You are on page 1of 8

PENGARUH PEMBERIAN MIKORIZA DAN PUPUK ORGANIK CAIR

TERHADAP PRODUKSI SEMANGKA (Citrullus lunatus T. )

JURNAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)

NIRA ZUARMA PUTRI


NIM. 11010113

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2016
PENGARUH PEMBERIAN MIKORIZA DAN PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP
PRODUKSI SEMANGKA (Citrullus Lunatus)

Nira Zuarma Putri, Mulyati, Novi

Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan ( STKIP ) PGRI
Sumatera Barat
e-mail: Nirazuarma@yahoo.com

ABSTRAK

Watermelon is very potential to be developed increase farmers' income. The other problem faced in the
development of watermelon is limited fertile agricultural land to support optimal growth and production. The
farmer using inorganic fertilizers for watermelon plant. Giving inorganic fertilizer application in large quantities
and continuously can damage the physical properties of the soil and disrupt the environmental balance by
decreasing the activity of soil microbes. Overcome problems and obstacles, it is necessary to look for other
alternatives to improve soil fertility so as to increase the production of watermelon. Efforts are not only effective
but also economically cheaper and environmentally friendly. Giving mycorrhiza and liquid organic fertilizer is
an alternative in efforts to increase the growth of watermelon. The research goal to determine the effect of
mycorrhizal and liquid organic fertilizer to the production of watermelon (Citrullus lunatus). The research was
conducted in January 2016 in the village Kapujan, Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan. The research
used randomly complete block design (RAK) factorial in 4 treatments mycorrhiza and 4 treatment liquid organic
fertilizer and three replications, namely: A0: without mycorrhiza, A1: 10 g, A2: 15 g, A3: 20 g, and B0: without
liquid organic fertilizer, B1: 2 ml / l, B2: 4 ml / l, B3: 6 ml / l. The data obtained were analyzed manner and
further test BNT. The results indicated factor A and B effective on factors affect the amount of fruit will only
parameter. The factor B affect the fruit weight parameters. While the interaction effect was not significant on
the number of parameters will be fruit, fruit weight and fruit diameter.

