PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, KARAKTER EKSEKUTIF,
UKURAN PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP
PENGHINDARAN PAJAK (TAX AVOIDANCE) (Studi Pada Perusahaan Pertanian dan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2014)
Oleh : Khoirunnisa Alviyani Pembimbing : Raja Adri Satriawan Surya dan Rofika
Faculty Of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia
Email : khoirunnisaalviyani@gmail.com
The Effect Of Corporate Governance, Excecutive Character, Firm Size, And
Leverage On The Extent Of Tax Avoidance (Study On Agriculture And Minning Companies Listed In Indonesia Stock Exchange In 2011-2014)
ABSTRACT
This study aims to examine the effect of corporate governance, excecutive
characters, firm size, and leverage on the extent of tax avoidance with proxy book tax gap. The population in this study is the Registered Agriculture and Minning companies in Indonesia Stock Exchange in 2011 until 2014. The sample was determined by the purposive sampling method and obtain 12 companies. Type of data used was secondary data obtained from www.idx.co.id or corporate websites. The method of analysis used is multiple regression analysis. The results of study show that institusional ownership has significant effect on tax avoidance, where the significant value are 0,045<0,05. Quality auditte has significant effect on tax avoidance, where the significant value are 0,371>0,05. Independent commisaries has a significant effect on tax avoidance, where the significant value are 0,000<0,05. Audit commite has no significant effect on tax avoidance, where the significant value are 0,459>0,05. Exchecutive charachters has signifikan effect on tax avoidance, where the significant value are 0,010<0,05. Firm size has significant effect on tax avoidance, where the significant value are 0,000<0,05. Leverage has no significant effect on tax avoidance, where the significant value are 0,490>0,05.
kemakmuran rakyat. Pajak sangat Pajak merupakan pungutan penting bagi pemerintah karena Negara terhadap orang pribadi memberikan kontribusi yang besar maupun badan yang sifatnya wajib, dalam penerimaan Negara. Dari sudut tidak mendapat timbal balik secara pandang persahaan, pajak merupakan langsung dan dipergunakan oleh salah satu komponen biaya yang
JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 2540
mengurangi laba perusahaan. Beban bahan baku (DJP, 2013 dalam pajak yang tinggi mendorong banyak Prakosa, 2014). perusahaan berusaha melakukan Penelitian ini merupakan manajemen pajak agar pajak yang pengembangan dari penelitian Jaya dibayarkan lebih sedikit. dkk, (2013), Prakosa (2014), dan Manajemen pajak dapat Swingly dan Sukartha (2015) dengan dilakukan salah satunya dengan variabel independen yang digunakan melakukan penghindaran pajak (tax dalam penelitian ini yaitu avoidance) dimana perusahaan kepemilikan institusional, kualitas berusaha mengurangi beban pajaknya audit, komisaris independen, komite dengan cara yang legal dan tidak audit, karakter eksekutif, ukuran bertentangan dengan undang-undang perusahaan, dan leverage. Penelitian perpajakan yang berlaku. Tax ini dilakukan untuk mengetahui avoidance merupakan suatu strategi faktor-faktor apa saja yang pajak yang agresif yang dilakukan mempengaruhi penghindaran pajak. oleh perusahaan dalam Faktor-faktor tersebut terdiri dari: meminimalkan beban pajak, sehingga corporate governance (yang kegiatan ini memunculkan resiko bagi diproksikan dengan kepemilikan perusahaan antara lain denda dan institusional, kualitas audit, komisaris buruknya reputasi perusahaan dimata independen dan komite audit), publik (Annisa dan Kurniasih, 2012. karakter eksekutif, ukuran Oleh karenanya, persoalan perusahaan, dan leverage. penghindaran pajak merupakan Rumusan masalah yang akan persoalan yang rumit dan unik. Disatu dibahas dalam penelitian ini antara sisi penghindaran pajak lain: 1) Apakah kepemilikan saham diperbolehkan, tapi di sisi yang lain institusional berpengaruh terhadap penghindaran pajak tidak diinginkan. penghindaran pajak? 2) Apakah Kegiatan tax avoidance akhir- kualitas audit berpengaruh terhadap akhir ini diperkirakan akan menjadi penghindaran pajak ? 3) Apakah hal penting yang harus diperhatikan Komisaris Independen berpengaruh oleh fiskus. Di Indonesia sendiri pada terhadap penghindaran pajak? 4) tahun 2005 terdapat 750 perusahaan Apakah Komite Audit berpengaruh Penanaman Modal Asing yang terhadap penghindaran pajak? 5) ditengarai melakukan penghindaran Apakah karakter eksekutif pajak dengan melaporkan rugi dalam berpengaruh terhadap penghindaran waktu 5 tahun berturut-turut dan tidak pajak ? 6) Apakah ukuran perusahaan membayar pajak (Bappenas, 2005 berpengaruh terhadap penghindaran dalam Prakosa, 2014). Berdasarkan pajak ? 7) Apakah leverage data pajak yang disampaikan oleh berpengaruh terhadap penghindaran Dirjen Pajak pada tahun 2013 ada pajak ? sekitar 4.000 perusahaan PMA yang Tujuan penelitian ini yaitu: 1) melaporkan nihil nilai pajaknya, Untuk menguji pengaruh kepemilikan perusahaan tersebut diketahui ada saham institusional terhadap yang mengalami kerugian selama 7 penghindaran pajak. 2) Untuk tahun berturut-turut. Perusahaan menguji pengaruh kualitas audit tersebut umumnya bergerak pada terhadap penghindaran pajak. 3) sector manufaktur dan pengolahan Untuk menguji pengaruh komisaris independen terhadap penghindaran
JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 2541
pajak. 4) Untuk menguji komite audit agresif oleh perusahaan, dan semakin pengaruh terhadap penghindaran besarnya konsentrasi shortterm pajak. 5) Untuk menguji pengaruh shareholder institusional akan karakter eksekutif terhadap meningkatkan kebijakan pajak penghindaran pajak. 6) Untuk agresif, tetapi semakin besar menguji pengaruh ukuran perusahaan konsentrasi kepemilikan longterm terhadap penghindaran pajak. 7) shareholder maka akan semakin Untuk menguji pengaruh leverage mengurangi tindakan kebijakan pajak terhadap penghindaran pajak. yang agresif. Hasil penelitian terdahulu LANDASAN TEORI DAN mengenai pengaruh kepemilikan PENGEMBANGAN HIPOTESIS institusional terhadap penghindaran pajak yang dilakukan oleh Ngadiman Pengaruh Kepemilikan (2014) menunjukkan bahwa Institusional Terhadap kepemilikan institusional berpengaruh Penghindaran Pajak positif dan signifikan terhadap tax Menurut Faisal (2004: 199) avoidance. Berdasarkan teori dan dalam Ngadiman (2014), kepemilikan penelitian terdahulu, diduga terdapat institusional merupakan pihak yang hubungan antara kepemilikan saham memonitor perusahaan dengan institusional dengan penghindaran kepemilikan institusi yang besar pajak sehingga dapat diajukan (lebih dari 5%) mengidentifikasikan hipotesis sebagai berikut: kemampuannya untuk memonitor H1: Kepemilikan saham institusional manajemen lebih besar. Adanya berpengaruh terhadap penghindaran kepemilikan institusional di suatu pajak. perusahaan akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih Pengaruh Kualitas Audit Terhadap optimal terhadap kinerja manajemen. Penghindaran Pajak Pengawasan yang dilakukan oleh Salah satu elemen penting investor institusional sangat dalam corporate governance adalah bergantung pada besarnya investasi transparansi. Transparansi yang dilakukan. Pihak institusional mensyaratkan adanya pengungkapan yang menguasai saham lebih besar yang akurat tentang laporan keuangan daripada pemegang saham lainnya yang telah diaudit oleh KAP. Salah dapat melakukan pengawasan satu bentuk monitoring yang dapat terhadap kebijakan manajemen yang menurunkan biaya agensi adalah audit lebih besar juga sehingga manajemen (Jensen dan Meckling, 1976 dalam akan menghindari perilaku yang Kurniasih dan Sari, 2013). merugikan para pemegang saham. Transparansi terhadap pemegang Semakin besar kepemilikan saham dapat dicapai dengan institusional maka semakin kuat melaporkan hal-hal terkait perpajakan kendali yang dilakukan pihak pada pasar modal dan pertemuan para eksternal terhadap perusahaan. pemegang saham. Peningkatan Khurana dan Moser (2009) transparansi terhadap pemegang dalam Annisa (2012) menyatakan saham dalam hal pajak semakin bahwa besar kecilnya konsentrasi dituntut oleh otoritas publik. kepemilikan institusional maka akan Alasannya adalah adanya asumsi mempengaruhi kebijakan pajak bahwa implikasi dari perilaku pajak
JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 2542
yang agresif, pemegang saham tidak dewan komisaris lainnya dan ingin perusahaan mereka mengambil pemegang saham pengendali, serta posisi agresif dalam hal pajak dan bebas dari hubungan bisnis atau akan mencegah tindakan tersebut jika hubungan lainnya yang dapat mereka tahu sebelumnya. mempengaruhi kemampuannya untuk Annisa dan Kurniasih (2012) bertindak independen atau bertindak menyatakan bahwa laporan keuangan semata-mata demi kepentingan yang diaudit oleh auditor KAP the big perusahaan (Sari, 2014). jumlah four dianggap lebih berkualitas minimal komisaris independen adalah karena auditor big four dianggap 30% dari seluruh anggota dewan lebih mampu membatasi praktik komisaris. Dewan yang terdiri dari manajemen laba dibanding dengan dewan komisaris independen yang auditor non big four. Auditor big four lebih besar memiliki kontrol yang juga dianggap dapat mempertahankan kuat atas keputusan manajerial. sikap independensi dalam kenyataan Dalam hubungan keagenan, (in fact) sepanjang pelaksanaan audit pemilik saham sebagai principal dan independensi dalam profesional menginginkan agar manajer sebagai serta dapat menjaga kepercayaan agent bertindak sesuai dengan masyarakat sebagai pemakai laporan kepentingan principal. Principal keuangan, oleh karena itu perusahaan menginginkan agent untuk yang diaudit oleh KAP the big four meningkatkan kinerja dan melakukan (PowerWaterhouseCooper- PWC, efisiensi biaya, termasuk biaya pajak Deloitte Touche Tohmatsu, KPMG, yang timbul dari jumlah pertambahan Ernst & Young- E&Y) memiliki kekayaan yang dimiliki principal. tingkat kecurangan yang lebih rendah Dengan demikian, keberadaan dibandingkan dengan perusahaan komisaris independen ini dapat yang diaudit oleh KAP non the big menghambat kepentingan pemilik four. saham karena komisaris independen Hasil penelitian terdahulu yang memiliki fungsi pengawasan mengenai pengaruh kualitas audit dan diasumsikan tidak terpengaruh terhadap penghindaran pajak yang dengan kepentingan pemilik saham dilakukan oleh Annisa (2012) akan sebisa mungkin meminimalkan menunjukkan bahwa kualitas audit tindakan efisiensi biaya pajak atau memiliki pengaruh yang signifikan penghindaran pajak (Prayogo, 2013 terhadap tax avoidance. Berdasarkan dalam Prakosa, 2014). teori dan penelitian terdahulu, diduga Hasil penelitian terdahulu terdapat hubungan antara kualitas mengenai pengaruh komisaris audit dengan penghindaran pajak independen terhadap penghindaran sehingga dapat diajukan hipotesis pajak yang dilakukan Prakosa (2014) sebagai berikut: menunjukkan bahwa komisaris H2: Kualitas audit berpengaruh independen berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak. terhadap penghindaran pajak. Berdasarkan teori dan penelitian Pengaruh Komisaris Independen terdahulu, diduga terdapat hubungan Terhadap Penghindaran Pajak antara komisaris independen dengan Komisaris independen adalah penghindaran pajak sehingga dapat anggota dewan komisaris yang tidak diajukan hipotesis sebagai berikut: terafiliasi dengan direksi, anggota
JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 2543
H3: Komisaris independen Komite audit merupakan bagian dari berpengaruh terhadap penghindaran manajer yang berpengaruh signifikan pajak. dalam penentuan kebijakan perusahaan. Pengaruh Komite Audit Terhadap Hasil penelitian terdahulu yang Penghindaran Pajak dilakukan oleh Fadhilah (2014) Menurut Rachmitasari (2015) menunjukkan bahwa komite audit Komite audit didefinisikan Suatu berpengaruh signifikan terhadap komite yang bekerja secara penghindaran pajak. Berdasarkan profesional dan independen yang teori dan penelitian terdahulu, diduga dibantu oleh dewan komisaris dan, terdapat hubungan antara komite dengan demikian, tugasnya adalah audit dengan penghindaran pajak membantu dan memperkuat fungsi sehingga dapat diajukan hipotesis dewan komisaris (atau dewan sebagai berikut: pengawas) dalam menjalankan fungsi H4: Komite audit berpengaruh pengawasan (oversight) atas proses terhadap penghindaran pajak. pelaporan keuangan, manajemen resiko, pelaksanaan audit dan Pengaruh Karakter Eksekutif implementasi dari corporate Terhadap Penghindaran Pajak governance di perusahaan- Menurut Low (2006), Pimpinan perusahaan. perusahaan memiliki dua karakter Mayangsari (2003) dalam yakni risk taker dan risk averse. Prakosa (2014) menjelaskan bahwa Pemimpin perusahaan yang memiliki komite audit berfungsi untuk karakter risk taker akan cenderung memberikan pandangan mengenai lebih berani dalam mengambil masalah-masalah yang berhubungan keputusan walaupun keputusan dengan kebijakan keuangan, tersebut berisiko tinggi. Menurut akuntansi dan pengendalian intern. Maccrimon dan Wehrung (1990) Tujuan pembentukan komite audit dalm Budiman (2012) biasanya adalah memastikan laporan keuangan eksekutif yang memiliki karakter risk yang dikeluarkan tidak menyesatkan taker memiliki dorongan kuat untuk dan sesuai dengan praktik akuntansi memiliki penghasilan, posisi, yang berlaku umum, memastikan kesejahteraan, dan kewenangan yang bahwa control internalnya memadai, lebih tinggi. Selain itu, pemilik tindak lanjut terhadap dugaan adanya karakter ini juga tidak ragu dalam penyimpangan yang material melakukan pembiayaan yang berasal dibidang keuangan dan implikasi dari hutang untuk pertumbuhan hukumnya. perusahaan yang lebih cepat Penghindaran pajak merupakan (Lawellen, 2003 dalam Rusli, 2014). aktivitas yang secara umum Dengan demikian mereka harus meningkatkan laba setelah pajak mampu mendatangkan cash flow yang perusahaan, sehingga dipandang tinggi untuk memenuhi tujuan sesuai dengan kepentingan pemegang pemilik perusahaan. saham. Berdasarkan teori agensi, Sedangkan risk taker, Low manajer dan eksekutif lainnya dalam (2006) memaparkan bahwa eksekutif perusahaan sebagai agen diharapkan yang memiliki karakter risk averse oleh pemegang saham agar akan cenderung tidak menyukai mengurangi beban pajak perusahaan. resiko sehingga kurang berani dalam
JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 2544
