You are on page 1of 37

Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 01 No.

1, Juli, 2019

SIKAP MASYARAKAT TERHADAP KEKERASAN


SEKSUAL ANAK DI DESA TARISI KECAMATAN
WANAREJA KABUPATEN CILACAP

Qisthi Ariefah
Politeknik Kesejahteraan Sosial, qis.ariefah@gmail.com
Teta Riasih
Politeknik Kesejahteraan Sosial, tetariasih@yahoo.com
Jumayar Marbun
Politeknik Kesejahteraan Sosial

Abstract
This reseach to obtain an empirical picture of: This study aims to obtain an empirical picture of: 1)
respondent's characteristic, 2) respondent's thinking, 3) respondent's perception tendency, 4) respondent's
sense of propensity, 5) respondent's responding tendency. The research is located in Tarisi Village,
Wanareja District, Cilacap District. The method used in this research is quantitative. Sampling technique
in this research is proportional sampling. Data collection techniques used were 1) questionnaire, 2)
observation study, 3) documentation study. The test validity for measuring instrument is by using the
validity of the face ( face validity ). Furthermore, the results of the study were analyzed using technical
analysis of quantitative data assisted with the descriptive strongly. The result of the research shows that
the attitude of the society toward child sexual abuse from the aspect of thinking tendency in negative
category (79,74 percent), the aspect of the perception tendency in the neg ative category (78,45 percent),
the tendency aspect felt in very negative category (89,51 percent), the aspect of the tendency to act in
very negative category (96,32 percent). Based on the results of this study, the researchers proposed a
program design entitled "Establishment Forum of Community Anti Sodomy for Children in Tarisi
Village, Wanareja Subdistrict, Cilacap District." This program aims to improve knowledge,
understanding, awareness and social concerns of the community towards sodomy problem in children.
Keywords:
Attitude, Society, Child Sexual Abuse, Sodomy

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris tentang: 1) karakteristik responden,
2) kecenderungan berpikir responden 3) kecenderungan berpersepsi responden, 4) kecenderungan merasa
responden dan 5) kecenderungan bertindak responden. Sikap merujuk pada kecenderungan bertindak,
berpikir, berpersepsi, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Penelitian ini bertujuan
untuk memperoleh gambaran empiris tentang: 1) karakteristik responden, 2) kecenderungan berpikir, 3)
kecenderungan berpersepsi responden, 4) kecenderungan merasa responden, 5) kecenderungan bertindak
responden. Penelitian ini berlokasi di Desa Tarisi Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Teknik p enarikan sampel dalam penelitian ini adalah
proportional sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah 1) kuesioner, 2) studi observasi,
3) studi dokumentasi. Adapun uji validitas alat ukur menggunakan validitas muka (face validity).
Selanjutnya hasil penelitian dianalisis menggunakan teknis analisis data kuantitatif yang dibantu dengan
dengan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap masyarakat terhadap kekerasan
seksual anak dari aspek kecenderungan berpikir di kategori negatif (79,74 persen), aspek kecenderungan
berpersepsi di kategori negatif (78,45 persen), aspek kecenderungan merasa di kategori sangat negatif
(89,51 persen), aspek kecenderungan bertindak di kategori sangat negatif (96,32 persen). Berdasarkan
hasil penelitian tersebut, maka peneliti mengusulkan rancangan program berjudul “Pembentukan Forum
Masyarakat Anti Tindakan Sodomi Pada Anak di Desa Tarisi Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap.”
Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan kepedulian sosial
masyarakat terhadap tindakan sodomi pada anak.
Kata Kunci :
Sikap, Masyarakat, Kekerasan Seksual Anak, Sodomi

41
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli, 2019

PENDAHULUAN Tengah mencatat kasus pemerkosaan


Persoalan kekerasan seksual atau kekerasan seksual terhadap
anak merupakan salah satu perempuan dan anak di bawah umur
permasalahan yang krusial. pada tahun 2015 mencapai 253
Kekerasan seksual pada anak tidak kasus. Polda Jawa Tengah juga
hanya terjadi di kota-kota besar mencatat ada 34 kasus kekerasan
seperti Jakarta, Bandung, Medan, seksual pada tahun 2016. Peta
Surabaya dan lainnya, namun persebaran kasus itu terjadi di
kekerasan seksual pada anak juga sejumlah daerah seperti Pemalang,
terjadi di kota-kota kecil di Jawa Klaten, Grobogan dan Cilacap
Tengah, salah satunya yaitu (http://detik.com:2016).
Kabupaten Cilacap. Kasus-kasus Data menurut Badan
kekerasan seksual bukan hanya Pemberdayaan Perempuan
menjadi perhatian Kementrian Sosial Perlindungan Anak dan Keluarga
maupun Komnas Perlindungan Berencana (BP3AKB) Provinsi Jawa
Anak. Permasalahan ini juga harus Tengah pada 2014 hingga 2015,
mendapatkan perhatian dari semua tercatat bahwa korban kekerasan
pihak karena anak yang menjadi berbasis gender dan anak di Jawa
korban kekerasan seksual akan Tengah menunjukkan pada kategori
mengalami dampak yang luar biasa “harus waspada” karena
di kehidupannya seperti dampak menunjukkan yang cukup tinggi
psikologis yang sangat dalam dan baik secara kuantitas dan kualitas.
stigma sebagai korban kekerasan Angka kekerasan pada tahun 2014
seksual dari masyarakat di menunjukkan jumlah korban 2.689
sekitarnya. orang yang meliputi dewasa dan
Provinsi Jawa Tengah anak-anak. Data kekerasan pada
dinyatakan sebagai zona merah semester I tahun 2015 yaitu sejumlah
dengan angka kekerasan perempuan 1.965 kasus. Sedangkan, jumlah total
dan anak yang tinggi, seiring dengan tahun 2015 sebanyak 2.630 kasus.
banyaknya kasus yang melibatkan Jumlah kasus kekerasan seksual
perempuan dan anak. Polda Jawa yakni sebanyak 846 kasus, kekerasan

42
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli, 2019

fisik sebanyak 823 kasus, kekerasan terjadi 6 kasus kekerasan seksual


psikis yakni sebanyak 768 kasus. berupa sodomi pada anak di Desa
Berdasarkan data tersebut dapat Tarisi Kecamatan Wanareja
disimpulkan bahwa jumlah kasus Kabupaten Cilacap. Kasus terbaru
tertinggi merupakan kasus kekerasan yang diterima oleh Rumah
seksual Perlindungan dan Trauma Center
(http://pkbijateng.or.id/tag/kekerasan (RPTC) Kabupaten Cilacap yaitu
-anak/:2015). kekerasan seksual pada anak berupa
Salah satu kabupaten yang sodomi terhadap anak berusia 13
ada di Provinsi Jawa Tengah adalah tahun yang pelakunya merupakan
Kabupaten Cilacap. Kasus kekerasan orang dewasa yang merupakan
seksual pada anak makin marak di tetangga korban. Hal tersebut
Kabupaten Cilacap. Rumah membuat warga tercengang dan
Perlindungan dan Trauma Center merasa prihatin terhadap kasus
(RPTC) Dinas Sosial Kabupaten tersebut.
Cilacap mencatat pada tahun 2015 Masyarakat Desa Tarisi
tercatat 16 kasus, tahun 2016 tercatat khususnya keluarga korban sangat
20 kasus dan tahun 2017 tercatat 17 menyesalkan tindakan pelaku yang
kasus. Data tersebut menunjukkan telah melakukan tindakan sodomi
korban yang direhabilitasi di Rumah pada enam anak usia di bawah umur.
Perlindungan dan Trauma Center Saat pertama kali mengetahui
(RPTC) Kabupaten Cilacap. Faktor tindakan sodomi yang dilakukan oleh
dominan yang melatarbelakangi pelaku kepada anaknya, keluarga
banyaknya kasus tersebut yaitu korban dan masyarakat memberikan
kemudahan akses terhadap konten sanksi sosial berupa cemoohan serta
pornografi. sanksi sosial secara fisik seperti
Persebaran kasus anak yang tindakan memukul pelaku. Selain itu,
mengalami kekerasan seksual tidak palaku mendapatkan sanksi secara
merata di setiap wilayah Kabupaten hukum yaitu dijerat dengan Pasal
Cilacap. Fakta yang terjadi hingga 289 KUHP pasal 292 KUHP dan
pertengahan tahun 2017 ini telah Undang-Undang tentang

43
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli, 2019

Perlindungan Anak dengan ancam perasaan-perasaan malu, terhina,


hukuman lebih dari 15 tahun. menyesal, dendam dan berdosa.
Secara umum, kekerasan Kebutuhan dan hak anak
seksual pada anak termasuk sodomi seharusnya dapat terpenuhi secara
menunjuk pada semua aktivitas tepat agar anak dapat tumbuh dan
seksual yang dilakukan kepada anak berkembang dengan baik. Anak
yang berusia dibawah 18 tahun. harus dilindungi dari bahaya yang
Anak menjadi kelompok yang sangat dapat mengancam kehidupannya.
rentan terhadap kekerasan seksual Perlindungan terhadap anak bukan
karena anak dianggap lemah oleh hanya tangggung jawab Negara dan
pelaku. Pelaku dapat melakukan orang tua saja. Perlindungan anak
ancaman baik menggunakan verbal juga merupakan tanggung jawab
atau non verbal maupun tipu daya masyarakat. Tanpa kepedulian dan
kepada anak sebagai korban partisipasi masyarakat, pendekatan
sehingga kejahatan ini sulit untuk hukum perundang-undangan
dihindari. faktanya kurang efektif melindungi
Kekerasan seksual termasuk anak dibuktikan dengan masih
sodomi yang dialami oleh anak akan banyak kasus-kasus yang terjadi.
membawa dampak baik jangka Posisi masyarakat menjadi
panjang maupun jangka pendek. sangat penting dalam menanggapi
Peristiwa tersebut akan membawa fakta-fakta kekerasan seksual pada
dampak trauma psikologis yang anak termasuk sodomi yang marak
sangat dalam dan stigma sebagai terjadi. Masyarakat seharusnya dapat
korban kekerasan seksual dari menjalankan fungsi-fungsinya secara
masyarakat di sekitarnya. tepat. Fungsi-fungsi masyarakat
Penderitaan yang dialami korban seperti fungsi sosialisasi sebagai
kekerasan seksual bukan sekedar pencegahan, pengawasan sosial,
kesakitan secara fisik melainkan partisipasi sosial harus dijalankan
yang lebih parah adalah beban psikis oleh masyarakar tersebut. Apabila
yang dialami korban seperti fungsi ini tidak dilakukan oleh
masyarakat tersebut, maka kasus-

