You are on page 1of 11

Health Sciences Journal Vol (No) (Tahun): Hal-Hal hal

JURNAL ILMIAH MAHASISWA


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
HEALTH SCIENCES JOURNAL
http://studentjournal.umpo.ac.id/index.php/HSJ

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KUALITAS TIDUR PADA LANSIA DI


DESA TUGUREJO KECAMATAN SAWOO KABUPATEN PONOROGO (WILAYAH
KERJA PUSKESMAS SAWOO)
Rizqi Fauziyah Arrohmah, Laily Isro’in, Sulistyo Andarmoyo, Hery Ernawati, Elmie Muftiana

Fakultas ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Ponorogo

E-mail : rizqi.fa20@gmail.com
Diterima: Disetujui: Dipublikasikan:

Abstract
Changes that occur in the elderly will cause the elderly to become stressed. Stress can affect the sleep quality of the
elderly to be bad. The purpose of this study was to determine the relationship between stress levels and sleep quality in the
elderly in Tugurejo Village, district. Sawo district. Ponorogo (working area of Sawoo Health Center).
The design of this study was correlated with a cross sectional approach. The population in the study was all elderly in
Tugurejo Village with a sample of 41 respondents. Sampling using purposive sampling. The research instrument used was the
DASS and PSQI questionnaires. Data analysis using Fisher's Exact Test.
In this study, it was found that most of the elderly experienced mild stress levels as many as 25 respondents (61.0%)
and 16 elderly (39.0%) did not experience stress. Most of the elderly who experienced poor sleep quality as many as 26
respondents (63.4%) and 15 elderly (36.6%) had good sleep quality.
The conclusion of this study is that there is a relationship between stress levels and sleep quality in the elderly in
Tugurejo Village, district. Sawoo kab. Ponorogo (the working area of the Sawoo Health Center), It is hoped that this research
can provide positive information, and it is also hoped that the elderly will not only pay attention to physical health but also pay
attention to psychological problems to minimize stress levels by practicing proper stress management so that they get good
quality sleep.
Keywords: Elderly, Stress level, Sleep Quality

Abstrak
Perubahan yang terjadi pada lansia akan mengakibatkan lansia menjadi stres. Stres dapat mempengaruhi kualitas tidur
lansia menjadi buruk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres dengan kualitas tidur
pada lansia di Desa Tugurejo kec. Sawoo kab. Ponorogo (wilayah kerja puskesmas Sawoo).
Desain penelitian ini adalah korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini seluruh lansia di
Desa Tugurejo dengan sampel sebanyak 41 responden. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Instrumen
penelitian yang digunakan adalah kuisioner DASS dan PSQI. Analisis data menggunakan Uji Fisher’s Exact Test.
Pada penelitian ini didapatkan Sebagian besar lansia mengalami tingkat stres ringan sebanyak 25 responden (61,0%)
dan 16 lansia (39,0%) tidak mengalami stres. Sebagian besar lansia yang mengalami kualitas tidur buruk sebanyak 26 responden
(63,4%) dan 15 lansia (36,6%) mempunyai kualitas tidur yang baik. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan
antara tingkat stres dengan kualitas tidur pada lansia di Desa Tugurejo kec. Sawoo kab. Ponorogo (wilayah kerja puskesmas
Sawoo), diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang positif, dan juga diharapkan lansia tidak hanya
memperhatikan kesehatan fisik akan tetapi juga memperhatikan masalah psikologis untuk meminimalkan tingkat stres dengan
cara melatih manajemen stres yang tepat sehingga mendapatkan kualitas tidur yang baik.
Kata kunci : Lansia, Tingkat stres, Kualitas Tidur

How to Cite: Rizqi Fauziyah Arrohmah (2021). Hubungan Tingkat Stres Dengan Kualitas Tidur Pada Lansia Di Desa
Tugurejo Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo (Wilayah Kerja Puskesmas Sawoo). Penerbitan Artikel llmiah
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Vol (No): Halaman doi: .......................

