You are on page 1of 16

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN KINERJA

LINGKUNGAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE


BERDASARKAN INDIKATOR GLOBAL REPORTING INITIATIVE (GRI)
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA

Triana Zuhrotun Aulia1


*Program Studi S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Tangerang
*trianazuhrotun@umt.ac.id

ABSTRACT

Corporate Social Responsibility (CSR) is a transparent business practices, which are based
on ethical values, by giving attention to the employees, society and environment, and designed to
meet the wishes of shareholders and also society in general. This research is based on the belief
(ontology) that CSR is a form of responsibility-oriented businesses in the fulfillment of public
expectations concerning the existence of a company's business in the hope of obtaining legitimacy
from the public. This study is a research conducted on manufacturing companies in Indonesia. The
purpose of this study was to determine the factors that affect the disclosure of CSR in the annual
reports of manufacturing companies in Indonesia. The data used total 18 companies that are listed
in Indonesia Stock Exchange 2014-2016 or 90 firms-years. The sample is obtained by using
purposive sampling method. Data collection method used was content analysis of social disclosures
in corporate annual reports. Content analysis was conducted using a check list of items of social
disclosure in corporate annual reports. Statistical method used is a multiple regression with eviews
9.0. The result of this study indicates that CSR disclosure practices as a field of coverage is
significantly influenced by company size and environmental performance. Other factors examined
in this study, such as profitability did not affect CSR disclosures made by companies.

Keywords : Corporate social responsibility disclosure, Profitability, Company size,


Environmental performance.

