Professional Documents
Culture Documents
Samuel S. Sirait1
Dr. Meinarni Asnawi, SE., M.Si, CBV, CMA 2
Bill J. C Pangayow, SE., M.Si., Ak3
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Cenderawasih
ABSTRACT
This study was conducted to examine the effect of earnings manipulation performed by a manager on
the Corporate Social Responsibility Disclosure, where techniques used to manipulate earnings
consists of the accrual earnings manipulation and real earnings manipulation. The population in this
study are all companies listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI) between 2011 and 2013. The
research sample obtained from 27 manufacturing copanies with total data that serve as many as 81
sample of observations. Variables that have been tested in this study are Corporate Social
Responsibility Disclosure (CSRD) were measured using a dummy variable based on indicators that
refer to research of Sembiring (2005) as the dependent variable, and independent variables consist of
accrual earnings manipulation measured through Discrestionary Accrual (DA) using Kothari models
et. all (2005) and real earnings manipulation (Real Earning Management/REM), which is calculated
from the sum value of abnormal cash flows from operating, abnormal production costs, and abnormal
discretionary expenses by using model of Roychowdhury (2006). Based on the result of hypothesis
testing using multiple lienar analys in this study, it was concluded that the Discretionary Accrual has
effect on the Corporate Social Responsibility Disclosure while Real Earnings Management has no
effect on the Corporate Social Responsibility Disclosure.
1. PENDAHULUAN
Kondisi lingkungan ekonomi yang berubah-ubah memiliki pengaruh besar pada keadaan dunia
usaha, terutama kelangsungan hidup perusahaan. Agar mampu bertahan dan bersaing, maka
perusahaan harus meningkatkan transparansi dalam mengungkapkan informasi yang dimiliki mengenai
perusahaannya. Informasi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi para stakeholder. Hal ini
dianggap penting karena dengan adanya informasi yang lengkap, akurat, relevan dan tepat waktu
memungkinkan para stakeholder dapat melakukan pengambilan keputusan secara rasional sehingga
hasil yang diperoleh menjadi maksimal dan sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu informasi yang
marak dibicarakan dan diminta untuk diungkapkan oleh perusahaan saat ini adalah informasi tentang
Corporate Social Responsibility (CSR) atau sering disebut dengan tanggung jawab sosial perusahaan.
Secara teoretik, tanggungjawab sosial perusahaan atau yang dikenal dengan nama lain
Corporate Social Responsibilty (CSR) dapat didefinisikan sebagai tanggungjawab moral suatu
perusahaan terhadap para stakeholders terutama komunitas atau masyarakat disekitar wilayah kerja
dan operasinya.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Stakeholder
Definisi stakeholder menurut adalah setiap kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi
atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan organisasi.Teori stakeholder memprediksi manajemen
memperhatikan ekspektasi dari stakeholder yang berkuasa, yaitu stakeholder yang memiliki kuasa
mengendalikan sumberdaya yang dibutuhkan oleh perusahaan (Deegan, 2000) dalam Sembiring
(2005). Perilaku pengungkapan sosial dan lingkungan dapat diungkapkan dengan menggunakan teori
stakeholder ini. Pengungkapan informasi yang dibutuhkan akan dilakukan oleh perusahaan guna
memuaskan stakeholder agar tetap bertahan. Beberapa kelompok stakeholder sangat membutuhkan
informasi tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Gambar 1
Model Penelitian
Pengaruh Manipulasi Laba Akrual dan Manipulasi Laba Real terhadap Pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR)
Corporate Social
Responsibility Disclosure
(CSRD) (Y)
Rumus : / - = α + β₁ - / - +ε
Keterangan:
t = Laba perusahaan tahun ini
At- = Aset total tahun sebelumnya
t- = Laba tahun sebelumnya
At- = Aset total dua tahun yang lalu
Laba harapan tahun ini sama dengan laba tahun kemarin, kemudian dilakukan regresi. Error
yang terjadi, yaitu selisih antara laba harapan dengan laba aktual, digunakan untuk menentukan
apakah perusahaan berada di atas garis regresi (eror positif) atau di bawah garis regresi (eror
negatif). Jika eror positif maka perusahaan mengalami kenaikan laba relatif terhadap industri dan
diberi nilai 1 (income increasing), dan jika eror negatif berati perusahaan tidak mengalami kenaikan
laba dan diberi nilai 0 (income decreasing).
