You are on page 1of 8

117

STUDI KOMPARASI MINUM SUSU HANGAT DAN TEH CHAMOMILE


HANGAT TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN TIDUR LANSIA

(The Comparison Study between Drinking Warm Milk and Warm Chamomile Tea
Towards The Needs of Sleep on Elderly)

Dani Sulistyo Widodo*, Joni Haryanto*, Abu Bakar*


*Program Studi Pendidikan Ners
Fakultas Keperawatan, Universitas Airlangga
Jl. Mulyorejo Kampus C Unair Surabaya 60115,
e-mail: daniyvcbw@yahoo.co.id

ABSTRACT
Introduction: Sleep disorders in the elderly are caused by physiological changes. Warm
milk and warm chamomile tea are able to accelerate the processes of sleep and were able
to make sleep more comfort. The purpose of this study was to determine the differences
between drinking warm milk and warm chamomile tea towards the needs of sleep on
elderly. Method: This study was used Quasy Experimental Design. The population were
25 elderly who experience sleep disruption at UPT PSLU Blitar Tulungagung. Samples
were 18 elderly people who have been choosen through the inclusion criteria, and
randomly divided into 3 groups: warm milk intervention group (n = 6), warm chamomile
tea intervention group (n = 6) and control group (n = 6). The independent variable were
drink warm milk and warm chamomile tea while the dependent variable was the
compliance of sleep needs on elderly. Data were collected by using the Pittsburgh Sleep
Quality Index questionnaires. Data was analyzed by using Wilcoxon Signed Rank Test
and Mann Whitney U Test ≤ 0,05. Result: The results had showed the effect of the
intervention group use Wilcoxon Signed Rank Test with p = 0.027 for warm milk and p =
0.027 for warm chamomile tea. The result of Mann Whitney U test was p = 0.743.
Discussion: It can be concluded that there were no difference in drinking warm milk and
warm chamomile tea towards the needs of sleep on elderly. So, drink warm milk and
warm chamomile tea are equally able to enhance the needs of sleep on elderly. Further
studies are needed using combined methods, with more samples and more treatment to
fulfill the sleep needs to maintain physical and psychic abilities elderly in the aging
process.

Keywords: warm milk, warm chamomile tea, sleep needs, elderly

PENDAHULUAN terhadap pemenuhan kebutuhan tidur


lansia masih perlu penjelasan.
Gangguan tidur pada lansia disebabkan
oleh perubahan fisiologis antara lain Dament et al (1985) menjelaskan pada
perubahan pola tidur dan bangun, dewasa muda efisiensi tidurnya 80-90%
perubahan gelombang otak, perubahan sedangkan untuk lansia 67-70%. Tahun
siklus sirkardian, dan perubahan 1999 di Indonesia, kelompok lanjut usia
keadaan hormonal. Susu hangat mampu memiliki proporsi penduduk berusia 60-
mempercepat proses tidur manusia dan 64 tahun sebesar 2,9%, kelompok usia
teh chamomile hangat mampu membuat 65-69 tahun sebesar 2,3%, kelompok
tidur lebih nyenyak (Miller, 2009; usia 70-74 tahun sebesar 1,4%, dan
Stanley, 2007; Potter & Perry, 2005). umur 75 tahun ke atas sebesar 1,4%.
Namun perbedaan efektifitas susu Berdasarkan sensus penduduk pada
hangat dengan teh chamomile hangat tahun 2010 penduduk lansia di Indonesia
termasuk dalam lima besar jumlah
118

