Professional Documents
Culture Documents
Dian Agustia
agustia.dian@yahoo.com
Universitas Airlangga Surabaya
ABSTRACT
Implementation of Corporate Social Responsibility (CSR) seems to be a logical consequence of the implementation
practice of Good Corporate Governance (GCG). By implementing CSR, companies are expected to acquire social
legitimacy and maximize its financial strength in the long term, so that will affect the value of sales of company
stock. The purpose of this study is to examine the effect of ownership structure and the number of board of
commissioners to disclosure of CSR and market reaction. Ownership structure in this case is the proportion of
public ownership and proportion of managerial ownership. This study uses regression analysis. Exogenous
variables used in this study is the number of the board of commissioners, public ownership proportion, and
proportion of managerial ownership. Endogenous variables are disclosures of CSR and market reaction. The results
of t test showed the number of the board of commissioners has a significant effect on the disclosure of CSR, the
proportion of public ownership has no significant effect on the disclosure of CSR and the proportion of managerial
ownership has no significant influence on the broad disclosure of CSR. The number of the Board of Commissioners
has a significant effect on market reaction. The proportion of public ownership has no significant effect on market
reaction. The proportion of managerial ownership has no significant influence market reaction. This study also
proved that the disclosure of CSR no significant effect on market reaction.
Keywords: Board of commissioners, proportion of public ownership, proportion of managerial ownership, the
corporate social responsibility, market reaction.
ABSTRAK
Kata kunci: Dewan komisaris, proporsi kepemilikan publik, proporsi kepemilikan manajerial,
corporate social responsibility, reaksi pasar
376
Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Jumlah Dewan Komisaris... – Agustia 377
2001) sebagai berikut: “Corporate Governance governance. Aman dan Pascal (2008) meng-
is the system by which business corporations are gunakan struktur dewan komisaris dan
directed and controlled. The corporate governance karekteristik kepemilikan. Kepemilikan
structure specifies the distribution of the right institusional adalah kepemilikan saham oleh
and responsibilities among different participants pihak-pihak yang berbentuk institusi, seperti
in the corporation, such as the board, managers bank, perusahaan asuransi, perusahaan
shareholders and others stakeholders”. investasi, dana pensiun, dan institusi lain-
Prinsip-prinsip Good Corporate Gover- nya. Kepemilikan manajerial adalah ke-
nance yang dikembangkan adalah sebagai pemilikan saham perusahaan oleh manage-
berikut: (1) Transparency (keterbukaan infor- rial. Kepemilikan manajerial merupakan alat
masi), yaitu keterbukaan dalam melaksana- monitoring internal yang penting untuk
kan proses pengambilan keputusan dan memecahkan konflik agensi antara external
keterbukaan dalam mengemukakan infor- stockholder dan manajemen (Chen dan
masi materiil dan relevan mengenai per- Steiner, 1999). Fungsi dewan komisaris
usahaan. (2) Accountability (akuntabilitas), sesuai dengan yang dinyatakan dalam
yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan National Code for Good Corporate Governance
pertanggungjawaban organ perusahaan (2001) adalah memastikan bahwa perusaha-
sehingga pengelolaan perusahaan terlak- an telah melakukan tanggung jawab sosial
sana secara efektif. (3) Responsibility (per- dan mempertimbangkan kepentingan ber-
tanggungjawaban), yaitu kesesuaian (ke- bagai stakeholder perusahaan sebaik me-
patuhan) di dalam pengelolaan perusahaan monitor efektifitas pelaksanaan good corpo-
terhadap prinsip korporasi yang sehat serta rate governance. Berdasarkan jumlah dewan
peraturan perundangan yang berlaku. (4) komisaris, Coller dan Gregory (dalam
Independency (kemandirian), yaitu suatu Sembiring, 2005) menyatakan bahwa se-
keadaan perusahaan dikelola secara profesi- makin besar jumlah anggota dewan komi-
onal tanpa benturan kepentingan dan saris, maka akan semakin mudah untuk
pengaruh/tekanan dari pihak manajemen mengendalikan CEO dan pengawasan yang
yang tidak sesuai dengan peraturan dan dilakukan akan semakin efektif.
