You are on page 1of 9

Available at http://jurnal.stie-aas.ac.id/index.

php/jap
Jurnal Akuntansi dan Pajak, 22(2), 2022, Hal. 530-538

ANALISA PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROPORSI DEWAN KOMISARIS


INDEPENDEN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK DENGAN
UKURAN PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING
(Studi Empiris Pada Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI Tahun 2015-2019)

1)Rita Andini, 2)Arditya Dian Andika,3)Ari Pranaditya


1
Universitas Pandanaran Semarang
E-mail: ritaandini007@gmail.com
2
Universitas Pandanaran Semarang
E-mail: pranaditya@gmail.com
3Universitas Pandanaran Semarang

E-mail: arditya.dian@unpand.ac.id

Abstract
Empirical data between the target and the realization of tax revenue in Indonesia from 2014 to 2019 is very
volatile, even the phenomenon tends to decrease, namely in 2015, 2017, and 2019. In 2015 there was a significant
decline from the previous year of 10.40 %. Thus, attention is needed and an adequate handling system by the tax
authorities is needed. Research aims to analyze the variables that influence taxpayers to do tax avoidance. Some of
the variables that are thought to be able to influence it are; Institutional Ownership, Proportion of Independent
Commissioners, and Profitability with Company Size as Moderating Variable. Population in this study are
companies in the food consumption goods industry sector listed on the Indonesia Stock Exchange for the 2015-2019
period. The sample in this study using purposive sampling method obtained a sample of 100 (20 x 5 years), while
the number of companies that meet the criteria is 20. Variable consists of five variables; Institutional Ownership,
Proportion of Independent Commissioners, and Profitability as independent variables, Firm Size as the moderating
variable, while Tax Avoidance as the dependent variable. The method of data analysis was done by testing the
hypothesis (t-test), and testing the moderating variable using MRA (Moderated Regression Analysis). Study resulted
in conclusions1. Institutional ownership has no positive and significant effect on tax avoidance, with a sig value of
0.247. Proportion of Independent Commissioners has no positive and significant effect on tax avoidance, with a sig
value of 0.293. Profitability has a negative and significant effect on tax avoidance, with a sig value of 0.015. Firm
size does not strengthen the relationship between institutional ownership and tax avoidance, the results of the
interaction test show the value of sig. of 0.343. Company size does not strengthen the relationship between the
proportion of Independent Commissioners and tax avoidance, the results of the interaction test show the value of sig.
of 0.293. Firm size strengthens the relationship between profitability and tax avoidance, the results of the
interaction test show the value of sig. of 0.013

Keywords: Institutional Ownership, Proportion of Independent Commissioners, Profitability, Company Size, and
Tax Avoidance
DOI: http://dx.doi.org/10.29040/jap.v22i2.3193

1. PENDAHULUAN penerimman pajak yang maksimum, dapat


Mengimplementasikan fungsi pajak memenuhi target per tahunnya adalah harapan
sebagai budgetair sumber dana bagi pemerintah dari pemerintah. Namun dalam realisasinya target
untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya. selama 6 (enam) tahun terhitung mulai tahun
Juga sebagai regulerend yaitu melaksanakan 2014-2019 keadaanya fluktuatif, justru pada tahun
kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan 2015 mengalami penurunan hingga 10,40% dari
ekonomi (Mardiasmo, 2019). Sehinnga tahun sebelumnya, ditambah pada tahun 2019

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN1412-629X l E-ISSN2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 22(02), 2022, 531

turun 7,60%, sebagaimana data yang tercatum menyatakan, kepemilikan institusional


