Professional Documents
Culture Documents
E-mail : rizqi.fa20@gmail.com
Diterima: Disetujui: Dipublikasikan:
Abstract
Changes that occur in the elderly will cause the elderly to become stressed. Stress can affect the sleep quality of the
elderly to be bad. The purpose of this study was to determine the relationship between stress levels and sleep quality in the
elderly in Tugurejo Village, district. Sawo district. Ponorogo (working area of Sawoo Health Center).
The design of this study was correlated with a cross sectional approach. The population in the study was all elderly in
Tugurejo Village with a sample of 41 respondents. Sampling using purposive sampling. The research instrument used was the
DASS and PSQI questionnaires. Data analysis using Fisher's Exact Test.
In this study, it was found that most of the elderly experienced mild stress levels as many as 25 respondents (61.0%)
and 16 elderly (39.0%) did not experience stress. Most of the elderly who experienced poor sleep quality as many as 26
respondents (63.4%) and 15 elderly (36.6%) had good sleep quality.
The conclusion of this study is that there is a relationship between stress levels and sleep quality in the elderly in
Tugurejo Village, district. Sawoo kab. Ponorogo (the working area of the Sawoo Health Center), It is hoped that this research
can provide positive information, and it is also hoped that the elderly will not only pay attention to physical health but also pay
attention to psychological problems to minimize stress levels by practicing proper stress management so that they get good
quality sleep.
Keywords: Elderly, Stress level, Sleep Quality
Abstrak
Perubahan yang terjadi pada lansia akan mengakibatkan lansia menjadi stres. Stres dapat mempengaruhi kualitas tidur
lansia menjadi buruk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres dengan kualitas tidur
pada lansia di Desa Tugurejo kec. Sawoo kab. Ponorogo (wilayah kerja puskesmas Sawoo).
Desain penelitian ini adalah korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini seluruh lansia di
Desa Tugurejo dengan sampel sebanyak 41 responden. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Instrumen
penelitian yang digunakan adalah kuisioner DASS dan PSQI. Analisis data menggunakan Uji Fisher’s Exact Test.
Pada penelitian ini didapatkan Sebagian besar lansia mengalami tingkat stres ringan sebanyak 25 responden (61,0%)
dan 16 lansia (39,0%) tidak mengalami stres. Sebagian besar lansia yang mengalami kualitas tidur buruk sebanyak 26 responden
(63,4%) dan 15 lansia (36,6%) mempunyai kualitas tidur yang baik. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan
antara tingkat stres dengan kualitas tidur pada lansia di Desa Tugurejo kec. Sawoo kab. Ponorogo (wilayah kerja puskesmas
Sawoo), diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang positif, dan juga diharapkan lansia tidak hanya
memperhatikan kesehatan fisik akan tetapi juga memperhatikan masalah psikologis untuk meminimalkan tingkat stres dengan
cara melatih manajemen stres yang tepat sehingga mendapatkan kualitas tidur yang baik.
Kata kunci : Lansia, Tingkat stres, Kualitas Tidur
How to Cite: Rizqi Fauziyah Arrohmah (2021). Hubungan Tingkat Stres Dengan Kualitas Tidur Pada Lansia Di Desa
Tugurejo Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo (Wilayah Kerja Puskesmas Sawoo). Penerbitan Artikel llmiah
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Vol (No): Halaman doi: .......................
