Heterokedastisitas
1. Uji Normalitas Residual Uji heterokedastisitas digunakan
Pengujian normalitas residual data dalam model regresi linier tingkat
pada penelitian ini dilakukan dengan kesalahan (e) mempunyai varians yang
menggunakan one sample kolmogorov- sama atau tidak dari satu pengamatan ke
smirnov test, yang mana jika nilai pengematan lain. Untuk menguji
asymp.sig (2-tailed) > 0.05 maka distribusi heterokedastisitas dapat diketahui dari nilai
data dikatakan normal. signifikan korelasi Rank Spearman antara
Setelah dilakukan pengolahan data, masing-masing variabel independen
didapat hasil yang menyatakan bahwa dengan residualnya. Jika nilai signifikan
salah satu variabel independen size lebih besar dari alfa (5%) maka tidak
perusahaan tidak terdistribusi normal. Oleh terdapat heterokedastisitas dan sebaliknya
sebab itu dilakukan transformasi data jika kecil dari alfa (5%) maka terdapat
dengan menggunakan Ln (Logaritma heterokedastisitas.
natural). Setelah ditransformasi data Hasil perhitungan dari masing-
dilakukan dalam bentuk Ln dimana masing variabel menunjukkan nilai sig > α
variabel independen size perusahaan dalam (α = 0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa
bentuk Ln kembali diuji normalitasnya, penelitian ini bebas dari gejala
akan tetapi data tersebut masih tidak heterokedastisitas dan layak digunakan
normal. Oleh karena itu peneliti juga analisis regresi berganda.
melakukan screening terhadap data outlier.
Hal ini sesuai dengan pendapat Imam 4. Uji Autokorelasi
(2007) menyatakan bahwa data outlier Uji autokorelasi bertujuan untuk
merupakan data yang memiliki melihat apakah dalam sebuah model
karakteristik unik yang terlihat sangat regresi linear terdapat korelasi antara
berbeda jauh dari observasi – observasi kesalahan pengganggu pada periode t
lainnya yang muncul dalam bentuk dengan kesalahan pengganggu pada pada
ekstrim. Sisa data setelah dilakukan periode t-1 pada data yang tersusun dalam
transformasi data adalah 24 perusahaan. rangkaian waktu (time series). Pengujian
autokorelasi dilakukan dengan metode
2. Uji Multikolenearitas Durbin-Watson. Apabila nilai Durbin-
Gejala multikolenearitas ditandai Watson yang dihasilkan berada dalam
dengan adanya hubungan yang kuat rentang -2 sampai 2 maka dinyatakan
diantara variabel independen dalam suatu pengujian autokorelasi. nilai uji Durbin-
persamaan regresi. Apabila dalam suatu Watson adalah 1.370 yang berada dalam
persamaan regresi terdapat gejala rentang -2 sampai 2. Hal ini menunjukkan
multikolenearitas maka akan menyebabkan bahwa pada model regresi tidak terdapat
ketidakpastian estimasi, sehingga autokorelasi.
kesimpulan yang diambil tidak tepat.
Model regresi yang dinyatakan bebas dari B. Teknik Analisis Data
multikolenearitas apabila nilai VIF < 10 1. Uji F
dan Tolerance > 0,10. Uji F dilakukan untuk menguji
Nilai VIF pada sampel penelitian apakah secara serentak atau bersama-sama
tidak ada yang melebihi 10 dan nilai variabel independen mampu menejelaskan
tolerance tidak ada yang kurang dari 0,10. variabel dependen secara baik atau untuk
Hal ini berarti bahwa hasil nilai menguji apakah model yang digunakan fix
menunjukkan tidak adanya masalah atau tidak.

