You are on page 1of 11

Jurnal Keuangan dan Perbankan, 21(2): 276–286, 2017

Nationally Accredited: No.040/P/2014


http://jurnal.unmer.ac.id/index.php/jkdp

GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGARUHNYA


TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MELALUI CORPORATE
SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE
I Gusti Ayu Purnamawati, Gede Adi Yuniarta, Putu Ria Astria
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha
Jl. Udayana (Kampus Tengah) Singaraja-Bali, 81116, Indonesia

ABSTRACT

Keyword: This research explained the relationship between Good Corporate Governance mechanism to
Corporate Social company’s value, and the extent disclosure of Corporate Social Responsibility as moderation
Responsibility variable. Hierarchical regression analysis was used to examine modernization impact in the rela-
Disclosure, Good tionship between dependent and independent variable. Sample gathering was undertaken from
Corporate Gover- 2012 to 2014. Tobin’s Q was used to assess the company’s value. Whereas Good Corporate
Governance mechanism that was proxy by the number of managerial ownership and institutional
nance, Tobin’s Q ownership quantity was taken from ownership scale existed in company financial report. Extent
measurement of Corporate Social Responsibility expressing was carried out by calculating each
JEL Classification: company’s CSR Index. This research used 44 samples of manufacturing companies meeting the
G34, G32, M14 criteria of purposive sampling. The testing of moderation effect and the main effect in the research
was done using hierarchical regression analysis. The result showed that there were positive and
significant relationship between GCG mechanism and company value, whereas between CSR
extent disclosure and company value there was insignificant result. For examining the moderation
impacts, CSR extent disclosure succeeded to moderate the relationship between managerial owner-
ship and company value, but the extent of CSR expression did not succeed in moderating the
relationship between institutional ownership and company value.

ABSTRAK

Kata Kunci: Penelitian ini menjelaskan hubungan antara mekanisme Good Corporate Governance, dengan
Pengungkapan nilai perusahaan, dan luas pengungkapan Corporate Social Responsibility sebagai variabel
tanggung jawab pemoderasi. Penelitian ini menggunakan analisis regresi hirarki untuk menguji efek
sosial perusahaan, moderasi dalam hubungan antara variabel dependen dan variabel independen.
tatakelola Pengambilan sampel dilakukan dari tahun 2012 sampai tahun 2014. Tobin’s Q digunakan
untuk mengukur nilai perusahaan. Sedangkan mekanisme GCG yang diproksikan dengan
perusahaan, Tobin’s besarnya jumlah kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional diambil dari besar
Q kepemilikan yang terdapat pada laporan keuangan perusahaan. Pengukuran luas
pengungkapan CSR dilakukan dengan menghitung CSR Index masing-masing perusahaan.
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 44 perusahaan manufaktur yang memenuhi
kriteria purposive sampling. Pengujian efek moderasi dan efek utama di riset dilakukan
dengan menggunakan hierarchical regression analysis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara mekanisme GCG dengan
nilai perusahaan, sedangkan antara luas pengungkapan CSR dengan nilai perusahaan
ditemukan hasil yang tidak signifikan. Untuk pengujian efek-efek moderasi, luas
pengungkapan CSR berhasil memoderasi hubungan antara kepemilikan manajaerial
dengan nilai perusahaan, namun luas pengungkapan CSR tidak berhasil memoderasi
hubungan antara kepemilikan institusional dengan nilai perusahaan.
Correspondence Author:
I Gusti Ayu Purnamawati: Tel./Fax.+62 362 23957 ISSN:2443-2687 (Online)
Email: ayupurnama07@yahoo.com ISSN:1410-8089 (Print)

| 276 |
Good Corporate Governance dan Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan Melalui Corporate Social Responsibility Disclosure
I Gusti Ayu Purnamawati, Gede Adi Yuniarta, & Putu Ria Astria