penduduk lansia terbanyak di dunia, kebutuhan tidur maka sangat diperlukan


yaitu 18,1 juta jiwa atau sekitar 9,6%. tidur sebagai bentuk proses otak yang
Proses penuaan menjadikan kebutuhan normal (Anwar, 2010).
tidur lansia semakin menurun antara 5-7
jam termasuk di dalamnya tidur siang. Perawat sebagai petugas kesehatan yang
(Depkes RI, 2012; Potter & Perry, 2009; berada di panti perlu mengetahui
Brooker, 2008; Taylor, 2008; Amir, kebutuhan klien untuk tidur, perawat
2007; Prayitno, 2002; Carpenito, 2000). dapat membantu klien belajar mengenai
pentingnya tidur dan cara-cara untuk
Hasil studi Prayitno (2002) menyatakan meningkatkan kebutuhan tidur (Potter &
terdapat perbedaan pola tidur pada usia Perry, 2005). Menurut Miller (2009)
lanjut dibandingkan dengan usia muda. minum susu hangat dan teh chamomile
Kebutuhan tidur akan berkurang dengan hangat sebelum tidur dapat membantu
semakin lanjut usia seseorang. Sebagian memudahkan tidur dan menjadi
besar kelompok usia lanjut mempunyai alternatif pilihan untuk mengurangi
risiko mengalami gangguan pola tidur gangguan tidur pada lansia. Susu
sebagai akibat pensiun, perubahan mengandung banyak asam amino
lingkungan sosial, penggunaan obat- tryptophan yang merupakan salah satu
obatan yang meningkat, penyakit- bahan dasar seretonin, sehingga
penyakit dan perubahan irama sirkadian. dianjurkan untuk meminum susu
Hurlock (1999) menyatakan usia lanjut sebelum tidur agar tubuh dapat
dapat dikatakan sebagai proses beristirahat dengan baik. Teh chamomile
kemunduran yang disebabkan oleh hangat mampu membuat tidur lebih
faktor fisik dan psikologis (Prayitno, nyenyak karena zat kimia apigenin yang
2002; Hurlock, 1999). terdapat pada chamomile akan terikat ke
reseptor benzodiazepine di sistem saraf
Pada pengambilan data awal yang pusat dan bekerja dengan cara
dilakukan oleh peneliti bulan April 2014 merangsang otak merelaksasi otot dan
di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia merangsang rasa kantuk (Widya, 2010;
Blitar di Tulungagung didapati jumlah Miller, 2009; Potter & Perry, 2005;
lansia penghuni panti ada 80 orang. Khomsan, 2004).
Terdapat masalah gangguan pemenuhan
tidur sebanyak 25 orang di panti BAHAN DAN METODE
tersebut. Beberapa di antaranya banyak
dijumpai adanya permasalahan tidur Penelitian ini menggunakan jenis
malam, yaitu lansia sering terbangun penelitian quasy experimental pra-post
malam atau susah untuk dapat memulai test design. Populasi dalam penelitian ini
tidur yang menyebabkan tidak adalah lansia yang mengalami gangguan
terpenuhinya jumlah kebutuhan tidur. tidur di UPT PSLU Blitar di
Tindakan farmakologis paling sering Tulungagung berjumlah 25 orang.
digunakan untuk mengurangi gangguan Jumlah sampel 18 orang lansia yang
tidur. Tetapi penggunaan obat-obatan telah disaring melalui kriteria inklusi
farmakologis jangka panjang tidak yaitu lansia yang berusia 60-74 tahun,
dianjurkan karena dapat menyebabkan kemampuan kognitif baik, kooperatif,
efek samping. Perubahan fisiologis bersedia menjadi responden dan tidak
lansia cenderung menuju ke arah menggunakan obat-obatan/substansi
fungsional tubuh yang memburuk yang berpengaruh pada tidur. Secara
dengan terdapatnya proses dan random dibagi menjadi 3 kelompok
kecepatan kerusakan. Perubahan yaitu kelompok intervensi susu (n=6),
biologis dapat mempengaruhi fisiologis kelompok intervensi teh chamomile
atau fungsi tubuh dari seorang lanjut hangat (n=6) dan kelompok kontrol
usia, sehingga untuk dapat berfungsi (n=6). Variabel independen dalam
dengan baik dalam pemenuhan penelitian ini adalah minum susu hangat
119