14
Dari hasil pengolahan data, dapat b. Koefisien Regresi (β) X1
dilihat bahwa Fhitung yaitu 18.113 dengan Nilai koefisien regresi variabel
signifikansi yaitu 0,000 < 0,05 karena nilai financial leverage sebesar -1,716. Hai ini
signifikansi kecil dari 0,05 maka model menunjukkan bahwa setiap peningkatan
regresi yang digunakan sudah fix, sehingga satuan financial leverage akan
dapat digunakan untuk memprediksi mengakibatkan penurunan pengungkapan
variabel-variabel penelitian. Jadi financial tanggung jawab sosial sebesar 1,716.
leverage, dan size perusahaan berpengaruh
signifikan secara bersama-sama terhadap c. Koefisien Regresi (β) X2
pengungkapan tanggung jawab sosial. Nilai koefisien regresi variabel size
perusahaan sebesar 3,248. Hal ini
2. Uji Koefisien Determinasi (R2) menunjukkan bahwa setiap peningkatan
Untuk mengetahui kontribusi dari satuan size perusahaan akan
variabel independen terhadap variabel mengakibatkan peningkatan pengungkapan
dependen dapat dilihat dari adjusted R tanggung jawab sosial sebesar 3,248.
square-nya. Koefisien determinasi pada
intinya mengukur seberapa jauh d. Uji Hipotesis (t-test)
kemampuan model dalam menerangkan Uji t dilakukan untuk mengetahui
variasi variabel dependen. seberapa besar pengaruh variabel
Hasil pengujian menunjukkan nilai independen terhadap variabel dependen
Adjusted R Square sebesar 0,265. Hal ini secara parsial. Patokan yang digunakan
berarti 26,5% nilai variabel dependen yaitu adalah dengan membandingkan niali
pengungkapan tanggung jawab sosial signifikansi yang dihasilkan dengan alpha
dipengaruhi oleh kedua variabel (α) 0,05 atau membandingkan thitung
independen yaitu financial leverage dan dengan ttabel, setelah itu melihat nilai β
size perusahaan, sedangkan 73,5% untuk melihat arah hipotesis. Nilai ttabel
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dengan α = 0,05 dan derajat bebas (db) =
diteliti. n-k-1 = 96 - 3 - 1 = 92 adalah 1,985.
Berdasarkan hasil olahan data
3. Persamaan Regresi Berganda statistik, maka dapat dilihat pengaruh
Dari pengolahan data statistik maka antara variabel independen terhadap
diperoleh persamaan regresi berganda variabel dependen secara parsial adalah
sebagai berikut: sebagai berikut:
Y = -13,286 – 1,716X1 + 3,248LnX2
Keterangan: 1. Financial leverage berpengaruh
Y = pengungkapan tanggung signifikan positif terhadap
jawab sosial pengungkapan tanggung jawab sosial
X1 = financial leverage Dari olahan data dapat diketahui
Ln_X2 = size perusahaan bahwa variabel financial leverage
memiliki nilai signifikansi 0,036 lebih
a. Konstanta (α) kecil dari alpha 0,05. Nilai –thitung < -ttabel
Nilai konstanta yang diperoleh yaitu -2,131 < -1,985, serta β negatif yaitu
sebesar -13,286. Hal ini berarti bahwa jika -1,716. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel independen (financial leverage, variabel financial leverage (X1) tidak
dan size perusahaan) tidak ada atau berpengaruh signifikan positif terhadap
bernilai nol, maka besarnya pengungkapan pengungkapan tanggung jawab sosial (Y).
tanggung jawab sosial yang terjadi adalah Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada
sebesar -13,286 kecenderungan yang timbul apabila rasio
financial leverage meningkat atau
menurun terhadap pengungkapan tanggung

15
jawab sosial. Dengan demikian hipotesis kemungkinan besar perusahaan akan
pertama (H1) ditolak. mengalami pelanggaran terhadap kontrak
hutang, maka manajer akan berusaha untuk
2. Size perusahaan berpengaruh melaporkan laba sekarang lebih tinggi
signifikan positif terhadap untuk mengurangi kemungkinan
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan melanggar perjanjian hutang
Dari olahan data dapat diketahui (Scott, 1997 dalam Yusrina, 2010).
bahwa variabel size perusahaan memiliki Oleh karena itu, semakin tinggi
nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari tingkat leverage, semakin besar
alpha 0,05 atau nilai thitung > ttabel yaitu kemungkinan perusahaan akan melanggar
5,136 > 1,985 serta nilai β positif yaitu perjanjian kredit sehingga perusahaan akan
3,248. Hal ini menunjukkan bahwa berusaha untuk melaporkan laba sekarang
variabel size perusahaan (X2) berpengaruh lebih tinggi (Belkaoui dan Karpik, 1989
signifikan positif terhadap pengungkapan dalam Yusrina, 2010). Supaya laba yang
tanggung jawab sosial (Y). Ini berarti dilaporkan menjadi tinggi, maka manajer
semakin besar size perusahaan maka harus mengurangi biaya-biaya, seperti
semakin luas pengungkapan tanggung mengurangi biaya untuk mengungkapkan
jawab sosial laporan keuangan tahunan. informasi sosial.
