You are on page 1of 10

p-ISSN 2302-514X

e-ISSN 2303-1018
Widanaputra,Widhyadanta dan Ratnadi, Reputasi Perusahaan ... 75

REPUTASI PERUSAHAAN, REPUTASI MANAJEMEN PUNCAK, DAN


PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

Anak Agung Gde Putu Widanaputra1


I Gede Dirga Surya Arya Widhyadanta2
Ni Made Dwi Ratnadi3
1,3
Universitas Udayana, Bali, Indonesia
email: agungwidana@yahoo.co.id
2
Sekolah Tinggi Pariwisata Bali Internasional, Bali, Indonesia
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mendapatkan bukti empiris pengaruh pengungkapan corporate social responsibility
(CSR) dan reputasi manajemen puncak pada reputasi perusahaan. Populasi penelitian adalah perusahaan sektor
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2016. Sampel ditentukan dengan
metode non probability sampling dengan teknik purposive sampling, sehingga diperoleh 116 amatan. Teknik
analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengungkapan CSR
berpengaruh positif terhadap reputasi perusahaan dan reputasi manajemen puncak berpengaruh positif pada
reputasi perusahaan. Semakin luas pengungkapan CSR serta semakin baik reputasi manajemen puncak
menyebabkan reputasi perusahaan semakin baik.

Kata Kunci: Pengungkapan corporate social responsibility, reputasi manajemen puncak, reputasi perusahaan

CORPORATE REPUTATION, TOP MANAGEMENT REPUTATION, AND


CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE
ABSTRACT

This study aims to obtain empirical evidence of the influence of corporate social responsibility disclosure on
the reputation of the company and the influence of top management reputation on the company’s reputation.
The population of this study is the mining sector companies listed in BEI over the period of 2013-2016.
Samples were determined by nonprobability sampling method with purposive sampling technique, obtained
116 observations. The analysis technique used is multiple linear regression. The results of the analysis show
that corporate social responsibility disclosure positively affects the company’s reputation and reputation of
top management positively affects the company’s reputation. The higher the corporate social responsibility
disclosure index the better the company’s reputation, the better the reputation of top management reputation
leads to better corporate reputation.

Keywords: Corporate social responsibility disclosure, top management reputation, corporate reputation
DOI: https://doi.org/10.24843/JIAB.2018.v13.i02.p01

PENDAHULUAN

Reputasi perusahaan merupakan suatu hal yang Para pesaing tidak bisa membuat replikasi faktor-
perlu diperhatikan. Perusahaan bereputasi baik faktor yang unik dan proses kompleks untuk
artinya perusahaan memiliki sumber daya langka dan menghasilkan reputasi, sehingga reputasi dikatakan
berharga, serta merupakan sumber keunggulan daya mempunyai nilai ekonomi bagi perusahaan.
saing untuk mendapatkan above average return Mempertahankan keunggulan relatif, perusahaan
(Barney, 1991). Ruang lingkup reputasi perusahaan memerlukan komitmen dari manajemen perusahaan
sangat luas dan secara potensial dapat menjadi terhadap reputasi perusahaan Stuebs dan Sun (2014).
keunggulan bersaing. Reputasi perusahaan diperoleh Dewasa ini, reputasi perusahaan juga ditentukan
dengan mengintegrasikan beberapa pertimbangan dari perhatian pelaku bisnis terhadap pelaporan
(blends considerations) antara keuangan, manajemen, ekonomi, sosial dan lingkungan (Misani, 2017). Hal
periklanan (advertising), dan hubungan masyarakat ini berarti apabila perusahaan tidak memperhatikan
(public relations) (Maden et al., 2012). isu tentang kerusakan lingkungan dan sosial, akan
76 Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol. 13, No. 2, Juli 2018

mengakibatkan reputasi perusahaan menurun, terutama dirancang dengan motif menghasilkan


