You are on page 1of 7

PENGARUH DONGENG TERHADAP PERUBAHAN GANGGUAN TIDUR ANAK

USIA PRASEKOLAH AKIBAT HOSPITALISASI DI RUMAH SAKIT

Rinik Eko Kapti, Ahsan, Siti Nur Rizky Setianingrum


Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Jl. Veteran malang Jawa Timur
email : rinik.kapti@gmail.com

Abstract : Sleep disorder is one of the effects in a preschool children who are undergoing
hospitalization. Fulfilling sleep and rest need for children is important to support the recovery of his
health status. Activities such Storytelling is one of the non-pharmacological treatment of sleep
disorders that use the principles of distraction. This study aims to determine the effect of a Storytelling
to the change of preschooler sleep disorders. This study uses a true experimental design with a
method called as pretest posttest control group design which is conducted on 10 respondents control
group and 10 respondents treatment groups by providing a storytelling activity in the treatment group.
The sampling was taking by using probability sampling with a method called as simple random
sampling. The results of this study show about the control group with 70% of respondents who
experienced a decrease in sleep disorders but not significant and 30% of respondents did not
experience a decrease in sleep disorders. In the treatment group, the results showed that 100% of
respondents decreased sleep disorders. Based on the results of the analysis of the dependent T test
showed a significant result (p = 0.000 <0.05) in the treatment group, but the analysis results
dependent T test did not show significant results (p = 0.326> 0.05) in the control group and
independent T test of the difference between the results of control and treatment groups showed
significant values (p = 0.002 <0.05). The conclusion, there are significant influences of storytelling to
the change of preschooler sleep disorders due to the hospitalization. The advice for this study, from
now hospitals can use the method of storytelling as a way to resolve children’s sleep disorders which
is caused by hospitalization.

Keywords : sleep disorders, preschooler, hospitalization, storytelling

Abstrak : Gangguan tidur merupakan salah satu dampak yang sering muncul pada populasi anak
usia prasekolah yang sedang menjalani hospitalisasi. Dalam keadaaan sakit, pemenuhan kebutuhan
anak terkait tidur dan istirahat sangatlah penting untuk mendapatkan energi demi mendukung
pemulihan status kesehatannya. Aktivitas membacakan dongeng merupakan salah satu terapi non-
farmakologis gangguan tidur yang dilakukan dengan prinsip distraksi atau pengalihan perhatian anak
terhadap sakitnya dengan cara membacakan dongeng yang menyenangkan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh dongeng terhadap perubahan gangguan tidur anak usia prasekolah
akibat hospitalisasi. Penelitian ini menggunakan desain true experimental dengan metodepretest
posttest control group design dilakukan pada 10 responden kelompok kontrol dan 10 responden
kelompok perlakuan.Pengambilan sampel menggunakan probability sampling dengan metode simple
random sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pada kelompok kontrol terdapat 70%
responden yang mengalami penurunan gangguan tidur namun tidak signifikan dan 30% responden
tidak mengalami penurunan gangguan tidur. Pada kelompok perlakuan, hasil menunjukkan 100%
responden mengalami penurunan gangguan tidur.Bedasarkan hasil analisis uji T dependen
menunjukkan hasil signifikan (p=0,000<0,05) pada kelompok perlakuan, hasil analisis uji T dependen
menunjukkan hasil yang tidak signifikan (p=0,326 > 0,05) pada kelompok kontrol dan uji T
independen antara selisih hasil kelompok kontrol dan perlakuan menunjukkan nilai signifikan
(p=0,002< 0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh dongeng terhadap perubahan
gangguan tidur anak usia prasekolah akibat hospitalisasi secara nyata. Saran yang dapat diberikan
dalam penelitian ini adalah agar rumah sakit dapat menggunakan metode mendongeng sebagai
salah satu upaya mengatasi gangguan tidur anak akibat hospitalisasi.

Kata kunci : gangguan tidur, anak Usia prasekolah, hospitalisasi, dongeng

PENDAHULUAN
Anak merupakan individu yang memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan
masih sangat bergantung pada orang dasarnya dan untuk belajar mandiri
dewasa dan lingkungannya, artinya anak (Supartini , 2004). Anak usia prasekolah
membutuhkan lingkungan yang dapat sangat rentan terkena penyakit, sehingga