© 2021 Universitas Muhammadiyah Ponorogo. All rights reserved


Alternatif Email : ISSN (Print)
ISSN (Online)
Health Sciences Journal Vol (No) (Tahun): Hal-Hal hal

PENDAHULUAN Data dari Word Population


Penuaan merupakan perubahan yang Prospects tahun 2015 sebanyak 901 juta
terjadi pada makhluk hidup, termasuk tubuh, orang berusia 60 tahun atau lebih. Pada
jaringan dan sel yang mengalami penurunan tahun 2030 akan terus mengalami
kapasitas fungsional. Pada manusia penuaan peningkatan menjadi 1,4 milyar (United
dihubungkan dengan perubahan Nations, 2015 dalam Saraisang dkk, 2018).
degenerative pada kulit, tulang, jantung, Di Indonesia jumlah lansia berdasarkan
pembuluh darah, paru-paru, otot, proyeksi penduduk tahun 2018 mencapai
penglihatan, kognitif, respirasi dan juga 23,66 juta jiwa atau sekitar 9,03%. Provinsi
pada pola tidurnya. Karena kemampuan di Indonesia dengan jumlah lansia terbanyak
regenerative yang terbatas, mereka lebih diduduki oleh Yogyakarta (13,81%), Jawa
rentan terhadap bebagai penyakit, sindroma Tengah (12,59%), dan Jawa Timur (12,25%)
dan kesakitan dibandingkan dengan orang atau sekitar 2,2 juta jiwa (Kemenkes, 2018).
dewasa lain (Kholifah, 2016). Pada tahun 2020 jumlah lansia di Ponorogo
Lansia akan mengalami penurunan sebanyak 96.693 orang, dan Kecamatan
kemampuan untuk melakukan adaptasi pertama dengan jumlah lansia terbanyak
dengan stress lingkungan serta kegagalan berada di Kecamatan Sukorejo dengan
dalam mempertahankan keseimbangan jumlah 10.045 dan yang kedua berada pada
tubuh terhadap kondisi stress fisiologis. Kecamatan Sawoo dengan jumlah lansia
Stress adalah kondisi dimana seseorang 10.009 orang (Dinas Kesehatan Kabupaten
melihat adanya tuntutan situasi sebagai Ponorogo, 2020).
beban diluar batas kemampuan untuk Menurut Putri (2014), bahwa
memenuhinya (Nasir, 2011). Salah satu buruknya kualitas tidur akan mempengaruhi
dampak dari stres yang dialami oleh lansia penurunan imunitas tubuh pada orang lanjut
yaitu adanya gangguan pada tidurnya seperti usia dan akan menyebabkan tubuh terasa
insomnia, hypersomnia dan gangguan siklus lemas dan mudah lelah. Stres merupakan
tidur bangun. Gangguan pola tidur yaitu salah satu penyebab dari gangguan tidur
keadaan seseorang mengalami suatu karena pada saat stres terjadi peningkatan
perubahan dalam kuantitas atau kualitas pola hormon epinefrin, norepinefrin dan kortisol
istirahatnya sehingga menyebabkan rasa yang mempengaruhi susunan saraf pusat dan
tidak nyaman dan mengganggu aktivitasnya mengakibatkan keadaan terjaga dan
(Okatiranti, 2015). meningkatkan kewaspadaan sistem saraf
Health Sciences Journal Vol (No) (Tahun): Hal-Hal hal
pusat. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas METODE PENELITIAN
tidur lansia. Selain itu perubahan hormone Metode penelitian ini adalah
tersebut juga akan mempengaruhi siklus korelasi dengan pendekatan cross sectional.
tidur Non Rapid Eye Movement (NREM) Tempat penelitian dilakukan di Desa
dan Rapid Eye Movement (REM) sehingga Tugurejo Kecamatan Sawoo Kabupaten
dapat menjadikan seseorang terbangun pada Ponorogo (Wilayah Kerja Puskesmas
malam hari dan bermimpi buruk (Sherwood, Sawoo). dan penelitian ini dilaksanakan
2011). pada tanggal 28-29 Juni 2021. Populasi pada
Penanganan untuk stress dan penelitian ini adalah seluruh lansia di Desa
meningkatakan kualitas tidur pada lansia Tugurejo Kecamatan Sawoo Kabupaten
salah satunya dengan cara farmakologi yaitu Ponorogo sejumlah 410 orang. Sampel yang
memberikan obat sedative hipnotik seperti memenuhi kriteria penelitian sejumlah 41
golongan benzodiapepine (Ativan, valium, responden. Pengumpulan data menggunakan
dan diazepam), hal itu akan mempunyai kuisioner, variabel tingkat stres diukur
efek samping jika berkepanjangan, sehingga menggunakan DASS 42, variabel kualitas
harus ada cara lain pengobatan yang tidur diukur menggunakan PSQI. Data
diberikan kepada lansia yaitu dengan cara diolah melalui Editing, Codding, Scoring,
non farmakologi (Monica, R dkk 2017). Tabulating. Dengan menggunakan uji
Contoh dari penanganan non farmakologi Fisher Exact Test dengan aplikasi SPSS 18.
adalah dengan memberikan terapi stimulus HASIL DAN PEMBAHASAN
control, melakukan olahraga ringan seperti : 1. Tingkat Stres pada lansia
berjalan kaki pada pagi hari, berlari-lari Kriteria Stres Frekuensi Persentase
(%)
kecil, senam atau sekedar meregangkan otot
Normal 16 39,0
dan juga bisa dengan terapi relaksasi
Ringan 25 61,0
contohnya merendam kaki dengan air hangat
Jumlah 41 100
(Putra, 2014). Sumber : Data Primer tahun 2021
Berdasarkan dari uraian diatas maka Berdasarkan tabel tersebut diatas,
peneliti ingin mengambil penelitian yang dapat diketahui bahwa dari 41 responden
berjudul “Hubungan Tingkat Stres Dengan penelitian didapatkan sebagian besar
Kualitas Tidur Pada Lansia Di Desa respnden lansia mengalami stres ringan
Tugurejo Kecamatan Sawoo Kabupaten sebanyak 25 responden (61,0%), sedangkan
Ponorogo (Wilayah Kerja Puskesmas yang tidak mengalami stres sebanyak 16
Sawoo)”. responden (39,0%). Berdasarkan data yang
Health Sciences Journal Vol (No) (Tahun): Hal-Hal hal
diisi pada kuisioner sebagian besar melambat, semakin bertambahnya usia maka
responden yang mengalami stres ringan tingkat stress seseorang juga akan bertambah