dibawah ini: berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak.
Yuni dan Setiawan (2019) Kepemilikan
Institusional berpengaruh negatif terhadap
penghindaran pajak.
Husna dan Fajriana (2018) Proporsi Dewan
Komisaris Independen tidak berpengaruh
terhadap pengindaran pajak. Ardiansyah (2016)
menyatakan, adanya pengaruh positif Dewan
Komisaris Independen dengan Penghindaran
Pajak. Yuni dan Setiawan (2019) Dewan
Komisaris Independen berpengaruh negatif
terhadap penghindaran pajak. Cahyono, dkk
(2016) profitabilitas tidak berpengaruh terhadap
penghindaran pajak. Harmono (2011)
menyatakan, profitabilitas berpengaruh positif
terhadap penghindaran pajak. Wijayanti dan
Merkusiwati (2017) Ukuran Perusahaan tidak
berpengaruh terhadap penghindaran
pajakHandayani dan Wulandari (2014)
menyatakan, ukuran perusahaan berpengaruh
positif terhadap penghindaran pajak. Selain itu,
ukuran perusahaan diduga memiliki pengaruh
dalam memperkuat ataupun melemahkan
Dari tabeldan grafik diatas dapat hubungan antara dewan komisaris independen dan
disimpulkan bahwa penerimaan pajak dari tahun kepemilikan institusional terhadap penghindaran
2014-2019 sangat fluktuatif bahwakan ada pajak.
kecenderungan menurun. Hal ini bisa diasumsikan
karena adanya perbedaan kepentingan antara 2. KAJIAN PUSTAKA
wajib pajak dengan pemerintah. Wajib pajak
Tax Avoidance
terkadang ada usaha-usaha untuk meminimalisir
Tax avoidance yaitu upaya meminimumkan
pembayaran pajaknya pada periode yang
beban pajak dengan cara menangkis pengenaan
bersangkutan dengan me-manage bagaimana
pajak dan mengarahkannya pada transaksi yang
menghindari pajak dengan legal.
tidak objek pajak. Tax avoidance pajak yaitu salah
Penghindaran pajak merupakan persoalan
satu upaya yang dilakukan untuk mengefisienkan
yang unik, karena diperbolehkan akan tetapi tidak
atau bahkan menghilangkan beban pajak yang
diinginkan, juga karena sistem pemungutan pajak
masih berada dalam peraturan undang-undang
di Indonesia yang menggunakan self assessment
ataupun perpajakan.
system, dimana wajib pajak orang pribadi maupun
Tax avoidance adalah salah satu upaya untuk
badan diberikan kewenangan untuk menghitung,
mengurangi beban pajak dengan mengevaluasi
menyetorkan, dan melaporkan sendiri jumlah
kembali konsekuensi yang akan ditimbulkannya
pajak yang terutang berdasarkan peraturan
(Kurniasih dan Sari, 2013). Tax avoidance ini
perundang-undangan perpajakan. Selain itu,
bukan merupakan pelanggaran Undang-Undang
penghindaran pajak juga dapat diduga
perpajakan karena tax avoidance merupakan usaha
dipengaruhi beberapa variabel diantaranya adalah;
wajib pajak dengan tujuan untuk mengefisienkan,
kepemilikan institusional, dewan komisaris
menghindari, mengurangi beban pajak dengan
independent, profitabilitas, dan ukuran
menaati aturan yang berlaku yang bersifat legal
perusahaan.
dan dilakukan dengan cara yang diperbolehkan
Beberapa hasil penelitian terdahulu yang
oleh peraturan perundang-undangan perpajakan.
relevan dengan penelitian ini, dan menghasilkan
Tax avoidance ialah upaya mengefisienkan beban
kesimpulan berbeda-beda antara lain; Kepemilikan
pajak dengan menggunakan celah-celah yang ada
Institusional Wijayanti dan Merkusiwati (2017)
dalam perundang-undangan yang berlaku. Hanlon
Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh
terhadap penghindaran pajak. Kartikawati (2009) dan Heitzman (2010) mengartikan bahwa tax

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN1412-629X l E-ISSN2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 22(02), 2022, 532