Key word: mycorrhiza, liquid organic fertilizer, watermelon

PENDAHULUAN
Semangka merupakan jenis buah potong yang anorganik dalam jumlah yang tinggi. Keadaan ini
digemari oleh masyarakat sejak zaman dulu. Buah akan dirasakan berat oleh petani, apalagi untuk
semangka dipilih karena memiliki cita rasa yang penanaman pada lahan yang luas. Selain itu
khas dan mudah dalam penyajiannya. Bagi petani, pemberian pupuk anorganik dalam jumlah besar
pembudiyaan semangka memberikan keuntungan dan terus-menerus, disamping dapat merusak sifat
yang cukup besar karena produktivitasnya tinggi fisik tanah juga mengganggu keseimbangan
dan masa penanamnya singkat. Tanaman semangka lingkungan dengan menurunnya aktivitas mikroba
mulai dibudiyakan sekitar 4000 tahun SM, tanah.
sehingga tidak mengherankan apabila konsumsi Mengatasi masalah dan kendala tersebut,
buah semangka telah meluas ke semua dunia (Sobir maka perlu dicari alternatif lain untuk
dan Siregar, 2010). Hampir seluruh bagian dari meningkatkan kesuburan tanah sehingga dapat
buah semangka dapat dimanfaatkan, bagian yang meningkatkan produksi semangka. Upaya tersebut
dapat dimakan dari buah semangka adalah tidak saja efektif tetapi secara ekonomis juga lebih
sebanyak 60 % dari buah. Buah yang masih muda murah dan ramah lingkungan. Pemberian mikoriza
dapat dibuat sayur, kulit buah dapat dibuat acar. dan pupuk organik cair merupakan salah satu
100 g bagian yang dimakan mengandung air 92,1 g, alternatif dalam upaya meningkatkan pertumbuhan
zat besi 0,2 mg, vitamin C 6 mg, energi 28 kalori, tanaman semangka.
protein 0,5 g, dan lemak 0,2 g (Roza, 2011). Berdasarkan hasil wawancara dengan petani
Salah satu permasalahan yang dihadapi di Desa Kapujan Kecamatan Bayang Kabupaten
untuk pengembangan tanaman semangka adalah Pesisir Selatan, sebagian besar masyarakat Desa
terbatasnya lahan pertanian yang subur guna Kapujan, mata pencariannya dengan cara bertani
menunjang pertumbuhan dan produksi yang salah satunya bertanam semangka. Masyarakat
optimal. Hal ini disebabkan karena lahan yang Kapujan dalam bertanam semangka menggunakan
tersedia umumnya didominasi oleh jenis tanah yang pupuk anorganik. Penggunaan pupuk anorganik
bereaksi asam. Tanah yang beraksi asam yang terus-menerus dapat merusak fisik
membutuhkan pengapuran dan penambahan pupuk tanahsehingga kondisi tanah menjadi tidak subur.
Kondisi ini berpengaruh negatif terhadap dilakukan dengan penyemprotan insektisida winder
pertumbuhan semangka yang terlihat pada dengan konsetrasi 2 ml ditambah 1 liter air.
rendahnya produksi semangka di Kapujan. Penyemprotan tanaman dihentikan 2 minggu
Berdasarkan latar belakang masalah di atas sebelum panen (Sobir dan Siregar, 2010).
maka telah dilakukan penelitian tentang “Pengaruh Parameter yang diamati pada penelitian ini
Pemberian Mikoriza dan Pupuk Organik Cair adalah Jumlah bakal buah, Berat buah dan
Terhadap Produksi Semangka (Citrullus lunatus T. Diameter buah. Data hasil penelitian dianalisis
)”. ragam dan jika terdapat perbedaan maka diuji lanjut
BNT (Uji Beda Nyata Terkecil) pada taraf α 5 %.
BAHAN DAN METODE
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari
sampai bulan Maret 2016 di lahan pertanian di desa Dari hasil penelitian yang dilakukan tentang
Kapujan, Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir pengaruh pemberian mikoriza dan pupuk organik
Selatan dan di Laboratorium botani STKIP PGRI cair terhadap produksi semangka (Citrullus
Sumatra Barat. Alat yang digunakan dalam lunatus) yang parameternya meliputi jumlah bakal
penelitian ini adalah cangkul, sabit, meteran, wadah buah, berat buah dan diameter buah didapatkan
kecil, timbangan, tissue, tali rafia, ember plastik, hasil yang disajikan pada tabel di bawah ini.
neraca ohouse, gelas ukur, plastic kaca dan alat
tulis. Bahan yang digunakan adalah semangka Tabel : Rata-rata jumlah bakal buah, berat buah dan
varietas esteem, pupuk NPK, mikoriza, dan pupuk diameter buah semangka (Citrullus