Good Corporate Governance (GCG) merupakan salah menyatakan bahwa semakin besar proporsi kepe-
satu kunci sukses perusahaan untuk tumbuh dan milikan saham pada perusahaan maka manajemen
menguntungkan dalam jangka panjang, sekaligus cenderung berusaha lebih giat untuk kepentingan
memenangkan persaingan bisnis global. Krisis pemegang saham yang tidak lain adalah dirinya
ekonomi di kawasan Asia dan Amerika Latin sendiri. Kawatu (2009) menyatakan bahwa meka-
diyakini muncul karena kegagalan penerapan GCG nisme GCG berpengaruh pada nilai perusahaan.
(Daniri, 2005). Menilik kembali teori yang melatar- Kepemilikan perusahaan oleh institusi akan men-
belakangi corporate governance yaitu teori keagenan dorong pengawasan yang lebih efektif, karena
(Agency Theory), terdapat benturan kepentingan institusi merupakan profesional yang memiliki ke-
antara principal dan agent. Jensen & Meckling (1976) mampuan dalam mengevaluasi kinerja perusahaan.
menyatakan bahwa kepemilikan institusional dan Corporate governance didasari oleh Stakeholder
kepemilikan manajerial memiliki peranan dalam Theory (Freeman, 1984), bahwa perusahaan telah
mengatasi masalah keagenan. menjadi sangat besar dan menyebabkan masya-
Tantangan terkini praktik GCG belum dilak- rakat menjadi sangat pervasive sehingga perusahaan
sanakan secara penuh oleh pengusaha. Akibatnya perlu melaksanakan akuntabilitas terhadap ber-
lembaga rating internasional Credit Lyonnaise Secu- bagai sektor masyarakat dan bukan hanya kepada
rities (2003), menempatkan Indonesia di urutan ter- pemegang sahamnya saja. Saat ini, cara untuk meng-
bawah dengan skor 1,5 untuk masalah penegakan ukur kinerja CSR adalah melalui laporan kegiatan-
hukum, 2,5 untuk mekanisme institusional dan nya, yakni dengan metode content analysis pe-
budaya corporate governance, dengan total skor 3,2. mangku kepentingan (Daniri, 2009). Gagasan prak-
Sejak awal tahun 2012, pertama kalinya nama-nama tik dan pengungkapan CSR berkaitan erat dengan
dari 50 perusahaan yang terdaftar pada ASEAN teori kepentingan (Warsono, 2009). Indonesia,
CG scorecard diumumkan secara terbuka. Diantara pemerintah menegaskan penerapan CSR dengan
top 50 perusahaan ASEAN, sebanyak 23 perusa- mengesahkan Undang-undang Nomor 40 tahun
haan Thailand berada pada peringkat tertinggi 2007 tentang kewajiban pelaksanaan Tanggung
ASEAN CG scorecard; diikuti oleh 11 perusahaan Jawab Sosial dan Lingkungan bagi yang menjalan-
dari Filipina, 8 perusahaan dari Singapura, 6 per- kan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkait-
usahaan dari Malaysia, dan 2 perusahaan dari In- an dengan sumber daya alam. Namun masih ada
donesia (Thai Institute of Director, ASEAN CG yang menolak, menurut Mahkamah Konstitusi,
Scorecard 2015). CG merupakan tata kelola per- banyak pemohon mendalilkan, pemberian kewa-
usahaan yang menjelaskan hubungan antara ber- jiban terhadap prinsip CSR telah menimbulkan per-
bagai partisipan dalam perusahaan yang menen- lakuan yang tidak sama di muka hukum, karena
tukan arah kinerja perusahaan. Pelaksanaan GCG perusahaan yang bergerak di bidang sumberdaya
sangat diperlukan untuk memenuhi kepercayaan alam sudah menjalankan kewajibannya berdasar-
masyarakat dan dunia internasional sebagai syarat kan undang-undang sektoral yang berlaku
mutlak bagi perusahaan untuk berkembang de- (www.csrindonesia.com). Ebert & Griffin (2003)
ngan baik dan sehat yang tujuan akhirnya untuk mendefinisikan Corporate Social Responsibility seba-
mewujudkan shareholder value. Shleifer & Vishny gai usaha perusahaan untuk menyeimbangkan
(1997) yang menyatakan CG berkaitan dengan cara komitmen-komitmennya terhadap kelompok dan
atau mekanisme untuk meyakinkan para pemilik individual dalam lingkungan perusahaan tersebut,
modal dalam memperoleh return yang sesuai de- termasuk didalammya adalah pelanggan, per-
ngan investasi yang telah ditanam. Ross et al. (2001) usahaan lain, para karyawan dan investor. Pene-

| 277 |
Jurnal Keuangan dan Perbankan | KEUANGAN
Vol. 21, No. 2, April 2017: 276– 286

rapan CSR dalam perusahaan diharapkan selain berkaitan dengan isu-isu etika dan moral tentang
memiliki komitmen finansial kepada pemilik atau bagaimana perusahaan membuat keputusan dan
pemegang saham, tapi juga memiliki komitmen bersikap dan, selain itu, membahas isu-isu kom-
sosial terhadap para pihak lain yang berkepen- pleks seperti perlindungan lingkungan, manajemen
tingan (Sandra & Akhmad, 2011). Darwin (2006) sumber daya manusia, kesehatan dan keselamatan
menyatakan bahwa pengungkapan kinerja ling- di tempat kerja, masyarakat ikatan lokal, dan hu-
kungan, sosial, dan ekonomi di dalam laporan bungan dengan pemasok dan pelanggan.
tahunan atau laporan terpisah adalah untuk men- Penelitian in bertujuan untuk menganalisis
cerminkan tingkat akuntabilitas, responsibilitas, apakah luas pengungkapan CSR memengaruhi
dan transparansi korporat kepada investor dan hubungan antara mekanisme GCG dalam hal ini
stakeholders lainnya. Kiroyan (2006). Hal ini meng- kepemilikan institusional dan kepemilikan mana-
indikasikan bahwa perusahaan yang menerapkan jerial terhadap nilai perusahaan.
CSR mengharapkan akan direspon positif oleh para
pelaku pasar.
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Berdasarkan perspektif ekonomi, perusaha-
an akan mengungkapkan suatu informasi jika Manajer akan selalu berusaha untuk ikut
informasi tersebut akan meningkatkan nilai per- menaikan nilai perusahaan dan akan berdampak
usahaan (Verrecchia, 1983). Melalui penerapan pada nilai saham mereka, dimana, manajer akan
CSR, diharapkan perusahaan akan memperoleh ikut memperoleh manfaat langsung atas keputusan–
legitimasi sosial dan memaksimalkan kekuatan keputusan yang diambilnya, namun juga akan
menanggung resiko secara langsung bila keputusan
keuangannya dalam jangka panjang (Kiroyan,
itu salah. Kepemilikan saham oleh manajer atau
2006). Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan
insider merupakan insentif untuk meningkatkan
yang menerapkan CSR mengharapkan akan dires-
kinerja perusahaan. Soliha & Taswan (2002), Leland
pon positif oleh para pelaku pasar. Hal tersebut
& Pyle (1977) menemukan bahwa insider ownership
juga sejalan dengan rekomendasi Global Reporting
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
Initiative yaitu sustainability reporting yang terfokus
perusahaan. Dari penemuan tersebut, maka rumus-
pada tiga aspek kinerja yaitu ekonomi, lingkungan
an hipotesis adalah:
dan sosial. Ketiga aspek ini dikenal dengan Triple
Bottom Line yang terdiri dari profit, people & planet H1 : kepemilikan manajerial berpengaruh positif
(3P). Beberapa penelitian sebelumnya, Kampf terhadap nilai perusahaan
(2007) menganalisis strategi yang digunakan dalam
CSR kepada masyarakat umum melalui internet. Melalui kepemilikan institusional, maka
Chapple & Moon (2005) menunjukkan bahwa mekanisme dan monitoring akan terjadi sangat
dibandingkan dengan India, Korea Selatan, Thai- intens, hal ini disebabkan investor institusional ter-
land, Singapura, Malaysia dan Filipina, penetrasi libat dalam pengambilan yang strategis sehingga
pelaporan CSR Indonesia menempati urutan manipulasi laba sangat sulit dilakukan. Penelitian
terakhir dengan 24%. Milton Fredman (Deegan & Ridwan & Gunardi (2013), Rajgopal et al., (1999),
Rankin, 1996) yang menilai bahwa pelaksanaan CSR Steiner (1996) dalam Suranta & Machfoedz (2003)
tidak sesuai dengan sifat bisnis di mana tujuan per- memberikan bukti bahwa kepemilikan institusional
usahaan adalah untuk memaksimalkan keuntungan dan nilai perusahaan (Tobin’s Q) memiliki hubung-
bagi pemegang saham, tidak kepada masyarakat. an yang signifikan. Maka rumusan hipotesis adalah:
Castello & Lima (2006) menyatakan bahwa CSR