avoidance yaitu pengurangan pajak secara komisaris independen dalam perusahaan harus
eksplisit. Dyreng et al. (2008) mendefisinikan tax berpedoman pada Peraturan Otoritas Jasa
avoidance sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh Keuangan (PJOK) No. 33/POJK.04/2014 tentang
perusahaan dengan tujuan untuk meminumkan Direksi serta Dewan Komisaris Emiten atau
jumlah beban pajak suatu perusahaan. Perusahaan Publik yang menyatakan bahwa
anggota komisaris independen yang terdapat
Kepemilikan Institusional dalam perusahaan, proporsinya minimal tiga
Kepemilikan institusional diartikan sebagai puluh persen (30%) dari seluruh anggota dewan
kepemilikan saham oleh perusahaan yang dapat komisaris yang diangkat.
terdiri dari lembaga atau institusi seperti Menurut Annisa dan Kurniasih (2012)
perusahaan investasi, bank, dana pensiun komisaris independen adalah seorang yang tidak
perusahaan berbentuk perseroan dan kepemilikan memiliki hubungan dalam segala hal dengan
institusi lainnya (Anggraini, 2011). Kepemilikan pemegang saham pengendali, tidak memiliki
institusional dapat didefinisikan sebagai hubungan afiliasi dengan dewan komisaris,
kepemilikan saham oleh perusahaan yang direksi, dan tidak menjadi direktur pada suatu
merupakan gabungan kepemilikan saham oleh perusahaan terkait dengan perusahaan pemilik,
lembaga atau institusi (Permanasari, 2010). menurut peraturan yang dikeluarkan oleh BEI.
Menurut Wiranata dan Nugrahanti (2013) di Keberadaan komisaris independen dalam
Indonesia kepemilikan institusional cenderung perusahaan dapat memiliki pengaruh positif
lebih besar dibanding dengan kepemilikan terhadap kinerja dan nilai pada perusahaan
manajerial. Proksi kepemilikan institusional lebih (Diantari dan Ulupui, 2016).
cocok dengan kondisi di Indonesia dibanding Dewan komisaris dalam mengemban fungsi
kepemilikan manajerial (Ongkowidjojo, 2015). sebagai pengawasan, dapat mempengaruhi pihak
Ngadiman dan Christiany (2014) manajemen perusahaan untuk membuat laporan
menyimpulkan bahwa kepemilikan institusional keuangan yang berkualitas (Annisa, 2012).
adalah persentase saham yang dipegang oleh Komisaris Independen di dalam menjalankan
pihak institusi. Dewi dan I Ketut (2014), fungsi monitoring yaitu, untuk mendukung
mendukung bahwa kepemilikan institusional pengelolaan perusahaan dengan baik dan
adalah pihak yang mengawasi perusahaan, dengan menjadikan laporan keuangan menjadi lebih
kepemilikan institusi yang besar ( ˃ 5%) maka obyektif. Keberadaan komisaris independen dalam
kemampuannya untuk mengawasi manajemen dewan komisaris dapat meningkatkan pengawasan
juga lebih besar. kinerja direksi perusahaan. Dimana dengan
Merslythalia dan Lasmana (2016) juga semakin banyak komisaris independen, maka
mengatakan bahwa kepemilikan institusional pengawasan manajemen perusahaan akan semakin
memiliki peranan penting dalam mengawasi ketat. (Sari, 2014).
kinerja manajemen perusahaan yang lebih optimal,
karena dianggap mampu memonitor tiap-tiap Profitabilitas
keputusan yang diambil manajer secara efektif Profitabilitas merupakan suatu indikator
serta dapat memaksa untuk lebih bijaksana dalam kinerja manajemen dalam mengelola kekayaan
mengambil keputusan yang opurtunistik. perusahaan yang ditujukan oleh laba yang
Menurut Fadhilah (2014) semakin besar saham dihasilkan perusahaan (Putri dan Putra, 2017).
yang dimiliki oleh institusi atau lembaga, maka Profitabilitas dalam penelitian ini dengan
akan menghasilkan tingkat pengawasan yang menggunakan proksi ROA. ROA bermanfaat
semakin tinggi juga pada perusahaan, sehingga untuk mengukur sejauh mana efesiensi perusahaan
dapat menekan terjadinya tindakan aktivitas tax dalam memanfaatkan segala sumber daya yang
avoidance oleh manajemen perusahaan. dimilikinya (Kurniasih dan Sari, 2013).
Proporsi Dewan Komisaris Independen Profitabilitas merupakan kapasitas
Komisaris independen yaitu bagian dari organ perusahaan dalam memanfaatkan kekayaannya
perusahaan yang dapat didefinisikan sebagai pihak secara efisien dalam mendapatkan laba perusahaan
yang tidak memiliki hubungan dengan anggota dari pengelolaan aktiva yang diketahui dengan
direksi di perusahaan, anggota dewan komisaris ROA. ROA yang positif mengindikasikan bahwa
lainnya dan pemegang saham mayoritas dari jumlah aktiva yang digunakan untuk
perusahaan. Pembentukan anggota dewan mengelola perusahaan mampu menghasilkan laba
bagi perusahaan. ROA dinyatakan dalam

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN1412-629X l E-ISSN2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 22(02), 2022, 533

persentase, semakin besar nilai ROA, maka akan ini terpilih sebanyak 20 perusahaan dengan
semakin baik kinerja perusahaan tersebut. Laba jumlah (20 x 5 tahun = 100 data).
merupakan dasar dari pengenaan pajak. Semakin
besar laba suatu perusahaan, maka beban pajak 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
yang dibayarkan juga semakin tinggi. Persamaan regresi linear berganda dengan
Profitabilitas yaitu indikator yang uji interaksi dapat dirumuskan sebagai berikut:
mencerminkan tinggi rendahnya performa Y = α+β1X1+β2X2 +
keuangan dalam perusahaan. Semakin tinggi β3X3+β4X1.X4+β5X2.X4 + β6X3.X4+ε
profit perusahaan, maka semakin tinggi pula Keterangan:
performa keuangan perusahaan tersebut. Sehingga Y : Penghindaran Pajak (Tax
dapat diklasiikasikan baik (Maharani dan Avoidance)
Suardana, 2014). α : Konstanta
Ukuran Perusahaan X1 : Kepemilikan Institusional
Ukuran perusahaan yaitu suatu skala yang Proporsi Dewan Komisaris
mengklasifikasikan besar kecilnya perusahaan Independen
(Faizah dan Adhivinna, 2017). Tahap kedewasaan X2 : Proporsi Dewan Komisaris
suatu perusahaan ditentukan berdasarkan Independen
besarnya total aset, semakin besar total aset X3 : Profitabilitas
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut X4 : Ukuran Perusahaan
memiliki prospek yang baik dalam kurun waktu
β1 – β6 : Koefisien regresi dan
yang relatif panjang, serta menggambarkan
bahwa perusahaan tersebut lebih mampu dan ε : Eror
stabil dalam menghasilkan laba lebih besar.
Ukuran perusahaan merupakan suatu
pengukuran yang diklasifikasikan berdasarkan
besar kecilnya perusahaan dan dapat
menggambarkan aktivitas serta profit dalam
perusahaan (Nugraha dan Wahyu, 2015). Ukuran
perusahaan pada umumnya dibagi dalam 3
klasifikasi, yaitu: Perusahaan besar (large
firm), Perusahaan menengah (medium firm), dan
Perusahaan kecil (small firm).

