You are on page 1of 15

ISSN: 1410-4571, E-ISSN: 2541-2604

TEORI KEPEMIMPINAN: KAJIAN DARI GENETIKA


SAMPAI SKILL
Nasib Tua Lumban Gaol
Manajemen Pendidikan Kristen, Fakultas Ilmu Pendidikan Kristen, IAKN Tarutung
Email: nasib.t.lumbangaol@gmail.com

Abstract: Leadership has been appeared since human to begin establishing a community in the world and it
continuously grows further because of its usefulness. Particularly, the leadership is a pivotal aspect to increase the
management process in any organization. However, it still needs to investigate deeply so that it can be understood
comprehensively by practitioners and scholars. Consequently, the study is aimed to explore the history, theories,
and basic concepts of leadership. Based on the literature review, it was revealed that leadership history can be
traced based on its etymology and philosophy even though the topic of leadership had been known from the ancient
age. Moreover, some leadership theories that influence its existence are genetic, great man, trait, behaviour, path-
goal, contingency, transformational, and skill. Furthermore, leadership can be conceptualized as the leader’s
personal ability to influence others (followers) through relationships, interactions, behaviours and credibility to
attain the defined goals. Therefore, this study contributes to advance the leadership literature and emphasize its
connection to the field of management. Further studies are recommended to investigate how leadership practices
can improve the management process in the organization. 

Keywords: leader; leadership theory; management; organization

Abstrak: Kepemimpinan telah muncul semenjak manusia mulai membentuk sebuah komunitas di bumi dan hal ini
masih senantiasa mengalami kemajuan karena kebermanfaatan topik tersebut. Secara khusus, kepemimpinan adalah
sebuah aspek penting dalam meningkatkan proses manajemen pada setiap organisasi. Namun, topik kepemimpinan
ini masih membutuhkan pembahasan lebih mendalam supaya dapat dipahami secara komprehensif oleh para
praktisi dan peneliti. Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi sejarah perkembangan, teori-
teori, dan konsep dasar kepemimpinan. Berdasarkan studi ini, hal yang diungkapkan yaitu sejarah kepemimpinan
dapat ditelusuri berdasarkan etimogi dan filsafat meskipun topik kepemimpinan telah dikenal mulai dari zaman
purbakala. Selain itu, beberapa teori kepemimpinan yang memengaruhi eksistensinya yaitu genetika, orang
kuat, sifat, perilaku, jalur-tujuan, kontigensi, transformasional, dan skill. Terakhir, konsep dasar kepemimpinan
dapat dimaknai sebagai kemampuan pribadi pemimpin dalam memengaruhi orang lain (pengikutnya) melalui
hubungan, interaksi, perilaku, dan kredibilitas untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Dengan demikian, studi
ini berkontribusi pada pengembangan literatur kepemimpinan dan menekankan keterkaitan kepemimpinan
dengan bidang manajemen. Studi selanjutnya direkomendasikan menginvestigasi tentang bagaimana praktik
kepemimpinan dapat meningkatkan proses manajemen di organisasi.

Kata kunci: pemimpin; teori kepemimpinan; manajemen; organisasi

PENDAHULUAN telah ada semenjak ratusan tahun lalu. Hal


ini disebabkan peran kepemimpinan yang
Dalam kondisi dunia yang mengglobal begitu penting untuk meningkatkan dan
saat ini, organisisasi perlu meningkatkan mencapai tujuan organisasi, politik, dan
perhatiannya terhadap perubahan-perubahan masyarakat (Chow, Salleh, & Ismail, 2017).
yang terjadi, juga harus lebih fleksibel, dan Tujuan organisasi dapat dicapai apabila proses
mengurangi struktural (Bertocci, 2009). manajemen pada organisasi berjalan dengan
Karenanya, kepemimpinan merupakan baik. Proses manajemen dapat berjalan
salah satu aspek utama dan sangat begitu dengan baik ketika kepemimpinan yang
dibutuhkan dalam proses manajemen pada efektif diimplementasikan oleh pemimpin.
setiap organisasi. Merujuk pada Lussier dan Hal tersebut disebabkan pemimpin yang
Achua (2016), kepemimpinan merupakan berhasil memberikan dampak positif pada
sebuah isu utama dalam manajemen dan kinerja organisasi (Lussier & Achua, 2010)

158 Teori Kepemimpinan: Kajian... Volume 5, Nomor 2, Desember 2020: 158-173


ISSN: 1410-4571, E-ISSN: 2541-2604

melalui praktik kepemimpinan dalam proses Selanjutnya, Day dan Antonakis (2013)
manajemen. mengatakan bahwa pendekatan sifat terhadap
Pembahasan tentang kepemimpinan kepemimpinan juga mengacu pada sebagai
telah mendapatkan perhatian secara luas dan pendekatan “orang kuat”—adalah yang
menjadi fokus perhatian pada bidang ilmu pertama muncul pada awal peraliahan pata
sosial dan humaniora (Day & Antonakis, abad keduapuluhan. Padahal, kedua teori
2012; Marturano & Gosling, 2008). Misalnya, tersebut tidak sama meskipun ada unsur
dalam kajian ilmu organisasi, kepemimpinan penekanan yang sama terhadap karakteristik
adalah salah satu bidang yang paling luas individu. Terakhir, terdapat kesulitan dalam
diteliti dan dibahas dalam semua area ilmu mendefenisikan (Gumus, Bellibas, Esen, &
organisasi karena secara harafiah tidak ada Gumus, 2016) dan memahami kepemimpinan
yang dapat dicapai dengan maksimal tanpa meskipun bidang tersebut penting (Bolden,
adanya kepemimpinan (Yammarino, 2013). Hawkins, Gosling, & Taylor, 2011). Dengan
Atau dengan kata lain, kepemimpinan adalah kata lain, kepemimpinan masih tetap menjadi
hal penting untuk memfungsikan organisasi sebuah misteri karena masih kurangnya
secara efektif (Day & Antonakis, 2012). Oleh kesepakatan tentang apa sebenarnya
karena itu, kepemimpinan sangat krusial untuk kepemimpinan itu (Bertocci, 2009; Day &
dibahas karena bidang kepemimpinan dapat Antonakis, 2012). Kondisi tersebut dapat
memengaruhi proses manajemen di organisasi terjadi dikarenakan sebagian besar teori
dan selanjutnya menentukan pencapaian atau kepemimpinan dirumuskan dalam hal proses
kinerja organisasi tersebut. dimana hanya pada satu level dari tiga level
Secara umum, kepemimpinan adalah analisis kepemimpinan—individu, kelompok,
suatu bidang keilmuan yang sudah lama dan organisasi (Lussier & Achua, 2010).
dikenal, tetapi seiring perkembangan Pengkajian tentang pemimpin mengalami
waktu pemahaman terhadap bidang ini kemajuan sesuai dengan munculnya
juga senantiasa mangalami kemajuan dan peradaban umat manusia (Bass & Bass,
memunculkan isu tertentu. Ada berbagai 2008). Sehingga, kepemimpinan telah lama
penulis yang telah membahas tentang menjadi sebuah ciri khas perdebatan dalam
kepemimpinan ini, misalnya Bertocci (2009), sektor pendidikan, bisnis, industri, militer
Harrison (2018), Day dan Antonakis (2012, dan layanan kesehatan (Stanley, 2017). Atau
2013), Yukl (2010), Northouse (2016) dan lain dengan kata lain, pertanyaan-pertanyaan
sebagainya. Namun, karena begitu panjangnya tentang kepemimpinan dan apa yang membuat
sejarah dan luasnya pemahaman yang dapat seorang pemimpin efektif telah “digumuli”
digali dari bidang kepemimpinan sehingga para filsuf, cendikiawan, dan praktisi
memunculkan perdebatan dan kebutuhan bisnis selama berabad-abad (Rothausen &
untuk mengkaji secara khusus tentang sejarah, Christenson, 2015). Alhasil, pembahasan
teori, dan konsep dasar kepemimpinan. kepemimpinan dan kebutuhan pemimpin
Pertama, masih belum ada kesepakatan antara yang efektif pun mendesak dalam dunia saat
ilmuwan bidang kepemimpinan tentang ini dimana pencapaian individu, organisasi,
sejarah dan perkembangannya. Hal tersebut dan berbagai sektor sangat tergantung pada
terindikasi dari pendapat Bertocci (2009) yang keberhasilan pemimpin (Gumus et al., 2016;
mengatakan bahwa kepemimpinan dimulai Kouzes & Posner, 2007).
dari teori genetik (genetic theory), tetapi di Dengan demikian, studi ini bertujuan
lain pihak Stanley (2017) menyimpulkan untuk mengatasi gab yang ada melalui
bahwa teori kepemimpinan orang kuat (great pengeksplorasian bidang kepemimpinan
man) adalah yang pertama muncul. tersebut. Kontribusi yang diberikan

BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis Nasib Tua Lumban Gaol 159
ISSN: 1410-4571, E-ISSN: 2541-2604

adalah adanya peningkatan pemahaman (2018), Day dan Antonakis (2012, 2013), Yukl
secara komprehensif tentang sejarah dan (2010), Kouzes dan Posner (2007), Lussier
perkembangan bidang kepemimpinan. dan Achua (2010, 2016), dan Northouse (2013,
Selain itu, teori-teori dan konsep dasar 2016). Selain itu, beberapa artikel berkualitas
kepemimpinan juga semakin lebih mudah terkait dengan topik kepemimpinan juga
dipahami sesuai dengan perkembanganya digunakan sebagai referensi pendukung
pada level individu, kelompok, dan organisasi. misalnya, Nienaber (2010), Rothausen dan
Berdasarkan uraian rasional dan level analisis Christenson (2015), Yammarino (2013), dan
teori kepemimpinan—individu, kelompok, Zaccaro (2007).
dan organisasi (Lussier & Achua, 2010), maka
tiga pertanyaan digunakan untuk mengarahkan Sejarah dan Perkembangan Kepemimpinan
studi ini, yaitu: pertama, bagaimanakah sejarah Melalui pola interaksi manusia,
dan perkembangan bidang kepemimpinan? kepemimpinan dapat dipahami dengan
Kedua, apa sajakah teori kepemimpinan cara yang lebih sederhana. Merujuk pada
yang sangat fundamental selama masa Nienaber (2010:663), “sebagai sebuah konsep
perkembangannya? Ketiga, apakah yang luas, kepemimpinan telah dimulai dari
konsep mendasar kepemimpinan? Dengan awal interaksi umat manusia”. Sehingga,
demikian, artikel ilmiah ini menghadirkan kepemimpinan dapat terjadi dimana dan
hasil eksplorasi tentang kepemimpinan kapan saja—organisasi kecil atau besar, sektor
yang dimulai dari sejarah perkembangan, publik atau swasta, sosial, rumah, sekolah, dan
teori, dan konsep dasar utamanya. Studi komunitas (Kouzes & Posner, 2007). Karena
ini memberikan pemahaman komprehensif semakin banyak interaksi yang dilakukan,
tentang asal usul, teori, dan konsep mendasar pada saat itu pula semakin dibutuhkan
bidang kepemimpinan. Misalnya, manajer, kepemimpinan yang relevan dalam organisasi.
ketua, direktur, dan pemimpin organisasi Sebagai contoh, dalam sebuah organisasi
lainnya, baik publik maupun swasta semakin informal—keluarga, interaksi sosial yang
memahami peran mereka dalam organisasi awalnya hanya dengan pola komunikasi
melalui praktik kepemimpinan yang lebih baik suami dan istri, akhirnya setelah memiliki
lagi. Selain itu, studi ini sangat memungkinkan anak, secara perlahan keluarga tersebut
dalam menstimulus pengembangan praktik membentuk perbedaan posisi antara anak dan
kepemimpinan untuk efektifitas proses bapak. Sehingga pada organisasi informal
manajemen dalam organisasi. tersebut terjadi praktik kepemimpinan seperti
memberikan pengaruh bagi keturunannya.
PEMBAHASAN Dari kondisi itu, berlanjutlah sebuah
komunitas yang lebih kompleks, misalnya
Pada bagian pembahasan, terdapat di desa tersebut memiliki sejumlah keluarga
tiga bagian penting yang saling berkaitan yang banyak dan interaksinya lebih kompleks,
dan menjadi kajian utama sesuai dengan terakhir dipilihlah pemimpin atau kepala desa.
tujuan artikel ini, yaitu deskripsi sejarah dan Sesungguhnya, topik kepemimpinan
perkembangan istilah kepemimpinan, kajian telah ada semenjak ribuan tahun silam atau
teori-teori kepemimpinan, dan sintesis konsep sejalan dengan peradaban umat manusia
fundamental kepemimpinan. Berdasarkan (Bass & Bass, 2008). Hal ini dapat diketahui
hal tersebut, sebagai referensi utama yang dari adanya mitos, legenda, dan literatur
digunakan terdiri dari berbagai karya ilmiah keagamaan yang menceritakan tentang
para ahli bidang kepemimpinan, seperti Bass pemimpin. Meskipun demikian, tetapi ketika
dan Bass (2008), Bolden, Hawkins, Gosling, pada awal didokumentasikan, kepemimpinan
dan Taylor (2011), Bertocci (2009), Harrison adalah berarti “lead”, “cause or go along

160 Teori Kepemimpinan: Kajian... Volume 5, Nomor 2, Desember 2020: 158-173


ISSN: 1410-4571, E-ISSN: 2541-2604

with oneself, to bring a person or animal to pengaruh interpersonal (Bass & Bass, 2008;
a place...” (Nienaber, 2010:664). Pemaknaan Bolden et al., 2011).
istilah kepemimpinan tersebut ternyata Kepemimpinan juga telah menjadi pusat
masih cenderung menimbulkan kebingungan perhatian para filsuf Yunani kuno (Gumus et
karena ketidakjelasan pendefenisiannya. Yukl al., 2016) dan bahkan ribuan tahun yang silam,
(2010) mencatat bahwa istilah kepemimpinan sebagai contoh adalah pada masa Aristoteles
adalah sebuah kata yang diambil dari (Northouse, 2013) dan Plato (Bass & Bass,
perbendaharaan kata umum dan disatukan ke 2008). Merujuk pada Bass dan Bass (2008),
dalam perbendaharaan kata teknis dari disiplin para penulis Roma dan Yunani juga telah
ilmiah tanpa pendefenisian ulang secara tepat. membahas kepemimpinan dan administrasi
Akibatnya, istilah kepemimpinan menjadi secara luas, misalnya Caesar, Cicero, Seneca,
ambigu karena memberikan konotasi yang tak dan Plutarch—contoh tulisannya adalah
berhubungan. Selain itu, penggunaan istilah “Parallel Lives” sekitar seratus Masehi
lainnya yang tidak tepat seperti kekuatan, lampau. Selain itu, pada masa Renaisans ada
kekuasaan, manajemen, administrasi, beberapa tokoh penting juga yang membahas
kontrol, dan supervisi digunakan untuk kepemimpinan, misalnya Machiavelli dan
mendeskripsikan fenomena yang mirip (Yukl, Shakespeare.
2010) [dengan istilah kepemimpinan]. Selanjutnya, kontribusi filsafat terhadap
Dalam hal literatur kepemimpinan, kepemimpinan juga dapat ditemukan dari
berbagai karya telah membahas topik karya Filsuf Jerman Georg Wilhelm Friedrich
pemimpin beberapa ribu tahun yang lampau. Hegel (1830/1971) yang menekankan
Bass dan Bass (2008) mengidentifikasi pentingnya melayani sebagai pengikut terlebih
bahwa prinsip-prinsip kepemimpin dapat dahulu supaya dapat memahami pengikut
ditemukan di Mesir dalam tulisan “Instruction dengan baik (Bass & Bass, 2008)—seorang
of Ptahhotep” pada 2.300 Sebelum Masehi. pemimpin yang baik tidak muncul dengan
Tetapi, karena istilah kepemimpinan memiliki begitu saja. Namun, karena begitu panjangnya
sejarah yang panjang dari asal mulanya sampai sejarah kepemimpinan, maka dengan
saat ini, merujuk pada Bolden, Hawkins, menelusuri teori terkait bidang kepemimpinan
Gosling, dan Taylor (2011), kepemimpinan dapat memudahkan dalam memahami sejarah
dapat ditinjau berdasarkan dua asal istilah perkembangan kepemimpinan.
tersebut, yaitu bahasa dan filsafat. Secara
etimogis, isitilah kepemimpinan berasal dari Teori-Teori Kepemimpinan
bahasa Latin [“ductus” artinya memimpin, Semenjak kemunculan istilah
memerintah] dan Yunani [“ηγεσία” (igesía) kepemimpin, banyak teori kepemimpinan
artinya kualitas atau posisi seorang pemimpin] telah mengkajinya selama bertahun-
pada 800 Sesudah Masehi (Nienaber, 2010). tahun (Bertocci, 2009; Harrison, 2018).
Sedangkan berdasarkan filsafat, pengajaran Kehadiran teori kepemimpinan tentunya
dan tulisan Lao Tzu atau Laozi (Tao Te Ching) sangat bermanfaat dalam memahami
dan Sun Tzu (The Art of War) pada abad kelima topik tersebut. Teori-teori memberikan
dan keenam Sebelum Masehi telah membahas sebuah fondasi untuk menganalisis dan
tentang kepemimpinan (Bolden et al., memprediksi kompleksitas alamiah dari
2011). Misalnya, Lao-Tzu mendeklarasikan perilaku kepemimpinan (Williams, Ricciardi,
bahwa pemimpin harus berpartisipasi dan & Blackbourn, 2006). Lussier dan Achua
membagikan kepemilikan atas perkembangan (2016:110) menegaskan bahwa “Sebuah teori
atau memfasilitasi orang lain untuk mencapai kepemimpinan adalah sebuah penjelasan
sebuah tugas dengan cara tidak memaksa beberapa aspek kepemimpinan; teori-teori
[intimidasi] melainkan dengan memberikan memiliki nilai praktis karena teori tersebut

BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis Nasib Tua Lumban Gaol 161
ISSN: 1410-4571, E-ISSN: 2541-2604

digunakan untuk perbaikan dalam memahami, sebuah kerajaan—anak menggantikan posisi


memprediksi, dan mongontrol kepemimpinan kepemimpinan ayahnya.
yang berhasil”. Selain itu, teori yang ada juga Kajian tentang teori kepemimpinan
dapat digunakan sebagai pendukung untuk genetika dapat ditemukan pada karya Bass
mengungkap sejarah dan perkembangan serta dan Bass (2008) dan Bertocci (2009). Teori
konsep kepemimpinan. ini menekankan pada unsur genetika dalam
Berdasarkan referensi yang digunakan upaya memahami kepemimpinan. Misalnya,
sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, kepemimpian dapat dibangun pada jiwa
maka teori kepemimpinan secara umum manusia karena periode yang lama dimana
terdiri dari Teori Genetika (Genetic Theory), anak membutuhkan binaan orang tuanya
Teori Orang Hebat (The Great Man Theory), untuk kelangsungan hidupnya (Bass & Bass,
Teori Sifat (Trait Theory), Teori Perilaku 2008). Sosok seorang ibu adalah pemimpin
(Behaviour Theory), Teori Kontingensi atau pertama yang dikenal anak dan kemudian
Situasi (Contigency/Situation Theory), Teori ayahnya. Selain itu, kisah lainnya adalah di
Jalur-Tujuan (Path-Goal Theory), Teori sebuah kerajaan, apabila orang tuanya telah
transformasional (Transformational Theory), meninggal, maka anaknya akan menjadi
dan Teori Skill (Skill Theory). Sesuai dengan pemimpin menggantikan ayahnya (Bertocci,
rentang waktunya, setiap teori kepemimpinan 2009). Kepercayaan bahwa kemampuan
tersebut dibahas secara berurutan dari paling kepemimpinan ditransmisikan “secara
awal sampai dengan terbaru. Selanjutnya, genetik” dari ayah ke anak disebut hak
konsep fundamental kepemimpinan juga dapat ilahi raja-raja dan orang-orang dari darah
disajikan. bangsawan.
Teori genetika mendominasi ide-ide
Teori Kepemimpinan “Genetic” tentang kepemimpinan sampai Perang Dunia
Teori Genetika merupakan teori Pertama (Bertocci, 2009). Akhirnya, pada
kepemimpinan pertama yang dapat saat itu, peperangan telah menghancurkan
menjelaskan tentang sejarah awal sebagian besar rumah kerajaan di Eropa.
kepemimpinan. Teori ini menyatakan bahwa Selain itu, bermunculan kepemimpinan
kepemimpinan itu adalah bersifat genetika. revolusi industri mulai pada tahun 1800-an
Adapun keunggulan pendekatan genetika ini sampai tahun 1900-an dimana laki-laki dan
yaitu memberikan penjelasan tentang asal- wanita dari keluarga bukan dari keturanan raja
muasal kepemimpinan dari awal mula waktu. atau dari keluarga sederhana menduduki posisi
Namun, kelemahan teori kepemimpinan kekuasaan, pengaruh, dan kepemimpinan
genetika ini adalah pengkajiannya yang tidak dengan mengembangkan industri raksasa.
secara ilmiah hanya didasarkan pada budaya Ketika itu, teori ini tidak dapat menjelaskan
atau tradisi sejarah yang ada (Bertocci, 2009). bagaimana dan kenapa orang-orang yang
Yammarino (2013) menyatakan bahwa pada bukan dari non-kerajaan bangkit pada posisi
zaman dulu atau ribuan tahun silam tidak ada kepemimpinan dan kekuasaan. Sehingga,
penelitian atau kajian ilmiah sistematis tentang teori genetika pun tidak sesuai lagi dengan
kepemimpinan. Pada masa itu, kepemimpinan kondisi perkembangannya meskipun sampai
dipahami sebagai sosok individu yang saat ini masih ada negara, seperti Kerajaan
memiliki kekuasaan, terkenal, dan terkemuka, Inggris, yang melakukan praktik kepemimpin
misalnya raja atau ratu, politikus, pemerintah, secara genetika. Selain itu, beberapa
dan diktator. Sehingga, merujuk pada teori organisasi juga masih melakukan praktik
genetika, maka keturunan dari pemimpin kepemimpinan genetika dimana orangtua
tersebut adalah pemimpin berdasarkan garis mewarsikan posisi kepemimpinan kepada
keturunan. Misalnya, hal ini terjadi pada anaknya. Tetapi, apabila keturunananya tidak

