You are on page 1of 12

Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/index.

php/akuntansi-bisnis/ Jurnal Akuntansi Bisnis


DOI: http://dx.doi.org/10.30813/jab.v13i2.2207
Vol.13 (No.2 ) : Hal.66-77 Th. 2020
Hasil Penelitian ISSN: 1979-360X
E-ISSN: 2598-6767

PENERAPAN GCG DAN DAMPAKNYA PADA CSR


(PERUSAHAAN PEMENANG IICG – ASEAN CG SCORECARD)
Ririn Breliastiti1)*, Sucinda Putri2) dan Silwy Valentina3)
1,2,3)
Program Studi Akuntansi, Universitas Bunda Mulia
Corresponding author: rbreliastiti@bundamulia.ac.id

Diterima 14 Juli 2020 / Disetujui 31 Agustus 2020

ABSTRACK: Indonesia is ranked among the lowest in corporate governance in Southeast Asia. The better the
application of CG is expected to be the better the company's CSR disclosure. In the digital age, a company's
website is one source of information that can be used by companies to report and disclose CSR activities. This
study aims to obtain empirical evidence regarding whether the implementation of GCG will impact the
company's ability to disclose its CSR activities on the official website. This research is a comparative causal
study, which the independent variable (X) is GCG and the dependent variable (Y) is CSR. Information on the
company's annual financial statements is obtained from www.idx.co.id, while data on award-winning companies
provided by IICG were obtained from SWA Magazine. The results of the study show that GCG has not been
proven to have an impact on the disclosure of CSR activities on the website. Indications are that the organs in
GCG function more to protect the interests of shareholders. In the realm of CSR, the role of this GCG organ has
not been specifically regulated. CSR is an embodiment of GCG principles, namely responsibility and
transparency of information. Companies that are committed to carrying out CG properly and consistently
should realize these principles in CSR activities and report/ disclose these CSR activities through the official
website. Companies that have been awarded as Indonesia Most Trusted Companies should be an example or
benchmark for other companies. For this reason, seriousness, seriousness and commitment are needed,
especially from the Chief Executive Officer (CEO) in running GCG.

Keywords: GCG, CSR, IICG, website

ABSTRAK : Indonesia termasuk ke dalam peringkat terbawah dalam tata kelola perusahaan di Asia Tenggara.
Semakin baik penerapan CG diharapkan akan semakin baik pula pengungkapan CSR perusahaan. Dalam era
digital, situs web perusahaan adalah salah satu sumber informasi yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk
melaporkan dan mengungkapkan kegiatan-kegiatan CSR. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti
empiris mengenai apakah penerapan GCG akan berdampak pada kemampuan perusahaan untuk
mengungkapkan kegiatan CSR nya di situs web resmi. Penelitian ini merupakan penelitian kausal, dimana
Variabel independen (X) adalah GCG dan variabel dependen (Y) adalah CSR. Informasi mengenai laporan
tahunan keuangan perusahaan diperoleh dari www.idx.co.id, sedangkan data mengenai perusahaan pemenang
award yang diberikan oleh IICG diperoleh dari Majalah SWA. Hasil penelitian memberikan hasil bahwa GCG
terbukti belum memberikan dampak bagi pengungkapan kegiatan CSR di situs web. Diperoleh indikasi bahwa
organ-organ dalam GCG lebih banyak berfungsi untuk mengamankan kepentingan para shareholders. Dalam
ranah CSR, peran organ GCG ini belum diatur secara spesifik. CSR merupakan perwujudan dari prinsip GCG
yaitu tanggung jawab (responsibility) dan keterbukaan informasi (transparency). Perusahaan yang memiliki
komitmen untuk menjalankan CG secara baik dan konsisten sudah sepatutnya merealisasikan prinsip tersebut
dalam kegiatan-kegiatan CSR dan melaporkan/ mengungkapkan kegiatan CSR tersebut melalui situs web resmi.
Perusahaan yang telah mendapatkan penghargaan (award) sebagai Indonesia Most Trusted Companies
seharusnya dapat menjadi contoh atau benchmark bagi perusahaan yang lain. Untuk itu, diperlukan
kesungguhan, keseriusan dan komitmen, terutama dari Chief Executive Officer (CEO) dalam menjalankan
GCG.

Kata Kunci: GCG, CSR, IICG, situs web.

66
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/index.php/akuntansi-bisnis/ Jurnal Akuntansi Bisnis
DOI: http://dx.doi.org/10.30813/jab.v13i2.2207
Vol.13 (No.2 ) : Hal.66-77 Th. 2020
Hasil Penelitian ISSN: 1979-360X
E-ISSN: 2598-6767