3. METODE PENELITIAN
Teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive
sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010). Adapun
kriteria yang ditentukan adalah sebagai berikut: a)
Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang
terdaftar di BEI pada tahun 2015-2019 secara
berturut-turut, b) Industri yang dalam
pembukuannya menggunakan mata uang rupiah, Dari hasil olah data yang telah dipaparkan di
c) Perusahaan yang memperoleh laba selama atas, dan sebagai jawaban atas hipotesis yang
tahun 2015-2019, dan d) Perusahaan yang diajukan, maka dapat disimpulkan dan dianalisis
mempunyai data yang lengkap seperti hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
Kepemilikan Institusional, Komisaris Independen, Pengaruh Kepemilikan Institusionalterhadap
Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas. Penghindaran Pajak
Berdasarkan kriteria tersebut dapat (H1)
terpilih Perusahaan Industri barang konsumsi Kepemilikan institusional dalam penelitian
yang terdaftar di BEI pada tahun 2015-2019 yang ini menghasilkan nilai signifikansi 0,247 > 0,05
akan digunakan sebagai sampel, dalam penelitian sehingga dapat disimpulkan bahwa Kepemilikan

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN1412-629X l E-ISSN2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 22(02), 2022, 534

institusional tidak berpengaruh positif dan Namun hal ini tidak mempengaruhi kinerja
signifikan terhadap penghindaran pajak. perusahaan dalam upaya menghambat aktivitas
Kepemilikan Institusional tidak tax avoidance. Analisanya Proporsi Dewan
berpengaruhterhadap penghindaran pajak. Hal ini Komisaris Independen belum memperhatikan
diasumsikan bahwa besar kecilnya kepemilikan kompleksitas perusahaan secara detail, bisa juga
institusional belum tentu dapat mempengaruhi, masih kurangnya efektifitas dalam
mengawasi dalam kebijakan pihak manajemen pengawasannya dalam hal kebijakan perusahaan.
melakukan aktivitas penghindaran pajak (tax Dengan demikian ada tidaknya komisaris
avoidance). Kepemilikan Institusional independen belum tentu menghambat aktivitas tax
mendelegasikan pengawasan dan pengelolaan avoidance dalam perusahaan.
perusahaannya kepada dewan komisaris, dan itu Alasan lainnya Proporsi Dewan Komisaris
merupakan tugasnya, sehingga ada atau tidaknya Independen tidak mempengaruhi tax avoidance
kepemilikan institusional aktivitas tax avoidance karena terkadang di dalam perusahaan itu ada
tetap terjadi. pihak-pihak yang terafiliasi, sehingga sangat
Orientasi dari kepemilikan institusional dominan dalam mengendalikan kinerja Dewan
adalah bagaimana memaksimumkan kesejahteraan Komisaris Independen, yang pada gilirannya
(profit) yang akan diperoleh pada akhir periode. kurang memperhatikan manajemen ada tidaknya
Perusahaan akan melakukan tax avoidance ataupun praktik tax avoidance.
tidak menjadi kewenangan manajemen Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil
perusahaan. Apabila kegiatan ini dapat penelitian yang dilakukan oleh Silvia Ratih (2014)
menguntungkan bagi kesejahteraan kepemilikan bahwa Proporsi Dewan Komisaris Independent
institusional maka meraka akan tetap mendukung tidak mempengaruhi tax advoidance. Hal ini
setiap kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan. memberikan indikasi bahwa Dewan Komisaris
Pemilik institusional memiliki insentif untuk kurang signifikan dalam perannya, terutama
memastikan bahwa manajemen membuat dalam pengambilan kebijakan kewajiban pajak
keputusan yang dapat memaksimumkan perusahaan. Namun hasil penelitian ini bertolak
kesejahteraan pemegang saham institusional belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan
sehingga hanya berfokus pada manajemen laba. oleh Dita (2018), yang menyatakan Proporsi
Beberapa hasil penelitian terdahulu yang Dewan Komisaris Independen berpengaruh
inkonsisten dengan hasil penelitian ini, yaitu yang negatif terhadap tax avoidance, ini artinya semakin
dilakukan oleh Putri & Putra (2017), kepemilikan besar Proporsi Dewan Komisaris Independen,
institusional tidak berpengaruh terhadap maka akan semakin meningkat pula
penghindaran pajak, namun hasil penelitian independensinya.
Arianandini & Ramantha (2018) justru Pengaruh Profitabilitas terhadap
berpengaruh. Penghindaran Pajak (H3)
Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris Profitabilitas dalam penelitian ini
Independenterhadap Penghindaran Pajak (H2) menghasilkan nilai signifikansi 0,015< 0,05 dan
Proporsi Dewan Komisaris Independen koefisien bertanda negatif, sehingga dapat
dalam penelitian ini menghasilkan nilai disimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh
signifikansi 0,293> 0,05 sehingga dapat negatif dan signifikan terhadap penghindaran
disimpulkan bahwa komisaris independent tidak pajak.
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kesehatan keuangan suatu perusahaan
penghindaran pajak. adalah indikatornya nilai profitabilitas signifikan.
Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Semakin tinggi nilai dari rasio profitabilitas, maka
Nomor 33/PJOK.04/2014 tentang Direksi serta semakin baik pula kemampuan perusahaan
Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik dalam mengelola modalnya, sehingga dapat
menyatakan bahwa; pembentukan atau menghasilkan laba yang optimal. Laba optimal
pengangkatan komisaris independen yang merupakan tolak ukur bagi investor terhadap
terdapat dalam perusahaan proporsinya minimum penilaian suatu perusahaan, sedangkan bagi
30% dari seluruh anggota dewan komisaris. Secara kreditor laba merupakan pengukuran arus kas
umum perusahaan memiliki komisaris operasi yang nantinya dapat digunakan sebagai
independent di atas 30% dari seluruh anggota sumber pembayaran bunga. Rasio profitabilitas
dewan komisaris perusahaan.

