You are on page 1of 9

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KUALITAS TIDUR

PADA LANSIA DI POLIKLINIK PG KEBONAGUNG

Dinda Indraswari1, Riza Fikriana2, Wiwit Dwi Nurbadriyah3


1
Program Studi Keperawatan Program Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen
2,3
Dosen Program Studi Keperawatan Program Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen
e-mail : dindaindra7@gmail.com

ABSTRAK

Abstract : Elderly is something to be grateful for, being old can be causing individual limitations, all
humans will experience it if berumt long, the natural aging process (aging process) in the elderly can
cause changes both physically, physchosocial, and spiritual. The more you get older, the more
increase also sleep problems that occur. The purpose of this study is to determine the relationship
between body mass index and sleep quality in the elderly at the PG Kebonagung polyclinic.
The method used in this research is survey-analytic with a cross-sectional approach using an
implementation strategy for 2 week with 3 times the data collection process. Subjects in this study
totaled 35 elderly aged 40-60 years.
After data collection is done to data processing using the chi square test, it was found that the BMI
status was normoweight with a bad PSQI score is the largest group by number as many as 19 people
(67,8%). From the results of the analysis using the chi square test at get the p value of 0,260.
From the analysis results using the chi square test that has been in get indicates that there is no
meaningful relationship between indexes body mass with sleep quality in the elderly at the Polyclinic
PG Kebonagung. Suggestions for health workers are expected to be more educated about the
importance of ideal body weight and the importance of sleep quality, especially in the elderly who are
more susceptible to disease.

Keyword : Body Mass Index, Sleep Quality, PSQI Questionnaire, Elderly, Sleep Duration

ABSTRAK
Abstrak : Lanjut usia merupakan hal yang harus disyukuri, menjadi tua bisa menyebabkan terjadi
keterbatasan individual, seluruh manusia akan mengalaminya jika berumur panjang, proses penuaan
yang alami (aging process) pada lanjut usia bisa menyebabkan terjadinya perubahan baik secara
fisik, psikososial, maupun spiritual. Semakin bertambahnya usia, maka semakin bertambah juga
masalah tidur yang terjadi. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan indeks
massa tubuh dengan kualitas tidur pada lansia di poliklinik PG Kebonagung.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah survei-analitik, dengan pendekatan cross-sectional
menggunakan strategi pelaksanaan selama 2 minggu dengan 3 kali proses pengambilan data. Subjek
dalam penelitian ini berjumlah 35 lansia dengan usia 40-60 tahun.
Setelah di lakukan pengambilan data hingga pengolahan data menggunakan uji chi square di
dapatkan hasil bahwa status IMT normoweight dengan nilai PSQI buruk merupakan kelompok
terbanyak dengan jumlah sebanyak 19 orang (67,8%). Dari hasil Analisa menggunakan uji chi square
di dapat hasil p value sebesar 0,260.
Dari hasil Analisa menggunakan uji chi square yang telah di dapatkan menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh dengan kualitas tidur pada lansia di Poliklinik
PG Kebonagung. Saran bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat lebih mengedukasi tentang
pentingnya berat badan ideal serta pentingnya kualitas tidur terutama pada lansia yang lebih rentan
terhadap penyakit.