Pendahuluan memiliki skor Indeks Persepsi Korupsi


Latar Belakang (Corruption Perception Index - CPI) sebesar
34 yang menduduki peringkat 107 dari 175
Tata kelola perusahaan (Corporate
negara di dunia. Masih terdapat tanggung
Governance - CG) adalah salah satu topik di
jawab penting bagi pemerintah agar terbentuk
bidang organisasi yang paling dicari dan
kultur tata kelola yang baik pada setiap
menjadi fokus penelitian oleh para peneliti,
perusahaan (Effendi, 2016). Laporan tahunan
pelaku bisnis dan pembuat kebijakan (Dalton
merupakan salah satu bentuk dari laporan
et al., 2007; Hambrick et al., 2008). Beberapa
pertanggungjawaban perusahaan. Laporan
studi yang telah dilakukan pada CG mengacu
tahunan yang didukung GCG akan
pada mekanisme, proses, praktik dan aturan
meningkatkan transparansi dan akuntabilitas
yang dengannya perusahaan dipantau,
publik, yang pada gilirannya akan
dikendalikan dan diarahkan. CG, pada
meningkatkan kepercayaan investor.
dasarnya melibatkan keseimbangan
Meningkatnya kepercayaan investor, pada
kepentingan berbagai pemangku kepentingan
akhirnya dapat mendongkrak investasi baik
suatu perusahaan. Para pemangku
dari investor dalam negeri maupun investor
kepentingan terdiri dari pemegang saham,
asing melalui beragam produk pasar modal di
karyawan, manajemen, pemasok, pelanggan,
Indonesia maupun melalui investasi langsung.
kreditor, pemerintah, dan masyarakat. Karena
dalam perusahaan CG hampir meliputi setiap GCG adalah prinsip yang mengarahkan
ruang lingkup manajemen, maka CG dapat dan mengendalikan perusahaan agar
memainkan peran penting dalam hal mencapai keseimbangan antara kekuatan serta
tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate kewenangan perusahaan dalam memberikan
Social Responsibility - CSR). pertanggung jawabannya kepada para
pemegang saham. IICG (The Indonesian
CSR adalah proses pengamanan yang
Institute for Corporate Governance)
melibatkan upaya yang diambil oleh
mendefinisikan pengertian mengenai CG
perusahaan untuk bertindak secara
sebagai sistem dan proses yang digunakan
bertanggung jawab terhadap masyarakat.
oleh organ-organ perusahaan sebagai upaya
Kebijakan CSR berfungsi sebagai mekanisme
untuk memberikan nilai tambah perusahaan
pengawasan di mana bisnis menampilkan dan
secara berkesinambungan dalam jangka
menjamin kepatuhan mereka yang kuat
panjang. Penerapan CG merupakan salah satu
terhadap hukum dan standar etika. "CSR"
langkah penting bagi perusahaan untuk
adalah istilah yang menjadi populer di tahun
meningkatkan dan memaksimalkan nilai
1960-an dan terus digunakan secara luas
perusahaan, mendorong pengelolaan
dalam cakupan tanggung jawab moral dan
perusahaan yang profesional, transparan dan
hukum (De George, 2011).
efisien dengan cara meningkatkan prinsip
Tata kelola perusahaaan yang baik keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya,
(Good Corporate Governance - GCG) hingga bertanggung jawab dan adil sehingga dapat
saat ini terus dikembangkan oleh pemerintah memenuhi kewajiban secara baik (Effendi,
agar dapat diterapkan oleh dunia usaha. 2016). Penerapan GCG dalam perusahaan
Konsep ini dianggap sangat penting agar tidak lepas dari peran organ-organ yang
perusahaan di Indonesia dapat kuat dalam terdapat di dalamnya, meliputi adanya
menghadapi krisis. Dalam sepuluh tahun Komite Independen, Direktur Independen,
terakhir, Indonesia termasuk ke dalam Komite Audit dan Sekretaris Perusahaan.
peringkat terbawah dalam tata kelola
Corporate Social Responsibility (CSR)
perusahaan di Asia Tenggara. Data tahun
merupakan suatu konsep akuntansi yang
2014 menunjukkan bahwa Indonesia

67
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/index.php/akuntansi-bisnis/ Jurnal Akuntansi Bisnis
DOI: http://dx.doi.org/10.30813/jab.v13i2.2207 Vol.13 (No.2 ) : Hal.66-77 Th. 2020
Hasil Penelitian ISSN: 1979-360X
E-ISSN: 2598-6767

menekankan tanggung jawab perusahaan banyak digunakan untuk menampilkan klaim


kepada lingkungan dan masyarakat sekitar. informasi terkait aktivitas tanggung jawab
CSR muncul karena keberadaan perusahaan- sosial perusahaan (Rahmanto, 2009).
perusahaan yang menimbulkan dampak Dalam menjalankan mekanisme
negatif bagi sekitarnya. Selain mengejar GCG, perusahaan dituntut tidak hanya
keuntungan, perusahaan juga harus memperhatikan nilai ekonomi dari
kegiatannya tapi juga nilai tambah lain,
memperhatikan dan terlibat pada pemenuhan
keseimbangan kepentingan stakeholders, dan
kesejahteraan masyarakat, serta turut
kepatuhan terhadap peraturan serta norma
berkontribusi aktif dalam menjaga kelestarian yang berlaku atas kegiatan yang dilakukan.
lingkungan. Hal ini mengindikasikan bahwa Semakin baik penerapan GCG maka semakin
perusahaan boleh berlanjut sebagai entitas baik pengungkapan CSR perusahaan.
pencetak laba sepanjang tidak merusak
lingkungan dan sosial. Tanggung jawab sosial Tujuan dan Manfaat Penelitian
muncul dalam rangka memperkuat Penelitian ini bertujuan untuk
keberlanjutan perusahaan dengan memperoleh bukti empiris mengenai dampak
membangun kerjasama antar stakeholder dari penerapan Good Corporate Governance
yang terkait. CSR dilakukan oleh perusahaan di perusahaan terhadap kemampuan
dengan tingkat yang bervariasi, mulai dari perusahaan untuk mengungkapkan kegiatan
yang paling sederhana seperti donasi sampai Corporate Social Responsibility-nya di Situs
Web. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
kepada yang komprehensif, yang terintegrasi
menjadi salah satu referensi bagi penelitian di
ke dalam strategi perusahaan dalam bidang GCG dan CSR dan menjadi
mengoperasikan usahanya. Penerapan CSR di benchmark bagi perusahaan di Indonesia
Indonesia marak dilakukan pada awal tahun terkait dengan populasi penelitian yaitu
2000, walaupun kegiatan dengan esensi dasar perusahaan penerima penghargaan di bidang
yang sama telah berjalan sejak tahun 1970-an GCG.
(Harmoni, 2010).
Rumusan Masalah
Identifikasi Masalah Penelitian yang menguji dan
membahas mengenai hubungan antara
Saat ini, ada berbagai media yang
penerapan GCG dengan CSR masih terbilang
telah digunakan perusahaan untuk
sedikit. Oleh karenanya, penelitian ini akan
mengkomunikasikan program CSR-nya.
mengajukan Research Question (RQ) agar
Setidaknya ada tiga saluran utama yang
menjadi penelitian awal dan dapat diperoleh
dipakai untuk mengomunikasikan CSR, yaitu
wawasan atas keterkaitan kedua variabel
(1) laporan sosial (social report) berupa
tersebut.
annual report, sustainability report ataupun
1. Apakah proporsi Komisaris Independen
integrated report, (2) iklan dan (3) situs web
berpengaruh terhadap pengungkapan CSR
(website) perusahaan. Mengingat pesatnya
di situs web?
penggunaan internet di kalangan masyarakat,
2. Apakah keberadaan Direktur Independen
pemanfaatan situs web perusahaan untuk
berpengaruh terhadap pengungkapan CSR
mengkomunikasikan program CSR patut
di situs web?
untuk dipertimbangkan. Laporan yang
3. Apakah jumlah Komite Audit berpengaruh
tersedia bagi publik juga telah dianggap
terhadap pengungkapan CSR di situs web?
sebagai cara yang baik untuk berkomunikasi
4. Apakah keberadaan Sekretaris Perusahaan
dengan para pemangku kepentingan tentang
berpengaruh terhadap pengungkapan CSR
strategi, pendekatan dan kinerja CSR
di situs web?
(Harmoni, 2010). CSR telah dianggap sebagai
penanda penting yang harus melekat dan Hipotesis
dimiliki oleh perusahaan, sehingga
Dengan berdasarkan pada kerangka teori
perusahaan pun berlomba menyatakan diri
telah melaksanakan CSR. Situs web yang telah disusun dan hasil penelitian
perusahaan merupakan salah satu media yang