mengatakan merasa gelisah, merasa sulit tinggi. Menurut peneliti bahwa usia 60
beristirahat dan merasa sulit untuk tahun keatas maka stressornya akan
bersantai. Menurut (Kholifah, 2016) bahwa bertambah dan setiap responden
semakin tua usia seseorang maka akan mempunyai tingkat stress yang berbeda-
terjadi penurunan yang berdampak pada beda, karena tingkat stress bersifat subjektif
perubahan fisik, psikososial, pekerjaan, dan banyak faktor yang mempengaruhi,
peran sosial dimasyarakat, sehingga akan seperti faktor fisiologis, biologis, dan
mempengaruhi kesehatan individu. Lanjut sosiokultural.
usia akan mengalami perubahan Sebagian besar lansia berjenis
dikehidupannya yang akan menimbulkan kelamin perempuan cenderung mengalami
berbagai permasalahan baik fisik, kognitif tingkat stres ringan sebanyak 15 responden
(intelektual), emosional dan spiritual, (36,6%), sedangkan lansia laki-laki yang
tekanan atau stressor pada diri lansia akan mengalami stress ringan sebanyak 10
berpengaruh pada rasa kecemasan dan stres. responden (24,4%) . Pernyataan ini sesuai
Lansia mudah mengalami stres karena dengan Intani (2013) bahwa wanita yang
adanya penurunan fungsi dari mekanisme berusia diatas 60 tahun cenderung
koping (Anderson, 2008 dalam Rosita, mengalamai stress tinggi dikarenakan
2012) . Sulit untuk bersantai adalah salah pengaruh dari transisi fungsi reproduksi dan
satu gejala dari stress karena jika seseorang hormonal yang dikarenakan oleh
stress maka akan merasa cemas, gelisah menopause. Peneliti berpendapat jenis
sehingga akan sulit untuk bersantai kelamin mempengaruhi tingkat stress pada
(Hardjana dalam (Sukoco, 2014)). lansia.
Sebagian besar lansia berusia 60-74 Tingkat pendidikan lansia sebagian
tahun (75,6%) semakin meningkatnya usia besar adalah berpendidikan SD dan
seseorang maka tingkat stressor nya akan cenderung mengalami tingkat stress ringan
bertambah. Hal ini tidak sesuai dengan sebanyak 17 responden (41,5%) . Penelitian
pernyataan (Surasono, 2009 dalam ini sejalan dengan (Amir, 2008) bahwa
(Masfuati, 2015)) bahwa secara fisiologis tingkat pendidikan yang tinggi cenderung
lansia akan mengalami penurunan pada menyebabkan perubahan pandangan hidup
reseptor yaitu mineralkortikoid dan dan pola pikir. Perubahan pola pikir tersebut
glukokortikoid sehingga akan menyebabkan adalah dari pola pikir tradisonal kearah yang
hormone kortisol pada lansia akan lebih maju sehingga dapat memandang
Health Sciences Journal Vol (No) (Tahun): Hal-Hal hal
persoalan dari berbagai sudut pandang lansia diakibatkan oleh stressor berupa
termasuk dalam hal mengolah stress. perubahan-perubahan yang menuntut adanya
Peneliti berpendapat bahwa tingkat penyesuain dari lansia. Peneliti berpendapat
pendidikan seseorang mempengaruhi cara bahwa lansia yang tinggal bersama dengan
pandang lansia dalam menyikapi stres. pasangannya saja mengatakan sering merasa
Sebagian besar lansia bekerja sebagai kesepian dikarenakan jauh dari anak dan
petani cenderung mengalami stres ringan cucunya.
sebanyak 14 responden (34,1%). Tidak Sedangkan lansia yang tidak
sejalan dengan penelitian Sri Hindriyastuti, mengalami stres sebanyak 16 responden
dkk (2018) didapatkan hasil penelitian (39,0%) dikarenakan mendapatkan
sebanyak 32 responden (48,5%) bahwa dukungan dari lingkungan yang baik seperti
lansia yang awal mulanya terbiasa bekerja keakraban lansia dengan pasangan dan
dengan bertani, berwiraswasta dan memiliki keluarganya dan juga karena pola koping
penghasilan sendiri sekarang menjadi tidak individu yang baik dengan penyesuain diri,
berpenghasilan dan berdiam diri dirumah, seperti sabar dalam penundaan, tidak mudah
hal ini lah yang menjadi salah satu faktor tersinggung, dan tidak mudah marah. Hal ini
terjadinya stress ringan. Faktor yang didukung oleh penelitian (Indiana, 2010
mempengaruhi kesehatan jiwa lansia adalah dalam (Masfuati, 2015)) bahwa banyaknya
penurunan kondisi fisik, penurunan fungsi stressor akan mengakibatkan stres pada diri
seksual, perubahan psikologi dan perubahan seseorang bukan karena stres yang
peransosial masyarakat serta perubahanyang disebabkan dari lingkungan saja tapi dari
berkaitan dengan pekerjaan (Masfuati, dalam individu. Namun sumber stres dapat
2015). Peneliti berpendapat bahwa lansia berubah-ubah sesuai dengan
yang yang bekerja memiliki tingkat stress perkembanganya tergantung pada koping
yang lebih dibandingkan dengan lansia yang yang dimilikinya. Peneliti berpendapat
tidak bekerja dikarenakan adanya tuntutan bahwa lansia yang yang tidak mengalami
dalam pekerjaanya. stres karena mereka memiliki dukungan dari
Lansia yang tinggal bersama dengan lingkungan dan pola koping yang baik
suami/istri cenderung mengalami stress sehingga bisa memanajemen stres dengan
ringan sebanyak 17 responden (41,5%). Hal baik pula.
ini sesuai dengan penelitian Mete (2011) 2. Kualitas Tidur Pada Lansia
bahwa kesepian memainkan peran penting Kualitas Frekuensi Persentase
Tidur (%)
sebagai mediator dalam hubungan
Baik 15 36,6
interpersonal terhadap stress. Tekanan pada Buruk 26 63,4
Health Sciences Journal Vol (No) (Tahun): Hal-Hal hal
Jumlah 41 100 Semakin bertambahnya usia seseorang maka
Sumber : Data Primer tahun 2021 akan mengalami penurunan fungsi tubuh