Berdasarkan tabel tersebut diatas. seperti halnya pada kualitas tidur. Menurut
dapat diketahui bahwa dari 41 responden Potter dan Perry (2012) faktor yang
penelitian sebagian besar lansia mengalami mempengaruhi tidur adalah usia, penyakit
kualitas tidur buruk sebanyak 26 responden fisik, obat-obatan, substansi gaya hidup,
(63,4%), sedangkan lansia yang memiliki stress emosional, lingkungan, latiahan fisik,
kualitas tidur baik sebanyak 15 responden kelelahan dan asupan makanan /kalori.
mengalami gangguan kualitas tidur bahwa pola tidur normal akan berubah
akibat sering terbangun dimalam hari, durasi semakin bertambah membuat lansia
tidur yang pendek sehingga menyebabkan mengalami penurunan fungsi sel saraf otak
terganggunya aktivitas disiang hari. Dari yang menyebabkan penyusutan kerja saraf
hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang yang berpengaruh pada penurunan perasaan
Tidur pada lansia di Dusun Joho Desa kualitas dan kuantitas tidur pada lansia. Hal
Condong Catur Depok Sleman bahwa hasil ini sejalan dengan penelitian Saputra
distribusi frekuensi kualitas tidur yang buruk (2013) kebutuhan tidur normal pada orang
pada lansia sebanyak 41 (58,6%) responden, dengan usia 60 tahun keatas yaitu selama 6
sedangkan lansia dengan kualitas tidur baik jam sebanyak 20-25%, 4 dari siklus tidur
dalam mempertahankan tidurnya untuk gangguan pada tidur yaitu sering terjaga
mendapatkan kebutuhan tidur yang pada tidurnya. Menurut peneliti bahwa usia
dibutuhkan. Kualitas tidur buruk pada lansia merupakan salah satu faktor yang
yang buruk seperti tidak adanya pengaturan perubahan pada kualitas tidurnya.
tahun cenderung mengalami kualitas tidur kualitas tidur yang buruk yaitu sebanyak 16
yang buruk sebanyak 23 (56,1%) responden. responden (39,0%). Hasil penelitian ini
sejalan dengan Intani (2013) bahwa wanita
Health Sciences Journal Vol (No) (Tahun): Hal-Hal hal
berusia diatas 60 tahun cenderung meningkat pula kualitas tidurnya, dan juga
mengalami penurunan kualitas tidur sebaliknya jika semakin rendah pendidikan
dibandingkan dengan laki-laki berusia seseorang maka akan semakin menurun pula
diatas 60 tahun dikarenakan adanya kualitas tidurnya.
pengaruh dari penurunan fungsi reproduksi Sebagian besar lansia bekerja sebagai
dan hormonal yang diakibatkan dari petani cenderung mengalamii kualitas tidur
menopause. Lansia berjenis kelamin buruk yaitu sebanyak 15 responden (36,6%).
perempuan akan lebih besar mengalami Sejalan (Andriani, 2017) bahwa sebanyak
gangguan pada tidurnya dikarenakan (50,0%) responden lansia yang diteliti
mengalami perubahan hormone estrogen bekerja sebagai petani. Pekerjaan sebagai
yang mempengaruhi irama sirkadian dan petani sangatlah melelahkan sehingga akan
menyebabkan kesulitan untuk tidur. mengakibatkan kebutuhan tidur lansia
Menurut peneliti bahwa proses menua menjadi berkurang karena mayoritas petani
merupakan tahap akhir dari kehidupan yang bekerja mulai dari dini hari smapai dengan
mengalami berbagai kemunduran seperti malam hari, individu yang melakukan
halnya dalam tidur terdapat gangguan pada aktivitas dimalam hari akan cenderung
durasi tidur, dan kualitas tidur lansia. merubah gaya hidup dan akan
Sehingga permasalahan tidur pada lansia mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Hal
harus ditangani dengan tepat. ini sesuai dengan teori Potter dan Perry
Sebagian besar lansia berpendidikan (2010) bahwa rutinitas atau kegiatan
SD cenderung mengalami kualitas tidur seseorang akan berpengaruh pada pola
buruk yaitu sebanyak 17 responden (41,5%). tidurnya. Menurut peneliti bahwa lansia
Menurut penelitian (Putu Agus. Et.al., 2020) yang memiliki pekerjaan bertani akan
yang dilakukan di Desa Unggahan cenderung memiliki kualitas tidur buruk
didapatkan hasil distribusi frekuensi dikarenakan bertani akan memakan sebagian
sebagian besar lansia memiliki tingkat waktu lansia untuk beristirahat sehingga
pendidikn SD sebanyak 25 orang (78,2%) akan berpengaruh pada kualitas tidurnya.