mengambil keputusan bisnis. Machfoedz (1994) dalam Sari Eksekutif risk averse jika (2014) menyatakan bahwa ukuran mendapatkan peluang maka dia akan perusahaan adalah suatu skala yang memilih resiko yang lebih rendah. dapat mengklasifikasikan perusahaan Biasanya eksekutif risk averse menjadi perusahaan besar dan kecil memiliki usia yang lebih tua, sudah menurut berbagai cara seperti total lama memegang jabatan, dan aktiva atau total aset perusahaan, nilai memiliki ketergantungan dengan pasar saham, rata-rata tingkat perusahaan. Dibandingkan dengan penjualan, dan jumlah penjualan. risk taker, eksekutif risk averse lebih Ukuran perusahaan umumnya dibagi menitik beratkan pada keputusan- dalam 3 kategori, yaitu large firm, keputusan yang tidak mengakibatkan medium firm,dan small firm. resiko yang lebih besar. Tahap kedewasaan perusahaan Jenis karakter yang duduk ditentukan berdasarkan total aktiva, dalam manajemen perusahaan apakah semakin besar total aktiva mereka merupakan risk taker atau menunjukkan bahwa perusahaan risk averse dapat tercermin pada besar memiliki prospek baik dalam jangka kecilnya resiko perusahaan yang ada. waktu yang relatif panjang. Risiko perusahaan merupakan cermin Perusahaan yang memiliki total aktiva dari policy yang diambil oleh besar mengindikasikan bahwa ia telah pemimpin perusahan. Jadi policy mencapai tahap kedewasaan yang yang diambil ini mengindikasikan arus kasnya sudah positif dan apakah mereka memiliki karakter risk dianggap memiliki prospek yang baik taker atau risk averse (Coles et al., dalam jangka waktu yang relatif lama. 2004 dalam Rusli, 2014). Dapat Selain itu perusahaan dengan total diartikan bahwa semakin tinggi risiko aktiva besar juga mencerminkan perusahaan yang ada, maka pemimpin bahwa perusahaan tersebut relatif perusahaan semakin memiliki lebih stabil serta lebih mampu karakter risk taker yang akan menghasilkan laba dibandingkan membuat keputusan untuk melakukan dengan perusahaan yang total tindakan penghindaran pajak. aktivanya kecil. Selain itu, manajer Hasil penelitian terdahulu perusahaan besar cenderung Budiman (2012) menunjukkan bahwa melakukan pemilihan metode eksekutif yang memiliki karakter risk akuntansi yang menangguhkan laba taker memiliki pengaruh yang positif yang dilaporkan dari periode sekarang terhadap penghindaran pajak (tax ke periode mendatang guna avoidance). Berdasarkan teori dan memperkecil laba yang dilaporkan penelitian terdahulu, diduga terdapat (Rachmawati dan Triatmoko, 2007 hubungan antara karakter eksekutif dalam Sari, 2014). dengan penghindaran pajak sehingga Hasil penelitian terdahulu dapat diajukan hipotesis sebagai mengenai pengaruh ukuran berikut: perusahaan terhadap penghindaran H5: Karakter eksekutif berpengaruh pajak yang dilakukan oleh Sari (2014) terhadap penghindaran pajak. menunjukaan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif secara Pengaruh Ukuran Perusahaan signifikan terhadap penghindaran Terhadap Penghindaran Pajak pajak. Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu, diduga terdapat
JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 2545
hubungan antara ukuran perusahaan dapat diajukan hipotesis sebagai dengan penghindaran pajak sehingga berikut : dapat diajukan hipotesis sebagai H7 : leverage berpengaruh terhadap berikut: penghindaran pajak. H6: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penghindaran pajak. METODE PENELITIAN
Pengaruh Leverage Terhadap Populasi dalam penelitian ini
Penghindaran Pajak adalah seluruh perusahaan pertanian Leverage adalah tingkat dan pertambangan yang terdaftar di hutangyang digunakan perusahaan BEI pada periode 2011-2014 dalam melakukan pembiayaan. sebanyak 62 perusahaan. Metode Leverage menggambarkan tingkat penentuan sampel adalah Non resiko dari perusahan yang diukur Probability berupa purposive dengan membandingkan total sampling yaitu penentuan sampel kewajiban perusahaan dengan total dengan kriteria (Sugiyono,2009: 122). aktiva yang dimiliki peusahaan Jenis data yang digunakan dalam (Surbakti, 2012). penelitian ini adalah data sekunder. Perusahaan yang menggunakan Sumber data yang digunakan dalam hutang akan menimbulkan adanya penelitian ini adalah data yang bunga yang harus dibayar. Pada terdapat dalam laporan tahunan dan peraturan perpajakan, yaitu pasal 6 laporan keuangan audited yang ayat 1 UU nomor 36 tahun 2008 terdaftar di BEI periode 2011-2014 tentang PPh, bunga pinjaman dan dapat diakses dari www.idx.co.id merupakan biaya yang dapat atau dari website masing-masing dikurangkan (deductible expense) perusahaan. terhadap penghasilan kena pajak. Metode analisis data digunakan Beban bunga yang bersifat deductible analisis regresi linier berganda akan menyebabkan laba kena pajak dengan rumus sebagai berikut : perusahaan menjadi berkurang. Laba < . 