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN1412-629X l E-ISSN2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 22(02), 2022, 535

yang tinggi menunjukkan hasil kinerja pengawasan terhadap perusahaan tersebut, baik
manajemen perusahaan itu maksimum. secara internal maupun eksternal. Dengan adanya
Dengan demikian perusahaan yang nilai kepemilikan institusional dalam perusahaan
profitabilitasnya tinggi, maka enggan untuk tersebut maka perusahaan akan melakukan
melakuan tax avoidance. Hal ini relevan jika manajemen pajak dengan lebih berhati hati dan
variabel profitabiltas berpengaruh negative meminimalisir tindakan tax avoidance agar sesuai
terhadap tax avoidance, artinya semakain profitnya dengan peraturan pajak yang berlaku dan tetap
besar, semakin kecil atau turun perusahaan mempertahankan reputasi perusahaan.
melakukan tax avoidance, dan sebaliknya jika Diantara tugas dan kewenangan
profitnya kecil atau minim, maka ada kepemilikan institusional adalah bagaimana
kemungkinan besar perusahaan melakuan tax memaksimumkan profit, perusahaan akan
avoidance. melakukan tax avoidance ataupun tidak, hal itu
Profitabilitas (ROA) merupakan indikator menjadi kewenangan manajemen perusahaan.
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, Apabila kegiatan ini dapat menguntungkan bagi
sehingga ROA merupakan faktor penting dalam kesejahteraan kepemilikan institusional maka akan
pengenaan pajak penghasilan (PPh) bagi mendukung setiap kebijakan yang dilakukan oleh
perusahaan. Ketika laba perusahaan yang perusahaan, bahkan pemilik institusional memiliki
diperoleh meningkat, maka jumlah pajak insentif untuk memastikan bahwa manajemen
penghasilanpun akan meningkat sesuai dengan membuat keputusan yang dapat memaksimumkan
peningkatan laba perusahaan. Perusahaan yang kesejahteraan pemegang saham institusional.
memiliki profitabilitas tinggi memiliki peluang Dengan demikian maka sangat relevan jika
untuk memposisikan diri dalam tax planning yang ukuran perusahaan tidak memperkuat hubungan
dapat menekan jumlah beban kewajiban antara kepemilikan institusional dengan tax
perpajakan (Chen et al, 210). Demikian avoidance.
perusahaan yang memiliki perencenaan pajak Apakah Ukuran Perusahaan dapat memoderasi
yang baik maka akan memperoleh pajak yang hubungan pengaruhnya antara Proporsi Dewan
optimal dan cenderung perusahaan untuk Komisaris Independen terhadap Penghindaran
melakukan tax avoidance akan menurun. Pajak (H5)
Hasil penelitian ini tidak selaras dengan Ukuran Perusahaan jika diinteraksi dengan
penelitian Siregar(2016) danFikriyah(2011)hasiluji Proporsi Dewan Komisaris Independen, dalam
menunjukkan regresi tidak berhasil menemukan penelitian ini menghasilkan nilai signifikansi
adanya hubungan yang signifikan antara 0,293> 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa
profitabilitasdengan penghindaran pajak ukuran perusahaan tidak memperkuat hubungan
perusahaan. Namun, penelitian ini konsisten pengaruhnya antara Proporsi Dewan Komisaris
dengan yang dilakukan oleh Amelia (2015) dan Independen dengan penghindaran pajak, dengan
Kurniasih dan Sari (2013) profitabilitas demikian H5 ditolak.
berpengaruh negatif terhadap tindakan Beberapa alasan mengapa ukuran
penghindaran pajak. perusahaan tidak bisa memperkuat hubungan
Apakah Ukuran Perusahaan dapat memoderasi antara Proporsi Dewan Komisaris terhadap
hubungan pengaruhnya antara Kepemilikan penghindaran pajak, antara lain; semakin ukuran
Instusional terhadap Penghindaran Pajak (H4) perusahaan besar, maka sebagai konsekuensinya
Ukuran Perusahaan jika diinteraksi dengan perusahaan akan mendapatkan pengawasan yang
Kepemilikan Institusional, dalam penelitian ini lebih ketat, baik dari internal maupun eksternal.
menghasilkan nilai signifikansi 0,343> 0,05. Maka Sedangkan Proporsi Dewan Komisaris
dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak Independen meskipun lebih dari 30%, hal ini
memperkuat hubungan pengaruhnya antara belum memperhatikan kompleksitas perusahaan
kepemilikan institusional dengan penghindaran secara detail, bisa juga masih kurangnya efektifitas
pajak, dengan demikian H4 ditolak. dalam pengawasannya dalam hal kebijakan
Ukuran perusahaan tidak dapat memoderasi perusahaan. Dengan demikian ada tidaknya
hubungan antara Kepemilikan Institusional komisaris independen belum tentu menghambat
terhadap tindakan tax avoidance. Analisa hal ini aktivitas tax avoidance dalam perusahaan.
adalah; konsekuensi ukuran perusahaan yang Disamping hal tersebut juga bisa juga
besar akan semakin banyak pihak yang melakukan dikarenakan terkadang di dalam perusahaan itu

