You are on page 1of 15

Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan ISSN 1411-0393

Akreditasi No. 80/DIKTI/Kep/2012

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN DEWAN KOMISARIS


TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN REAKSI PASAR

Dian Agustia
agustia.dian@yahoo.com
Universitas Airlangga Surabaya

ABSTRACT

Implementation of Corporate Social Responsibility (CSR) seems to be a logical consequence of the implementation
practice of Good Corporate Governance (GCG). By implementing CSR, companies are expected to acquire social
legitimacy and maximize its financial strength in the long term, so that will affect the value of sales of company
stock. The purpose of this study is to examine the effect of ownership structure and the number of board of
commissioners to disclosure of CSR and market reaction. Ownership structure in this case is the proportion of
public ownership and proportion of managerial ownership. This study uses regression analysis. Exogenous
variables used in this study is the number of the board of commissioners, public ownership proportion, and
proportion of managerial ownership. Endogenous variables are disclosures of CSR and market reaction. The results
of t test showed the number of the board of commissioners has a significant effect on the disclosure of CSR, the
proportion of public ownership has no significant effect on the disclosure of CSR and the proportion of managerial
ownership has no significant influence on the broad disclosure of CSR. The number of the Board of Commissioners
has a significant effect on market reaction. The proportion of public ownership has no significant effect on market
reaction. The proportion of managerial ownership has no significant influence market reaction. This study also
proved that the disclosure of CSR no significant effect on market reaction.

Keywords: Board of commissioners, proportion of public ownership, proportion of managerial ownership, the
corporate social responsibility, market reaction.

ABSTRAK

Perkembangan pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) tampaknya merupakan konsekwensi


logis dari implementasi praktik Good Corporate Governance (GCG). Dengan menerapkan CSR, diharap
perusahaan akan memperoleh legitimasi sosial dan memaksimalkan kekuatan keuangannya dalam
jangka panjang, sehingga akan mempengaruhi nilai penjualan saham perusahaan. Tujuan penelitian ini
adalah menguji pengaruh struktur kepemilikan dan jumlah dewan direksi terhadap pengungkapan
CSR dan reaksi pasar. Struktur kepemilikan dalam hal ini adalah proporsi kepemilikan publik dan
kepemikian manajerial. Penelitian ini menggunakan analisis regresi. Variabel eksogen yang digunakan
adalah jumlah dewan komisaris, proporsi kepemilikan publik, dan proporsi kepemilikan manajerial.
Variabel endogen adalah pengungkapan CSR dan reaksi pasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
jumlah dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR, proporsi kepemilikan
publik tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR, dan proporsi kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Jumlah dewan komisaris memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap reaksi pasar. Proporsi kepemilikan publik tidak berpengaruh terhadap reaksi
pasar. Proporsi kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap reaksi pasar. Penelitian ini juga
membuktikan bahwa pengungkapan CSR tidak berpengaruh terhadap reaksi pasar.

Kata kunci: Dewan komisaris, proporsi kepemilikan publik, proporsi kepemilikan manajerial,
corporate social responsibility, reaksi pasar

376
Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Jumlah Dewan Komisaris... – Agustia 377

PENDAHULUAN Corporate Governance (GCG), dalam hal ini


Corporate governanace merupakan salah mencakup aspek kepemilikan manajerial
satu elemen penting dalam meningkatkan dan kepemilikan institusional memiliki
efesiensi ekonomis, yang meliputi serangkai- pengaruh terhadap pengungkapan tang-
an hubungan antara manajemen perusaha- gungjawab sosial perusahaan (Corporate
an, dewan komisaris, para pemegang saham, Social Responsibility/CSR), sedangkan menu-
dan stakeholder lainnya. Menurut Komite rut studi Andayani et al. (2008) kepemilikan
Nasional Kebijakan Governance (KNKG) institusional tidak berhubungan dengan
(2006), corporate governance merupakan suatu tanggungjawab sosial perusahaan, sedang-
sistem yang mengarahkan dan mengendali- kan jumlah dewan komisaris independen
kan perusahaan dengan tujuan agar men- memiliki hubungan positif dengan tang-
capai kesinambungan antara kekuatan gungjawab sosial perusahaan.
kewenangan yang diperlukan oleh per- Tanggung jawab sosial perusahaan di
usahaan untuk menjamin kelangsungan Indonesia mendapat perhatian dari banyak
eksistensinya dan pertanggungjawaban ke- lapisan masyarakat dan pemerintah.
pada stakeholder (Surya dan Yustivandana, Pemerintah telah menetapkan Undang-
2008: 24). Menurut Schleifer dan Vishny Undang (UU) Nomor 40 Tahun 2007 tentang
(1997), corporate governance merupakan suatu Perseroan Terbatas dalam pasal 74 bahwa
mekanisme yang digunakan untuk me- Perseroan wajib melaksanakan tanggung
mastikan bahwa supplier keuangan, misalnya jawab sosial dan lingkungan, dan jika
pemegang saham (shareholder) dan pemberi perusahaan tidak melaksanakan akan diberi
pinjaman (bondholder), dari perusahaan sangsi sesuai dengan peraturan perundang-
memperoleh pengembalian (return) dari undangan (Republik Indonesia, 2007).
kegiatan yang dijalankan oleh manajer. Berdasarkan UU tersebut, perusahaan akan
Faktor-faktor penentu yang mem- mengungkap informasi aktivitas yang ber-
pengaruhi corporate governance, antara lain hubungan dengan pelaksanaan tanggung
managerial ownership, board of directors, dan jawab sosial, meskipun ia harus me-
institusional ownership. Memperbesar ke- ngorbankan sumber daya untuk aktivitas
pemilikan saham perusahaan oleh mana- tersebut, sekaligus hal tersebut dapat me-
jemen mengakibatkan kepentingan pemilik ningkatkan image perusahaan. Barnae dan
atau pemegang saham akan dapat di- Rubin (2005) yang melakukan penelitian
sejajarkan dengan kepentingan manajer untuk melihat CSR sebagai konflik berbagai
(Jensen dan Meckling, 1976). Barnett (2005) shareholder menunjukkan hasil bahwa insti-
menyatakan bahwa investor institusional tutional ownership tidak memiliki pengaruh
merupakan pihak yang dapat memonitor terhadap CSR. Demikian pula penelitian
agen dengan kepemilikannya yang besar, Widyasari dan Rahman (2007) tidak di-
sehingga motivasi manajer untuk mengatur temukan pengaruh kepemilikan manajerial
laba menjadi berkurang. Faktor lain yang terhadap CSR.
mempengaruhi corporate governance adalah Selanjutnya, Mani (dalam Kasmadi dan
peran monitoring oleh dewan komisaris Susanto, 2006) menguji faktor-faktor yang
(board of directors). Hasil penelitian yang menentukan luas pengungkapan sukarela
dilakukan oleh Aman dan Pascal (2008) dalam laporan tahunan perusahaan di India,
menemukan bahwa tata kelola perusahaan menemukan bahwa financial institution
dengan peringkat yang lebih rendah mem- investment tidak terpengaruh terhadap
beri return yang lebih rendah karena risiko- pengungkapan sukarela dalam laporan
nya lebih tinggi, sementara perusahaan tahunan perusahaan di India. Penelitian
dengan peringkat tata kelola yang lebih mengenai keterkaitan antara jumlah dewan
tinggi menghasilkan keuntungan yang lebih komisaris, proporsi kepemilikan publik, dan
tinggi karena risikonya lebih rendah. Good pengungkapan tanggung jawab sosial juga
378 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 376 – 390