1X1+ 2X2+ 3X3 + 4X4+ kena pajak yang berkurang pada 5X5 + 6X6 + 7X7+ e akhirnya akan mengurangi jumlah Keterangan : pajak yang harus dibayar perusahaan. Y = Tax avoidance (BTG) Sebaliknya, apabila komposisi . = Konstanta pembiayaan perusahaan X1 = kepemilikan saham institusional menggunakan equity financing, maka X2 = kualitas audit harus membayarkan dividen yang X3 = Komisaris independen tidak dapat pengurang penghasilan X4 = Komite audit kena pajak (Surbakti, 2012). X5 = karakter eksekutif Hasil penelitian terdahulu X6 = ukuran perusahaan mengenai pengaruh leverage terhadap X7 = leverage penghindaran pajak yang dilakukan e = error oleh Surbakti (2012) menunjukkan bahwa leverage memiliki pengaruh Operasional Variabel dan terhadap tax avoidance. Berdasarkan Pengukuran Variabel teori dan penelitian terdahulu , diduga terdapat hubungan antara leverage Penelitian ini menggunakan dua dengan penghindaran pajak sehingga jenis variabel yang terdiri dari variabel dependen yaitu Penghindaran JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 2546 pajak (Y). variabel independen yaitu dilambangkan dengan AUDIT. Untuk kepemilikan institusional (X1), penelitian ini perusahaan yang diaudit kualitas audit (X2), komisaris oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) independen (X3), komite audit (X4), The Big Four yaitu Price Waterhouse karakter eksekutif (X5), ukuran Cooper-PWC, Deloitte Touche perusahaan (X6) dan leverage (X7). Tohmatsu, KPMG, Ernst & Young- E&Y akan diberi nilai 1, dan apabila Penghindaran pajak (Y) tidak diaudit oleh keempat Kantor Penghindaran pajak yaitu usaha Akuntan Publik (KAP) di bawah untuk mengurangi atau bahkan lisensi KAP The Big Four akan diberi meniadakan hutang pajak yang harus nilai 0 (Fadhilah, 2014). dibayar perusahaan dengan tidak melanggar undang-undang yang ada. Komisaris Independen (X3) Pengukuran tax avoidance dalam Adalah komisaris yang berasal penelitian ini menggunakan proksi dari luar perusahaan dan tidak Book Tax Gap (BTG). Book Tax Gap mempunyai hubungan terhadap (BTG) merupakan selisih antara laba internal perusahaan baik secara sebelum pajak (laba akuntansi) langsung maupun tidak langsung dengan penghasilan kena pajak (laba (Prakosa, 2014). Komisaris fiskal) (Bovi, 2005 dalam Fadhilah, independen diukur menggunakan 2014). Proksi book tax gap dapat persentase jumlah komisaris dihitung dengan cara sebagai berikut: independen terhadap jumlah total BTG = EBT ± Laba kena pajak komisaris dalam susunan dewan komisaris perusahaan sampel tahun Kepemilikan Institusional (X1) amatan (Andriyani, 2008 dalam Yaitu kepemilikan saham Prakosa, 2014). Komisaris perusahaan yang mayoritas dimiliki independen dilambangkan dengan oleh institusi atau lembaga INDP. (perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, asset Komite Audit (X4) management, dan kepemilikan Adalah komite yang institusi lain). Kepemilikan saham bertanggung jawab mengawasi audit institusional dilambangkan dengan eksternal perusahaan dan merupakan INST. Menurut Annisa, Ratnawati, kontak utama antara auditor dengan dan Sofyan (2012) dalam Jaya, dkk perusahaan. Proksi komite audit (2013) komposisi kepemilikan saham diukur dengna jumlah total anggota institusional dihitung dengan rumus: komite dalam suatu perusahaan KepemilikanInstitusional (Hanum dan Zulaikha, 2013 dalam JumlahKepemilikanSahamInstitusional TotalSaham Beredar x100% Prakosa, 2014). Komite audit dilambangkan dengan KOMITE. Kualitas Audit (X2) Adalah segala kemungkinan Karakter Eksekutif (X5) yang dapat terjadi saat auditor Untuk mengetahui karakter mengaudit laporan keuangan klien eksekutif maka digunakan risiko dan menemukan pelanggaran atau perusahaan (corporate risk) yang kesalahan yang terjadi, dan dimiliki perusahaan (Paligrova, 2010) melaporkannya dalam laporan dalam Budi dan Setiyono keuangan auditan. Kualitas audit (2012).Corporate risk mencerminkan
memenuhi asumsi normalitas. Sumber : Hasil Olahan SPSS 20, 2015
Hasil Uji Multikolonearitas Berdasarkan tabel 2 diatas,
Masing-masing variabel persamaan regresi berganda yang independen dalam penelitian ini diuji dalam penelitian ini adalah memiliki nilai tolerance > 0,10 dan sebagai berikut : VIF < 10, sehingga dapat disimpulkan Y= 0,411 ± (-2,524)X1 + 0,476X2 + bahwa model regresi yang digunakan 11,983X3 + (-0,441)X4 + 25,852X5 terbebas dari masalah + 1,726X6 + 0,158X7+ e multikolinearitas. Hasil Pengujian Hipotesis Dan Hasil Uji Heterokedastisitas Pembahasan Hasil uji heterokedastisitas Hasil Pengujian Hipotesis 1 dalam penelitian ini menunjukkan (Kepemilikan Institusional) pada tampilan grafik scatterplots dari Berdasarkan tabel 2 diketahui variabel dependen yaitu BTG bahwa bahwa kepemilikan institusional titik-titik menyebar di atas dan di ,167 PHPLOLNL NRHILVLHQ EHUQLODL bawah angka 0 pada sumbu Y, hal ini negatif sebesar -2,524 dan nilai berarti bahwa model penelitian ini thitung<ttabel yaitu -2,066<2,021, telah terbebas dari heteroskedastisitas. dengan signifikansi 0,045<0,05. Walaupun thitung<ttabel namun sig t Hasil Uji Autokorelasi < 0,05 yang berarti bahwa dapat Nilai Durbin-Watson (DW) diambil keputusan bahwa hipotesis yang dihasilkan dalam pengujian pertama (H1) diterima, sehingga sebesar 1,874. Berdasarkan kriteria disimpulkan bahwa kepemilikan yang telah ditentukan DW hitung institusional berpengaruh signifikan berada diantara -2 dan 2, yakni - ” terhadap tax avoidance yang ” PDND LQL EHUDUWL WLGDN diproksikan dengan book tax gap. terjadi autokorelasi. Sehingga
JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 2549
Hasil penelitian ini mendukung menunjukkan keprofesionalitasnya hasil penelitian Ngadiman (2014) pada publik dengan meningkatkan yang membuktikan bahwa kualitas dan independensi auditnya. kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap penghindaran Hasil Pengujian Hipotesis 3 pajak (tax avoidance). Pemilik (Komisaris Independen) institusional berdasarkan besar dan Berdasarkan tabel 2 diketahui hak suara yang dimiliki dapat bahwa komisaris independen (INDP) memaksa manajer untuk berfokus memiliki NRHILVLHQ EHUQLODL SRVLWLI pada kinerja ekonomi dan sebesar 11,983 dan nilai menghindari peluang untuk perilaku thitung>ttabel yaitu 3,960 > 2,021, mementingkan diri sendiri, sehingga dengan signifikansi 0,000>0,05. Hal penghindaran pajak dapat ini berarti bahwa Komisaris diminimalkan. Independen berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance yang Hasil Pengujian Hipotesis 2 diproksikan dengan book tax gap, (Kualitas Audit) dengan demikian hipotesis ketiga Berdasarkan tabel 2 diketahui (H3) diterima. bahwa kualitas audit (AUDIT) Hasil penelitian ini sejalan memiliki NRHILVLHQ EHUQLODL SRVLWLI dengan penelitian Sari (2014), yang sebesar 0.476 dan thitung< ttabel membuktikan bahwa komisaris yaitu 0,906 < 2,021, dengan independen berpengaruh signifikan signifikansi 0,371>0,05. Hal ini terhadap penghindaran pajak. Artinya berarti kualitas audit yang semakin banyak jumlah komisaris diproksikan dengan ukuran KAP independen maka semakin besar tidak berpengaruh terhadap tax pengaruhnya untuk melakukan avoidance yang diproksikan dengan pengawasan kinerja manajemen. book tax gap, dengan demikian Dengan pengawasan yang semakin hipotesis kedua (H2) ditolak. besar, manajemen akan berhati-hati Hasil penelitian ini mendukung dalam mengambil keputusan dan hasil penelitian Fadhilah (2014) yang transparan dalam menjalankan membuktikan bahwa kualitas audit perusahaan sehingga tax avoidance tidak berpengaruh signifikan dapat diminimalkan. terhadap penghindaran pajak. Hal ini dikarenakan perusahaan masih dapat Hasil Pengujian Hipotesis 4 mempengaruhi independensi auditor (Komite Audit) dengan memberikan keuntungan dan Berdasarkan tabel 2 diketahui kesejahteraan yang lebih baik bahwa komite audit (KOMITE) terhadap KAP, walaupun KAP memiliki koefisiHQ EHUQLODL QHJDWLI mempunyai reputasi yang baik seperti sebesar -0,441 dan nilai kasus Enron tahun 2004. Alasan thitung<ttabel yaitu -0,747<2,021, selanjutnya karena muncul kasus dengan signifikansi 0,459>0,05. Hal Enron yang membuat kepercayaan ini berarti bahwa komite audit tidak publik turun terhadap KAP big four berpengaruh terhadap tax avoidance dan mengembalikan kepercayaan yang diproksikan dengan book tax publik tersebut tidaklah mudah gap, dengan demikian hipotesis membuat kesempatan bagi KAP non keempat (H4) ditolak. big four untuk berlomba -lomba
JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 2550
Hasil penelitian ini mendukung Hasil Pengujian Hipotesis 6 penelitian sebelumnya yang (Ukuran Perusahaan) dilakukan oleh Prakosa (2014) bahwa Berdasarkan tabel 2 diketahui komite audit tidak berpengaruh bahwa ukuran perusahaan (SIZE) signifikan terhadap penghindaran PHPLOLNL NRHILVLHQ EHUQLODL SRVLWLI pajak yang dilakukan perusahaan. sebesar 1,726 dan nilai thitung>ttabel Sriwedari (2009) dalam Prakosa yaitu 4,687>2,021, dengan signifikan (2014) menjelaskan bahwa 0,000<0,05. Hal ini menunjukkan keberadaan komite audit yang bahwa variabel ukuran perusahaan fungsinya untuk meningkatkan (X6) berpengaruh signifikan terhadap integritas dan kredibilitas pelaporan tax avoidance yang diproksikan keuangan tidak dapat berjalan dengan dengan book tax gap, dengan baik apabila tidak ada dukungan dari demikian hipotesis keenam (H6) seluruh elemen dari dalam diterima. perusahaan. Berdasarkan hasil Hasil penelitian ini sejalan tersebut komite audit diindikasikan dengan hasil penelitian Hardelia dalam pelaksanaannya kurang (2015) dan Surbakti (2012) yang didukung oleh elemen-elemen lain membuktikan bahwa ukuran yang berada didalam perusahaan perusahaan berpengaruh signifikan menyebabkan komite audit gagal terhadap penghindaran pajak. Artinya melakukan pengawasan yang baik semakin besar total aset dan cenderung netral. mengindikasikan semakin besar pula ukuran perusahaan, dan setiap Hasil Pengujian Hipotesis 5 peningkatan ukuran perusahaan akan (Karakter Eksekutif) meningkatkan penghindaran pajak. Berdasarkan tabel 2 diketahui Hal tersebut dimungkinkan karena bahwa karakter eksekutif (RISK) perusahaan yang besar mampu untuk memiliki koefisien EHUQLODL SRVLWLI mengatur perpajakan dengan sebesar 