Berdasarkan tabel tersebut diatas. seperti halnya pada kualitas tidur. Menurut

dapat diketahui bahwa dari 41 responden Potter dan Perry (2012) faktor yang

penelitian sebagian besar lansia mengalami mempengaruhi tidur adalah usia, penyakit

kualitas tidur buruk sebanyak 26 responden fisik, obat-obatan, substansi gaya hidup,

(63,4%), sedangkan lansia yang memiliki stress emosional, lingkungan, latiahan fisik,

kualitas tidur baik sebanyak 15 responden kelelahan dan asupan makanan /kalori.

(36,6%). Dari 26 responden yang Menurut (W Prasetyo. Et.al., 2020)

mengalami gangguan kualitas tidur bahwa pola tidur normal akan berubah

mengeluhkan sering merasa terganggu dengan bertambahnya usia. Usia yang

akibat sering terbangun dimalam hari, durasi semakin bertambah membuat lansia

tidur yang pendek sehingga menyebabkan mengalami penurunan fungsi sel saraf otak

terganggunya aktivitas disiang hari. Dari yang menyebabkan penyusutan kerja saraf

hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang yang berpengaruh pada penurunan perasaan

dilakukan (Hidayat, 2016) tentang yang merangsang untuk tidur. Secara

Hubungan Tingkat Stres dengan Kualitas fisiologis dapat menyebabkan penurunan

Tidur pada lansia di Dusun Joho Desa kualitas dan kuantitas tidur pada lansia. Hal

Condong Catur Depok Sleman bahwa hasil ini sejalan dengan penelitian Saputra

distribusi frekuensi kualitas tidur yang buruk (2013) kebutuhan tidur normal pada orang

pada lansia sebanyak 41 (58,6%) responden, dengan usia 60 tahun keatas yaitu selama 6

sedangkan lansia dengan kualitas tidur baik jam sebanyak 20-25%, 4 dari siklus tidur

sebanyak 29 (41,4%) responden. Kualitas REM dan tahap IV NREM menjadi

tidur merupakan kemampuan seseorang menurun, sehingga lansia akan mengalami

dalam mempertahankan tidurnya untuk gangguan pada tidur yaitu sering terjaga

mendapatkan kebutuhan tidur yang pada tidurnya. Menurut peneliti bahwa usia

dibutuhkan. Kualitas tidur buruk pada lansia merupakan salah satu faktor yang

dapat disebabkan karena adanya gaya hidup menyebabkan seseorang mengalami

yang buruk seperti tidak adanya pengaturan perubahan pada kualitas tidurnya.

jam tidur. Sebagian besar lansia berjenis

Sebagian besar lansia berusia 60-74 kelamin perempuan cenderung mengalami

tahun cenderung mengalami kualitas tidur kualitas tidur yang buruk yaitu sebanyak 16