telah dilakukan oleh Sembiring (2005), pertahankan kelangsungan hidupnya, maka


Jensen dan Meckling (1976), dan Anggraini perusahaan harus mengupayakan sejenis
(2006). legitimasi atau pengakuan baik dari inves-
Perkembangan pelaksanaan tanggung tor, kreditor, konsumen, pemerintah mau-
jawab sosial perusahaan (CSR) tampaknya pun masyarakat sekitar agar tercipta sebuah
merupakan konsekwensi logis dari imple- kepercayaan (trust) pada perusahaan
mentasi praktik Good Corporate Governance tersebut.
(GCG). Dengan menerapkan CSR, diharap
perusahaan akan memperoleh legitimasi Good Corporate Governance (GCG)
sosial dan memaksimalkan kekuatan keu-a Perspektif teori agensi merupakan dasar
ngannya dalam jangka panjang, sehingga yang digunakan untuk memahami isu
akan mempengaruhi nilai penjualan saham corporate governanace. Adanya pemisahan
perusahaan. Investor akan bereaksi sebagai- kepemilikan oleh principal dengan pe-
mana tercermin dalam volume perdaga- ngendalian oleh agen dalam sebuah organi-
ngan saham. sasi cenderung menimbulkan konflik keage-
Dari uraian latar belakang permasala- nen di antara principal dan agen. Jensen dan
han di atas, maka rumusan masalah di- Meckling (1976) menyatakan bahwa hubu-
kemukakan sebagai berikut: (1) Apakah ngan keagenan adalah sebuah kontrak
jumlah dewan komisaris, proporsi kepemili- antara manajer (agent) dengan investor
kan publik, dan proporsi kepemilikan (principal). Terjadinya konflik kepentingan
manajerial mempunyai pengaruh terhadap antara pemilik dan agen karena kemungki-
pengungkapan Corporate Social Responsi- nan agen bertindak tidak sesuai dengan
bility? (2) Apakah jumlah dewan komisaris, kepentingan principal, sehingga memicu
proporsi kepemilikan publik, dan proporsi biaya keagenan (agency cost).
kepemilikan manajerial mempunyai pe- Good corporate governance (GCG) secara
ngaruh terhadap reaksi pasar? (3) Apakah definitif merupakan sistem yang mengatur
pengungkapan Corporate Social Responsibility dan mengendalikan perusahaan yang men-
mempunyai pengaruh terhadap reaksi ciptakan nilai tambah untuk semua stake-
pasar? holder (Cheng et al., 1996). Ada dua hal yang
Tujuan penelitian ini adalah menguji ditekankan dalam konsep ini, pertama,
pengaruh struktur kepemilikan dan jumlah pentingnya hak pemegang saham untuk
dewan direksi terhadap pengungkapan CSR memperoleh informasi dengan benar dan
dan reaksi pasar. Struktur kepemilikan tepat waktu dan, kedua, kewajiban per-
dalam hal ini adalah proporsi kepemikian usahaan untuk melakukan pengungkapan
manajerial dan kepemilikan publik. (disclosure) secara akurat, tepat waktu,
transparan terhadap semua informasi kiner-
TINJAUAN TEORETIS ja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder.
Teori Legitimasi Menurut Komite Nasional Kebijakan Gover-
Konsep legitimasi menunjukkan adanya nance (KNKG) (2006), corporate governance
suatu kontrak sosial yang secara implisit merupakan suatu sistem yang mengarahkan
perusahaan bertanggung jawab terhadap dan mengendalikan perusahaan dengan
harapan atau tuntutan masyarakat. Per- tujuan agar mencapai kesinambungan anta-
usahaan perlu menyadari bahwa keber- ra kekuatan kewenangan yang diperlukan
langsungan hidup perusahaan berkaitan oleh perusahaan untuk menjamin kelangsu-
dengan pembentukan citra perusahaan yang ngan eksistensinya dan pertanggung-
baik di mata masyarakat untuk keber- jawaban kepada stakeholder (Surya dan
langsungan hidupnya di masa yang akan Yustivandana, 2008: 24). Good Corporate
datang. Dahlia dan Siregar (2008) menyata- Governance dikemukan oleh National
kan bahwa agar perusahaan mampu mem- Committee on Corporate Governance (NCCG,
Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Jumlah Dewan Komisaris... – Agustia 379