44
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli, 2019

kasus kekerasan seksual anak akan kecil. Faktor genetik yang meskipun
marak terjadi. mengambil peranan yang sangat
Kasus sodomi pada anak kecil.
yang terjadi di Desa Tarisi Sodomi akan berdampak
Kecamatan Wanareja Kabupaten pada fisik dan psikis anak yang
Cilacap membuat masyarakat menjadi korban sodomi. Secara fisik,
terkejut. Apalagi pelaku sodomi korban sodomi bisa menderita
merupakan tetangga korban dan penyakit-penyakit organ intim seperti
merupakan orang yang cukup banyak fisura anal (anus robek), kutil dubur,
dikenal oleh masyarakat sekitar. Hal iritasi usus besar, nyeri panggul
ini menjadikan masyarakat sangat kronis, HIV, dan penyakit menular
khawatir. Masyarakat khawatir seksual lainnya. Sedangkan, dampak
apabila akan bertambah korban- yang lebih serius adalah dampak
korban selanjutnya. Peran orang tua secara psikis. Anak korban sodomi
sangat diperlukan untuk melakukan dapat menderita ketakutan yang
perlindungan dan pengawasan berlebihan, kecemasan, mudah
kepada anak-anaknya. marah, gangguan tidur, gangguan
Permasalahan pada tindakan makan, merasa rendah diri, depresi
kekerasan seksual berupa sodomi ini akut, dan traumatasi seksual. Salah
tidak hanya dilihat dari satu aspek satu hal yang paling berbahaya
saja. Perbuatan sodomi bukan hanya adalah korban akan menjadi pelaku
ada pada diri si pelaku kejahatan sodomi di kemudian hari. Oleh
(faktor internal) yaitu masalah karena itu, tindakan sodomi yang
kelainan seksual (genetik), tetapi dialami korban akan membawa
terdapat hal-hal lain yang menjadi dampak yang sangat serius dan
faktor penyebab penyimpangan berkepanjangan terhadap kehidupan
seksual sodomi ini, misalnya faktor korban.
sosial atau pergaulan, pengaruh Upaya pemerintah daerah
media cetak maupun elektronik yang Kabupaten Cilacap terhadap
menampilkan pornografi, faktor kekerasan seksual anak dilakukan
trauma atau korban sodomi sewaktu melalui Peraturan Daerah Kabupaten

45
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli, 2019

Cilacap Nomor 6 Tahun 2016 Selain itu, masyarakat juga memliki


Tentang Penyelenggaraan kecenderungan perilaku yang
Perlindungan Anak. Dinas Keluarga berbeda-beda dalam merespons
Berencana, Pemberdayaan kasus kekerasan seksual termasuk
Perempuan dan Perlindungan Anak kasus sodomi tersebut.
(KBPPPA) Kabupaten Cilacap terus Masyarakat memiliki sikap
berupaya mencegah terjadinya dengan menunjukkan kecenderungan
kekerasan baik fisik, psikis maupun dalam bertindak, kecenderungan
seksual terhadap anak. Upaya dalam berpikir, kecenderungan
pencegahan kekerasan pada anak dalam berpersepsi dan
sudah banyak dilakukan oleh kecenderungan merasa terhadap
pemerintah daerah yaitu melakukan persoalan kekerasan seksual
sosialisasi tentang Undang-Undang termasuk sodomi pada anak. Hal ini
tentang Perlindungan Anak. Selain sejalan dengan konsep sikap menurut
itu, melakukan pembentukan gugus Sobur (2003:361) mendefiniskan
tugas di sekolah, gugus tugas pengertian “sikap adalah
perlindungan anak di sekolah itu kecenderungan bertindak, berpikir,
adalah program dinas KBPPPA agar berpersepsi, dan merasa dalam
di sekolah ada perlindungan terhadap menghadapi objek, ide, situasi, atau
perempuan dan anak nilai.” Setiap anggota masyarakat
(http://citranewsindonesia.com:2017) memiliki respons yang berbeda-beda
Tarisi merupakan salah satu terhadap persoalan kekerasan seksual
desa yang berada di Kecamatan anak termasuk kasus sodomi yang
Wanareja Kabupaten Cilacap. Desa telah terjadi di Desa Tarisi
Tarisi terdiri dari berbagai jenis Kecamatan Wanareja Kabupaten
masyarakat yang juga memiliki jenis Cilacap. Bertitik tolak dari
pandangan terhadap kekerasan permasalahan di atas, peneliti tertarik
seksual anak termasuk kasus sodomi. untuk melakukan penelitian
Masyarakat memilki pandangan yang mengenai “Sikap Masyarakat
berbeda-beda terhadap korban dan Terhadap Kekerasan Seksual Anak
pelaku kekerasan seksual anak.

46
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli, 2019

di Desa Tarisi Kecamatan Wanareja sikap terdiri dari “komponen


Kabupaten Cilacap.” perilaku berisi tendensi atau
Kajian Konseptual kecenderungan untuk bertindak
Menurut Krech, Crutchfield, atau untuk bereaksi terhadap
dan Ballachey dalam Sobur (2003) sesuatu dengan cara tertentu.”
menjelaskan bahwa sikap setiap (Mann dalam Saifuddin Azwar,
orang sama dalam 2009, hal. 24). Selain itu,
perkembangannya, tetapi berbeda Kecenderungan bertindak
dalam dalam pembentukannya. Sikap menunjukkan reaksi atau bentuk
adalah kecenderungan bertindak, perilaku yang diperlihatkan
berpikir, berpersepsi, dan merasa secara langsung maupun perilaku
dalam menghadapi objek, ide, yang berupa pernyataan atau
situasi, atau nilai. Sikap bukanlah perkataan yang diucapkan oleh
perilaku, tetapi lebih merupakan seseorang (Saifuddin Azwar,
kecenderungan untuk berperilaku 2009).
dengan cara tertentu terhadap objek. 2. Kecenderungan berpikir
Objek sikap bisa berupa orang, Berpikir adalah “suatu
benda, tempat, gagasan, situasi, atau kegiatan mental yang melibatkan
kelompok (Sobur, 2003, hal. 361). kerja otak.” (Sobur, 2003, hal.
Pengertian sikap menurut 201). Penjelasan lain dijabarkan
Sobur (2003) tersebut dapat bahwa “kegiatan berpikir dimulai
dijabarkan menjadi empat aspek ketika muncul keraguan dan
yaitu kecenderungan bertindak, pertanyaan untuk dijawab atau
kecenderungan berpikir, berhadapan dengan persoalan
kecenderungan berpersepsi dan atau masalah yang memerlukan
kecenderungan merasa. pemecahan masalah.” (Sobur,
1. Kecenderungan bertindak 2003, hal. 201).
Sikap merupakan suatu 3. Kecenderungan berpersepsi
kecenderungan dalam bertindak. Sikap merupakan suatu
Pendapat ini juga diperkuat oleh kecenderungan individu dalam
pemikiran bahwa komponen berpersepsi. Persepsi

47
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli, 2019

didefinisikan sebagai “proses harus dicapai sehingga setiap


menerima, menyeleksi, individu saling berinteraksi dan
mengorganisasikan, mengartikan, bekerja sama untuk mencapai tujuan
menguji, dan memberikan reaksi tersebut. Masyarakat juga memiliki
kepada rangsangan pancaindra nilai-nilai, norma-norma dan adat
atau data” (Pareek dalam Sobur, istiadat yang harus ditaati oleh setiap
2003, hal. 446). Pandangan lain individu. Masyarakat didefinisikan
bahwa persepsi adalah sebagai “sekumpulan manusia atau
pandangan atau pengertian, yaitu kesatuan hidup manusia yang
bagaimana seseorang berinteraksi menurut suatu sistem
memandang atau melihat sesuatu adat-istiadat tertentu yang bersifat
(Leavit dalam Sobur, 2003). kontinyu, dan yang terikat oleh suatu
4. Kecenderungan merasa rasa identitas bersama”
Menurut Dirgaganursa dalam (Koentjaraningrat dalam Yesmil
Sobur (2003) perasaan memiliki dua Anwar dan Adang, 2013, hal. 173).
arti, yaitu dalam arti fisiologis dan Anak merupakan bagian dari
psikologis. Ditinjau dalam arti komponen masyarakat. Menurut
fisiologis, perasaan berarti Undang-undang Nomor 35 Tahun
pengindraan sehingga merupakan 2014 Tentang Perubahan Atas
salah satu fungsi tubuh untuk Undang-Undang Nomor 23 Tahun
mengadakan kontak dengan dunia 2003 Tentang Perlindungan Anak
luar. Dalam arti psikologis, perasaan menyebutkan bahwa “anak adalah
mempunyai fungsi menilai yaitu seseorang yang belum berusia 18
penilaian terhadap suatu hal. (delapan belas) tahun, termasuk anak
Menurut Sobur (2003) mengatakan yang masih berada dalam
bahwa perasaan dapat memperkuat kandungan.”
atau memperlemah tindakan Anak memiliki tugas
seseorang. perkembangan yang harus dilewati.
Setiap individu merupakan Tugas perekembagan anak antara
bagian dari suatu masyarakat. lain:
Masyarakat memliki tujuan yang

48
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli, 2019

1. Masa bayi dan awal masa kanak- e. Mengembangkan


kanak keterampilan-keterampilan
a. Belajar makanan makanan dasar untuk membaca,
padat. menulis dan berhitung.
b. Belajar berjalan. f. Mengembangkan pengertian-
c. Belajar berbicara. pengertian yang diperlukan
d. Belajar mengendalikan untuk kehidupan sehari-hari.
pembuangan kotoran tubuh. g. Mengembangkan hati nurani,
e. Mempelajari perbedaan seks pengertian moral, dan tata
dan tata caranya. dan tingkat moral.
f. Mempersiapkan diri untuk h. Mengembangkan sikap
membaca. terhadap kelompok-kelompok
g. Belajar membedakan bednar sosial dan lembaga-lembaga.
dan salah, dan mulai Anak memiliki kebutuhan-
mengembangkan hati nurani. kebutuhan yang harus dipenuhi
2. Akhir masa kanak-kanak dalam masa perkembangannya.
a. Mempelajari ketrampilan Kebutuhan anak yang harus
fisik yang diperlukan untuk terpenuhi sangat beragam. Orangtua
permainan-permainan yang harus memperhatikan kebutuhan-
umum. kebutuhan anak. Kebutuhan dasar
b. Membangun sikap yang sehat yang terpenting bagi anak anak
mengenai diri sendiri sebagai adalah hubungan orangtua dan anak
makhluk yang sedang yang terjalin dengan baik di mana
tumbuh. kebutuhan anak, seperti: perhatian
c. Belajar menyesuaikan diri dan kasih sayang yang berlanjut,
dengan teman-teman perlindungan, dorongan, dan
seusianya. pemeliharaan harus dipenuhi oleh
d. Mulai mengembangkan peran orangtua (Katz dalam Abu Huraerah,
sosial pria atau wanita yang 2012, hal. 38).
tepat Setiap orang pasti memilki
hak tidak terkecuali anak.