32 
 
Rinik Eko Kapti dkk, Pengaruh Dongeng Terhadap…| 33

banyak anak pada usia tersebut yang Nyeri dianggap sebagai faktor internal
harus dirawat di rumah sakit (Wong, yang sangat mengganggu tidur saat
2009). Hospitalisasi atau rawat inap hospitalisasi karena lebih dari setengah
merupakan sebuah proses yang meng- pasien yang diteliti merasa terganggu oleh
haruskan seseorang anak untuk tinggal di hal tersebut. Gangguan tidur pada dasar-
rumah sakit karena adanya gangguan nya sangatlah wajar terjadi pada pasien
kesehatan untuk menjalani terapi dan yang sedang mengalami hospitalisasi,
perawatan sampai pada waktu anak telah termasuk anak-anak yang sedang meng-
diperbolehkan pulang (Supartini, 2004). alami hospitalisasi. Namun, apabila
Sedangkan, menurut Asmadi (2008) gangguan tidur tersebut tidak segera
hospitalisasi merupakan sebuah peng- ditangani maka akan memberikan
alaman yang tidak menyenangkan dan pengaruh buruk terhadap penderita. Hal
dianggap mengancam sehingga menjadi tersebut dapat berdampak kurang baik
pengalaman yang traumatik bagi setiap terhadap perkembangan kesembuhan
orang yang pernah mengalaminya. anak karena pada seseorang yang meng-
Di Indonesia tampak dari hasil alami gangguan tidur maka dapat mem-
penelitian Muchlastriningsih pada tahun pengaruhi sistem kekebalan tubuhnya.
2005 dalam buku Hidayat (2008) yang Gangguan tidur anak pada
menunjukkan bahwa sekitar 60,28% hospitalisasi dapat diatasi dengan di
pasien rawat inap adalah bayi dan anak- berikan tindakan yang dapat meningkat-
anak, sedangkan di Indonesia tahun 2008 kan pola dan kualitas tidur anak menjadi
pada penelitian yang dilakukan lebih baik. Tindakan tersebut dapat dilaku-
Sumaryoko dalam Puwandari (2010) di- kan dengan berbagai kegiatan yang mem-
perkirakan sekitar 35 per 1000 anak buat anak merasa senang dan nyaman,
menjalani hospitalisasi. Sedangakan di seperti contohnya terapi bermain. Ada
RSUD kanjuruhan pada ruang Empu beberapa jenis terapi bermain salah
Tantular pada 3 bulan terakhir tahun 2015 satunya adalah terapi bermain teknik
terdapat rata - rata sekitar 28 anak usia bercerita. Metode bercerita atau men-
prasekolah yang mengalami hospitalisasi. dongeng merupakan metode yang cukup
Salmela, dkk (2010) dalam efektif dalam menarik perhatian se-
penilitiannya tentang The experience of seorang. Mendongeng adalah seni ber-
hospital related fears of 4 to 6 years old cerita menggunakan bahasa, vokalisasi,
child menunjukkan terdapat beberapa gerakan fisik dan isyarat tertentu untuk
stressor yang akan dihadapi anak ketika mengungkapkan unsur-unsur dari cerita
mengalami hospitalisasi, stressor tersebut ke pendengar (Haven, 2000). Metode
dapat berupa proses perpisahan dengan mendongeng merupakan kegiatan me-
orang tua , pertemuan dengan orang baru nyenangkan dimana anak akan men-
atau asing, lingkungan baru, nyeri, dengarkan cerita yang menarik sehingga
perasaan terancam akibat tubuh yang diupayakan anak bisa merasa lebih santai
cedera, suntikan dengan jarum, kurang- dan nyaman sehingga dapat membantu
nya informasi, kekhawatiran menjalani anak melupakan sejenak perasaan atau
operasi dan tindakan prosedur. Menurut emosi negatif akibat stressor yang
Das Samita, dkk (2015) bahwa sebagian diterima sehingga anak dapat tidur
banyak stressor yang didapatkan tersebut dengan lebih baik (Hedo & Sudhana,
dapat menyebabkan gangguan tidur pada 2014).
pasien hospitalisasi. Das Sasmita (2015) Berdasarkan latar belakang di
dalam penelitiannya tentang factors of atas, sehingga peneliti berkeinginan
sleep disturbance among hospitalized menguji apakah metode mendongeng
patients juga menyatakan bahwa faktor akan dapat membantu mengatasi ganggu-
lingkungan yang baru atau asing memiliki an tidur pada anak usia prasekolah yang
konstribusi yang cukup besar terhadap sedang menjalani hospitalisasi. Berdasar-
terjadinya gangguan tidur. Selain itu, nyeri kan hal tersebut maka penelitian ini
juga merupakan stressor faktor internal bertujuan untuk mengetahui pengaruh
yang turut serta membuat anak meng- dongeng terhadap perubahan gangguan
alami gangguan tidur saat hospitalisasi.