sehingga para investor enggan berinvestasi pada keuntungan. Walter (2012) berpendapat bahwa
perusahaan. Keengganan investor melakukan kegiatan CSR dapat menodai citra perusahaan di sisi
investasi menyebabkan perusahaan kehilangan salah karyawan karena beberapa perusahaan meningkatkan
satu sumber pendanaan bagi kegiatan operasional anggaran CSR dengan memotong upah karyawan.
dan kelangsungan hidup perusahaan (Linuwih, 2014). Kayondo et al., (2015) menyatakan bahwa CSR
Kegiatan operasional perusahaan tentunya dengan proksi emisi beracun berpengaruh negatif
membawa dampak bagi kondisi lingkungan, sosial terhadap reputasi perusahaan.
dan ekonomi masyarakat, khususnya di sekitar Selain dengan melakukan kegiatan CSR.
perusahaan beroperasi (Chetty et al., 2015). Hafsi Reputasi manajemen puncak juga merupakan salah
dan Turgut (2012) menyatakan, jika aktivitas satu pembentuk reputasi perusahaan. Manajemen
perusahaan berdampak pada lingkungan eksternal, puncak memiliki tanggung jawab dalam pengambilan
sudah seharusnya ada kebijakan akuntansi yang keputusan dan keberhasilan perusahaan,
melaporkan dampak yang ditimbulkan perusahaan. meningkatkan kinerja serta mempengaruhi pihak
Hal ini disebut dengan corporate social internal maupun luar perusahaan untuk mencapai
responsibility (CSR), yakni suatu bentuk tujuan perusahaan (Hambrick dan Mason 1984;
pertanggungjawaban dan langkah nyata perusahaan Finkelstein 1992). Manajemen puncak yang
dalam memberikan sumbangan kepada masyarakat. bereputasi dapat memberikan sinyal melalui dua cara,
Sebagai wujud kepedulian suatu perusahaan terhadap yaitu dengan memfasilitasi hubungan internal
lingkungan, CSR dapat mempengaruhi penilaian perusahaan dan menjalankan peran simbolik yang
stakeholders terhadap perusahaan tersebut (Stuebs cukup besar (D’Aveni, 1990). Satu perspektif
dan Sun. 2014). Semakin tinggi kepedulian menyatakan bahwa reputasi manajemen puncak dan
perusahaan pada lingkungan disekitar perusahaan, reputasi perusahaan berhubungan positif. Hasil
maka diharapannya terjalin hubungan yang saling penelitian Aini dan Sumiyana (2008) menyatakan
menguntungkan perusahaan dengan para stakeholders. reputasi manajemen puncak dan dewan komisaris
Branco dan Rondrigues (2006) menyatakan dengan proksi latar belakang pendidikan berpengaruh
bahwa CSR memungkinkan perusahaan untuk positif terhadap penilaian investor pada perusahaan
meningkatkan reputasinya dalam persepsi yang melakukan IPO. Certo (2003) menemukan
stakeholders yang luas yang termasuk pelanggan, hubungan yang signifikan antara reputasi dewan
pemasok, pesaing, bank dan investor. Jika program pengurus dan proses pengambilan keputusan yang
CSR dikomunikasikan dengan baik kepada publik, dilakukan para investor. Hasil penelitian Suta (2006)
maka program ini bisa membantu meningkatkan menunjukkan bahwa reputasi manajemen puncak
reputasi dan kredibilitas perusahaan (Carter et al., memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap
2002). Semakin luas pengungkapan CSR perusahaan kinerja pasar. Sedangkan penelitian yang dilakukan
diharapkan dapat memberikan sinyal berupa good oleh Fitri (2008) yang mereplikasi dari penelitian Suta
news kepada investor sehingga dapat meningkatkan (2006) mendapatkan hasil yang berbeda. Fitri (2008)
reputasi perusahaan. Oleh sebab itu, CSR merupakan menemukan bahwa reputasi manajemen puncak
salah satu faktor yang membentuk reputasi perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja
perusahaan.Sejalan dengan penelitian Brammer dan perusahaan dengan proksi return saham.
Millington (2004); Balmer dan Greyser (2003) Beberapa hasil penelitian sebelumnya yang
menyatakan bahwa CSR dan reputasi perusahaan masih bertentangan, dan masih relatif sedikit yang
berhubungan positif. Kegiatan CSR yang dilakukan menguji pengaruh pengungkapan corporate sosial
perusahaan seperti kontribusi amal dan praktek ramah responsibility pada reputasi perusahaan, maka
lingkungan memungkinkan perusahaan untuk penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh
mengimbangi permasalahan bisnis yang merupakan informasi non-akuntansi yaitu reputasi manajemen
hasil dari tindakan yang tidak bertanggung jawab puncak dan pengungkapan CSR pada reputasi
dimasa lalu. Gazzola (2014) menyatakan CSR perusahaan. Reputasi perusahaan diukur dengan
berpengaruh positif terhadap reputasi perusahaan. shareholders return. Di Indonesia, tingkat
Sedangkan, peneliti lain seperti Klein (2000) dan kepedulian investor akan reputasi perusahaan masih
Bartley (2007) berpendapat bahwa kegiatan CSR terbilang rendah. Hal ini dapat dilihat dari mayoritas
tidak terkait dengan reputasi perusahaan. Hal ini investor berorientasi pada investasi jangka pendek
didasarkan pada argumen bahwa kredibilitas (Suta, 2006), sehingga investor tidak peduli dengan
perusahaan tidak dapat ditingkatkan jika inisiatif CSR kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka
Widanaputra,Widhyadanta dan Ratnadi, Reputasi Perusahaan ... 77