49
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli, 2019

Pemerintah Indonesia telah tentang Perlindungan Anak


meratifikasi Konvensi Hak Anak menegaskan bahwa
(KHA) PBB melalui Keputusan pertanggungjawaban orangtua,
Presiden Nomor 39 Tahun 1990. keluarga, masyarakat, pemerintah
Menurut Konvensi Hak Anak (KHA) dan negara merupakan kegiatan yang
setiap anak mempunyai hak-hak dilaksanakan terus-menerus demi
yang mencakup empat bidang: terlindunginya hak-hak anak. Upaya
1. Hak atas kelangsungan hidup, perlindungan anak perlu
hak untuk melestarikan dan dilaksanakan sedini mungkin, yaitu
mempertahankan hidup dan hak sejak dari janin dalam kandungan
memperoleh standar kesehatan sampai anak berumur 18 tahun.
tertinggi dan perawatan yang Undang-ndang tersebut meletakkan
sebaik-baiknya. kewajiban memberikan perlindungan
2. Hak perlindungan, perlindungan kepada anak berdasarkan asas-asas
dari diskriminasi, eksploitasi, yaitu: 1. Nondiskriminasi; 2.
kekerasan dan keterlantaran. Kepentingan yang terbaik bagi anak;
3. Hak tumbuh kembang, hak 3. Hak untuk hidup, kelangsungan
memperoleh pendidikan dan hak hidup, dan perkembangan; dan 4.
mencapai standar hidup yang Penghargaan terhadap pendapat
layak bagi perkembangan fisik, anak.
mental, spiritual, moral maupun Kekerasan seksual (sexual
sosial. abuse) merupakan salah satu bentuk
4. Hak berpartisipasi, hak untuk praktik seks yang dinilai
menyatakan pendapat dalam menyimpang. Praktik hubungan
segala hal yang mempengaruhi seksual tersebut dapat dilakukan
diri anak ( Abu Huraerah, 2012, dengan cara-cara kekerasan,
hal. 33). bertentangan dengan ajaran dan
Menurut Menurut Undang- nilai-nilai agama, moral serta
Undang Nomor 35 Tahun 2014 melanggar hukum yang berlaku.
tentang Perubahan Atas Undang- Sasaran kekerasan seksual yaitu
Undang Nomor 23 Tahun 2002 perempuan dan anak karena

50
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli, 2019

dianggap sebagai individu yang kekuatannya kepada anak. Jika


lemah. Selanjutnya, terdapat ahli anak diperiksa dengan segera
yang merumuskan tentang pengertian setelah perkosaan, maka bukti
kekerasan seksual yang menjelaskan fisik dapat ditemukan seperti air
bahwa mata, darah dan luka memar
Kekerasan seksual adalah yang merupakan penemuan
tiap-tiap perbuatan yang mencakup mengejutkan dari penemuan akut
pelecehan seksual sampai kepada suatu penganiayaan.
memaksa seseorang untuk 2. Incest, didefinisikan sebagai
melakukan hubungan seksual tanpa hubungan seksual atau aktifitas
persetujuan korban atau disaat seksual antar individu yang
korban tidak menghendaki; dan mempunyai hubungan dekat yang
melakukan hubungan seksual dengan mana perkawinan diantara
cara yang tidak wajar atau tidak mereka dilarang oleh hukum
disukai korban; dan atau maupun kultur. Incest biasanya
menjauhkannya (mengisolasi) dari terjadi dalam waktu yang lama
kebutuhan seksualnya (Luhulima, dan sering menyangkut suatu
2000, hal. 109). proses terkondisi.
Kekerasan seksual terdiri dari 3. Eksploitasi, eksploitasi seksual
beberapa jenis praktik penyimpangan meliputi prostitusi dan
seks. Klasifikasi kekerasan seksual pornografi, dan hal ini cukup
menurut Resna dan Darmawan unik karena sering meliputi suatu
dalam Abu Huraerah (2012) bahwa kelompok secara berpartisipasi.
tindakan penganiayaan seksual dapat Hal ini dapat terjadi sebagai
dibagi menjadi tiga kategori. sebuah keluarga atau di luar
Kategori kekerasan seksual adalah rumah bersama beberapa orang
sebagai berikut. dewasa dan tidak berhubungan
1. Perkosaan, perkosaan seringkali dengan anak-anak dan
terjadi pada suatu saat pelaku merupakan suatu lingkungan
terlebih dahulu mengancam seksual.
dengan memperlihatkan

51
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli, 2019

Kekerasan seksual pada anak Kekekaran seksual pada anak


disebabkan oleh beberapa faktor mengakibatkan dampak yang sangat
yang mempengaruhinya. Menurut serius bagi kehidupannya terlebih
Gelles dalam Huraerah (2012) dampak psikis yang dialaminya.
menjelaskan bahwa fakor-faktor Adapun dampak-dampak yang akan
penyebab kekerasan terhadap anak, dialami anak menurut Luhulima
yaitu: (2000) adalah sebagai berikut.
1. Pewarisan kekerasan antar 1. Anak mengembangkan pola
generasi, dimana saat seseorang adaptasi dan keyakinan-
mengalami kekerasan pada masa keyakinan keliru sesuai dengan
kecilnya maka anak tersebut akan sosialisasi yang diterimanya.
cenderung menjadi pelaku 2. Anak merasa dikhianati. Apabila
kekerasan. pelaku kekerasan adalah orang
2. Stress sosial, mencakup dekat dan dipercaya, apalagi
pengangguran, penyakit, kondisi orangtua sendiri, anak akan
perumahan yang buruk, orang mengembangkan perasaan
disabilitas, dan kematian seorang dikhianati dan akhirnya
anggota keluarga. menunjukkan ketakutan dan
3. Isolasi sosial dan keterlibatan ketidakpercayaan pada orang-
masyarakat bawah, kurangnya orang lain dan kehidupannya.
keterlibatan sosial akan 3. Stigmatisasi. Masyarakat yang
mengakibatkan hilangnya sistem mengetahui sejarah kehidupan
dukungan dari orangtua yang anak akan melihatnya dengan
bertindak keras, yang membantu kacamata berbeda, misalnya
mereka mengatasi stress keluarga dengan rasa kasihan sekaligus
atau sosial dengan lebih baik. merendahkannya, atau bahkan
4. Struktur keluarga, misalnya menghindarinya. Anak juga akan
orang tua tunggal lebih mengembangkan gambaran
memungkinkan melakukan negatif tentang diri sendiri.
tindak kekerasan dibandingkan 4. Traumatasi seksual. Pemaparan
keluarga utuh. pengalaman seksual terlalu dini,

52
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli, 2019

juga yang terjadi secara salah 2. Pengaruh lingkungan yang tidak


dapat berdampak pada baik/tidak menguntungkan bagi
munculnya trauma seksual. perkembangan.
Sodomi merupakan bentuk 3. Seseorang selalu mencari
kekerasan seksual secara khusus. kepusan relasi homoseks, karena
Istilah sodomi dijelaskan bahwa ia pernah menghayati
“sodomi sering disebut juga dengan pengalaman homoseksual
anal erotism atau analisme seks (sodomi) yang menggairahkan
(anal) berarti segala sesuatu yang pada masa remaja.
berhubungan dengan anus atau 4. Seorang anak laki-laki yang pernah
dubur)”(Kartini Kartono, 2009, hal. mengalami pengalaman traumatis
249). Selain itu, penjelasan lain dengan ibunya dan semua wanita.
menurut Ratna Widiyati (2015) Lalu muncul dorongan homoseks
menjelaskan bahwa sodomi adalah yang jadi menetap (Kartini Kartono,
istilah hukum yang digunakan untuk 2009, hal. 249)
merujuk kepada tindakan seks “tidak
alami”, yang bergantung pada Metode Penelitian
yuridiksinya dapat terdiri atas seks Metode penelitian yang
oral atau seks anal atau semua digunakan adalah metode deskriptif
bentuk pertemuan organ non-kelamin dengan pendekatan kuantitatif.
dengan alat kelamin, baik dilakukan Penelitian kuantitatif dengan format
secara heteroseksual, homoseksual, deskriptif bertujuan untuk berbagai
atau antara manusia dan hewan. variabel yang timbul di masyarakat
Penyimpangan seks berupa yang menjadi objek penelitian itu
sodomi disebabkan oleh beberapa berdasarkan apa yang terjadi.
faktor. Sebab-sebab homoseksual Kemudian mengangkat ke
(sodomi) yang dirumuskan oleh ahli permukaan karakter atau gambaran
adalah sebagai berikut. tentang kondisi, situasi, ataupun
1. Faktor herediter berupa tidak variabel tersebut (Bungin, 2005, hal.
ketidakimbangan hormon- 44). Sedangkan, pendapat oleh ahli
hormon seks. lain menjelaskan bahwa metode