dan teh chamomile hangat dan variabel 100% berusia 66-74 tahun. Distribusi
dependen adalah pemenuhan kebutuhan responden pada kelompok kontrol yang
tidur lansia. Pengumpulan data berusia 60-65 tahun berjumlah 3 orang
menggunakan kuesioner The Pittsburgh (50%) dan yang berusia 66-74 tahun
Sleep Quality Index (PSQI). Analisa berjumlah 3 orang (50%).
data menggunakan uji statistik Wilcoxon
Signed Rank Test dan Mann Whitney U Distribusi responden berdasarkan lama
Test α≤0,05. tinggal di UPT PSLU Blitar di
Tulungagung selama kurang dari 1 tahun
HASIL PENELITIAN berjumlah 2 orang (33%), yang tinggal
selama 1-5 tahun berjumlah 1 orang
UPT PSLU Blitar yang berada di (17%) dan 6-10 tahun berjumlah 3
Tulungagung memiliki kapasitas 80 orang (50%). Kelompok teh chamomile
orang, terdiri dari 5 wisma. Setiap hangat yang tinggal di UPT PSLU Blitar
wisma terdapat 3 ruangan yaitu 2 lama tinggal responden tidak ada yang
ruangantidur dan 1 ruangan TV atau kurang dari 1 tahun, 1-5 tahun berjumlah
ruang tamu, dan setiap ruangan tidur 4 orang (67%) dan 6-10 tahun
dihuni oleh 8 hingga 10 orang lansia. berjumlah 2 orang (33%). Responden
Berdasarkan hasil observasi peneliti, kelompok kontrol yang tinggal di UPT
aktifitas yang dilakukan para responden PSLU Blitar selama kurang dari 1 tahun
sebelum tidur biasanya menonton berjumlah 2 orang (33%), selama 1-5
televisi, duduk-duduk di depan wisma, tahun berjumlah 2 orang (33%) dan 6-10
dan mengobrol dengan lansia lain. tahun berjumlah 2 orang (33%).

Distribusi responden berdasarkan jenis Hasil perhitungan menggunakan


kelamin menunjukkan bahwa distribusi Wilcoxon Rank Test, nilai sig (2-tailed)
responden berdasarkan jenis kelamin pada intervensi minum susu hangat nilai
pada kelompok susu hangat berjumlah 4 p = 0,027 yang berarti p ≤ 0,05 maka H1
orang (67%) perempuan dan laki-laki diterima artinya minum susu hangat
berjumlah 2 orang (33%). Responden berpengaruh terhadap pemenuhan
kelompok teh chamomile hangat kebutuhan tidur lansia. Pada intervensi
berjumlah 4 orang (67%) laki-laki dan minum teh chamomile hangat nilai p =
perempuan berjumlah 2 orang (33%). 0,027, yang berarti p ≤ 0,05 maka H1
Responden kelompok kontrol berjumlah diterima artinya teh chamomile hangat
6 orang (100 %) berjenis kelamin berpengaruh terhadap pemenuhan
perempuan. kebutuhan tidur lansia. Sedangkan pada
kelompok kontrol p = 0,068, sehingga p
Distribusi responden berdasarkan usia ≥ 0,05 maka H0 diterima artinya tidak
pada kelompok susu hangat yang berusia ada peningkatan kebutuhan tidur lansia
60-65 tahun berjumlah 2 orang (33%) apabila tidak diberikan intervensi
dan yang berusia 66-74 tahun berjumlah minum susu hangat atau teh chamomile
4 orang (67%). Distribusi responden hangat.
pada kelompok teh chamomile hangat
120

Tabel 1 Komparasi susu hangat dan teh chamomile hangat terhadap pemenuhan
kebutuhan tidur lansia