68
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/index.php/akuntansi-bisnis/ Jurnal Akuntansi Bisnis
DOI: http://dx.doi.org/10.30813/jab.v13i2.2207 Vol.13 (No.2 ) : Hal.66-77 Th. 2020
Hasil Penelitian ISSN: 1979-360X
E-ISSN: 2598-6767

terdahulu maka hipotesis dalam penelitian ini laporan tahunan dan situs web perusahaan.
adalah sebagai berikut; Informasi mengenai laporan tahunan
keuangan perusahaan yang diperoleh dari
H1: Proporsi Komisaris Independen www.idx.co.id. Sedangkan data mengenai
berpengaruh terhadap perusahaan pemenang award yang diberikan
pengungkapan CSR di situs web oleh The Indonesian Institute for Corporate
H2: Keberadaan Direktur Independen Governance (IICG) diperoleh dari Majalah
berpengaruh terhadap SWA. Data yang terkait dengan Komisaris
pengungkapan CSR di situs web Independen, Direktur Independen, Komite
H3: Jumlah Komite Audit berpengaruh Audit dan Sekretaris Perusahaan diperoleh
terhadap pengungkapan CSR di dari Laporan Tahunan perusahaan tahun
situs web 2018. Data yang terkait dengan
H4: Keberadaan Sekretaris Perusahaan Pengungkapan CSR di situs web diperoleh
berpengaruh terhadap dari situs web resmi perusahaan yang diakses
pengungkapan CSR di situs web pada bulan November 2019. Penelitian hanya
meliputi satu tahun saja karena isi dari situs
Metode Penelitian web yang bersifat berkesinambungan dan
Pengembangan Instrumen tidak memiliki kurun waktu.
Jenis penelitian yang digunakan dalam Teknik Analisis Data
penelitian ini adalah kausal, dimana
penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki Analisis data merupakan kegiatan
kemungkinan hubungan sebab-akibat. setelah data dari seluruh sumber data
Menurut Sekaran dan Bougie (2013), terkumpul. Kegiatan dalam analisis data
penelitian kausal adalah pendekatan ilmiah adalah mengelompokkan data berdasarkan
untuk menguji apakah satu variabel variabel, mentabulasi data berdasarkan
menyebabkan perubahan pada variabel lain. variabel, menyajikan data tiap variabel yang
Penelitian kausal bertujuan untuk diteliti, melakukan perhitungan untuk
menggambarkan satu atau lebih faktor-faktor menjawab rumusan masalah, dan melakukan
yang menyebabkan masalah, sehingga dapat perhitungan untuk menguji hipotesis yang
dinyatakan bahwa variabel X adalah telah diajukan (Sugiyono, 2017). Metode
penyebab dari variabel Y. Hubungan analisis data dalam penelitian ini
kausalitas menggunakan model recursive, menggunakan statistik deskriptif, uji asumsi
yaitu model yang mempunyai satu arah klasik, goodness of fit model dan uji
kausalitas (Latan dan Ghozali, 2012). hipotesis.
Selain itu, penelitian ini bersifat Model Penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu
penelitian yang berlangsung secara ilmiah
dan sistematis dimana pengamatan yang Komisaris
dilakukan mencangkup segala hal yang Independen
berhubungan dengan objek penelitian,
fenomena serta korelasi yang ada diantaranya. Direktur
Terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel Independen Pengungkapan
independen (variabel yang mempengaruhi) Corporate Social
dan variabel dependen (variabel yang Responsibility di
Komite situs web
dipengaruhi). Dimana variabel independen Audit
(X) adalah Good Corporate Governance dan
yang menjadi variabel dependen (Y) adalah
Corporate Social Responsibility (CSR). Sekretaris
Peneliti ingin melihat apakah ada pengaruh Perusahaan
penerapan GCG terhadap pengungkapan CSR
di situs web perusahaan. Gambar 1: Model Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data sekunder yang berasal dari

69
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/index.php/akuntansi-bisnis/ Jurnal Akuntansi Bisnis
DOI: http://dx.doi.org/10.30813/jab.v13i2.2207 Vol.13 (No.2 ) : Hal.66-77 Th. 2020
Hasil Penelitian ISSN: 1979-360X
E-ISSN: 2598-6767

Definisi Operasional Variabel Perusahaan Sampel Penelitian


Tabel 1: Definisi Operasional Variabel Perusahaan yang diteliti adalah
Variabel Definisi Operasional Pengukuran perusahaan yang mengikuti ajang
Komisaris Independen
Komisaris adalah anggota Dewan KOM = pemeringkatan yang diselenggarakan oleh
Independen Komisaris yang tidak IICG. IICG adalah lembaga nirlaba yang
Jumlah
(KOM) terafiliasi dengan Komisaris berkomitmen mendorong praktik GCG di
Direksi, anggota Dewan Independen/
Komisaris lainnya dan Indonesia dan mendukung serta membantu
Jumlah total
pemegang saham Dewan perusahaan-perusahaan dalam menerapkan
pengendali, serta bebas
dari hubungan bisnis
Komisaris konsep Tata Kelola (Corporate Governance).
atau hubungan lainnya IICG mendukung penegakkan Good
yang dapat Governance di Indonesia dengan fokus
mempengaruhi
kemampuannya untuk memasyarakatkan dan mengembangkan
bertindak independen. konsep governance yang sesuai dengan
Direktur independen konteks Indonesia di mana salah satunya
Direktur adalah anggota dewan Variabel
Independen direksi yang tidak dummy. adalah melalui kegiatan pemeringkatan ini.
(DIR) memiliki hubungan 1 = jika Selain itu IICG juga berupaya mendorong
keluarga maupun memiliki perusahaan untuk senantiasa meningkatkan
hubungan bisnis dengan Direktur
pemilik saham Independen
kualitas penerapan CG dan bisnis yang
perusahaan atau dengan beretika secara sistematis berkelanjutan
salah satu pengurus 0 = jika tidak
perusahaan. memiliki
melalui serangkaian pengelolaan pengetahuan
Direktur dan pengalaman agar dapat menciptakan nilai
Independen tambah secara berkelanjutan.
Komite Audit adalah
Komite Audit komite yang dibentuk AUD =
Jumlah Tabel 2: Emiten Big Cap & Mid Cap
oleh dan bertanggung
(AUD)
jawab kepada Dewan Komite Audit Pemenang IICG 2016 – 2018
Komisaris dalam No Kode Perusahaan Nama Perusahaan
membantu melaksanakan 1 BBCA PT Bank Central Asia Tbk

tugas dan fungsi Dewan 2 BNGA PT Bank CIMB Niaga Tbk


3 BDMN PT Bank Danamon Indonesia Tbk
Komisaris. 4 BMRI PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Sekretaris 5 BBRI PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Sekretaris Perusahaan adalah Variabel 6 BNII PT Bank Maybank Indonesia Tbk
Perusahaan penanggung jawab dari dummy. 7 NISP PT Bank OCBC NISP Tbk
8 BBTN PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