Dengan demikian hipotesis kedua (H2)
diterima. 2. Pengaruh size perusahaan terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial
PEMBAHASAN perusahaan
1. Pengaruh financial leverage Berdasarkan hasil analisis statistik
terhadap pengungkapan tanggung dalam penelitian ini ditemukan bahwa
jawab sosial perusahaan hipotesis kedua (H2) diterima. Dari hasil
Berdasarkan hasil analisis statistik pengolahan data dapat disimpulkan bahwa
dalam penelitian ini ditemukan bahwa size berpengaruh signifikan positif
hipotesis pertama (H1) ditolak. Dari hasil terhadap pengungkapan tanggung jawab
pengolahan data dapat disimpulkan bahwa sosial perusahaan. Hal ini menunjukkan
financial leverage tidak berpengaruh bahwa semakin besar ukuran perusahaan
positif terhadap pengungkapan tanggung maka semakin luas pengungkapan
jawab sosial perusahaan. Hal ini tanggung jawab sosial perusahaan.
menunjukkan bahwa tidak ada Hasil penelitian ini konsisten
kecenderungan yang timbul apabila rasio dengan jumlah yang diperlihatkan dalam
financial leverage meningkat atau data mentah dari perusahaan sampel. Hal
menurun terhadap pengungkapan tanggung ini dapat dilihat dengan membandingkan
jawab sosial perusahaan. data size perusahaan (total aktiva) dengan
Hasil penelitian ini mendukung data indeks pengungkapan tanggung jawab
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh sosial perusahaan.
Sembiring (2005) dan Yusrina (2010) Hasil penelitian ini sejalan dengan
dimana kesimpulan hasil penelitian mereka penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
menyatakan bahwa secara parsial financial Sembiring (2005) dan Utami (2007),
leverage tidak berpengaruh signifikan dimana kesimpulan hasil penelitian mereka
positif terhadap pengungkapan tanggung menyatakan bahwa secara parsial size
jawab sosial perusahaan. perusahaan berpengaruh signifikan positif
Alasan ditolaknya hipotesis terhadap pengungkapan tanggung jawab
pertama (H1) adalah financial leverage sosial perusahaan. Namun hasil penelitian
yang tinggi akan membuat keadaaan ini tidak mendukung hasil penelitian yang
keuangan perusahaan menjadi buruk, dilakukan oleh Anggraini (2006), dimana
karena semakin tinggi tingkat leverage, kesimpulan hasil penelitiannya

16
menyatakan bahwa secara parsial ukuran 3. Instrumen penelitian pengungkapan
perusahaan tidak berpengaruh terhadap tanggung jawab sosial perusahaan yang
pengungkapan tanggung jawab sosial hanya dinilai dengan checklist, tidak
perusahaan. memberikan kerincian informasi atas
kualitas ungkapan yang disajikan
PENUTUP masing-masing perusahaan.
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk C. Saran
melihat pengaruh financial leverage dan Dari pembahasan dan kesimpulan
size perusahaan terhadap pengungkapan yang diperoleh maka penulis memberikan
tanggung jawab sosial perusahaan. saran, sebagai berikut:
Berdasarkan hasil penelitian dan 1. Bagi manajemen perusahaan
pembahasan yang telah disajikan pada Manajemen harus lebih
bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil memperhatikan tingkat pengungkapan
kesimpulannya sebagai berikut: tanggung jawab sosial perusahaan yang
1. financial leverage tidak berpengaruh akan disampaikan melalui laporan
signifikan positif terhadap pengungkapan keuangan tahunan (harus lebih
tanggung jawab sosial pada perusahaan memperluas lagi pengungkapan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek tanggung jawab sosial yang dapat
Indonesia (BEI). mempengaruhi keputusan investor)
2. Size perusahaan berpengaruh signifikan yang bisa membantu investor untuk
positif terhadap pengungkapan tanggung lebih mengetahui, menilai dan
jawab sosial pada perusahaan manufaktur mempercayai perusahaan, sehingga
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia para investor tertarik untuk melakukan
(BEI). Hal ini berarti semakin besar size investasi dipasar modal.
