Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh Meliana
Utami
NIM : 1113082000028
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
1438 H/2017
THE INFLUENCE OF FAMILY OWNERSHIP AND CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY ON TAX AGRESSIVENESS WITH EARNINGS
MANAGEMENT AS A MODERATION VARIABLE
ABSTRACT
This research aimed to analyze the effect of family ownership and corporate
social responsibility on tax agressiveness with earnings management as a moderation
variable . Independent variable in this research were family ownership measured by
dummy variable and corporate social responsibility measured by CSRI . Dependent
variable in this research was tax agressiveness measured by ETR and moderation
variable in this research was earnings management measured by DA.
This research used secondary data from annual report that have been published
by companies in Indonesia Stock Exchange. Population in this research were
manufacture companies listed in Indonesia Stock Exchange during 2011-2015. By
using purposive sampling method, the total amount of samples obtained in this
research were 182 from 52 companies. The data were analyzed by using multiple
linear regression method and MRA(Moderate Regression Analysis).
The results of this research showed that family ownership and corporate social
responsibility has a negative and significant effect on tax agressiveness. The
interaction between family ownership and earnings management has no effect on tax
aggressiveness. The interaction between corporate social responsibility and earnings
management also has no effect on tax aggressiveness.
ii
PENGARUH KEPEMILIKAN KELUARGA DAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK DENGAN
MANAJEMEN LABA SEBAGAI VARIABEL MODERASI
ABSTRAK
ix
1. Hipotesis Penelitian
Pajak
memiliki lima komponen pengukuran yaitu effective tax rate (ETR), cash
kepemilikan yang lebih besar, rentang waktu investasi yang lebih lama,
Konflik yang ada didalam perusahaan keluarga juga lebih kecil dibanding
saham minoritas akan lebih taat terhadap keputusan yang dibuat oleh
40
Penelitian (Chen et al., 2010) menjelaskan perusahaan keluarga
Hal ini berbeda dengan penelitian (Martani & Persada, 2010) bahwa
penelitian (Sari & Martani, 2010) dan (Asfiyati, 2012) yang menyatakan
41
b. Keterkaitan antara Corporate Social Responsibility (CSR) dengan
Agresivitas Pajak
tersebut tidaklah adil, dan perusahaan hanyalah sebagai parasit yang ada di
(Ratmono & Sagala, 2015) dan (Yoehana, 2013) juga menyatakan bahwa
rentang waktu investasi yang lebih lama, serta memiliki kepedulian yang
(Arifin, 2003).
menyatakan manajemen laba adalah alat tindakan pajak agresif, maka ada
44
d. Keterkaitan antara Corporate Social Responsibility (CSR) dengan
Moderasi
akan beroperasi sesuai dengan etika dan norma yang belaku sehingga
sebagian besar orang terjadi lebih sedikit pada perusahaan yang memiliki
45
komitmen yang kuat dalam melaksanakan aktivitas CSR. Dengan
dan pemerintah, serta akan menurunkan nilai dan dampak positif dari
46
A. Hasil Uji Analisis Data
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi
berganda. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh
mengenai pengaruh variabel independen (manajemen laba dan corporate social
responsibility) terhadap variabel dependen yaitu agresivitas pajak.
1. Statistik Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel dependen
(Y) yaitu agresivitas pajak serta variabel independen yaitu manajemen laba
(X1) dan corporate social responsibility (X2). Hasil pengujian variabel-
variabel tersebut secara deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.2.
Tabel 4. 2
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Family 182 ,00 1,00 ,4505 ,49892
CSR 182 ,11 ,35 ,2472 ,06585
Agresivitas 182 ,13 ,38 ,2591 ,04654
EM 182 -,65 ,60 ,0017 ,09970
Valid N 182
(listwise)
Sumber: data sekunder diolah
a. Variabel Dependen
67
keluarga atau family (X1) menunjukan nilai minimum sebesar 0
c. Variabel Moderasi
a. Uji Normalitas
atau tidak. model regresi yang baik memiliki data yang berdistribusi
68
Tabel 4. 3 Hasil Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 182
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,04405902
Most Extreme Differences Absolute ,078
Positive ,078
Negative -,058
Kolmogorov-Smirnov Z 1,053
Asymp. Sig. (2-tailed) ,217
Sumber: data sekunder diolah
nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,217 > 0,05. Hal ini berarti
Gambar 4.1
Grafik Histogram
69
Gambar 4.2
Grafik Normal P-Plot
data yang normal. pada grafik histogram dapat dilihat bahwa grafik
garis diagonal.
b. Uji Multikolonieritas
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolonieritas
Collinearit Statistics
y
Model
Tolerance VIF
1 (Constant)
EM ,999 1,001
karena memiliki nilai Tolerance ≥ 0,1 serta nilai VIF ≤ 10. maka dapat
c. Uji Autokorelasi
71
autokorelasi apabila nilai Durbin-Watson (DW) berada diantara nilai
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 182 sampel dengan
d. Uji Heterokedastisitas
grafik scatterplot dan uji Spearman. Data yang tidak menyalahi asumsi
Tabel 4.6
Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Grafik Spearman
Unstandardized
Family Csr Residual
Spearman' Family Correlatio 1,000 ,057 ,036
s rho n
Coefficient . ,441 ,634
Sig. (2-
tailed) 182 182 182
73
Sumber: data sekunder diolah
74
Gambar 4.3
Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Grafik Scatterplot
sebesar 0,276. karena nilai kedua variabel independen lebih besar dari
heterokedastisitas.