2001) sebagai berikut: “Corporate Governance governance. Aman dan Pascal (2008) meng-
is the system by which business corporations are gunakan struktur dewan komisaris dan
directed and controlled. The corporate governance karekteristik kepemilikan. Kepemilikan
structure specifies the distribution of the right institusional adalah kepemilikan saham oleh
and responsibilities among different participants pihak-pihak yang berbentuk institusi, seperti
in the corporation, such as the board, managers bank, perusahaan asuransi, perusahaan
shareholders and others stakeholders”. investasi, dana pensiun, dan institusi lain-
Prinsip-prinsip Good Corporate Gover- nya. Kepemilikan manajerial adalah ke-
nance yang dikembangkan adalah sebagai pemilikan saham perusahaan oleh manage-
berikut: (1) Transparency (keterbukaan infor- rial. Kepemilikan manajerial merupakan alat
masi), yaitu keterbukaan dalam melaksana- monitoring internal yang penting untuk
kan proses pengambilan keputusan dan memecahkan konflik agensi antara external
keterbukaan dalam mengemukakan infor- stockholder dan manajemen (Chen dan
masi materiil dan relevan mengenai per- Steiner, 1999). Fungsi dewan komisaris
usahaan. (2) Accountability (akuntabilitas), sesuai dengan yang dinyatakan dalam
yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan National Code for Good Corporate Governance
pertanggungjawaban organ perusahaan (2001) adalah memastikan bahwa perusaha-
sehingga pengelolaan perusahaan terlak- an telah melakukan tanggung jawab sosial
sana secara efektif. (3) Responsibility (per- dan mempertimbangkan kepentingan ber-
tanggungjawaban), yaitu kesesuaian (ke- bagai stakeholder perusahaan sebaik me-
patuhan) di dalam pengelolaan perusahaan monitor efektifitas pelaksanaan good corpo-
terhadap prinsip korporasi yang sehat serta rate governance. Berdasarkan jumlah dewan
peraturan perundangan yang berlaku. (4) komisaris, Coller dan Gregory (dalam
Independency (kemandirian), yaitu suatu Sembiring, 2005) menyatakan bahwa se-
keadaan perusahaan dikelola secara profesi- makin besar jumlah anggota dewan komi-
onal tanpa benturan kepentingan dan saris, maka akan semakin mudah untuk
pengaruh/tekanan dari pihak manajemen mengendalikan CEO dan pengawasan yang
yang tidak sesuai dengan peraturan dan dilakukan akan semakin efektif.
perundangan-undangan yang berlaku dan Dalam rangka menerapkan nilai-nilai
prinsip-prinsip korporasi yang sehat. (5) tata kelola suatu perusahaan, perusahaan
Fairness (kesetaraan dan kewajaran), yaitu menggunakan pendekatan (approach) dalam
perlakuan yang adil dan setara di dalam bentuk keyakinan yang kuat akan manfaat
memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul yang diperoleh dari penerapan tata kelola
berdasarkan perjanjian serta peraturan per- perusahaan yang baik tersebut. Dengan
undangan yang berlaku (Nurkhin, 2010). demikian, diharapkan akan tumbuh sema-
Prinsip responsibility (pertanggung- ngat yang tinggi mengelola perusahaan
jawaban) mempunyai hubungan yang pa- sesuai standar internasional. Selanjutnya,
ling dekat dengan Corporate Social Responsi- untuk memastikan bahwa tata kelola per-
bility (CSR). Prinsip ini memberi penekanan usahaan telah diterapkan secara konsisten di
yang lebih terhadap stakeholder perusahaan semua lini dan unit organisasi, maka
(stakeholder-driven concept). Prinsip yang lain perusahaan akan menyusun berbagai acuan
lebih fokus ke shareholder-driven concept. sebagai pedoman bagi seluruh karyawan.
Penerapan prinsip-prinsip good corpo- Penerapan tata kelola perusahaan yang baik
rate governance dapat menciptakan suasana tersebut hanya akan efektif apabila di-
kondusif bagi kelancaran operasi bisnis dukung dengan keberadaan asas kepatuhan
perusahaan, termasuk meningkatkan daya dalam kegiatan bisnis sehari-hari, dan yang
saing. Cornett et al. (2009) menggunakan lebih penting adalah diterapkan terlebih
sensitivitas CEO dan dewan komisaris inde- dahulu oleh jajaran manajemen dan kemudi-
penden sebagai faktor penentu corporate an diikuti oleh segenap karyawan.
380 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 376 – 390

Penelitian mengenai keterkaitan antara Dengan adanya kepemilikan saham


proporsi kepemilikan publik dengan peng- oleh pihak manajemen, maka manajemen
ungkapan tanggung jawab sosial telah tersebut akan ikut serta aktif dalam
dilakukan oleh Sembiring (2003) dan Mani pengambilan berbagai keputusan. Manajer
(dalam Kasmadi dan Susanto, 2006). Pe- perusahaan akan memperoleh manfaat
megang saham publik biasanya berbentuk langsung atas keputusan-keputusan yang
entitas seperti perbankan, dana pensiun, diambilnya, namun juga akan menanggung
asuransi, reksa dana, dan institusi lain. risiko secara langsung bila keputusan itu
Faktor kepemilikan oleh publik dapat me- salah. Manajer perusahaan akan mengambil
ningkatkan pengendalian terhadap mana- keputusan sesuai dengan kepentingan per-
jemen dan mengurangi perilaku me- usahaan yaitu dengan mengungkap ber-
mentingkan diri sendiri yang mungkin bagai macam informasi sosial yang seluas-
dilakukan. Institusi merupakan sebuah luasnya dalam rangka untuk meningkatkan
lembaga yang memiliki kepentingan besar image perusahaan. Dengan demikian, di-
terhadap investasi yang mereka dilakukan. harap manajemen tidak akan melakukan
Institusi secara profesional akan memantau tindakan yang akan merugikan perusahaan,
perkembangan investasinya agar dapat sehingga hal tersebut akan mampu me-
menghasilkan keuntungan yang mereka ngurangi pengawasan dan biaya keagenan
inginkan. Proses monitoring yang dilakukan (agency cost).
oleh institusi tersebut diharap akan mampu
menekan manajemen agar tidak melakukan Corporate Social Responsibility (CSR)
berbagai perbuatan atau tindakan yang Kesadaran tentang pentingnya meng-
menyimpang. implementasikan CSR ini juga menjadi tren
Investor publik memiliki kekuatan global seiring dengan semakin maraknya
(power) dan pengalaman (experience) untuk kepedulian masyarakat global terhadap
bertanggung jawab dalam menerapkan produk-produk yang ramah lingkungan dan
prinsip corporate governance dalam melindu- diproduksi dengan memperhatikan kaidah
ngi berbagai hak dan kepentingan seluruh sosial dan prinsip hak asasi manusia.
pemegang saham, sehingga mereka me- Menurut World Bank (dalam Wibisono,
nuntut perusahaan untuk melakukan 2007:7-8), CSR adalah: “the commitment of
komunikasi secara transparan. Hal tersebut business to contribute to sustainable economic
menunjukkan bahwa dengan kepemilikan development working with employees and their
publik yang relatif besar akan dapat representatives the local community and society
mendorong meningkatnya luas pengungka- at large to improve quality of life, in ways that are
pan Corporate Social Responsibility (CSR) yang both good for business and good for
dilakukan oleh perusahaan. development”.
Kepemilikan manajerial adalah jumlah Banyak sekali manfaat yang akan
kepemilikan saham oleh pihak manajemen diterima dari pelaksanaan CSR ini, baik bagi
dari seluruh modal saham yang dikelola perusahaan, masyarakat, lingkungan, mau-
(Boediono, 2005). Konflik kepentingan anta- pun negara. Menurut Effendi (2007), ada
ra manajer dengan pemilik akan semakin empat manfaat yang diperoleh perusahaan
besar ketika kepemilikan manajer terhadap dengan mengimplementasi CSR, yaitu: (1)
perusahaan semakin kecil (Jensen dan Keberadaan perusahaan dapat tumbuh dan
Meckling, 1976). Manajer perusahaan akan berkembang, selain itu perusahaan juga
mengungkap informasi sosial dalam rangka mendapat citra (image) yang positif di mata
untuk meningkatkan image perusahaan, masyarakat. (2) Perusahaan menjadi lebih
meskipun ia harus mengorbankan sumber mudah untuk memperoleh akses terhadap
daya untuk aktivitas tersebut (Gray et al. modal (kapital). (3) Perusahaan dapat mem-
dalam Anggraini, 2006). pertahankan sumber daya manusia (human
Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Jumlah Dewan Komisaris... – Agustia 381