panjang. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian dan pengalaman bekerja yang dimiliki manajemen
sebelumnya adalah dalam menentukan proksi puncak berhubungan dengan tingkat inovasi dalam
reputasi menajemen. Penelitian ini menggunakan perusahaan. Reputasi manajemen puncak
analisis faktor untuk menentukan proksi reputasi mempengaruhi legitimasi organisasi dengan dua cara.
manajemen sehingga diperoleh satu proksi reputasi Pertama, reputasi manajemen puncak mempengaruhi
manajemen puncak. hubungan antar organisasi. Dari perspektif institusi,
Teori yang melandasi penelitian ini adalah teori hubungan inimemperluas jaringan kerja organisasi
pensinyalan karena kegiatan tanggung jawab sosial yangmewakili suatu cara penting organisasi
dapat memberikan informasi kepada investor tentang menyesuaikan diri, khususnya tekanan-tekanan
prospek return masa depan yang substansial. normatif dan kognitif (D’Aveni dan Kesner 1993).
Pengungkapan CSR yang sesuai dengan keinginan Kedua, reputasi manajemen puncak menjalani peran
stakeholder dapat diterima sebagai sinyal berupa simbolik yang besar. Dengan dua cara tersebut,
goodnews sehingga perusahaan memiliki prospek reputasi manajemen puncak memberikan suatu
bagus di masa depan dan memastikan terciptannya isyarat mulai dari perusahaan menyesuaikan diri
sustainability development. Perusahaan melakukan dengan lingkungan dan sejak para investo rmampu
pengungkapan corporate social responsibility mengambil kesimpulan dari isyarat-isyarat
dengan harapan dapat meningkatkan reputasi yang kemungkinan yang terjadi.
pada akhirnya akan dapat meningkatan harga saham. Menurut Rao et al., (2012), manajemen puncak
Teori stakeholder juga menyatakan bahwa merupakan penjaga reputasi, dan kemampuan
perusahaan tidak hanya beroperasi untuk kepentingan manajemen puncak diharapkan dapat menjaga
perusahaan sendiri, akan tetapi harus mampu juga reputasi dan menjadi dasar pengukuran kinerja
memberikan suatu manfaat bagi pemangku perusahaan. Selain itu, kemampuan manajemen
kepentingan lainnya (Ghozali dan Chariri, 2007). puncak dalam menjaga reputasi menjadi dasar
Donaldson dan Dunfee (1994) menegaskan bahwa pengukuran kinerja perusahaan. Aini dan Sumiyana
setiap perusahaan diminta untuk menunjukkan (2008), menyatakan bahwa reputasi manajemen
tindakan tanggung jawab kepada semua pemangku puncak yang di proksikan dengan latar belakang
kepentingan, tidak hanya dari dalam perusahaan pendidikan berpengaruh positif pada penilaian
tetapi juga dari luar perusahaan, yang juga termasuk investor. Berdasarkan kajian teoritis dan empiris serta
tanggung jawab terhadap lingkungan. Proporsi ini konsep penelitian yang telah diuraikan sebelumnya,
didukung oleh Marshall (2007) yang menemukan maka dapat dirumuskan hipotesis dari penelitian:
bahwa perusahaan bisa membangun reputasi positif H2: Semakin baik reputasi manajemen puncak
dengan menunjukkan tanggung jawab dalam menyebabkanreputasi perusahaan semakin baik.
pelestarian lingkungan dan sosial. Dalam hal ini,
tanggung jawab sosial perusahaan bisa METODE PENELITIAN
mempromosikan reputasi perusahaan. Dengan
demikian, meningkatnya kualitas dan reputasi yang Penelitian ini menggunakan data kuantitatif
intrinsik terjalin dengan kualitas lingkungan dan berupa data sekunder yang diperoleh di website
tanggung jawab sosial (Galbreath, 2011). Kayondo Bursa Efek Indonesia. Data sekunder pada penelitian
et al., (2015) menyatakan bahwa aktivitas CSR ini bersumber dari laporan keuangan dan laporan
dalam proksi kontribusi amal memiliki pengaruh positif tahunan perusahaan sektor pertambangan yang
terhadap reputasi perusahaan yang diproksikan terdaftar di BEI tahun 2013-2016. Data kualitatif
dengan shareholder return. Berdasarkan kajian dalam penelitian ini adalah profil manajemen puncak
teoritis dan empiris serta konsep penelitian yang telah perusahaan dan pengungkapan CSR oleh perusahaan
diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
hipotesis dari penelitian: Indonesia tahun 2013-2016.
H1: Semakin luas pengungkapan CSR menyebabkan Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan
reputasi perusahaan semakin baik. yang termasuk dalam kelompok sektor pertambangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun
Manajemen puncak yang memiliki reputasi dapat 2013-2016. Sektor pertambangan dipilih karena pada
memberikan sinyal dengan dua cara, yaitu dengan umumnya menghadapi isu-isu sosial yang sulit dalam
memfasilitasi hubungan internal perusahaan dan melakukan operasi, serta masalah lingkungan yang
menjalankan peran simbolik yang cukup besar secara teknis sulit untuk diselesaikan (Dashwood,
(D’Aveni, 1990). Tingkat pendidikan, hubungan sosial, 2013). Pengalaman tentang kerusakan lingkungan
78 Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol. 13, No. 2, Juli 2018

serta dampak eksternalitas sosial yang seringnya pengungkapan berbagai kinerja ekonomi, sosial, dan
bersifat negatif meninggalkan reputasi buruk bagi lingkungan perusahaan dengan tujuan untuk
perusahaan dan dapat menjadi ancaman terhadap meningkatkan kualitas, dan pemanfaatan sustainability
legitimasi perusahaan yang bersangkutan. reporting. Dalam standar GRI-G4 (2013) indikator
Metode penentuan sampel adalah nonprobability kinerja dibagi menjadi tiga komponen utama, yaitu
sampling dengan teknik purposive sampling. ekonomi, lingkungan, dan sosial yang mencakup
Kriteria yang digunakan adalah perusahaan yang praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan bekerja,
melakukan pengungkapan CSR dalam annual hak asasi manusia, masyarakat, tanggung jawab atas
report (laporan tahunan) selama periode 2013-2016, produk dengan total kinerja indikator mencapai 91
terdapat informasi mengenai latar belakang indikator. GRI-G4 dirancang agar dapat diterapkan
pendidikan dan pengalaman kerja manajemen puncak secara universal untuk semua organisasi besar dan
dalam annual report laporan tahunan selama kecil yang ada di seluruh dunia. Pengukuran
periode 2013-2016. Berdasarkan kriteria tersebut dilakukan berdasarkan indeks pengungkapan masing-
diperoleh 116 amatan. masing perusahaan yang dihitung melalui pembagian
Reputasi perusahaan (TSR) adalah suatu antara jumlah pendapatan bersih perusahaan dengan
pandangan stakeholders pada perusahaan yang jumlah item yang diharapkan diungkapkan
dinilai dari baik atau tidaknya hal-hal seperti perusahaan, yang dirumuskan sebagai berikut:
keterbukaan, kualitas dan lainnya (Stueb dan Sun
Xij
2015). Penelitian ini menggunakan shareholders CSRI = X 100% ...................................(2)
Ni
return sebagai proksi reputasi perusahaan, yang
mengukur nilai saham perusahaan dari waktu ke Keterangan:
waktu dan menekankan daya tarik emosional CSRI : Corporate Social Responsibility Indeks
pemegang saham (Gardberg dan Hartwick, 1990). Perusahaan
Black dan Carnes (2000) berpendapat, shareholder Ni : Jumlah kriteria pengungkapan Corporate
return juga mewakili bagian mendasar reputasi. Social Responsibility (CSR) untuk
Shareholdes return menggabungkan apresiasi harga perusahaan i, Ni  91
saham dan dividen yang dibayarkan untuk Xji : Jumlah pengungkapan Corporate Social
menunjukkan total return kepada shareholders. Responsibility (CSR) untuk perusahaan i
Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut: pada akhir periode j. 1 = Jika kriteria
Pit - Pit-1 diungkapkan; 0 = Jika kriteria tidak
TSRit = + Dit…………………….(1) diungkapkan
P it
Keterangan: Reputasi manajemen puncak (REPU)
TSR it : Total shareholders return perusahaan i menunjukkan karakteristik-karakteristik positif dari
periode t manajemen puncak. Makna reputasi dinilai melalui
P it : harga saham perusahaan i pada akhir komponen-komponen yang melekat pada
periode t manajemen puncak (Aini dan Sumiyana, 2008).
P it-1 : harga saham perusahaan i pada akhir periode Komponen-komponen yang diuji adalah latar
t-1 belakang pendidikan, pengalaman bekerja dan jabatan
D it : dividen yang dibayarkan oleh perusahaan i manajemen puncak yang masih dipegang
pada akhir periode t diperusahaan lain seperti penelitian yang dilakukan
Aini dan Sumiyana (2008).
CSR adalah suatu konsep bahwa organisasi Pengukuran terhadap reputasi manajemen
atau perusahaan yang memiliki berbagai bentuk puncak dilakukan menggunakan data sekunder
tanggung jawab terhadap seluruh pemangku berupa laporan keuangan dan laporan tahunan
kepentingan, yang diantaranya adalah konsumen, perusahaan. Variabel pengukurannya adalah 1)
karyawan, pemegang saham, komunitas dan persentase manajemen puncak yang memiliki gelar
lingkungan dalam segala aspek operasional S2 dari perguruan tinggi unggulan, 2) manajemen
perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, puncak yang lulus S2 dari perguruan tinggi luar negeri
dan lingkungan.Pengungkapan CSR (CSRI) diukur diukur menggunakan variabel dummy, dummy 0 =
dengan menggunakan item-item pengungkapan sesuai bukan lulusan luar negeri (dalam negeri) dan dummy
standar Global Reporting Initiative (GRI). Standar 1 = lulusan luar negeri, 3) rata-rata pendidikan tinggi
GRI dipilih karena lebih memfokuskan pada standar yang dimiliki oleh manajemen puncak diukur dengan
Widanaputra,Widhyadanta dan Ratnadi, Reputasi Perusahaan ... 79