| 278 |
Good Corporate Governance dan Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan Melalui Corporate Social Responsibility Disclosure
I Gusti Ayu Purnamawati, Gede Adi Yuniarta, & Putu Ria Astria

H2 : kepemilikan institusional berpengaruh positif H4 : luas pengungkapan CSR berpengaruh positif


terhadap nilai perusahaan. terhadap hubungan antara kepemilikan
manajerial dengan nilai perusahaan.
Perusahaan akan terdorong untuk melak-
sanakan praktik dan pengungkapan CSR karena Penelitian Ali et al. (2007), menyatakan bahwa
memperoleh beberapa manfaat (Solihin, 2009). kepemilikan perusahaan oleh institusi akan men-
Wahyudin (2008) menyatakan bahwa nilai perusa- dorong pengawasan yang lebih efektif, karena ins-
haan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar titusi merupakan profesional yang memiliki ke-
saham, sangat dipengaruhi oleh peluang investasi. mampuan dalam mengevaluasi kinerja perusahaan.
Retno & Priantinah (2012) menyatakan GCG dan Hal itu berarti dengan adanya kepemilikan insti-
Pengungkapan CSR berpengaruh positif terhadap tusional segala tindakan manajer akan diawasi oleh
nilai perusahaan. Penelitian Choi (1998) menyata- kepemilikan Institusional dan dapat mendorong
kan bahwa hubungan profitabilitas dan pengung- kualitas dan kuantitas pengungkapan CSR. Sesuai
kapan CSR merupakan isu kontroversial untuk di- dengan signalling theory yang menyatakan bahwa
pecahkan. Namun Lajili & Zeghal (2006) menemu- pengungkapan CSR merupakan sinyal positif bagi
kan bahwa perusahaan yang lebih banyak meng- investor dalam melakukan investasi, karena pen-
ungkapkan informasi human capital memiliki kinerja ciptaan nilai pemangku kepentingan dapat dipan-
keuangan yang lebih baik dibandingkan dengan dang sama dengan menciptakan nilai pemegang
perusahaan yang sedikit mengungkapkan infor- saham (Warsono, 2009). Namun, Triyono &
masi tersebut. Penelitian (Gray et al., 1987; Parsa Setyadi (2015) menyatakan bahwa CSR tidak ter-
& Kouhy, 1994; Becchetti et al., 2007) menunjukkan pengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan.
bahwa terdapat hubungan antara pengungkapan H5 : luas pengungkapan CSR berpengaruh ter-
sosial dengan profitabilitas. hadap hubungan antara kepemilikan institu-
H3 : luas pengungkapan Corporate Social Responsi- sional dengan nilai perusahaan.
bility berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan METODE
Populasi penelitian ini adalah semua perusa-
Manajer perusahaan akan mengungkapkan haan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa
informasi sosial dalam rangka untuk meningkatkan Efek Indonesia (BEI). Pemilihan perusahaan pada
image perusahaan, meskipun harus mengorbankan sektor manufaktur sebagai objek penelitian karena:
sumber daya untuk aktivitas tersebut. Penelitian (1) Perusahaan manufaktur memiliki sensitivitas
Hidayah (2010), menemukan bahwa pengungkap- dan pengaruh yang tinggi terhadap masyarakat
an CSR tidak mampu memoderasi hubungan antara dan lingkungan sekitarnya; (2) Agar adanya per-
corporate governance terhadap kinerja perusahaan. samaan dalam laporan keuangan, karena setiap
Namun, penelitian Nasir & Abdullah (2004) yang laporan keuangan atau klasifikasi rekening pada
menunjukkan hasil signifikan positif. Dengan setiap sektor terdapat penyajian yang berbeda. (3)
asumsi, bahwa penerapan CSR perusahaan akan Adanya perbedaan item pengungkapan di setiap
memperoleh legitimasi sosial dan memaksimalkan sektor (Sembiring, 2005). Periode pengamatan
kekuatan keuangannya dalam jangka panjang penelitian dilakukan dari tahun 2012-2014. Per-
(Kiroyan, 2006). usahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini

| 279 |
Jurnal Keuangan dan Perbankan | KEUANGAN
Vol. 21, No. 2, April 2017: 276– 286

dipilih berdasarkan kiteria-kriteria tertentu (pur- intitusional dan kepemilikan manajerial; (4) Per-
posive sampling), yaitu: (1) Perusahaan terdaftar usahaan sampel mengungkapkan CSR; (5) Per-
dalam sektor manufaktur tahun 2012 dan 2014; (2) usahaan sampel memiliki semua data yang diper-
Annual report perusahaan yang dapat diakses me- lukan secara lengkap.
lalui website; (3) Perusahaan memiliki kepemilikan