dan SMP 7 orang (21,8%), rendahnya Sebagian besar lansia tinggal
tingkat pendidikan seseorang maka tingkat bersama pasangannya cenderung mengalami
stressornya akan lebih tinggi. Stressor yang kualitas tidur buruk yaitu sebanyak 17
tinggi akan menambah beban pikiran responden (41,5%). Menurut penelitian
sesorang dan akan menggaggu kualitas (Kumar, 2017) dengan judul Kualitas Tidur
tidurnya. Menurut peneliti bahwa semakin Pada Geriatri di Panti Sosial Tresna Werdha
tinggi pendidikan seseorang maka akan Wana Sraya didapatkan hasil sebagian besar
Health Sciences Journal Vol (No) (Tahun): Hal-Hal hal
lansia memiliki kualitas tidur buruk yang berakibat pada kognitif sehingga
sebanyak 63,3%, mayoritas geriatric yang berdampak pada emosi.
memiliki kualitas buruk disebabkan oleh 3. Hubungan Tingkat Stres dengan
beberapa faktor diantaranya adalah Kualitas Tidur Pada Lansia
lingkungan, masalah keluarga, dan masalah Kriteria Kualitas Tidur Juml % P
Stres Baik Buruk ah
pertemanan. Hal ini tidak sejalan dengan
N % N %
pendapat Maryam et al (2011) bahwa setiap Normal 15 36,6 1 2,4 16 39,0 0,000
Ringan 0 0,0 25 61,0 25 61,0
anggota keluarga seperti halnya pasangan Jumlah 15 36,6 26 63,4 41 100,0
value = 0,000 α= 0,05 cc= 0,689 df= 1
memiliki peranan penting dalam melakukan Sumber : Uji Fisher Exact Test
perawatan terhadap individu/lansia. Peranan Berdasarkan tabel tersebut diatas,
keluarga dalam perawatan lansia diantaranya dapat diketahui dari 41 responden
menjaga atau merawat, mempertahankan didapatkan hasil 15 responden (36,6%)
dan meningkatkan status mental, lansia yang tidak mengalami stress dengan
mengantisipasi perubahan ekonomi, dan kualitas tidur baik., serta 26 responden
juga memberikan motivasi serta lansia (36,6%) mengalami tingkat stress
memfasilitasi kebutuhan spiritual bagi ringan dengan kualitas tidur buruk.
lansia/ pasangannya. Peneliti berpendapat Dari tabulasi antara tingkat stress
bahwa lansia yang tinggal bersama dengan dengan kualitas tidur menyatakan bahwa ada
pasangannya akan mengalami kesepian hubungan tingkat stress dengan kualitas
dikarenakan jauh dari anak dan juga tidur yaitu (36,6%). Diperkuat oleh
cucunya, akan tetapi lansia yang tinggal penelitian (Hidayat, 2016) berjudul
bersama pasangannya memiliki sisi positif “Hubungan Tingkat Stres dengan Kuaitas
seperti bisa lebih bertukar pikiran dan juga Tidur Lansia Di Desa Condong Catur Depok
mendekatkan diri dengan sang pencipta. Sleman” menunjukkan bahwa terdapat
Sedangkan lansia yang memiliki hubungan tingkat stres dengan kualitas tidur
kualitas tidur baik sebanyak 15 responden lansia dengan nilai p value = 0,000 (p<0,05)
(36,6%) dikarenakan bahwa seseorang sebagian besar lansia mengalami stres ringan
dengan pikiran yang tenang dapat sebanyak 28 orang (40%) dan sebagian
memberikan tidur yang efektif seperti tidak besar mengalami kualitas tidur buruk
kesulitan dalam memualai tidur. Hal ini sebanyak 41 orang (58%). Dapat
sesuai dengan pernyataan (PhD Drake. disimpulkan bahwa stres akan berpengaruh
Et.al., 2014), menyatakan bahwa efek dari pada kualitas tidur lansia begitu pula
stres dapat berpengaruh pada kesulitan tidur sebaliknya, jika lansia tidak mengalami stres
Health Sciences Journal Vol (No) (Tahun): Hal-Hal hal
maka cenderung tidak mengalami gangguan (36,6%) mempunyai kualitas tidur yang
pada kualitas tidurnya. baik.