46 Jurnal Akuntansi & Keuangan Daerah Volume 11, Nomor 1, Mei 2016: 38–59
3.3 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang berasal dari
pihak ketiga atau pihak lain yang dijadikan sampel dalam suatu penelitian. Data yang dimaksud dalam
penelitian ini berupa laporan tahunan (annual report) dan laporan CSR perusahaan manufaktur yang
listing di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2013. Sumber data dalam
penelitian ini diperoleh melalui situs yang dimiliki oleh BEI, yaitu www.idx.co.id dan dari Indonesia
Capital Market Directory (ICMD).
Keterangan :
CSRDI : Corporate Sosial Responsibility Disclosure Index perusahaan j;
ΣXij : Dummy variable; 1 = jika item i diungkapkan; 0 = jika item i tidak
diungkapkan. Dengan demikian, 0≤CSRD j≤ .
t- )............................................................................................(3)
Selanjutnya nilai discretionary accruals (DA) dapat dihitung sebagai berikut:
DAit = Ait – DAit ................................................................................(4)
Keterangan:
t = Net Income perusahaan i pada tahun t
C t = Aliran kas dari aktivitas operasi perusahaan i pada periode t
Ait = Total akrual perusahaan i pada tahun t
it = Perubahan pendapatan perusahaan i tahun antara t dan t-1
it = Perubahan piutang i tahun antara t dan t-1
it = Tingkat PPE perusahaan i pada tahun t
it = ROA perusahaan i pada tahun t
Ait-1 = Total aktiva perusahaan i pada akhir tahun t-1
Pendeteksian real earnings management (REM) yang diproksi dengan abnormal cash
flows from operating, abnormal production costs, dan abnormal discretionary expenses dengan
menggunakan model Roychowdhury (2006).
Abnormal cash flow from operating (CFO):
C t / At- = 0 + (1/At- ) + ( t /At- ) + ( t /At- ) +
Abnormal production costs:
t / At- = 0 + (1/At- ) + (St /At- ) + ( t /At- )+ ( t- /At- ) +
Abnormal discretionary expenses:
t / At- = 0 + (1/At- ) + (St- /At- ) +
Keterangan:
CFOt = Arus kas operasi pada tahun t
PRODt = Beban produksi pada tahun t
DISEXPt = Biaya diskresioner pada tahun t.
= Total Aset 1 tahun sebelum tahun t.
= Total Penjualan (sales) pada tahun t.
= -
= -
Untuk menghitung Real Earning Management dalam ukuran yang komprehensif, peneliti
menghitung variabel tunggal dengan menggabungkan ketiga variabel-variabel real individu dari
manipulasi laba. Untuk menghitung nilai REM (Real Earnings Management), maka seluruh nilai
dari standardized variables CFO, PROD, dan DISXEP harus dijumlahkan. Dalam melakukan
penjumlahan dari nilai standardized CFO, PRODUCTION, dan DISCRETIONARY EXPENSE
harus dikalikan dengan -1 terlebih dahulu sebelum nilai standardized ketiganya dijumlahkan,
Arifin (2012).
49 Jurnal Akuntansi & Keuangan Daerah Volume 11, Nomor 1, Mei 2016: 38–59
Tabel 1
Penentuan Sampel
Kreteria Jumlah
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2011-2013. 141
Perusahaan manufaktur yang data annual report dan laporan (57)
keuangannya tidak lengkap.
Perusahaan manufaktur yang memiliki akhir periode laporan (0)
keuangan bukan per 31 desember.
Perusahaan manufaktur yang tidak menyajikan laporan CSR. (8)
Perusahaan yang tidak menggunakan satuan mata uang Rupiah. (15)
Dari 142 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, hanya 27 perusahaan
yang memenuhi kriteria penarikan sampel, sehingga total observarian data berjumlah 81 data yang
kemudian dipakai dalam penelitian.
Variabel manipulasi laba akrual yang diukur dengan discretionary accruals (DA)
menunjukkan rata-rata sebesar -0,3445. Nilai minimum menunjukkan sebesar -0,71 dan nilai maximum
menunjukkan sebesar 0,10.
Variabel real earnings management (REM) yang diukur dari hasil penjumlahan standardized
dari ABR_CFO, ABR_PROD, dan ABR_DISEXP menunjukkan rata-rata sebesar 0,000. Nilai
minimum menunjukkan sebesar -2,83 dan nilai maximum menunjukkan sebesar 2,75.