Tabel 1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel


Variabel bebas (Independent Variable)
Variabel Definisi Rumus
Kepemilikan Kepemilikan saham oleh manajemen perusahaan % ݇݁‫݈ܽ݅ݎ݆݁ܽ݊ܽ݉ ݈݊ܽ݇݅݅݉݁݌‬
Manajerial yang diukur dengan persentase jumlah saham yang Jumlah saham manajemen
=
dimiliki oleh manajemen terhadap jumlah saham Jumlah saham yang beredar
yang beredar (Sujono & Soebiantoro, 2007)
Kepemilikan Kepemilikan saham oleh pemerintah, institusi % ݇݁‫݈ܽ݊݋݅ݏݑݐ݅ݐݏ݊݅ ݈݊ܽ݇݅݅݉݁݌‬
Institusional keuangan, institusi berbadan hukum, institusi luar Jumlah saham Institusional
=
negeri, dana perwalian serta institusi lainnya pada Jumlah saham yang beredar
akhir tahun (Putri & Nasir, 2006)

Variabel Terikat (Dependent Variable)


Nilai Perusahaan Penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat (‫ ܧܸܯ‬+ ܲܵ + ‫)ܶܤܧܦ‬
ܶ‫ ܾ݊݅݋‬Ԣ ‫= ܳ ݏ‬
mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam ܶ‫ܣ‬
menghasilkan laba (Sucipto, 2003) MVE = harga penutupan saham di
Tobin’s Q dihitung dengan menggunakan rumus DNKLU WDKXQ EXNX Ƹ EDQ\DNQ\D
yang dikembangkan oleh Chung & Pruitt (1994) saham biasa yang beredar.
Tobin’s Q digunakan untuk mengukur variabel cara PS = nilai likuidasi dari saham
kerja pasar perusahaan karena memiliki pengukuran preferen yang beredar.
yang komprehensive yaitu dengan melampirkan DEBT = (utang lancar-aktiva
harga pasar dari utang (DEBT), saham (MVE) dan lancar)+nilai buku sediaan+utang
nilai buku total aktiva (TA), (Andayani et al., 2008). jangka panjang.
TA = nilai buku total aktiva
(‫ ܧܸܯ‬+ ‫)ܶܤܧܦ‬
ܶ‫ ܾ݊݅݋‬Ԣ ‫= ܳ ݏ‬
ܶ‫ܣ‬
(Klepper & Love, 2002) dalam
Dharmawati (2005)
Moderating Variable
Pengungkapan Pengungkapan kinerja lingkungan, sosial, Berdasarkan peraturan Bapepam No. VIII.G.2
Corporate Social dan ekonomi di dalam laporan tahunan tentang laporan tahunan. Secara total terdapat
Responsibility (CSR) atau laporan terpisah adalah untuk 78 item pengungkapan (Sembiring, 2005).
mencerminkan tingkat akuntabilitas, σXij
CSRIj =
responsibilitas, dan transparansi korporat ݊
kepada investor dan stakeholders lainnya CSRIj: Corporate Social Responsibility Disclosure
(Novita & Djakman, 2008). Pengungkapan Index perusahaan j
CSR di ukur dengan melakukan checklist Q -XPODKLWHPXQWXNSHUXVDKDDQMQM”
pada laporan CSR perusahaan yang Xij = dummy variable: 1 = jika item i
terdapat pada laporan tahunan diungkapkan; 0 = jika item i tidak di
perusahaaan. Kategori yang menjadi acuan ungkapkan.
yaitu kategori yang digunakan oleh
Hakston & Milne (1996), yaitu: lingkungan,
energi, keselamatan dan kesehatan
karyawan, lain-lain tenaga kerja, produk,
keterlibatan dengan masyarakat dan
umum.

| 280 |
Good Corporate Governance dan Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan Melalui Corporate Social Responsibility Disclosure
I Gusti Ayu Purnamawati, Gede Adi Yuniarta, & Putu Ria Astria

Variabel dependen pada penelitian, yaitu nifikansinya > 0,05, sehingga uji statistik para-
GCG diproksikan dengan kepemilikan manajerial metrik dapat digunakan untuk menguji penelitian.
dan kepemilikan institusional dan variabel inde-
penden dengan nilai perusahaan, variabel pemo-
Hasil Uji Multikolinearitas
derasi menggunakan CSR.
Pengujian efek moderasi dan efek utama di Uji multikolinearitas dapat dilakukan de-
riset dilakukan dengan menggunakan hierarchical ngan melihat nilai Tolerance dan Value Inflation Fac-
regression analysis, dengan persamaan sebagai berikut: tor (VIF). Berdasarkan hasil uji Multikolinearitas,
model 1 menunjukkan bahwa tidak terjadi mul-
Y = D + E1MNJ+ E2INST + E3CSRI .................. (1)
tikoliearitas pada variabel independen dalam
Y = D +E 1 MNJ+E 2 INST +E 3 CSRI+E 4 MNJ *CSRI penelitian ini. Hal itu terbukti dari nilai Tolerance
E5 INST*CSRI + e........................................ (2) variabel CSRI (0,616), MNJ (0,616) dan INST (0,687)
> 0,10 dan nilai VIF masing masing variabel inde-
Keterangan: penden dalam penelitian< 10, yaitu CSRI (1,145),
CSRI = luas pengungkapan CSR MNJ (1,623) dan INST (1,456). Pada model regresi
Tobin’s Q = nilai perusahaan 2, dapat diketahui terjadi pelanggaran asumsi mul-
MNJ = kepemilikan manajerial tikolinearitas, hal ini dapat dilihat dari beberapa
INST = kepemilikan institusional variabel independen yang memiliki nilai tolerance
CSRI = luas pengungkapan CSR < 0.1 yaitu MNJ (0,022), INST (0,117), CSRI (0,058),
MNJ*CSRI = interaksi kepemilikan manajerial- MNJCSRI (0,023), MNJINST (0,041) dan VIF > 10
luas pengungkapan CSR, diukur yaitu MNJ (45,666), INST (8,562), CSRI (17,321),
dari perkalian MNJ dan CSRI MNJCSRI (43,431), MNJINST (24,365). Namun,
INST*CSRI = interaksi kepemilikan manajerial- karena model regresi kedua ini menggunakan
luas pengungkapan CSR, diukur variabel pemoderasi hal ini tidak menjadi masalah
dari perkalian INSTdan CSRI karena multikolinearitas pada model regresi 2 ber-
D = konstanta sumber dari variabel-variabel efek utama dan efek
E1... E5 = koefisien regresi interaksi. Hartono (2009) memberikan argumentasi
e = error/variabel pengganggu bahwa multikolinearitas tidak terjadi karena
koefisien dari interaksi tidak sensitif terhadap per-
HASIL ubahan dari titik awal skala dari variabel indepen-
den dan variabel pemoderasi, sehingga multiko-
Hasil Uji Normalitas Data linearitas tidak terjadi masalah ketika menetapkan
Berdasarkan hasil uji normalitas dengan uji analisis regresi moderasi.
Kolmogorov-Smirnov maka besarnya nilai Kolmogorov-
Smirnov adalah 1,245 dan signifikan pada 0,090 (p Hasil Uji Heteroskedastisitas
= 0,090) dan tidak signifikan pada 0,05 (p>0,05),
maka dapat disimpulkan bahwa residual berdistri- Hasil penelitian pada uji heteroskedastisitas,
busi normal, Pengujian normalitas juga dilakukan menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara
untuk menguji model dua. Berdasarkan uji acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah
Kolmogorov-Smirnov pada model dua, nilai Z sebesar angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan
0,808 dengan tingkat signifikansi 0,531, hal ini bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model
menunjukkan bahwa model regresi mempunyai 1 dan model 2, sehingga model regresi layak dipa-
pola distribusi data normal karena tingkat sig- kai dalam penelitian ini.