resources) yang berkualitas. (4) Perusahaan sebagai alat analisis untuk pengambilan
dapat meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. Menurut Belkaoui (2004:343)
keputusan pada hal-hal yang kritis (critical peranan informasi bagi pasar sekuritas
decision making), dan mempermudah penge- adalah: (1) Membantu dalam serangkaian
lolaan manajemen risiko (risk management). harga sekuritas yang di dalamnya terdapat
Kebijakan pemerintah dengan UU alokasi optimal atas sekuritas antar investor.
Nomor 40 Tahun 2007 telah mengatur (2) Untuk membantu investor individual,
mengenai kewajiban pelaporan dan peng- yang menghadapi serangkaian harga, dalam
ungkapan aktivitas CSR perusahaan untuk memilih sebuah portofolio yang optimal dari
melakukan tanggung jawab sosial dan sekuritas.
lingkungan. Pengungkapan ini dimaksud- Pengujian terhadap reaksi investor atau
kan agar bisa digunakan sebagai bahan reaksi pasar melalui indikator harga dan
evaluasi dan juga sebagai alat komunikasi volume perdagangan saham lebih dikaitkan
dengan stakeholder-nya. Melalui undang- dengan pengujian terhadap hipotesis efisi-
undang ini, perusahaan wajib untuk me- ensi pasar. Harga saham bergerak secara
laksanakanya, tetapi kewajiban ini bukan acak, hal ini menunjukkan bahwa fluktuasi
suatu beban yang memberatkan. Pem- harga saham tergantung pada informasi
bangunan suatu negara bukan hanya baru (new information) yang akan diterima.
tangung jawab pemerintah dan industri saja, Informasi tersebut dapat bersifat kabar
tetapi juga merupakan tanggung jawab buruk (bad news) maupun kabar baik (good
setiap insan manusia yang memiliki sebuah news). Bad news berarti bahwa informasi
peran untuk mewujudkan kesejahteraan tersebut akan berdampak negatif terhadap
sosial dan pengelolaan kualitas hidup harga saham, yaitu penurunan harga saham.
masyarakat. Sebaliknya good news berarti informasi akan
Pelaksanaan CSR dapat bermanfaat berdampak positif terhadap harga saham,
bagi perusahaan, yaitu dengan penciptaan yaitu kenaikan harga saham (Samsul, 2006:
citra perusahaan yang khas, baik, dan etis di 267).
mata publik sehingga dapat meningkatkan Dalam perkembangan selanjutnya,
loyalty (brand differentiation), tumbuhnya informasi yang dibutuhkan oleh investor
rasa kebanggaan (sense of prede), mendorong dalam pengambilan keputusan menjadi
kemudahan memperoleh ijin dari peme- semakin bervariasi yang mencakup infor-
rintah dan publik atas pelaksanaan bisnis masi keuangan dan informasi non keua-
perusahaan karena telah dianggap me- ngan. Perusahaan-perusahaan yang telah
menuhi standar operasional dan kepedulian mengungkap lebih banyak informasi yang
terhadap lingkungan dan masyarakat luas, dibutuhkan dalam pengambilan keputusan
mengelola risiko-risiko terciptanya hubu- akan mendapat kepercayaan yang lebih dari
ngan yang lebih erat antara masyarakat dan para investor. Dengan meningkatnya ke-
perusahaan, membantu pemerintah dalam percayaan terhadap perusahaan-perusaha-
menjalankan misi sosial yang telah di- an yang melakukan pengungkapan diharap
rencanakan pemerintah, dan terciptanya menjadi pendorong naiknya harga dan
kesinambungan usaha (business sustaina- volume penjualan saham.
billity). Cheng et al. (2011) menguji apakah
kinerja yang baik pada tanggung jawab
Pengaruh Pengungkapan CSR terhadap sosial perusahaan (CSR) mengarah pada
Reaksi Investor akses yang lebih baik untuk keuangan.
Dalam sebuah pasar modal, informasi Penelitian ini menduga bahwa akses yang
merupakan sesuatu yang sangat penting lebih baik untuk keuangan dapat dikaitkan
dalam pengambilan keputusan. Investor di dengan: a) mengurangi biaya agensi karena
pasar modal membutuhkan informasi keterlibatan pemangku kepentingan di-
382 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 376 – 390

tingkatkan dan b) mengurangi asimetri profile pada perusahaan yang go public di


informasi karena adanya peningkatan Bursa Efek Indonesia.
transparansi. Hasil penelitian menunjukkan Rerangka Konseptual
bahwa perusahaan dengan kinerja tanggung Berdasarkan permasalahan dan tujuan
jawab sosial perusahaan (CSR) yang lebih penelitian, maka rerangka konseptual di-
baik memiliki keterbatasan modal yang lebih sajikan pada Gambar 1. Variabel yang di-
rendah. gunakan dalam penelitian ini meliputi faktor
Penelitian yang dilakukan oleh Zuhroh Good Corporate Governance (GCG) ter- diri
dan Sukmawati (2003) menguji mengenai atas struktur kepemilikan dan jumlah dewan
pengaruh pengungkapan sosial dalam lapo- komisaris, pengungkapan Corporate Social
ran tahunan perusahaan terhadap volume Responsibility (CSR), dan Reaksi Pasar.
perdagangan saham menunjukkan bahwa Sedangkan struktur kepemilikan meliputi
terdapat pengaruh pengungkapan sosial proporsi kepemilikan publik dan proporsi
tersebut terhadap volume perdagangan kepemilikan manajerial. Atas dasar rerangka
saham perusahaan dalam kategori high konseptual tersebut dapat tercermin penga-
ruh masing-masing variabel penelitian.

Jumlah Dewan
Komisaris
(JDK)
H1a H2a

Proporsi H1b H3
Kepemilikan Pengungkapan Reaksi Pasar (PS)
Publik (PKP) CSR (CSRI)
H1c
Proporsi
Kepemilikan H2c
Manajerial
(PKM)
H2b

Gambar 1
Rerangka Konseptual

Hipotesis H2a: Jumlah dewan komisaris mempunyai


Berdasarkan rumusan masalah, tujuan pengaruh terhadap reaksi pasar
penelitian, dan rerangka teoretis di atas, H2b: Proporsi kepemilikan publik mem-
maka hipotesis yang diajukan dalam punyai pengaruh terhadap reaksi
penelitian ini adalah: pasar
H1a: Jumlah dewan komisaris mempunyai H2c: Proporsi kepemilikan manajerial
pengaruh terhadap pengungkapan mempunyai pengaruh terhadap
Corporate Social Responsibility reaksi pasar
H1b: Proporsi kepemilikan publik mem- H3: Pengungkapan Corporate Social
punyai pengaruh terhadap peng- Responsibility mempunyai pengaruh
ungkapan Corporate Social Responsi- terhadap reaksi pasar
bility
H1c: Proporsi kepemilikan manajerial METODE PENELITIAN
mempunyai pengaruh terhadap Pendekatan Penelitian
pengungkapan Corporate Social Dalam penelitian ini pendekatan yang
Responsibility digunakan adalah pendekatan kuantitatif.
Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Jumlah Dewan Komisaris... – Agustia 383