75
3. Uji Koefisien Determinasi (R2)
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil
2013). Hasil uji koefisien Adjusted R Square dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7
Hasil Uji Koefisien Determinasi analisis regresi berganda
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 ,322a ,104 ,089 ,04443
76
yang tidak termasuk dalam analisa regresi pada penelitian ini seperti
(MRA)
Tabel 4.8
Hasil Koefisien Determinasi H3
77
2) Hasil Koefisien Determinasi Hubungan Interaksi Corporate
Tabel 4.9
Hasil Koefisien Determinasi H4
diluar model.
4. Pengujian Hipotesis
dilakukan melalui uji koefisien determinasi, uji statistik F dan uji statistik t.
terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Uji
78
Statistik F dapat ditentukan dengan melihat nilai F hitung atau
probabilitas F lebih kecil dari 0,05 maka HA diterima dan menolak H0.
diterima dan menolak HA. Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel
4.10.
Tabel 4.10
Hasil Uji Statistik F
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
Dapat dilihat pada tabel 4.10 bahwa hasil uji statistik F memiliki
nilai probabilitas sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian
79
b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Uji statistik t dapat ketahui dengan
kecil dari 0,05 maka HA diterima dan menolak H0. Sedangkan jika
nilai probabilitas t lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak
HA. Hasil uji t pada analisis regresi berganda (H1 dan H2) ditunjukkan
Tabel 4.11
Hasil Uji t Analisis Regresi Berganda
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
80
Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan hasil uji t antara variabel
Tabel 4.12
Hasil Uji t H3
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
signifikansi sebesar 0,735 (>0,05) dengan nilai beta -0,013. Hal ini
pajak.
Tabel 4.13
Hasil Uji t H4
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
82
nilai beta -0,264. Hal ini menunjukkan bahwa variabel corporate
B. Pembahasan
artinya H1 diterima.
sistem self assessment dimana wajib pajak yang menghitung, melaporkan dan
83
membayar pajak mereka sehingga dengan mudah melakukan agresivitas
pajak.
Hasil yang sama juga diungkapkan pada penelitian (Sari & Martani,
terhadap tingkat agresivitas pajak. (Sari & Martani, 2010) menyatakan bahwa
dari petugas pajak. fenomena seperti ini mungkin juga terjadi karena adanya
efek exterlitas dari budaya pemeriksaan pajak di Indonesia. (Sari & Martani,
curang dianggap merupakan hal biasa, maka tindakan tersebut akan semakin
Hal ini bertolak belakang dengan hasil penelitian, penelitian (Chen et al.,
pajak yang lebih kecil daripada perusahaan non-keluarga. Hal ini diduga
lebih rela membayar pajak lebih tinggi, daripada harus membayar denda
menjaga reputasinya. Hasil yang berbeda ini dapat disebabkan oleh perbedaan
Berdasarkan hasil uji statistik t yang ditunjukkan oleh tabel 4.10 dapat
berbagai upaya agar dapat meminimalkan jumlah pajak yang harus dibayar.
strategi CSR perusahaan (termasuk etika dan aturan bisnis) dari elemen dasar
(Yoehana, 2013), Menurut Winarsih, dkk. (2014), pelaporan CSR tidak dapat
85
menjadi ukuran terhadap kinerja CSR yang dilakukan perusahaan karena
infomasi CSR yang diungkapkan dalam laporan belum tentu sesuai dengan
dengan mengamati ada tidaknya suatu item informasi yang terdapat dalam
wewenang terhadap laporan CSR juga belum tentu ada sehingga kebenaran
sosial dalam laporan tahunan perusahaan tidak dapat dijadikan jaminan akan
lebih besar dibandingkan 0,05, maka demikian hipotesis ketiga (H3) ditolak,
yang artinya dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa manajemen laba
tidak berdampak besar bagi tujuan meminimalisasi biaya pajak. Hal ini
Hal ini dapat menyebabkan praktik manajemen laba dan manipulasi lainnya
oleh publik atau tanpa pengendali utama. Perusahaan yang dikendalikan oleh
dapat dibatasi. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi kepemilikan keluarga
sebesar 0,080 lebih besar dibandingkan 0,05, maka demikian hipotesis ketiga
(H4) ditolak, yang artinya dalam penelitian ini bahwa manajemen laba bukan
Berdasarkan hasil uji statistik t yang ditunjukkan oleh tabel 4.12 dapat
Hal ini menyatakan bahwa praktik manajemen laba tidak membawa pengaruh
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian (Dianita dan
legitimasi dari lingkungan sekitarnya dan beroperasi sesuai dengan etika dan
oleh (Lanis & Richardson, 2013) menyatakan bahwa sulit untuk membedakan
antara CSR yang dilakukan dengan motif altruistik dengan CSR yang
Sebaliknya, banyak aksi perusahaan yang dilakukan dengan motif ganda. Oleh
agresivitas pajak. Hal ini karena apabila perusahaan yang menerapkan CSR
menurunkan nilai dan dampak positif dari CSR yang telah dilakukan oleh
91