| 281 |
Jurnal Keuangan dan Perbankan | KEUANGAN
Vol. 21, No. 2, April 2017: 276– 286

Hasil Uji Autokorelasi sebesar 2,524. Nilai kepemilikan manajerial adalah


sebesar 7,695 menunjukkan bahwa jika nilai per-
Pengujian ini dilakukan untuk menguji apa-
usahaan meningkat sebesar satu satuan, maka ke-
kah dalam suatu model regresi linier ada korelasi pemilikan institusional akan ikut meningkat sebesar
antara kesalahan pengguna pada periode t dengan 7,695. Nilai indeks CSR adalah sebesar 1,642 me-
kesalahan pada periode t-1 (Ghozali, 2005). Ber- nunjukkan bahwa jika nilai perusahaan meningkat
dasarkan output SPSS model 1 bahwa nilai Durbin- sebesar satu satuan, maka kepemilikan Institu-
Watson dengan jumlah observasi (N) = 44 dan sional akan ikut meningkat sebesar 1,642.
jumlah variabel independen 2 (k=2) diperoleh nilai
Hasil uji hipotesis 1 memenuhi kedua kriteria
tabel dl (lower) = 1,338 dan du (upper) = 1,659. Oleh
penerimaan hipotesis yaitu besar thitung hasil out-
karena nilai DW = 1,858 maka tidak terjadi auto- put SPSS pada variabel kepemilikan manajerial ada-
korelasi positif maupun negatif. Berdasarkan out- lah sebesar 2,442 sedangkan ttabel (D = 5%, dk = 44-
put SPSS model 2 bahwa nilai durbin-watson dengan 1 = 43) adalah sebesar 1,684, maka hal itu menun-
jumlah observasi (N) = 44 dan jumlah variabel jukkan thitung> ttabel. Besarnya nilai p = 0,019. Jika
independen 5 (k=5) diperoleh nilai tabel dL (lower) dalam pengujian hipotesis ini dipakai tingkat signi-
= 1,230 dan dU (upper) = 1,786. Oleh karena nilai fikansi D=0,05 maka nilai p(0,019) < D(0,05). Dapat
DW = 1,866 maka tidak terjadi auto korelasi positif disimpulkan bahwa hipotesis 1 adalah signifikan,
maupun negatif dalam penelitian ini. kepemilikan manajerial berpengaruh positif ter-
hadap nilai perusahaan. Hasil uji hipotesis 2 pene-
Pengujian Model 1 litian ini menunjukkan bahwa kepemilikan insti-
tusional berpengaruh positif dan signifikan ter-
Tabel 2. Hasil Uji Regresi Model 1
hadap nilai perusahaan. Hal tersebut ditunjukkan
Unstandardized dengan nilai ttabel sebesar 1,684 dan thitung sebesar
Model Coefficients Sig. 2,817 sehingga nilai thitung > ttabel. Sedangkan nilai p
B Std. Error (0,019) < á(0,05). Hasil yang positif dan tidak sig-
Constant -0,787 0,546 0,158
nifikan terjadi pada hipotesis 3 yang menyatakan
CSRI 2,524 1,559 0,114
bahwa luas pengungkapan CSR berpengaruh po-
MNJ 7,695 3,151 0,019
INST 1,642 0,583 0,008 sitif terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti luas
pengungkapan CSR tidak mampu atau gagal men-
Berdasarkan hasil analisis regresi yang disa- jadi mekanisme peningkatan nilai perusahaan.
jikan dalam Tabel 2 maka dapat dituliskan regresi
model pertama sebagai berikut: Pengujian Model 2
Y = -0,787 + 2,524 MNJ + 7,695 INST + 1,642 CSRI Tabel 3. Hasil Uji Regresi Model 2
Unstandardized
Nilai konstanta sebesar -0,787 yang berarti Model Coefficients Sig.
B Std. Error
bahwa jika tidak ada variabel bebas atau indepen-
(Constant) -0,412 0,911 0,654
den yang memengaruhi nilai perusahaan maka nilai MNJ -34,250 15,556 0,034
perusahaan akan sebesar -0,787 atau nilai perusaha- INST 1,166 1,316 0,382
an mengalami kerugian. Nilai kepemilikan mana- CSRI 0,494 5,643 0,931
jerial adalah sebesar 2,524 menunjukkan bahwa jika MNJCSRI 380,986 139,641 0,010
INSTCSRI 2,087 8,699 0,812
nilai perusahaan meningkat sebesar satu satuan,
maka kepemilikan manajerial akan ikut meningkat

| 282 |
Good Corporate Governance dan Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan Melalui Corporate Social Responsibility Disclosure
I Gusti Ayu Purnamawati, Gede Adi Yuniarta, & Putu Ria Astria