162 Teori Kepemimpinan: Kajian... Volume 5, Nomor 2, Desember 2020: 158-173


ISSN: 1410-4571, E-ISSN: 2541-2604

mampu mengembangkan organisasi melalui digambarkan seolah kuat, tetapi juga cerdas
kepemimpinan yang diwariskan tersebut, (Mouton, 2019).
maka organisasi cenderung mengalami Selain itu, para orang hebat ditampilkan
kegagalan. sebagai orang jenius berkuasa, mampu
membuat perencanaan secara komprehensif
Teori Kepemimpinan “The Great Man” dengan meramalkan sebagian besar
Teori kepemimpinan orang hebat kemungkinan dan mampu mengendalikan
(the great man) muncul pada masa tindakan terpadu yang begitu kompleks.
ketidakpercayaan pada teori kepemimpinan Sebagai contoh, “Tanpa Musa, Jahudi akan
genetika. Teori kepemimpinan orang hebat tetap berada di Mesir; tanpa Winston Churchill,
ini dapat ditelusuri semenjak abad ke delapan Inggris akan menyerah pada tahun 1940; tanpa
belas dan kesembilan belas (Harrison, 2018) Bill Gates, tidak akan ada perusahan seperti
atau pada masa Revolusi Industri (Rothausen Microsoft’’ (Harrison, 2018:17).
& Christenson, 2015). Secara khusus, Keunggulan teori kepemimpinan orang
merujuk pada Mouton (2019:82), asal-usul hebat ini adalah memberikan penjelasan tentang
kepemimpinan dapat ditemukan pada kisah- kelebihan karakteristik bawaan individu yang
kisah para pejuang pemberani dan pemimpin menjadikanya sebagai pemimpin. Namun,
bijak dimana para orang liar membicarakannya teori ini memiliki kelemahan berkaitan dengan
ketika berada di sekitaran api unggun. Salah permasalahan gender (Harrison, 2018). Seperti
satu penyokong utama teori ini adalah penamaannya, teori orang kuat diidentikkan
Thomas Carlyle (Bolden et al., 2011; Clark dengan laki-laki, padahal banyak pemimpin
& Harrison, 2018; Harrison, 2018). Dalam wanita yang berpengaruh di dunia, misalnya
wacana kepemimpinan, Carlyle berfokus pada Ratu Elisabet (Inggris), Jeanne d’Arc (Francis),
sebuah pernyataan bahwa individu tertentu, Megawati Soekarnoputri (Indonesia), Sheryl
orang tertentu, merupakan pemberian Tuhan Sandberg (Amerika Serikat), Angela Merkel
dan ditempatkan di bumi untuk memberikan (Jerman), dan lain-lain.
penerangan yang dibutuhkan untuk eksistensi Meskipun perjalanan sejarah teori
manusia (Spector, 2016). orang hebat ini mendapatkan kritik karena
Teori kepemimpinan orang hebat kegagalannya memberikan penjelasan yang
menyarankan bahwa kepemimpinan adalah memadai tentang peran kepemimpinan dalam
sesuatu yang terlahir dengan karakteristik memastikan koherensi bisnis dan organisasi
kepemimpinan dari proses pewarisan. (Harrison, 2018) tetapi teori ini tidak mati
Individu yang terlahir dari keluarga yang dan tidak dapat diabaikan (Mouton, 2019).
“hebat” dianggap mewarisi keterampilan dan Para pemimpin yang telah hidup di jamannya
karakteristik seorang pemimpin, dan memang dan melakukan hal menakjukkan menjadikan
beberapa individu yang dilahirkan dalam teori ini tetap eksis. Oleh karena itu, faktor
keluarga yang ‘tepat’ mencapai hal-hal besar karakteristik bawaan dan lingkungan
dan mengubah rangkaian sejarah manusia menjadi penentu apakah orang hebat dapat
(Stanley, 2017). Dengan kata lain, konsep mempertahankan kepemimpinannya dalam
mendasar dari teori ini adalah orang-orang komunitas atau organisasi.
dilahirkan dengan berbagai karakteristik yang
membuat mereka sebagai pemimpin secara Teori Kepemimpinan “Trait”
alami, dan hanya individu menakjukkan Teori kepemimpinan sifat (trait)
(great) memiliki karakteristik seperti itu, merupakan teori kepemimpinan yang
misalnya Napoleon Bonaparte, Indira Gandhi, muncul pada akhir Perang Dunia Kedua
dan Martin Luther King (Harrison, 2018). (Bertocci, 2009). Pendekatan sifat ini
Secara tradisional, orang hebat tidak hanya hadir sebagaimana sebuah kemajuan yang

BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis Nasib Tua Lumban Gaol 163
ISSN: 1410-4571, E-ISSN: 2541-2604

berlanjut dari teori orang hebat (Chow et al., tersebut, Northouse (2013) mensintesis lima
2017) dimana terdapat perubahan fokus dari sifat utama kepemimpinan yaitu kecerdasan,
pemimpin terkemuka yang terkenal menuju keyakinan diri, ketekunan, integritas, dan
pada kepemilikan sifat-sifat kepemimpinan kemampuan bersosialisasi. Selain itu, terdapat
(Clark & Harrison, 2018). Namun, meskipun model kepribadian lima faktor—neoritisisme,
kepemimpinan telah menjadi topik kajian sikap ekstrover, keterbukaan, keramahaan,
beberapa ratus tahun silam, tetapi penelitian dan kehati-hatian adalah termasuk pada teori
empiris yang dilakukan secara sistematis tidak sifat. Karakteristik pemimpinan yang berbeda
benar-benar dimulai sampai pada tahun 1930- tersebut membedakan antara pemimpin efektif
an dan 1940-an (Bass & Bass, 2008; Bolden et dan pemimpin yang tidak efektif (Lussier &
al., 2011; Lussier & Achua, 2010). Achua, 2010; Zaccaro, 2007).
Sekitar tahun 1930-an, teori sifat tentang Dalam teori kepemimpinan sifat, individu
kepemimpinan menjadi fokus perhatian [pemimpin] lebih penting dari pada situasi
dimana penekanan utama lebih pada pengaruh (Stanley, 2017) dan pengikut (Northouse,
daripada dominasi (Northouse, 2013, 2016). 2013). Sehingga, individu yang dilahirkan
Setelah pada tahun 1948, banyak metode baru dengan keunikan pribadi “unggul”dapat
dan alat ukur yang digunakan dalam membahas menjadi pemimpin besar. Oleh karena itu,
kepemimpinan (Bass & Bass, 2008). Memang, poin utama teori ini yaitu pemimpin besar ada
pada awal tradisi penelitian ilmiah tentang karena dilahirkan dengan sifat khusus yang
kepemimpinan, sifat dipahami menjadi membuat mereka menjadi pemimpin besar
sebagai kualitas bawaan atau diwariskan dari (Northouse, 2013, 2016). Selain itu, penekan
individu sifat kepribadian (Zaccaro, 2007). teori ini adalah pemimpin besar tidak bisa
Sehingga, teori sifat ini mengarahkan pada dilatih atau diajar—bisa ada setidaknya karena
sejumlah sifat atau karaktersitik yang dimiliki dipilih (Stanley, 2017).
oleh pemimpin (Harrison, 2018). Namun, selain memiliki keunggulan—
Berdasarkan pada teori sifat, individu dalam hal pengkajian, teori ini menekankan
dilahirkan secara alamiah dengan sifat-sifat bahwa pemimpin berbeda dari anggota karena
bawaan menjadi pemimpin—tidak dibuat sifat, penekanan pentingnya sifat dalam
(Lussier & Achua, 2010; Northouse, 2016). proses kepemimpinan, penekanan hanya pada
Teori ini pun mengkaitkan karakteristik pemimpin, dan dapat mengidentifikasi sifat
fisik (tinggi badan, usia, penampilan), latar seperti apa sebagai pemimpin, teori sifat ini
belakang sosial, psikologis (kemampuan juga memiliki kelemahan yaitu kegagalan
dan intelektual), dan kepribadian dengan membatasi daftar sifat kepemimpinan untuk
kepemimpinan yang berhasil (Bass & jaminan keberhasilan pemimpin (Lussier &
Bass, 2008; Bertocci, 2009; Northouse, Achua, 2010), penentuan sifat yang subjektif,
2016). Zaccaro (2007) mengidentifikasi kegagalan mempertimbangkan situasi, dan
tiga komponen terkait pemaknaan sifat kegagalan melihat sifat-sifat dengan terhadap
kepemimpinan. Pertama, sifat-sifat pemimpin dampak kepemimpinan (Northouse, 2016).
tidaklah terpisah melainkan sekumpulan
sifat yang terintegrasi sehinga memengaruhi Teori Kepemimpinan “Behaviour”
kinerja kepemimpinan. Kedua, inklusivitas Teori perilaku (behaviour) adalah teori
dari berbagai kualitas pribadi mempromosikan kepemimpinan yang muncul pada akhir tahun
stabilitas dalam efektifitas kepemimpinan. 1940-an atau semenjak tahun 1950-an dimana
Ketiga, menentukan atribut pemimpin kebanyakan peneliti bidang kepemimpinan
sebagai sesuatu yang relatif bertahan lama, mengubah paradigma dari teori sifat ke teori
menghasilkan stabilitas antar situasi dalam perilaku (Lussier & Achua, 2010, 2016;
kinerja kepemimpian. Sekaitan dengan hal Northouse, 2016). Latar belakang hadirnya teori