Kata Kunci : Indeks Massa Tubuh, Kualitas Tidur, Kuisioner PSQI, Lansia, Durasi Tidur
PENDAHULUAN pensiun dan perubahan pola sosial,
Proses menua dimana terjadi kematian pasangan atau teman dekat,
proses berkurangnya daya tahan tubuh peningkatan penggunaan obat-obatan dan
dalam menghadapi rangsangan dari dalam penyakit yang baru saja dialami. Kualitas
maupun luar tubuh. (Badan Pusat Statistik, tidur yang buruk dapat mengakibatkan
2019). Ada banyak perubahan yang terjadi gangguan keseimbangan fisiologi dan
pada fisiologis lanjut usia, perubahan yang psikologi seperti penurunan aktivitas
terjadi merupakan perubahan yang bersifat sehari-hari, rasa lemah, daya tubuh
patologis, dan bisa menyebabkan lanjut menurun, depresi, cemas dan sulit untuk
usia mudah terkena penyakit, salah satu berkonsentrasi, hal ini dapat menyebabkan
kelainan yang menjadi masalah kualitas hidup pada lanjut usia menurun.
merupakan perubahan jam tidur. (Hermawan dkk, 2019). Menurut Siregar
(Hermawan dkk, 2019). (2017) tidur sendiri merupakan suatu
Menurut Hermawan dkk (2019), kebutuhan utama yang harus terpenuhi
jumlah penduduk lanjut usia mengalami oleh setiap orang, jam tidur yang cukup
peningkatan setaip tahunnya, pada tahun bagi lanjut usia bisa memberikan pengaruh
2015 presentase penduduk lansia didunia yang baik dalam memenuhi kualitas tidur.
mencapai 12,3%, 11,6% di Asia dan 8,1% Karena kualitas tidur yang baik bisa
di Indonesia.Sebanyak 50% lanjut usia menjaga kesehatan, mempercepat
yang berusia 65 tahun ke atas mengalami penyembuhan penyakit, menghemat
gangguan tidur terjadi di Indonesia dan energi ketika sel-sel istirahat,
dilaporkan setiap tahun bahwa kasus meningkatkan daya imun tubuh, dan
gangguan tidur lanjut usia diperkirakan membantu memperbaiki sel-sel yang
sebanyak 20%-50%, yakni insomnia dan mengalami kerusakan. (Siregar, 2017).
sebanyak 17%, yakni gangguan tidur yang Berdasarkan penelitian yang dilakukan
serius. (Siregar, 2017). oleh Siregar (2017), ditemukan bahwa jam
Menurut Badan Pusat Statistik tidur yang singkat (rata-rata tidur 7 jam per
Provinsi Jawa Timur (2016), Kota hari) bisa menyebabkan terjadinya
Surabaya memiliki jumlah penduduk lansia kekurangan hormon leptin, kelebihan
mencapai 227,527 jiwa atau sekitar 7,90% hormon ghrelin, dan kelebihan indek
dari 6,77 persen di tahun 2010. (BPS Jawa massa tubuh, hormon ghrelin bisa
Timur, 2016). Sedangkan menurut Badan merangsang hasrat untuk makan,
Pusat Statistik (2020), menyebutkan sedangkan hormon leptin memberi sinyal
jumlah penduduk lansia di Kota Malang ke hipotalamus bahwa energi yang telah
pada tahun 2020 mencapai 11.04% tersimpan sudah cukup.
sedangkan untuk Kabupaten Malang Sebuah penelitian menyebutkan
sendiri mengalami kenaikan dari tahun seseorang yang memiliki kualitas tidur
sebelumnya yakni mencapai 14,20%. yang buruk akan menyebabkan penurunan
(Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa durasi tidur REM dan durasi tidur tahap 2
Timur, 2020). dan meningkatnya rasa lapar, juga sebuah
Menurut Hermawan dkk (2019) studi fragmentasi tidur eksperimental telah
semakin bertambahnya usia, maka menunjukkan peran dalam kualitas tidur
semakin bertambah juga masalah tidur dalam mempengaruhi kelaparan dan
yang terjadi yang ditandai dengan adanya hormone yang mengatur nafsu makan.
perubahan pola tidur. Hermawan dkk (Sulistyani, 2012). Menurut Monica Shella