skala perangkingan dari 0 sampai 3 (Nilai 0 = tidak memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata
memiliki gelar sarjana, nilai 1 = memiliki gelar S1, variabel terikat berdasarkan nilai variabel bebas yang
nilai 2 = memiliki gelar S2, nilai 3 = memiliki gelar diketahui (Ghozali, 2016). Model regresi berganda
S3), 4) rata-rata jumlah perusahaan yang pernah ditunjukan dalam persamaan sebagai berikut:
dipimpin oleh anggota manajemen puncak, TSR = α + β1CSRI + β2REPU + β3SIZE + .......(3)
5) persentanse manajemen puncak yang pernah Keterangan:
menjadi manajemen puncak sebelumnya, 6) jumlah TSR = Reputasi Perusahaan
manajemen puncak yang menjabat sebagai α = Konstanta
manajemen puncak di perusahaan lain, 7) rata-rata β1-β3 = Koefisien Regresi
jumlah perusahaan yang dipegang oleh manajemen CSRI = Corporate Social Responsibility Indeks
puncak, dan 8) persentase jumlah manajemen REPU = Reputasi Manajemen Puncak
puncak yang menjabat sebagai manajemen puncak SIZE = UkuranPerusahaan
di perusahaan lain. Delapan pengukuran tersebut  = Standar Error
akan dianalisis dengan analisis faktor untuk
mendapatkan satu faktor yang dapat digunakan Uji kelayakan model (Uji Goodness of Fit)
sebagai proksi reputasi manajemen puncak. digunakan sebagai pengukur ketepatan regresi
Variabel kontrol pada penelitian ini adalah Ukuran sampel dalam menaksir nilai aktual. Secara statistik
Perusahaan (SIZE) karena ada kemungkinan terdapat uji kelayakan model dapat dilakukan melalui
perbedaan antara perusahaan yang ukurannya besar pengukuran nilai koefisien determinasi yakni nilai
dan perusahaan yang ukurannya kecil. Ukuran statistik F (Ghozali, 2016).
perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan total
aktiva akhir tahun. Agar besaran total aktiva tidak HASIL DAN PEMBAHASAN
jauh berbeda, maka digunakan nilai Log total aktiva.
Teknik analisis data yang digunakan adalah Statistik deskriptif dapat mendeskripsikan data-
regresi linear berganda. Sebelum dianalisis, data diuji data dari masing-masing variabel yang digunakan
dengan uji asumsi klasik. Analisis regresi linier dalam konsep penelitian. Tabel 1 menunjukan statistik
berganda adalah alat analisis yang berguna untuk deskriptif dari variabel – variabel yang digunakan
memperoleh gambaran mengenai pengaruh variabel dalam penelitian ini.
bebas pada variabel terikat dan bertujuan untuk
Tabel 1.
Hasil Statistik Deskriptif Variabel
N Nilai Nilai Nilai Deviasi
Minimum Maximum Rata-rata Standar
Reputasi Perusahaan 116 - 0,930 1,430 - 0,020 0,510
(TSR)
Pengungkapan CSR 116 0,400 0,800 0,580 0,080
(CSRI)
Reputasi Manajemen 116 0,000 1,000 0,380 0,340
Puncak (REPU)
Ukuran Perusahaan (SIZE) 116 25,760 32,100 29,180 1,460
Sumber: Data diolah, 2017

Reputasi perusahaan memiliki nilai terendah - lebih kecil daripada mean, berarti bahwa CSRI
0,930 nilai maksimum 1,430 mean -0,020, dan deviasi memiliki fluktuasi yang kecil. Nilai mean sebesar 0,580
standar 0,510. Hasil ini menunjukkan deviasi standar atau (58 persen) menunjukkan secara rata-rata
lebih besar daripada mean, berarti bahwa reputasi perusahaan pertambangan sudah mengungkapkan
perusahaan memiliki fluktuasi yang besar. Nilai mean indikator sebesar 53 dari total 91 indikator yang harus
sebesar -0,020 atau (-2 persen) menunjukkan secara diungkapkan dalam GRI G4.
rata-rata perusahaan pertambangan mengalami Reputasi Manajemen Puncak memiliki nilai
penurunan harga saham periode 2013-2016. terendah 0,000, nilai maksimum 1, mean 0,380, dan
Pengungkapan CSR memiliki nilai terendah deviasi standar 0,340. Hasil ini menunjukkan bahwa
0,400, nilai maksimum 0,800, mean 0,580, dan deviasi nilai deviasi standar lebih kecil daripada nilai mean,
standar 0,080. Hasil ini menunjukkan deviasi standar berarti bahwa reputasi manajemen puncak memiliki
80 Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol. 13, No. 2, Juli 2018