Penelitian kuantitatif (Indriantoro dan ukur dengan membagi jumlah dewan


Supomo, 2002: 12) adalah penelitian yang komisaris independen dengan total anggota
menekankan pada pengujian teori-teori me- dewan komisaris.
lalui pengukuran variabel-variabel peneliti-
an dengan angka dan melakukan analisis Pengungkapan CSR (CSRI)
data dengan prosedur statistik. Penggunaan Pengungkapan CSR pada perusahaan-
pendekatan kuantitatif ini dimulai dengan perusahaan yang diteliti dinilai melalui luas
penetapan teori-teori yang mendukung dan pengungkapan yang dilakukan oleh per-
perumusan hipotesis, langkah selanjutnya usahaan tersebut. CSR Indeks (CSRI) di-
adalah membuat model analisis, meng- hitung berdasarkan jumlah item peng-
identifikasi variabel-variabel penelitian, ungkapan CSR yang diungkapa perusahaan
membuat definisi operasional variabel, dalam laporan tahunannya. Daftar peng-
mengumpulkan data berdasarkan populasi ungkapan tanggung jawab sosial perusaha-
dan sampel, dan melakukan analisis. an dibagi dalam tujuh kategori yaitu:
lingkungan, energi, kesehatan dan ke-
Definisi Operasional Variabel selamatan tenaga kerja, lain-lain tenaga kerja
Proporsi Kepemilikan Publik (PKP) produk, keterlibatan masyarakat, dan
Proporsi Kepemilikan Publik adalah umum. Kategori ini diadopsi dari penelitian
jumlah kepemilikan saham perusahaan oleh yang dilakukan oleh Hackston dan Milne
pihak outsider (publik/masyarakat) dari total (1996). Berdasarkan peraturan Bapepam
jumlah saham perusahaan yang beredar. Nomor VIII.G.2 tentang laporan tahunan
Dalam penelitian ini skala yang digunakan dan kesesuaian item tersebut untuk diapli-
yaitu skala rasio dan diukur dengan kasi di Indonesia maka dilakukan penye-
menggunakan indikator persentase jumlah suaian hingga tersisa 78 item pengungka-
saham yang dimiliki institusi dari seluruh pan. Menghitung pengungkapan CSRI
modal saham yang beredar. menggunakan pendekatan dikotomi yaitu
setiap item CSR dalam instrumen penelitian
Proporsi Kepemilikan Manajerial (PKM) diberi nilai 1 jika diungkap, dan nilai 0 jika
Kepemilikan Manajerial adalah besar- tidak diungkap. Selanjutnya, skor tersebut
nya jumlah saham yang dimiliki manajemen dijumlahkan untuk memperoleh keseluru-
dari total saham yang beredar. Skala rasio han skor untuk setiap perusahaan. Rumus
digunakan dalam variabel ini dan kepemili- perhitungan CSRI adalah sebagai berikut
kan manajerial dalam penelitian ini diukur (Haniffa et al. dalam Sayekti dan Wandabio,
dengan persentase jumlah saham yang di- 2007):
miliki pihak manajemen dari seluruh modal ∑
saham perusahaan yang beredar. CSRIj = (1)

Jumlah Dewan Komisaris (JDK) Keterangan:


Jumlah Dewan Komisaris merupakan CSRIj = Corporate Social Responsibility
jumlah anggota dewan komisaris yang tidak Disclosure Index perusahaan j
terafiliasi dengan manajemen, anggota de- nj = Jumlah item untuk perusahaan j,
wan komisaris lainnya, dan pemegang sa- nj ≤ 78
ham pengendali, serta bebas dari hubungan Xij = dummy variable; 1 = jika item i
bisnis atau hubungan lainnya yang dapat diungkap, 0 = jika item i tidak diungkap
mempengaruhi kemampuannya untuk ber- Dengan demikian, 0 ≤ CSRI j ≤ 1.
tindak independen atau bertindak semata-
mata demi kepentingan perusahaan. Skala Reaksi Pasar (PS)
Reaksi pasar adalah pergerakan pasar
rasio digunakan dalam variabel ini dan
yang terjadi setelah adanya suatu peristiwa
proporsi dewan komisaris independen di-
384 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 376 – 390

tertentu. Reaksi pasar dalam penelitian ini penelitian sebanyak 82 observasi.


diukur melalui volume perdagangan saham
abnormal (unexpected trading volume). Teknik Analisis
Volume perdagangan saham abnor- Program statistik yang digunakan
mal, yang merupakan volume penyesuaian untuk membantu pengolahan data ini
pasar dihitung dengan rumus: adalah Software SPSS for windows release 17.0
Vat = PSit – PSmt (2) for windows. Adapun analisis statistik yang
Keterangan: digunakan adalah analisis regresi berganda
Vat = Volume perdagangan diluar (multiple regression). Analisis tersebut di-
normal gunakan untuk menguji pengaruh jumlah
PSit = Prosentase saham perusahaan i dewan komisaris, proporsi kepemilikan
yang diperdagangkan periode t publik, dan proporsi kepemilikan manaje-
PSmt = keseluruhan periode t rial terhadap pengungkapan Corporate Social
Untuk prosentase saham perusahaan i Responsibility (CSR) dan reaksi pasar.
yang diperdagangkan pada periode t
dihitung dengan rumus: ANALISIS DAN PEMBAHASAN
PSit = Sit : SBit (3) Pengaruh Jumlah Dewan Komisaris, Pro-
Keterangan: porsi Kepemilikan Publik, dan Proporsi
Sit = Saham perusahaan i yang diper- Kepemilikan Manajerial terhadap Peng-
dagangkan di pasar pada periode t ungkapan Corporate Social Responsibility
SBit = Jumlah saham perusahaan i yang Secara parsial, variabel jumlah dewan
beredar pada periode t komisaris memiliki pengaruh yang signi-
Sedangkan prosentase saham yang fikan terhadap pengungkapan CSR, de-
diperdagangkan secara keseluruhan di pasar ngan nilai probabilitas atau signifikansi
pada periode t dihitung dengan rumus: sebesar 0,007 (kurang dari α/2=0,025). Hal
PSmt = Smt : SBmt (4) ini mendukung hasil penelitian yang di-
Keterangan: lakukan oleh Sembiring (2005), Andayani
Smt t = Jumlah saham yang diper- (2008), dan Setyarini (2011), yang mengung-
dagangkan di pasar keseluruhan kap bahwa ukuran dewan komisaris yang
periode t diproksi dengan jumlah seluruh dewan
SBmt = Jumlah saham yang beredar di komisaris dalam suatu perusahaan memiliki
pasar keseluruhan pada periode t pengaruh positif signifikan terhadap peng-
ungkapan CSR. Hasil positif signifikan ber-
Populasi dan Sampel arti bahwa semakin banyak jumlah dewan
Populasi dalam penelitian ini adalah komisaris dalam perusahaan maka semakin
seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa luas pengungkapan sosial yang dilakukan.
Efek Indonesia (BEI). Metode pengambilan Argumen ini didasarkan pada kondisi
sampel yang digunakan adalah purposive bahwa manajemen yang baik dari per-
sampling yaitu penentuan sampel ber- usahaan akan dapat meningkatkan rating
dasarkan kriteria. Kriteria yang ditetapkan CSR.
yaitu perusahaan-perusahaan kategori Menurut Matten dan Moon (2008),
Finance dan Trade, Services & Investment yang ukuran dewan komisaris yang lebih besar
terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia menunjukkan bahwa pengalaman dan ke-
(BEI) tahun 2011 dan 2012 yang didukung ahlian yang dimiliki oleh dewan komisaris
dengan data laporan tahunan (annual report) tersebut juga lebih banyak, hal tersebut
serta volume perdagangan saham harian dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan
berjumlah 41 perusahaan. Dengan demikian pengawasan. Apabila dikaitkan dengan
jumlah observasi yang digunakan dalam agency theory (teori keagenan) maka dengan
adanya jumlah anggota dewan yang lebih
Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Jumlah Dewan Komisaris... – Agustia 385