(2019) menyebutkan bahwa lansia berisiko (2013), menyatakan bahwa setiap orang
mengalami gangguan tidur yang yang memiliki durasi tidur lebih cepat akan
disebabkan oleh banyak faktor seperti meningkatkan resiko obesitas.
Oleh karena itu, penulis tertarik 56-60 1 2,9 %
untuk melakukan penelitian ini dengan Status IMT
Underweight 4 11,4 %
tujuan untuk menilai adakah hubungan Normoweight 24 68,6 %
antara Indeks Massa Tubuh dengan Overweight 5 14,3 %
Kualitas Tidur pada Lansia di Desa Obese 2 5,7 %
Kebonagung. Pada data tabel 1 diatas terlihat
bahwa usia 51-55 tahun merupakan
METODE PENELITIAN kelompok usia terbanyak dengan jumlah
Rancangan penelitian yang akan sebanyak 15 orang ( 42,9% ). Selanjutnya
digunakan adalah metode survei-analitik, terlihat bahwa perempuan merupakan
dengan pendekatan cross-sectional di kelompok jenis kelamin terbanyak dengan
mana data yang menyangkut variabel jumlah 23 orang (65,7%). Lalu status
bebas dan variabel terikat, akan normoweight merupakan kelompok status
dikumpulkan dalam waktu yang IMT terbanyak dengan jumlah sebanyak
bersamaan. Pengamatan yang 24 orang (68,6 %).
dilaksanakan hanya satu kali dan Tabel 2 Karakteristik Subjek Penelitian
diharapkan bisa menunjukkan adanya Berdasarkan Status PSQI(Pittsburgh Sleep
hubungan indeks massa tubuh dengan Quality Index)
kualitas tidur pada lanjut usia. Presentase
Status PSQI Frekuensi
(%)
Penelitian ini menggunakan sampel
Baik 7 20,0 %
yang diambil secara acak dengan jumlah Buruk 28 80,0 %
responden 35 lansia yang melakukan Total 35 100%
kunjungan pada Poliklinik PG Kebonagung Pada data tabel 2 di atas terlihat
dengan rentang usia 40-60 tahun, Metode bahwa status PSQI buruk merupakan
pengambilan sampel dalam penelitian ini kelompok terbanyak dengan jumlah 28
adalah total sampling dan Probability orang dengan presentase 80,0%.
sampling. Penelitian ini dilaksanakan dari Tabel 3 Hubungan Indeks Massa Tubuh
bulan Januari hingga Februari 2021 di dengan Kualitas Tidur pada Lansia
Poliklinik PG Kebonagung dan di wilayah Nilai
Status IMT
rumah dinas PG Kebonagung. Status PSQI Total P
(kg/m2)
value
Instrumen yang digunakan dalam Baik Buruk
penelitian ini yaitu menggunakan Underweight 2 2 4 0,260
pengukuran indeks massa tubuh dan Normoweigh 5 19 24
kuisdioner Pittsburgh Sleep Quality Index t
Overweight 0 5 5
(PSQI). Analisis data yang digunakan Obese 0 2 2
dalam penelitian ini yakni analisis Pada tabel 3 diatas terlihat bahwa
bevariate. Analisis bevariate dipilih sebab status IMT normoweight dengan nilai PSQI
diduga terdapat dua variabel yang saling buruk merupakan kelompok terbanyak
berhubungan atau berkorelasi. dengan jumlah sebanyak 19 orang. Pada
tabel 3 dari hasil Analisa menggunakan uji
HASIL PENELITIAN Chi Square di dapat hasil p value sebesar
Tabel 1 Karakteristik Subjek Penelitian 0,260 yang artinya menunjukkan
Jenis Kelamin Frekuensi Presentase hubungan yang tidak bermakna antara
Laki-laki 12 34,3 % indeks massa tubuh dengan kualitas tidur
Perempuan 23 65,7 % pada lansia di Poliklinik PG Kebonagung di
Umur (Tahun)
40-45 8 22,9 % mana nilai p value > 0,05.
46-50 11 31,4 % Tabel 4 Hubungan Indeks Massa Tubuh
51-55 15 42,9 % dengan Jenis Kelamin Lansia
Nilai Nilai
Status IMT Jenis
Total P Status IMT Jam Bangun P
(kg/m2) Kelamin Total
value (kg/m2) Pagi (WIB) valu
P L e
Underweight 3 1 4 0,227 01.00- 04.01-
Normoweigh 17 7 24 04.00 05.00