Hasil perhitungan pada intervensi susu pengumpulan data responden sebelum


hangat dan teh chamomile hangat intervensi dengan berpedoman kuesioner
menggunakan Mann Whitney U Test Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI)
menunjukkan bahwa nilai p = 0,743. p ≥ didapatkan data bahwa sebagian besar
α ini berarti H0 diterima, yang responden mengalami kebutuhan tidur
menunjukkan tidak ada perbedaan yang kurang dan sangat kurang yaitu 12
signifikan terhadap pemenuhan responden mengalami tidur kurang dan 6
kebutuhan tidur lansia antara kelompok responden termasuk dalam kategori
intervensi minum susu hangat dan teh sangat kurang. Setelah dilakukan
chamomile hangat. hasil perhitungan intervensi yaitu minum susu hangat dan
pada intervensi susu hangat dan kontrol teh chamomile hangat 12 responden
menunjukkan nilai p = 0,004. p ≤ α ini menglami peningkatan kebutuhan tidur
berarti H1 diterima, yang menunjukkan yaitu dalam kategori tidur baik dan 6
ada perbedaan antara kelompok responden yang tidak diberikan
intervensi minum susu hangat dan intervensi tidak mengalami peningkatan.
kelompok kontrol. Pada kelompok
intervensi teh chamomile hangat dan Pengumpulan data setelah intervensi
kontrol menunjukkan nilai p = 0,004. p dengan menggunakan kuesioner yang
≤ α ini berarti H1 diterima, yang sama dengan sebelum intervensi yaitu
menunjukkan ada perbedaan antara Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI).
kelompok intervensi minum teh Kuesioner Pittsburgh Sleep Quality
chamomile hangat dan kelompok Index (PSQI) terdiri dari 7 komponen
kontrol. meliputi: kualitas tidur subyektif, latensi
tidur/ sulit memulai tidur, lama tidur
PEMBAHASAN malam,efisiensi tidur, gangguan tidur
yang dialami ketika tidur malam, ,
Sub bab berikut akan dibahas tentang penggunaan obat tidur, dan
identifikasi pemenuhan kebutuhan tidur terganggunya aktifitas siang hari.
sebelum dan sesudah minum susu Peneliti mengisikan kuesioner PSQI
hangat, teh chamomile hangat dan responden dengan wawancara karena
perbedaan mminum susu hangat dan teh sebagian lansia mengalami buta huruf
chamomile hangat terhadap pemenuhan dan gangguan pengelihatan.
kebutuhan tidur lansia di UPT PSLU
Blitar di Tulungagung. Hasil
121

Sebelum diberikan susu hangat selama mengalami peningkatan kebutuhan tidur.