PENDAHULUAN Pemikiran yang melandasi diterapkannya CSR


Tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan perusahaan adalah
(corporate social responsibility) atau disingkat perusahaan masih kurang peka terhadap
CSR merupakan klaim dimana perusahaan dampak negatif yang dialami lingkungan dan
harus turut serta bertanggungjawab terhadap masyarakat yang disebabkan oleh aktivitas
berbagai masalah lingkungan dan sosial perusahaan dalam mendayagunakan sumber
dengan stakeholders yang lebih luas. daya manusia dan lingkungan untuk
Perusahaan diharapkan tidak hanya kepentingan peningkatan kinerja perusahaan.
memperhatikan catatan keuangan perusahaan Isu tanggungjawab sosial kembali
semata (single bottom line), melainkan harus menghangat setelah National Geographic
memperhatikan berbagai macam aspek yang merilis hasil penelitian yang dilakukan oleh
meliputi aspek keuangan (profit), aspek sosial Blacksmith Institute dan Green Cross
(people), dan aspek lingkungan (planet), yang Switzerland pada tahun 2013, dimana
biasa disebut triple bottom line (Sukmawati & menetapkan Indonesia sebagai salah satu dari
Maswar, 2013). 10 lokasi paling parah terpapar polutan akibat
Informasi mengenai aktivitas sosial limbah industri maupun rumah tangga.
perusahaan menjadi kebutuhan yang mendasar Wilayah tersebut adalah sungai Citarum di
bagi para investor dan calon investor dalam Jawa barat yang berada di level sangat
pengambilan keputusan (Sembiring, 2003). berbahaya untuk konsumsi mencapai 1000 kali
16
diatas standar berbahaya yang ditetapkan a. Teori Legitimasi (Legitimacy Theory)
amerika serikat. Kawasan lain adalah pulau Legitimasi merupakan sistem
Kalimantan yang terkontaminasi merkuri pengelolaan perusahaan yang berorientasi
akibat penambangan emas ilegal pada keberpihakan terhadap masyarakat
(http://www.worstpolluted.org). (society), pemerintah individu dan
Pengungkapan tanggung jawab sosial kelompok masyarakat. Untuk itu, sebagai
perusahaan di Indonesia termasuk suatu sistem yang mengutamakan
pengungkapan wajib (mandatory disclosure) keberpihakan atau kepentingan masyarakat.
karena telah ada regulasi yang Operasi perusahaan harus sesuai dengan
mewajibkannya, antara lain Undang-Undang harapan dari masyarakat (Gray et, al.,
Perseroan Terbatas No 40 tahun 2007, 1995). Legitimasi dianggap penting bagi
peraturan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) perusahaan dikarenakan menjadi faktor
dalam PSAK No.1 (Revisi 2009) paragraf 12, yang strategis bagi kelangsungan dan
dan Undang-Undang No. 25 tahun 2007 perkembangan perusahaan. Legitimasi
tentang Penanaman Modal yang menyatakan organisasi dapat dilihat sebagai sesuatu
bahwa setiap penanam modal berkewajiban yang diberikan masyarakat kepada
melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan dan sesuatu yang diinginkan
perusahaan. Peraturan yang lain adalah atau dicari perusahaan dari masyarakat.
peraturan Bapepam nomor X.K.6 tentang Dengan demikian legitimasi memiliki
penyampaian laporan tahunan emiten atau manfaat untuk mendukung kelangsungan
perusahaan publik yang berlaku sesuai dengan hidup suatu perusahaan (O’Donovan,
Keputusan Ketua Bapepam dan LK nomor 2000).
Kep-431/BL/2012 tanggal 1 Agustus 2012.
Peraturan tersebut hanya membagi aspek CSR b. Teori Pemangku Kepentingan (Stake-
ke dalam empat aspek besar, yaitu lingkungan holder Theory)
hidup, ketenagakerjaan, masyarakat, dan Stakeholder adalah semua pihak,
tanggung jawab produk. Sedangkan luas internal maupun eksternal, yang dapat
pengungkapan CSR dalam regulasi tersebut mempengaruhi atau dipengaruhi oleh
hanya merupakan pengungkapan sukarela perusahaan baik secara langsung maupun
(voluntary disclosure). Walaupun legitimasi tidak langsung. Menurut teori stakeholder,
publik memaksa untuk melakukan perusahaan memiliki tanggung jawab
pengungkapan secara rinci, namun tiap entitas kepada setiap kelompok atau individu yang
bisnis memiliki pertimbangan tersendiri dalam dapat atau telah terpengaruh oleh kewajiban
menentukan luas pengungkapan tanggung yang dimiliki oleh perusahaan. Stakeholder
jawab sosialnya. pada dasarnya dapat mengendalikan diri
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis atau memiliki kemampuan untuk
pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, mempengaruhi pemakaian sumber-sumber
kinerja lingkungan terhadap tingkat (luas) ekonomi yang digunakan oleh perusahaan
pengungkapan tanggung jawab sosial pada (Mitchell et al., 1997 dalam Hoffman,
perusahaan sektor pertambangan yang 2007). Teori ini juga menyatakan bahwa
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Meskipun para stakeholder memiliki hak untuk
pengungkapan informasi CSR adalah sukarela mengetahui semua informasi baik informasi
(voluntary) namun diyakini bagi perusahaan mandatory maupun voluntary serta
yang menjalankan praktik akuntansi dan informasi keuangan dan nonkeuangan.
melakukan pelaporan atas aktivitas sosialnya Dampak aktivitas perusahaan kepada
dapat memberikan nilai tambah yang diperoleh stakeholder dapat diketahui melalui
dari para stakeholdernya. pertanggungjawaban yang diberikan
perusahaan berupa informasi keuangan dan
KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBA- non keuangan (Guthrie et al.,1990).
NGAN HIPOTESIS Pengungkapan sosial dianggap
sebagai bagian dari dialog antara
1. Kajian Pustaka perusahaan dengan stakehodersnya, bahwa
17
tanggung sosial jawab perusahaan tidak bertindak etis dan memberikan kontribusi
hanya terhadap pemiliknya atau pemegang kepada pengembangan ekonomi dari
saham saja tetapi juga terhadap komunitas setempat ataupun masyarakat
para stakeholders yang terkait dan terkena luas, bersamaan dengan peningkatan taraf
dampak dari keberadaan perusahaan. Dalam hidup pekerjanya beserta seluruh keluarga
menetapkan dan menjalankan strategi (Sukmawati dan Maswar, 2013).
bisnisnya, perusahaan yang menjalankan Kepedulian perusahaan yang
CSR akan memperhatikan dampaknya menyisihkan sebagian keuntungannya
terhadap kondisi sosial dan lingkungan, dan (profit) bagi kepentingan pembangunan
berupaya agar memberikan dampak positif. manusia (people) dan lingkungan (planet)
secara berkelanjutan berdasarkan prosedur
c. Teori keagenan (Agency Theory) (procedure) yang tepat dan professional
Teori agensi mengarah pada merupakan wujud nyata dari pelaksanaan
hubungan agensi, pemilik (principal) yang CSR di Indonesia dalam upaya penciptaan
memberi mandat pada pekerja (agent). kesejahteraan bagi masyarakat dan
Teori agensi menjelaskan mengenai lingkungan indonesia (Rahmawati dan
hubungan agensi dengan menggunakan Tarmizi, 2012). Beragam cara yang
metamorfosa dari sebuah kontrak (Jensen & dilakukan perusahaan untuk menjalankan
Meckling, 1976). Teori agensi CSR. Ada perusahaan yang mendirikan
mengasumsikan bahwa semua individu yayasan atau organisasi sosial perusahaan,
bertindak atas kepentingan mereka sendiri. bekerja sama dengan pihak lain atau dengan
Sehingga terjadi konflik kepentingan antara menjalankan sendiri CSR mulai dari
pemilik dan agen karena kemungkinan agen perencanaan hingga implementasinya.
tidak selalu berbuat sesuai dengan Laporan pertanggung jawaban sosial
kepentingan prinsipal, sehingga memicu disajikan dalam sebuah laporan yang
biaya keagenan (agency cost). Pemegang berkelanjutan yang dapat diterbitkan secara
saham sebagai prinsipal diasumsikan hanya terpisah ataupun terintegrasi dalam laporan
tertarik kepada hasil keuangan yang tahunan. Laporan keberlanjutan adalah
bertambah atau investasi mereka di dalam praktek pengukuran, pengungkapan dan
perusahaan. Sedang para agen diasumsikan upaya akuntabilitas dari kinerja organisasi
menerima kepuasan berupa kompensasi dalam mencapai tujuan pembangunan
keuangan dan syarat-syarat yang menyertai berkelanjutan kepada para pemangku
dalam hubungan tersebut. kepentingan baik internal maupun
Berdasarkan teori agensi, perusahaan eksternal.
yang menghadapi biaya kontrak dan biaya Penelitian ini mengidentifikasi hal-
pengawasan yang rendah cenderung akan hal yang berkaitan dengan laporan
mengeluarkan biaya untuk kepentingan pertanggungjawaban sosial dengan GRI
manajemen (salah satunya biaya yang dapat (Global Report Initiative). GRI adalah
meningkatkan reputasi perusahaan di mata sebuah jaringan berbasis organisasi yang
masyarakat). Kemudian, sebagai wujud telah mempelopori perkembangan dunia,
pertanggung jawaban, manajer sebagai agen paling banyak menggunakan kerangka
akan berusaha memenuhi seluruh keinginan laporan keberlanjutan dan berkomitmen
pihak prinsipal, dalam hal ini adalah untuk terus-menerus melakukan perbaikan
pengungkapan informasi pertanggung dan penerapan di seluruh dunia
jawaban sosial perusahaan. (www.globalreporting.org). Indikator pe-
ngungkapan tanggung jawab sosial menurut
d. Pengungkapan Tanggung Jawab GRI terdiri dari tiga indikator, yaitu
Sosial (CSR Disclosure) indikator kinerja ekonomi, kinerja
World Bisnis Council for Sustainable lingkungan dan kinerja sosial.
Development (WBCD) menyatakan bahwa
CSR merupakan suatu komitmen e. Profitabilitas
berkelanjutan oleh dunia usaha untuk
18
Profitabilitas merupakan salah satu
pengukuran bagi kinerja yang menunjukan g. Kinerja Lingkungan
kemampuan dalam menghasilkan laba Kinerja lingkungan adalah hasil yang
selama pereode tertentu pada tingkat dapat diukur melalui sistem manajemen
penjualan, aset dan modal saham tertentu lingkungan yang didasarkan pada kebijakan
(Kasmir, 2012). Profitabilitas merupakan lingkungan, sasaran lingkungan dan target
faktor yang seharusnya mendapat perhatian lingkungan (Purwanto, 2004). Terdapat dua
penting karena untuk dapat melangsungkan jenis kinerja lingkungan yaitu kinerja
hidupnya, suatu perusahaan harus berada lingkungan kuantitatif dan kinerja
dalam keadaan yang menguntungkan lingkungan kualitatif.
(profitable). Tanpa adanya keuntungan 1) Kinerja lingkungan kuantitatif adalah
(profit), maka akan sangat sulit bagi kinerja yang hasilnya dapat diukur dari
peusahaan untuk menarik modal dari luar sistem manajemen lingkungan yang
(Novrianto, 2012). Pihak manajemen terkait kontrol aspek lingkungan
perusahaan akan berusaha meningkatkan fisiknya. Indikator kualitatif adalah
keuntungan karena disadari benar betapa ukuran yang didasarkan pada semantik,
pentingnya arti dari profit terhadap pandangan, persepsi seseorang
kelangsungan dan masa depan perusahaan. berdasarkan pengamatan dan penilaian-
nya terhadap sesuatu. Kuantitatif adalah
f. Ukuran Perusahaan ukuran yang didasarkan pada sata
Ukuran perusahaan adalah empiris dan hasilnya numerik uang
pengklasifikasian perusahaan menjadi menunjukkan karakteristik kinerja dalam
perusahaan besar sedang dan kecil bentuk fisik, keuangan dan bentuk lain,
berdasarkan total aset perusahaan, total misalnya batas baku mutu limbah.
penjualan dan rata-rata tingkat penjualan 2) Kinerja lingkungan kualititatif adalah
(Seftianne, 2011). Secara umum perusahaan kinerja yang hasilnya dapat diukur dari
besar akan mengungkapkan informasi lebih hal-hal yang terkait dengan ukuruan aset
banyak dibandingkan perusahaan kecil. non fisik seperti prosedur, proses
Perusahaan besar tidak lepas dari tekanan inovasi, motivasi, dan semangat kerja
politis untuk melakukan pertanggung yang dialami pelaku kegiatan dalam
jawaban sosial dan pengungkapan sosial mewujudkan kebijakan lingkungan
yang lebih besar (luas) menjadi organisasi, sasaran dan target.
pengurangan biaya politis bagi perusahaan Kinerja lingkungan perusahaan dalam
(Hasibuan, 2001 dalam Jayanti 2011). penelitian ini diukur melalui PROPER atau
Menurut Cowen dalam Marzully dan Program Penilaian Peringkat Kinerja
Denies (2012) menyatakan bahwa teori Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan
legitimasi memiliki alasan tentang Hidup yang merupakan instrumen yang
hubungan ukuran perusahaan dan digunakan oleh Kementerian Negara
pengungkapan. Perusahaan yang lebih besar Lingkungan Hidup untuk mengukur tingkat
melakukan aktivitas yang lebih banyak ketaatan perusahaan berdasarkan peraturan
sehingga memiliki pengaruh yang lebih yang berlaku. PROPER diumumkan secara
besar terhadap masyarakat, memiliki lebih rutin kepada masyarakat, sehingga
banyak pemegang saham yang punya perusahaan yang dinilai akan memperoleh
perhatian terhadap program sosial yang insentif maupun disinsentif reputasi,
dilakukan perusahaan dan laporan tahunan tergantung kepada tingkat ketaatannya
merupakan alat yang efisien untuk (Rakhiemah dan Agustia, 2009).
mengkomunikasikan informasi tersebut. Penggunaan warna di dalam penilaian
Perusahaan besar akan mengungkapan PROPER merupakan bentuk komunikatif
informasi yang lebih besar dari pada penyampaian kinerja kepada masyarakat,
perusahaan kecil, karena perusahaan besar mulai dari terbaik, EMAS, HIJAU, BIRU,
cenderung memiliki resiko yang lebih besar MERAH, sampai ke yang terburuk,
terhadap kerusakan lingkungan sosial. HITAM. Secara sederhana masyarakat
19
dapat mengetahui tingkat penaatan Ketentuan ini bersifat wajib untuk dipenuhi.
pengelolaan lingkungan pada perusahaan Jika perusahaan memenuhi seluruh
dengan hanya melihat peringkat warna yang peraturan tersebut (in compliance) maka
ada. Aspek penilaian PROPER adalah akan diperoleh peringkat BIRU, jika tidak
ketaatan terhadap peraturan pengendalian maka MERAH atau HITAM, tergantung
pencemaran air, pengendalian pencemaran kepada aspek ketidak-taatannya. Berikut
udara, pengelolaan limbah B3, AMDAL tabel kriteria peringkat PROPER :
serta pengendalian pencemaran laut.