Hasil penelitian ini didukung oleh 3. Terdapat hubungan antara tingkat stres
teori milik Mubarak dkk (2015), bahwa stres dengan kualitas tidur lansia di Desa
adalah salah satu faktor yang mempengaruhi Tugurejo Kecamatan Sawoo Kabupaten
kualitas dan kuantitas tidur seseorang. Jika Ponorogo, didapatkan nilai p value
orang itu memiliki masalah psikologis atau 0,000 < α (0,05) maka H0 ditolak dan
stres akan mengalami ketegangan otot yang H1 diterima yang berarti terdapat
mengakibatkan saraf simpatif bekerja aktif hubungan antara dua variabel, dengan
yang menjadikan gelisah dan tidak rileks keeratan hubungan yang kuat dengan
sehingga sulit untuk memulai tidur akhirnya nilai 0,689.
akan mengakibatkan kualitas tidur menjadi
buruk. SARAN
Hasil uji Fisher’s Exact Test 1. Bagi Responden
diperoleh p value 0,000 dengan α 0,05. Jadi, Diharapkan penelitian ini dapat
kesimpulan pada penelitian ini adalah p memberikan informasi yang positif,
value (0,000) < α (0,05) yang berarti H0 khusunya untuk masyarakat Desa
ditolak dan H1 diterima maka ada hubungan Tugurejo diharapkan tidak hanya
antara dua variabel. Dengan keeratan memperhatikan kesehatan fisik akan
hubungan yang kuat yaitu 0,689 tetapi juga memperhatikan masalah
KESIMPULAN psikologis untuk meminimalkan
Berdasarkan hasil pembahasan tingkat stres dengan cara melatih
Hubungan Tingkat Stres Dengan Kualitas manajemen stres yang tepat sehingga
Tidur Pada Lansia di Desa Tugurejo mendapatkan kualitas tidur yang baik.
Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo. 2. Bagi institusi pendidikan
Ditarik kesimpulan sebagai berikut : Diharapkan hasil penelitian ini dapat
1. Sebagian besar lansia mengalami digunakan sebagai sarana bagi
tingkat stres ringan sebanyak 25 mahasiswa keperawatan sehingga
responden (61,0%) dan 16 lansia dapat meningkatkan pengetahuan
(39,0%) tidak mengalami stres. tentang tingkat stres dan kualitas tidur
2. Sebagian besar lansia yang mengalami pada lansia.
kualitas tidur buruk sebanyak 26
responden (63,4%) dan 15 lansia 3. Bagi peneliti selanjutnya
Health Sciences Journal Vol (No) (Tahun): Hal-Hal hal
Penelitian ini hanya terbatas pada Intani.A. (2013). Hubungan Beban Kerja
Dengan Stres Pada Petani Lansia Di
tingkat stres dan kualitas tidur saja
Kelompok Tani Tembakau Kecamatan
sehingga diharapkan untuk peneliti Sukowono Kabupaten Jember.
selanjutnya meneliti lebih mendalam
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Jumlah
mengenai faktor-faktor yang Lansia.. Jakarta: Kemenkes RI
memengaruhi kualitas tidur lansia dan
Kholifah. (2016). Perubahan pada Lansia.
mengembangkan penelitian ini 11–49.
menjadi lebih baik lagi dengan
Kumar, V. (2017). Kualitas Tidur pada
menggunakan populasi yang lebih Geriatri di Panti Jompo Tresna Wana
Seraya, Denpasar-Bali. Intisari Sains
luas.