164 Teori Kepemimpinan: Kajian... Volume 5, Nomor 2, Desember 2020: 158-173


ISSN: 1410-4571, E-ISSN: 2541-2604

perilaku ini dikarenakan ketidakkonsistenan country club management, impoverished


teori sifat dalam hal pembuktian sehingga management, middle of the road management,
mengarahkan perhatian peneliti terhadap dan team management adalah karya mereka
apa yang seharusnya dilakukan pemimpin (Harrison, 2018:24). Model Manajerial Grid
dan bukan apa yang pemimpin miliki secara itu merupakan model pelatihan kepemimpinan
inheren (Harrison, 2018). Oleh karena itu, dan manajemen, melalui pengeksplorasian
teori perilaku fokus pada apa yang seharusnya bagaimana pemimpin (manajer) dapat
pemimpin lakukan pada pekerjaan (Lussier membantu organisasi mencapai potensi
& Achua, 2010) dan bagaimana pemimpin mereka dengan mengembangkan baik
beperilaku terhadap bawahannya dalam dukungan untuk produksi atau fokus pada
berbagai konteks (Harrison, 2018; Northouse, orang-orang (Stanley, 2017).
2016). Atau dengan kata lain, teori perilaku Seperti teori kepemimpinan lainnya,
berupaya menjelaskan gaya berbeda yang teori perilaku memberikan kontribusi dalam
digunakan para pemimpin efektif atau memahami topik kepemimpinan—perubahan
menegaskan natur dari pekerjaan pemimpin memahami bidang kepemimpinan (Harrison,
(Lussier & Achua, 2010). 2018). Teori ini memiliki keunggulan
Kemunculan teori perilaku, secara dimana menyediakan penjelasan tentang
historis, didukung oleh empat studi penting proses kepemimpinan berdasarkan perilaku
(Harrison, 2018). Pertama, pada awal tahun pemimpin yang bersifat empiris (Northouse,
1930-an penelitian kepemimpinan dilakukan 2016). Namun, teori perilaku ini gagal
oleh Kurt Lewin dan kawan-kawannya di mempertimbangkan kemungkinan situasi
Iowa State University. Penelitian mereka yang berkaitan dengan kepemimpinan
fokus pada gaya kepemimpinan manajer— (Harrison, 2018). Meskipun demikian, teori
otokratis (beritahu bawahan apa yang harus perilaku tetap memberikan sumbangsih pada
dilakukan), demokratis (libatkan partisipasi pengembangan teori kepemimpinan pada
dalam pembuatan keputusan), dan laissez-faire masa selanjutnya.
(lepas tangan). Kedua, di akhir tahun 1940-
an, para peneliti dari Ohio State University Teori Kepemimpian “Contingency”
menganalisis bagaimana individu bertindak Pada akhir tahun 1960-an, teori
ketika memimpin organisasi (Northouse, kontingensi muncul dimana tidak adanya satu
2016). Hasilnya, mereka mengembangkan gaya kepemimpinan terbaik dalam semua
dan menguji instrumen yang dikenal dengan situasi; jawaban yang tepat adalah tergantung
Leader Behaviour Description Questionnaire situasi (Lussier & Achua, 2010, 2016; Stanley,
(LBDQ) dalam lingkungan pendidikan, 2017). Selain itu, teori perilaku juga lemah
militer, dan industri (Stanley, 2017). dalam temuan masa lampau terkait perilaku
Ketiga, pada waktu yang hampir pemimpin dan efektifitas (Harrison, 2018).
bersamaan, kelompok peneliti dari University Sehingga, para ilmuwan pun berupaya untuk
of Michigan juga menganalisis bagaimana memperbaiki teori perilaku tersebut dengan
perilaku pemimpin berdampak pada kinerja mengajukan teori kontingensi—artinya “it
kelompok kecil (Northouse, 2013, 2016). depends” [satu hal tergantung pada hal lainya]
Keempat, pada awal tahun 1960-an Blake (Lussier & Achua, 2016). Fred E. Fiedler
dan Mouton menganalisis bagaimana manajer dan rekan-rekannya adalah tokoh penting
menggunakan perilaku tugas dan hubungan yang telah melakukan pengembangan dan
dalam konteks organisasi (Northouse, 2016). pengujian terhadap teori kontingensi (Day &
Blake and Mouton managerial grid dan the Antonakis, 2013; Harrison, 2018).
leadership grid yang dipadukan menjadi lima Teori kontigensi adalah teori pertama
gaya kepemimpinan—authority compliance, yang menetapkan bagaimana variabel situasi

BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis Nasib Tua Lumban Gaol 165
ISSN: 1410-4571, E-ISSN: 2541-2604

berkaitan dengan kepribadian dan perilaku mampu mengadaptasikan perilaku mereka


pemimpin (Lussier & Achua, 2016). Sehingga, untuk memenuhi tuntutan situasi yang
teori kontigensi dikenal juga dengan istilah berbeda adalah penting (Harrison, 2018;
teori kepemimpinan situasional (Lussier & Lussier & Achua, 2016). Namun, kelemahan
Achua, 2016; Stanley, 2017). Berdasarkan utamanya yaitu kegagalan menjelaskan
perspektif ini, pemimpin yang efektif adalah secara utuh mengapa orang dengan gaya
pemimpin yang mampu mengadaptasikan kepemimpinan tertentu lebih efektif dalam
gaya kepemimpinannya dengan tuntutan- sejumlah situasi dari pada di situasi lain dan
tuntutan situasi yang berbeda (Northouse, gagal juga menjelaskan secara memadai apa
2016). yang seharusnya dilakukan organisasi ketika
Dalam teori kontingensi tidak ada perilaku terjadi ketidakcocokan antara pemimpin dan
kepemimpinan yang optimal karena situasi situasi tempat kerja (Northouse, 2013).
menjadi sebuah pertimbangan (Harrison, Teori Kepemimpinan “Path-Goal”
2018). Adapun situasi yang dimaksud adalah Teori jalur-tujuan (path-goal) muncul
karakteristik pekerjaan yang dilakukan, pada awal tahun 1970-an (Northouse, 2013).
lingkungan eksternal, dan karakterstik Robert J. House merupakan tokoh penting yang
bawahan (Lussier & Achua, 2010). Pemimpin mengembangkan teori jalur-tujuan (Lussier &
efektif menggunakan gaya kepemimpinan Achua, 2016). House mengonsep teori jalur-
yang berbeda berdasarkan kontingensi situasi. tujuan tentang kepemimpinan menggunakan
Sehingga, teori kepemimpinan kontigensi teori harapan motivasi untuk mengidentifikasi
menjelaskan gaya kepemimpinan berdasarkan bagaimana pengaruh perilaku kepemimpinan
pemimpin, bawahan, dan situasi yang saling terhadap kepuasan, motivasi, dan kinerja
berkaitan. Dengan demikian, sebuah gaya bawahan (House, 1971; Lussier & Achua,
kepemimpinan yang digunakan pada masa 2016).
lampau belum tentu dapat digunakan pada Awalnya, dimensi perilaku pemimpin
masa saat ini (Harrison, 2018). dalam hal kepemimpinan mencakup pemberian
Teori kontingensi ini memiliki arahan kepada bawahan, memberikan
keunggulan dan kelemahan seperti teori dukungan, partisipatif, dan berorientasi pada
lainnya. Northouse (2013) menguraikan prestasi (Lussier & Achua, 2010; Northouse,
lima keunggulan teori ini. Pertama, teori 2013). Kemudian, pada tahun 1996, House
kontingensi didasarkan pada penelitian. mengembangkan teori jalur-tujuan tersebut
Kedua, teori berkontribusi dalam memberikan dengan memperluas dimensinya, yaitu bantuan
pemahaman tentang dampak situasi terhadap untuk pekerjaan, proses keputusan berorientasi
pemimpin. Ketiga, sifat teori prediktif dan kelompok, perwakilan dan jejaring kelompok
memberikan informasi berguna tentang kerja, dan perilaku kepemimpinan berbasis
kepemimpinan paling mungkin efektif dalam nilai. Meskipun ada pengembangan pada teori
sejumlah konteks. Keempat, tidak menuntut ini, tetapi intinya tetap sama yaitu pemimpin
semua orang [pemimpin] untuk efektif dalam efektif perlu membantu bawahan dengan
segala situasi. Kelima, memberikan informasi memberikan kebutuhan dan membantu mereka
tentang gaya kepemimpinan yang bisa berguna supaya berkinerja lebih baik (Northouse,
untuk organisasi, dalam mengembangkan 2013). Atau dengan kata lain, pemimpin perlu
profil kepemimpinan. memberikan penghargaan untuk meningkatkan
Memang teori kontigensi sangat berguna motivasi dan kepuasan bawahan (Olowoselu,
karena dalam dunia yang tergangu dengan Mohamad, & Aboudahr, 2019).
perubahan, konsep yang ditawarkan teori ini Selanjutnya, berdasarkan teori jalur-
dimana pemimpin dalam organisasi harus tujuan, bawahan memiliki karakteristik