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN1412-629X l E-ISSN2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 22(02), 2022, 536

ada pihak-pihak yang terafiliasi, sehingga sangat 5. KESIMPULAN


dominan dalam mengendalikan kinerja Dewan Simpulan
Komisaris Independen, yang pada gilirannya Berdasarkan hasil pengujian analisis
kurang memperhatikan manajemen ada tidaknya regresi linier berganda, dan uji variabel moderasi
praktik tax avoidance. Oleh karenanya relevan jika dengan menggunakan MRA (Moderated Regression
hubungan antara Proporsi Dewan Komisaris Analysis), maka dapat disimpulan sebagai berikut:
Independen terhadap tax avoidance yang 1. Kepemilikan Institusional tidak
dimoderasi ukuran perusahaan tidak dapat berpengaruh positif dan signifikan
memperkuat. terhadap penghindaran pajak, dengan nilai
Apakah Ukuran Perusahaan dapat memoderasi sig 0,247
hubungan pengaruhnya antara Profitabilitas 2. Proporsi Dewan Komisaris Independen
terhadap Penghindaran Pajak (H6) tidak berpengaruh positif dan signifikan
Ukuran Perusahaan jika diinteraksi terhadap penghindaran pajak, dengan nilai
dengan Profitabilitas, dalam penelitian ini sig 0,293
menghasilkan nilai signifikansi 0,013< 0,05. Maka 3. Profitabilitas berpengaruh negatif dan
dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan signifikan terhadap penghindaran pajak,
memperkuat hubungan pengaruhnya antara dengan nilai sig 0,015
Profitabilitas dengan penghindaran pajak, dengan 4. Ukuran Perusahaan tidak memperkuat
demikian H6 diterima. hubungan pengaruhnya antara
Analisanya adalah bahwa semakin besar Kepemilikan Institusionaldengan
ukuran perusahaan maka berpengaruh positif
penghindaran pajak, hasil uji interaksi H4
terhadap cash effective tax rate (CETR) sehingga menunjukkan nilai sig. sebesar 0,343
dapat diasumsikan bisa menurunkan aktivitas tax
5. Ukuran Perusahaan tidak memperkuat
avoidance. Juga dapat diindikasikan bahwa
hubungan pengaruhnya antara Proporsi
perusahaan besar akan menjadi monitoring,
Dewan Komisaris Independendengan
pengawasan yang lebih ketat oleh pihak
penghindaran pajak, hasil uji interaksi H5
Pemerintah, maka perusahaan tersebut akan
menunjukkan nilai sig. sebesar 0,293
menjaga reputasinya di mata publik dan
6. Ukuran Perusahaan memperkuat
pemerintah dengan melakukan tax planning yang
hubungan pengaruhnya antara
sesuai dengan ketentuan undang-undang
Profitabilitas dengan penghindaran pajak,
perpajakan.
hasil uji interaksi H6 menunjukkan nilai
Profitabilitas (ROA) merupakan indikator
sig. sebesar 0,013
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba,
Saran
sehingga ROA merupakan faktor penting dalam
pengenaan pajak penghasilan (PPh) bagi 1.Me-manage tax avoidance bagi perusahaan
perusahaan. Ketika laba perusahaan yang suatu hal yang kemungkinan dilakukan,
diperoleh meningkat, maka jumlah pajak namun demikian hendaknya tetap
penghasilanpun akan meningkat sesuai dengan memperhatikan ketentuan undang-undang
peningkatan laba perusahaan. Perusahaan yang perpajakan;
memiliki profitabilitas tinggi memiliki peluang 2. Hasil penelitian ini variabel Profitabilitas
untuk memposisikan diri dalam tax planning yang berpengaruh positif signifikan terhadap tax
dapat menekan jumlah beban kewajiban avoidance. Hal ini tidak menjadi masalah,
perpajakan (Chen et al, 210). Demikian justru terus berusaha meningkatkan profit
perusahaan yang memiliki perencenaan pajak meskipun berkonsekwen terhadap pada
yang baik maka akan memperoleh pajak yang pajak penghasilan;
optimal dan cenderung perusahaan untuk 3. Ukuran perusahaan dapat memoderasi
melakukan tax avoidance akan menurun. hubungan antara profitabilitas terhadap tax
Oleh karena itu hubungan antara avoidance secara negatif, namun tidak
profitabilitas terhadap tax avoidance yang memoderasi hubungannya antara
dimoderasi dengan ukuran perusahaan akan Kepemilikan Institusional, dan Proporsi
semakin kuat pengaruhnya. Dewan Komisaris Independen terhadap tax
avoidance, Meskipun demikian pihak
manajemen perusahaan hendaknya tetap