Indeks pengungkapan sosial (CSR) yang diukur dengan 78 item pengungkapan diperoleh nilai
rata-rata sebesar 0,4109 atau 41%. Hal ini menunjukkan bahwa dalam satu periode, perusahaan telah
mengungkapkan laporan tanggungjawab sosialnya (CSRD) sebanyak 41 %. Nilai Indeks
pengungkapan terkecil sebesar 0,18 atau sebanyak 18 % dan nilai indeks pengungkapan terbesar
51 Jurnal Akuntansi & Keuangan Daerah Volume 11, Nomor 1, Mei 2016: 38–59
sebesar 0,78 atau sebanyak 78 %. Berdasarkan hasil data CSR setiap periode, dapat dilihat bahwa
setiap periode dari 2011 sampai dengan 2013, ada kecenderungan mengalami peningkatan
pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur. Mungkin hal ini disebabkan oleh
adanya regulasi pemerintah berupa UU No. 40 Tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas.
residual data yang digunakan dalam penelitian ini terdistribusi secara normal.
Hasil uji normalitas dengan menggunakan uji statistik kolmogorov-smirnov juga menunjukkan
hasil yang sama yaitu, bahwa residual dari data penelitian ini terdistribusi secara normal. Dalam Tabel
4.3 terlihat bahwa besarnya nilai kolmogorov-smirnov adalah 0,666 dan signifikan pada 0,767, hal ini
berarti data residual terdistribusi secara normal karena signifikannya berada di atas 0,05 atau 5%.
52 Jurnal Akuntansi & Keuangan Daerah Volume 11, Nomor 1, Mei 2016: 38–59
Tabel 3
Uji Kolmogrov-Smirnov
Unstandardized
Residual
N 81
a,b
Mean 0E-7
Normal Parameters
Std. Deviation .12598860
Absolute .074
Most Extreme Differences Positive .074
Negative -.044
Kolmogorov-Smirnov Z .666
Asymp. Sig. (2-tailed) .767
Sumber: Data yang diolah(2015)
Uji Multikolinearitas
Tabel 4
Tabel Uji Multikolinearitas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
(Constant)
1 DA .982 1.018
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1. Untuk mengetahui ada
tidaknya autokorelasi, maka digunakan uji Durbin-Watson (DW test). Dimana kriteria pengujiannya
adalah:
Jika nilai D-W di bawah 0 sampai 1,5 berarti ada autokelarsi positif.
Jika nilai D-W diantara 1,5 sampai 2,5 berarti tidak ada autokolerasi.
Jika nilai D-W di atas 2,5 sampai 4 berarti ada autokolerasi negatif.
Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan, maka didapat hasil sebagai berikut.
53 Jurnal Akuntansi & Keuangan Daerah Volume 11, Nomor 1, Mei 2016: 38–59
Tabel 5
Tabel Uji Autokorelasi (Durbin-Watson)
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson
Square Estimate
a
1 .289 .084 .060 .12759 1.507
Sumber: Data yang diolah (2015)
Berdasarkan hasil olah data, maka didapat nilai Durbin-Watson sebesar 1,507. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada model regresi yang digunakan
karena nilai DW berada diantara 1,5 sampai dengan 2,5.
Uji Heterokedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskesdatisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua cara untuk mendeteksi ada atau
tidaknya heteroskedastisitas, yaitu dengan menganalisis grafik scatterplot dan juga menggunakan uji
statistik berupa uji glesjer. Cara menganalisis melalui grafik scatterplot yaitu dengan melihat jika ada
pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola
yang jelas, serta titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
Heteroskedastisitas, Ghozali (2011). Berdasarkan hasil dari data yang telah diolah, maka didapat grafik
seperti dibawah ini, gambar 4.3. Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa data menyebar secara acak
serta tersebar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa tidak
ada gejala heteroskedastisitas dalam penelitian ini.
Gambar 4
Grafik Scatterplot - Uji Heteroskedastisitas
54 Jurnal Akuntansi & Keuangan Daerah Volume 11, Nomor 1, Mei 2016: 38–59
Cara lain mendeteksi ada atau tidaknya gejala heteroskedastisitas yaitu melalui uji glesjer. Bila
nilai signifikan masing-masing variabel independen > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa model
regresi tidak terdapat heteroskedastisitas. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.6 di
bawah, bahwa nilai signifikansi variabel discretionary accrual (DA) sebesar 0,064 dan variabel real
earning management (REM) sebesar 0,931 lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas dalam model regresi tersebut, hal ini sejalan
dengan hasil analisis grafik scatterplot.
