You are on page 1of 7

EQUITY: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi

ISSN: 0216-9533 (Print)


ISSN: 2549-6182 (Online)

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN MANAJERIAL,


DAN DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK
PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI 2015-2017

Rosfianti M. Yadasang1, H. Muhammad Suun2, Fadliah Nasaruddin3

1,2,3)
Program Magister Akuntansi, Universitas Muslim Indonesia
1)
rosfianti.yadasang@yahoo.co.id

ABSTRACT

Research this aiming to (1) test and analyze influence ownership institutional to avoidance tax; (2) test
and analyze influence ownership managerial to avoidance tax; (3) test and analyze influence board
commissioner independent to avoidance tax. Data used in research this is data secondary obtained from
report finance company that banking listed on the Indonesia Stock Exchange period 2015 -2017.
Technique taking sample conducted with purposive sampling. Total company that banking made into
sample as much 10 company so the total sample research are 30. Method the analysis is analysis multiple
linear regression. Based on results testing conducted on research this obtained that in a manner partial
ownership institutional have influence that significant to avoidance tax with significance at 0.019.
Ownership managerial have influence negative significant to avoidance tax with significance amounting
to 0,033, the council commissioner independent have influence positive significant to avoidance tax with
significance at 0,000. While in a manner simultaneous ownership institutional, ownership managerial and
board commissioner independent take effect significant to avoidance tax with significance amounting to
0.002.

Keywords: ownership institutional, ownership managerial, board commissioner independent and


avoidance tax.

History of article Received: 16-05-2019 Reviewed: 18-05-2019 Revised: 20-05-2019 Accepted: 21-05-2019 Published: 30-06-2019

PENDAHULUAN harus mampu mencapai tingkat yang maksimal


karena hasil penerimaan pajak nantinya akan
Latar Belakang digunakan untuk pembiayaan negara maupun
Pada tahun 2015 pencapaian daerah. Fluktuasi kegiatan perekonomian yang
penerimaan dari sektor pajak tercatat dialami perusahaan kerap tidak mendapatkan
Rp 1.060,83 triliun dari target yang ditetapkan toleransi dari pihak fiskus, dikarenakan fiskus
yaitu Rp 1.294,26 triliun. Jumlah tersebut menginginkan perolehan pajak yang progresif
mencapai angka 81,96 % dari target. dan stabil. Pengaruh fluktuasi kegiatan
Selanjutnya realisasi tahun 2016 mencapai perekonomian tersebut, tentu akan berakibat
angka Rp 1.105,81 triliun dari target yang terhadap pelaporan keuangan perusahaan dan
ditetapkan yaitu Rp 1.355,20 triliun. Jumlah pelaporan. Penghindaran pajak adalah salah
tersebut baru mencapai 81,60 % dari target satu cara untuk menghindari pajak secara legal
yang ditetapkan. Terakhir pada tahun 2017 yang tidak melanggar peraturan perpajakan [1].
tercatat realisasi penerimaan pajak mencapai Penghindaran pajak yang dilakukan oleh
angka Rp 1.147,59 triliun dari target yang perusahaan tidak terlepas dari pimpinan-
ditetapkan Rp 1.283,6 triliun Angka tersebut pimpinan perusahaan selaku pemegang
mencapai 91,0 % dari target. Pemerintah kebijakan atas setiap kegiatan ekonomi. Setiap
belum mampu merealisasi penerimaan pajak pimpinan perusahaan memiliki karakter yang
secara maksimal menimbulkan pertanyaan berbeda-beda serta tujuan yang berbeda. CEO
apakah dari sisi wajib pajak terdapat beberapa dapat memengaruhi keputusan penghindaran
tindakan agresivitas pajak, atau memang pajak dengan mengatur “tone at the top”
pemungutan yang dilakukan belum mampu berkaitan dengan kegiatan pembayaran pajak
berjalan secara maksimal. Penerimaan pajak perusahaan[2].