fluktuasi yang kecil. Nilai rata-rata sebesar 0,380 Berdasarkan hasil analisis faktor dari delapan
atau (38 persen) menunjukkan secara rata-rata variabel yang diproksikan sebagai indikator reputasi
manajemen puncak yang menjadi manajemen puncak manajemen puncak,hanya tiga variabel yang valid
di perusahaan lain sedikit. membentuknya, yaitu Jumlah manajemen puncak
Ukuran Perusahaan memiliki nilai terendah yang menjabat sebagai manajemen puncak
25,780, nilai maksimum 32,100, mean 29,180, dan diperusahaan lain (REPU6), rata-rata jumlah
deviasi standar 1,460. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaanyang dipegang oleh manajemen puncak
nilai deviasi standar lebih kecil daripada nilai mean, (REPU7) dan persentase jumlah manajemen puncak
berarti bahwa ukuran perusahaan memiliki fluktuasi yang menjabat sebagai manajemen puncak
yang kecil. Nilai rata-rata sebesar 29,180 diperusahaan lain (REPU8). Ringkasan komponen
menunjukkan secara rata-rata total aktiva perusahaan analisis faktor disajikan pada Tabel 2.
pertambangan sebesar Rp 4.715.791.666.945,00.
Tabel 2.
Ringkasan Analisis Komponen Faktor
Variabel Indikator Anti Image Communalities LoadingFaktor
REPU6 0,699 0,908 0,953
REPU7 0,881 0,830 0,911
REPU8 0,676 0,924 0,961
Sumber: Data diolah, 2017

Berdasarkan Tabel 2 dapat dijelaskan bahwa Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji
variabel persentase jumlah manajemen puncak yang apakah dalam model regresi ditemukan korelasi antar
menjabat sebagai manajemen puncak di perusahaan variabel bebas (Ghozali, 2016). Model Regresi yang
lain (REPU8) adalah variabel yang paling besar baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
kontribusinya terhadap reputasi manajemen puncak. independen. Menurut Ghozali (2016) nilai cut off yang
Oleh karena itu variabel yang selanjutnya digunakan umumnya dipakai untuk menunjukkan adanya
untuk proksi reputasi manajemen puncak dalam multikolinearitas adalah nilai tolerance dibawah 0,10
penelitian ini adalah persentase jumlah manajemen atau sama dengan variance inflation factor (VIF)
puncak menduduki jabatan yang sama di perusahaan di atas 10. Hasil uji Multikolinearitas menunjukkan
lain (REPU8). bahwa nilai VIF diatas 10.
Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu Analisis regresi digunakan untuk mengetahui ada
dilakukan uji asumsi klasik.Hasil uji normalitas tidaknya pengaruh variabel independen pada variabel
menunjukkan nilai residual (Kolmogorov-Smirnov Z) dependennya. Model regresi linear dapat dibentuk
dengan tingkat signifikansi 0,656. Angka ini lebih dengan melihat nilai koefisien regresi (â) masing-
besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa masing variabel independen. Tabel 3 menunjukkan
data berdistribusi normal atau memenuhi asumsi koefisien regresi dan tingkat signifikansi masing-
normalitas. masing variabel.

Tabel 3.
Hasil Analisis Regresi Berganda
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) -4,115 1,025 -4,014 0,000
CSRI 2,979 0,526 0,481 5,659 0,000*
REPU 0,260 0,124 0,175 2,086 0,039*
SIZE 0,077 0,031 0,218 2,522 0,013*
Adjusted R2 0,236
F 12,8560,000
Sumber: Data diolah, 2017
Widanaputra,Widhyadanta dan Ratnadi, Reputasi Perusahaan ... 81