organik cair dengan nama dagangan Agraris dan lunatus).
label.
Penelitian ini menggunakan pola rancanagan N Perlakuan parameter Rata- Keteranga
acak kelompok (RAK) faktorial dengan 3 ulangan. o Faktor A rata n
Pengelolaan tanah dimulai dengan membersihkan 1 Jumlah
gulma yang terdapat pada lahan. Kemudian tanah A3 bakal 7,42 a
A2 buah 6,92 b
dicangkul dan dibuat bedengan dengan lebar 100
A1 6,17 c
cm dan panjang 800 cm dengan tinggi sekitar 16 A0 (buah) 5,67 d
cm. Lebar parit 80 cm dan jarak antara tanaman 2 Berat
dalam satu bendengan 50 cm. A3 buah 3,11 a
Mulsa plastik hitam perak dipasang pada lebar A2 2,14 b
parit tanam selebar 80 cm yang berada di bagian A1 (Kg) 1,94 bc
pinggir bendengan, kemudian label dipasang pada A0 1,70 c
tiang untuk tiap unit sesuai dengan perlakuan dan
ulangan. Bibit yang digunakan dalam penelitian ini 3 Diameter
adalah varietas esteem. Sebelum ditanam terlebih A3 buah 14,25 ns
A2 14,02 ns
dahulu direndam selama 24 jam, kemudian bibit
A1 (cm) 12,83 ns
semangka dipindahkan ke plastik dan dibalut A0 12,36 ns
dengan kain, lalu diikat dengan tali. Penanaman
dilakukan dengan cara meletakkan bibit kedalam
lubang yang telah disediakan, ditanam 1 bibit
perlubang lalu ditutupi dengan tanah. Penanaman
bibit dilapangan dilakukan pada pagi hari sebelum
jam 09.00 WIB.
Pemberian mikoriza dilakukan seminggu
sebelum penanaman (Sinaga, 2014). Pemberian
pupuk organik cair dilakukan sebanyak empat kali
yaitu pemberian yang pertama penyiraman ke tanah
yang dilakukan satu hari sebelum tanam. Pemberian
yang kedua setelah tanaman berumur dua minggu,
ketiga dilakukan pada saat tanaman berumur empat
minggu, dan pemupukan yang keempat dilakukan
pada saat tanaman berumur enam minggu. Untuk
menghindari persaingan dari gulma maka
dilakukan penyiangan. Penyiraman dilakukan pada
waktu, cara dan jumlah tepat untuk memenuhi
kebutuhan air bagi tanaman sehingga pertumbuhan
dan proses produksinya berjalan optimal. Supaya
tanaman terhindar dari hama dan penyakit,
N Perlakuan Parameter Rata-rata Keterangan 3 A3B3 Diameter 16, 23 ns
o Faktor B A1B3 buah 15, 28 ns
1 B3 Jumlah bakal 7,17 a A2B3 (buah) 14, 90 ns
B2 buah(buah) 6,67 b A2B2 14, 75 ns
B1 6,25 c
B0 6,08 d
A3B1 14, 65 ns
A3B2 14, 32 ns
2 B3 Berat buah 2,59 ns A2B0 14, 11 ns
B2 (kg) 2,33 ns
A0B0 13, 69 ns
B1 2,08 ns
B0 1,89 ns A1B2 13, 48 ns
A1B1 13, 05 ns
3 B2 Diameter buah 13,85 ns
A1B0 12, 84 ns
B3 (cm) 13,74 ns
B0 13,11 ns A0B2 12, 84 ns
B1 12,76 ns A2B1 12, 31 ns
A0B3 11, 88 ns
N Perlakuan Parameter Rata-rata Keterangan
o
A3B0 11, 78 ns
Faktor A x B
1 A3B3 Jumlah 8, 33 ns A0B1 11, 04 ns
A3B2 bakal buah 7, 67 ns
A3B1 (buah) 7, 33 ns PEMBAHASAN
A2B2 7, 33 ns
A2B3 7, 33 ns Dari tabel 1 diketahui bahwa pemberian
A2B1 6, 67 ns mikoriza pada dosis A3 yaitu pada dosis 20
A1B3 6, 67 ns gr/tanaman memberikan hasil yang terbaik terhadap
A3B0 6, 33 ns jumlah bakal buah dan berat buah, sedangkan
A2B0 6,33 ns pemberian pupuk organik cair hanya berpengaruh
A1B0 6, 33 ns
terhadap rata-rata jumlah bakal buah yaitu pada
A0B3 6,33 ns
A1B2 6, 00 ns perlakuan pemberian pupuk organik cair 6
A1B1 5, 67 ns ml/tanaman (B3) memberikan pengaruh terbaik.
A0B2 5, 67 ns Hal ini disebabkan karena kemampuan mikoriza
A0B1 5, 33 ns membantu penyerapan unsur hara yang dibutuhkan
A0B0 5, 33 ns tanaman. Penyerapan unsur hara disebabkan
2 A3B3 Berat buah 3, 86 ns kemampuan mikoriza dalam melakukan
A3B2 (kg) 3, 53 ns penyerapan unsur hara. Hal ini sesuai dengan
A3B1 2, 90 ns fungsi utama dari mikoriza adalah membantu
A1B3 2, 50 ns peningkatan penyerapan unsur hara oleh akar
A2B3 2, 37 ns tanaman (Munawar, 2011). Mikoriza yang
A3B0 2, 13 ns
menginfeksi akar tanaman berperan dalam
A2B2 2, 13 ns
A2B0 2, 03 ns perbaikan nutrisi tanaman karena hifa yang
A2B1 2, 03 ns menginfeksi akar akan mempunyai kemampuan
A1B2 1, 90 ns yang tinggi dalam meningkatkan penyerapan unsur
A0B0 1,77 ns hara. Mikoriza juga dapat menggantikan kira-kira