Berdasarkan hasil analisis regresi yang disa- 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk
jikan dalam Tabel 3 maka dapat dituliskan model memprediksi nilai perusahaan atau dapat dikata-
regresi model kedua sebagai berikut: kan bahwa variabel kepemilikan manajerial, kepe-
Y = -0,412 - 34,250 MNJ+ 1,166 INST + 0,494 CSRI+ milikan institusional dan luas pengungkapan CSR
380,986 MNJ*CSRI+ 2,087 INST*CSRI + e secara bersama-sama berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Hasil uji Anova atau F test untuk
model 2 juga menunjukkan bahwa model regresi
Nilai konstanta sebesar -0,412 yang berarti
2 dapat digunakan untuk memprediksi nilai
bahwa jika tidak ada variabel bebas atau inde- perusahaan. hal itu dibuktikan dengan hasil out-
penden, interaksi variabel kepemilikan manajerial
put SPSS yang menunjukkan tingkat signifikansi
dengan indeks CSR dan interaksi variabel kepemi-
0,007 jauh di bawah nilai D= 0,05. Jadi dapat disim-
likan institusional dengan indeks CSR yang me- pulkan variabel kepemilikan manajerial, kepemili-
mengaruhi nilai perusahaan maka nilai perusahaan
kan institusional secara bersama-sama berpengaruh
akan sebesar -0,412 atau nilai perusahaan meng-
terhadap nilai perusahaan.
alami kerugian. Nilai kepemilikan manajerial ada-
lah sebesar 380,986 menunjukkan bahwa jika nilai
perusahaan meningkat sebesar satu satuan, maka Uji Koefisien Determinasi
kepemilikan Manajerial akan ikut meningkat se- Hasil penelitian model 1 besarnya adjusted
besar 380,986. Nilai kepemilikan manajerial adalah R2 sebesar 0,147. Hal ini berarti 14,7% variasi nilai
sebesar 2,087 menunjukkan bahwa jika nilai per- perusahaan yang dapat dijelaskan oleh variasi
usahaan meningkat sebesar satu satuan, maka variabel independen kepemilikan manajerial, ke-
kepemilikan institusional akan ikut meningkat se- pemilikan institusional dan luas pengungkapan
besar 2,087. CSR, sedangkan sisanya 85,3% dijelaskan oleh
Hasil uji hipotesis 4 menunjukkan bahwa luas variabel-variabel lain di luar model. Output SPSS
pengungkapan CSR berpengaruh positif dan signi- model 2 menunjukkan besarnya nilai Adjusted R2
fikan terhadap hubungan antara kepemilikan sebesar 0,261. Hal ini berarti 26,1% variasi nilai
manajerial dengan nilai perusahaan. Hal tersebut perusahaan dapat dijelaskan oleh variasi variabel
terlihat dari nilai thitung sebesar 2,728 dan ttabel sebesar independen kepemilikan manajerial, kepemilikan
1,684 sehingga thitung> ttabel, dan nilai p(0,01) < D institusional, dan luas pengungkapan CSR sedang-
(0,05). Penolakan hipotesis kembali terjadi pada kan sisanya 73,9% dijelaskan oleh variabel lain di
hipotesis 5, hasil SPSS menunjukkan hasil yang po- luar model.
sitif, namun tidak signifikan, sehingga dapat di-
simpulkan bahwa luas pengungkapan CSR belum
PEMBAHASAN
mampu memoderasi hubungan antara kepemilikan
institusional dengan nilai perusahaan. Hasil yang Hasil penelitian menunjukkan bahwa ke-
tidak signifikan ditunjukkan oleh nilai p(0,812) > pemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap
D (0,05). kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai de-
ngan Soliha & Taswan (2002), yang menemukan
bahwa insider ownership berpengaruh positif dan
Hasil Uji F
signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil pene-
Hasil uji F model 1 menunjukkan nilai Fhitung litian berikutnya adalah kepemilikan institusional
sebesar 3,292 dengan tingkat signifikansi 0,031. berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
Karena nilai signifikansi lebih kecil dari nilai D= perusahaan. Machfoedz (2003) memberikan bukti

| 283 |
Jurnal Keuangan dan Perbankan | KEUANGAN
Vol. 21, No. 2, April 2017: 276– 286