EQUITY. Vol. 14, No. 1, Juni 2019 17


Pengaruh Kepemilikan Institusional

Rumusan Masalah untuk mengorbankan sebagian laba yang


Rumusan masalah pada penelitian ini diperoleh dari hasil operasi perusahaan. Para
adalah sebagai berikut: pemilik saham perusahaan juga tidak bisa
1. Apakah kepemilikan institusional mengelak sepenuhnya dari kewajiban mereka
berpengaruh terhadap penghindaran pajak ? untuk membayar pajak tetapi hanya dapat
2. Apakah kepemilikan manajerial mengurangi jumlah pajak yang disetorkan
berpengaruh terhadap penghindaran pajak ? tanpa ada implikasi terjadinya restitusi pajak
3. Apakah proporsi dewan komisaris atau kurang bayar pajak.
independen berpengaruh terhadap
penghindaran pajak ? Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional merupakan
Tujuan dan Manfaat Penelitian pihak yang memonitor perusahaan dengan
Tujuan penelitian: kepemilikan institusi yang besar (lebih dari
1. Untuk menganalisis pengaruh kepemilikan 50%) mengidentifikasikan kemampuannya
institusional terhadap penghindaran pajak! untuk memonitor manajemen lebih besar[3].
2. Untuk menganalisis pengaruh kepemilikan Institusi dapat berupa perusahaan asuransi,
manajerial terhadap penghindaran pajak! bank, perusahaan investasi, dana pensiun, dan
3. Untuk menganalisis pengaruh proporsi institut lainnya. Adanya kepemilikan
dewan komisaris independen terhadap institusional disuatu perusahaan mendorong
penghindaran pajak! peningkatan pengawasan yang lebih optimal
Hasil penelitian ini diharapkan dapat terhadap kinerja manajemen. Pihak
memberikan Manfaat sebagai berikut: institusional yang menguasai saham lebih
1. Mampu memberikan kontribusi dalam besar dari pemegang saham lainnya, maka
bidang akuntansi terutama bidang dapat melakukan pengawasan lebih besar
perpajakan mengenai karakteristik terhadap kebijakan manajemen, sehingga
perusahaan yang melakukan penghindaran manajemen akan menghindari perilaku yang
pajak. akan merugikan pemegang saham dan
2. Mampu memberikan masukan kepada melindungi investasi mereka dalam
pembuat peraturan atau dalam hal ini perusahaan.
Direktorat Jenderal Pajak bagi kebijakan 1. Kepemilikan manajerial
perpajakan yang dapat mencegah tindak Struktur kepemilikan perusahaan
penghindaran pajak oleh perusahaan. berdasarkan proporsi saham yang dimiliki
3. Mampu memberikan kegunaan bagi dikelompokkan menjadi kepemilikan
masyarakat sebagai bahan pertimbangan manajerial (manajerial ownership) dan
dalam memilih perusahaan, baik sebagai kepemilikan institusional (institutional
investor maupun konsumen ownership). Kepemilikan manajerial adalah
4. Mampu memberikan masukan kepada proporsi pemegang saham dari pihak
pemegang saham perusahaan untuk manajemen yang secara aktif ikut dalam
mekanisme perusahaan mana yang dapat pengambilan keputusan perusahaan..
dipilih untuk memberi stimulus pada Menurut beberapa literatur pemisahan
manajer agar berpihak pada kepentingan antara kepemilikan perusahaan dengan
pemegang saham. kontrol perusahaan menimbulkan agency
5. Mampu memberikan kontribusi sebagai problem sebagai akibat dari konflik antara
bahan kajian untuk penelitian selanjutnya shareholder dan manajer perusahaan [4].
mengenai perilaku penghindaran pajak 2. Dewan komisaris independen
perusahaan berikutnya, khususnya di Fungsi yang dijalankan dewan komisaris
Indonesia. adalah fungsi pengawasan dimana dewan
komisaris mengawasi kebijakan yang akan
TINJAUAN LITERATUR diambil. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa kebijakan perusahaan
Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) akan lebih teruji lagi karena telah melalui
Pajak merupakan kontribusi wajib bagi pengawasan dewan komisaris. Demikian
perorangan atau badan (perusahaan) yang juga keputusan yang akan diambil
disetorkan kepada negara. Namun demikian, perusahaan akan lebih memperhatikan
para pemilik modal memiliki sifat enggan aspek-aspek yang ada seperti aspek hukum