53
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli, 2019

penelitian kuantitatif adalah etode dari responden terhadap skala sikap


penelitian yang berlandaskan pada masyarakat di Desa Tarisi mengenai
filsafat positivisme, digunakan untuk kekerasan seksual anak, yang
meneliti pada populasi atau sampel disusun berdasarkan empat aspek
tertentu, pengumpulan data atau komponen sikap yaitu
menggunakan instrument penelitian, kecenderungan berpikir,
analisis data bersifat kecenderungan berpersepsi,
kuantitatif/statistik, dengan tujuan kecenderungan merasa dan
menguji hipotesis yang telah kecenderungan bertindak yaitu
ditetapkan (Sugiyono, 2012, hal. 8). 18.733. Masyarakat diartikan sebagai
Metode penelitian deskriptif sekelompok orang yang dijadikan
kuantitatif adalah “suatu metode subjek dalam penelitian yaitu
dalam meneliti status kelompok perempuan atau laki-laki yang
manusia, suatu objek, suatu set berusia 18 tahun ke atas yang
kondisi, suatu sistem pemikiran bertempat tinggal atau berdomisili di
ataupun suatu kelas peristiwa pada Desa Tarisi Kecamatan Wanareja
masa sekarang (Moh. Nazir, 2005, Kabupaten Cilacap. Kekerasan
hal.54). Peneliti melakukan deskripsi seksual pada anak adalah fokus
dengan pendekatan kuantitatif utama dalam penelitian yang
terhadap fenomena kekerasan merupakan salah satu bentuk seks
seksual anak yang terjadi di Desa sodomi yang terjadi di Desa Tarisi
Tarisi Kecamatan Wanareja Kecamatan Wanareja Kabupaten
Kabupaten Cilacap. Metode Cilacap. Lokasi penelitian di Desa
deskriptif ini digunakan untuk Tarisi Kecamatan Wanareja
mendapatkan gambaran secara Kabupaten Cilacap.
empiris mengenai sikap masyarakat Populasi adalah “wilayah
terhadap kekerasan seksual anak di generalis yang terdiri atas
Desa Tarisi Kecamatan Wanareja obyek/subyek yang mempunyai
Kabupaten Cilacap. kualitas dan karakteristik tertentu
Sikap pada penelitian ini yang ditetapkan oleh peneliti untuk
adalah jumlah skor yang diperoleh dipelajari dan kemudian ditarik

54
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli, 2019

kesimpulannya” (Sugiyono, 2012, Penelitian mengambil sampel


hal. 80). Populasi dalam penelitan ini dengan menggunakan teknik
sebanyak 5.781 jiwa yang sampling yaitu proportional
merupakan penduduk Desa Tarisi sampling yaitu teknik yang
Kecamatan Wanareja dengan kriteria digunakan apabila mempunyai
sebagai berikut: anggota atau unsure yang tidak
1. Masyarakat umum berjumlah homogen dan berstrata secara
5.659 jiwa. proporsional. Alasan pengambilan
2. Tokoh masyarakat (tokoh adat) sampel dengan teknik tersebut, yaitu
berjumlah 62 jiwa. agar semua komponen masyarakat
3. Tokoh agama berjumlah 26 jiwa. mengetahui sikap mereka, masalah
4. Tokoh pemuda berjumlah 34 kekerasan seksual pada anak berupa
jiwa. sodomi adalah masalah khusus dan
Sampel adalah “bagian dari krusial, dan masalah kekerasan
jumlah dan karakteristik yang seksual pada anak berupa sodomi
dimiliki oleh populasi dapat dilihat dari berbagai aspek
tersebut”(Sugiyono, 2012, hal. 81). seperti kesehatan, moral, ekonomi,
Sampel dalam penelitian ini sebesar dan kriminologi.
121 jiwa, dihitung menggunakan Berdasarkan hasil
rumus dari Slovin yaitu: penghitungan menggunakan rumus
n = Slovin dengan taraf kesalahan 9%
dapat ditentukan bahwa jumlah total
=
sampel sebesar 121 jiwa. Masing-
= 120,87 dibulatkan menjadi masing sampel harus proporsional
121 jiwa sesuai dengan populasi. Jumlah
Keterangan : sampel untuk masing-masing kriteria
n = sampel minimum dapat dihitung sebagai berikut.
N = ukuran populasi 1. Masyarakat umum =
Taraf signifikan α sebesar 0.09
dibulatkan
(kesalahan 9%)
118 jiwa

55
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli, 2019

2. Tokoh masyarakat = maka alat ukur yang digunakan

dibulatkan 1 menggunakan skala Likert.


Sedangkan, pengujian validitas alat
jiwa
ukur pada penelitian ini
3. Tokoh agama =
menggunakan teknik validitas muka.
dibulatkan 1
“Face validity adalah penilaian para
jiwa
ahli terhadap suatu alat ukur” (Moh.
4. Tokoh pemuda =
Nazir, 2009, hal.149). Uji validitas
dibulatkan 1 muka dilakukan oleh peneliti
jiwa menggunakan teknik validitas muka
Berdasarkan perhitungan dengan cara mengkonsultasikan
tersebut, didapatkan jumlah instrumen penelitian dengan ahlinya
sampelnya adalah 118 + 1 + 1 + 1 = yaitu kepada dua dosen pembimbing
121 jiwa. Selanjutnya, dalam yang lebih mengetahui tentang
penelitian ini 121 sampel disebar dan permasalahan yang diteliti.
diperoleh data dalam bentuk Reliabilitas penelitian ini
kuesioner (angket) kepada menggunakan formula koefisien
masyarakat Desa Tarisi dengan Alpha dari Cronbach. Hasil uji
kriteria masyarakat umum, tokoh reliabilitas, peneliti telah menguji
masyarakat, tokoh agama dan tokoh instrument penelitian terhadap 20
pemuda. sampel. Uji reliabilitas dilakukan
Teknik pengumpulan data kepada masyarakat Kelurahan Dago
yang digunakan dalam penelitian Kecamatan Coblong Kota Bandung.
sikap masyarakat terhadap kekerasan Adapun hasil uji reliabilitas
seksual di Desa Tarisi Kecamatan mendapatkan hasil 0,737.
Wanareja Kabupaten Cilacap adalah Peneliti dalam menganalisa
kuesioner (angket), studi data menggunakan teknik analisis
dokumentasi dan observasi. data kuantitatif dengan program
Penelitian ini menggunakan alat ukur Statistical Product and Service
sesuai dengan variabel yang diteliti Solution atau Statistical Package for
oleh peneliti yaitu tentang sikap, The Social Science (SPSS) 22.

56
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli, 2019

Teknik analisis data kuantitatif cukup baik. Mayoritas masyarakat


dimaksud bahwa data yang diperoleh Desa Tarisi beragama Islam dimana
disajikan dalam bentuk tabel berisi nilai-nilai religius dapat dilihat dari
angka-angka dan dihitung rata-rata aktifnya kelompok-kelompok
persentasenya. pengajian di setiap RT maupun RW
dan anak-anak selalu diajarkan oleh
Hasil Penelitian Dan Pembahasan orangtuanya untuk menaati perintah
Hasil penelitian menunjukkan agama seperti mengaji, sholat dan
bahwa skor responden dalam aspek berpakaian tertutup bagi anak-anak
sikap terhadap kekerasan seksual perempuan sejak dini. Oleh karena
anak yaitu sebesar 18.733 atau 86,01 itu, masyarakat sangat menolak
persen dari jumlah skor ideal. Secara terhadap tindakan kekerasan seksual
kontinum, dapat dilihat bahwa anak karena melanggar nilai-nilai
perolehan skor aspek sikap berada dan norma-norma yang berlaku di
pada kelas interval 17.424 – 21.780 Masyarakat Desa Tarisi.
atau berada pada kategori sangat Aspek sikap masyarakat
negatif. Hal tersebut menunjukkan terhadap kekerasan seksual anak di
bahwa responden memiliki sikap Desa Tarisi Kecamatan Wanareja
yang sangat menolak terhadap Kabupaten Cilacap dilihat dari aspek
tindakan kekerasan seksual anak kecenderungan berpikir
berupa sodomi. menunjukkan bahwa skor aspek
Masyarakat menunjukkan kecenderungan berpikir berada pada
sikap sangat negatif (sangat kategori negatif. Hasil penelitian
menolak) terhadap tindakan menunjukkan bahwa skor aspek
kekerasan seksual anak dipengaruhi kecenderungan berpikir yaitu sebesar
oleh kuatnya nilai dan norma agama 4.342 atau 79,74 persen dari jumlah
yang berlaku di masyarakat Desa skor ideal. Secara kontinum, dapat
Tarisi. Hal tersebut terlihat dalam dilihat bahwa perolehan skor pada
kehidupan sehari-hari masyarakat aspek kecenderungan berpikir
Desa Tarisi yang agamis dan masyarakat berada pada kelas
menghayati nilai-nilai religius yang interval 3.267 – 4.356 atau berada

57
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli, 2019

pada kategori negatif. Hal tersebut pendidikan SMA/sederajat sehingga


memiliki makna bahwa sebagian responden memiliki pengetahuan
besar masyarakat memiliki yang tinggi tentang kekerasan
pengetahuan yang tinggi tentang seksual anak berupa sodomi. Hal ini
kekerasan seksual anak berupa ternyata sesuai dengan pendapat
sodomi. Notoatmodjo (2012) bahwa semakin
Responden pada aspek tinggi tingkat pengetahuan
kecenderungan berpikir responden seseorang, maka akan semakin
berada pada kategori tinggi berarti mudah untuk menerima informasi
responden menunjukkan sikap yang tentang obyek atau yang berkaitan
negatif (menolak). Bagian dengan pengetahuan.
pernyataan mengenai pengetahuan Meskipun responden
responden terkait tindak kekerasan memiliki pengetahuan yang tinggi
seksual anak lebih mengarah pada tentang kekerasan seksual anak
sikap negatif (menolak), ditunjukkan berupa sodomi, namun pengetahuan
dengan responden sangat setuju responden belum menyeluruh.
pada pernyataan bahwa sodomi Terdapat beberapa item pernyataan
merupakan tindakan penyimpangan yang menunjukkan pengetahuan
seksual yang bertentangan dengan responden yang rendah yaitu pada
nilai dan norma dalam masyarakat. pernyataan yang berkaitan dengan
Artinya, responden memiliki dampak sodomi. Artinya, responden
keyakinan bahwa tindakan sodomi belum mengetahui dampak tindakan
merupakan perbuatan yang sodomi pada anak. Hal tersebut
melanggar nilai dan norma yang dikarenakan responden tidak pernah
berlaku di Desa Tarisi, terutama nilai memiliki pengalaman bahwa
agama yang sangat dipatuhi oleh keluarganya atau bahkan dirinya
masyarakat. menjadi korban sodomi sehingga
Hasil penelitian pada aspek responden kurang paham tentang
kecenderungan berpikir, dampak sodomi. Hal tersebut juga
menunjukkan bahwa mayoritas terjadi karena kurangnya informasi
responden yang memiliki tingkat tentang dampak-dampak bahaya