Tabel 6
Tabel Uji Heteroskedastisitas (Glesjer)
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
Nilai koefisien determinasi ditunjukkan dengan nilai adjusted R-Square dari model regresi
yang digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan variabel-variabel independen dapat
menerangkan variasi variabel terikatnya. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen.
Tabel 7
Tabel Koefisien Determinasi
b
Model Summary
Tabel 7 di atas menunjukkan bahwa koefisien determinasi memiliki nilai adjusted sebesar
0,06. Hal ini berarti bahwa 6 % variasi indeks pengungkapan CSR dapat dijelaskan oleh variabel
discretionary accruals dan real earnings management, sedangkan sisanya 94 % (100% - 6%) indeks
pengungkapan CSR dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model
penelitian.
55 Jurnal Akuntansi & Keuangan Daerah Volume 11, Nomor 1, Mei 2016: 38–59
Uji F (Simultan)
Uji F bertujuan untuk mengetahui apakah seluruh variabel independen secara bersama-sama
(simultan) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependennya. Hasil uji F dapat dilihat
pada tabel 4.8 di bawah ini.
Tabel 8
Tabel Uji F (Simultan)
a
ANOVA
Total 1.386 80
a. Dependent Variable: CSRD
b. Predictors: (Constant), REM, DA
Sumber: Data yang diolah, (2015)
Hasil dari pengolahan data terlihat bahwa nilai F sebesar 3,557 dengan nilai probabilitas
signifikan sebesar 0,033. ilai signifikan pengujian yang lebih kecil dari α = 0,05 menunjukkan bahwa
variabel discretionary accruals (DA) dan real earnings management (REM) secara bersama-sama
(simultan) memiliki pengaruh terhadap variabel corporate social responsibility disclosure (CSRD).
Uji t (Parsial)
Uji statistik-t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen, Ghozali (2011).
Untuk melihat pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen, dapat
dilihat dari nilai probabilitas signifikannya yang harus < α = 0,05. Sedangkan untuk
mengiterpretasikan koefisien variabel indenpenden dapat digunakan nilai unstandardized coefficient.
Hasil uji satistik-t dari penelitian ini dapat dilihat dari tabel 9 di bawah ini.
Tabel 9
Tabel Uji-t (Parsial)
a
Coefficients
Berdasarkan hasil olahan data diatas (tabel 9), terlihat bahwa variabel discretionary accrual
(DA) signifikan terhadap variabel corporate social responsibility disclosure (CSRD), sedangkan
variabel real earnings management (REM) tidak signifikan. Hal ini dapt dilihat dari nilai probabilitas
variabel DA sebesar 0,0 0 < α = 0,05 sedangkan variabel REM sebesar 0,99 > α = 0,05. Hasil
persamaan regresi yang diperoleh dari tabel 4.9 juga dapat disimpulkan sebagai berikut:
Y = 0,361 – 0,146 DA – 0,000009612 REM + e
4.5 Pembahasan
4.5.1 Manipulasi Laba Akrual dan Corporate Social Responsibility Disclosure
56 Jurnal Akuntansi & Keuangan Daerah Volume 11, Nomor 1, Mei 2016: 38–59
Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini, seperti terlihat dalam tabel 9 menunjukkan
manipulasi laba akrual yang diukur menggunakan proksi discretionary accrual menunjukkan pengaruh
yang negatif signifikan dengan nilai β sebesar -0,146 dengan tingkat signifikan sebesar 0,010 yang
lebih kecil daripada α = 0,05, sehingga hipotesis berhasil diterima. Berarti dapat disimpulkan bahwa
Manipulasi laba akrual yang diukur menggunakan discretionary accrual (DA) berpengaruh terhadap
corporate social responsibility disclosure (CSRD). Berpengaruh negatif berarti bahwa semakin tinggi
tingkat manajemen laba maka semakin rendah CSR, dengan kata lain semakin banyak manajer
melakukan manajemen laba, maka akan semakin sedikit kegiatan CSR yang harus dilakukan.
Hasil penelitian ini sedikit berbeda dengan hasil dari penelitian Arifin, dkk, (2012), Chih et.al.