perundangan-undangan yang berlaku dan Dalam rangka menerapkan nilai-nilai
prinsip-prinsip korporasi yang sehat. (5) tata kelola suatu perusahaan, perusahaan
Fairness (kesetaraan dan kewajaran), yaitu menggunakan pendekatan (approach) dalam
perlakuan yang adil dan setara di dalam bentuk keyakinan yang kuat akan manfaat
memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul yang diperoleh dari penerapan tata kelola
berdasarkan perjanjian serta peraturan per- perusahaan yang baik tersebut. Dengan
undangan yang berlaku (Nurkhin, 2010). demikian, diharapkan akan tumbuh sema-
Prinsip responsibility (pertanggung- ngat yang tinggi mengelola perusahaan
jawaban) mempunyai hubungan yang pa- sesuai standar internasional. Selanjutnya,
ling dekat dengan Corporate Social Responsi- untuk memastikan bahwa tata kelola per-
bility (CSR). Prinsip ini memberi penekanan usahaan telah diterapkan secara konsisten di
yang lebih terhadap stakeholder perusahaan semua lini dan unit organisasi, maka
(stakeholder-driven concept). Prinsip yang lain perusahaan akan menyusun berbagai acuan
lebih fokus ke shareholder-driven concept. sebagai pedoman bagi seluruh karyawan.
Penerapan prinsip-prinsip good corpo- Penerapan tata kelola perusahaan yang baik
rate governance dapat menciptakan suasana tersebut hanya akan efektif apabila di-
kondusif bagi kelancaran operasi bisnis dukung dengan keberadaan asas kepatuhan
perusahaan, termasuk meningkatkan daya dalam kegiatan bisnis sehari-hari, dan yang
saing. Cornett et al. (2009) menggunakan lebih penting adalah diterapkan terlebih
sensitivitas CEO dan dewan komisaris inde- dahulu oleh jajaran manajemen dan kemudi-
penden sebagai faktor penentu corporate an diikuti oleh segenap karyawan.
380 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 376 – 390
resources) yang berkualitas. (4) Perusahaan sebagai alat analisis untuk pengambilan
dapat meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. Menurut Belkaoui (2004:343)
keputusan pada hal-hal yang kritis (critical peranan informasi bagi pasar sekuritas
decision making), dan mempermudah penge- adalah: (1) Membantu dalam serangkaian
lolaan manajemen risiko (risk management). harga sekuritas yang di dalamnya terdapat
Kebijakan pemerintah dengan UU alokasi optimal atas sekuritas antar investor.
Nomor 40 Tahun 2007 telah mengatur (2) Untuk membantu investor individual,
mengenai kewajiban pelaporan dan peng- yang menghadapi serangkaian harga, dalam
ungkapan aktivitas CSR perusahaan untuk memilih sebuah portofolio yang optimal dari
melakukan tanggung jawab sosial dan sekuritas.
lingkungan. Pengungkapan ini dimaksud- Pengujian terhadap reaksi investor atau
kan agar bisa digunakan sebagai bahan reaksi pasar melalui indikator harga dan
evaluasi dan juga sebagai alat komunikasi volume perdagangan saham lebih dikaitkan
dengan stakeholder-nya. Melalui undang- dengan pengujian terhadap hipotesis efisi-
undang ini, perusahaan wajib untuk me- ensi pasar. Harga saham bergerak secara
laksanakanya, tetapi kewajiban ini bukan acak, hal ini menunjukkan bahwa fluktuasi
suatu beban yang memberatkan. Pem- harga saham tergantung pada informasi
bangunan suatu negara bukan hanya baru (new information) yang akan diterima.
tangung jawab pemerintah dan industri saja, Informasi tersebut dapat bersifat kabar
tetapi juga merupakan tanggung jawab buruk (bad news) maupun kabar baik (good
setiap insan manusia yang memiliki sebuah news). Bad news berarti bahwa informasi
peran untuk mewujudkan kesejahteraan tersebut akan berdampak negatif terhadap
sosial dan pengelolaan kualitas hidup harga saham, yaitu penurunan harga saham.
masyarakat. Sebaliknya good news berarti informasi akan
Pelaksanaan CSR dapat bermanfaat berdampak positif terhadap harga saham,
bagi perusahaan, yaitu dengan penciptaan yaitu kenaikan harga saham (Samsul, 2006:
citra perusahaan yang khas, baik, dan etis di 267).