58
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli, 2019

sodomi pada anak. Hal ini sesuai tentang kekerasan seksual anak
dengan pendapat Notoatmodjo berupa sodomi.
(2012) yang menyatakan bahwa Masyarakat secara aspek
pengalaman seseorang sangat kecenderungan persepsi
mempengaruhi pengetahuan, menunjukkan sikap negatif
semakin banyak pengalaman (menolak) terhadap kekerasan
seseorang tentang suatu hal, maka seksual yaitu ditunjukkan dengan
akan semakin bertambah pula responden sangat setuju pada
pengetahuan seseorang akan hal pernyataan bahwa sodomi
tersebut. merupakan tindakan penyimpangan
Aspek sikap masyarakat seksual yang bertentangan dengan
terhadap kekerasan seksual anak di nilai dan norma dalam masyarakat.
Desa Tarisi Kecamatan Wanareja Artinya, responden memiliki
Kabupaten Cilacap dilihat dari aspek pandangan bahwa tindakan sodomi
kecenderungan berpersepsi merupakan perbuatan yang
menunjukkan bahwa skor aspek melanggar nilai dan norma yang
kecenderungan berpersepsi berada berlaku di Desa Tarisi, terutama nilai
pada kategori negatif. Hasil agama yang sangat dipatuhi oleh
penelitian pada aspek kecenderungan masyarakat Desa Tarisi.
berpersepsi berdasarkan perhitungan Meskipun masyarakat
diperoleh bahwa skor responden memiliki pandangan yang tepat
dalam aspek kecenderungan tentang kekerasan seksual anak
berpersepsi yaitu 4.272 atau 78,45 berupa sodomi, namun pandangan
persen dari jumlah skor ideal. Secara yang tepat tersebut belum
kontinum, dapat dilihat bahwa menyeluruh. Hal ini ditunjukkan
perolehan skor pada aspek dengan beberapa pernyataan yang
kecenderungan berpersepsi dijawab kurang tepat oleh responden
masyarakat berada pada kategori perihal istilah sodomi dan dampak
negatif. Hal tersebut memiliki makna sodomi. Masyarakat memiliki
bahwa sebagian besar masyarakat pandangan yang kurang tepat
memiliki pandangan yang tepat dipengaruhi oleh pengetahuan yang

59
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli, 2019

rendah tentang dampak sodomi. yang ia ketahui maupun apa yang ia


Masyarakat banyak yang menjawab lihat di lingkungannya.
tidak setuju pada pernyataan korban Selain itu, responden
sodomi akan menjadi pelaku sodomi memiliki persepsi yang kurang tepat
di kemudian hari dan korban sodomi berkaitan dengan dampak kekerasan
dapat mengalami trauma yang seksual dikarenakan responden tidak
berkepanjangan. Masyarakat pernah memiliki pengalaman bahwa
memberikan pandangan didasarkan keluarganya atau tetangganya
pada apa yang ia lihat oleh menjadi korban sodomi. Hal ini
pancaindra indra mereka seperti sesuai dengan pendapat Sobur (2003)
memperoleh informasi kekerasan yang menyatakan bahwa pengalaman
seksual dari orang lain atau melihat mempersiapkan seseorang untuk
langsung kekerasan seksual anak mecari hal-hal yang serupa dengan
berupa sodomi. pengalaman pribadinya. Selain itu,
Fakta yang terjadi bahwa kurangnya informasi tentang
anak korban sodomi di Desa Tarisi dampak-dampak yang akan terjadi
tidak menunjukkan dampak yang apabila anak menjadi korban sodomi
begitu serius menurut pandangan mempengaruhi pandangan
masyarakat karena anak tersebut masyarakat yang kurang tepat
tidak mengalami trauma yang terhadap dampak sodomi.
mendalam pasca terjadinya tindakan Aspek sikap masyarakat
sodomi. Korban sodomi di Desa terhadap kekerasan seksual anak di
Tarisi hanya mengalami gangguan Desa Tarisi Kecamatan Wanareja
perilaku seperti emosi yang Kabupaten Cilacap dilihat dari aspek
berlebihan ketika marah dan kecenderungan merasa menunjukkan
menunjukkan sering menunjukkan bahwa skor aspek kecenderungan
perilaku tidak sopan kepada orang merasa berada pada kategori sangat
lain seperti berkata kasar kepada negatif. Hasil penelitian
kasar. Oleh karena itu, masyarakat menunjukkan bahwa skor aspek
memiliki pandangan berdasarkan apa kecenderungan merasa yaitu sebesar
4.874 atau atau sebesar 89,51 persen

60
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli, 2019

berada pada kategori sangat negatif. ketika orangtua memiliki perasaan


Hal ini menunjukkan bahwa khawatir dengan anaknya.
responden telah memiliki penilaian Selain itu, masyarakat
yang tepat terhadap kekerasan memiliki penilaian bahwa sodomi
seksual anak berupa sodomi. merupakan tindakan yang sangat
Artinya, responden memiliki sikap melanggar nilai dan norma yang
negatif (menolak) terhadap berlaku dalam masyarakat Desa
kekerasan seksual anak berupa Tarisi khususnya nilai-nilai religus
sodomi. yang sangat dipatuhi oleh
Penilaian masyarakat yang masyarakat. Dengan kata lain,
tepat terhadap kekerasan seksual masyarakat Desa Tarisi merasa
anak berupa sodomi, ditunjukkan bahwa sodomi merupakan perbuatan
dengan fakta dilapangan bahwa yang sangat tidak dibenarkan dan
masyarakat Desa Tarisi merasa melanggar ajaran agama, sehingga
bahwa setelah terjadinya kasus masyarakat cenderung memilik sikap
sodomi di Desa Tarisi, mereka sangat negatif (sangat menolak)
memiliki perasaan takut atau terhadap kekerasan seksual pada
khawatir jika keluarganya ada yang anak. Hal ini sesuai dengan pendapat
menjadi korban atau pelaku sodomi. Sobur (2003) bahwa perasaan dapat
Berdasarkan hasil observasi, memperkuat atau memperlemah
masyarakat Desa Tarisi yang tindakan seseorang.
memiliki anak, terutama anak Aspek sikap masyarakat
perempuan selalu mengawasi terhadap kekerasan seksual anak di
pergaulan anaknya seperti para Desa Tarisi Kecamatan Wanareja
orangtua selalu mencari anaknya jika Kabupaten Cilacap dilihat dari aspek
terlambat pulang sekolah dan selalu kecenderungan bertindak
mengajarkan anaknya untuk menunjukkan bahwa skor aspek
berpakaian yang sopan sejak usia kecenderungan bertindak berada
dini. Hal tersebut menunjukkan salah pada kategori sangat negatif. Secara
satu bentuk perilaku yang muncul umum, total skor untuk aspek
kecenderungan bertindak masyarakat

61
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli, 2019

terhadap kekerasan seksual anak melakukan perilaku seksual yang


yaitu sebanyak 5.245 atau sebesar menyimpang karena tindakan
96,32 persen. Secara kontinum, dapat tersebut melanggar nilai dan norma
dilihat bahwa perolehan skor pada yang berlaku di Desa Tarisi.
aspek kecenderungan bertindak Namun, berdasarkan hasil
masyarakat berada pada kategori penelitian menggunakan angket,
sangat negatif. Hal ini memiliki dapat dilihat bahwa terdapat jawaban
makna bahwa masyarakat memiliki responden pada item pernyataan
kecenderungan bertindak yang yang berkaitan dengan pernah
mengarah pada penolakan terhadap melakukan sodomi baik dengan cara
tindakan kekerasan seksual anak. memasukkan alat kelamin ke dalam
Artinya, masyarakat memiliki sikap lubang anus dan mulut yang
yang negatif (sangat menolak) menyatakan sangat setuju dan setuju.
terhadap tindakan kekerasan seksual Hal tersebut menunjukkan bahwa
anak. terdapat mayarakat yang terindikasi
Kecenderungan bertindak pernah melakukan tindakan sodomi
yang mengarah pada penolakan dengan cara anal (anus) seks dan oral
terhadap kekerasan seksual anak di (mulut) seks. Selain itu, terdapat
Desa Tarisi dipengaruhi oleh kuatnya responden yang memberikan
nilai-nilai dan norma-norma yang jawaban ragu-ragu pada item
harus dipatuhi masyarakat terutama pernyataan pernah menjadi korban
norma agama. Norma merupakan sodomi dan menjadi pelaku sodomi
pedoman bagi seseorang dalam di kemudian hari. Hal ini juga
bertingkah laku dalam masyarakat mengarahkan pada terdapat
(Soerjono Soekanto, 2013). Norma responden yang terindikasi pernah
dan nilai tersebut memberikan menjadi korban sekaligus pelaku
pegangan kepada masyarkat sodomi.
sehingga membentuk sistem Berdasarkan hasil penelitian
pengendalian sosial. Artinya, nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa
dan norma ini menjadi sistem responden memiliki kecenderungan
pengawasan masyarakat agar tidak bertindak yang mengarah pada