t Underweight 2 2 4 0,640
Overweight 3 2 5 Normoweight 11 13 24
Obese 0 2 2 Overweight 2 3 5
Pada tabel 4 di atas terlihat bahwa Obese 0 2 2
jumlah terbanyak pasien dengan status Pada tabel 6 di atas terlihat bahwa
IMT normoweight dengan jenis kelamin jam bangun pagi pada jam 04.01-05.00
perempuan merupakan kelompok WIB dengan status IMT normoweight
terbanyak dengan jumlah sebanyak 17 merupakan kelompok terbanyak dengan
orang. Pada tabel 4 dari hasil Analisa jumlah sebanyak 13 orang. Pada tabel 6
menggunakan uji Chi Square di dapat hasil dari hasil Analisa menggunakan uji Chi
p value sebesar 0,227 yang artinya Square di dapat hasil p value sebesar
menunjukkan hubungan yang tidak 0,640 yang artinya menunjukkan
bermakna antara indeks massa tubuh hubungan yang tidak bermakna antara
dengan jenis kelamin pada lansia di indeks massa tubuh dengan jam bangun
Poliklinik PG Kebonagung di mana nilai p pagi pada lansia di Poliklinik PG
value > 0,05. Kebonagung di mana nilai p value > 0,05.
Tabel 5 Hubungan Indeks Massa Tubuh Tabel 7 Indeks Massa Tubuh dengan
dengan Jam Mulai Tidur Setiap Malam Durasi Tidur pada Lansia
pada Lansia Nilai
Status
P
Nilai IMT Durasi Tidur (Jam) Total
Status valu
P (kg/m2)
IMT Jam Mulai Tidur (WIB) Total e
valu
(kg/m2) <7 8-10 >11
e
Under 2 2 0 4 0,191
18.00- 20.30- 22.30-
weight
20.00 22.00 24.00
Norm 12 12 0 24
Under 2 1 1 4 0,574
oweight
weight
Over 1 3 1 5
Norm 5 17 2 24
weight
oweight
Obese 0 2 1 2
Over 2 3 0 5
weight Pada tabel 7 di atas terlihat bahwa
Obese 1 1 0 2 durasi tidur dengan kategori <7 dan 8-10
Pada tabel 5 di atas terlihat bahwa jam jam dengan status IMT underweight dan
tidur malam mulai 20.30-22.00 WIB normoweight merupakan kelompok
dengan status IMT normoweight terbanyak dengan jumlah masing-masing
merupakan kelompok terbanyak dengan sebanyak 12 orang. Pada tabel 7 dari hasil
jumlah sebanyak 17 orang. Pada tabel 5 Analisa menggunakan uji Chi Square di
dari hasil Analisa menggunakan uji Chi dapat hasil p value sebesar 0,191 yang
Square di dapat hasil p value sebesar artinya menunjukkan hubungan yang tidak
0,574 yang artinya menunjukkan bermakna antara indeks massa tubuh
hubungan yang tidak bermakna antara dengan durasi tidur pada lansia di
indeks massa tubuh dengan jam mulai Poliklinik PG Kebonagung di mana nilai p
tidur pada lansia di Poliklinik PG value > 0,05.
Kebonagung di mana nilai p value > 0,05
Tabel 6 Hubungan Indeks Massa Tubuh
dengan Jam Bangun Pagi pada Lansia
meningkatnya kecemasan, stress, emosi
PEMBAHASAN yang sulit di control yang dapat
menyebabkan lansia tersebut mengalami
Terlihat dari tabel 1
gangguan tidur dan juga adanya
memperlihatkan bahwa responden
penurunan hormone estrogen dan
berjenis kelamin perempuan dengan
progesterone pada perempuan yang
jumlah 23 orang atau 65,7% sedangkan
secara berkaitan akan mempengaruhi
jumlah responden laki-laki sebanyak 12
reseptor hormon, keadaan ini dapat
orang atau 34,3%. Dan 2 responden yang
mempengaruhi secara langsung irama
memiliki obesitas semua berjenis kelamin
sirkadian dan pola tidur pada lansia.
laki-laki. Sedangkan dari responden
Hal ini menjadi salah satu factor
penelitian ini tidak ada responden yang
mengapa jumlah responden perempuan
memiliki Indeks Massa Tubuh dalam
menjadi mayoritas responden dalam
kategori obesitas. Dan pada responden
penelitian ini dan juga banyak dari mereka
berjenis laki-laki tersebut mempunyai