Berdasarkan Tabel 3, maka dapat dibentuk pengungkapan CSR menyebabkan reputasi


persamaan regresi seperti berikut ini perusahaan semakin meningkat. Hasil ini sejalan
TSR= -4,115 + 2,979 CSRI + 0,260 REPU + 0,077 dengan teori sinyal yang menyatakan bahwa pihak
SIZE +  eksekutif perusahaan yang memiliki informasi lebih
Nilai konstanta sebesar -4,115 artinya reputasi baik mengenai perusahaannya akan terdorong untuk
perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI menyampaikan informasi tersebut kepada calon
tahun 2013-2016 akan bernilai negatif 4,115 jika investor dimana perusahaan dapat meningkatkan nilai
perusahaan-perusahaan tersebut tidak ada perusahaan melalui pelaporannya dengan
pengungkapan CSR (CSRI=0), tidak ada reputasi mengirimkan sinyal melalui laporan tahunannya
manajemen puncak (REPU=0), dan ukuran (Leland dan Pyle dalam Scott, 2012:475).
perusahaan (SIZE=0). CSRI mempunyai koefisien Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain
regresi sebesar 2,979 yang berarti bahwa setiap yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih
peningkatan 1 persen indeks CSR berdasarkan baik daripada perusahaan lain. Corporate social
indikator GRI (dengan asusmsi bahwa nilai koefisien responsibility disclosure dapat digunakan
CSRI tetap atau tidak berubah) maka akan manajemen untuk menunjukkan kepada pemegang
meningkatkan reputasi perusahaan. saham atau para investor bahwa perusahaan lebih
REPU mempunyai koefisien regresi 0,260 yang baik dari perusahaan lain karena bertanggung jawab
memiliki arti setiap peningkatan reputasi manajemen terhadap seluruh dampak dari aktivitas perusahan.
menyebabkan reputasi perusahaan meningkat. SIZE Tanggung jawab sosial perusahaan memberikan
mempunyai koefisien regresi 0,077 yang memiliki arti informasi kepada investor tentang return masa
setiap peningkatan ukuran perusahaan menyebabkan depan. Tanggung jawab sosial perusahaan yang
reputasi perusahaan meningkat (dengan asumsi sesuai dengan harapan stakeholder dapat diterima
bahwa nilai koefisien variabel lain tetap atau tidak sebagai sinyal positif.
berubah). Teori stakeholders menyatakan bahwa
Koefisien determinasi (R 2 ) mengukur perusahaanakan secara sukarela mengungkapkan
kemampuan model dalam menjelaskan variasi informasi kinerja lingkungan, sosial, dan intelektual,
variabel dependen. Hasil pengujian pada Tabel 3 melebihi permintaan wajibnya untuk memenuhi
menunjukkan nilai Adjusted R2 adalah sebesar 0,236 ekspektasi sesungguhnya atau yang diakui oleh
atau 23,6 persen. Angka ini menunjukkan bahwa stakeholders. Perusahaan dituntut peka dengan
sebesar 23,6 persen variabilitas reputasi perusahaan kecenderungan investor saat ini yang akan
dipengaruhi oleh luas pengungkapan CSR, dan berinvestasi pada perusahaan dengan etika bisnis
reputasi manajemen puncak serta ukuran perusahaan. yang baik, peduli terhadap dampak lingkungan dan
Sisanya sebesar 76,4 persen variabilitas reputasi memiliki tanggung jawab sosial perusahaan terhadap
perusahaan dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak stakeholder-nya dan CSR dapat memfasilitasi
dimasukkan dalam model penelitian. kebutuhan stakeholder terhadap informasi sosial
Hasil uji t menunjukkan bahwa pengungkapan tersebut (Lindawati dan Puspita, 2015). Tujuan
CSR (CSRI) berpengaruh positif signifikan pada utamanya adalah membantu manajer perusahaan
reputasi perusahaan dengan koefisien regresi positif untuk mengerti lingkungan stakeholders dan
sebesar 2,979 dengan tingkat signifikansi 0,000 lebih melakukan pengelolaan dengan lebih efektif diantara
kecil dari α (5 persen). Hasil pengujian menunjukkan keberadaan hubungan-hubungan dilingkungan
variabel reputasi manajemen puncak (REPU) perusahaan mereka serta menolong manajer
memiliki koefisien regresi positif sebesar 0,260 dengan perusahaan dalam meningkatkan nilai dari dampak
tingkat signifikansi 0,039 lebih kecil dari α (5 persen). aktivitas-aktivitas mereka dan meminimalkan
Hasil pengujian variabel kontrol ukuran perusahaan kerugian bagi stakeholders.
menunjukkan bahwa koefisien regresi positif 0,077 Perusahaan tidak hanya beroperasi untuk
dengan tingkat signifikansi 0,013 lebih kecil dari α (5 kepentingan sendiri, perusahaan juga harus mampu
persen). Ketiga variabel tersebut, pengungkapan memberikan manfaat bagi pemangku kepentingan
CSR memiliki pengaruh terbesar pada reputasi lainnya (Ghozali dan Chariri, 2007). Donaldson dan
perusahaan. Dunfee (1994) menegaskan bahwa setiap
Berdasarkan hasil analisis tiap-tiap pengujian perusahaan diminta untuk menunjukkan tindakan
hipotesis, diperoleh hasil pengungkapan CSR tanggung jawab kepada semua pemangku
berpengaruh positif pada reputasi perusahaan, maka kepentingan, tidak hanya dari dalam perusahaan
H 1 diterima. Hal ini berarti semakin luas tetapi juga dari luar perusahaan, yang juga termasuk
82 Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol. 13, No. 2, Juli 2018