18 Rosfianti M. Yadasang, H. Muhammad Suun, & Fadliah Nasaruddin


EQUITY: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi
ISSN: 0216-9533 (Print)
ISSN: 2549-6182 (Online)
yang berlaku, sehingga pengambilan berpengaruh negatif signifikan terhadap tax
keputusan perusahaan akan dapat avoidance.
menghasilkan keputusan yang lebih rendah
risiko. Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris
Independen Terhadap Penghindaran Pajak
Pengaruh Kepemilikan Institusional Hubungan keagenan, pemilik saham
Terhadap Penghindaran Pajak sebagai principal menginginkan agar manajer
Hubungan keagenan merupakan sebagai agent bertindak sesuai dengan
hubungan kontraktual satu orang atau lebih kepentingan principal. Principal menginginkan
(principal) melibatkan orang lain (agent) agent untuk meningkatkan kinerja dan
untuk bertindak atas nama mereka dimana melakukan efisiensi biaya, termasuk biaya
termasuk mendelegasikan beberapa wewenang pajak yang timbul dari jumlah pertambahan
pembuatan keputusan kepada para agen[4]. kekayaan yang dimiliki principal. Dengan
Dalam hubungan keagenan juga tidak demikian, keberadaan komisaris independen
selamanya agen bertindak sesuai kepentingan ini dapat menghambat kepentingan pemilik
principal. Dengan demikian, principal perlu saham karena komisaris independen yang
mengeluarkan insentif yang diberikan kepada memiliki fungsi pengawasan dan diasumsikan
agent agar mereka dapat membatasi perbedaan tidak terpengaruh dengan kepentingan pemilik
kepentingan perusahaan yang kepemilikan saham akan sebisa mungkin meminimalkan
sahamnya lebih besar dimiliki oleh institusi tindakan efisiensi biaya pajak atau
perusahaan lain maupun pemerintah, maka penghindaran pajak. Dengan adanya dewan
kinerja manajemen untuk dapat memperoleh komisaris independen diharapkan dapat terjadi
laba yang diinginkan akan cenderung diawasi keseimbangan antara manajemen perusahaan
oleh investor institusi tersebut. Hal tersebut dan para stakeholder dalam perusahaan.
mendorong manajemen untuk dapat Berbagai pemahaman mengenai corporate
meminimalkan nilai pajak yang terutang oleh governance berkembang berdasarkan pada
perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh agency theory dimana pengelolaan perusahaan
Shafer dan Simmons[8] menemukan bahwa harus diawasi dan dikendalikan dengan baik,
kepemilikan institusional memainkan peran untuk memastikan bahwa manajer (agent)
penting dalam memantau, mendisiplinkan dan melakukan pengelolaan perusahaan dengan
mempengaruhi manajer dalam manajemen penuh kepatuhan sesuai dengan peraturan dan
pajak. Hasil penelitian terdahulu mengenai ketentuan yang berlaku. Dewan komisaris
pengaruh kepemilikan institusional terhadap independen berpengaruh positif signifikan
penghindaran pajak berpengaruh positif terhadap tax avoidance[6].
terhadap tax avoidance[3].
Rumusan Hipotesis
Pengaruh Kepemilikan Manajerial H1: kepemilikan institusional berpengaruh
Terhadap Penghindaran Pajak positif signifikan terhadap penghindaran
Agency theory menyatakan bahwa pajak.
manajer dalam mengelola perusahaan H2: kepemilikan manajerial berpengaruh
mempunyai tanggung jawab yang besar. negatif signifikan terhadap penghindaran
Manajer harus dapat mengoptimalkan profit pajak.
perusahaan, yang nantinya akan dilaporkan H3: dewan komisaris independen berpengaruh
kepada pemilik perusahaan. Dengan adanya positif signifikan terhadap penghindaran
tanggung jawab yang besar, tentu manajer pajak.
menginginkan imbalan yang besar juga. Praktik penghindaran pajak perusahaan
Dengan demikian dalam perusahaan terdapat dapat dipengaruhi oleh kepemilikan
dua kepentingan yang berbeda yaitu instituional, kepemilikan manajerial, dan
kepentingan untuk mengoptimalkan profit bagi dewan komisaris independen. Teori agensi
pemilik perusahaan (principle) dan merupakan hubungan keagenan sebagai
kepentingan untuk mendapatkan imbalan yang kontral kerja sama (nexus of contract) di mana
besar bagi manajer (agent). Penelitian yang satu atau lebih principal (pemimpin)
dilakukan oleh Pramudito dan Sari[5], menggunakan orang lain (agen) untuk
menyimpulkan bahwa kepemilikan manajerial menjalankan aktivitas perusahaan. Disini,
principal adalah mereka yang memegang