perusahaan maka semakin luas 2. Bagi peneliti selanjutnya
pengungkapan tanggung jawab sosial a. Diharapkan dapat menambah
perusahaan tersebut. jumlah sampel dan memperpanjang
periode penelitian agar dapat
B. Keterbatasan menggambarkan kondisi yang
Meskipun peneliti telah berusaha sebenarnya dan melihat pengaruh
merancang dan mengembangkan financial leverage dan size
penelitian sedemikian rupa, namun masih perusahaan yang lebih besar
terdapat keterbatasan dalam penelitian terhadap pengungkapan tanggung
yang masih perlu direvisi pada penelitian jawab sosial perusahaan. Dengan
selanjutnya, antara lain: demikian penelitian selanjutnya
1. Dalam penelitian ini, peneliti hanya dapat menambah atau
menggunakan dua variabel independen menggunakan variabel-variabel
(financial leverage dan size lain seperti profile, profitabilitas,
perusahaan), yang dilakukan selama ukuran dewan komisaris, dan umur
empat tahun (2007-2010). Dengan perusahaan.
adanya keterbatasan rentang waktu b. Sebaiknya skala pengukur
tersebut, maka penelitian ini kurang pengungkapan tanggung jawab
dapat digeneralisasi dengan baik. sosial mempertimbangkan kualitas
2. Jumlah sampel yang relatif terbatas, pengungkapan, misalnya dengan
hanya 25 perusahaan dengan periode menggunakan indeks
penelitian 4 tahun dikarenakan pengungkapan CSR dengan bobot
kesulitan dalam memperoleh data angka, seperti skala linkert
laporan tahunan secara lengkap. sehingga dapat memberikan
rangking kualitas atas

17
pengungkapan tanggung jawab Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Teori
sosial yang disajikan perusahaan. Akuntansi Edisi Revisi. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
DAFTAR PUSTAKA Hendriksen, S eldon & Michael F. Van
Almilia, Luciana Spica. 2008. “Faktor- Breda. 2002. Accounting theory
faktor yang Mempengaruhi terjemahan Hermawan Wibowo.
Pengungkapan Sukarela pada Batam: Interaksa.
Internet Financial and Idris. 2006. Aplikasi SPSS dalam analisis
Sutainability Reporting”. Jurnal data kuantitatif. Padang: FE.
Akuntansi dan Auditing Indonesia Universitas Negeri Padang.
Vol. 12No.2 Desember 2008. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo.
Amalia, Dessy. 2005. “Faktor-Faktor yang 2002. Metodologi Penelitian
Mempengaruhi Luas Bisnis Untuk Akuntansi Dan
Pengungkapan SukaRela Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
(Voluntary Disclosure) Pada Ikatan Akuntan Indonesia, 2009. Standar
Laporan Keuangan Tahunan Akuntansi Keuangan, Penerbit
Perusahaan”. Jurnal Akuntansi Salemba Empat, Jakarta.
dan Pemerintahan. Vol 1, Junaidi, Muhammmad. 2011. “Pengaruh
No.2,November 2005. likuiditas, leverage, dan
Anggraini, Fr. Reni Retno, 2006. profitabilitas terhadap tingkat
“Pengungkapan Informasi Sosial pengungkapan sukarela laporan
dan Faktor-Faktor Yang keuangan tahunan”, (Skripsi).
Mempengaruhi Pengungkapan Fakultas Ekonomi. Universitas
Informasi Sosial dalam Laporan Negeri Padang.
Keuangan Tahunan (Studi Empiris Machfoed, Mas’ud & Liauw Jin. 1998.
Pada Perusahaan-Perusahaan Faktor-faktor yang mempengaruhi
Yang Terdaftar di Bursa Efek praktek perataan laba pada
Jakarta)”. Simposium Nasional perusahaan yang terdaftar di BEJ.