15 hari sebagian besar responden Menurut Khomsan (2004) susu
termasuk dalam kategori kebutuhan mengandung banyak asam amino
tidur yang kurang sebanyak 3 orang triptofan yang merupakan salah satu
(50%) dan 3 orang termasuk kategori bahan dasar melatonin. Hasil
sangat kurang (50%). Hal ini terjadi serotonergik sangat dipengaruhi oleh
karena responden mengeluhkan sulit hasil metabolisme asam amino
dalam memulai tidur, sering terbangun trypthopan. Semakin bertambahnya
pada malam hari, dan bangun terlalu jumlah trypthopan, maka jumlah
pagi dengan jam tidur malam terlalu serotonin yang terbentuk juga meningkat
larut sehingga jumlah tidur semakin akan menyebabkan keadaan
berkurang. Hal ini sesuai dengan mengantuk/tidur. Bila serotonin dari
pernyataan Miller (1995) dalam trypthopan terhambat pembentukannya,
Carpenito bahwa lansia sering maka terjadi keadaan tidak bisa tidur.
mengalami kesulitan tidur, bila tidur Menurut beberapa peneliti lokasi yang
akan mudah terbangun, dan bangun terbanyak sistem serotogenik ini terletak
terlalu dini. Tidur lansia semakin pada nucleus raphe dorsalis dengan
berkurang menjadi 5 sampai 8 jam tidur REM (Japardi, 2002). Sehingga
sehari (Lumbantobing, 2004). dianjurkan untuk meminum susu
sebelum tidur, agar tubuh dapat
Menurut Potter & Perry (2005) faktor beristirahat dengan baik. Hal ini di
yang mempengaruhi pemenuhan dukung penelitian Harliani (2013)
kebutuhan tidur antara lain faktor menyatakan bahwa ada pengaruh
eksternal meliputi obat-obatan, kondisi pemberian susu hangat sebelum tidur
lingkungan, asupan makanan, dan terhadap pemenuhan kebutuhan tidur
hormon. Sedangkan faktor internal dapat pada lansia. Berdasarkan analisis di atas
berupa penyakit fisik, stress emosional, peneliti berpendapaat bahwa semakin
depresi, aktifitas fisik dan gaya hidup. sering lansia mengkonsumsi susu hangat
Gangguan-gangguan yang sebelum tidur maka kebutuhan tidur
mempengaruhi pemenuhan kebutuhan lansia dapat terpenuhi dibandingkan
tidur lansia di UPT PSLU Blitar tidak minum susu hangat sebelum tidur.
bermacam-macam, yaitu merasa nyeri,
sering buang air kecil, sering bermimpi Sebelum minum teh chamomile hangat
buruk, kedinginan atau kepanasan pada sebagian besar responden termasuk
saat tidur, terganggu dengan teman satu dalam kategori kebutuhan tidur yang
ruangan, sering terbangun pada malam kurang yaitu berjumlah 4 orang (67%)
hari dan lain sebagainya. Sebelum tidur dan 2 orang termasuk kategori sangat
sebagian responden melakukan aktifitas kurang (33%). Setelah dilakukan analisis
menonton TV, mendengarkan radio dan data dan menguji hasil penelitian secara
mengobrol dengan teman seruangan. kuantitatif dengan uji statistik
menggunakan Wilcoxon Signed Rank
Setelah dilakukan analisis data dan Test didapatkan kesimpulan bahwa
menguji hasil penelitian secara terjadi peningkatan kualitas dan
kuantitatif dengan uji statistik kuantitas tidur pada lansia di UPT PSLU
menggunakan Wilcoxon Signed Rank Blitar di Tulungagung setelah dilakukan
Test didapatkan kesimpulan bahwa intervensi minum teh chamomile hangat
terjadi peningkatan kualitas dan selama 15 hari dengan nilai p = 0,027.
kuantitas tidur pada lansia di UPT PSLU Dari 6 orang responden yang mendapat
Blitar di Tulungagung setelah dilakukan intervensi minum teh chamomile hangat,
intervensi minum susu hangat selama 15 seluruh responden mengalami
hari dengan nilai p = 0,027. Dari 6 orang peningkatan kebutuhan tidur.
responden yang mendapat intervensi
minum susu hangat, seluruh responden
122