EQUITY. Vol. 14, No. 1, Juni 2019 19


Pengaruh Kepemilikan Institusional

saham, pemilik, dan investor. Sedangkan, agen Populasi dan Sampel


adalah orang yang ditunjuk oleh principal Populasi dalam penelitian ini adalah
sebagai manajer untuk melaksanakan tugas perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa
yang diberikan dan pelaksanaannya dapat Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2017.
mencapai sasaran atau tujuan yang telah Sampel perusahaan yang berhasil diperoleh
ditentukan. berdasarkan pada teori agensi yang dalam penelitian ini sebanyak 40 perusahaan
menjelaskan hubungan antara manajer dengan perbankan akan tetapi yang memenuhi kriteria
pemilik, dimana yang sudah disebutkan pada hanya 10 perusahaan perbankan dengan total
penjelasan sebelumnya, dimana agen memiliki data sebanyak 30 selama 3 tahun.
tanggung jawab moral pada principal untuk
memaksimalkan keuntungan yang didapat, dan Teknik Sampling
sebagai imbalannya agen akan memperoleh Pengambilan sampel dalam penelitian
kompensasi yang sesuai dengan kontrak yang ini dilakukan dengan menggunakan metode
sudah ditandatangani sebelumnya, sehingga purposive sampling. Metode purposive
para manajer akan berusaha sekuat tenaga, sampling adalah pengambilan sampel
bahkan memanfaatkan cara yang ada namun berdasarkan pertimbangan subjek peneliti,
aman agar dapat memaksimalkan keuntungan . sampel dipilih berdasarkan pada kesesuaian
Salah satu caranya adalah dengan melakukan karakteristik dengan kriteria sampel yang
praktik penghindaran pajak. ditentukan agar diperoleh sampel yang
Berdasarkan landasan teori dan representatif. Berikut adalah kriteria-kriteria
penelitian terdahulu yang telah diuraikan, pengambilan sampel menggunakan metode
maka terbentuklah kerangka konseptual dari purposive sampling dalam penelitian ini:
penelitian ini. Dalam kerangka penelitian 1. Perusahaan perbankan Umum yang
dijelaskan atau digambarkan bagaimana terdaftar pada Bursa Efek Indonesia selama
hubungan variabel independen dengan variabel tahun pengamatan, yakni dari tahun 2015
dependen. Variabel independen pada sampai 2017.
penelitian ini adalah kepemilikan institusional, 2. Perusahaan memiliki kelengkapan data
kepemilikan manajerial, dan proporsi dewan mengenai variabel yang akan diteliti
komisaris independen Variabel dependen pada tersedia dalam laporan keuangan tahunan
penelitian ini adalah penghindaran pajak. perbankan yang diterbitkan pada sejak
Berikut ini adalah model penelitian yang tahun 2015-2017.
digambarkan dalam penelitian ini: 3. Perusahaan perbankan umum yang
memiliki laba.
Gambar 1. Model Penelitian 4. Perusahaan perbankan umum yang
menggunakan mata uang Rupiah sebagai
Kepemilikan Institusional mata uang pelaporan.
(X1)
Data Penelitian
Kepemilikan Manajerial Penghindaran
Penelitian ini menggunakan data
(X2) Pajak (Y) sekunder yang berupa laporan tahunan dan
laporan keuangan semua perusahaan
Proporsi Dewan Komisaris Perbankkan tahun 2015-2017 yang terdaftar di
Independen (X3) BEI dan dapat diakses dari www.idx.co.id atau
Institusional dari situs masing-masing perusahaan. Data
penelitian ini juga termasuk data panel karena
METODE PENELITIAN berasal dari objek yang berbeda-beda dan
secara runtun waktu.
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan sebuah Teknik Pengumpulan Data
penelitian kuantitatif dengan melakukan studi Data sekunder adalah data penelitian
empiris pada perusahaan yang terdaftar di yang diperoleh peneliti secara tidak langsung
Bursa Efek Indonesia (BEI) khususnya melalui media perantara (diperoleh atau dicatat
perusahaan perbankan selama tahun 2015- pihak lain). Data sekunder umumnya berupa
2017. bukti, catatan atau laporan historis yang telah
tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan

20 Rosfianti M. Yadasang, H. Muhammad Suun, & Fadliah Nasaruddin


EQUITY: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi
ISSN: 0216-9533 (Print)
ISSN: 2549-6182 (Online)
yang tidak dipublikasikan. Data sekunder dari Pembahasan
penelitian ini mengambil dari:
1. Buku-buku yang berhubungan dengan Pengaruh kepemilikan institusional terhadap
manajemen perpajakan penghindaran pajak
2. Jurnal-jurnal, tesis dan bahan dari internet Tabel 1 menunjukkan bahwa
yang berhubungan dengan perpajakan. kepemilikan institusional memiliki tingkat
3. Data yang dipublikasikan di BEI dari tahun signifikan sebesar 0,019 yaitu lebih kecil dari
2015-2017 dan annual report yang 0,05. Nilai t yang bernilai +2,509
dikeluarkan oleh perusahaan. menunjukkan pengaruh yang diberikan bersifat
positif terhadap variabel dependen. Hal ini
Teknik Analisis Data berarti H1 diterima, sehingga dapat dikatakan
Penelitian ini menggunakan model bahwa kepemilikan institusional berpengaruh
regresi linear berganda untuk menguji signifikan terhadap penghindaran pajak
hipotesis, mengikuti Ngadiman dan Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa
Puspitasari[3], dengan model penelitian sebagai variabel kepemilikan institusional berpengaruh
berikut: positif dan signifikan terhadap penghindaran
CETRi,t = α + β1INSTi,t + β2MANAJi,t + pajak. Hal ini menunjukkan bahwa tinggi atau
β3DKIi,t + ε rendahnya variasi tax avoidance ditentukan
Keterangan: oleh variabel kepemilikan institusional.
CETR = penghindaran pajak Dengan melihat hasil penelitian ini,
α = konstanta maka dapat di katakan bahwa kepemilikan
β1INST = kepemilikan institusional institusional berpengaruh dalam terciptanya
β2MANAJ = kepemilikan manajerial penghidaran pajak yang tinggi. Karena para
β3DKI = dewan komisaris investor dalam menginestasikan dananya
ε = error dalam suatu perusahaan menginginkan laba
yang tinggi, sehingga para manajer dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN perushaan berusaha meminimalisirkan
pelaporan pajaknya dan meningkatkan laba.
Hasil Dengan adanya kepemilikan institusional
Setelah hasil uji asumsi klasik dilakukan menyebabkan perilaku manajer lebih
dan hasilnya secara keseluruhan menunjukkan terkontrol dengan baik oleh pihak pemegang
model regresi memenuhi asumsi klasik, maka saham eksternal.
tahap berikut adalah melakukan evaluasi dan
interpretasi model regresi berganda. Analisis Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap
regresi linear berganda digunakan untuk penghindaran pajak
mengetahui pengaruh antara variabel Tabel 1 menunjukkan bahwa
independen terhadap variabel dependen, kepemilikan manajerial memiliki tingkat
berikut disajikan tabel 1 yang merupakan hasil signifikan sebesar 0,033 yaitu lebih kecil dari
uji regresi linear berganda sebagai berikut. 0,005. Nilai t yang bernilai -2,249
Tabel 1. Hasil menunjukkan pengaruh yang diberikan bersifat
Coefficientsa negatif terhadap variabel dependen Hal ini
Model Unstandardized Standardized t Sig. berarti H2 diterima, sehingga dapat dikatakan
Coefficients Coefficients bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh
B Std. Beta negatif dan signifikan terhadap penghindaran
Error
11.967 3.662 3.268 .003 pajak.
(Constant) Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa
Kepemilikan .079 .031 .408 2.509 .019
Institusional
kepemilikan manajerial berpengaruh negatif
Kepemilikan -.361 .161 -.487 -2.249 .033 dan signifikan terhadap penghindaran pajak.
Manajerial Semakin besar kepemilikan manajerial yang
Dewan 2.326 .565 .940 4.114 .000 harus ditanggung perusahaan maka akan
1 Komisaris
a. Dependent Variable: Penghindaran Pajak
semakin menurun penghindaran pajak yang
dilakukan oleh perusahaan.
Sumber: data diolah (2019). Dengan melihat hasil penelitian ini
dapat dikatakan bahwa kepemilikan manajerial
memiliki pengaruh terhadap penghindaran