 
 
34 | J.K.Mesencephalon, Vol.3 No.1, April 2017, hlm 32-38

tidur anak usia prasekolah akibat kelompok perlakuan responden terbanyak


hospitalisasi pada usia 3 tahun dan 6 tahun dengan
jumlah masing – masing sebanyak 3
METODE PENELITIAN orang. Usia 4 dan 5 tahun masing-masing
2 orang.
Rancangan penelitian ini adalah Berdasarkan jenis kelamin di-
penelitian true experimental dengan dapatkan hasil bahwa dari kelompok
pretest posttest control group design yang kontrol, responden yang berjenis kelamin
melibatkan kelompok intervensi dan perempuan sebanyak 7 orang dan
kelompok kontrol. Populasi dalam responden yang berjenis kelamin laki-laki
penelitian ini adalah anak usia prasekolah sebanayk 3 anak. Sedangkan pada
(3 - 6 tahun) yang menjalani hospitalisasi kelompok perlakuan memliki perbanding-
di RS selama periode waktu pengambilan an yang sama antara perempuan dan laki-
data. Sampel untuk kedua kelompok laki. Masing-masing berjumlah 5 anak.
sebanyak 20 anak diambil secara Sehingga, dari 20 responden yang diteliti
probability sampling dengan teknik simple sebagian besar berjenis kelamin
random sampling. Instrumen dalam perempuan sebanyak 12 responden
penelitian ini adalah modifikasi dari (60%) dan berjenis kelamin laki-laki
kuesioner Children’s Sleep Habit sebanyak 8 responden (40%).
Questionnaire (CSHQ) oleh Owens et al., Berdasarkan pengalaman dirawat
(2002) dengan menghapus beberapa item didapatkan bahwa responden kelompok
yang tidak sesuai untuk kondisi di ruang kontrol yang pernah mengalami rawat
rawat inap. Uji validitas 33 butir pertanya- inap sebanyak 4 orang dan 6 orang
an menunjukkan hasil r hitung > 0,632 (r responden mengatakan belum pernah
tabel) dan uji reliabilitas menunjukkan nilai memngalami rawat inap. Sedangkan pada
Cronbach's Alpha 0,967. kelompok perlakuan, memliki perbanding-
an yang sama antara yang pernah meng-
HASIL PENELITIAN alami rawat inap dan yang belum
mengalami rawat inap yaitu masing-
Pada bab ini peneliti akan meng- masing berjumlah 5 orang. Sehingga, dari
uraikan hasil penelitian dan analisis data 20 responden yang diteliti sebagian besar
tentang pengaruh dongeng terhadap pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya
perubahan gangguan tidur anak usia sebesar 45% dan yang baru pertama kali
prasekolah akibat hospitalisasi di RS. dirawat di rumah sakit sebanyak 55%
Berdasarkan data usia dapat diketahui
bahwa responden yang mengalami Data Khusus Penelitian
hospitalisasi pada kelompok kontrol Perbedaan gangguan tidur pada
terbanyak pada usia 3 tahun dan 5 tahun pre dan post test sesuai rata-rata skor
dengan jumlah masing - masing sebanyak pada kelompok kontrol dan kelompok
3 orang. Usia 4 dan 6 tahun masing- intervensi yang diuji T dependen.
masing 2 orang. Sedangkan pada

Tabel 1. Perbedaan gangguan tidur pada pre dan post test kelompok kontrol
Variabel N Mean SD P- Value
Pretest 10 63,10 9,19 0.326
Posttest 10 59.30 4,69 0.326

Tabel 2. Perbedaan gangguan tidur pada pre dan post test kelompok perlakuan
Variabel N Mean SD P- Value
Pretest 10 64,5 7,64 0,000
Posttest 10 43,6 6,50 0,000

Analisis uji T dependen dengan kelompok kontrol menunjukkan hasil yang


tingkat kepercayaan 95% (p ≤ 0,05) pada tidak signifikan (p = 0,326). Sedangkan

 
 
Rinik Eko Kapti dkk, Pengaruh Dongeng Terhadap…| 35

kelompok perlakuan diperoleh nilai p- pada pre dan post test sesuai selisih hasil
value 0,000 ( p Value < α), maka H0 skor pre test dan post test antara
ditolak, yang berarti gangguan tidur kelompok kontrol dengan intervensi yang
responden kelompok intervensi saat pre diuji T independen.
dan post test adalah tidak sama/berbeda
secara nyata. Perbedaan gangguan tidur