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN1412-629X l E-ISSN2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 22(02), 2022, 537

memperhatikan dan lebih hati-hati terhadap Dewi, Kristiana Ni Nyoman dan Jati, Ketut. 2014.
tax planning dalam setiap periodenya; Pengaruh Karakter Eksekutif,
4. Variabel dalam penelitian ini masih sangat Karakteristik Perusahaan dan Dimensi
minim, dan nilai novelty-nya belum ada, Tata Kelola Perusahaan yang Baik pada
atau masih kurang, hanya berusaha Tax Avoidance. E-Journal Akuntansi
membuat model dengan variabel Universitas Udayana, 6(2),h:249-260.
moderating. Disarankan bagi peneliti Dewi, K dan I. K Jati. (2014). Pengaruh Karakter
kedepan bisa menambahkan variabel- Eksekutif, Karateristik Perusahaan, dan
variabel yang relevan dalam analisanya lebih Corporate Governance pada Tax
tajam terkait dengan tax avoidance, serta Avoidance di Bursa Efek Indonesia. E-
model dan nilai-nilai novelty yang baik, Jurnal Akuntansi ISSN 2302-8556 6.2: 249-
sehingga aplikasi tax planning ataupun tax 260..
avoidance akan lebih memadai. Diantari, Putu Rista dan IGK Ulupui. 2016.
Pengaruh Komite Audit, Proporsi
REFERENSI Komisaris Independen, Proporsi
Agus, R Sartono.2010. Manajemen Keuangan Kepemilikan Institusional terhadap Tax
Teori dan Aplikasi Edisi Keempat . BPFE Avoidance. E-Journal Akuntansi Universitas
Yogyakarta Udayana, 16(1), h: 702-732.
Agusti, W. Y. (2014). Pengaruh Profitabilitas, Dryeng, Scott D., M. Hanlon, E.L. Maydew. 2008.
Leverage, Dan Corporate Governance Long-Run Corporate Tax Avoidance.
Terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris Dalam The AccountingReview, 83(1), pp: 61-
Pada Perusahaan Manufaktur yang 82.
Terdaftar di BEI tahun 2009-2012). Jurnal Dyreng, Scott D., Michelle Hanlon, Edward L.
Akuntansi, 2(3). Maydew. 2010. The Effect of Executives
Annisa, N. A., & Kurniasih, L. 2012. Pengaruh on Corporate Tax Avoidance. The
Corporate Governance terhadap Tax Accounting Review. Vol. 85, Juni 2010, pp
Avoidance. Jurnal Akuntansi & Auditing, 1163-1189.
Vol.8, 95 - 189. Fattah, A., Syairozi, M. I., & Rohimah, L. (2021).
Brigham, F. Eugene dan Joel Houston. 2006. “YOUTH CREATIVE ENTERPRENEUR
Fundamentals of Financial Management EMPOWERMENT (YOUTIVEE)”:
Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Solutions for Youth to Contribute to the
Salemba Empat. Economy and Reduce
Budiman, Judi dan Setiyono. 2012. Pengaruh Unemployment. International Journal of
Karakter Eksekutif terhadap Penghindaran Economics, Business and Accounting
Pajak (Tax Avoidance). Proceeding Research (IJEBAR), 5(3).Faizah Siti Nur &
Simposium Nasional Akuntansi XV. Adhivinna Vidya Vitta.
Banjarmasin 25-28 September 2012. (2017).PengaruhReturn On Asset,
Bujaki, M.L. dan A.J. Richardson. 1997. A Citation Leverage, Kepemilikan Institusional, dan
Trail Review of The Uses of Firm in Ukuran Perusahaan Terhadap Tax
Accounting Research. Journal of Accounting Avoidance. Yogyakarta: Jurnal Akuntansi
Literature. Vol. 16, pp 1-27. Vol. 5. No. 2 Desember 2017.
Cahyono, Dedy D., Rita A., Kharis Raharjo. 2016. Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis
Pengaruh Komite Audit, Kepemilikan Multivariate dengan Progam SPSS.
Institusional, Dewan Komisaris, Ukuran Semarang: Badan Penerbit Universitas
Perusahaan, Leverage, Profitabilitas Diponegoro.
terhadap Tindakan Penghindaran Pajak Gupta, S., Newberry, K. 1997. Determinants of
pada Perusahaan Perbankan yang Listing Variability in Corporate Effective Tax
BEI Periode 2011-2013. Journal Of Rates: Evidence from Longitudinal Data.
Accounting. Vol. 2 No.2 Journal of Accounting and Public Policy, 16
Chen, S., Chen, X., Cheng, Q., Shevlin, T. 2010. (1), 1-34.
Are Family Firms More Hanlon, M., and S. Heitzman. 2010. A Review of
TaxAggressiveThan Non-Family Firms? Tax Research. Journal of Accounting and
Journal of Financial Economics.95, 41-61. Economic (Forthcoming).