EQUITY. Vol. 14, No. 1, Juni 2019 21


Pengaruh Kepemilikan Institusional

pajak. karena apabila manajer memiliki saham PENUTUP


yang besar pada suatu perusahaan maka akan
mengurangi perilaku manajemen dalam Simpulan
mementingkan diri sendiri, sehingga pihak Simpulan dari penelitian mengenai
manajemen cenderung lebih berhati-hati dalam pengaruh kepemilikan institusional,
mengambil suatu keputusan yang akan kepemilikan manajerial dan dewan komisaris
berdampak langsung pada dirinya selaku independen terhadap penghindaran pajak pada
pemegang saham. Adanya kepemilikan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa
manajerial dalam perusahaan memberikan Efek Indonesia yang mengambil data dari
dampak yang baik, terhadap kelangsungan tahun 2015-2017 sebagai berikut:
hidup perusahaan karena manajer akan 1. Kepemilikan institusional mempunyai
menggunakan tingkat kehati hatian yang tinggi pengaruh positif dan signifikan terhadap
dalam mengambil keputrusan. penghindaran pajak pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Pengaruh dewan komisaris independen Indonesia periode pengamatan tahun 2015-
terhadap penghindaran pajak 2017.
Tabel 1 menunjukkan bahwa dewan 2. Kepemilikan manajerial mempunyai
komisaris memiliki tingkat signifikan sebesar pengaruh negatif dan signifikan terhadap
0,000 yaitu lebih kecil dari 0,05. Nilai t yang penghindaran pajak pada perusahaan
bernilai +4,114 menunjukkan pengaruh yang perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
diberikan bersifat positif terhadap variabel Indonesia periode pengamatan tahun 2015-
dependen. Hal ini berarti H3 diterima, 2017.
sehingga dapat dikatakan bahwa dewan 3. Dewan komisaris independen mempunyai
komisaris berpengaruh positif dan signifikan pengaruh positif dan signifikan terhadap
terhadap penghindaran pajak. penghindaran pajak pada perusahaan
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
variabel dewan komisaris independen Indonesia periode pengamatan tahun 2015-
berpengaruh positif dan signifikan terhadap 2017.
penghindaran pajak. Temuan ini memiliki arti
bahwa semakin besar persentase variabel Saran
dewan komisaris independen dapat digunakan Berdasarkan hasil penelitian yang
untuk melakukan pengawasan dan didapat, maka penulis memberikan saran-saran
pengendalian dalam sebuah perusahaan oleh sebagai berikut:
direksi dan manajemen, sehingga keberadaan 1. Bagi investor, jika ingin berinvestasi
mereka tidak hanya formalitas belaka[9]. berupaya untuk mendapatkan informasi
Dengan melihat hasil penelitian ini yang sedini mungkin agar tidak terjadi
dapat dikatakan bahwa dewan komisaris informasi asimetris dalam pengambilan
berpengaruh terhadap penghindaran pajak, keputusan investasi.
karena dalam suatu perusahan dewan 2. Bagi perusahaan, sebaiknya memberikan
komisaris merupakan pihak penengah antara keterbukaaan informasi tentang laporan
inestor dan manajer, sehingga perusahaan yang keuangannya agar para investor dapat
memiliki dewan komisaris cenderung memiliki mengakses dengan mudah informasi yang
tingkat keamanan yang tinggi. Dewan dibutuhkan dan agar tidak menimbulkan
komisaris berfungsi untuk mengontrol kerugian bagi pihak investor dan
tindakan yang dilakukan oleh manajer dan perusahaan sendiri.
inestor.sehingga adanya dewan komisaris 3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini
independen dalam suatu perusahaan dapat hanya menggunakan perusahaan perbankan
meminimalisirkan terjdinya kecurangan- yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
kecurangan pada perusahaan. diharapkan untuk dapat menggunakan
perusahaan dengan sektor yang berbeda.