166 Teori Kepemimpinan: Kajian... Volume 5, Nomor 2, Desember 2020: 158-173


ISSN: 1410-4571, E-ISSN: 2541-2604

seperti dogmatis, otoriter, tidak puas, butuh & Bass, 2008). Awal kemunculan teori ini
pertemanan, butuh perlakuan manusiawi, dikarekan pada tahun 1970-an dan 1980-an
otonom, butuh dikontrol, butuh kejelasan, kondisi yang sedang terjadi pada kebanyakan
harapan tinggi, harapan menjadi terbaik organisasi semakin bergejolak, sehingga
(Northouse, 2013). Atau dengan kata peneliti memberikan perhatian serius
lain, teori jalur-tujuan menyatakan bahwa terhadap bagaimana kepemimpinan dapat
pemimpin harus menyesuaikan perilaku mengakibatkan perubahan (Harrison, 2018).
kepemimpinannya berdasarkan karakteristik Selain itu, dalam sebuah upaya memahami
bawahan dan tipe pekerjaan yang harus perbedaan antara pemimpin dan manajemen—
diselesaikan (Olowoselu et al., 2019). Teori dan menjawab pertanyaan mengapa beberapa
jalur memprediksi bahwa kepemimpinan pemimpin mampu menginspirasi meskipun di
berorietasi pada prestasi itu paling efektif, saat situasi kurang ideal, teori transformasional
dalam latar dimana bawahan dituntut untuk pun dikembangkan (Stanley, 2017). Istilah
melakukan tugas yang ambigu (Northouse, tranformasional diciptakan oleh James V.
2013). Oleh karena itu, pemimpim perlu Dawton pada tahun 1973 (Harrison, 2018) dan
memperhatikan kondisi bawahan yang silanjutnya diadopsi oleh peneliti lain, seperti
dipimpin apabila mengimplementasikan teori Robert J. House pada tahun 1976 dan James
kepemimpinan jalur-tujuan. M. Burns pada tahun 1978 (Clark & Harrison,
Teori jalur-tujuan memiliki keunggulan 2018; Lussier & Achua, 2016; Stanley, 2017).
dan kelemahan. Keunggulan teori ini adalah Teori kepemimpinan transformasional
mempermudah dalam memahami perilaku memberikan penjalasan tentang bagaimana
pemimpin dikaitkan dengan kepuasan dan pemimpin meningkatkan keinginan bawahan
kinerja bawahan (Northouse, 2013). Dengan untuk pencapaian dan pengembangan
demikian, pemimpin juga dapat memikirkan diri mereka, pada saat itu juga pemimpin
bagaimana memotivasi bawahan (Lussier mempromosikan peningkatan grup dan
& Achua, 2010). Selanjutnya, bersumber organisasi (Bass & Avolio, 1990). Sehingga,
dari teori ini, teori kepemimpinan lainnya teori kepemimpinan ini sangat efektif
muncul pada akhir tahun 1970-an yaitu teori membantu dalam pengembangan sumber daya
kepemimpinan transaksional—memotivasi manusia dan sekaligus juga kinerja organisasi.
bawahan melalui transaksi sesuai kepentingan Perkembangan teori kepemimpinan
kedua belah pihak (pemimpin dan bawahan)— transformasional berlangsung secara progresif.
yang dikaji oleh James M. Burns (Bass & Dengan memperluas karya Burns, Bennis
Bass, 2008; Harrison, 2018). Namun, teori dan Nanus pada tahun 1985 mengidentifikasi
jalur-tujuan juga memiliki kelemahan, empat tema penting bagi pemimpin efektif
yaitu terlalu kompleks dan para menejer yaitu visi, komunikasi, kepercayaan, dan
terkadang kesulitan untuk menentukan gaya pengetahuan tentang diri sendiri, sebagai
kepemimpinan seperti apa yang tepat untuk aspek penting untuk kepemimpinan yang
digunakan dan kapan penggunanaanya efektif (Stanley, 2017). Di lain pihak, pada
(Lussier & Achua, 2016). waktu yang bersamaan Bass mengembangkan
Multifactor Leadership Questionnaire (MLQ)
Teori Kepemimpinan “Transformational” yang terdiri dari pengaruh ideal, motivasi
Teori kepemimpinan transformasional yang menginspirasi, rangsangan intelektual,
(transformational) merupakan teori dan pertimbangan individual (Bass & Riggio,
kepemimpinan baru yang muncul pada awal 2006; Harrison, 2018). Dengan demikian,
tahun 1980-an (Northouse, 2013) sebagai meskipun kajian kepemimpin sesuai teori
upaya pembeda dari teori transaksional (Bass transformasional ini selalu progresif, [pada

BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis Nasib Tua Lumban Gaol 167
ISSN: 1410-4571, E-ISSN: 2541-2604

prinsipnya] kepemimpinan transformasional (Northouse, 2013). Dengan demikian,


membantu bawahan bertumbuh dan penelitian selanjutnya dibutuhkan untuk
berkembang menjadi pemimpin melalui respon menentukan perliku-perilaku yang dibutuhkan
terhadap kebutuhan bawahan secara individu pemimpin supaya dapat meningkatkan respon
dengan memberdayakan mereka dan melalui bawahan dan efektifitas organisasi (Harrison,
penyetaraaan tujuan dan maksud bawahan 2018).
secara individu, pemimpin, kelompok dan
organisasi yang lebih besar (Bass & Riggio, Teori Kepemimpinan “Skill”
2006). Semenjak awal tahun 1990-an, beragam
Kepemimpinan transformasional sangat publikasi telah membahas tentang keefektifan
erat kaitannya dengan proses pemenuhan pemimpin tergantung pada kemampuan
kebutuhan anggota supaya proses interaksi pemimpin dalam menyelesaikan permasalahan
meningkatkan motivasi dan energi (Stanley, organisasi yang kompleks (Northouse,
2017). Atau dengan kata lain, kepemimpinan 2013). David McClelland, seorang Professor
transformasional memberikan pemimpin Universitas Harvard merupakan tokoh penting
sebuah pandangan yang lebih luas tentang dalam kajian kompetensi. Dia mengajukan
perilaku yang dibutuhkan pemimpin supaya bahwa kinerja seorang harus dinilai
efektif (Harrison, 2018), seperti kepercayaan, berdasarkan kompetensinya (Chow et al.,
komitment, respek terhadap bawahan (Lussier 2017). Dari penekanan pentingnya kompetensi
& Achua, 2016). ini, pada tahun 2000-an beberapa peneliti
Penelitian telah banyak dilakukan pada mengembangkan model kepemimpinan
topik kepemimpinan transformasional karena berbasis keterampilan, misalnya Mumford dan
kontribusinya sangat signifikan. Misalnya, rekan-rekannya dan Yammarino (Northouse,
penelitian empiris telah menunjukkan perilaku 2013). Meskipun nyaris sama dengan teori
kepemimpinan transformasional yang sifat, tetapi teori skill tentang kepemimpinan
memiliki dampak positif terhadap kinerja ini mempunyai keunikan tersendiri. Harrison
dan kepuasan bawahan (Harrison, 2018). (2018) menyatakan bahwa perbedaan utama
Selain itu, kepemimpinan transformasional antara teori sifat dan teori skill yaitu skill atau
juga memberikan penekanan pada perubahan kompetensi dapat dikembangkan menurut teori
orang lain, kepemimpinan sebagai proses skill, sedangkan pada teori sifat kemampuan
yang terjadi antara bawahan dan pemimpin, pemimpin tidak dapat dikembangkan atau
memberi pandangan lebih luas tentang hanya bersifat bawaan.
kepemimpinan sehingga meningkatkan model Dalam teori kepemimpinan skill,
kepemimpinan lain, dan penekanan yang kuat pengetahuan, kemampuan (Northouse,
pada kebutuhan, nilai, dan moral pengikut 2013), dan keahlian (Chow et al., 2017)
(Northouse, 2013). sangat diperlukan supaya menjadi pemimpin
Meskipun memiliki keunggulan, tetapi yang efektif. Berdasarkan teori skill terdapat
teori kepemimpinan transformasional juga tiga skill yang diperlukan pemimpin, yaitu
memiliki kelemahan dan keterbatasan. teknis, manusia, dan konseptual (Harrison,
Pertama, keterbatasan dalam penggunaan skala 2018; Northouse, 2013). Keterampilan teknis
yang telah dikembangkan. Harrison (2018) adalah pengetahuan dan keahlian pada jenis
menemukan peneliti masih mengembangkan pekerjaan tertentu, misalnya pengetahuan
sendiri skala untuk mengukur tentang yang benar tentang organisasi termasuk hasil
kepemimpinan transformasional. Hal dan pelayanannya.
ini disebabkan karena ketidakjelasan Keterampilan manusia adalah
konsepnya dimana mencakup banyak pengetahauan dan kemampuan bekerja sama
aktifitas serta karakteristik sehingga kesulitan dengan orang lain, seperti pemahaman tentang
mendefenisikan secara pasti para meternya perilaku manusia, proses kelompok dan
168 Teori Kepemimpinan: Kajian... Volume 5, Nomor 2, Desember 2020: 158-173
ISSN: 1410-4571, E-ISSN: 2541-2604