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN1412-629X l E-ISSN2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 22(02), 2022, 538

Handayani, R. (2018). Pengaruh Return on Assets Profitabilitas Pada Tax Avoidance. E-


(ROA), Leverage dan Ukuran Perusahaan Jurnal Akuntansi, 19(2), 1229-1258.
Terhadap Tax Avoidance Pada Perusahaan Prakosa, Kesit Bambang. 2014. Pengaruh
Perbankan yang Listing di BEI Periode Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga, dan
Tahun 2012-2015. Jurnal Akuntansi, 10(1). Corporate Governance Terhadap
Penghindaran Pajak di Indonesia.
Lim, Y. D. (2011). Tax avoidance, cost of debt and Simposium Nasional Akuntansi xvii. 22-27
shareholder activism: Evidence from September 2014. Mataram, Indonesia, h:1-
Korea. Journal of Banking & Finance 35, 27.
456–470. Putri Rizal Vidiyanna & Putra Bella Irwasyah.
Maharani, I Gusti Ayu Cahya dan Ketut Alit (2017). Pengaruh Leverage, Profitability,
Suardana. 2014. Pengaruh Corporate Ukuran Perusahaan Dan Proporsi
Governance, Profitabilitas, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Tax
Karakteristik Eksekutif terhadap Tax Avoidance. Jakarta: Jurnal Ekonomi
Avoidance Perusahaan Manufaktur. E- Manajemen Sumber Daya Vol. 19, No.1, Juni
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 9(2) 2017.
ISSN: 2302-8556 Rinaldi dan Caroline Cheisviyanny. 2015.
Maharani, I.G.A C., & Suardana, K. A. (2014). Pengaruh Profitabilitas, Ukuran
Pengaruh Corporate Governance, Perusahaan dan Kompensasi Rugi Fiskal
Profitabilitas, dan Karakteristik Eksekutif Terhadap Tax Avoidance. SNEMA
pada Tax avoidance Perusahaan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Manufaktur. E-Jurnal Akuntansi, 9(2), 525- Padang. ISBN: 978-602-17129-5-5
539. Sari, G. M. (2014). Pengaruh Corporate
Mardiasmo. 2019. Perpajakan. Yogyakarta : CV. Governance, Ukuran Perusahaan,
Andi Offset. Kompensasi Rugi Fiskal Dan Struktur
Merslythalia, D. R. dan M. S. Lasmana, (2016). Kepemilikan Terhadap Tax Avoidance
Pengaruh Kompetensi Eksekutif, Ukuran (Studi Empiris Pada Perusahaan
Perusahaan, Komisaris Independen, Dan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun
Kepemilikan Institusional Terhadap Tax 2008-2012). Jurnal Akuntansi, 2(3).
Avoidance. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Setiawan, R. W. (2017). Pengaruh Profitabilitas,
Bisnis, Vol.11, No. 2, Juli 2016. Umur Perusahaan, Leverage dan Sales
Masri, Indah dan Dwi Martani. 2012. Pengaruh Growth terhadap Tax Avoidance
Tax Avoidance terhadap Cost of Debt. Syairozi, M. I. (2019). Pengungkapan CSR Pada
Journal Simposium Nasional Akuntansi XV. Perusahaan Manufaktur dan Perbankan.
Banjarmasin 20-23 September 2012. Tidar Media.
Ngadiman & Christiany Puspitasari. (2014). Utami, N. W. (2013). Pengaruh Struktur
Pengaruh Leverage, Kepemilikan Corporate Governance, Size, Profitabilitas
Institusional, dan Ukuran Perusahaan Perusahaan terhadap Tax Avoidance.
terhadap Penghidaran Pajak (Tax Skripsi UNS.
Avoidance) Pada Perusahaan Sektor Wiranata, Yulius Ardy dan Yeterina Widi
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Nugrahanti. 2013. Pengaruh Struktur
Indonesia 2010-2012. Jurnal Kepemilikan terhadap Profitabilitas
Akuntansi/Volume XVIII, No.03, September Perusahaan Manufaktur di Indonesia.
2014: 408-421 Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 15,
Praditasari, Ni Koming Ayu dan Setiawan, Putu No.1, Mei 2013.
Ery, 2017, “Pengaruh Good Corporate Zimmerman, Jerold L. 1983. Taxes and firm size.
Governance, Ukuran Perusahaan, Journal of Accounting and Economics. 5; pp:
Leverage Dan Profitabilitas Pada Tax 119-149.
Avoidance”, ISSN: 2302-8556, E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana Vol.19.2.
Praditasari, A., & Setiawan, P. E. (2017).
Pengaruh Good Corporate Governance,
Ukuran Perusahaan, Leverage dan

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN1412-629X l E-ISSN2579-3055

You might also like