Berdasarkan analisis di atas dapat Berdasarkan fakta tersebut


disimpulkan bahwa semakin sering menyebabkan jumlah responden laki-
lansia minum teh chamomile hangat laki lebih sedikit dibandingkan
sebelum tidur makan kebutuhan tidur perempuan.
lansia akan semakin meningkat. Hal ini
terjadi karena teh chamomile memiliki Responden yang berusia 66-74 tahun
efek sedatif ringan. Zat kimia apigenin lebih banyak mengalami gangguan tidur
yang terdapat pada chamomile akan dibanding usia 60-65 tahun. Hal ini
terikat ke reseptor benzodiazepine di disebabkan karena semakin
sistem saraf pusat dan bekerja dengan bertambahnya usia kualitas tidur akan
cara merangsang otak merelaksasi otot semakin menurun, penurunan yang
dan merangsang rasa kantuk. progresif tidur tahap NREM 3 dan,
lansia bahkan hampir tidak memiliki
Untuk menentukan perbedaan tahap 4, hal tersebut menyebabkan
peningkatan kebutuhan tidur lansia dari lansia menjadi mudah terbangun atau
kedua intervensi tersebut peneliti tidur kurang nyenyak. Perubahan pola
menggunakan uji statistik dengan tidur lansia disebabkan perubahan
menggunakan Mann Whitney U Test, sistem saraf pusat yang mempengaruhi
didapatkan hasil p = 0,743. Hal ini pengaturan tidur, kerusakan sensori
menunjukkan bahwa tidak ada sering karena efek dari penuaan
perbedaan yang signifikan terhadap sehingga mengurangi sensitifitas
peningkatan kebutuhan tidur lansia pada terhadap waktu yang mempertahankan
kelompok yang diberi intervensi minum irama sirkardian (Potter & Perry, 2005).
susu hangat dan kelompok yang diberi
intervensi minum teh chamomile hangat. Sebanyak 12 responden yang diberikan
Hal ini terjadi karena menurut Khomsan intervensi sebagian besar sangat antusias
(2004) susu mengandung banyak asam dan senang diberikan susu hangat dan
amino triptofan yang merupakan salah teh chamomile hangat. Responden
satu bahan dasar melatonin. Sehingga mengatakan sangat terbantu untuk
dianjurkan untuk meminum susu meningkatkan tidur lansia karena
sebelum tidur, agar tubuh dapat responden mengalami peningkatan yang
beristirahat dengan baik. Pada teh signifikan yang sebelumnya dalam
chamomile memiliki efek sedatif ringan. kategori kurang dan sangat kurang
Zat kimia apigenin yang terdapat pada menjadi kategori baik. Banyak dari
chamomile akan terikat ke reseptor responden pada intervensi teh
benzodiazepine di sistem saraf pusat dan chamomile hangat mengaku bahwa
bekerja dengan cara merangsang otak setelah minum teh chamomile hangat
merelaksasi otot dan merangsang rasa nyeri atau linu pada kaki semakin
kantuk. Berdasarkan uraian di atas maka berkurang sehingga kebutuhan tidurnya
peneliti berpendapat bahwa tidak ada dapat meningkat. Hal ini disebabkan
perbedaan efektifitas minum susu dan karena Chamomile memiliki efek sedatif
teh chamomile hangat karena keduanya ringan. Zat kimia apigenin yang terdapat
mempunyai kandungan yang dapat pada chamomile akan terikat ke reseptor
meningkatkan kebutuhan tidur lansia. benzodiazepine di sistem saraf pusat dan
bekerja dengan cara merangsang otak
Sebagian besar responden adalah merelaksasi otot dan merangsang rasa
berjenis kelamin perempuan karena pada kantuk.
lansia laki-laki lebih sering melakukan
aktifitas pada siang hari dibandingkan Berdasarkan pernyataan responden
dengan lansia perempuan. Menurut dalam menjawab pertanyaan kuesioner
Potter & Perry (2005) meningkatnya The Pittsburgh Sleep Quality Index
aktifitas disiang hari dapat mengurangi (PSQI) rata-rata jeda waktu antara mulai
masalah tidur di malam hari. tidur dan bisa tertidur tiap malam adalah
123