25,852 dan thitung>ttabel melakukan tax planning sehingga yaitu 2,704>2,021, dengan dapat tercapai tax saving yang signifikansi 0,010<0,05. Hal ini optimal. Dalam kasus ini tax saving berarti bahwa risiko perusahaan menggambarkan penghindaran pajak berpengaruh signifikan terhadap tax yang dilakukan perusahaan dengan avoidance yang diproksikan dengan cara yang legal. Dengan demikian book tax gap, dengan demikian pajak yang dibayarkan akan lebih hipotesis kelima (H5) diterima. kecil, sehingga besarnya tarif pajak Artinya semakin eksekutif bersifat efektif perusahaan lebih kecil dan risk taker maka akan semakin tinggi dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat penghindaran pajaknya. Besar kebebasan penghindaran pajak kecilnya risiko perusahaan meningkat (Hardelia, 2015). mengindikasikan kecenderungan karaker eksekutif. Tingkat risiko yang Hasil Pengujian Hipotesis 7 besar mengindikasikan bahwa (Leverage) pimpinan perusahaan lebih bersifat Berdasarkan tabel 2 diketahui risk taker yang lebih berani bahwa leverage PHPLOLNL NRHILVLHQ mengambil risiko. bernilai positif sebesar 0,158 dan nilai thitung<ttabel yaitu 0,696 < 2,021, dengan signifikan 0,490 > 0,05. Hal
JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 2551
ini menunjukkan bahwa variabel 1. Kepemilikan institusional leverage (X7) tidak berpengaruh berpengaruh signifikan terhadap terhadap tax avoidance yang penghindaran pajak (tax diproksikan dengan book tax gap, avoidance) pada perusahaan dengan demikian hipotesis ketujuh pertanian dan pertambangan yang (H7) ditolak. terdaftar pada BEI tahun 2011- Hasil penelitian ini didukung 2014. oleh hasil penelitian yang diperoleh 2. Kualitas audit tidak berpengaruh Surbakti (2012) membuktikan bahwa terhadap penghindaran pajak (tax variabel leverage tidak berpengaruh avoidance) pada perusahaan signifikan terhadap penghindaran pertanian dan pertambangan yang pajak perusahaan. Hal ini dikarenakan terdaftar pada BEI tahun 2011- perusahaan sampel memiliki hutang 2014. yang sebagian besar berasal dari 3. Komisaris independen pinjaman modal kepada pemegang berpengaruh signifikan terhadap saham atau pihak yang berelasi, penghindaran pajak (tax sehingga pada beban bunga yang avoidance) pada perusahaan ditimbulkan tidak dapat digunakan pertanian dan pertambangan yang sebagai pengurang laba kena pajak terdaftar pada BEI tahun 2011- perusahaan. Beban bunga yang dapat 2014. digunakan sebagai pengurang laba 4. Komite audit tidak berpengaruh kena pajak adalah beban bunga yang terhadap penghindaran pajak (tax muncul akibat adanya pinjaman avoidance) pada perusahaan kepada pihak ketiga/ kreditur yang pertanian dan pertambangan yang tidak memiliki hubungan dengan terdaftar pada BEI tahun 2011- perusahaan, hal ini diatur dalam UU 2014. No. 36 Tahun 2008 pasal 6 ayat 1a 5. Karakter eksekutif berpengaruh dan pasal 18 ayat 3. signifikan terhadap penghindaran pajak (tax avoidance) pada Koefisien Determinasi (R2) perusahaan pertanian dan Nilai Adjusted R Square yang pertambangan yang terdaftar pada dihasilkan dalam pengujian sebesar BEI tahun 2011-2014. 0,748 yang berarti bahwa 74,8% 6. Ukuran perusahaan berpengaruh variasi tax avoidance dapat dijelaskan signifikan terhadap penghindaran oleh variasi dari ketujuh variabel pajak (tax avoidance) pada independen. Sedangkan sisanya perusahaan pertanian dan 25,2% dijelaskan oleh faktor lain pertambangan yang terdaftar pada yang tidak dianalisis dalam penelitian BEI tahun 2011-2014. ini. 7. Leverage tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak (tax avoidance) SIMPULAN, KETERBATASAN pada perusahaan pertanian dan DAN SARAN pertambangan yang terdaftar pada BEI tahun 2011-2014. Simpulan Berdasarkan hasil pengujian Keterbatasan Penelitian yang telah dilakukan, maka dapat Penelitian ini memiliki diambil beberapa kesimpulan, yaitu: beberapa keterbatasan yaitu:
JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 2552
a. Penelitian ini hanya menggunakan Fadhilah, Rahmi, 2014. Pengaruh perusahaan pertanian dan Good Corporate Governance pertambangan sebagai objek Terhadap Tax Avoidance (Studi penelitian, sehingga hasil Empiris Pada Perusahaan penelitian tidak dapat Manufaktur yang Terdaftar di digeneralisasi untuk seluruh sektor BEI 2009-2011).Jurnal industri karena tiap sektor industri Universitas Negeri Padang. memiliki kekhasan yang berbeda- beda. Hardelia, Medisa, 2015. Pengaruh b. Variasi total variabel dependen Karakteristik Perusahaan Dan yang dapat dijelaskan oleh variabel Reformasi Perpajakan independen dalam penelitian ini Terhadap Penghindaran Pajak hanya sebesar 74,8 % saja. Untuk (Tax Avoidance) Pada itu perlu ditambahkan variabel Perusahaan LQ-45 Yang independen lain agar perubahan Terdaftar Di Bursa Efek variasi dependen mampu Indonesia Pada Tahun 2007- dijelaskan variabel independen 2010. Skripsi Fakultas Ekonomi dengan lebih baik. Universitas Riau.