tanggung jawab terhadap lingkungan. Proporsi ini teladan tersebut, Alsop (2004) menjelaskan bahwa
didukung oleh penelitian dari Mishra dan Suar (2015) seorang manajemen puncak dapat menjadi penyumbang
yang menemukan bahwa perusahaan bisa tenaga, pikiran, dan dana bagi kegiatan-kegiatan
membangun reputasi positif dengan menunjukkan sosial di sekitarnya. Dengan adanya panutan, para
tanggung jawab dalam pelestarian lingkungan dan stakeholder perusahaan akan memiliki persepsi
sosial. Dalam hal ini, tanggung jawab sosial positif terhadap perusahaan tersebut, yang pada
perusahaan bisa mempromosikan reputasi perusahaan. akhirnya akan meningkatkan kinerja dan reputasi
Hasil penelitian ini memberikan dukungan perusahaan.
terhadap hasil penelitian yang dilakukan (Brammer Manajemen puncak merupakan tingkatan
dan Millington, 2004; Balmer dan Greyser, 2003) tertinggi dalam manajemen yang memiliki tanggung
sebagai kegiatan CSR seperti kontribusi amal dan jawab dalam pengambilan keputusan dan
praktek ramah lingkungan memungkinkan keberhasilan perusahaan, meningkatkan kinerja serta
perusahaan untuk mengimbangi permasalahan bisnis mempengaruhi pihak internal maupun luar
yang merupakan hasil dari tindakan yang tidak perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan
bertanggung jawab dimasa lalu. Gazzola (2014) (Hambrick dan Mason 1984; Finkelstein 1992). Hasil
menyatakan CSR berpengaruh signifikan positif penelitian ini memberikan dukungan terhadap hasil
terhadap reputasi perusahaan. Meningkatnya kualitas penelitian yang dilakukan Rao et. al., (2012); Attig
dan reputasi yang intrinsik terjalin dengan kualitas et. al.,(2013); dan Bridoux dan Stoelhorst (2014),
lingkungan dan tanggung jawab sosial (Galbreath, manajemen puncak merupakan penjaga reputasi, dan
2011). Kayondo, Kyungho dan Hyunwoo (2015) kemampuan manajemen puncak diharapkan dapat
menyatakan bahwa aktivitas CSR dalam proksi menjaga reputasi dan menjadi dasar pengukuran
kontribusi amal berpengaruh positif terhadap reputasi kinerja perusahaan. Aini dan Sumiyana (2008),
perusahaan yang diproksikan dengan shareholder menyatakan bahwa reputasi manajemen puncak
return. yang di proksikan dengan latarbelakang pendidikan
Hipotesis kedua (H 2) menunjukkan bahwa berpengaruh positif pada penilaian investor.
reputasi manajemen puncak berpengaruh positif pada Hasil pengujian variabel kontrol menunjukkan
reputasi perusahaan atau dengan kata lain H 2 ukuran perusahaan berpengaruh positif pada reputasi
diterima. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi reputasi perusahaan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
manajemen puncak yang dimiliki perusahaan maka reputasi manajemen puncak dan pengungkapan CSR,
semakin tinggi reputasi perusahaan. Manajemen disebabkan karena ukuran perusahaan dalam
puncak yang memiliki reputasi dapat memberikan penelitian ini besarnya total aktiva yang dimiliki
sinyal kepada investor dengan dua cara, yaitu dengan perusahaan. Hal ini dapat dilihat bahwa perusahaan
memfasilitasi hubungan internal perusahaan dan besar cenderung memiliki kondisi yang lebih stabil
menjalankan peran simbolik yang besar (D’Aveni, daripada perusahaan kecil. Kondisi perusahaan yang
1990) Gardberg dan Hartwick (1990), menegaskan stabil dapat menyebabkan naiknya harga saham
bahwa pendidikan, pengalaman bekerja, hubungan perusahaan di pasar modal. Permintaan saham yang
sosial yang dimiliki manajemen puncak berhubungan meningkat menunjukkan bahwa perusahaan dianggap
dengan tingkat inovasi perusahaan. Hal tersebut memiliki “nilai” yang lebih besar. Hasil analisis ini
menunjukkan bahwa social capital theory dan menunjukkan jika investor mempunyai kepercayaan
human capital theory yang dimiliki oleh manajemen bahwa perusahaan yang asetnya besar dan
puncak dapat mempengaruhi tingkat kesuksesan mengungkapkan CSR serta manajemen puncang
suatu perusahaan sehingga dapat membentuk memiliki reputasi baik akan mampu memperoleh
reputasi perusahaan. keuntungan yang besar. Disamping itu, juga
Pemimpin perusahaan yang memiliki kharisma memberikan imbal balik yang besar dibandingkan
tinggi dan berpandangan jauh ke depan akan dengan perusahaan yang assetnya kecil. Hasil
mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
reputasi perusahaan (Bode dan Rogan, 2015). Oleh oleh Acheampong, Agalega dan Shibu (2014), Arslan,
karena itu, terkadang visi perusahaan sangaterat dan Zaman (2014).
kaitannya dengan kepribadian manajemen puncak.
Seorang pemimpin perusahaan juga diharapkan dapat SIMPULAN
menjadi contoh warga negara teladan sehingga dapat
memberikan reputasi positif bagi perusahaan. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulan
Sebagai salah satu jalan untuk menjadi contoh warga bahwa pengungkapan corporate social responsibility
Widanaputra,Widhyadanta dan Ratnadi, Reputasi Perusahaan ... 83

bepengaruh positif pada reputasi perusahaan. Hasil Barney, J. B. (1991). Firm Resources and Sustainable
penelitian menunjukkan semakin tinggi indeks Competitive Advantage. Journal of Management,
pengungkapan corporate social responsibility 17, 99.
menyebabkan reputasi perusahaan semakin meningkat. Bartley, T. (2007). Institutional emergence in aneera
Reputasi manajemen puncak berpengaruh positif pada of globalization:The rise of transnational
reputasi perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan privaterregulation of labor anddenvironmental
semakin baik reputasi manajemen puncak menyebabkan conditions. American Journal of Sociology,
reputasi perusahaan semakin meningkat. 113, 297.
Keterbatasan penelitian ini adalah sampel yang Black, E. L., Carnes, T. A., & Richardson, V.J.
digunakan terbatas pada kelompok perusahaan sektor (2000). The market valuation of corporate
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek reputation. Corporate Reputation Review, 31(1),
Indonesia sehingga belum mampu merepresentasikan 31-42.
semua perusahaan yang ada. Penelitian selanjutnya Bode, C., Singh, J., & Rogan, M. (2015). Corporate
disarankan untuk memperluas sampel penelitian ini Social Initiatives and Employee Retention.
untuk menggambarkan reputasi perusahaan yang Organization Science, 26(6), 1702–1720.
ada di Indonesia. Menentukan Indeks pengungkapan Brammer, S. & Millington, A. (2004). The
corporate social responsibility dengan mencari development of corporate charitable contributions
konten pengungkapan cenderung bersifat subjektif inNthe UK: A stakeholdersanalysis. Journal of
sehingga memungkinkan terlewatinya item-item Management studies, 41,1411.
tertentu yang sebenarnya diungkapkan oleh Branco, M. & Rodrigues, L. C. (2006). Corporate
perusahaan. Saran bagi regulator, hendaknya ada Social Responsibility and Resource based
organisasi pembuat indeks pengungkapan untuk Perspectives. Journal of Business Ethic, 69, 111.
perusahaan publik di Indonesia. Bridoux, F., & Stoelhorst, J. W. (2014).
Microfoundations for stakeholder theory:
REFERENSII Managing stakeholders with heterogeneous
motives. Strategic Management Journal,
Acheampong, P., Agalega, E., & Shibu, A.,K. (2014). 35(1),107–125.
TheaEffectaofiFinancial Leverage and Market Carter, D. A., SSimkins, B. J., & Simpson, W. G. (2002).
Size on Stock Returns on the Ghana Stock CorporateeGovernance, Board Diversity and
Exchange: Evidenceafrom SelectedsStocks in eFirm Value. Financial Review, 38. 33.
themManufacturing Sector.aInternational Certo, S. T. (2003). InfluencingiInitial Public Offering
Journal of Financial Research. 5(1).125-135 Investorsswith Prestige: Signaling with Board
Aini, R & Sumiyana. (2008). Pengaruh Reputasi Structures. Academy o f Management Review,
Manajemen Puncak dan Dewan Komisaris 28, 432.
Terhadap Penilaian Investor pada Perusahaan Chetty, S., Naidoo, R., & Seetharam, Y. (2015). The
yang melakukan IPO. Jurnal Akuntansi dan Impact of Corporate Social Responsibility on
Keuangan Indonesia. Firms’ Financial Performance in Shouth
Alsop, R. (2004). Corporate areputation: Africa.Contemporary Economics, 2(9),193-
Anythingabutssuperficial-the deep but fragile 214.
nature of corporate reputation. Journal of D’Aveni, R. A. (1990). TopsManagerial Prestige
Business Strategy. 25, 21-29. andsOrganizational Bankruptcy. Organization
Arslan, M., & Zaman, R. (2014). Impact of Dividend Science, 1.
Yield and Price Earnings Ratio on Stock Return. D’Aveni,s R.sA.s & aI.aF.s Kesner. (1993). Top
Journal of Finance and Accounting, 5,68. Managerial Prestige, Powersand Tenders Offers
Attig, N., El Ghoul, S., Guedhami, O., & Suh, J.
Response: As Study of Elites Sociall Networks
(2013). Corporate Social Responsibility and
Credit Ratings. Journal of Business Ethics, and Target a Firm Cooperation a During a Take
117(4), 679–694. overs. Organization Science, 4.
Balmer, J. M. T., & Greyser, S. A. (2003). Revealing Dashwood, H S. (2013). Sustainable Developmentsand
the corporation: Perspectives on identity, image, Industry Self-Regulation Developments in the
reputation, corporate branding, and corporatee- Global Mining Sector. Business and Society,
level marketing. European Journal of Marketing, 43,551-582.
37, 1142.
84 Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol. 13, No. 2, Juli 2018