mata publik sehingga dapat meningkatkan Dalam perkembangan selanjutnya,
loyalty (brand differentiation), tumbuhnya informasi yang dibutuhkan oleh investor
rasa kebanggaan (sense of prede), mendorong dalam pengambilan keputusan menjadi
kemudahan memperoleh ijin dari peme- semakin bervariasi yang mencakup infor-
rintah dan publik atas pelaksanaan bisnis masi keuangan dan informasi non keua-
perusahaan karena telah dianggap me- ngan. Perusahaan-perusahaan yang telah
menuhi standar operasional dan kepedulian mengungkap lebih banyak informasi yang
terhadap lingkungan dan masyarakat luas, dibutuhkan dalam pengambilan keputusan
mengelola risiko-risiko terciptanya hubu- akan mendapat kepercayaan yang lebih dari
ngan yang lebih erat antara masyarakat dan para investor. Dengan meningkatnya ke-
perusahaan, membantu pemerintah dalam percayaan terhadap perusahaan-perusaha-
menjalankan misi sosial yang telah di- an yang melakukan pengungkapan diharap
rencanakan pemerintah, dan terciptanya menjadi pendorong naiknya harga dan
kesinambungan usaha (business sustaina- volume penjualan saham.
billity). Cheng et al. (2011) menguji apakah
kinerja yang baik pada tanggung jawab
Pengaruh Pengungkapan CSR terhadap sosial perusahaan (CSR) mengarah pada
Reaksi Investor akses yang lebih baik untuk keuangan.
Dalam sebuah pasar modal, informasi Penelitian ini menduga bahwa akses yang
merupakan sesuatu yang sangat penting lebih baik untuk keuangan dapat dikaitkan
dalam pengambilan keputusan. Investor di dengan: a) mengurangi biaya agensi karena
pasar modal membutuhkan informasi keterlibatan pemangku kepentingan di-
382 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 376 – 390
Jumlah Dewan
Komisaris
(JDK)
H1a H2a
Proporsi H1b H3
Kepemilikan Pengungkapan Reaksi Pasar (PS)
Publik (PKP) CSR (CSRI)
H1c
Proporsi
Kepemilikan H2c
Manajerial
(PKM)
H2b
Gambar 1
Rerangka Konseptual
besar maka akan memudahkan pengendali- dorong manajemen untuk melakukan peng-
an atau pengawasan terhadap agen, dan ungkapan tanggung jawab sosial yang lebih
monitoring yang dilakukan akan semakin besar.
efektif sehingga dapat mengurangi suatu Jumlah dewan komisaris memiliki
tindakan oportunistik yang mementingkan pengaruh terhadap pengungkapan CSR, hal
diri sendiri dari agen (Masdupi, 2005). tersebut berdasarkan nilai probabilitas atau
Di samping itu, tekanan yang lebih signifikansi sebesar 0,007 (kurang dari
besar terhadap manajemen akan men- α/2=0,025).
Tabel 1
Uji Pengaruh Jumlah Dewan Komisaris, Proporsi Kepemilikan Publik, dan
Proporsi Kepemilikan Manajerial terhadap Pengungkapan CSR
pengaruh signifikan antara proporsi ke- pula dengan adanya kondisi mampu me-
pemilikan manajerial dengan pengungka- ngurangi earnings management. Kondisi
pan CSR. tersebut juga berdampak pada harga
saham dalam arti semakin meningkatkan
Pengaruh Jumlah Dewan Komisaris, Pro- reaksi pasar karena mampu meningkatkan
porsi Kepemilikan Publik, dan Proporsi kepercayaan investor untuk melakukan
Kepemilikan Manajerial terhadap Reaksi investasi yang menghasilkan return bagi-
Pasar nya. Uji pengaruh jumlah dewan komi-
Berdasarkan analisis statistik, nilai saris, proporsi kepemilikan publik, dan
probabilitas atau signifikansi sebesar 0,017 proporsi kepemilikan manajerial terhadap
(kurang dari α/2=0,025). Hal ini berarti H0 reaksi pasar disajikan dalam tabel 2.
ditolak atau H1 terdukung yang berarti Jumlah dewan komisaris memiliki pe-
bahwa jumlah dewan komisaris memiliki ngaruh terhadap reaksi pasar, hal tersebut
pengaruh yang signifikan terhadap reaksi berdasarkan nilai probabilitas atau signi-
pasar. fikansi sebesar 0,017 (kurang dari α/2=
Hasil penelitian ini mendukung pe- 0,025).