besar maka akan memudahkan pengendali- dorong manajemen untuk melakukan peng-
an atau pengawasan terhadap agen, dan ungkapan tanggung jawab sosial yang lebih
monitoring yang dilakukan akan semakin besar.
efektif sehingga dapat mengurangi suatu Jumlah dewan komisaris memiliki
tindakan oportunistik yang mementingkan pengaruh terhadap pengungkapan CSR, hal
diri sendiri dari agen (Masdupi, 2005). tersebut berdasarkan nilai probabilitas atau
Di samping itu, tekanan yang lebih signifikansi sebesar 0,007 (kurang dari
besar terhadap manajemen akan men- α/2=0,025).

Tabel 1
Uji Pengaruh Jumlah Dewan Komisaris, Proporsi Kepemilikan Publik, dan
Proporsi Kepemilikan Manajerial terhadap Pengungkapan CSR

Unstandardized Standardized T Sig.


Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) 10,200 0,004 2,748 0,009
JDK -1,390 0,000 -0,421 -2,830 0,007
PKP -5,116 0,005 -0,137 -0,932 0,357
PKM 19,240 0,019 0,152 1,033 0,308
a Variabel Dependen: CSRI

Keberadaan dewan komisaris yang akibat kegiatan operasional perusahaan.


mengawasi jalannya perusahaan diharapkan Akan tetapi, hasil ini mungkin menunjukkan
mampu meningkatkan efektivitas dan bahwa publik sebagai pemilik perusahaan di
efisiensi perusahaan, namun pengaruh Indonesia merupakan bagian yang terpisah-
negatif menunjukkan bahwa semakin ba- pisah, bukan kepemilikan bersama, sehingga
nyak jumlah dewan komisaris akan me- kekuatan yang dimiliki untuk mem-
ngurangi pengungkapan CSR. Hal ini pengaruhi manajemen sangat rendah.
kemungkinan disebabkan terlalu banyaknya Penelitian ini tidak mendukung pe-
jumlah dewan komisaris menyebabkan nelitian dari Schleifer and Vishny (1997) dan
koordinasi menjadi sulit dan masih adanya Setyarini (2011) yang menyatakan bahwa
anggapan bahwa pengungkapan pelaksana- tingkat kepemilikan institusional yang ting-
an CSR bukan merupakan hal yang krusial, gi akan menimbulkan usaha pengawasan
yang penting adalah teknis pelaksanaan CSR yang lebih besar oleh pihak investor insti-
tersebut. tusional sehingga dapat menghalangi peri-
Pada proporsi kepemilikan publik, hasil laku opportunistic manajer. Hal ini karena
uji t menunjukkan tingkat signifikansi se- perusahaan dengan kepemilikan institusi-
besar 0,357 lebih besar dari α=0,05. Hal ini onal yang besar mengindikasi kemampuan-
berarti proporsi kepemilikan publik tidak nya untuk memonitor manajemen.
berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Proporsi kepemilikan manajerial juga
Hasil ini sesuai dengan penelitian Sembiring tidak memiliki pengaruh terhadap peng-
(2003) yang menunjukkan bahwa proporsi ungkapan CSR, hal tersebut karena ber-
kepemilikan publik tidak berpengaruh dasarkan nilai probabilitas atau signi-
signifikan terhadap pengungkapan CSR. Hal fikansi sebesar 0,308 (lebih dari α/2=0,025).
ini sebenarnya cukup sulit diargumen- Hasil ini bertentangan dengan pe-
tasikan mengingat publik sebagai bagian nelitian yang dilakukan oleh Anggraini
eksternal perusahaan seharusnya bereaksi (2006), Jensen dan Meckling (1976), dan
atas masalah-masalah sosial yang timbul Setyarini (2011), yang menunjukkan adanya
386 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 376 – 390

pengaruh signifikan antara proporsi ke- pula dengan adanya kondisi mampu me-
pemilikan manajerial dengan pengungka- ngurangi earnings management. Kondisi
pan CSR. tersebut juga berdampak pada harga
saham dalam arti semakin meningkatkan
Pengaruh Jumlah Dewan Komisaris, Pro- reaksi pasar karena mampu meningkatkan
porsi Kepemilikan Publik, dan Proporsi kepercayaan investor untuk melakukan
Kepemilikan Manajerial terhadap Reaksi investasi yang menghasilkan return bagi-
Pasar nya. Uji pengaruh jumlah dewan komi-
Berdasarkan analisis statistik, nilai saris, proporsi kepemilikan publik, dan
probabilitas atau signifikansi sebesar 0,017 proporsi kepemilikan manajerial terhadap
(kurang dari α/2=0,025). Hal ini berarti H0 reaksi pasar disajikan dalam tabel 2.
ditolak atau H1 terdukung yang berarti Jumlah dewan komisaris memiliki pe-
bahwa jumlah dewan komisaris memiliki ngaruh terhadap reaksi pasar, hal tersebut
pengaruh yang signifikan terhadap reaksi berdasarkan nilai probabilitas atau signi-
pasar. fikansi sebesar 0,017 (kurang dari α/2=
Hasil penelitian ini mendukung pe- 0,025).
nelitian Aman dan Pascal (2008). Semakin Setiap anggota dewam komisaris ber-
banyak jumlah dewan komisaris maka tindak secara independen dalam men-
kualitas laporan keuangan semakin dapat jalankan tugas dan tanggung jawabnya ke
dipercaya karena adanya pengawasan perusahaan.
yang lebih baik, hal tersebut menunjukkan
bahwa kinerja perusahaan semakin baik