Tabel 1. Kriteria Peringkat PROPER

Peringkat Keterangan
Emas Diberikan kepada usaha dan atau kegiatan yang telah secara konsisten menunjukan
keunggulan lingkungan dalam proses produksi atau jasa, serta melaksanakan bisnis yang
beretika dan bertanggungjawab terhadap masyarakat.
Hijau Untuk usaha dan atau kegiatan yang telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari
yang dipersyaratkan dalam peraturan (beyond compliance) melalui pelaksanaan sistem
pengelolaan lingkungan dan mereka telah memanfaatkan sumber daya secara afisien serta
melaksanakan tanggung jawab sosial dengan baik.
Biru Untuk usaha dan atau kegiatan yang telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan, yang
dipersyaratkan sesuai denganketentuan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Merah Bagi mereka yang telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan tetapi belum sesuai
dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Hitam Diberikan kepada mereka yang dalam melakukan usaha dan atau kegiatannya, telah
dengan sengaja melakukan perbuatan atau melakukan kelalaian sehingga mengakibatkan
terjadinya pencemaran atau kerusakan lingkungan serta melanggar peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan atau tidak melaksanakan sanksi administrasi.
Sumber : http://proper.menlh.go.id

2. Pengembangan Hipotesis kapan tanggung jawab sosial perusahaan.


Penelitian mengenai pengaruh Semakin besar suatu perusahaan, maka
profitabilitas terhadap CSR disclosure semakin luas pengungkapan informasi yang
dilakukan oleh Rakhiemah dan Agustia akan disajikan karena masyarakat akan
(2009) dan Sukmawati, Maswar (2013) yang mengawasi aktivitas dalam perusahaan salah
berhasil menemukan bahwa profitabilitas satunya adalah tanggung jawab sosial
berpengaruh positif terhadap pengungkapan perusahaan. Hipotesis yang diajukan :
tanggung jawab sosial perusahaan. Belkaoui H₂: Ukuran perusahaan berpengaruh
dan Karpik (1989) dalam Heny (2013) positif terhadap CSR disclosure.
menyatakan profitabilitas merupakan
kemampuan entitas untuk menghasilkan Penelitian mengenai pengaruh kinerja
laba demi meningkatkan nilai pemegang lingkungan terhadap CSR dilakukan oleh
saham. Maka hipotesis pertama yang Rahmawati dan Tarmizi (2012), Aldila dan
diajukan adalah : Dian (2009) yang membuktikankan bahwa
H₁ : Profitabilitas (ROA) berpengaruh kinerja lingkungan yang dinilai melalui
positif terhadap CSR disclosure. program PROPER memberikan pengaruh
positif signifikan terhadap pengungkapan
Penelitian mengenai pengaruh ukuran informasi tanggung jawab sosial perusahaan.
perusahaan terhadap CSR dilakukan Wakid, Sudaryanto (2011) juga menambahkan
dkk (2013), Marzully dan Denies (2012), perusahaan dengan environmental perfor-
Agus (2011), Purnasiwi (2011) yang mance yang baik perlu mengungkapkan
menemukan bahwa ukuran perusahaan informasi kuantitas dan mutu lingkungan
berpengaruh signifikan terhadap pengung- yang lebih baik dibandingkan perusahaan
20
dengan environmental performance yang pengambilan sampel menggunakan metode
lebih buruk. Dari uraian diatas, maka purposive sampling secara lebih jelas
hipotesis yang diajukan : disajikan pada tabel berikut :
H3 : Kinerja lingkungan (PROPER)
berpengaruh positif terhadap CSR Tabel 2. Kriteria Pemilihan Sampel
disclosure.
Kriteria Jumlah
Berdasarkan uraian teori dan kajian 1 Perusahaan sektor manufaktur 95
empiris yang telah dikemukakan, maka yang konsisten terdaftar di
dapat dirumuskan melalui suatu kerangka BEI tahun 2012-2016.
pemikiran sebagai berikut : 2 Perusahaan terdaftar program -75
PROPER tahun 2012 - 2016
Profitabilitas
3 Perusahaan memiliki laba -2
(ROA) positif dari tahun 2012 - 2016
Ukuran Total sampel 18
Perusahaan
CSR
Sumber : Data diolah, 2017
(SIZE) Disclosure
Berikut adalah daftar perusahaan yang
Kinerja menjadi sampel penelitian ini :
Lingkungan
(PROPER) Tabel 3. Daftar Perusahaan Sampel