(SEK) suatu unit kerja yang 1 = jika 9 ITMG PT Indo Tambangraya Megah Tbk
mempunyai tugas pokok memiliki 10 TLKM PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk

untuk menjembatani Sekretaris


11 ANTM PT Aneka Tambang (Persero) Tbk
12 ASII PT Astra International Tbk
komunikasi antara Perusahaan 13 BBNI PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Perseroan dan 14 BNLI PT Bank Permata Tbk

masyarakat serta 2 = jika tidak 15 BTPN PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk

menjaga keterbukaan memiliki 16 HERO PT Hero Supermarket Tbk


17 JSMR PT Jasa Marga (Persero) Tbk
informasi. Sekretaris 18 LPPF PT Matahari Department Store Tbk
Perusahaan 19 SRTG PT Saratoga Investama Sedaya Tbk
20 EXCL PT XL Axiata Tbk

CSR merupakan suatu 21 BJBR PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk
Corporate satu bentuk tindakan CSR = jumlah 22 GIAA PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

Social yang berangkat dari pengungkapan 23 INTP PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
24 KLBF PT Kalbe Farma Tbk
Responsibility pertimbangan kegiatan CSR 25 ISAT PT Indosat Tbk

etis perusahaan yang di situs web 26 PGAS PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
(CSR) 27 SIMP PT Salim Ivomas Pratama Tbk
diarahkan untuk 28 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk
meningkatkan ekonomi, 29 WIKA WT Wijaya Karya (Persero) Tbk
yang disertai dengan 30 AKRA PT AKR Corporindo Tbk

peningkatan kualitas 31 TPIA PT Chandra Asri Petrochemical Tbk


32 GEMS PT Golden Energy Mines Tbk
hidup bagi karyawan 33 JPFA PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk
berikut keluarganya, 34 UNTR PT United Tractors Tbk

serta sekaligus 35 INCO PT Vale Indonesia Tbk


36 WSKT PT Waskita Karya (Persero) Tbk
peningkatan kualitas 37 WTON PT Wijaya Karya Beton Tbk
hidup masyarakat sekitar 38 AUTO PT Astra Otoparts Tbk
dan masyarakat secara 39 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk

lebih luas. 40 BNBR PT Bakrie & Brothers Tbk

Sumber: Effendi, 2016 dan Hadi 2010 Sumber: data olahan peneliti

70
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/index.php/akuntansi-bisnis/ Jurnal Akuntansi Bisnis
DOI: http://dx.doi.org/10.30813/jab.v13i2.2207 Vol.13 (No.2 ) : Hal.66-77 Th. 2020
Hasil Penelitian ISSN: 1979-360X
E-ISSN: 2598-6767

Hasil Dan Pembahasan


Statistik Deskriptif
Tabel 3: Statistik Deskriptif
Std.
N Range Minimum Maximum Sum Mean Deviation Variance
Std.
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Error Statistic Statistic
KOM 40 0.50 0.30 0.80 18.02 0.45 0.02 0.11 0.01
DIR 40 1 0 1 22 0.55 0.08 0.50 0.25
AUD 40 3 3 6 147 3.68 0.15 0.94 0.89
SEK 40 0 1 1 40 1.00 0.00 0.00 0.00
CSR 40 42 0 42 474 11.85 1.81 11.42 130.34
Valid N
40
(listwise)

Sumber: hasil olahan peneliti

salah satu media informasi dan publikasi


Tabel statistik deskriptif
yang digunakan oleh perusahaan.
menggambarkan karakteristik dari data.
Seluruh perusahaan telah memiliki Komisaris Uji Asumsi Klasik
Independen. Proporsi Komisaris Independen
Uji normalitas dilakukan untuk
atas seluruh Dewan Komisaris secara rata-
mengetahui apakah model regresi yang diuji
rata adalah 45%, yang berarti bahwa jumlah
dalam penelitian berdistribusi normal atau
komisaris masih didominasi oleh komisaris
tidak. Model regresi yang baik harusnya
non independen. Lebih dari setengah
memiliki nilai residual yang normal. Model
perusahaan sampel memiliki direktur
yang diuji dalam penelitian ini terdistribusi
independen, yang berarti bahwa keberadaan
normal, ditunjukkan dengan grafik p-plot
direktur independen mulai dipertimbangkan
yang tersebar mengikuti plot linear yang
oleh perusahaan. Seluruh perusahaan telah
berbentuk garis diagonal pada grafik.
memiliki komite audit, dengan jumlah
minimal 3 orang dan maksimal 6 orang. Hal
ini menunjukkan kepatuhan perusahaan
emiten untuk memenuhi kewajiban yang
disyaratkan oleh BEI. Seluruh perusahaan
memiliki sekretaris perusahaan. Hal ini
menunjukkan kepatuhan perusahaan emiten
dan pentingnya peran sekretaris perusahaan.
Seluruh perusahaan memiliki situs web.
Namun tidak semua kegiatan atau informasi
mengenai CSR diungkapkan melalui situs
web tersebut. PT. Bank Maybank Indonesia
Tbk, PT. Matahari Department Store Tbk,
dan PT. Indosat Tbk adalah perusahaan yang
tidak mengungkapkan CSR dalam situs web-
nya. Perusahaan yang paling banyak
mengungkapkan CSR di situs web-nya adalah
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk,
yaitu sebanyak 42 pengungkapan. Secara Sumber: hasil olahan peneliti
rata-rata, perusahaan mengungkapkan CSR
nya sebanyak 11 – 12 pengungkapan. Hal ini Gambar 2: Uji Normalitas
menunjukkan pengungkapan CSR di situs
web telah cukup banyak dan telah menjadi

71
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/index.php/akuntansi-bisnis/ Jurnal Akuntansi Bisnis
DOI: http://dx.doi.org/10.30813/jab.v13i2.2207 Vol.13 (No.2 ) : Hal.66-77 Th. 2020
Hasil Penelitian ISSN: 1979-360X
E-ISSN: 2598-6767