Saran Jaya, Tresno Eka, M. Yasser Arafat,
Berdasarkan keterbatasan Dinda Kartika, 2013. Corporate penelitian, maka dapat diberikan Governance, Konservatisme beberapa saran sebagai berikut: Akuntansi Dan Tax Avoidance. a. Penelitian selanjutnya dapat Prosiding Simposium Nasional dilakukan dengan menggunakan Perpajakan. FE Universitas sektor industri selain pertanian dan Negeri Jakarta. pertambangan seperti industri keuangan, jasa atau perbankan. Kurniasih, Tommy dan Maria M. b. Penelitian selanjutnya sebaiknya Ratna Sari, 2013.Pengaruh menggunakan variabel lain yang Return On Assets, Leverage, mempengaruhi tax avoidance di Corporate Governance, Ukuran luar variabel yang digunakan Perusahaan Dan Kompensasi dalam penelitian ini. Rugi Fiskal Pada Tax Avoidance.Buletin Studi DAFTAR PUSTAKA Ekonomi, Volume 18 No.1, Februari 2013. Annisa, Nuralifmida Ayu dan Kurniasih, 2012. Pengaruh Low, Angie, 2006. Managerial Risk Corporate Governance Taking Behavior And Equity terhadap Tax Avoidance. Jurnal Based Compensation. Fisher Akuntansi dan Auditing, Vol. 8, college of business working No. 2, Mei 2012, hal 95-189. paper September 2006, 03-003.
Budiman, Judi dan Setiyono, 2012. Ngadiman dan Christiany Puspitasari,
Pengaruh Karakter Eksekutif 2014. Pengaruh Leverage, Terhadap Penghindaran Pajak Kepemilikan Institusional, Dan (TaxAvoidance). Electronic Ukuran Perusahaan Terhadap Theses & Dissertations (ETD) Penghindaran Pajak (Tax Univeritas Gajah Mada. Avoidance) Pada Perusahaan
JOM Fekon Vol. 3 No. 1 (Februari) 2016 2553
Sektor Manufaktur Yang Reformasi Perpajakan Terdaftar Di Bursa Efek Terhadap Tindakan Indonesia 2010-2012. Jurnal Penghindaran Pajak. FE UR. Akuntansi/Volume XVIII, No. 03, September 2014: 408-421. Sari, Gusti Maya, 2014. Pengaruh Corporate Governanace, Prakosa, Kesit Bambang, 2014. Ukuran Perusahaan, Pengaruh Profitabilitas, Kompensasi Rugi Fiscal, Dan Kepemilikan Keluarga, Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Corporate Governance Tax Avoidance (Studi Empiris Terhadap Penghindaran Pajak Pada Peruahaan Manufaktur Di Indonesia. SNA 17 Yang Terdaftar Di BEI Tahun Mataram. 2008-2012). Jurnal UNP.
Pengaruh Return On Assets, Penelitian Bisnis. Bandung: Leverage, Corporate CV. Alfabeta. Governance, Ukuran Perusahaan Dan Kompensasi Surbakti, Theresa Adelina Victoria. Rugi Fiskal Pada Tax 2012. Pengaruh Karakteristik Avoidance (Perusahaan Perusahaan dan Reformasi Manufaktur yang terdaftar di Perpajakan Terhadap Bursa Efek Indonesia ). Jurnal Penghindaran Pajak di Universitas Muhammadiyah Perusahaan Industri Surakarta. Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Republik Indonesia, 2008. UU nomor 2008-2010. Skripsi Jurusan 36 tahun 2008 tentang PPh. Akuntansi Fakultas Ekonomi Jakarta. Universitas Indonesia, Jakarta.
Rusli, Rini, 2014. Skripsi: Pengaruh www.idx.co.id, diakses pada tanggal
Karakter Eksekutif, Ukuran 4 april 2015 pukul 10.05 WIB. Perusahaan, Dimensi Tata Kelola Perusahaan Dan