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan
metode asosiatif dengan pendekatan
kuantitatif dengan tujuan menjelaskan
hubungan kasual dan pengaruh antara
variabel melalui pengujian hipotesis
(Sugiyono, 2011:56). Metode pengumpulan
data adalah dokumentasi. Data penelitian
berupa data sekunder yaitu laporan
keuangan perusahaan yang diperoleh dari
situs resmi Bursa Efek Indonesia di
www.idx.co.id dan laporan program
penilaian peringkat kinerja perusahaan
(PROPER) dari situs resmi Kementrian
Lingkungan Hidup Indonesia di Sumber : Data diolah, 2017
http://proper.menlh.go.id. Jenis data adalah
data panel. Data panel merupakan 2. Definisi Operasional Variabel Penelitian
gabungan antara data runtut waktu (time a. Corporate Social Responsibility
series) dan data silang (cross section) Disclosure (Y)
(Winarno, 2015: 21). Analisis data CSR merupakan komitmen berke-
menggunakan program eviews 9.0. lanjutan dari perusahaan untuk
Populasi dalam penelitian ini adalah bertanggung jawab secara ekonomik,
seluruh perusahaan sektor manufaktur yang legal dan etis terhadap dampak-dampak
konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tindakan ekonominya terhadap
(BEI) periode 2012-2016 Metode masyarakat dan lingkungan serta

21
proaktif melakukan upaya-upaya 2012:196). ROA diukur dengan mem-
berkelanjutan untuk mencegah potensi- bandingkan laba bersih dengan total aset.
potensi dampak negatif bagi masyarakat Laba Bersih setelah pajak
dan lingkungan serta meningkatkan ROA =
kualitas sosial dan lingkungan (Andreas Total Aset
Lako, 2011:180). Pengungkapan Sumber : Kasmir (2012)
tanggung jawab sosial (CSR disclosure)
diukur dengan proksi Corporate Social c. Ukuran Perusahaan (X2)
Responsibility Disclosure Index Ukuran perusahaan adalah pengklasi-
(CSRDI) berdasarkan indikator Global fikasian perusahaan menjadi perusahaan
Reporting Initiatives (GRI) Generasi 3 besar sedang dan kecil berdasarkan total
(GRI-3) untuk tahun 2012-2013 yang aset perusahaan, total penjualan dan rata-
terdiri dari 79 indikator dan GRI-4 untuk rata tingkat penjualan (Seftianne, 2011).
tahun 2014-2016 yang terdiri dari 91 Proksi ukuran perusahaan dalam penelitian
indikator pengukuran. Selanjutnya, score ini menggunakan log of total assets yaitu
dari setiap item dijumlahkan untuk logaritma natural jumlah aset yang dimiliki
memperoleh keseluruhan score untuk perusahaan.
setiap perusahaan. Atau dirumuskan 𝑆𝐼𝑍𝐸 = 𝑙𝑜𝑔 𝑜𝑓 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
sebagai berikut : Sumber : Seftianne (2011)

∑ 𝑋𝑘𝑦 d. Kinerja Lingkungan


𝐶𝑆𝑅𝐷𝐼𝑦 = Kinerja lingkungan adalah kinerja
𝑛 perusahaan dalam menciptakan lingkungan
Sumber : Andreas Lako (2011) yang baik (green). Kinerja lingkungan ini
Keterangan : diukur dari prestasi perusahaan mengikuti
CSRDIy = CSR indeks perusahaan y. program PROPER yang merupakan salah
∑ 𝑋𝑘𝑦 = Jumlah skor pengungkapan CSR satu upaya yang dilakukan oleh Kementrian
1 = diungkapkan, 0 = tidak diungkapkan. Lingkungan Hidup (KLH) untuk
n = jumlah indikator pengungkapan mendorong penataan perusahaan dalam
pengelolaan lingkungan hidup melalui
Adapun jumlah indikator GRI-3 dan GRI- instrumen informasi. Pengukuran kinerja
4 tediri dari : lingkungan menggunakan skala ordinal dari
Tabel 4. Indikator Pengukuran CSRD penilaian PROPER. Sistem peringkat
kinerja PROPER mencakup pemeringkatan
perusahaan dalam lima (5) warna yakni :
Tabel 5. Indikator Kinerja Lingkungan
WARNA PENILAIAN SKOR
Emas Sangat sangat baik 5
Hijau Sangat baik 4
Biru Baik 3
Merah Buruk 2
Sumber : www.globalreporting.org
Hitam Sangat Buruk 1
b. Profitabilitas (X1) Sumber : http://proper.menlh.go.id
Profitabilitas merupakan rasio untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam
3. Metode Analisis Data
memperoleh keuntungan. Return On Assets
a. Analisis Statistik Deskriptif
(ROA) mengukur kemampuan perusahaan
Statistik deskriptif memberikan
dalam menghasilkan keuntungan dari setiap
gambaran umum objek penelitian yang
rupiah aktiva yang digunakan (Kasmir,
dijadikan sampel penelitian. Statistik
22
deskriptif menunjukkan nilai minimum, Ha =Model mengikuti fixed effect
maksimum, rata-rata (mean), dan standar Pengambilan keputusan :
deviasi data penelitian. Jika nilai F statistic > F tabel dan
nilai prob.< 0,05 maka H0 ditolak
b. Estimasi Model Regresi Data Panel model terpilih adalah FE.
Dalam membuat regresi data panel Jika nilai F statistic < F tabel dan
digunakan tiga pendekatan yaitu: nilai prob. > 0,05 maka H0 diterima
1) Pendekatan Common effect model terpilih adalah CE.
Dalam menganalisis regresi dengan 2) Uji Hausman
data panel dapat menggunakan Uji Hausman dilakukan untuk
analisis model ordinary least square memilih model mana yang lebih baik,
(OLS) atau common effect model apakah menggunakan model fixed
(CEM). Pendekatan ini adalah yang effect atau model random effect. Hal
paling sederhana untuk mengestimasi ini dilakukan setelah melakukan
data panel hanya menggabungkan pengujian sebelumnya. Pengujian
cross section dan data time series dilakukan menggunakan Correlated
tanpa melihat perbedaan antar waktu Random Effects – Hausman Test
dan individu (Basuki dan Prawoto, dengan hipotesis sebagai berikut :
2016). H0=Model mengikutirandomeffect
2) Pendekatan Fixed Effect Ha=Model mengikuti fixed effect
Fixed Effect adalah suatu objek Pengambilan keputusan :
memiliki konstanta yang besarannya Jika nilai chi-square statistic > chi-
tetap untuk berbagai periode waktu. square tabel dan nilai prob. < 0,05
Demikian juga dengan koefisien maka H0 ditolak, model terpilih
regresinya besarannya tetap dari adalah FE.
waktu ke waktu (Winarno,2015:9.15). Jika nilai chi-square statistic < chi-
3) Pendekatan Random Effect square tabel dan nilai prob. > 0,05
Random Effect digunakan untuk maka H0 diterima model terpilih
mengatasi kelemahan metode efek adalah RE.
tetap yang menggunakan variabel 3) Uji Langrage Multiplier
semu, sehingga model mengalami Uji Langrage Multiplier (LM)
ketidakpastian. Tanpa menggunakan digunakan untuk mengetahui model
variabel semu, metode efek random mana yang lebih baik, apakah lebih
mengunakan residual, yang di duga baik diestimasi dengan menggunakan
memiliki hubungan antar waktu atau model common effect atau model
antar objek (Winarno,2015:9.17). random effect. Hipotesis yang
digunakan dalam uji LM adalah
c. Pemilihan Model Regresi sebagai berikut:
Untuk menentukan model estimasi H0=Model mengikuti common effect
yang tepat untuk digunakan dalam Ha=Model mengikuti random effect.
analisis regresi data panel, maka kita Pengambilan keputusan meng-
dapat melakukan pengujian, berikut : gunakan nilai probabilitas (Prob.)
1) Uji Chow Breusch Pagan :
Uji chow adalah pengujian untuk Jika nilainya > 0,05 maka H0 diterima
memilih antara metode common effect artinya model terpilih adalah CE,
atau metode fixed effect yang lebih Jika nilai prob. < 0,05 H0 ditolak
cocok digunakan sebagai model artinya model terpilih adalah RE.
estimasi. Pengujian dilakukan d. Uji Asumsi Klasik
menggunakan Redundant Fixed Apabila model estimasi yang
Effects Tests-Likelihood Ratio dengan terpilih adalah random effect, maka tidak
hipotesis sebagai berikut : diperlukan uji asumsi klasik (Gujarati &
H0 =Model mengikuti common effect Porter,2012). Namun, apabila persamaan
23
regresi yang terpilih adalah common Apabila nilai probabilitas F < 0,05,
effect atau fixed effect (OLS) maka perlu maka Ha ditolak
dilakukan uji asumsi klasik. Adapun uji
asumsi klasik yang dilakukan adalah : e. Uji Kelayakan Model (Uji F)
Uji F (uji simultan) digunakan
1) Uji Multikolinearitas untuk menguji apakah model regresi
Menurut Ghozali (2016), yang diestimasi layak (andal) atau tidak.
menyatakan bahwa uji multikolinea- Model regresi yang layak (fit) artinya
ritas bertujuan untuk menguji apakah model yang diestimasi layak digunakan
model regresi ditemukan adanya untuk menjelaskan pengaruh variabel-
korelasi antar variabel bebas (inde- variabel bebas terhadap variabel terikat
penden). Model regresi yang baik (Ghozali, 2013). Adapun kriteria
seharusnya tidak terjadi korelasi pengambilan keputusan sebagai berikut:
antara variabel independen. H0 =Model tidak fit,
Multikolinearitas dapat dideteksi Ha= Model fit,
dengan melihat nilai tolerance dan Adapun kriteria pengambilan keputusan
variance inflation vactor (VIF). Nilai adalah :
cut off yang umum dipakai untuk Apabila nilai F hitung < F tabel dan nilai
menunjukan adanya multikolinearitas probabilitas F < 0,05, maka Ha diterima
adalah nilai tolerance < 0, 10 atau Apabila nilai F hitung > F tabel dan nilai
sama dengan nilai VIF > 10. probabilitas F > 0,05, maka Ha ditolak