Uji Multikolinearitas dilakukan untuk


Tabel 5: Uji Autokorelasi
menguji apakah terdapat hubungan yang kuat Std. Error
antar variabel bebas (independen). Uji ini Mod R Adjusted of the Durbin-
dilihat dari dari nilai tolerance dan VIF: el R Square R Square Estimate Watson
1 0.223a 0.050 -0.029 11.583 1.788
- Berdasarkan nilai tolerance: a. Predictors: (Constant), AUD, KOM, DIR
Jika nilai tolerance > 0.10 maka artinya
b. Dependent Variable: CSR
tidak terjadi multikolinearitas dalam
regresi dan sebaliknya. Sumber: hasil olahan peneliti
- Berdasarkan nilai VIF:
Jika nilai VIF < 10.00 maka tidak terjadi Uji Heteroskedastisitas adalah uji yang
multikolinearitas dalam model regresi. menilai apakah ada ketidaksamaan varian dari
residual untuk semua pengamatan pada model
Dari hasil pengujian, tidak terdapat hubungan regresi linear. Jika nilai sig > 0.05 berarti
yang kuat antar variabel independen karena tidak terjadi multikolinearitas dalam regresi.
nilai tolerance masing-masing variabel lebih Dari hasil pengujian, nilai sig adalah > 0.05,
besar dari 0.10 dan nilai VIF masing-masing artinya model regresi linear terbebas dari
variabel lebih kecil dari 10.00. heteroskedastisitas.
Tabel 4. Uji Multikolinieritas Tabel 6: Uji Heteroskedastisitas
Standardiz
ed Standardized
Unstandardized Coefficient Collinearity Unstandardized Coefficients Coefficients
Coefficients s Statistics
Toleran Model B Std. Error Beta t Sig.
Model B Std. Error Beta t Sig. ce VIF 1 (Constant)
3.106 6.433 0.483 0.632
1 (Consta
-1.008 11.711 -0.086 0.932
nt) KOM
14.327 9.373 0.255 1.528 0.135
KOM
21.093 17.064 0.209 1.236 0.224 0.923 1.084
DIR
DIR -0.981 2.387 -0.078 -0.411 0.684
1.259 4.346 0.056 0.290 0.774 0.718 1.394
AUD
AUD -0.002 1.306 0.000 -0.002 0.999
0.724 2.377 0.060 0.305 0.762 0.683 1.464
a. Dependent Variable: Abs_RES
a. Dependent Variable: CSR

Sumber: hasil olahan peneliti Sumber: hasil olahan peneliti

Uji autokorelasi digunakan untuk menguji Koefisien determinasi (R2) dapat dimaknai
apakah terdapat hubungan yang mengganggu sebagai sumbangan pengaruh yang diberikan
dari data timeseries pada setiap variabel oleh variabel bebas terhadap variabel terikat.
penelitian. Koefisien determinasi berguna untuk
memprediksi dan melihat seberapa besar
Uji Durbin-watson (d): kontribusi pengaruh yang diberikan oleh
- Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar variabel bebas secara bersama-sama
dari 4-dL maka hipotesis nol ditolak atau (simultan) terhadap variabel terikat.
terdapat autokorelasi
- Jika d terletak antara dU dan 4-dU, maka Dari hasil pengujian terlihat bahwa nilai R2
hipotesis nol diterima atau tidak ada adalah sebesar 0.05, yang berarti bahwa X1,
autokorelasi X2, X3 dan X4 hanya dapat menjelaskan Y
- Jika d terletak antara dL dan dU atau sebanyak 5%. Pengaruh atas Y lebih banyak
antara dL dan dU atau diantara 4-dU dan berasal dari faktor-faktor yang lain.
4-dL maka tidak menghasilkan Tabel 7: Koefisien Determinasi
kesimpulan yang pasti. Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
Data yang diamati dalam penelitian ini adalah 1 0.223a 0.050 -0.029 11.583
single year, yaitu posisi akhir tahun 2019. a. Predictors: (Constant), AUD, KOM, DIR
Sehingga dalam penelitian ini tidak dapat b. Dependent Variable: CSR
dilakukan interpertasi untuk pengujian
autokorelasi. Sumber: hasil olahan peneliti

72
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/index.php/akuntansi-bisnis/ Jurnal Akuntansi Bisnis
DOI: http://dx.doi.org/10.30813/jab.v13i2.2207 Vol.13 (No.2 ) : Hal.66-77 Th. 2020
Hasil Penelitian ISSN: 1979-360X
E-ISSN: 2598-6767