yang buruk sebanyak 23 (56,1%) responden. responden (39,0%). Hasil penelitian ini
sejalan dengan Intani (2013) bahwa wanita
Health Sciences Journal Vol (No) (Tahun): Hal-Hal hal
berusia diatas 60 tahun cenderung meningkat pula kualitas tidurnya, dan juga
mengalami penurunan kualitas tidur sebaliknya jika semakin rendah pendidikan
dibandingkan dengan laki-laki berusia seseorang maka akan semakin menurun pula
diatas 60 tahun dikarenakan adanya kualitas tidurnya.
pengaruh dari penurunan fungsi reproduksi Sebagian besar lansia bekerja sebagai
dan hormonal yang diakibatkan dari petani cenderung mengalamii kualitas tidur
menopause. Lansia berjenis kelamin buruk yaitu sebanyak 15 responden (36,6%).
perempuan akan lebih besar mengalami Sejalan (Andriani, 2017) bahwa sebanyak
gangguan pada tidurnya dikarenakan (50,0%) responden lansia yang diteliti
mengalami perubahan hormone estrogen bekerja sebagai petani. Pekerjaan sebagai
yang mempengaruhi irama sirkadian dan petani sangatlah melelahkan sehingga akan
menyebabkan kesulitan untuk tidur. mengakibatkan kebutuhan tidur lansia
Menurut peneliti bahwa proses menua menjadi berkurang karena mayoritas petani
merupakan tahap akhir dari kehidupan yang bekerja mulai dari dini hari smapai dengan
mengalami berbagai kemunduran seperti malam hari, individu yang melakukan
halnya dalam tidur terdapat gangguan pada aktivitas dimalam hari akan cenderung
durasi tidur, dan kualitas tidur lansia. merubah gaya hidup dan akan
Sehingga permasalahan tidur pada lansia mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Hal
harus ditangani dengan tepat. ini sesuai dengan teori Potter dan Perry
Sebagian besar lansia berpendidikan (2010) bahwa rutinitas atau kegiatan
SD cenderung mengalami kualitas tidur seseorang akan berpengaruh pada pola
buruk yaitu sebanyak 17 responden (41,5%). tidurnya. Menurut peneliti bahwa lansia
Menurut penelitian (Putu Agus. Et.al., 2020) yang memiliki pekerjaan bertani akan
yang dilakukan di Desa Unggahan cenderung memiliki kualitas tidur buruk
didapatkan hasil distribusi frekuensi dikarenakan bertani akan memakan sebagian
sebagian besar lansia memiliki tingkat waktu lansia untuk beristirahat sehingga
pendidikn SD sebanyak 25 orang (78,2%) akan berpengaruh pada kualitas tidurnya.
dan SMP 7 orang (21,8%), rendahnya Sebagian besar lansia tinggal
tingkat pendidikan seseorang maka tingkat bersama pasangannya cenderung mengalami
stressornya akan lebih tinggi. Stressor yang kualitas tidur buruk yaitu sebanyak 17
tinggi akan menambah beban pikiran responden (41,5%). Menurut penelitian
sesorang dan akan menggaggu kualitas (Kumar, 2017) dengan judul Kualitas Tidur
tidurnya. Menurut peneliti bahwa semakin Pada Geriatri di Panti Sosial Tresna Werdha
tinggi pendidikan seseorang maka akan Wana Sraya didapatkan hasil sebagian besar
Health Sciences Journal Vol (No) (Tahun): Hal-Hal hal
lansia memiliki kualitas tidur buruk yang berakibat pada kognitif sehingga
sebanyak 63,3%, mayoritas geriatric yang berdampak pada emosi.
memiliki kualitas buruk disebabkan oleh 3. Hubungan Tingkat Stres dengan
beberapa faktor diantaranya adalah Kualitas Tidur Pada Lansia
lingkungan, masalah keluarga, dan masalah Kriteria Kualitas Tidur Juml % P
Stres Baik Buruk ah
pertemanan. Hal ini tidak sejalan dengan
N % N %
pendapat Maryam et al (2011) bahwa setiap Normal 15 36,6 1 2,4 16 39,0 0,000
Ringan 0 0,0 25 61,0 25 61,0
anggota keluarga seperti halnya pasangan Jumlah 15 36,6 26 63,4 41 100,0
value = 0,000 α= 0,05 cc= 0,689 df= 1
memiliki peranan penting dalam melakukan Sumber : Uji Fisher Exact Test