bahwa kepemilikan institusional dan kinerja per- rasi, luas pengungkapan CSR berhasil memoderasi
usahaan (Tobin’s Q) memiliki hubungan yang sig- hubungan antara kepemilikan manajaerial dengan
nifikan. Hasil penelitian berikutnya yang menyata- kinerja perusahaan, namun luas pengungkapan
kan luas pengungkapan CSR berpengaruh positif CSR tidak berhasil memoderasi hubungan antara
terhadap kinerja perusahaan bertolak belakang de- kepemilikan institusional dengan nilai perusahaan.
ngan teori. Hal ini dikarenakan nilai rata-rata Keterbatasan penelitian, kecilnya indeks CSR dika-
indeks CSR masih sangat kecil, yaitu hanya 15,6% renakan oleh ketidak adanya standar akan menim-
atau sekitar 12 item pengungkapan dari 78 item bulkan intepretasi yang berbeda-beda hal ini tentu
pengungkapan yang disarankan. Sehingga hal ini bisa menjadi kontraproduktif dalam upaya mencip-
mengindikasikan bahwa pengungkapan CSR belum takan pemahaman yang sama mengenai pengung-
bisa menjelaskan brand image dalam rangka mening- kapan CSR.
katkan daya tarik perusahaan dimata investor.
Hasil penelitian berikutnya yang menunjuk-
Saran
kan semakin besar kepemilikan manajer di dalam
sebuah perusahaan, maka akan semakin produktif Perusahaan manufaktur yang telah melak-
tindakan manajer dalam memaksimalkan nilai per- sanakan GCG dengan baik seharusnya melaksana-
usahaan. Manajer akan berusaha untuk membentuk kan aktivitas CSR. Sehingga perusahaan perlu
brand image yang “cantik” dan beretika. Dengan mengembangkan sejumlah kebijakan untuk menun-
itu, ketertarikan investor akan semakin tinggi, yang tun pelaksanaan CSR. Semua hal tersebut tidak
pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan terlaksana dengan baik apabila perusahaan tidak
sekaligus peningkatan kesejahteraan manajer sesuai menerapkan GCG beserta aspek-aspek yang ter-
dengan proporsi kepemilikannya. Hal tersebut se- masuk di dalamnya. Kecilnya indek CSR disebab-
jalan dengan pernyataan Nasir & Abdullah (2004), kan karena pemilihan sampel penelitian pada sektor
Kiroyan, (2006). Hasil penelitian ini menunjukkan yang kurang tepat. UU No. 40 tahun 2007 disebut-
bahwa luas pengungkapan CSR belum mampu me- kan bahwa perseroan yang wajib melaksanakan
moderasi hubungan antara kepemilikan insti- tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah per-
tusional dengan nilai perusahaan. Hasil penelitian seroan yang menjalankan kegiatan usahanya di
ini konsisten dengan penelitian Hidayah (2010). bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya
alam. Sehingga untuk penelitian selanjutnya, di-
SIMPULAN DAN SARAN sarankan memilih sektor Minning and Minning Ser-
vice yang lebih banyak memanfaatkan sumber
Simpulan daya alam dalam kegiatan bisnisnya. Penelitian ini
Penelitian in bertujuan untuk menganalisis diharapkan dapat berkontribusi pada pengem-
apakah luas pengungkapan CSR memengaruhi hu- bangan teori dalam bidang keuangan, khususnya
bungan antara mekanisme GCG dalam hal ini kepe- mengenai hubungan antara nilai perusahaan, peng-
milikan Institusional dan kepemilikan Manajerial ungkapan CSR dan GCG. Bagi dunia praktik pene-
terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian me- litan ini berguna bagi para pelaku bisnis dalam
nunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif mengetahui arti penting dari konsep Tripple Bot-
dan signifikan antara mekanisme GCG dengan nilai tom Line dalam aktivitas bisnis, dan dampaknya
perusahaan, sedangkan antara luas pengungkapan bagi nilai perusahaan serta bagi para pemakai
CSR dengan nilai perusahaan ditemukan hasil yang laporan keuangan.
tidak signifikan. Untuk pengujian efek-efek mode-

| 284 |
Good Corporate Governance dan Pengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan Melalui Corporate Social Responsibility Disclosure
I Gusti Ayu Purnamawati, Gede Adi Yuniarta, & Putu Ria Astria

DAFTAR PUSTAKA Ebert, R.J. & Griffin, R.W. 2003. Bisnis. Edisi Keenam. Jilid
I. Alih Bahasa Edina Cahyaning Tarmidzi. Jakarta:
Andayani, W., Atmini, S., Sadewo, D., & Mwangi, J.K. Prenhallindo.
2008. Corporate Social Responsibility, Good Cor-
porate Governance and The Intellectual Property: Freeman, R. E. 1984. Strategic Management: A Stakeholder
An External Strategy of The Management to In- Approach. Boston: Pitman Publishing.
crease The Company’s Value. National Conference
Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Pro-
on Management Research, Makassar 27 November
2008. gram SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro.

Becchetti, L., Ciciretti, R., & Hasan, I. 2007. Corporate So- Gray, R., Owen, D., & Maunders, K. 1987. Corporate Social
cial Responsibility and Shareholder’s Value: An Reporting: Accounting and Accountability. London:
Event Study Analysis. Working Paper. Series Fed- Prentice-Hall.
eral Reserve Bank of Atlanta. Hartono, J. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah
dan Pengalaman–Pengalaman. Yogyakarta: BPFE.
Ali, C.B., Summa, M., & Trabelsi, S. 2007. Disclosure Qual-
ity and Ownership Structure: Evidence from the Hidayah, E. 2010. Pengaruh Kualitas Pengungkapan
French Stock Market. Corporate Ownership and Con- Informasi terhadap Hubungan antara Penerapan
trol, 5(2). Corporate Governance dengan Kinerja
Perusahaan di Bursa Efek Jakarta. JAAI, 12(1): 53-
Castello, M., & Lima, L. 2006. Corporate Social Responsi-
bility and Resource-Based Perspective. Journal of 64.
Business Ethics, 69(2): 111-132. Jensen, M.C. & Meckling, W.H. 1976. Theory of The Firm:
Managerial Behavior, Agency Cost and Owner-
Chapple, W. & Moon, J. 2005. Corporate Social Responsi-
bility (CSR) in Asia: A Seven-Country Study of CSR ship Structure. Journal of Financial Economics 3(4):
305-360.
Situs Site Reporting Chicago, 44(4): 415-442.
Kampf, C. 2007. Corporate Social Responsibility
Choi, J. 1998. An Evaluation of the Voluntary Corporate
Environmental Disclosures: A Korean Evidence. WaltMart, Maersk and the Cultural Bounds of
Representation in Corporate Situs Sites, 12(1): 41-
Social and Environmental Accounting, 18(1): 2-7.
57.
Chung, K.H. & Pruitt, S.W. 1994. A Simple Approxima-
tion of Tobin’s q. Financial Management, 23(3): 70- Kawatu, F.S. 2009. Mekanisme Corporate Governance
terhadap Nilai Perusahaan dengan Kualitas Laba
74.
sebagai Variabel Intervening. Jurnal Keuangan dan
Daniri, M.A. 2005. Good Corporate Governance, Konsep dan Perbankan, 13(3): 405-417.
Penerapannya dalam Konteks Indonesia. Jakata: PT
Kiroyan, N. 2006. Good Corporate Governance (GCG)
RayIndonesia.
dan Corporate Social Responsibility (CSR)
Daniri, M.A. 2009. Penerapan Good Corporate Governance Adakah Kaitan Diantara Keduanya? Economics
bagi Perusahaan Efek. Jakata: Koran Tempo, 17 Business Accounting Review, III: 45-58.
Maret 2009. http://koran.tempo.co/2009/03/18.
Lajili, K. & Zeghal, D. 2006. Market Performance Impacts
Darwin, A. 2006. Akuntabilitas, Kebutuhan, Pelaporan on Human Capital Disclosures. Journal of Account-
dan Pengungkapan CSR bagi Perusahaan di In- ing and Public Policy, 25(2): 171-194.
donesia. IAI-KAM, E-BAR (3): September-Desember.
Leland, H. & Pyle, D.H. 1977. Informational Asymme-
Deegan, C. & Rankin, M. 1996. Do Australian Compa- tries, Financial Structure and Financial Interme-
nies Report Environmental News Objectively? An diation, Journal of Finance, 32(2): 371-387.
Analysis of Environmental Disclosures Firms Pros-
Nasir, M.N.A & Abdullah, S.N. 2004. Voluntary Disclo-
ecuted Successfully by the Environmental Protec-
tion Authority. Accounting Auditing and Account- sure and Corporate Governance among Finan-
cially Distressd Firm in Malaysia, Financially Re-
ability Journal, 9(2): 50-68.
porting, Regulation and Governance, 3(1): 1-39.