menderitas penurunan kualitas tidur dan
kualitas tidur yang buruk. Menurut
memiliki skore penilaian PSQI yang buruk.
Paramurthi dkk (2020) mereka
Dan juga perempuan merupakan jumlah
yang tergolong dalam IMT kurus tidak
pengunjung atau pasien terbanyak dalam
akan mengalami sleep apneu, sehingga
sehari yang berkunjung ke poliklinik
menjadikan mereka lebih mudah jatuh dan
tempat penelitian sehingga hal tersebut
merasa nyenyak saat tidur, serta dapat
juga menyebabkan jumlah jenis kelamin
memberikan efek pada individu tersebut
perempuan menjadi responden terbanyak.
seperti merasa segar saat bangun, tidak
Dari data hasil penelitian yang telah
mengantuk saat beraktivitas, dan tidak
tersaji pada tabel 3 diketahui bahwa status
merasa keletihan saat beraktifitas. Hal ini
IMT normoweight dengan nilai PSQI buruk
menunjukkan bahwa mereka yang
merupakan kelompok terbanyak dengan
termasuk dalam kategori IMT rendah
jumlah sebanyak 19 orang. Pada tersebut
cenderung memiliki kualitas tidur yang
juga terdapat hasil Analisa menggunakan
baik.
uji Chi Square di dapat hasil p value
Namun dalam penelitian ini
sebesar 0,260 yang artinya menunjukkan
bertolak belakang dengan penelitian yang
hubungan yang tidak bermakna antara
di lakukan oleh Paramurthi dkk (2020)
indeks massa tubuh dengan kualitas tidur
yang meneliti 49 orang lansia dengan usia
pada lansia di Poliklinik PG Kebonagung di
60-64 tahun sehingga hasil yang di dapat
mana nilai p value > 0,05. Sehingga
melalui uji Chi Square 0,029 yang berarti
disimpulkan bahwa penelitian yang di
ada hubungan yang bermakna antara
lakukan pada lansia dengan usia rentan 40
indeks massa tubuh dengan kualitas tidur
hingga 60 tahun di Poliklinik PG
pada lansia.
Kebonagun menghasilkan bahwa tidak
Terlihat dari tabel 1
ada hubungan antara indeks massa tubuh
memperlihatkan bahwa responden
dengan kualitas tidur pada penelitian
berjenis kelamin perempuan dengan
tersebut.
jumlah 23 orang atau 65,7% dan mayoritas
Pada tabel 6 di atas terlihat bahwa
memiliki kualitas tidur yang buruk. Menurut
durasi tidur dengan kategori kurang dari 7
Rosdianti dkk (2018), kondisi dimana
jam dan 8-10 jam dengan status IMT
penurunan kualitas tidur buruk yang
underweight dan normoweight merupakan
mendominasi terjadi pada perempuan
kelompok terbanyak dengan jumlah yang
disebabkan oleh perempuan sering
sama yaitu sebanyak 12 orang. Pada tabel
mengalami perubahan psikologis seperti
tersebut juga terdapat hasil analisa
menggunakan uji Chi Square di dapat hasil Kecemasan sendiri banyak dialami lansia
p value sebesar 0,191 yang artinya sebagaimana ciri-cirinya mempunyai
menunjukkan hubungan yang tidak perasaan kawatir atau takut, sulit tidur,
bermakna antara indeks massa tubuh rasa tegang dan cepat marah serta lebih
dengan durasi tidur pada lansia di sering membayangkan hal-hal yang
Poliklinik PG Kebonagung di mana nilai p menakutkan atau rasa panik terhadap
value > 0,05. masalah yang besar. (Dariah dkk, 2015).
Menurut Paramurthi dkk (2020), Seperti halnya masalah diatas dapat
usia dapat menjadi salah satu faktor menjadi salah satu factor pendukung
penentu durasi tidur yang dibutuhkan oleh adanya penurunan kualitas tidur menjadi
tubuh. Adanya peningkatan usia bisa buruk yang dialami responden dalam
menyebabkan terjadinya penurunan durasi penelitian ini. Kecemasan yang dialami
tidur yang dibutuhkan oleh individu. lansia juga dapat menyebabkan kesulitan