kemampuan mengerti perasaan, sikap, dan semudah membedakan pemimpin dan anggota
motif orang lain. Keterampilan konseptualdalam sebuah organisasi. Hanya dengan
merupakan pengetahuan dan kemampuan melihat posisi atau jabatan seseorang dalam
dengan melibatkan ide dan konsep, misalnya
struktur organisasi dapat memastikan bahwa
pembuatan keputusan yang baik, memiliki visi
orang yang berada pada posisi pimpinan teratas
ke depan, kreativitas, dan mampu memahamidalam garis koordinasi adalah pemimpin.
situasi yang tidak pasti dan membingungkan.
Sehingga, kepemimpinan tetap menjadi
Selain itu, tiga kompetensi utama lainnyasebuah konsep yang terus diperdebatkan
adalah pemecahan masalah (problem (Bolden et al., 2011). Day dan Antonakis
solving), keterampilan penilaian sosial (social
(2012) setuju terkait hal tersebut dengan
judgement), dan pengetahuan (Harrison, 2018;
menyatakan bahwa kepemimpinan adalah
Northouse, 2013). sebuah topik yang kompleks dan berbeda serta
Skill kepemimpinan merupakan faktor butuh kerja keras untuk memaknainya. Saking
utama dalam pekerjaan pada abad kedua begitu sulitnya mengonsep kepemimpinan
puluh satu (Chow et al., 2017). Hal ini terkait
ini, tidak ada defenisi yang akurat dari istilah
kontribusi teori skill sangat penting bagi
kepemimpinan (Harrison, 2018).
setiap organisasi dalam hal pemgembangan Bolden et al., (2011) menyatakan
skill pemimpin, setiap orang memiliki bahwa ada dua permasalahan mendasar
potensi sebagai pemimpin, terdapat beragam
dalam memahami dan mendefenisikan
komponen dalam kepemimpinan, dan kepemimpinan. Pertama, seperti ide cinta,
membantu dalam penyusunan program kebebasan, dan kebahagian, kepemimpinan
pengembangan kepemimpinan (Northouse, merupakan sebuah konsep yang begitu
2013). Oleh karena itu, teori ini semakinkompleks dan berpeluang diinterpretasikan
diminati oleh para peneliti dalam upaya secara subjektif. Kedua, kepemimpinan
mengembangkan kepemimpinan yang efektif. yang dipahami dan dimengerti sangat besar
Misalnya, Mumford et al. (2007)leadership
dipengaruhi oleh kepercayaan filosofis
skill requirements are conceptualized as seseorang tentang sifat manusia. Meskipun
being layered (strata menemukan empat demikian, untuk menghindari kedua
skill kepemimpinan yaitu kognitif, personal,
permasalahan tersebut, berbagai referensi
bisnis, dan strategik. Hasil studi merekadigunakan untuk menentukan konsep dasar
tersebut sampai pada abad keduapuluh satukepemimpinan.
ini mendapatkan respon baik dari berbagai Sebagai upaya menemukan konsep utama
peneliti. Namun, seperti teori kepemimpinan
dan menghidari kebingungan dalam memahami
lainnya, teori skill juga memiliki kelemahan
kepemimpinan, maka konsep utama dari
yaitu luasnya cakupan sampai melampaui kepemimpinan dibuat berdasarkan sintesis
batasan kepemimpinan, tidak adanya pendapat berbagai ahli bidang kepemimpinan
penjelasan bagaimana skill menghasilkan dan pertimbangan teori kepemimpinan
kinerja kepemimpinan yang efektif, kemiripan
seperti yang dijelaskan sebelumnya. Setelah
dengan teori sifat terkait aspek individu, dan
dilakukan pengkajian dan sintesis terhadap
tidak dapat diimplementasikan pada berbagai
referensi yang ada, maka kepemimpinan
konteks kepemimpinan lainnya (Northouse, dapat dikonsep sebagai kemampuan pribadi
2013). pemimpin dalam memengaruhi orang lain
(pengikutnya) melalui hubungan, interaksi,
Konsep Fundamental Kepemimpinan perilaku, dan kredibilitas untuk mencapai
Kepemimpinan memiliki berbagai tujuan tertentu.
konsep dan sangat kompleks (Lumban Gaol, Kepemimpinan diidentikkan dengan
2017; Northouse, 2016). Oleh karena itu, kemampuan yang unik dari pemimpin.
mendefenisikan kepemimpinan tidaklah Pengkombinasian sifat pribadi dalam diri
BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis Nasib Tua Lumban Gaol 169
ISSN: 1410-4571, E-ISSN: 2541-2604

pemimpin mendorong orang lain terinspirasi memengaruhi—terjadi antara pemimpin dan


untuk mencapai tujuan (Bertocci, 2009). anggota. Selanjutnya, berkaitan dengan proses
Pemimpin pasti memiliki sifat tertentu yang memengaruhi ini terlihat dari karakteristik
unik dibandingkan dengan bawahannya, dan perilaku seorang pemimpin, pandangan
misalnya kemampuan intelektual, kepribadian, anggota dan atribut pemimpin tersebut, dan
kebijaksanaan, diplomasi, (Bertocci, konteks dimana proses mempengaruhi terjadi
2009), nilai personal dan professional, dan (Day & Antonakis, 2012).
kemampuan mengembangkan organisasi
(Bush & Middlewood, 2005). Sehingga PENUTUP
dengan kemampuan tersebut pemimpin
memiliki keunggulan dibandingkan dengan Kepemimpinan merupakan sebuah topik
orang lain. kajian yang sudah lama ada dan tidak akan
Kepemimpinan dapat terjadi ketika ada pernah berakhir selama masih berlangsungnya
proses memengaruhi antara pimpinan dan eksistensi manusia. Secara khusus,
bawahan (Bertocci, 2009; Kouzes & Posner, setiap organisasi membutuhkan praktik
2007; Rothausen & Christenson, 2015; kepemimpinan dalam proses manajemen
Yukl, 2010), misalnya dengan mengarahkan supaya tujuan organisasi dapat dicapai
perilaku untuk pencapaian tujuan (Rothausen dengan baik. Dengan kata lain, sesungguhnya
& Christenson, 2015). Bertocci (2009) keberadaan aspek kepemimpinan memberikan
menyatakan bahwa elemen penting kontribusi signifikan terhadap kemajuan
kepemimpinan dalam hal memengaruhi yaitu organisasi. Oleh karena itu, kepemimpinan
menjadi agen perubahan dimana mampu perlu menjadi perhatian serius pada setiap
berdampak terhadap perilaku dan kinerja organisasi baik profit maupun nonprofit.
orang lain. Selanjutnya, Van Loon dan Buster Kepemimpinan sudah muncul semenjak
(2019) menekankan bahwa secara fundamental peradaban manusia di bumi. Namun, apabila
kepemimpinan adalah sebuah proses ditinjau dari aspek etimologis dan filsafat,
berhubungan yang saling mempengaruhi. kepemimpinan sudah didokumentasikan
Tanpa adanya pengaruh, dalam proses semenjak ribuan tahun lalu. Mengkaji
tersebut tidak ada kepemimpinan. Autoritas kepemimpinan berdasarkan teori-teorinya
atau pengaruh dalam organisasi muncul dari seperti melihat “gajah” dari berbagai
kemampuan pemimpin dalam memberikan sudut pandang yang unik dan tidak akan
pengaruh dan itu sebagai alat mencapai tujuan pernah sempurna. Namun, studi ini
(Stanley, 2017). telah mengidentifikasi beberapa teori
Proses memengaruhi yang dilakukan oleh kepemimpinan yang penting, yaitu genetika,
pemimpin dapat terjadi ketika ada hubungan orang kuat, sifat, perilaku, jalur-tujuan,
(Kouzes & Posner, 2007; Van Loon & Buster, kontigensi, transformasional, dan skill. Setiap
2019; Yukl, 2010), interaksi (Northouse, 2016; teori kepemimpinan memiliki kekurangan dan
Yukl, 2010), perilaku (Kouzes & Posner, keunggulan. Oleh karena itu, kepemimpinan
2007; Yukl, 2010), dan kredibilatas (Kouzes dapat dipahami secara komprehensif apabila
& Posner, 2007) pemimpin yang yang terjadi melihatnya dari berbagai sudut pandang
pada konteks terntentu—misalnya organisasi atau teori yang ada. Dengan demikian,
(Rothausen & Christenson, 2015). Sehinggga kepemimpinan dapat dipahami sebagai
melalui hal tersebut, kepemimpinan kemampuan pemimpin dalam upaya
dapat terjadi. Dengan demikian, konsep memengaruhi orang lain atau bawahan
kepemimpinan setidaknya memiliki melalui hubungan, interaksi, perilaku, dan
prinsip fundamental yaitu adanya proses kredibilatas pemimpin sehingga tujuan dapat