| 285 |
Jurnal Keuangan dan Perbankan | KEUANGAN
Vol. 21, No. 2, April 2017: 276– 286

Novita & Djakman, C.D. 2008. Pengaruh Struktur Shleifer, A. & R.W. Vishny. 1997. A Survey of Corporate
Kepemilikan terhadap Luas Pengungkapan Governance. Journal of Finance, 52(2): 737-783.
Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) pada
Laporan Tahunan Perusahaan; Studi Empiris Solihin, I. 2009. Corporate Social Responsibility from Char-
pada Perusahaan Publik yang Tercatat di Bursa ity to Sustainability. Jakarta: Salemba Empat.
Efek Indonesia tahun 2006. Prosiding. Simposium
Soliha, E. & Taswan. 2002. Pengaruh Kebijakan Hutang
Nasional Akuntansi XI, Pontianak, 22 – 25 Juli.
terhadap Nilai Perusahaan serta Beberapa Faktor
Parsa, S. & Kouhy, R. 1994. Disclosure of Social Information yang Memengaruhinya. Jurnal Bisnis dan Ekonomi,
by UK Companies; a Case Study of Legitimacy Theory. 9(2): 149-163.
www.ssrn.com. Diakses tanggal 17 November 2010.
Sucipto. 2003. Penilaian Kinerja Keuangan. FE Universitas
Putri, I.F., & Nasir, M. 2006. Analisis Persamaan Simultan Sumatera Utara.
Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Insti-
Sujono & Soebiantoro, U. 2007. Pengaruh Struktur
tusional, Risiko, Kebijakan Hutang dan Kebijakan
Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Intern dan
Dividen dalam Perspektif Teori Keagenan.
Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan (Studi
Prosiding. Simposium Nasional Akuntansi 9
Empirik pada Perusahaan Manufaktur dan Non
Padang, 23-26 Agustus.
Manufaktur di Bursa Efek Jakarta). Jurnal
Rajgopal, S., Venkatachalam, M., & Jiambalvo, J. 1999. Is Manajemen dan Kewirausahaan, 9(1): 43-47.
Institutional Ownership Associated with Earn-
Suranta, E. & Machfoedz, M. 2003. Analisis Struktur
ings Management and the Extent to which Stock
Kepemilikan, Nilai Perusahaan, Investasi dan
Prices Reflecy Future Earnings? Working Paper.
Ukuran DewanDireksi. Simposium Nasional
8QLYHUVLW\¬RI:DVKLQJWRQ6HDWWOH0D\
Akuntansi VI. Surabaya.
Retno, R.D. & Priantinah, D. 2012. Pengaruh Good Cor-
Thai Institute of Director. ASEAN CG Scorecard 2015. http:/
porate Governance dan Pengungkapan Corporate
/www.thai-iod.co m/en/public ations-
Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan
detail.asp?id=317. Diakses tanggal 8 Januari 2017.
(Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010). Jurnal Triyono, F. & Setyadi, E. J. 2015. Pengaruh Good Corpo-
Nominal, 1(1): 84-103. rate Governance, dan Pengungkapan Corporate
Social Responsibility terhadap Nilai Perusahan
Ridwan, M. & Gunardi, A. 2013. Peran Mekanisme Cor-
pada Perusahaan Property and Real Estate yang
porate Governance sebagai Pemoderasi Praktik
di BEI. Jurnal Kompartemen, XIII(1).
Earning Management terhadap Nilai Perusahaan.
Trikonomika, 12(1): 49–60. Verrecchia, R. E. 1983. Discretionary Disclosure. Journal
of Accounting and Economics, 5(3): 179-194.
Ross, S.A., Westerfield, R. W., & Jordan, B.D. 2001. Funda-
mentals of Corporate Finance, Alternate Fifth Edi- Wahyudin, Z. 2008. Good Corporate Governance pada Badan
tion. Essentials of Corporate Finance. Second Edi- Usaha Manufaktur, dan Jasa Keuangan Lainnya.
tion. The McGraw-Hill Companies, Inc. Bandung: Alfabeta.
Sandra, T.S. & Akhmad, A. 2011. Pengaruh Karakteristik Warsono, S. 2009. Corporate Governance Concept and Model:
Perusahaan terhadap Pengungkapan Sosial (So- Preserving True Organization Welfare. Yogyakarta:
cial Disclosure) pada Perusahaan Manufaktur Center for Good Corporate Governance Fakultas
yang Terdaftar di BEI. Jurnal Ekonomi, 14(1). Ekonomika dan Bisnis UGM.
Sembiring, E.R. 2005. Karakteristik Perusahaan dan
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Studi
Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa
Efek Jakarta. Prosiding Makalah Disampaikan
dalam Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo,
15–16 September.

| 286 |

You might also like