Pengujian Hipotesis (Uji t) Prinsip responsibility merupakan


prinsip yang paling dekat dengan CSR. Di
Tabel 8: Uji t
Standardized dalam prinsip–prinsip GCG dapat kita lihat
Unstandardized Coefficients Coefficients
bahwa terdapat penekanan yang signifikan
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant)
-1.008 11.711 -0.086 0.932
terhadap stakeholders perusahaan.
KOM
Berdasarkan prinsip responsibility diharapkan
21.093 17.064 0.209 1.236 0.224
DIR suatu perusahaan dapat menyadari bahwa
1.259 4.346 0.056 0.290 0.774
AUD
dalam kegiatan operasionalnya seringkali
0.724 2.377 0.060 0.305 0.762
a. Dependent Variable: CSR memberikan hasil pada dampak eksternal
yang harus ditanggung oleh para
Sumber: hasil olahan peneliti stakeholders, sehingga menjadi suatu hal
Dari hasil pengujian hipotesis dapat diketahui yang wajar bila perusahaan juga
bahwa baik H1, H2, H3 dan H4 menunjukkan memperhatikan kepentingan serta nilai
nilai sig > 0.05, sehingga tidak ada hipotesis tambah bagi para stakeholders-nya.
dalam penelitian ini yang terdukung. Penerapan CSR adalah salah satu bentuk dari
implementasi konsep GCG. Sebagai entitas
Interpretasi Hasil bisnis yang memiliki tanggung jawab kepada
Temuan dalam penelitian ini tidak para masyarakat serta lingkungan maka sudah
sejalan dengan penelitian Stuebs dan Sun seharusnya perusahaan dapat bertindak
(2015) yang menemukan bahwa (1) CG sebagai good citizen, dimana hal ini
berhubungan positif dengan kinerja CSR dan merupakan perwujudan dari etika bisnis yang
(2) GCG akan membawa perusahaan pada baik.
kinerja CSR yang baik. Entitas bisnis yang Munculnya kesadaran untuk
memiliki mekanisme CG yang kuat akan menerapkan prinsip GCG tidak terlepas dari
memiliki kinerja tanggung jawab sosial yang tuntutan perekonomian modern yang
baik juga. Selanjutnya, tata kelola yang baik mengharuskan setiap perusahaan untuk
akan membawa perusahaan pada kinerja dikelola secara baik dan bertanggung jawab
tanggung jawab sosial yang baik pula. dengan menjaga hak dan kewajibannya
Sehingga sangat direkomendasikan kepada masing-masing (seluruh stakeholders).
perusahaan untuk meningkatkan upaya-upaya Aktivitas ekonomi yang dijalankan
dalam menerapkan GCG. perusahaan sebagaimana prinsip etika bisnis
Dalam melaksanakan GCG, terdapat diharapkan bermanfaat tidak hanya bagi
lima prinsip yaitu (1) keterbukaan informasi – perusahaan itu sendiri, tetapi juga bagi
transparency; (2) akuntabilitas – masyarakat. Penerapan etika bisnis tersebut
accountability; (3) tanggung jawab – merupakan wujud kepedulian dan tanggung
responsibility; (4) kemandirian – jawab sosial-moral suatu institusi bisnis dan
independency; dan (5) kesetaraan dan para pelaku dunia usaha terhadap masyarakat
kewajaran – fairness. Bentuk dari dan lingkungannya. Penerapan CSR yang
pertanggung jawaban perusahaan adalah dilaksanakan secara konsisten merupakan
kepatuhan perusahaan pada peraturan– bagian dari upaya memaksimalkan nilai
peraturan yang berlaku di antaranya bidang perusahaan. CSR merupakan komitmen
perpajakan, hubungan industrial, kesehatan perusahaan dalam berperilaku secara etis dan
serta keselamatan kerja, perlindungan berkontribusi terhadap pembangunan
lingkungan hidup, memelihara lingkungan ekonomi berkelanjutan dengan tetap
bisnis yang kondusif bersama masyarakat dan mengedepankan peningkatan kualitas hidup
yang lain sebagainya. Dengan menerapkan karyawan beserta keluarganya, komunitas
prinsip ini maka diharapkan dapat lokal dan masyarakat luas.
menyadarkan perusahaan dalam menjalankan
kegiatan operasionalnya. Selain memiliki Pengaruh Proporsi Komisaris Independen
tanggung jawab kepada shareholder-nya, terhadap Pengungkapan CSR di Situs Web
perusahaan juga memiliki tanggung kepada Perusahaan yang memiliki Komisaris
para stakeholders-nya (Anitasari, 2018). Independen akan memperoleh manfaat, yaitu
(1) kepentingan pemegang saham minoritas

73
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/index.php/akuntansi-bisnis/ Jurnal Akuntansi Bisnis
DOI: http://dx.doi.org/10.30813/jab.v13i2.2207 Vol.13 (No.2 ) : Hal.66-77 Th. 2020
Hasil Penelitian ISSN: 1979-360X
E-ISSN: 2598-6767

dan pemangku kepentingan lainnya akan tugasnya, sehingga efektifitas direksi dalam
terlindungi, (2) terjaganya prinsip kesetaraan mengambil keputusan yang bersifat teknis
(fairness), (3) adanya keseimbangan (check menjadi terhambat. Dalam kondisi yang lain,
and balance) yang harmonis, dimana posisi kecenderungan yang terjadi di Indonesia
pengawasan dilakukan dari dua sisi (layer), adalah peran komisaris yang lemah dalam
dari sisi operasional dijalankan oleh direktur melaksanakan fungsinya. Hal ini, bisa
independen dan dari sisi kebijakan dijalankan disebabkan oleh beberapa faktor seperti
oleh Komisaris Independen. Komisaris kedudukan direksi yang sangat kuat,
Independen memiliki tanggung jawab pokok kompetensi dan integritas komisaris yang
untuk mendorong diterapkannya prinsip GCG lemah, serta komisaris menduduki posisi
di dalam perusahaan melalui pemberdayaan yang sama di beberapa perusahaan (Azmi,
Dewan Komisaris agar dapat melakukan 2015).
tugas pengawasan dan pemberian nasihat
Dalam penelitian ini, perusahaan telah
kepada Direksi secara efektif dan lebih
memenuhi aturan mengenai jumlah porsi
memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
Komisaris Independen, yaitu minimal 30%
Dalam upaya untuk melaksanakan
dari seluruh jumlah anggota Komisaris.
tanggung jawabnya dengan baik maka
Perusahaan rata-rata memiliki 45% Komisaris
Komisaris Independen harus secara proaktif
Independen. Namun hasil penelitian
mengupayakan agar Dewan Komisaris
menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh
melakukan pengawasan dan memberikan
proporsi Komisaris Independen terhadap
nasehat kepada Direksi untuk memastikan
pengungkapan CSR di situs web. Komisaris
bahwa
Independen menjalankan fungsinya untuk
1) perusahaan memiliki strategi bisnis
melindungi kepentingan pemegang saham
yang efektif, termasuk di dalamnya
minoritas dan pemangku kepentingan lainnya,
memantau jadwal, anggaran dan
namun belum mendorong pengelola
efektifitas strategi tersebut;
perusahaan untuk mengungkapkan kegiatan
2) perusahaan mengangkat eksekutif
CSR nya di situs web. Hal ini menunjukkan
dan manajer-manajer professional;
bahwa peran dari Komisaris Independen
3) perusahaan memiliki informasi,
dalam hal pengawasan dan pemberian nasihat
sistem pengendalian, dan sistem audit
kepada direksi agar perusahaan memiliki
yang bekerja dengan baik;
strategi bisnis yang efektif, belum dapat
4) perusahaan mematuhi hukum dan
dikatakan berhasil.
perundangan yang berlaku maupun
nilai-nilai yang ditetapkan
Pengaruh Keberadaan Direktur Independen
perusahaan dalam menjalankan
terhadap Pengungkapan CSR di Situs Web
operasinya;
5) risiko dan potensi krisis selalu Peran Direktur Independen masih
diidentifikasikan dan dikelola dengan menjadi diskusi dan pertimbangan baik di
baik; tingkat profesional maupun regulator. Selama
6) prinsip dan praktek GCG dipatuhi ini BEI mewajibkan untuk meletakkan satu
dan diterapkan dengan baik. pihak independen dalam jajaran direksi dan
komisaris perusahaan. Tujuannya agar
Untuk kondisi perusahaan di Indonesia,
pengambilan keputusan dalam perusahaan
keefektifan peran dari Komisaris Independen
menjadi lebih seimbang dan objektif. Pada
ditentukan oleh faktor seperti tingkat
tahun 2018, aturan ini telah ditiadakan. Salah
independensi, fungsi pengawasan,
satu alasan menghilangkan aturan ini dari
profesionalisme dan kepemimpinan. Untuk
Peraturan No. I-A tentang “Pencatatan Saham
perusahan-perusahaan yang ada di Indonesia,
dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang
terdapat dualisme peran Komisaris dalam
Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat” karena
pelaksanaan independensinya. Dalam
dinilai saat ini posisi yang diduduki oleh
beberapa kondisi peran komisaris memiliki
direksi perusahaan sudah dijalankan secara
kecenderungan yang terlalu kuat dalam
independen, sehingga sudah tidak perlu lagi
perusahaan. Komisaris dapat terlalu
mengintervensi direksi dalam menjalankan