170 Teori Kepemimpinan: Kajian... Volume 5, Nomor 2, Desember 2020: 158-173


ISSN: 1410-4571, E-ISSN: 2541-2604

dicapai. Konteks atau situasi kepemimpinan cukup heterogen dengan ribuan organisasi
dapat terjadi pada organisasi baik profit dan baik sektor publik ataupun swasta sangat
nonprofit. perlu untuk mengkaji kepemimpinan
Studi ini memiliki keterbatasan dimana sebagai pembanding dan pengembang
pembahasannya hanya berfokus pada kajian kepemimpian. Sehingga, hasil kajian
sejarah, teori, dan konsep kepemimpinan. tersebut dapat memberikan pemahaman baru
Untuk penelitian lebih lanjut, diharapkan terhadap praktik kepemimpinan di berbagai
dapat mengkaji praktik kepemimpinan organisasi. Keunikan dari berbagai daerah
berdasarkan teori tersebut. Di negara-negara akan membentuk karakteristik unik dalam
Asia, termasuk Indonesia—Negara yang memahami kepemimpinan.

REFERENSI

Bass, B. M., & Avolio, B. J. (1990). Transformational leadership: 1992 and beyond. International
Journal of Learning and Intellectual Capital, 14(5), 21–27.
Bass, B. M., & Bass, R. (2008). The Bass Handbook of Leadership: Theory, Research, and
Managerial Applications (4th ed.). New York: Free Press.
Bass, B. M., & Riggio, R. E. (2006). Transformational Leadership (2nd ed.). Mahwah, New
Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.
Bertocci, D. I. (2009). Leadership in Organization: There Is a Difference between Leaders and
Managers. United States of America: University press of America.
Bolden, R., Hawkins, B., Gosling, J., & Taylor, S. (2011). Exploring Leadership: Individual,
Organizational, and Sociental Persepective. Oxford, UK: Oxford University Press.
Bush, T., & Middlewood, D. (2005). Leading and managing people in education. London: Sage
Publications.
Chow, T. W., Salleh, M. L., & Ismail, I. A. (2017). Lessons from the Major Leadership Theories
in Comparison to the Competency Theory for Leadership Practice. Journal of Business
and Social Review in Emerging Economies, 3(2), 147–156.
Clark, C. M., & Harrison, C. (2018). Leadership: the complexities and state of the field.
European Business Review, 92(3), 1–63.
Day, D. V., & Antonakis, J. (2013). The Future of Leadership. In The Wiley-Blackwell Handbook
of the Psychology of Leadership, Change, and Organizational Development (pp. 221–
236). https://doi.org/10.1002/9781118326404
Day, D. V, & Antonakis, J. (2012). Leadership: Past, Present, and Future. In D. V Day & J.
Antonakis (Eds.), The Nature of Leadership (Second, pp. 3–28). United States of America:
Sage Publications.
Gumus, S., Bellibas, M. S., Esen, M., & Gumus, E. (2016). A systematic review of studies on
leadership models in educational research from 1980 to 2014. Educational Management
Administration and Leadership, 46(1), 25–48.
Harrison, C. (2018). Leadership Theory and Research: A Critical Approach to New and Existing
Paradigms. Switzerland: Palgrave Macmillan.
House, R. J. (1971). A Path Goal Theory of Leader Effectiveness. Administrative Science
Quarterly, 16(3), 321–339.
Kouzes, J. M., & Posner, B. Z. (2007). The leadership challenge (4th ed.). San Francisco, CA:
BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis Nasib Tua Lumban Gaol 171
ISSN: 1410-4571, E-ISSN: 2541-2604

Jossey-Bass.
Lumban Gaol, N. T. (2017). Teori dan implementasi gaya kepemimpinan kepala sekolah.
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, 4(2), 213–219.
Lussier, R. N., & Achua, C. F. (2010). Leadership Theory, Application, and Skill Development
(4th ed.). Mason, USA: South-Western Cengage Learning.
Lussier, R. N., & Achua, C. F. (2016). Leadership Theory, Aplication, & Skill Development (6th
ed.). Boston, USA: Cengage Learning.
Marturano, A., & Gosling, J. (2008). Introduction. In J. Gosling & A. Marturano (Eds.),
Leadership: The Key Concepts (pp. xxiii–xxvi). London: Routledge.
Mouton, N. (2019). A literary perspective on the limits of leadership: Tolstoy’s critique of the
great man theory. Leadership, 15(1), 81–102.
Mumford, T. V., Campion, M. A., & Morgeson, F. P. (2007). The leadership skills strataplex:
Leadership skill requirements across organizational levels. Leadership Quarterly, 18(2),
154–166.
Nienaber, H. (2010). Conceptualisation of management and leadership. Management Decision,
48(5), 661–675.
Northouse, P. G. (2013). Leadership: Theory and practice. Thousand Oaks, CA: Sage.
Northouse, P. G. (2016). Leadership: Theory and practice (6th ed.). Los Angeles: Sage.
Olowoselu, A., Mohamad, M. bin, & Aboudahr, S. M. F. M. (2019). Path-Goal Theory and the
Application in Educational Management and Leadership. Education Quarterly Reviews,
2(2), 448-455.
Rothausen, T. J., & Christenson, S. M. (2015). Leadership. Wiley Encyclopedia of Management,
1–6. https://doi.org/10.1002/9781118785317.weom020032
Spector, B. A. (2016). Carlyle, Freud, and the Great Man Theory more fully considered.
Leadership, 12(2), 250–260.
Stanley, D. (2017). Leadership Theories and Styles. In D. Stanley (Ed.), Clinical Leadership in
Nursing and Healthcare: Values into Action (pp. 25–46). https://doi.org/10.1007/978-3-
319-11107-0_4
Van Loon, R., & Buster, A. (2019). The Future of Leadership: The Courage to Be Both Leader
and Follower. Journal of Leadership Studies, 13(1), 73–74.
Williams, F. K., Ricciardi, D., & Blackbourn, R. (2006). Leadership, theory of. In F. W. English
(Ed.), Encyclopedia of Educational Leadership and Administration (pp. 586–591). United
States of America: Sage Publications.
Yammarino, F. (2013). Leadership: Past, present, and future. Journal of Leadership and
Organizational Studies, 20(2), 149–155.
Yukl, G. (2010). Leadership in Organizations (7th ed.). Upper Saddle River, NJ: Pearson
Education.
Zaccaro, S. J. (2007). Trait-based perspectives of leadership. American Psychologist, 62(1),
6–16.

172 Teori Kepemimpinan: Kajian... Volume 5, Nomor 2, Desember 2020: 158-173

You might also like