Medis, 8:2, 151–154.
4. Bagi Profesi keperawatan
Maryam et al (2011). Mengenal Usia
Diharapkan untuk profesi keperawatan
Lanjut Dan Perawatannya.
khususnya perawat dapat Jakarta: Salemba Medika.
berpartisipasi dalam mengontrol
Masfuati, A. (2015). Hubungan Tingkat
tingkat stres lansia sehingga kualitas Stres dengan Kualitas Tidur Lansia di
Panti Sosial Tresna Werdha Unit Budi
tidur lansia dapat membaik.
Luhur Yogyakarta. Yogyakarta
Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah
DAFTAR PUSTAKA Yogyakarta.
Amir, N. (2008). Gangguan Tidur pada Mette.M .(2011). Does loneliness mediate
Lanjut Usia Diagnosis dan the stress-sleep quality relation? The
Penatalaksanaannya. Cermin Dunia Hordaland Health StudyInternational
Kedokteran, Jakarta, 157. Psychogeriatrics.
Andriani, R. (2017). Pengaruh Senam Yoga Monica, R., & Nasution, N. (2017).
terhadap Kualitas Tidur Lansia di Pengaruh Latihan Fisik Intensitas
Karang Werdha Prasojo Desa Popoh Ringan dan Sedang terhadap Perubahan
Kecamatan Selopuro. Program Studi Kadar Hormon Beta – Endorphin
Pendidikan Ners STIKES Patria Mencit (Mus Musculus L .) Hamil.
Husada Blitar. Biomedical Journal of Indonesia, 3(2),
91–98.
Dinkes Kabuapten Ponorogo. (2020). Data
Jumlah Lansia di Kabupaten Mubarak, Santoso, et al. (2011). Ilmu
Ponorogo. Keperawatan Komunitas Konsep dan
Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, H. A. N. (2016). Hubungan
Tingkat Stress dengan Kualitas Tidur Nasir, Abdul & Abdul, Muhith. (2011).
Lansia di Dusun Joho Desa Condong Dasar-dasar Keperawatan Jiwa,
Catur Depok Sleman. STIKES Jenderal Pengantar dan Teori. Jakarta: Salemba
A.Yani Yogyakarta. Medika.
Health Sciences Journal Vol (No) (Tahun): Hal-Hal hal
Okatiranti, E. D. D. (2015). Hubungan Humor dengan Stress pada Mahasiswa
Kecemasan dengan Kualitas Tidur Baru. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Lansia di Posbindu Anyelir Kecamatan Universitas Surabaya, 1–10.
Cisarua Kabupaten Bandung Barat.
Jurnal Keperawatan BSI, 3:2. Sofiana, E. (2014). Hubungan Tingkat Stres
Dengan Kejadian Insomnia Pada
PhD Drake. Et.al. (2014). Stress and Sleep Lansia di Desa Tahunan Kabupaten
Reactivity: A Prospective Investigation Jepara. Kudus : Program Studi Ilmu
of the Stress-Diathesis Model of Stress. Keperawatan STIKES Cendekia
Sleep, 37:8, 1295–1304. Utama Kudus.
Putu Agus. Et.al. (2020). Relaksasi Otot W Prasetyo. Et.al. (2020). Pengaruh
Progresif Meningkatkan Kualitas Tidur Relaksasi Benson terjadap Tingkat
pada Lansia Wanita Buleleng. Jurnal Insomnia pada Lansia di Griya Usia
Keperawatan Silampari, 3:2. Lanjut St. Yosef Surabaya. Jurnal
Keperawatan Stikes William Booth,
Putra. (2014). Tips Sehat dengan Pola Tidur 8:2, 34–42.
Tepat dan Cerdas. Yogyakarta: Buku
Biru.