(2008) dan penelitian Handajani, dkk (2010). Mereka menemukan bahwa manipulasi laba akrual
memiliki mengaruh yang positif dan signifikan terhadap CSR. Sedangkan penelitian ini sejalan dengan
penelitian dari Djuitaningsih dan Marsyah (2012) serta Chih et.al.,(2008) dalam Horison (2014) serta
hasil penelitian Krisna (2015) yang menemukan hasil bahwa manajemen laba berpengaruh negatif
signifikan terhadap CSR. Hal ini bisa terjadi karena pengungkapan CSR yang dilakukan bukan
termotivasi oleh manipulasi laba akrual, akan tetapi semata-mata untuk memenuhi aturan yang ada
yaitu UU No. 40 tahun 2007 pasal 66 ayat (2) poin c dan pasal 74 tentang Perseroan Terbatas.
Namun, hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Sun Nan et.al. (2010) dalam arifin,
dkk (2012) yang mendapatkan hasil bahwa manipulasi laba akrual dengan menggunakan proksi
discretionary accrual tidak signifikan berhubungan dengan environmental disclosure. Menurut hasil
penelitian tersebut, manajer yang berada dalam kontrol pembuat keputusan, mereka akan termotivasi
untuk melakukan manipulasi laba baik income increasing maupun income decreasing semata-mata
untuk mendapatkan keuntungan dirinya sendiri. Artinya bahwa, manajer yang berada dalam tekanan
suatu perusahaan akan melakukan manipulasi laba hanya untuk mencapai keuntungan dirinya sendiri,
bukan digunakan untuk kegiatan lain seperti kegiatan CSR.
5 Kesimpulan
Penelitian ini menganalisis pengaruh manipulasi laba akrual dan manipulasi laba real terhadap
pengungkapan corporate social responsibility (CSR). Berdasarkan hasil analisis data, pengujian
hipotesis, dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa manipulasi laba akrual yang diukur
dengan proksi discretionary accrual memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap pengungkapan
CSR. Artinya dapat disimpulkan bahwa manipulasi laba akrual yang dilakukan oleh manajer dalam
perusahaan akan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan namun
semakin tinggi manipulasi laba akrual yang dilakukan oleh manajer, maka pengungkapan CSR akan
menurun atau sedikit diungkapkan. Sedangkan, manipulasi laba real yang diukur dengan penjumlahan
dari ketiga variabel rill individu memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
pengungkapan CSR. Dengan demikian dapat diketahui bahwa manipulasi laba real tidak berpengaruh
terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan. Artinya semakin tinggi ataupun semakin
rendah manipulasi laba real yang dilakukan oleh manajer, maka tidak akan berpengaruh sama sekali
terhadap pengungkapan CSR.
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu diantaranya memiliki jumlah sampel yang
relatif sedikit dan tahun pengamatan yang pendek. Dari hasil penyeleksian berdasarkan kriteria yang
ditetapkan, didapat 27 sampel perusahaan dengan total observasian sebanyak 81 sampel yang diteliti
dalm 3 tahun pengamatan (2011-2013). Penelitian ini terbatas pada perusahaan industri manufaktur
dan juga hanya fokus terhadap perusahaan yang diduga melakukan income increasing. Nilai koefisien
determinasi yang didapat dari hasil pengolahan data masih rendah, yang artinya variabel independen
yang ada dalam penelitian ini memiliki kemampuan yang minim untuk menjelaskan variasi variabel
dependennya. Dalam penentuan nilai indeks pengungkapan CSR masih ada unsur subjektivitas di
dalamnya, sehingga penentuan indeks untuk indikator dalam kategori yang sama dapat berbeda untuk
setiap peneliti.
Saran kepada peneliti selanjutnya untuk menambah tahun pengamatan sehingga periode
pengamatan menjadi lebih panjang, sehingga diperoleh sampel yang lebih banyak dan gambaran
dampak manipulasi laba terhadap pengungkapan CSR menjadi lebih luas. Diharapkan pula sampel
yang digunakan adalah perusahaan dari jenis sektor dan industri yang berbeda, seperti sektor
pertambangan atau kontruksi terutama untuk perusahaan yang berkaitan dengan dan/atau sumber daya
alam yang dimaksudkan dalam UU No. 40 Tahun 2007 serta perusahaan dari industri non-keuangan
lainnya. Dalam penelitian selanjutnya dapat menggunakan indeks pengungkapan CSR yang berbeda
seperti GRI, agar dapat dilihat manakah indeks yang cocok untuk digunakan dalam melihat
pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan di Indonesia. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan
atau menambahkan jenis pengujian lain selain analisis linear berganda, sepeti uji beda untuk melihat
dampak dan perbedaan yang ditimbulkan oleh manipulasi laba terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan.