2) Uji Heteroskedastisitas f. Koefisien Determinasi (R2)


Uji heteroskedastisitas ini KoefisienDeterminasi (R-square)
digunakan untuk menguji apakah menjelaskan variasi variabel-variabel
dalam model regresi terjadi independen terhadap variabel dependen-
ketidaksamaan variace dari residual nya. Besarnya nilai koefisien determinasi
suatu pengamatan ke pengamatan adalah antara nol sampai dengan satu.
yang lain. Heteroskedastisitas terjadi Nilai koefisien determinasi dapat diukur
pada saat residual dan nilai prediksi oleh nilai RSquare atau Adjusted R-
memiliki korelasi atau pola Square. Jika nilai koefisien determinasi
hubungan. Pola hubungan ini tidak suatu model mendekati satu, berarti
hanya sebatas hubungan yang linier, variabel independen dapat memberikan
tetapi dalam pola yang berbeda juga hampir semua informasi yang
dimungkinkan. Oleh karena itu ada dibutuhkan untuk menerangkan variasi
beberapa metode uji heteroskedas- pada variabel dependen (Ghozali, 2016).
tisitas yang dimiliki oleh EViews,
seperti : Breusch - Pagan Godfrey, g. Uji Hipotesis (Uji t)
Harvey, Glejser, ARCH, White dan Uji hipotesis ini dilakukan untuk
lain-lain. Idealnya semua metode uji mengetahui ada/atau tidaknya pengaruh
heteroskedastisitas dicoba sehingga variabel bebas dengan variabel terikat
kita yakin bahwa terjadi atau tidak nya secara parsial. Pengujian ini
terjadi heteroskedastisitas dalam dilakukan dengan cara membandingkan
model regresi linier ini. Hipotesis antara tingkat signifikansi t dari hasil
yang diajukan adalah : pengujian dengan nilai signifikansi yang
H0= Homoskedastisitas digunakan dalam penelitian ini. Cara uji
Ha = Heteroskedastisitas hipotesis parsial yang digunakan dalam
Kriteria pengambilan keputusan penelitian ini adalah sebagai berikut:
adalah : H0 =Variabel bebas tidak berpengaruh
Apabila nilai probabilitas F > 0,05 signifikan terhadap variabel terikat
maka Ha diterima Ha=Variabel bebas berpengaruh
signifikan terhadap variabel terikat
24
Kriteria pengambilan keputusan adalah : dari mean, median, deviasi standar, nilai
Apabila nilai thitung > ttabel dan nilai prob. minimum, dan nilai maksimum. Pengujian
t hitung < 0,05, maka Ha diterima ini dilakukan untuk mempermudah dalam
Apabila nilai thitung < ttabel dan nilai prob. memahami variabel-variabel yang
t hitung > 0,05, maka Ha ditolak digunakan dalam penelitian. Berikut hasil
statistik deskriptif data penelitian :
h. Analisis Regresi Berganda
Persamaan regresi data panel Tabel 6. Statistik Deskriptif Variabel
yang digunakan dalam penelitian ini Penelitian
adalah sebagai berikut:

CSRD = a + β1ROA + β2SIZE


+ β3PROPER + e

Keterangan :
CSRD : CSR Disclosure
a : Konstanta
ROA : Profitabilitas
SIZE : Ukuran Perusahaaan
POPER : Kinerja Lingkungan
Sumber : Output eviews, 2017
β₁, β₂, β₃ : Besaran koefisien regresi
dari masing-masing variabel 2. Pemilihan Model estimasi
e : Eror Pemilihan model estimasi yang telah
dilakukan melalui uji chow, uji hausman
HASIL DAN PEMBAHASAN dan uji langrange multiplier dirangkum
dalam tabel berikut :
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk
mendeskripsikan suatu data yang dilihat