62
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli, 2019

penolakan terhadap tindakan Tarisi diharapkan dapat melakukan


kekerasan seksual anak berupa upaya yang mengarah pada
sodomi yang dipengaruhi oleh pencegahan terhadap tindakan
adanya sistem pengendalian sosial sodomi pada anak sehingga kasus
berupa norma dan nilai agama yang sodomi pada anak di Desa Tarisi
mengikat. Namun, di sisi lain, tidak terjadi lagi. Beberapa
terdapat responden yang terindikasi kebutuhan tersebut adalah sebagai
pernah melakukan tindakan sodomi. berikut.
Hal tersebut menjadi rekomendasi 1. Kebutuhan untuk meningkatkan
bagi peneliti kepada peneliti lain pemahaman dan pengetahuan
untuk melakukan penelitian dengan masyarakat tentang berbagai hal
studi kasus. yang berkaitan dengan sodomi
Masalah membutuhkan pada anak seperti bentuk-bentuk
pemecahan dan salah satu kekerasan seksual anak, dampak,
pemecahan masalahnya adalah faktor penyabab, dan pentingnya
dengan pemenuhan kebutuhan. pendidikan kesehatan reproduksi
Subjek pada penilitian ini adalah anak secara bertahap dan
masyarakat yang berusia 18 tahun ke berjenjang serta upaya
atas dimana masyarakat memiliki perlindungan anak terhadap
peran penting dalam pencegahan kekerasan seksual agar
kekerasan seksual anak. masyarakat memiliki
Berdasarkan hasil analisis masalah pengetahuan, kepedulian, dan
maka mucul suatu kebutuhan untuk penanganan dalam kasus
mempertahankan sikap negatif kekerasan seksual terhadap anak.
masyarakat terhadap kekerasan 2. Kebutuhan untuk meningkatan
seksual anak berupa sodomi peran masyarakat untuk
sehingga masyarakat Desa Tarisi mencegah anak dari ancaman dan
dapat berpikir, berpersepsi, merasa bahaya kekerasan seksual berupa
dan bertindak yang tepat terhadap sodomi. Masyarakat memiliki
tindakan sodomi pada anak. Hal peran yang sangat penting untuk
tersebut artinya masyarakat Desa memberikan perlindungan

63
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli, 2019

kepada anak dari segala macam Sistem sumber adalah segala


bahaya terutama ancaman sesuatu yang dapat digunakan untuk
kekerasan seksual pada anak membantu pemecahan masalah.
karena masyarakat memiliki Sitem sumber formal yaitu sistem
fungsi sebagai alat pengawasan sumber yang tersedia hanya karena
sosial anggota masyarakatnya menjadi anggota dalam sebuah
dengan penanaman nilai dan organisasi. Sistem sumber formal
norma yang berlaku dalam yaitu Aparat pemerintahan Desa
masyarakat. Tarisi Kecamatan Wanareja
Sesuai dengan analisa Kabupaten Cilacap mulai dari
kebutuhan tersebut, maka peneliti Kepala Desa, Sekretaris Desa hingga
melihat bahwa hal yang paling RT/RW, kader PKK dan Karang
dibutuhkan untuk mengatasi Taruna dapat digunakan sebagai
permasalahan yang berkaitan dengan penyebaran informasi pengetahuan
sikap masyarakat terhadap kekerasan tentang kekerasan seksual anak.
seksual anak adalah kegiatan yang Sistem sumber informal yaitu
bersifat preventif untuk pihak-pihak yang bersedia membantu
mempertahankan sikap negatif dukungan emosional, kasih sayang,
masyarakat terhadap kekerasan nasehat informasi dan pelayanan
seksual anak berupa sodomi konkrit lainnya. Adapun sistem
sehingga masyarakat Desa Tarisi sumber informal yang dapat
dapat berpikir, berpersepsi, merasa dimanfaatkan adalah sebagai berikut.
dan bertindak yang tepat terhadap 1. Keluarga, dimana keluarga dapat
tindakan sodomi pada anak. Hal dilibatkan dan menjadi peran
tersebut artinya masyarakat Desa penting dalam mecegah dan
Tarisi diharapkan dapat melakukan menangani kekerasan seksual
upaya yang mengarah pada anak.
pencegahan terhadap tindakan 2. Tetangga, teman dan masyarakat
sodomi pada anak sehingga kasus dapat diajak kerjasama dalam
sodomi pada anak di Desa Tarisi memberikan pemahaman kepada
tidak terjadi lagi. warga lain yang masih belum

64
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli, 2019

memiliki pengetahuan tentang informasi mengenai dampak


kekerasan seksual anak. kesehatan bagi anak yang
Sistem sumber mengalami kekerasan seksual.
kemasyarakatan meliputi badan-
badan pemerintah dan pelayanan Usulan Program
umum lainnya. Adapun sistem Hasil analisis masalah maka
sumber kemasyarakatan yang dapat perlu adanya suatu kegiatan yang
dimanfaatkan adalah sebagai berikut. bertujuan untuk mempertahankan
1. Dinas Sosial Kabupaten Cilacap, sikap negatif masyarakat terhadap
sebagai salah satu pilar kekerasan seksual anak berupa
pemerintahan dalam penanganan sodomi sehingga masyarakat Desa
PMKS. Tarisi dapat berpikir, berpersepsi,
2. Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) merasa dan bertindak yang tepat
Cilacap Tanpa Kekerasan terhadap tindakan sodomi pada anak.
(CITRA). Hal tersebut artinya masyarakat Desa
3. Badan Pemerintahan Masyarakat Tarisi diharapkan dapat melakukan
Perlindungan Perempuan upaya yang mengarah pada
Perlindungan Anak dan Keluarga pencegahan terhadap tindakan
Berencana (Bapermas PP PA sodomi pada anak sehingga kasus
KB) Kabupaten Cilacap. sodomi pada anak di Desa Tarisi
4. Komisi Perlindungan Anak tidak terjadi lagi.
Indonesia (KPAI) sebagai pilar Dasar rencana pemecahan
utama pemerintah dalam masalah merupakan dasar pemikiran
perlindungan terhadap anak. yang berkenaan dengan Penyusun
5. Sekolah dapat dimanfaatkan usulanan program yang dibuat untuk
untuk mengadakan pemberian menangani masalah yang ada.
informasi dan pengetahuan Penyusunan perencanaan program
tentang kekerasan seksual anak. pemecahan masalah ini didasarkan
6. Pelayanan kesehatan seperti dengan hasil analisis masalah yang
Posyandu dan Puskesmas untuk ada, analisis kebutuhan yang
mengadakan pemberian dirasakan, serta potensi sumber yang

65
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli, 2019

memungkinkan guna mengatasi 1. Meningkatkan pengetahuan dan


permasalahan dan kebutuhan yang pemahaman masyarakat tentang
terkait dengan sikap masyarakat hak-hak dan perlindungan anak.
terhadap kekerasan seksual anak 2. Meningkatkan pemahaman
berupa sodomi. masyarakat tentang pendidikan
Berdasarkan hal-hal tersebut seks pada anak sejak dini.
dirasakan perlu adanya program 3. Meningkatkan kesadaran
khusus program penanganan yang masyarakat mengenai bahaya
bersifat preventif untuk mencegah sodomi pada anak.
tindakan sodomi pada anak. Program 4. Meningkatkan kepedulian sosial
yang diusulkan oleh peneliti yaitu masyarakat untuk mencegah
“Pembentukan Forum Masyarakat tindakan sodomi pada anak.
Anti Tindakan Sodomi Pada Anak
di Desa Tarisi Kecamatan Sasaran
Wanareja Kabupaten Cilacap.” Sasaran dari program
Tujuan program pembentukan forum masyarakat anti
pembentukan forum masyarakat anti tindakan sodomi pada anak adalah
tindakan sodomi pada anak terdiri masyarakat yang memiliki anak laki-
dari tujuan umum dan tujuan khusus. laki berusia 6 – 13 tahun di Desa
Tujuan umum program yang Tarisi Kecamatan Wanareja
diusulkan adalah meningkatkan Kabupaten Cilacap yaitu sebanyak
pengetahuan, pemahaman, kesadaran 40 orang.
dan kepedulian sosial masyarakat Sistem partisipan dan
terhadap tindakan sodomi pada anak. pengorganisasian dari perencanaan
Sedangkan, tujuan khusus program program menjelaskan seluruh sistem
pembentukan forum masyarakat anti atau pelaku yang terlibat dalam
tindakan sodomi pada anak ujuan pelaksanaan program. Adapun
khusus yang ingin dicapai, adalah pelaksana program ini adalah sebagai
sebagai berikut. berikut:

66
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli, 2019

1. Sistem inisiator 3. Sistem Dukungan


Sistem inisiator adalah Sistem pendukung
individu atau kelompok yang (supporting system) dalam
memiliki inisiatif untuk kegiatan ini adalah kader TP
mengatasi masalah serta PKK Desa Tarisi, Dinas Sosial
merencanakan kegiatan Kabupaten Cilacap, Badan
pemecahan masalah. Sistem Pemerintahan Masyarakat
inisiator dalam program ini yaitu Perlindungan Perempuan
Kepala Desa Tarisi bersama Perlindungan Anak dan Keluarga
peneliti sebagai calon Pekerja Berencana (Bapermas PP PA
Sosial Profesional yang KB) Kabupaten CIlacap, dan
melakukan penelitian mengenai Pusat Pelayanan Terpadu (PPT)
sikap masyarakat terhadap Cilacap Tanpa Kekerasan
kekerasan seksual anak di Desa (CITRA) Kabupaten Cilacap.
Tarisi Kecamatan Wanareja 4. Sistem sasaran
Kabupaten Cilacap. Sistem sasaran adalah
2. Sistem agen perubahan sekelompok orang yang akan
Sistem agen perubahan menjadi penerima pelayanan atau
adalah individu-individu yang terkena perubahan baik secara
bertanggung jawab langsung maupun tidak langsung.
mengkoordinir perubahan. Sistem sasaran dalam program
Sistem agen perubahan dalam ini yaitu masyarakat yang
program ini yaitu Kepala Desa memiliki anak laki-laki berusia
Tarisi bersama peneliti sebagai 6-13 tahun.
calon Pekerja Sosial Profesional 5. Sistem pelaksana teknis
yang melakukan penelitian Pelaksana teknis adalah
mengenai sikap masyarakat sistem yang melaksanakan
terhadap kekerasan seksual anak kegiatan mulai dari proses awal
di Desa Tarisi Kecamatan hingga selesai. Pada kegiatan ini
Wanareja Kabupaten Cilacap yang menjadi pelaksana teknis
perlu diadakan pembentukan Tim