74
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/index.php/akuntansi-bisnis/ Jurnal Akuntansi Bisnis
DOI: http://dx.doi.org/10.30813/jab.v13i2.2207 Vol.13 (No.2 ) : Hal.66-77 Th. 2020
Hasil Penelitian ISSN: 1979-360X
E-ISSN: 2598-6767

adanya jabatan Direktur Independen (Wareza, keuangan dan sistem pengendalian internal,
2018). serta pengawasan atas proses audit. Dalam
Dalam penelitian ini, belum semua kapasitasnya, Komite Audit bertanggung
perusahaan memiliki Direktur Independen. jawab untuk membuka dan memelihara/
Hanya sebanyak 55% perusahaan yang menjaga komunikasi antara Komite Audit
memiliki Direktur Independen. Hal ini dengan Dewan Komisaris, Direksi, Unit
menunjukkan bahwa perusahaan masih Audit Internal, akuntan independen dan
mempertimbangkan efektifitas peran yang manajer keuangan. Dilihat dari sisi
akan diemban oleh Direktur Independen. keanggotaan, Anggota Komite Audit diangkat
Dikhawatirkan, peran ini sebenarnya telah dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris dan
dilakukan oleh Komisaris Independen. dilaporkan kepada Rapat Umum Pemegang
Diperkuat lagi dengan dihapuskannya Saham.
kewajiban perusahaan yang akan melakukan Komite Audit di Indonesia
IPO (Innitial Public Offering) untuk memiliki menunjukkan perannya dalam hal
minimal satu Direktur Independen. Penelitian pemantauan dan pengawasan terhadap (1)
ini menunjukkan bahwa ada tidaknya Laporan perusahaan, termasuk laporan
Direktur Independen yang dimiliki oleh keuangan eksternal; (2) Audit eksternal; (3)
perusahaan tidak berpengaruh terhadap Audit internal; (4) Manajemen risiko dan
banyak sedikitnya pengungkapan CSR di pengendalian internal; (5) Compliance and
situs web. ethics; (6) Aktivitas lainnya berupa
pencegahan, menghalangi, menemukan, dan
melaporkan kecurangan (Alijoyo, 2003).
Pengaruh Jumlah Komite Audit terhadap
Dengan demikian, dalam penelitian ini belum
Pengungkapan CSR di Situs Web
terlihat peran Komite Audit terkait dengan
Komite Audit pada umumnya
tanggung jawab sosial perusahaan yang
memiliki akses langsung dengan setiap unsur
diungkapkan dalam situs web.
pengendalian dalam perusahaan. Sehingga
diperlukan suatu mekanisme komunikasi
Pengaruh Keberadaan Sekretaris
antara Komite Audit dengan berbagai pihak,
Perusahaan terhadap Pengungkapan CSR
dengan kata lain semakin lancar komunikasi
di Situs Web
akan semakin meningkat kinerja dari
Dalam rangka meningkatkan
pengendalian perusahaan. Hal ini sejalan
pelayanan terhadap investor, emiten dan
dengan kerangka GCG yang memiliki
perusahaan publik diwajibkan untuk
kandungan permintaan pengungkapan
menunjuk Sekretaris Perusahaan. Sekretaris
informasi yang kuat. Selain itu peran dan
perusahaan harus memiliki akses terhadap
tanggung jawab Komite Audit dalam
informasi material dan relevan yang berkaitan
segi CG adalah berupa pengawasan terhadap
dengan perusahaan tercatat tersebut dan
proses CG di perusahaan, memastikan bahwa
menguasai peraturan perundang-undangan di
manajemen puncak mempromosikan budaya
bidang pasar modal, khususnya yang
yang kondusif bagi
berkaitan dengan masalah keterbukaan.
tercapainya GCG, memonitor kepatuhan
Keberadaan Sekretaris Perusahaan lebih
terhadap code of conduct perusahaan,
ditujukan kepada perannya untuk mewakili
memahami semua permasalahan yang dapat
perusahaan dengan para investor, sehingga
mempengaruhi baik kinerja keuangan
peran Sekretaris Perusahaan lebih difokuskan
maupun non-keuangan perusahaan (Alijoyo,
untuk satu stakeholder, dan bukan
2003).
keseluruhan stakeholder.
Dalam konteks perusahaan, Komite
Hal ini dapat menjadi penjelasan
Audit adalah sebuah komite yang dibentuk
mengapa dalam penelitian ini, tidak terbukti
oleh Dewan Komisaris. Dalam hal ini Komite
adanya pengaruh dari keberadaan Sekretaris
Audit membantu Dewan Komisaris untuk
Perusahaan terhadap Pengungkapan CSR di
memenuhi tanggung jawab pengawasannya,
Web. Tugas utama Sekretaris Perusahaan
yang meliputi penelaahan atas laporan
adalah (1) menyiapkan daftar khusus yang
tahunan auditan dan laporan keuangan,
berkaitan dengan direksi, komisaris, dan
penelahaan terhadap proses pelaporan

75
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/index.php/akuntansi-bisnis/ Jurnal Akuntansi Bisnis
DOI: http://dx.doi.org/10.30813/jab.v13i2.2207 Vol.13 (No.2 ) : Hal.66-77 Th. 2020
Hasil Penelitian ISSN: 1979-360X
E-ISSN: 2598-6767