Tabel 7. Uji Chow, Uji Hausman dan Uji Langrange Multiplier

Sumber : Output eviews, 2017


Tabel 8. Rangkuman Hasil Pemilihan Model Estimasi

Sumber : Data diolah, 2017

Hasil pengujian menyimpulkan dibanding-kan common dan fixed effect.


bahwa model random effect lebih tepat Karena model yang terpilih adalah random
25
effect maka tidak diperlukan uji asumsi sudah memenuhi uji asumsi klasik sehingga
klasik karena persamaan dalam model hasilnya memenuhi BLUE (Gujarati &
random effect sudah menggunakan metode Porter, 2012), dan model estimasi dari
Generalized Least Square (GLS) sehingga output eviews adalah sebagai berikut :
Tabel 9. Model Random Effect
Dependent Variable: CSRD
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 09/11/17 Time: 14:27
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 18
Total panel (balanced) observations: 90
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.771373 0.020373 37.86273 0.0000


ROA 0.077095 0.038017 1.207917 0.0554
SIZE 0.052340 0.014160 3.697367 0.0013
PROPER 0.037605 0.007488 5.022096 0.0001

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 0.016457 0.8912


Idiosyncratic random 0.005751 0.1088

Weighted Statistics

R-squared 0.541136 Mean dependent var 0.125121


Adjusted R-squared 0.475584 S.D. dependent var 0.008133
S.E. of regression 0.005889 Sum squared resid 0.000728
F-statistic 8.255069 Durbin-Watson stat 1.029857
Prob(F-statistic) 0.000808