58 Jurnal Akuntansi & Keuangan Daerah Volume 11, Nomor 1, Mei 2016: 38–59
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Bustanul., aoziah Ulfah dan Yeni Januarsi. ( 0 ). “Perbedaan Kecenderungan pengungkapan
Corporate Social Responsibility : Pengujian Terhadap Manipulasi Akrual dan Manipulasi
Real”. Makalah disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi XV, Banjarmasin.
Ardiati, Aloysia. ( 00 ). “Pengaruh Manajemen Laba erhadap Return Saham dengan Kualitas Audit
Sebagai Variabel Pemoderasi”. Makalah disampaikan pada Simposium asional Akuntansi
VI, Surabaya.
Beatrix; Eko Pudjolaksono dan Rizky Eriandani. (2014). “Pengaruh Earnings Management Terhadap
Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Badan Usaha Manufaktur Yang
erdaftar Di BE ”. Jurnal lmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol. o. 0 .
Surabaya.
Handajani, Lilik., dkk. ( 0 0) “The Effect of Earnings Management and Corporate Governance
Mechanism to Corporate Social Responsibility Disclosure: Study at Public Companies in
Indonesia Stock Exchange”. Makalah disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi XII,
Purwekerto.
Hastuti, Sri. ( 0 ). “ itik Kritis Manajemen Laba Pada Perubahan Tahap Life Cycle Perusahaan:
Analisis Manajemen Laba Rill Dibandingkan Dengan Manajemen Laba Akrual”. Makalah
disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi XIV, Banda Aceh.
Horison, Muhamad Yolio dan Yeterina W. ugrahanti. ( 0 ).” Perbedaan Penggungkapan corporate
social responsibility dan nilai perusahaan antara perusahaan dengan manajemen laba tinggi
dan rendah. Seminar Nasional dan Call for Paper (Sancall 2014) hal. 281-295.
Krisna, Kadek Dhayana Sari dan Wayan Pradnyantha Wirasedana. ( 0 5). “Manajemen Laba dalam
Pelaksanaan Corporate Social Responsibility dan Pengaruhnya pada Return Saham”. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana 10.3 hal : 632-646. Bali
uha, Gardina Aulin; ining ka Wahyuni dan Ririn rmadaryani. ( 0 ). “Perbedaan ingkat
Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada Perusahaan Yang Diduga
Melakukan Manipulasi Laba Akrual Dan Manipulasi Real”. Makalah disampaikan pada
Simposium Nasional Akuntansi XVII, Mataram.
Priyatno, Duwi. ( 009). “SPSS untuk Analisis Kolerasi, Regresi, dan Multivariate”, Edisi
pertama. Yogyakarta: GavaMedia.
59 Jurnal Akuntansi & Keuangan Daerah Volume 11, Nomor 1, Mei 2016: 38–59
Purnomo, Budi.S; Puji Pratiwi. ( 009). “Pengaruh Earning Power Terhadap Praktek Manajemen Laba
(Earning Management)”. Jurnal Media Ekonomi Vol. o. , April 009.
Rachmawati, Rima. ( 007). “ injauan eoritis : Penerapan Pengungkapan anggung Jawab Sosial
Dalam Laporan ahunan”. Jurnal Bisnis, Manajemen dan Ekonomi. Vol 8 No. 4, Mei 2007.
Bandung.
Rahman, Annisaa; Yanthi Hutagaol. ( 008). “Manajemen Laba Melalui Akrual dan Aktivitas Real
Pada Penawaran Perdana Dan Hubungannya Dengan Kinerja Jangka Panjang: Studi Empiris
pada BEJ”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 5 No. 1 tahun 2008.
Ratmono, Dwi. ( 0 0). “Manajemen Laba Rill dan Berbasis Akrual: Dapatkah Auditor Yang
Berkualitas Mendeteksinya?”. Makalah disampaikan pada Simposium asional Akuntansi
XIII, Purwokerto.
Sembiring, Eddy Rismanda. ( 005). “Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan anggung Jawab
Sosial: Studi Empiris Pada Perusahaan Yang ercatat Di Bursa Efek Jakarta”. Makalah
disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo.
Sarwono, Jonatan; Ely Suhayati. ( 0 0). “Riset Menggunakan SPSS”, Edisi pertama. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Veronica, Sylvia .P.S, Yanivi S. Bachtiar ( 00 ). “Hubungan Antara Manajemen Laba Dengan
ingkat Pengungkapan Laporan Keuangan”. Makalah disampaikan pada Simposium Nasional
Akuntansi VI, Surabaya.