perawatan terhadap individu/lansia. Peranan Berdasarkan tabel tersebut diatas,
keluarga dalam perawatan lansia diantaranya dapat diketahui dari 41 responden
menjaga atau merawat, mempertahankan didapatkan hasil 15 responden (36,6%)
dan meningkatkan status mental, lansia yang tidak mengalami stress dengan
mengantisipasi perubahan ekonomi, dan kualitas tidur baik., serta 26 responden
juga memberikan motivasi serta lansia (36,6%) mengalami tingkat stress
memfasilitasi kebutuhan spiritual bagi ringan dengan kualitas tidur buruk.
lansia/ pasangannya. Peneliti berpendapat Dari tabulasi antara tingkat stress
bahwa lansia yang tinggal bersama dengan dengan kualitas tidur menyatakan bahwa ada
pasangannya akan mengalami kesepian hubungan tingkat stress dengan kualitas
dikarenakan jauh dari anak dan juga tidur yaitu (36,6%). Diperkuat oleh
cucunya, akan tetapi lansia yang tinggal penelitian (Hidayat, 2016) berjudul
bersama pasangannya memiliki sisi positif “Hubungan Tingkat Stres dengan Kuaitas
seperti bisa lebih bertukar pikiran dan juga Tidur Lansia Di Desa Condong Catur Depok
mendekatkan diri dengan sang pencipta. Sleman” menunjukkan bahwa terdapat
Sedangkan lansia yang memiliki hubungan tingkat stres dengan kualitas tidur
kualitas tidur baik sebanyak 15 responden lansia dengan nilai p value = 0,000 (p<0,05)
(36,6%) dikarenakan bahwa seseorang sebagian besar lansia mengalami stres ringan
dengan pikiran yang tenang dapat sebanyak 28 orang (40%) dan sebagian
memberikan tidur yang efektif seperti tidak besar mengalami kualitas tidur buruk
kesulitan dalam memualai tidur. Hal ini sebanyak 41 orang (58%). Dapat
sesuai dengan pernyataan (PhD Drake. disimpulkan bahwa stres akan berpengaruh
Et.al., 2014), menyatakan bahwa efek dari pada kualitas tidur lansia begitu pula
stres dapat berpengaruh pada kesulitan tidur sebaliknya, jika lansia tidak mengalami stres
Health Sciences Journal Vol (No) (Tahun): Hal-Hal hal
maka cenderung tidak mengalami gangguan (36,6%) mempunyai kualitas tidur yang
pada kualitas tidurnya. baik.
Hasil penelitian ini didukung oleh 3. Terdapat hubungan antara tingkat stres
teori milik Mubarak dkk (2015), bahwa stres dengan kualitas tidur lansia di Desa
adalah salah satu faktor yang mempengaruhi Tugurejo Kecamatan Sawoo Kabupaten
kualitas dan kuantitas tidur seseorang. Jika Ponorogo, didapatkan nilai p value
orang itu memiliki masalah psikologis atau 0,000 < α (0,05) maka H0 ditolak dan
stres akan mengalami ketegangan otot yang H1 diterima yang berarti terdapat
mengakibatkan saraf simpatif bekerja aktif hubungan antara dua variabel, dengan
yang menjadikan gelisah dan tidak rileks keeratan hubungan yang kuat dengan
sehingga sulit untuk memulai tidur akhirnya nilai 0,689.
akan mengakibatkan kualitas tidur menjadi
buruk. SARAN
Hasil uji Fisher’s Exact Test 1. Bagi Responden
diperoleh p value 0,000 dengan α 0,05. Jadi, Diharapkan penelitian ini dapat
kesimpulan pada penelitian ini adalah p memberikan informasi yang positif,
value (0,000) < α (0,05) yang berarti H0 khusunya untuk masyarakat Desa
ditolak dan H1 diterima maka ada hubungan Tugurejo diharapkan tidak hanya
antara dua variabel. Dengan keeratan memperhatikan kesehatan fisik akan
hubungan yang kuat yaitu 0,689 tetapi juga memperhatikan masalah
KESIMPULAN psikologis untuk meminimalkan
Berdasarkan hasil pembahasan tingkat stres dengan cara melatih
Hubungan Tingkat Stres Dengan Kualitas manajemen stres yang tepat sehingga
Tidur Pada Lansia di Desa Tugurejo mendapatkan kualitas tidur yang baik.
Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo. 2. Bagi institusi pendidikan