keluarganya, baik dalam perusahaan tercatat disebabkan karena perusahaan sedikit banyak
maupun afiliasinya, yang antara lain telah mengungkapkan kegiatan CSR pada
mencakup kepemilikan saham, hubungan laporan tahunan (Annual Report) ataupun
bisnis, dan peranan lain yang menimbulkan pada laporan keberlanjutan (Sustainability
benturan kepentingan dengan perusahaan Report).
tercatat; (2) membuat daftar pemegang saham CSR merupakan bentuk nyata dari
termasuk kepentingan 5% atau lebih; (3) prinsip GCG yaitu tanggung jawab
menghadiri rapat direksi dan membuat minuta (responsibility). Perusahaan yang memiliki
hasil rapat; (4) bertanggung jawab dalam komitmen untuk menjalankan CG secara baik
penyelenggaraan RUPS; (5) mengikuti dan konsisten sudah sepatutnya
perkembangan pasar modal, khususnya merealisasikan prinsip tersebut dalam
peraturan-peraturan yang berlaku di bidang kegiatan-kegiatan CSR. Selain melaksanakan
pasar modal; (6) memberikan pelayanan kegiatan CSR, perusahaan juga dapat
kepada masyarakat atas setiap informasi yang melaporkan dan mengungkapkan kegiatan
dibutuhkan oleh pemodal yang berkaitan CSR tersebut, salah satunya melalui situs web
dengan kondisi emiten atau perusahaan resmi. Hal ini juga merupakan perwujudan
publik; (7) memberikan masukan kepada dari penerapan prinsip GCG yaitu
direksi emiten atau perusahaan publik agar keterbukaan informasi (transparency).
mematuhi ketentuan Undang-Undang No. 8 Perusahaan yang telah mendapatkan
tahun 1995 tentang Pasar Modal; (8) sebagai penghargaan (award) sebagai Indonesia Most
penghubung (contact person) antara emiten Trusted Companies dalam ajang yang
atau perusahaan publik dengan Bapepam dan diselenggarakan oleh The Indonesian Institute
masyarakat (Effendi, 2016). for Corporate Governance (IICG) seharusnya
Walaupun Sekretaris Perusahaan dapat menjadi contoh atau benchmark bagi
mengemban tugas yang sangat penting, perusahaan yang lain. Untuk itu, diperlukan
namun belum dinyatakan secara eksplisit kesungguhan, keseriusan dan komitmen,
tugas yang berkaitan dengan tanggung jawab terutama dari Chief Executive Officer (CEO)
sosial perusahaan. Pengungkapan CSR di dalam menjalankan GCG.
Web bukanlah tugas utama dari Sekretaris
Perusahaan, walaupun dalam Sustainability Daftar Pustaka
Report (SR) tertera bahwa contact person SR
perusahaan adalah Corporate Secretary. Alijoyo, F.A. (2003). Keberadaan & Peran
Komite Audit Dalam Rangka
Simpulan Implementasi GGC. Center for Risk
Penelitian memberikan hasil bahwa Management & Sustainability.
organ-organ GCG terbukti belum https://crmsindonesia.org
memberikan dampak bagi pengungkapan /publications/keberadaan-komite-audit-
kegiatan CSR di situs web. Peran dari organ di-indonesia-serta-peran-dan-
GCG belum terbukti dapat mendorong kontribusi-mereka-dalam-penerapan-
perusahaan untuk lebih banyak enterprise-risk-management-erm-di-
mengungkapkan kegiatan CSR nya di situs perusahaan/. Diunduh 26 Januari 2020.
web. Indikasi yang dapat dijelaskan oleh Anitasari, Nuraini (2018). CSR dan Good
penelitian ini adalah organ-organ dalam GCG Corporate Governance, Apa
lebih banyak berfungsi untuk mengamankan Kaitannya? Zahir Blog.
kepentingan para shareholders. Keberadaan https://zahiraccounting.com/id/blog/csr
organ GCG tersebut telah diatur oleh -dan-good-corporate-governance/ 16
Bapepam LK dan OJK, dimana perusahaan Januari 2018. Diunduh 27 Januari
menjadi Emiten di Bursa Efek Indonesia. 2020.
Dalam ranah CSR, peran organ GCG ini
belum diatur secara spesifik. Penelitian ini Azmi, Roiqul (2015). Menyoal Peran
belum dapat membuktikan adanya pengaruh Penting Komisaris Independen. 24 Juni
keempat organ perusahaan terhadap 2015.
pengungkapan CSR di situs web, diduga https://www.kompasiana.com/azmiroiq

76
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/index.php/akuntansi-bisnis/ Jurnal Akuntansi Bisnis
DOI: http://dx.doi.org/10.30813/jab.v13i2.2207 Vol.13 (No.2 ) : Hal.66-77 Th. 2020
Hasil Penelitian ISSN: 1979-360X
E-ISSN: 2598-6767

ul/55283ac0f17e61612a8b462a/menyo Wareza, Monica (2018). Emiten Tak Lagi


al-peran-penting- komisaris- Wajib Miliki Direktur Independen,
independen?page=all. Diunduh 26 Kenapa? CNBC Indonesia.
Januari 2020. https://www.cnbcindonesia.com/marke
t/20181226161205-17-48036/emiten-
Dalton, D. R., Hitt, M. A., Certo, S. T. &
tak-lagi-wajib-miliki-direktur-
Dalton, C. M. (2007), “The
independen-kenapa. 26 Desember
fundamental agency problem and its
2018. Diunduh 26 Januari 2020.
mitigation”, Academy of Management
Annals, Vol. 1 No. 1, pp. 1-64.
De George, R. T. (2011), Business Ethics,
Dorling Kindersley, Licensees of
Pearson Education in South Asia.
Effendi, M. A. (2016). The Power of Good
Corporate Governance (Teori dan
Implementasi). 2. Salemba Empat,
Jakarta
Hadi, N. (2011). Corporate Social
Responsiblity. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Harmoni, A. (2010). Pemanfaatan Laman
Resmi sebagai Media Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan/
CSR pada Perusahaan di Indonesia.
Jurnal Ekonomi Bisnis. No. 1, Vol. 15,
pp. 9 – 17.
Hambrick, D. C., Werder, A. & Zajac, E. J.
(2008), “New directions in corporate
governance research”, Organization
Science, Vol. 19 No. 1, pp. 381-385.
Latan, Hengky. & Ghozali, Imam. (2012).
Partial Least Squares: Konsep, Teknik
dan Aplikasi. Menggunakan Program
SmartPLS 3.0. Untuk Penelitian
Empiris. Edisi 2. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Rahmanto, A. (2009). Wacana Corporate
Social Responsibility dalam Website
Korporasi. Manajemen Komunikasi.
https://andrerahman.staff.uns.ac.id/200
9/08/11/wacana-csr-dalam-website-
korporasi/. Diunduh 1 Oktober 2019.
Sekaran, Uma. & Bougie, Roger. (2013).
Research Methods for Business: A
Skill-Building Approach. 6th Edition.
John Wiley & Sons Ltd.
Stuebs, M., & Sun, L. (2015). Corporate
governance and social responsibility.
International Journal of Law and
Management. Vol. 57, No.1, pp. 38 –
52.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Vol.
Cetakan 25). Bandung: Alfabeta.

77

You might also like