Unweighted Statistics

R-squared 0.317462 Mean dependent var 0.810400


Sum squared resid 0.007437 Durbin-Watson stat 0.100862

Sumber : Output eviews, 2017

3. Uji Kelayakan Model (Uji F) Nilai koefisien determinasi yang


Uji kelayakan model dilakukan diukur dengan nilai Adjusted R-Square
dengan membandingkan nilai Fstatistic dan adalah sebesar 0,475 artinya variabel
Ftabel atau nilai probabilitasnya dengan ROA, SIZE dan PROPER mampu
0,05. Dari tabel 9 diperoleh nilai Fstatistic menjelaskan variabel CSR Disclosure
sebesar 8,255 > dari Ftabel (2,711) dan nilai sebesar 47,5%, sedangkan sisanya sebesar
prob Fstatistic sebesar 0,00 < 0,05. Maka 52,5% dijelaskan oleh variabel-variabel
dapat disimpulkan bahwa model fit artinya lain yang tidak diteliti dalam penelitian
variabel bebas (ROA, SIZE dan PROPER) ini.
secara simultan berpengaruh terhadap
variabel terikatnya (CSR Disclosure). 5. Uji Hipotesis (Uji T)
a. Hipotesis 1
4. Koefisien Determinasi (Adjusted R- Dengan menggunakan dasar
Square) keputusan yang telah diuraikan,
diketahui nilai thitung variabel ROA
26
sebesar 1,207 dan nilai ttabel dengan α = a. Pengaruh profitabilitas (ROA)
5% dan n = 90 dan k= 4 diperoleh nilai terhadap CSR disclosure
1,663. Maka dapat disimpulkan thitung < Hipotesis pertama yang diajukan
ttabel dan nilai prob. (0,055) > 0,05 yang menyatakan bahwa profitabilitas ber-
artinya menerima H0 dan menolak H1. pengaruh positif signifikan terhadap
Artinya profitabilitas (ROA) tidak CSR disclosure ditolak, dan menerima
berpengaruh terhadap CSR Disclosure. Ho artinya bahwa profitabilitas tidak
b. Hipotesis 2 berpengaruh signifikan terhadap CSR
Diketahui nilai thitung variabel disclosure. Profitabilitas yang diproksi
SIZE sebesar 3,697 dan nilai ttabel dengan ROA menunjukkan kemam-puan
sebesar 1,663. Maka dapat disimpulkan perusahaan dalam menghasilkan laba
thitung > ttabel dan nilai prob. (0,001) < dari kegiatan investasinya. Perusahaan
0,05 yang artinya menolak H0 dan dengan nilai ROA tinggi tidak
menerima H1. Artinya ukuran mempengaruhi luas pengung-kapan
perusahaan (SIZE) berpengaruh positif tanggungjawab sosial. Perusaha-an
signifikan terhadap CSR Disclosure. dengan ROA tinggi menunjukkan
c. Hipotesis 3 kinerja yang baik dan memiliki posisi
Diketahui nilai thitung variabel persaingan yang kuat sehingga
PROPER 5,022 > ttabel (1,663) dan nilai perusahaan berusaha mempertahankan
prob. (0,000) < 0,05 yang artinya performa labanya dengan fokus pada
menolak H0 dan menerima H1. Artinya kegiatan investasi yang menguntung-
kinerja lingkungan (PROPER) kan. Dalam kondisi ini, perusahaan
berpengaruh positif signifikan terhadap cenderung melaporkan kegiatan
CSR Disclosure. investasinya dan tidak memperhatikan
pengungkapan kegiatan sosial secara
d. Analisis Regresi Linear Berganda luas yang akan mengganggu performa
Persamaan regresi yang diperoleh kinerja keuangan yang dicapainya.
dalam penelitian ini adalah : Hasil ini bertolak belakang dengan
teori legitimasi yang menyata-kan bahwa
CSRD = 0,771373 + 0,077095 ROA+ melalui nilai ROA yang tinggi,
0,052340 SIZE + 0,037605 PROPER perusahaan mempunyai peluang untuk
membentuk suatu kontrak sosial dengan
Nilai konstanta (C) 0,771373 berarti masyarakat yakni dengan melaksanakan
bahwa jika seluruh variabel independen dan melaporkan segala kegiatan CSR
dianggap konstan yaitu ROA, SIZE dalam sebuah pengung-kapan CSR
dan PROPER maka CSRD sebesar sebagai bentuk upaya untuk menciptakan
0,771373 satuan. Nilai koefisien keselarasan antara sistem nilai
variabel ROA sebesar 0,077095 artinya perusahaan dengan sistem sosial yang
setiap kenaikan 1 satuan ROA akan berlaku di masyarakat. Hal ini bertujuan
memperluas pengungkapan CSR untuk mendapatkan legitima-si atau
sebesar 0,077095 satuan. Nilai reaksi positif bagi perusahaan sebagai
koefisien variabel SIZE adalah upaya untuk mendapatkan kepercayaan
0,052340 artinya setiap kenaikan 1 publik yang mengarah pada kekuatan
satuan SIZE akan meningkatkan CSR perusahaan dalam jangka panjang.
Disclosure sebesar 0,052340 satuan. Hasil penelitian ini didukung oleh
Nilai koefisien variabel PROPER penelitian yang dilakukan Marzully Nur
adalah 0,037605 artinya setiap dan Denies Priatinah (2012) yang
kenaikan 1 satuan PROPER akan menyatakan bahwa profitabilitas tidak
meningkatkan CSR Disclosure sebesar berpengaruh signifikan terhadap CSR
0,037605 satuan. disclosure, hal ini dikarenakan ketika
perusahaan memiliki tingkat laba yang
6. Pembahasan rendah, perusahaan (manajemen)
27
menganggap tidak perlu melaporkan hal- (2012) yang menyatakan bahwa ukuran
hal yang dapat mengganggu informasi perusahaan tidak berpengaruh signi-
tentang sukses keuangan perusahaan. fikan terhadap CSR disclosure, hal ini
Hasil penelitian ini juga bertentangan dikarenakan perusahaan kecil maupun
dengan penelitian yang dilakukan oleh besar sama-sama dituntut untuk
Novrianto (2012) yang menyatakan melaksanakann kegiatan sosial perusa-
bahwa profitabilitas secara positif haan untukmemperoleh kepercayaan
signifikan berpengaruh terhadap publik.
pengungkapan informasi sosial, semakin
tinggi nilai profitabilitas perusahaan c. Pengaruh kinerja lingkungan
maka semakin tinggi juga pengungkapan (PROPER) terhadap CSR disclosure
informasi sosial perusahaan. Hipotesis ketiga yang diajukan
menyatakan bahwa kinerja lingkungan
b. Pengaruh ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh positif signifikan terhadap
terhadap CSR disclosure CSR disclosure adalah terbukti. Kinerja
Hipotesis kedua yang diajukan lingkungan yang diukur dengan
menyatakan bahwa ukuran perusahaan PRPOPER menunjukkan kinerja
berpengaruh positif signifikan terhadap perusahaan dalam menciptakan ling-
CSR disclosure adalah terbukti. Ukuran kungan yang baik (green). Perusahaan
perusahaan menunjukkan besarnya dengan kinerja lingkungan yang baik
lingkup atau luas perusahaan dalam tidak hanya mengungkapkan mengenai
menjalankan operasinya. Semakin besar kepedulian perusahaan terhadap
suatu perusahaan, maka akan cenderung lingkungan tetapi juga mengenai kualitas
melakukan pengung-kapan CSR yang produk, keamanan produk, tanggung
lebih luas. Perusahaan besar dalam jawab sosial perusahaan terhadap
kegiatan bisnisnya banyak memberikan masyarakat sekitar, hingga kepedulian
dampak terhadap masya-rakat, sehingga perusahaan terhadap keselamatan dan
memungkinkan memi-liki pemegang kesejahteraan tenaga kerjanya.
saham yang memper-hatikan program Perusahaan yang peduli dengan kinerja
sosial yang dibuat perusahaan, sehingga lingkungannya berarti telah menerapkan
informasi mengenai pengungkapan CSR dengan baik sehingga pengungka-
tanggung jawab sosial perusahaan akan pan dalam laporan keuangan semakin
semakin luas. Pengungkapan tanggung luas.
jawab sosial pada perusahaan besar juga Hasil penelitian ini didukung oleh
merupakan komitmen dari perusahaan penelitian yang dilakukan oleh Aldila
(manajemen) untuk menjaga keper- dan Dian (2009) yang menyatakan
cayaan masyarakat dan stakeholders. bahwa kinerja lingkungan berpengaruh
Hasil penelitian ini mendukung positif signifikan terhadap CSR
teori legitimasi yang menyatakan bahwa disclosure, hal ini dikarenakan
perusahaan yang besar akan perusahaan dengan kinerja lingkungan
mengungkapkan tanggung jawab sosial yang baik terbukti memiliki kepedulian
perusahaannya untuk mendapatkan sosial yang lebih besar baik terhadap
legitimasi dari stakeholders. Dengan masyarakat maupun tenaga kerjanya.
demikian, perusahaan di Indonesia yang Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan
menjadi sampel dalam penelitian ini penelitian yang dilakukan oleh Maria
menyadari bagaimana pentingnya (2012) menyatakan bahwa kinerja
pengungkapan tanggung jawab sosial lingkungan memiliki pengaruh yang
perusahaan dalam laporan tahunannya. tidak signifikan terhadap pengung-kapan
Hasil penelitian ini mendukung tanggung jawab sosial. Penyebabnya
penelitian yang dilakukan oleh Maria karena pengungkapan tanggung jawab
(2012) namun tidak sesuai dengan sosial yang diung-kapkan perusahaan
penelitian yang dilakukan oleh Hafiz yang masuk ke dalam indikator
28
PROPER tidak banyak diungkapkan di sosial seperti kepemilikan saham,