67
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli, 2019

Kerja Masyarakat (TKM) yang yang digunakan manakala sistem


dibentuk dari unsur aparat desa kegiatan dan sistem sasaran
dan masyarakat. bekerja sama dengan kesepakatan
Metode pekerjaan sosial yang akan perubahan yang diinginkan
digunakan dalam program serta adanya dukungan
pembentukkan Forum Masyarakat pengambil keputusan akan
Anti Tindakan Sodomi pada Anak di alokasi dana yang dibutuhkan.
Desa Tarisi Kecamatan Wanareja Kedua adalah membangun
Kabupaten Cilacap adalah Pekerjaan kapasitas (capacity building)
Sosial Makro (community work). dengan partisipasi yang
Pekerjaan Sosial Makro adalah suatu mengarah pada kegiatan-kegiatan
praktik profesional dalam melakukan untuk melibatkan masyarakat
usaha intervensi dalam dalam usaha perubahan.
pengembangan masyarakat dan 2. Kampanye (penyuluhan sosial)
analisis kebijakan sosial. Intervensi Kampanye dilakukan
makro adalah intervensi yang pada sistem sasaran yang tidak
dilakukan dalam meningkatkan menolak untuk berkomunikasi
kualitas atau taraf hidup masyarakat dengan sistem kegiatan namun
dengan pendekatan kolektivitas. belum tercapai konsensus
Teknik yang digunakan bersama atau sistem sasaran
dalam pelaksanaan program ini mendukung perubahan tetapi
adalah sebagai berikut. tidak ada alokasi sumber untuk
1. Kolaborasi perubahan tersebut. Teknik ini
Teknik kolaborasi menggambarkan upaya
digunakan apabila sistem sasaran kelompok untuk meyakinkan
setuju (mudah teryakinkan untuk anggota sistem sasaran bahwa
sepakat) dengan sistem kegiatan perubahan dibutuhkan dan
perubahan dan adanya dukungan sumber sebaiknya dialokasikan.
alokasi sumber. Kolaborasi dapat Kampanye ini
dilakukan dengan dua teknik. menggunakan teknik edukasi dan
Pertama adalah implementasi persuasi melalui media masa

68
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli, 2019

yang dirancang untuk mendapat berbagai informasi


mempengaruhi opini publik. tentang berbagai hal yang
Pada kegiatan penyuluhan ini berkaitan dengan masalah
pemateri memberikan materi sodomi pada anak. Penyuluhan
mengenai berbagai hal yang ini akan dilakukan dengan 3
berkaitan dengan tindakan materi dari 3 narasumber.
sodomi dan seputar pendidikan Narasumber memberikan materi
seksual sejak dini. Pemateri sesuai dengan bidang-bidang
memberikan berbagai persepsi, yang menjadi keahliannya
sikap, opini, data dan informasi masing-masing. Adapun materi
mengenai permasalahan yang yang disampaikan adalah sebagai
terjadi, dengan tujuan untuk berikut.
meyakinkan sistem sasaran yaitu a. Kepala Pusat Pelayanan
masyarakat Desa Tarisi. Terpadu (PPT) Cilacap Tanpa
Kegiatan yang dilakukan Kekerasan (CITRA)
pada program pembentukan Forum Kabupaten Cilacap
Masyarakat Anti Tindakan Sodomi memberikan materi tentang
pada Anak, yaitu: sodomi dari perspektif
1. Penyuluhan tentang bahaya perlindungan anak.
sodomi pada anak b. Pekerja sosial (Dinas Sosial
Penyuluhan merupakan proses Kabupaten Cilacap)
dalam pengubahan perilaku memberikan materi tentang
dengan menyebarluaskan sodomi pada anak di pandang
pengetahuan, pemahaman dan dari segi masalah sosial.
keyakinan dari suatu informasi 2. Pelatihan tentang deteksi dini dan
baik secara lisan, tulisan maupun respons kasus tindakan sodomi
peragaan. Penyampaian materi pada anak
oleh narasumber dilakukan Pelatihan tentang deteksi
dengan ceramah. Penyuluhan dini dan respons kasus tindakan
sangat penting dilakukan karena sodomi pada bertujuan untuk
pada kegiatan ini peserta akan membekali masyarakat

69
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli, 2019

bagaimana deteksi dini dan cara Taruna dan TP PPK dimana


merespons apabila terjadi leaflet dibagikan keseluruh
tindakan sodomi pada anak. masyarakat Desa Tarisi. Leafet
Pelatihan tersebut difasilitasi oleh dibagikan kepada seluruh warga
fasilitator dari Kepala Pusat di Desa Tarisi dengan bantuan
Pelayanan Terpadu (PPT) setiap RT dan pemasangan
Cilacap Tanpa Kekerasan banner dibantu oleh masyarakat.
(CITRA) Kabupaten Cilacap. Leaflet yang dibagikan kepada
Kegiatan pelatihan ini diawali masyarakat diselipkan informasi
dengan penyampaian tentang bahwa akan diadakannya nonton
kekerasan seksual anak, sodomi, bareng film tentang korban
faktor penyebab dan dampaknya. kekerasan seksual di aula kantor
Kemudian, peserta dilatih Desa Tarisi pada akhir pekan.
bagaimana deteksi dini dan cara 4. Nonton bareng film tentang
merespons apabila terjadi korban kekerasan seksual
tindakan sodomi pada anak Kegiatan menonton film bersama
sehingga masyarakat mengetahui tentang korban kekerasan seksual
apa yang seharusnya dilakukan ini untuk menyampaikan
apabila terdapat anak yang informasi berkenaan dengan
menjadi korban sodomi. kekerasan seksual dengan media
3. Promosi media film. Selain itu, kegiatan ini
Promosi media bertujuan untuk lebih menarik
merupakan suatu kegiatan yang perhatian masyarakat juga agar
dilakukan untuk membangun masyarakat yang hadir lebih
opini pada masyarakat. Promosi mudah menangkap pesan yang
media dilaksanakan dengan disampaikan dari film tentang
membuat leaflet dan banner korban kekerasan seksual.
dengan konten slogan “Anti Kegiatan nonton film bareng ini
Sodomi Pada Anak.” Promosi dilakukan di aula kantor Desa
media dilakukan dengan bekerja Tarisi. Selanjutnya, kegiatan ini
sama RT, RW dan Karang diakhiri dengan kegiatan diskusi

70
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli, 2019

informal tentang “Anti Sodomi Masyarakat Anti Tindakan


pada Anak.” Sodomi pada Anak dengan
5. Rekrutmen Anggota Forum materi yang telah diberikan
Masyarakat Anti Tindakan dengan tujuan peserta dapat
Sodomi pada Anak berbagi ilmu dengan pengalaman
Masyarakat yang hadir pada kepada masyarakat lain.
acara penyuluhan tentang bahaya Program yang telah disusun
sodomi dengan kriteria peserta di atas memerlukan analisis untuk
berminat, komunikatif, aktif dan memperoleh gambaran yang jelas
mempunyai komitmen tinggi terhadap kemungkinan,
berkesempatan untuk menjadi kegagalan,keberhasilan, kesempatan,
anggota forum masyarakat anti serta faktor pendukung dan faktor
tindakan sodomi pada anak. penghambat program yang
Masyarakat yang bersedia untuk ditemukan selama pelaksanaan.
bergabung menjadi anggota, Analisis uji kelayakan program ini
mendaftarkan diri menjadi menggunakan analisis SWOT.
anggota forum dan bersedia Analisis SWOT adalah teknik
mengikuti kegiatan Training of analisis atau pengujian terhadap
Trainer (TOT). program pembentukan Forum
6. Training of Trainer Anggota Masyarakat Anti Tindakan Sodomi
Forum Masyarakat Anti pada Anak dengan cara
Tindakan Sodomi pada Anak mengidentifikasi kekuatan
Peserta yang terpilih (strengths), kelemahan (weaknesess),
diberi pelatihan tentang peluang (opportunities) dan ancaman
pengertian, pencegahan serta (threats). Adapun uraian yang
penanggulangan sodomi pada dijadikan landasan untuk
anak, hak-hak anak dalam menganalisis kelayakan program
Undang-Undang dan pendidikan sebagai berikut.
seksual anak sejak dini. 1. Kekuatan (strengths)
Selanjutnya, peserta berlatih a. Adanya keinginan kuat dari
menjadi fasilitator Forum masyarakat untuk melakukan

71
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli, 2019

pencegahan terhadap menyelenggarakan program


tindakan kekerasan seksual ini.
berupa sodomi pada anak. 2. Kelemahan (weaknesess)
b. Adanya keinginan a. Keterbatasan waktu
masyarakat untuk memahami dikarenakan kepentingan
secara konsep, dan tindakan pribadi masing-masing
atau aksi terhadap tindakan masyarakat.
sodomi pada anak. b. Tingkat pendidikan yang
b. Adanya kesadaran berbeda-beda mempengaruhi
masyarakat untuk mengetahui daya penerimaan dan
secara lebih dalam tentang pemahaman materi
penanganan anak korban 3. Peluang (opportunities)
sodomi. a. Tersedianya sumber dan
c. Adanya minat dan kesadaran potensi yang dapat diakses
dari masyarakat untuk untuk melaksanakan dan
berpartisipasi mengikuti mendukung program baik
program ini. dari pemerintah desa,
d. Adanya kerjasama antar kabupaten, anggota
anggota masyarakat Desa masyarakat, dan tokoh
Tarisi. masyarakat.
e. Adanya kerjasama yang baik b. Tersedianya sarana dan
antar panitia. prasarana yang dibutuhkan
f. Masih adanya nilai untuk melaksanakan program
kekeluargaan dan gotong tersebut.
royong dalam masyarakat. c. Kemauan yang kuat dari
g. Program yang diusulkan pemerintah Desa Tarisi guna
berdasarkan kebutuhan mencegah terjadinya kasus
masyarakat. sodomi.
h. Ketersediaan sumber daya d. Dukungan dari instansi-
manusia sebagai sistem instansi terkait antara lain
partisipan dalam Dinas Sosial Kabupaten