Akuntansi 9. Jurnal Riset Akuntansi
Belkaoui,Ahmed Riahi, 2000. Accounting Indonesia.Vol 1, No 2, hal. 174-
theory, 4th Edition. Thomson 191.
Learning. United States of Murtanto. 2006. “Menciptakan Nilai
America. Tambah Melalui Corporate Social
Chairiri, Anis, 2008. Kritik Sosial Atas Responsibilty”. Jakarta: Media
Pemakaian Teori dalam Penelitian Akuntansi Edisi 53.
Pengungkapan Sosial dan Nurkhin, Ahmad. 2009. “Corporate
Lingkungan, Jurnal Maksi Vol 8, Governance dan Profitabilitas;
2 Agustus 2008, 151-169. Pengaruhnya Terhadap
Darwin, Ali. 2006. Corporate Social Pengungkapan Tanggung Jawab
Responsibility. Jakarta: EBAR. Sosial Perusahaan (Studi Empiris
Ghozali, Imam dan Anis Chariri. 2007. Pada Perusahaan Yang Tercatat
Teori Akuntansi Edisi 4. Badan Penerbit Di Bursa Efek Indonesia)”. Tesis.
Universitas Diponegoro: Semarang: FE UNDIP.
Semarang. Purnasiwi, Jayanti. 2011. “Analisis
Pengaruh Size, Profitabilitas dan
Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Leverage Terhadap Pengungkapan
Multivariate dengan program CSR Pada Perusahaan yang
SPSS Cetakan IV. Semarang; Terdaftar di BEI”. (Skripsi).
Badan Penerbitan Universitas Fakultas Ekonomi. Universitas
Diponegoro. Diponegoro.

18
Riduwan, 2006. Belajar Mudah Penelitian Indonesia” (Skripsi). Fakultas
untuk Guru, Karyawan, dan Ekonomi: Universitas Sebelas
Peneliti Pemula. Bandung: Maret Surakarta.
Alfabeta. Undang-undang Republik Indonesia
Sartono, Agus. 2001. Manajemen Nomor 40 Tahun 2007 Tentang
Keuangan Teori dan aplikasi. Perseroan Terbatas.
Yogyakarta: BPFE-yogyakarta. Undang-undang Republik Indonesia
Sembiring, Eddy Rismanda. 2005. “ Nomor 25 Tahun 2007 Tentang
Karakteristik Perusahaan dan Perseroan Terbatas.
Pengungkapan Tanggung Jawab Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah
Sosial: Studi Empiris Pada Konsep dan Aplikasi CSR.
Perusahaan Yang Tercatat di Gresik: Fascho Publishing.
BEI”. Simposium Nasional www.idx.co.id
Akuntansi 8 Solo. www.vibizmanagement.com
Sudarmadji, Ardi Murdoko dan Lana
Sularto. 2007. “Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas,
Leverage, dan Tipe Kepemilikan,
Terhadap Luas Voluntary
Disclosure Laporan Keuangan
Tahunan”. Proceeding PESAT vol.
2
Supranto, J. 2001. Statistik Teori dan
Aplikasi. Erlangga. Jakarta.
Surya, Indra dan Ivan Yustiavandana.
2006. Penerapan Good Corporate
Governance Mengesampingkan
Hak-hak Istimewa Demi
Kelangsungan Usaha. Jakarta :
kencana.
Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi dan
Perekayasaan Pelaporan Keuangan.
Yogyakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Gajah Mada.
Tuasikal A. 2001. “Penggunaan Informasi
Akuntansi Untuk Memprediksi
Return Saham: Studi Empiris
Perusahaan Manufaktur dan Non
Manufaktur”. Simposium
Nasional Akuntansi IV. Bandung
Agustus: 762-786.
Utami, Indah Dewi. 2007. “ Pengaruh
Ukuran Perusahaan, Ukuran
Dewan Komisaris, Kepemilikan
Institusional, Kepemilikan Asing,
dan Umur Perusahaan Terhadap
Corporate Social Responsibility
Disclosure Pada Perusahaan
Property Dan Real Estate Yang
Terdaftar Di Bursa Efek

19

You might also like