Tabel 2
Uji Pengaruh Jumlah Dewan Komisaris, Proporsi Kepemilikan Publik, dan Proporsi
Kepemilikan Manajerial Terhadap Reaksi Pasar
Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) 0,145 0,063 2,328 0,025
JDK 20,590 0,008 0,372 2,490 0,017
PKP -0,142 0,092 -0,228 -1,542 0,132
PKM 0,127 0,313 0,060 0,405 0,688
a Variabel Dependen: PS

Dewan komisaris melakukan pengawa Nilai t hitung untuk PKM (proporsi


san atas kebijakan perusahaan, hal tersebut kepemilikan manajerial) sebesar 0,405
diharapkan mampu meningkatkan kinerja dengan nilai probabilitas atau signifikansi
perusahaan dan pada akhirnya mampu me- sebesar 0,688 (lebih dari α/2=0,025). Hal ini
ningkatkan kepercayaan pasar (Taswan, berarti H1 ditolak yang berarti bahwa
2009). variabel bebas PKM (proporsi kepemilikan
Proporsi kepemilikan publik tidak me- manajerial) tidak memiliki pengaruh yang
miliki pengaruh yang signifikan terhadap signifikan terhadap variabel terikat PS
reaksi pasar, dengan nilai probabilitas atau (reaksi pasar). Hasil penelitian ini tidak
signifikansi sebesar 0,132 (lebih dari α/2= sejalan dengan penelitian yang dilakukan
0,025). Hasil penelitian ini tidak sejalan oleh Aman dan Pascal (2008).
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Aman dan Pascal (2008).
Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Jumlah Dewan Komisaris... – Agustia 387

Pengaruh Pengungkapan Corporate Social dalam annual report tidak memiliki pe-
Responsibility terhadap Reaksi Pasar ngaruh yang signifikan terhadap fluktuasi
Berdasarkan hasil analisis regresi, volume perdagangan saham yang terjadi
pengungkapan CSR tidak berpengaruh setiap hari. Hasil penelitian ini bertentangan
signifikan terhadap reaksi pasar yang hasil penelitian sebelumnya oleh Zuhroh
diproksikan dengan volume abnormal trading. dan Sukmawati (2003) yang mengungkap
Hal ini berdasarkan pada hasil uji t yang bahwa pengungkapan CSR memiliki pe-
menunjukkan nilai signifikansi lebih besar ngaruh yang signifikan terhadap perubahan
dari α=0,05 yaitu 0,488. Hal ini menunjuk- volume perdagangan saham.
kan bahwa pengungkapan aktivitas CSR

Tabel 3
Uji Pengaruh Pengungkapan CSR terhadap Reaksi Pasar

Unstandardized Standardized t Sig.


Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) 0,190 0,017 10,990 0,000

CSRI -1,872 2,672 -0,111 -0,700 0,488

a Variabel Dependen: PS

SIMPULAN, SARAN, DAN KETER- lakukan oleh Anggraini (2006) dan Jensen
BATASAN dan Meckling (1976).
Simpulan Hasil analisis statistik, membuktikan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah bahwa jumlah dewan komisaris memiliki
dilakukan dapat diambil simpulan sebagai pengaruh yang signifikan terhadap reaksi
berikut: pasar. Hasil penelitian ini mendukung
Jumlah dewan komisaris memiliki pe- penelitian Aman dan Pascal (2008). Se-
ngaruh yang signifikan terhadap peng- makin banyak jumlah dewan komisaris
ungkapan CSR. Hal ini mendukung hasil maka kualitas laporan keuangan semakin
penelitian yang dilakukan oleh Sembiring dapat dipercaya karena adanya pengawa-
(2005) dan Andayani (2008). Proporsi ke- san yang lebih baik sehingga dapat
pemilikan publik tidak berpengaruh signi- menunjukkan bahwa kinerja perusahaan
fikan terhadap pengungkapan CSR. Hasil ini semakin baik pula. Proporsi kepemilikan
sesuai dengan penelitian Sembiring (2003) publik tidak memiliki pengaruh yang
dan Aprilianita (2008). Di Indonesia, me- signifikan terhadap reaksi pasar. Hasil pe-
nunjukkan bahwa kepemilikan publik se- nelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
bagai pemilik perusahaan merupakan bagi- yang dilakukan oleh Aman dan Pascal
an yang terpisah sehingga kekuatan yang (2008). Proporsi kepemilikan manajerial
dimiliki untuk mempengaruhi manajemen tidak memiliki pengaruh yang signifikan
sangat rendah. Studi ini tidak meng- terhadap reaksi pasar. Hasil penelitian ini
konfirmasi penelitian dari Schleifer and tidak sejalan dengan penelitian yang di-
Vishny (1997). Proporsi kepemilikan mana- lakukan oleh Aman dan Pascal (2008).
jerial memiliki pengaruh tidak signifikan Berdasarkan hasil analisis regresi, hasil
terhadap pengungkapan CSR. Hasil ini penelitian menunjukkan bahwa pengungka-
bertentangan dengan penelitian yang di- pan Corporate Social Responsibility (CSR) tidak
berpengaruh signifikan terhadap reaksi
388 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 376 – 390