60 menit. Setelah diberikan intervensi KEPUSTAKAAN


selama 15 hari jeda waktu antara mulai
tidur dan bisa tertidur tiap malam rata- Amir, N 2007, Gangguan Tidur pada
rata berkurang menjadi 15 menit. Lansia, Bagian Psikiatri Fakultas
Masalah-masalah yang dapat Kedokteran Universitas
mengganggu tidur responden rata-rata Indonesia, Jakarta
juga berkurang antara lain tidak mampu
tertidur selama 30 menit sejak berbaring, Anwar, Z 2010, Penanganan Gangguan
terbangun di tengah malam atau terlalu Tidur pada Lansia, Fakultas
dini, batuk atau mengorok, kepanasan di Psikologi Universitas
malam hari, dan sering mengantuk Muhammadiyah, Malang
ketika melakukan aktifitas di siang hari.
Fenomena ini menunjukkan bahwa Brooker, C, & Holland, K 2009,
terjadi peningkatan kualitas dan Ensiklopedia Keperawatan
kuantitas tidur pada lansia setelah (Chrunchill Livingstone’s Mini
diberikan intervensi minum susu hangat Encyclopedia of Nursing),
dan teh chamomile hangat sebelum Elsevier, Singapore
tidur. Carpenito, LJ 2000, Diagnosa
Keperawatan Aplikasi Pada
KESIMPULAN DAN SARAN Aspek Klinis, EGC, Jakarta
DepKes, RI 2012, Sehat dan Aktif di
Simpulan Usia Lanjut, Pusat Komunikasi
Publik Sekretariat Jenderal
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Kementrian Kesehatan RI, Jakarta
tidak ada perbedaan efektifitas antara
minum susu hangat dan teh chamomile Hurlock, EB 1999, Psikologi
hangat terhadap pemenuhan kebutuhan Perkembangan, edisi 5, Erlangga,
tidur lansia. Minum susu hangat dan teh Jakarta
chamomile hangat berpengaruh terhadap
pemenuhan kebutuhan tidur lansia. Japardi, I 2002, Gangguan Tidur,
http://library.usu.ac.id/download/f
Saran k/bedah-
iskandar%20japardi12.pdf
Lansia yang mengalami gangguan tidur
diharapkan dapat mengatasinya dengan Khomsan, A 2004, Pangan dan gizi
cara minum susu hangat atau teh untuk kualitas hidup, PT
chamomile hangat sehingga dapat Gramedia Widiasarana, Jakarta
meningkatkan kualitas hidup. Petugas
Lumbantobing 2004, Gangguan Tidur,
panti dapat mengatasi gangguan tidur
Balai Penerbit FK UI, Jakarta
lansia dengan memberikan susu hangat
dan teh chamomile hangat sehingga Melati 2008, The Magic of Tea, Hikmah
penggunaan obat-obatan dapat (PT. Mizan Publika), Jakarta,
diminimalkan. Bagi perawat gerontik Anggota IKAPI
diharapkan dapat menambah
pengetahuannya tentang intervensi non Miller, CA 2009, Nursing for Wellness
farmakologi yang dapat digunakan in Order Adlults fifth edition,
untuk mengatasi gangguan tidur pada Lippincott Williams & Wilkins,
lansia. Perlu dilakukan penelitian lebih Philadelphia
lanjut dengan kombinasi terapi non
farmakologi yang lain dengan sampel Nursalam 2013, Metodologi Penelitian
lebih banyak agar semakin banyak Ilmu Keperawatan: Pendekatan
pilihan intervensi untuk mengatasi Praktis, Edisi 3, Salemba Medika,
gangguan tidur pada lansia. Jakarta
124

Potter, PA & Perry, AG 2005, Buku ajar


Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses, dan Praktik,
Edisi 4, EGC, Jakarta

Potter, PA & Perry, AG 2009, Buku


Keperawatan Buku 3, edisi 7,
Salemba Medika, Jakarta

Prayitno, A 2002, Gangguan Pola Tidur


pada Usia Lanjut dan
Penatalaksanaannya.
http://www.univmed.org/wp-
content/uploads/2011/02/Prayitno.
pdf diakses pada 14 Desember
2013 jam 15.45

Stanley, M & Bare, PG 2006, Buku Ajar


Keperawatan Gerontik, EGC,
Jakarta

Stanley, M 2007, Buku Ajar


Keperawatan Gerontik, Edisi 2,
EGC, Jakarta, Hal 11-17, 127-259

Taylor, CR 2008, Fundamental of


Nursing: the art and science of
nursing care, Lippicott William &
Wilkins, Walnut Street,
Philadelphia

Widya, G 2010, Mengatasi Insomnia:


Cara Mudah Mendapatkan
Kembali Tidur Nyenyak Anda,
Katahati, Jogjakarta

Zick, SM, Wright, BD, Sen, A &


Amedt, JT 2011,’ Preliminary
Examination of The Efficacy and
Safety of a Standardized
Chamomile Extract for Chronic
Primary Insomnia: A Randomized
Placebo-Controlled Pilot Study,’
Complementary & Alternative
Medicine

You might also like