A0B2 1, 77 ns 20 % dari kebutuhan fosfor, 40 % dari kebutuhan
A1B1 1,73 ns nitrogen dan 25 % dari kebutuhan kalium.
A0B1 1, 63 ns Penambahan jamur mikoriza dapat
A0B3 1, 63 ns meningkatkan produksi hormon pertumbuhan
A1B0 1, 63 ns
seperti auksin, sitokinin dan giberelin bagi tanaman
inangnya sehingga dapat meningkatkan produksi
tanaman (Ningsih, 2012). Semakin tinggi dosis
pupuk yang diberikan ini berarti jumlah mikroba
yang ditambahkan juga semakin banyak, sehingga
dapat meningkatkan produktivitas tanaman
(Hayani, 2013). Sedangkan nutrisi yang
terkandung dalam pupuk organik cair seperti unsur
hara makro dan mikro yang berdampak terhadap
produksi semangka serta kandungan mikroba yang
mampu menyediakan unsur hara, melarutkan hara
sehingga dapat memperbaiki pertumbuhan dan
produktivitas suatu tanaman serta merangsang DAFTAR PUSTAKA
kesuburan tanah (Nursanti, 2008).
Pupuk organik cair mengandung unsur hara Dwidjoseputro. 1992. Pengantar Fisiologi
makro dan mikro yang esensial (N, P, K, S, Ca, Tumbuhan. PT. Gramedia Pustaka Utama:
Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik) yang Jakarta
dibutuhkan oleh tanaman untuk meningkatkan Hayani. 2013. Efektivitas Pupuk Bio Organik
produksi tanaman (Kurnianto,2011). Pupuk organik Terhadap Produksi Tanaman Semangka
cair dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan (Citrullus vulgaris L.). Skripsi. STKIP.
membantu meningkatkan produksi tanaman serta Padang.
meningkatkan kualitas produk tanaman Husin, E, dkk . 2012. Mikoriza. Padang: Andalas
(Indrakusuma, 2000 dalam Parman, 2007). Pupuk University Press.
bio organik dapat meningkatkan efesiensi serapan Nursanti. 2008. Pengaruh Pupuk Bio Organik Cair
hara, memperbaiki pertumbuhan dan hasil seperti (POC) Hasil Fermentasi Daun Gamal,
berat buah dan jumlah buah serta meningkatkan Batang Pisang dan Sabut Kelapa Terhadap
ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit Pertumbuhan Bibit Kakao. Jurnal
(Hayani, 2013). Agrisistem. Nomor 1. Hlm. 29-37. Vol 7.
Interaksi antara dosis mikoriza dan pupuk Roza, D. 2011. Pengaruh Penggunaan Beberapa
organik cair memberikan pengaruh yang berbeda Jenis Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA)
tidak nyata terhadap produksi tanaman semangka, Terhadap Pertumbuhan dan Produksi
jika dilihat secara deskripsi perlakuan A3B3 Semangka (Citrullus vulgaris Schard.).
cendrung memberikan pengaruh paling baik Skripsi. STKIP. Padang.
terhadap rata-rata jumlah bakal buah dan diameter
buah. Hal ini diduga unsur hara yang terkandung
dalam pupuk organik cair pada dosis 6 ml/tanaman
mencukupi untuk perkembangan generatiof
tanaman semangka, dan mikoriza pada dosis 20
gr/tanaman efektif dalam membantu penyerapan
unsur hara yang tersedia bagi tanaman. Hal ini
sesuai dengan pendapat (Dwidjosoputro, 1994),
Suatu tanaman akan tumbuh dengan baik bila unsur
hara yang dibutuhkan tersedia dalam jumlah yang
cukup dan berada dalam bentuk yang sesuai untuk
diserap oleh tanah dan pupuk optimal bagi tanaman
dengan menggunakan hara, tanaman dapat
memenuhi siklus hidupnya Unsur hara yang
dibutuhkan tanaman mempunyai peranan masing-
masing untuk mendorong pertumbuhan dan
produksi tanaman. Penambahan pemberian nutrisi
pada tanaman tidak akan selalu meningkatkan
produktivitas tanaman.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat


disimpulkan bahwa pemberian mikoriza dan pupuk
organik cair untuk faktor A dan B berpengaruh
terhadap parameter jumlah bakal buah saja. faktor
B berpengaruh terhadap parameter berat buah saja.
Sedangkan interaksinya belum belum
meningkatkan prodsuksi tanaman semangka
(Citrullus lunatus).

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih kepada Ibu Dra. Hj.


Mulyati, M.Si, Ibu Novi, M.Si, Ibu Rina Widiana,
M.Si, Ibu Dra. Nursyahra, M.Si, Bapak Abizar,
M.Si yang telah memberikan banyak saran, kritikan
serta masukan dalam penulisan artikel ini.

You might also like