72
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli, 2019

Cilacap, dan Pusat Pelayanan yang sangat menolak terhadap


Terpadu (PPT) Cilacap Tanpa kekerasan seksual anak berupa
Kekerasan (CITRA). sodomi.
e. Adanya peraturan daerah Aspek sikap masyarakat
Kabupaten Cilacap tentang terhadap kekerasan seksual anak di
perlindungan anak yaitu Desa Tarisi Kecamatan Wanareja
Peraturan Daerah Kabupaten Kabupaten Cilacap dilihat dari aspek
Cilacap Nomor 6 Tahun kecenderungan berpikir
2016. menunjukkan bahwa skor aspek
4. Ancaman (threats) kecenderungan berpikir berada pada
a. Dana yang dibutuhkan dalam kategori negative, sspek sikap
kegiatan ini cukup besar. masyarakat terhadap kekerasan
b. Masih ada kekhawatiran dari seksual anak di Desa Tarisi
masyarakat karena masalah Kecamatan Wanareja Kabupaten
sodomi merupakan masalah Cilacap dilihat dari aspek
yang sensitif. kecenderungan berpersepsi
menunjukkan bahwa skor aspek
Simpulan dan Saran kecenderungan berpersepsi berada
Hasil penelitian menunjukkan pada kategori negative, aspek sikap
keempat aspek sikap yang diteliti masyarakat terhadap kekerasan
mempunyai skor yang berada pada seksual anak di Desa Tarisi
kategori sangat negatif. Hal ini Kecamatan Wanareja Kabupaten
ditunjukkan dengan perolehan skor Cilacap dilihat dari aspek
total yaitu sebesar 18.733 atau 86,01 kecenderungan merasa menunjukkan
persen dari jumlah skor ideal. Secara bahwa skor aspek kecenderungan
kontinum, dapat dilihat bahwa merasa berada pada kategori sangat
perolehan skor aspek sikap berada negative dan aspek sikap masyarakat
pada kelas interval 17.424 – 21.780 terhadap kekerasan seksual anak di
atau berada pada kategori sangat Desa Tarisi Kecamatan Wanareja
negatif. Hal tersebut menunjukkan Kabupaten Cilacap dilihat dari aspek
bahwa masyarakat memiliki sikap kecenderungan bertindak

73
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli, 2019

menunjukkan bahwa skor aspek pengetahuan, pemahaman, kesadaran


kecenderungan bertindak berada dan kepedulian sosial masyarakat
pada kategori sangat negatif. terhadap tindakan sodomi pada anak.
Berdasarkan hasil analisis Beberapa saran yang peneliti
masalah maka perlu adanya suatu sampaikan berdasarkan hasil penelitian

kegiatan yang bertujuan untuk tentang sikap masyarakat terhadap

mempertahankan sikap negatif kekerasan seksual anak di Desa Tarisi

masyarakat terhadap kekerasan Kecamatan Wanareja Kabupaten

seksual anak berupa sodomi Cilacap, antara lain:

sehingga masyarakat Desa Tarisi 1. Saran Guna Laksana

dapat berpikir, berpersepsi, merasa a. Diharapkan sosialisasi

dan bertindak yang tepat terhadap program dilaksanakan dengan

tindakan sodomi pada anak. Hal baik agar informasi mengenai

tersebut artinya masyarakat Desa kegiatan program dapat

Tarisi diharapkan dapat melakukan diterima oleh masyarakat .

upaya yang mengarah pada b. Diharapkan masyarakat aktif

pencegahan terhadap tindakan mengikuti kegiatan program

sodomi pada anak sehingga kasus yang telah direncanakan.

sodomi pada anak di Desa Tarisi c. Diharapkan pemerintah Desa


Tarisi dapat mendukung penuh
tidak terjadi lagi.
program yang telah dirancang
Berdasarkan hal-hal tersebut
berdasarkan hasil penelitian
dirasakan perlu adanya program
baik yang bersifat aksesibilitas
khusus program penanganan yang
maupun fasilitatif dalam upaya
bersifat preventif untuk mencegah
pencegahan tindakan sodomi
tindakan sodomi pada anak. Program
pada anak.
yang diusulkan oleh peneliti yaitu
d. Diharapkan pemerintah
“Pembentukan Forum Masyarakat
Kabupaten Cilacap dapat
Anti Tindakan Sodomi Pada Anak
memberikan dukungan baik
di Desa Tarisi Kecamatan
materi maupun fasilitas serta
Wanareja Kabupaten Cilacap.” turut serta dalam upaya
Tujuannya adalah meningkatkan

74
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli, 2019

pencegahan tindakan sodomi Bagong Suyanto. (2013). Masalah


pada anak. Sosial Anak. Jakarta: Prenada
Media.
2. Penelitian selanjutnya Bungin, Burhan. (2005). Metodologi
a. Hasil penelitian dapat Penelitian Kuantitatif.
Jakarta: Kencana Prenada
dijadikan sumber rujukan Media Group.
untuk melakukan penelitian Damar Sinuko. (2016). Jateng Zona
Merah Kekerasan pada
di Desa Tarisi dengan Perempuan dan Anak.
variabel dan subjek penelitian https://www.cnnindonesia.co
m/nasional/20160518225426-
yang berbeda. 20-131772/jateng-zona-
b. Penelitian selanjutnya merah-kekerasan-pada-
perempuan-dan-anak/.
disarankan menggunakan Diakses pada tanggal 13
pendekatan yang berbeda Agustus 2017.
Dwi Heru Sukoco. (1991). Profesi
yaitu pendekatan kualitatif Pekerjaan Sosial dan Proses
dengan metode studi kasus Pertolongannya. Bandung:
Koperasi Mahasiswa STKS.
agar memperoleh hasil Ellen Netting, F, dkk. Alih Bahasa:
penelitian yang lebih Nelson Aritonang, dkk.
(2004). Praktek Makro
mendalam. Pekerjaan Sosial. STKS:
Bandung.
Fattah Hanurawan. (2010). Psikologi
DAFTAR PUSTAKA Sosial Suatu Pengantar.
Bandung: PT Remaja
Abu Huraerah. (2012). Kekerasan Rosdakarya.
Terhadap Anak. Bandung: Fifih Roffiqoh. (2017). Kepercayaan
Nuansa Cendekia. Diri Anak Korban Tindak
Adi Fahrudin. (2012). Pengantar Kekerasan Seksual Pada
Kesejahteraan Sosial. Bandung: Lingkungan Sosial (Studi
Refika Aditama. Kasus Klien di Pusat
Angling Adhitya Purbaya. (2016). Dukungan Anak dan
Hingga Bulan Mei 2016, Ada Keluarga Kabupaten
34 Kasus Kekerasan Seksual Cianjur). STKS: Bandung.
di Jawa Tengah . Hurlock, Elizabeth B. (1999).
https://news.detik.com/berita/ Psikologi Perkembangan
d-3224354/hingga-bulan- Suatu Pendekatan Rentang
mei-2016-ada-34-kasus- Kehidupan. Jakarta:
kekerasan-seksual-di-jawa- Erlangga.
tengah. Diakses pada pada Isbandi Rukminto Adi. (2005). Ilmu
tanggal 13 Agustus 2017. kesejahteraan Sosial dan
Pekerjaan Sosial (Pengantar

75
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli, 2019

Pada pengertian dan Rineka Cipta.


Beberapa Pokok Bahasan). PKBI Jawa Tengah. (2016).
Jakarta: FISIP UI Press. Keprihatinan pada
__________. 2013. Kesejahteraan Kekerasan Perempuan dan
sosial (Pekerjaan sosial, Anak.
Pembangunan http://pkbijateng.or.id/tag/kek
Sosial, dan Kajian erasan/. Diakses pada tanggal
Pembangunan). Jakarta: PT. 13 Agustus 2017.
Raja Grafindo Persada. Ratna Widiyati. (2015). Tindak
Ivo, Noviana. (2015). Kekerasan Pidana Terkait Sodomi
Seksual Terhadap Anak: Terhadap Anak Dalam
Dampak dan Perspektif Perlindungan Anak.
Penanganannya. Sosio http://repository.unair.ac.id/1
Informa Vol. 01(1) hal. 16. 9923/1/TH.06-
Kartini Kartono. (2009). Psikologi 16%20Wid%20t.pdf. Diakses
Abnormal dan Abnormalitas pada tanggal 1 Januari 2017.
Seksual. Bandung: CV. Saifudin Azwar. 2009. Sikap
Mandar Maju. Manusia Teori dan
Koentjoroningrat. (2005). Pengantar Pengukurannya. Yogyakarta:
Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Pustaka Pelajar.
Rineka Cipta. Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum.
Lina Favourita, dkk. (2009). Bandung: Pustaka Setia.
Pedoman Penanganan Korban Soerjono Soekanto. 2013. Sosiologi
Tindak Kekerasan. Bandung: Suatu Pengantar. Depok:
STKSPRESS Bandung Raja Grafindo Persada.
Luhulima, Achie S. (2000). Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Pemahaman Bentuk-Bentuk Kuantitatif Kualitatif dan
Tindak Kekerasan Terhadap R&D. Bandung: Alfabeta.
Perempuan dan Alternatif Undang-Undang Nomor 4 Tahun
Pemecahannya. Jakarta: P.T. 1979 tentang Kesejahteraan
Alumni. Anak.
Lutfi, Isbandi. (2012). Sikap Undang-Undang Nomor 35 Tahun
Masyarakat terhadap Anak 2014 tentang Perubahan atas
Berkebutuhan Khusus (ABK) Undang-Undang Nomor 23
dalam Sekolah Inklusi di Tahun 2003 tentang
Kabupaten Wonogiri. Perlindungan Anak.
https://digilib.uns.ac.id/ Undang-Undang Nomor 39 Tahun
Kabupaten-Wonogiri. 1999 tentang Hak Asasi
Diakses pada tanggal 12 Manusia
Agustus 2017. Yana Sundayani. (2015). Pengantar
Moh Nazir. (2005). Metode Metode Pekerjaan Sosial.
Penelitian. Jakarta: Ghalia Bandung: STKS PRESS
Indonesia. Bandung.
Notoatmodjo Soekidjo. 2012. Yeni Widyastuti. (2014). Psikologi
Promosi kesehatan dan Sosial. Yogyakarta: Graha
Perilaku Kesehatan. Jakarta: Ilmu.

76
Biyan: Jurnal Ilmiah Kebijakan dan Pelayanan Pekerjaan Sosial Vol. 01 No. 1, Juli, 2019

Yesmil, Anwar dan Adang. (2013).


Sosiologi untuk Universitas.
Bandung: PT Refika
Aditama.
Yuri Andriyadi.(2014). Sikap
Masyarakat Terhadap
Remaja Yang Melakukan
Tindak Kriminal Pembegalan
Di Desa Mulyorejo.
Jurnal.fkip.unila.ac.id.
Diakses pada tanggal 12
Agustus 2017.
Yusman H. (2017). Cegah
Terjadinya Kekerasan
Terhadap Anak dengan
Edukasi.
http://citranewsindonesia.com
/2017/09/22/cegah-
terjadinya-kekerasan-
terhadap-anak-dengan-
edukasi.html. Diakses pada
tanggal 13 Agustus 2017

77

You might also like