22 Rosfianti M. Yadasang, H. Muhammad Suun, & Fadliah Nasaruddin


EQUITY: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi
ISSN: 0216-9533 (Print)
ISSN: 2549-6182 (Online)
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Dyreng. 2010. The Effects of Executives on
Corporate Tax Avoidance. The Accounting
Review American Accounting Association.
85 (4): 1163–1189.
[2]
Jensen, M.C., & Meckling, W.H. 1976.
Theory of The Firm: Managerial
Behaviour, Agency Cost, and Ownership
Structure. Journal of Financial and
Economics. 3: 305-360.
[3]
Maharani, G.A.C., & Suardana, K.A. 2014.
Corporate governance, profitabilitas,
karakteristik eksekutif, tax avoidance E-
jurnal Akuntansi Universitas Udayana 9
(2): 525-539.
[4]
Mahulae, E.E., Pratomo, D., & Nurbaiti, A.
2016. Pengaruh kepemilikan institusional,
kepemilikan manajerial dan komite audit
terhadap tax avoidance. e-Proceeding of
Management. 3 (2): 16-26.
[5]
Ngadiman, & Puspitasari, K. 2015.
Pengaruh Leverage, Kepemilikan
Institusional, dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Penghindaran Pajak (Tax
Avoidance) Pada Perusahaan. Jurnal
Akuntansi. 18 (3).
http://journal.tarumanagara.ac.id. Diakses
pada tanggal 20 September 2018.
[6]
Pramudito, B.W., & Sari, M.M.R. 2015.
Pengaruh Konservatisme Akuntansi,
Kepemilikan Manajerial dan Ukuran
Dewan Komisaris terhadap Tax Avoidance.
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana,
13 (3): 705-722.
[7]
Eksandy, A. 2017. Komisaris Independen,
Komite Audit, Kualitas Audit dan Tax
Avoidance. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan. 1 (1): 1-20.
[8]
Shafer, W.E., & Simmons, R.S. 2008.
Social Responsibility, Machiavellianism
and Tax Avoidance: A Study of Hong
Kong Tax Professionals. Accounting,
Auditing, and Accountability Journal. 21
(5): 695-720.
[9]
Annisa, N.A., & Kurniasih, L. 2012.
Pengaruh Corporate Governance terhadap
Tax Avoidance. Jurnal Akuntansi dan
Auditing. 8 (2): 95-189.

EQUITY. Vol. 14, No. 1, Juni 2019 23

You might also like