Ditarik kesimpulan sebagai berikut : Diharapkan hasil penelitian ini dapat
1. Sebagian besar lansia mengalami digunakan sebagai sarana bagi
tingkat stres ringan sebanyak 25 mahasiswa keperawatan sehingga
responden (61,0%) dan 16 lansia dapat meningkatkan pengetahuan
(39,0%) tidak mengalami stres. tentang tingkat stres dan kualitas tidur
2. Sebagian besar lansia yang mengalami pada lansia.
kualitas tidur buruk sebanyak 26
responden (63,4%) dan 15 lansia 3. Bagi peneliti selanjutnya
Health Sciences Journal Vol (No) (Tahun): Hal-Hal hal
Penelitian ini hanya terbatas pada Intani.A. (2013). Hubungan Beban Kerja
Dengan Stres Pada Petani Lansia Di
tingkat stres dan kualitas tidur saja
Kelompok Tani Tembakau Kecamatan
sehingga diharapkan untuk peneliti Sukowono Kabupaten Jember.
selanjutnya meneliti lebih mendalam
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Jumlah
mengenai faktor-faktor yang Lansia.. Jakarta: Kemenkes RI
memengaruhi kualitas tidur lansia dan
Kholifah. (2016). Perubahan pada Lansia.
mengembangkan penelitian ini 11–49.
menjadi lebih baik lagi dengan
Kumar, V. (2017). Kualitas Tidur pada
menggunakan populasi yang lebih Geriatri di Panti Jompo Tresna Wana
Seraya, Denpasar-Bali. Intisari Sains
luas.
Medis, 8:2, 151–154.
4. Bagi Profesi keperawatan
Maryam et al (2011). Mengenal Usia
Diharapkan untuk profesi keperawatan
Lanjut Dan Perawatannya.
khususnya perawat dapat Jakarta: Salemba Medika.
berpartisipasi dalam mengontrol
Masfuati, A. (2015). Hubungan Tingkat
tingkat stres lansia sehingga kualitas Stres dengan Kualitas Tidur Lansia di
Panti Sosial Tresna Werdha Unit Budi
tidur lansia dapat membaik.
Luhur Yogyakarta. Yogyakarta
Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah
DAFTAR PUSTAKA Yogyakarta.
Amir, N. (2008). Gangguan Tidur pada Mette.M .(2011). Does loneliness mediate
Lanjut Usia Diagnosis dan the stress-sleep quality relation? The
Penatalaksanaannya. Cermin Dunia Hordaland Health StudyInternational
Kedokteran, Jakarta, 157. Psychogeriatrics.
Andriani, R. (2017). Pengaruh Senam Yoga Monica, R., & Nasution, N. (2017).
terhadap Kualitas Tidur Lansia di Pengaruh Latihan Fisik Intensitas
Karang Werdha Prasojo Desa Popoh Ringan dan Sedang terhadap Perubahan
Kecamatan Selopuro. Program Studi Kadar Hormon Beta – Endorphin
Pendidikan Ners STIKES Patria Mencit (Mus Musculus L .) Hamil.
Husada Blitar. Biomedical Journal of Indonesia, 3(2),
91–98.
Dinkes Kabuapten Ponorogo. (2020). Data
Jumlah Lansia di Kabupaten Mubarak, Santoso, et al. (2011). Ilmu
Ponorogo. Keperawatan Komunitas Konsep dan
Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, H. A. N. (2016). Hubungan
Tingkat Stress dengan Kualitas Tidur Nasir, Abdul & Abdul, Muhith. (2011).
Lansia di Dusun Joho Desa Condong Dasar-dasar Keperawatan Jiwa,
Catur Depok Sleman. STIKES Jenderal Pengantar dan Teori. Jakarta: Salemba
A.Yani Yogyakarta. Medika.
Health Sciences Journal Vol (No) (Tahun): Hal-Hal hal
Okatiranti, E. D. D. (2015). Hubungan Humor dengan Stress pada Mahasiswa
Kecemasan dengan Kualitas Tidur Baru. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Lansia di Posbindu Anyelir Kecamatan Universitas Surabaya, 1–10.
Cisarua Kabupaten Bandung Barat.
Jurnal Keperawatan BSI, 3:2. Sofiana, E. (2014). Hubungan Tingkat Stres
Dengan Kejadian Insomnia Pada
PhD Drake. Et.al. (2014). Stress and Sleep Lansia di Desa Tahunan Kabupaten
Reactivity: A Prospective Investigation Jepara. Kudus : Program Studi Ilmu
of the Stress-Diathesis Model of Stress. Keperawatan STIKES Cendekia
Sleep, 37:8, 1295–1304. Utama Kudus.