Biasanya durasi tidur lanjut usia selama 6 tidur dan kesiagaan, dan juga
jam sehari, Gangguan yang sering dialami memningkatkan resiko-resiko Kesehatan,
oleh lanjut usia, seperti insomnia dan serta dapat merusak fungsi system imun
sering bangun lebih dini. Namun pada dalam tubuh.
penelitian ini durasi tidur pada reponden Dan factor lingkungan tempat
memiliki durasi tidur yang cukup mayoritas tinggal juga dapat menyebabkan
memiliki durasi tidur 7-8 jam perhari dan menurunnya kualitas tidur pada lansia,
responden memiliki usia berkisar 40-60 seperti hal nya di lingkungan tempat
tahun yang merupakan kriteria lansia awal. tinggal responden merupakan lingkungan
Dari hasil penelitian ini diperoleh pabrik yang sehari-hari mengeluarkan
hubungan yang tidak bermakna antara suara mesin yang keras. Dan lingkungan
indeks massa tubuh dengan kualitas tidur tempat tinggal di kampung atau desa
pada lanjut usia dengan p value = 0,260 dengan lingkungan rumah yang saling
melalui uji Chi Square dimana jumlah p berdekatan satu sama lain sehingga rawan
value >0,05. Hal tersebut sejalan dengan timbulnya konflik atar tertangga yang
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh dapat mempengaruhi stress, perasaan
Siregar (2017) yang juga dalam kawatir dan marah. Sehingga dapat dinilai
penelitiannya didapatkan hasil tidak sebagai salah satu factor yang dapat
adanya hubungan antara kualitas tidur mempengaruhi penurunan kualitas tidur
dengan indeks massa tubuh dengan nilai p Menurut Noviantio (2012)
value 0,699. Namun terdapat perbedaan menyebutkan saat usia lanjut cenderung
antara penelitian ini dengan penelitian mengalami penurunan dalam aktifitas fisik
tersebut dimana usia rentang lansia yang maupun olahraga sehingga
di lakukan penelitian berbeda satu sama kecenderungan mengalami kelebihan
lain. Tetapi hal ini disebabkan pada umur berat badan akan lebih besar. Namun
lanjut usia, terjadi perubahan komposisi pada penelitian ini menggunakan
dan metabolisme tubuh akibat responden yang masih produktif dalam
pertambahan usia. bekerja seperti contohnya responden yang
Menurut Dariah dkk (2015) di gunakan mayoritas ibu rumah tangga
menyebutkan bahwa seiring dan dalam kesehariannya juga bekerja
bertambahnya usai maka akan dan mayoritas merupakan kariawan dari
menurunnya fungsi tubuh pada lansia dan suatu perusahaan jadi tingkat aktifitas fisik
timbul masalah Kesehatan jiwa yang dinilai masih sangat bagus sehingga
sering terjadi seperti kecemasan, depresi, dalam penelitian ini mempunyai hasil
insomnia, paranoid, dan demensia. bahwa mayoritas responden memiliki berat
badan yang normal yaitu sebesar 24 Kesehatan dapat memberikan pelayanan
orang. tambahan tentang pengukuran indeks
Dari pembahasan di atas didapat massa tubuh secara berkala sehingga
bahwa indeks massa tubuh tidak dapat meningkatkan Kesehatan dan dapat
mempunyai hubungan yang tidak meningkatkan perilaku hidup sehat.
bermakna dengan kualitas tidur khususnya Untuk penelitian lebih lanjut
pada lansia yang menjadi responden diharapkan dapat menambah jumlah
penelitian ini dengan usia lansia 40-60 sampel yang lebih banyak lagi dan juga
tahun dengan mayoritas merupakan distribusi jenias kelamin responden yang
kariawan dari sebuah perusahaan PG seimbang sehingga dapat menimbulkan
Kebonagung. penelitian yang lebih bermakna dari
penelitian sebelumnya.

KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA


Dari penelitian-penelitian sebelumnya Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur.
memang mayoritas menyebutkan bahwa (2020). Persentase Penduduk Lansia
ada hubungan yang bermakna antara 2018-2020.
indeks massa tubuh dengan kualitas tidur https://jatim.bps.go.id/indicator/12/379/1/pe
pada lansia yang mayoritas respondennya rsentase-penduduk-lansia.html. Diakses
memiliki usia lebih dari 60 tahu. Namun 29 Oktober 2020
berbeda dari penelitian ini yang memiliki Badan Pusat Statistik. (2016). Profil
responden berusia 40-60 tahun dan juga Penduduk Lansia Provinsi Jawa Timur.
mayoritas dari responden merupakan Surabaya : Badan Pusat Statistik
kariawan dari sebuah perusahaan yang Badan Pusat Statistik. (2019). Statistik
mempunyai tingkat aktifitas fisik yang Penduduk Lanjut Usia. Jakarta : Badan
cukup. Pusat Statistik
Sehingga dapat disimpulkan dari Dariah, Deti, E., Okatiranti. (2015).
penelitian yang telah dilakukan dan telah Hubungan Kecemasan dengan Kualitas
di uji melalui uji satistik sehingga penulis Tidur Lansia di Posbindu Anyelir
dapat menyimpulkan bahwa tidak ada Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung
hubungan yang berarti antara indeks Barat. Jurnal Ilmu Keperawatan. 3(2):87-
massa tubuh dengan kualitas tidur pada 104
lansia di Poliklinik PG Kebonagung Hermawan. F., Widyastuti. N., Tsani Arif
dibuktikan dengan hasil uji chi square F.A., Fitranti. Y.D. (2019). Hubungan
dengan nilai p value 0,260 (>0,05). Hal ini Status Gizi dan Kualitas Tidur dengan
dipengaruhi berbagai factor seperti factor Kualitas Hidup pada Lanjut Usia. Journal
lingkungan tempat tinggal, factor of Nutrition Collage. 8(4) : 274-279
kecemasan hingga factor fisik hingga Monica Shella. (2013). Pengaruh Kurang
psikologis lansia yang bermacam-macam Tidur Terhadap Peningkatan Resiko
sehingga dapat menyebabkan penurunan Obesitas.
kualitas tidur lansia. http://repository.maranatha.edu/12201/9/1
Saran bagi tenaga Kesehatan yang 010088_Journal.pdf Diakses pada 9
ada diharapkan dapat lebih mengedukasi November 2020
tentang pentingnya berat badan ideal serta Noviantio, S. (2012). Hubungan Kelebihan
pentingnya kualitas tidur terutama pada Berat Badan dan Aktifitas Fisik terhadap
lansia yang lebih rentan terhadap penyakit. Menarhe Dini pada Siswi Sekolah Dasar di
Dan juga di harapkan bagi tenaga Kecamatan Baleendah
Paramurthi, P., Prianthara, D.M.I,. Astari
Widya, L.K. (2020). Hubungan Indeks
Massa Tubuh Terhadap Kualitas Tidur
pada Lanjut Usia di Desa Penatih. Prepotif
Jurnal Kesehatan Masyarakat. 5(1): 103-
109
Rosdianti, Yeni., Herlina,. Hasanah,
Oswati. (2018). Hubungan Activity of Daily
Living (ADL) dengan Kualitas Tidur pada
Lansia di PSTW Khusnul Khotimah
Pekanbaru. JOM FKp. 5(2):660-666
Siregar. Ihsan. A.M. (2017). Hubungan
Indeks Massa Tubuh dengan Kualitas
Tidur pada Lanjut Usia di Panti Jompo
Hisosu Binjai Sumatera Utara pada Tahun
2016. Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatra Utara Medan
Sulistyani, C. (2012). Beberapa Faktor
yang Berhubungan dengan Kualitas Tidur
pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Diponegoro
Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
1 : 280

TTD Pembimbing 2

Wiwit Dwi N, S.Kep, Ns, M.Kep


NIK. 200903009

You might also like