pasar. Hasil penelitian ini bertentangan DAFTAR PUSTAKA


dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Aman, H. dan N. Pascal. 2008. Do Stock
Zuhroh dan Sukmawati (2003) yang me- Prices Reflect the Corporate Gover-
nunjukkan bahwa pengungkapan Corporate nance Quality of Japanese Firms? Journal
Social Responsibility (CSR) berpengaruh ter- of Corporate Finance 22: 647–662.
hadap perubahan volume perdagangan Andayani, W., S. Atmini., dan J. K. M. Wangi.
saham. 2008. Corporate Social Respon- sibility,
Good Corporate Governance and the
Keterbatasan Penelitian Intellectual Property: an External Stra-
Studi ini hanya meneliti karakteristik tegy of the Management to Increase the
Good Corporate Governance (GCG) yang men- Company’s Value. National Conference
cakup aspek struktur kepemilikan dan on Management Research.
jumlah dewan komisaris. Di samping itu, Anggraini. R. R. 2006. Pengungkapan Infor-
studi ini dilakukan pada sampel perusaha- masi Sosial dan Faktor-Faktor yang
an pada kelompok industri Finance dan Mempengaruhi Pengungkapan Infor-
Trade, services, dan Investment saja, dan studi masi Sosial dalam Laporan Keuangan
ini hanya mendasarkan pada data yang Tahunan (Studi Empiris pada Per-
berasal dari annual report perusahaan untuk usahaan-perusahaan yang Terdaftar di
memperoleh informasi tentang kegiatan Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional
Corporate Social Responsibility (CSR) per- Akuntansi IX, Padang, 23-26 Agustus.
usahaan. Barnett, M. L. 2005. Stakeholder Influence
Capacity and the Variability of Financial
Saran Returns to Corporate Social Responsi-
Penelitian selanjutnya hendaknya me- bility. Academy of Management Review
nambah atau menggunakan proksi lain (October). www.ssrn.com.
untuk melihat karakteristik penerapan Belkaoui, A. R. 2004. Accounting Theory. 5th
corporate governance perusahaan karena ma- ed. Thomson Learning, Singapore.
sih ada indikator-indikator lain yang juga Boediono, G. 2005. Kualitas Laba: Studi pe-
dapat menggambarkan penerapan corporate ngaruh Mekanisme Corporate Gover-
governance pada suatu perusahaan sehingga nance dan Dampak Manajemen Laba
kajian mengenai corporate governance men- dengan Menggunakan Analisis Jalur.
jadi lebih komprehensif. Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo,
Penelitian selanjutnya dapat mencari 15-16 September.
media tambahan selain annual report untuk Chen, C. R. dan T. L. Steiner. 1999. Manage-
mengukur tingkat pengungkapan Corporate rial Ownership and Agency Conflicts: A
Social Responsibility karena perusahaan da- Nonliear Simultaneous Equation Ana-
pat mengungkap di media publikasi lain lysis of Managerial Ownership, Risk
seperti website perusahaan. Taking, Debt Policy, and Dividend
Penelitian selanjutnya dapat menam- Policy. The Financial Review Tallahassee
bah jumlah periode penelitian karena ting- 34(1): 119.
kat pengungkapan Corporate Social Responsi- Cheng, B., L. Loannau, dan G. Serafeim. 2011.
bility pada annual report kemungkinan dapat Corporate Social Responsibility and
mengalami perubahan, sehingga dapat Access to Finance. Strategic Mana-
memperoleh pengaruh yang berbeda ter- gement Journal 35(1): 1-23.
hadap pergerakan harga saham antara Cornett, M. M., A. I. Marcus, dan H.
periode sekarang dengan periode berikut- Tehranian. 2009. Corporate Governance
nya. and Earnings Management at Large US
Bank Holding Companies. Journal of
Corporate Finance 15: 412–430.
Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Jumlah Dewan Komisaris... – Agustia 389

Dahlia, L. dan V. S. Siregar. 2008. Pengaruh Perusahaan. Jurnal Dinamika Akuntansi


Corporate Social Responsibility terhadap 2(1): 46-55.
Kinerja Perusahaan (Studi Empiris pada Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang
Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Nomor 40 Tahun 2007 tentang Persero-
Indonesia pada Tahun 2005 dan 2006). an Terbatas.
Simposium Nasional Akuntansi X1 Sayekti, Y. dan L. S. Wondabio. 2007.
Pontianak, 23-24 Juli 2008. Pengaruh CSR Disclosure terhadap
Effendi, M. A. 2007. Implementasi GCG Earning Response Coefficient.
melalui CSR. Simposium Nasional Akuntansi X, Unhas
www.muhariefeffendi.wordpress.com Makassar, 26-28 Juli.
diakses pada tanggal 1 Juli 2013. Samsul, M. 2006. Pasar Modal dan Manajemen
Hackston, D. dan M. J. Milne. 1996. Some Portofolio. Penerbit Erlangga.
Determinants of Social and Environ- Sembiring, E. R. 2003. Kinerja Keuangan,
mental Disclosures in New Zaeland Political Visibility, Ketergantungan
Companies. Accounting, Auditing and pada Hutang dan Pengungkapan Tang-
Accountability Journal 9(1): 77-108. gung Jawab Sosial Perusahaan. Simpo-
Indriantoro, N. dan B. Supomo. 2002. sium Nasional Akuntansi VI Sura- baya 16-
Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk 17 Oktober.
Akuntansi dan Manajemen. BPFE ------------. 2005. Karakteristik Perusahaan
Yogjakarta. dan Pengungkapan Tanggung Jawab
Jensen M. dan W. H. Meckling. 1976. Theory Sosial: Study Empiris pada Perusahaan
of the firm: Management Behavior, yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta.
Agency Cost and Ownership structure. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo
Journal of Finance Economic 3(4). 15-16 September.
Kasmadi dan D. Susanto. 2006. Analisis Setyarini, Y. 2011, Faktor-Faktor Penentu
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Tanggungjawab Sosial
Luas Pengungkapan Sukarela dalam Perusahaan dan Pengaruhnya Ter-
Laporan Tahunan Perusahaan-Per- hadap Manajemen Laba. Tesis. Uni-
usahaan di Indonesia. versitas Airlangga.
Komite Nasional Kebijakan Governance Shleifer, A. dan R. W. Vishny. 1997. A Survey
(KNKG). 2006. Pedoman Umum Good of Corporate Governance. Journal of
Corporate Governance Indonesia. Jakarta. Finance 52: 737-783.
Masdupi, E. 2005. Analisis Dampak Struktur Surya, I. dan I. Yustivandana. 2008. Penera-
Kepemilikan pada Kebijakan Hutang pan Good Corporate Governance, Menge-
dalam Mengontrol Konflik Keagenan. sampingkan Hak-Hak istimewa Demi
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia 2 (1): Kelangsungan Usaha. Kencana Prenada
57-69. Media Grup. Jakarta.
Matten, D. dan J. Moon. 2008. Implicit and Taswan, 2009. Analisis Pengaruh Insider
Explicit CSR: A Conceptual Framework Ownership, Kebijakan Utang dan
for a Comparative Understanding of Dividen terhadap Nilai Perusahaan
Corporate Social Responsibility. Aca- serta Faktor-Faktor yang Mempe-
demy of Management Review 33(2). ngaruhinya. Jurnal Bisnis dan Ekonomi
National Committee on Corporate Gover- 10(2): 162-181.
nance (NCCG). 2001. Indonesian Code for Wibisono, Y. 2007. Membedah Konsep dan
Good Corporate Governance. Aplikasi CSR: Corporate Social Responsi-
Nurkhin, A. 2010. Corporate Governance bility. Fascho Publishing. Gresik.
dan Profitabilitas, Pengaruhnya ter-
hadap Pengungkapan CSR Sosial
390 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 376 – 390

Widyasari, K. N. dan A. Rahman. 2007. The Zuhroh, D. dan I. P. P. H. Sukmawati. 2003.


Analysis of Company Characteristic Analisis Pengaruh Luas Pengungkapan
Influence toward CSR Disclosure Emprical Sosial dalam Laporan Tahunan Per-
Evidence of Manufacturing Companies usahaan terhadap Reaksi Investor.
Listed in JSX 2003-2005. Simposium Nasional Akuntansi VI
Surabaya 16-17 Oktober.

You might also like