Donaldson, T. & Dunfee, T. W. (1994). Toward a Lindawati, A. S. L, & Puspita, M. C. (2015) Corporate
UnifiedaConceptionsof Businesss Ethics: Social Responsibility: Implikasi Stakeholder dan
Integrated Social Contract Theory. Academy of Legitimacy Gap Dalam Peningkatan Kinerja
Manage-ment Review, 19. 252. Perusahaan. Jurnal Akuntansi Multiparadigma,
Finkelstein,sS. & Hambrick, D.C. (1996). 6(1), 157-174.
StrategicaLeadership: Top Executives Maden, C. B., Arikan, E., Telci, E. E., & Kantur, D.
an daTh ei r s Ef f e ct s aon s Orga ni z a t i on s . (2012). Linking corporate social responsibility
Minneapolis/St. Paul: West Publishing Co. to corporate reputation: a study on understanding
Fitri. (2008). Pengaruh Variabel-VariabelaPembentuk behavioral consequences. Procedia - Social
ReputasiaPerusahaan Terhadap Kinerja and Behavioral Sciences, 58. 655-664
Perusahaan. Fak. Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Marshall, J. (2007). The Gendering of Leadership in
Universitas Indonesia. Corporate Social Responsibility. Journal of
Galbreath, J. (2011). Are There Gender Organizational Change Management, 20,
relatediInfluences on Corporate Sustainability? 165–181.
A Study of WomannonnBoards ofdDirectors. Misani, N.. (2017).The Organizational Outcomes of
Journal of Management & Organization, Corporate Social Responsibility: A Review of
17(1). 17–38. the Literatur. Electronic copy available at:
Gardberg, M. E. & Hartwick, J. (1990).The effects https://ssrn.com/abstract=2968787
of advertiser reputation and extremity of Mishra, S., &Suar, D. (2010). Does Corporate Social
advertising claims on advertising effectiveness. Responsibiliy Influence Firm Performance of
Journal of Consumer Research, 17(2), 172-179. Indian Companies? Journal of Business
Gazzola, P. (2014). Corporate Social Responsibility Ethics. 95 (8), 571-601.
and Companies’ Reputation. Network Intelligence Rao, K. Kathy, Tilt, Carol, A., & Lester, Laurence,
Studies, 1. H. (2012). Corporate governance and
Ghozali & Chariri, (2007). Teori Akuntansi. environmental reporting: an Australian study.
Semarang: Badan Penerbit Undip. Corporate Governance. 12(2),143-163
Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis Randika Bagus L. & Widi Nugrahanti. Perbedaan
Multivariate dengan Program IBM SPSS 20. Reaksi Pasar Pada Perusahaan Pemenang
Semarang : UNDIP. Indonesia Sustainability Reporting Award
Hafsi, T. & Turgut, G. (2012). Boardroom Diversity (ISRA). (Studi Pada Perusahaan Pemenang
and Its Effect Social Performance: Conceptuali- ISRA Periode 2009-2011), 15 (1), 41-60
zation and Empirical Evidence. Journal Scott, William R. (2012). Financial Accounting
Business Ethics, 112(3), 463–479. Theory. Sixth Edition Canada: Pearson Prentice
Hambrick, D. C. & Mason, P.A.(1984). Upper Hall.
Echelons: The Organization as a Reflection ofits Stuebs, M. T., & Sun, L. (2014). Corporate Social
Top Managers. Academy of Management Responsibility and Firm Reputation. Available
Review, 9. 193-206. at SSRN: https://ssrn.com/abstract=1863343
Kayondo, D., Mukasa, Kim, K., & Lim, H. (2015). Suta, I. P. G. A. (2006). Kinerja Pasar Perusahaan
How Do Corporate Social Responsibility Publik di Indonesia: suatu analisis reputasi
Activities Influence Corporate Reputation? perusahaan. Yayasan Sad Satria Bhakti.
Evidence From Korean Firms. The Jurnal of Walter, B. L. (2012). Does corporate social
Applied Business Research, 31(2), 11-32 responsibility really contributeato reputation?
Klein, N. (2000) .No logo: Taking aim at the brand http://blwalter. com/wp-content/uploads/2012/11/
bullies. Vintage Cananda. 2012-10-19-IRMC-Presentation_BLWalter

You might also like