nelitian Aman dan Pascal (2008). Semakin Setiap anggota dewam komisaris ber-
banyak jumlah dewan komisaris maka tindak secara independen dalam men-
kualitas laporan keuangan semakin dapat jalankan tugas dan tanggung jawabnya ke
dipercaya karena adanya pengawasan perusahaan.
yang lebih baik, hal tersebut menunjukkan
bahwa kinerja perusahaan semakin baik
Tabel 2
Uji Pengaruh Jumlah Dewan Komisaris, Proporsi Kepemilikan Publik, dan Proporsi
Kepemilikan Manajerial Terhadap Reaksi Pasar
Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) 0,145 0,063 2,328 0,025
JDK 20,590 0,008 0,372 2,490 0,017
PKP -0,142 0,092 -0,228 -1,542 0,132
PKM 0,127 0,313 0,060 0,405 0,688
a Variabel Dependen: PS
Pengaruh Pengungkapan Corporate Social dalam annual report tidak memiliki pe-
Responsibility terhadap Reaksi Pasar ngaruh yang signifikan terhadap fluktuasi
Berdasarkan hasil analisis regresi, volume perdagangan saham yang terjadi
pengungkapan CSR tidak berpengaruh setiap hari. Hasil penelitian ini bertentangan
signifikan terhadap reaksi pasar yang hasil penelitian sebelumnya oleh Zuhroh
diproksikan dengan volume abnormal trading. dan Sukmawati (2003) yang mengungkap
Hal ini berdasarkan pada hasil uji t yang bahwa pengungkapan CSR memiliki pe-
menunjukkan nilai signifikansi lebih besar ngaruh yang signifikan terhadap perubahan
dari α=0,05 yaitu 0,488. Hal ini menunjuk- volume perdagangan saham.
kan bahwa pengungkapan aktivitas CSR
Tabel 3
Uji Pengaruh Pengungkapan CSR terhadap Reaksi Pasar
a Variabel Dependen: PS
SIMPULAN, SARAN, DAN KETER- lakukan oleh Anggraini (2006) dan Jensen
BATASAN dan Meckling (1976).
Simpulan Hasil analisis statistik, membuktikan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah bahwa jumlah dewan komisaris memiliki
dilakukan dapat diambil simpulan sebagai pengaruh yang signifikan terhadap reaksi
berikut: pasar. Hasil penelitian ini mendukung
Jumlah dewan komisaris memiliki pe- penelitian Aman dan Pascal (2008). Se-
ngaruh yang signifikan terhadap peng- makin banyak jumlah dewan komisaris
ungkapan CSR. Hal ini mendukung hasil maka kualitas laporan keuangan semakin
penelitian yang dilakukan oleh Sembiring dapat dipercaya karena adanya pengawa-
(2005) dan Andayani (2008). Proporsi ke- san yang lebih baik sehingga dapat
pemilikan publik tidak berpengaruh signi- menunjukkan bahwa kinerja perusahaan
fikan terhadap pengungkapan CSR. Hasil ini semakin baik pula. Proporsi kepemilikan
sesuai dengan penelitian Sembiring (2003) publik tidak memiliki pengaruh yang
dan Aprilianita (2008). Di Indonesia, me- signifikan terhadap reaksi pasar. Hasil pe-
nunjukkan bahwa kepemilikan publik se- nelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
bagai pemilik perusahaan merupakan bagi- yang dilakukan oleh Aman dan Pascal
an yang terpisah sehingga kekuatan yang (2008). Proporsi kepemilikan manajerial
dimiliki untuk mempengaruhi manajemen tidak memiliki pengaruh yang signifikan
sangat rendah. Studi ini tidak meng- terhadap reaksi pasar. Hasil penelitian ini
konfirmasi penelitian dari Schleifer and tidak sejalan dengan penelitian yang di-
Vishny (1997). Proporsi kepemilikan mana- lakukan oleh Aman dan Pascal (2008).
jerial memiliki pengaruh tidak signifikan Berdasarkan hasil analisis regresi, hasil
terhadap pengungkapan CSR. Hasil ini penelitian menunjukkan bahwa pengungka-
bertentangan dengan penelitian yang di- pan Corporate Social Responsibility (CSR) tidak
berpengaruh signifikan terhadap reaksi
388 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 17, Nomor 3, September 2013 : 376 – 390