laporan tahunan. karakteristik manajerial, external pressure,
dll.
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
a. Kesimpulan
Hasil penelitian membuktikan Aditya, Virgiawan. 2012. Pengaruh Kinerja
bahwa profitabilitas (ROA) tidak Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan
berpengaruh terhadap CSR disclosure. terhadap Corporate Social Responsibility
Sedangkan ukuran perusahaan (Size) dan Disclosure. Skripsi. Fakultas Ekonomi
kinerja lingkungan (PROPER) berpengaruh Universitas Diponegoro. Semarang.
positif signifikan terhadap CSR disclosure.
Perusahaan dengan profit tinggi tidak Akbar, Hafiz. 2013. Faktor–faktor yang
mempengaruhi keputusan manajemen Mempengaruhi Luas Pengungkapan
dalam pengung-kapan tanggung jawab Corporate Social Responsibility (CSR)
sosialnya, kondisi ini memungkinkan Dalam Laporan Tahunan Perusahaan.
adanya asumsi dari manajemen bahwa Jurnal Akuntansi. (Volume 1, Nomor 1).
pengungkapan tanggung jawab sosial akan Aldilla, Dian. 2009. Pengaruh Kinerja
menghambat performa keuangan yang telah Lingkungan terhadap Corporate Social
dicapai. Perusahaan besar cenderung lebih Responsibility Disclosure dan Kinerja
luas dalam hal pengungkapkan Finansial : Studi Empiris Perusahaan
pertanggungjawaban sosial untuk menjaga Manufaktur yang terdaftar di BEI. Jurnal
kepercayaan publik. Perusahaan dengan Akuntansi. (Volume 1, Nomor 1).
kinerja lingkungan yang baik lebih cermat Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
dalam mengungkapkan pertanggung Keuangan (BAPEPAM LK). Keputusan
jawaban sosial yang sesuai standar GRI Ketua BAPEPAM LK No. KEP-
karena perusahaan tidak hanya perduli 431/BL/2012 tentang Penyampaian
terhadap lingkungan tetapi juga mengenai Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan
kualitas produk, keamanan produk, Publik
kepedulian terhadap tenaga kerjanya hingga
masyarakat sekitar. Basuki, Agus Tri and Prawoto, Nano. 2016.
Analisis Regresi Dalam Penelitian Ekonomi
b. Keterbatasan dan saran & Bisnis : Dilengkapi Aplikasi SPSS &
Keterbatasan pada penelitian ini EVIEWS. PT Rajagrafindo Persada. Depok.
adalah : Bursa Efek Indonesia, 2014, Annual report,
1) Subyektif dalam menilai luasnya Diakses dari www.idx.co.id pada tanggal
pengungkapan CSR mengakibatkan 20-28 April 2017.
hasil dan pandangan berbeda.
CSR Indonesia, A+. 2014. Mengendus Limbah
2) Penelitian terbatas pada sektor
Sungai Citarum Upaya Menuju Nol
manufaktur yang bergabung dalam
Pembuangan Bahan Kimia Berbahaya.
program PROPER sehingga hasil tidak
http://csrindonesia.com. Diakses pada
dapat digeneralisasi pada yang selain
tanggal 20 April 2017.
perusahaan sampel.
Dari keterbatasan tersebut, untuk Damodar N. Gujarati and Dawn C. Porter.
penelitian selanjutnya disarankan meneliti 2012. Dasar–dasar Ekonometrika. Salemba
pada perusahaan yang bergerak selain Empat. Jakarta.
industri manufaktur seperti pertambangan, Donovan, Gary and Kathy Gibson. 2000.
property dan sektor yang berhubungan Environmental Disclosure in the Corporate
langsung dengan lingkungan. Pemilihan Annual Report: A Longitudinal Australian
variabel selain yang digunakan dalam Study. Paper for Presentation in the 6th
penelitian ini yang diduga mempengaruhi Interdisciplinary Environmental
luas pengungkapan pertanggungjawaban Association Conference, Montreal, Canada.
29
Fadilah, Lia. 2015. Konsekuen Perputaran Marzully, Denies. 2012. Analisis Faktor-faktor
Kas, Perputaran Persediaan dan Total yang mempengaruhi Pengungkapan
Hutang terhadap Profitabilitas : Studi Corporate Social Responsibility : Studi
Empiris Perusahaan Industri yang terdaftar Empiris pada Perusahaan berkategori High
di BEI. Skripsi. Fakultas Ekonomi Profile yang Listing di BEI. Jurnal
Universitas Muhammadiyah Tangerang, Akuntansi. (Volume 1, Nomor 1).
Tangerang. Novrianto. 2012. Pengaruh Leverage,
Fitriyani, Anis. 2013. Pengaruh Kinerja Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan
lingkungan dan Biaya Lingkungan terhadap Pengungkapan Informasi Sosial :
Terhadap Kinerja Keuangan Pada BUMN. Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur
Jurnal Manajemen. (Volume 1, Nomor 1). di BEI. Jurnal Akuntansi. (Vol.1, No.1).
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Purnasiwi, Jayanti. 2011. Analisis Pengaruh
Multivariete dengan Program IBM SPSS Size, Profitabilitas, Dan Leverage Terhadap
23. Badan Penerbit Universitas Pengungkapan CSR : Studi Empiris pada
Diponegoro. Semarang. Perusahaan yang terdaftar di BEI. Skripsi.
Gray, et. al. 1995. Corporate Social and Program Sarjana Universitas Diponegoro,
Environmental Reporting: A Review of Semarang.
Literature and a Longitudinal Study of UK Purwanto, Agus. 2011. Pengaruh Tipe
Disclosure. Accounting, Audiitng, and Industri, Ukuran Perusahaan dan
Accountability Journal, Vol.8 No 2: 47-76. Profitabilitas terhadapCorporate Social
Gutrie, J. dan Parker, L. 1990. Corporate Responsibility : Studi Empiris pada
Social Disclosure Practice: A Comparative Perusahaan Non-Keuangan yang terdaftar
International Analysis. Advance in Public di BEI. Jurnal Akuntansi dan Auditing.
Interest Accounting 3: 159-176. (Vol. 8, No.1).
Hadi, Nor. 2011. Corporate Social Purwanto, Andie Tri. 2004. Pengukuran
Responsibility. Graha Ilmu. Yogyakarta. Kinerja
Lingkungan.http://andierti.tripod.com.
Hoffman, Richard C. 2007. Corporate Social Diakses pada tanggal 20 April 2017.
Responsibility An Institutional Perspective.
Jurnal Manajemen. (Volume 3, Nomor 1). Rahmawati, Tarmizi. 2012. Pengaruh Kinerja
Lingkungan Terhadap Financial Corporate
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2009. Performance Dengan Corporate Social
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Responsibility Disclosure Sebagai Variabel
(PSAK) No.1 : Penyajian Laporan Intervening : Studi Empiris Perusahaan
Keuangan. Jakarta. Manufaktur yang terdaftar di BEI. Jurnal
Jensen, M. C. and W. H. Meckling. 1976. Akuntansi. (Vol.1, No. 2).
Theory of the Firm: Managerial Behavior, Sembiring, Eddy Rismanda. (2005).
Agency Costs and Ownership Structure. Karakteristik Perusahaan dan
Journal of Financial Economics 3: 305-360. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial :
Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Studi Empiris pada Perusahaan yang
PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Tercatat di Bursa Efek Jakarta. Jurnal
Akuntansi. (Volume 7, Nomor 1).
Kementrian Lingkungan Hidup. 2015.
Program Penilaian Peringkat Kinerja Sjahrial, Dermawan. 2007. Manajemen
Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Keuangan Lanjutan. Jakarta: Mitra Wacana
Hidup (PROPER). Media.
http://www.menlh.go.id/proper. Diakses Sugiyono. 2011. Statistik untuk Penelitian.
pada tanggal 20 April 2017. Alfabeta. Bandung.
Lako, Andreas. 2011. CSR dan Reformasi Sukmawati, dan Maswar. 2013. Pengaruh
Paradigma Bisnis & Akuntansi. Erlangga Karakteristik Perusahaan Terhadap
Jakarta. Corporate Social Responsibility Disclosure
30
: Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di BEI. Jurnal
ilmu dan Riset Akuntansi. (Vol.2, Nomor
3).
Suratno, Ignatius Bondan, dkk. 2006.
Pengaruh Environmental Performance
terhadap Environmental Disclosure dan
Economic Performance : Studi Empiris
Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode
2001-2004. Jurnal Akuntasi. (Volume 9,
Nomor 1).
Triastuti, Heni. 2013. Pengaruh Profitabilitas
Dan Size Perusahaan Terhadap Corporate
Social Responsibility : Studi Empiris pada
Perusahaan Perbankan yang terdaftar di
BEI. Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis.
(Volume 13, Nomor 1).
Undang-Undang tentang Penanaman Modal,
UU No. 45 tahun 2007
Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas,
UU No. 40 tahun 2007, LN No. 106 Tahun
2007, TLN No. 4756.
Wijaya, Maria. 2012. Faktor-faktor yang
mempengaruhi Penggungkapan Tanggung
Jawab Sosial : Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
BEI. Jurnal Akuntansi. (Volume 1, Nomor
1).
Winano, Wing Wahyu. 2015. Analisis
Ekonometrika dan Statistik dengan Eviews.
UPT STIM YKPN. Yogyakarta
www.csrindonesia.com
www.globalreporting.org

31

You might also like