Putu Agus. Et.al. (2020). Relaksasi Otot W Prasetyo. Et.al. (2020). Pengaruh
Progresif Meningkatkan Kualitas Tidur Relaksasi Benson terjadap Tingkat
pada Lansia Wanita Buleleng. Jurnal Insomnia pada Lansia di Griya Usia
Keperawatan Silampari, 3:2. Lanjut St. Yosef Surabaya. Jurnal
Keperawatan Stikes William Booth,
Putra. (2014). Tips Sehat dengan Pola Tidur 8:2, 34–42.
Tepat dan Cerdas. Yogyakarta: Buku
Biru.

Potter,P.A.,Perry, A.G.(2010). Fundamental


Keperawatan Edisi ke7. Jakarta: EGC.

Rosita, 2012. Stressor Sosial Biologi Lansia


Panti Werdha Usia dan Lansia Tinggal
Bersama Keluarga, jurnal BioKultur,
Vol.I/No.1/, hal. 51.

Saputra. (2013). Pengantar Kebutuhan


Dasar Manusia. Yogyakarta : Numed.

Saraisang, Cindy M, et al. (2018). Hubungan


Pelayanan Posyandu Lansia Dengan
Tingkat Kepuasan Lansia Di Wilayah
Kerja Puskesmas Ranomuut
Kecamatan Paal II Kota Manado. E-
Journal Keperawatan Vol. 6.

Sherwood L. (2011). Fisiologi Manusia dari


Sel ke Sistem. 6th ed. Vol. 6. Jakarta:
EGC;. 145-200 p.

Sri Hindriyastuti, et al. (2018). Hubungan


Tingkat Stres Dengan Kualitas Tidur
Lansia Di Rw 1 Desa Sambung
Kabupaten Kudus. Jurnal Kesehatan
Masyarakat STIKES Cendekia Utama
Kudus. Vol. 6, No. 2.

Sukoco, A. S. (2014). Hubungan Sense of

You might also like