Tabel 3. Hasil Analisis Uji Unpaired Sampel T-Test


Variabel N Mean SD P- Value

Kontrol 10 -3,80 11,57


0,002
Perlakuan 10 -20,9 9,58

Analisis uji T independen skor Wahyuningsih & Febriani (2011) dalam


gangguan tidur selisih skor pre-post penelitiannya menjelaskan banyaknya
antara kelompok kontrol dengan intervensi stimulus dapat menimbulkan gejala
didapatkan nilai p-value (p=0,002) < 0,05 psikologis seperti kecemasan yang
menunjukkan H0 ditolak yang artinya membuat respon hipotalamus meningkat
intervensi terapi membacakan dongeng sehingga individu akan sulit tertidur dan
memiliki pengaruh terhadap gangguan cenderung terjaga. Apabila stress tersebut
tidur pada anak usia prasekolah yang tidak dapat di tangani ditambah dengan
menjalani hospitalisasi. kemampuan coping yang terbatas serta
tidak diberikannya tindakan untuk meng-
PEMBAHASAN atasi gangguan tidur maka hal tersebut
Gangguan tidur anak sebelum dan akan menyebabkan anak untuk sulit
sesudah pada kelompok kontrol beradaptasi dengan lingkungannya se-
hingga menyebabkan anak akan tetap
Pada kelompok kontrol telah mengalami gangguan tidur.
diketahui bahwa nilai rata – rata pre test Nilai pre test dan post test pada
pada pengukuran skor gangguan tidur penelitian ini dengan mean pretest 63,10
anak sebesar 63,10 dengan standart dan post test 59,30 dengan p value
deviasi (SD) 9,19. Sedangkan pada nilai 0,326>0,05 menunjukkan tidak terjadi
post test didapatkan skor rata- rata 59,30 perubahan yang signifikan tersebut juga
dengan standart deviasi (SD) 4,69. Dari sesuai dengan penelitian yang dilakukan
data tersebut dapat dianalisis bahwa pada oleh Putri (2014), yang melakukan pe-
hasil pengukuran mean dan standart nelitian tentang pengaruh sleep hygiene
deviasi tidak memiliki rentan yang sangat terhadap gangguan tidur anak usia
jauh di bandingkan dengan kelompok per- sekolah yang menjalani hospitalisasi.
lakuan. Hal tersebut sejalan dengan Teori Hasil penelitian tersebut pada kelompok
yang diungkapkan Roy dalam buku kontrol mean antara pre test dan post test
Nursalam (2005) yang mengatakan juga tidak mengalami peningkatan yang
kemampuan adaptasi individu bergantung signifikan atau dapat dikatakan hampir
dari stimulus yang didapat bedasarkan sama yaitu pre test 72,57 dan post test
kemampuan individu. Tingkat respon 70,3 dengan p Value 0,290>0,05. Dengan
individu sangat unik dan bervariasi ber- demikian, dapat dikatakan bahwa pada
gantung pada pengalaman yang didapat- kelompok kontrol perubahan atau
kan sebelumnya, status kesehatan penurunan skor gangguan tidur tidak
individu, dan stressor yang diterima. terjadi perubahan yang signifikan.
Sebagai sistem adaptasi, tingkat adaptasi
seseorang dipengaruhi oleh perkembang- Gangguan tidur Anak Sebelum dan
an individu dan penggunaan mekanisme Sesudah Diberikan Intervensi pada
koping. Wong (2009) mengatakan bahwa Kelompok Perlakuan
anak-anak cenderung memiliki
mekanisme koping yang terbatas.

 
 
36 | J.K.Mesencephalon, Vol.3 No.1, April 2017, hlm 32-38

Pada kelompok perlakuan telah Hasil penelitian ini juga didukung


diketahui bahwa nilai rata-rata pretest oleh penelitian yang dilakukan oleh Hedo
pada pengukuran skor gangguan tidur dan Sudhana (2014) yang menyatakan
anak sebesar 64,50 dengan standart bahwa dengan membacakan dongeng se-
deviasi (SD) 7,64. Sedangkan pada nilai belum tidur dapat menurunkan agresivitas
posttest pengukurang gangguan tidur anak secara signifikan yang dibuktikan
anak yang dibacakan dongeng didapatkan dengan hasil p sebesar 0,000 atau p<
skor rata-rata 43,60 dengan standart 0,05. Hasil tersebut juga sesuai dengan
deviasi (SD) 6,50. Hasil uji statistik Paired yang dikemukakan Katinawati (2012)
t test yang menunjukkan signifikansi bahwa cerita dongeng dapat bermanfaat
0,000<α dengan tingkat kepercayaan 95% sebagai obat untuk menyembuhkan sakit
yang artinya terdapat perbedaan yang karena cerita membawa pada suasanan
signifikan pada nilai pre test dan post test yang menyenangkan. Cerita akan me-
setelah diberikan intervensi pembacaan numbuhkan spirit, sugesti, dan juga sedikit
dongeng pada anak usia prasekolah yang hipnotis sehingga akan mendorong anak
mengalami Hospitalisasi. yang sedang mengalami perawatan di
Hasil Penelitian ini menununjukkan rumah sakit untuk cepat sembuh. Dengan
bahwa 100 % responden mengalami pe- demikian dapat dikatakan bahwa dongeng
nurunan skor gangguan tidur. Terjadinya dapat berpengaruh pada penurunan
perubahan yang signifikan tersebut juga gangguan tidur secara signifikan.
sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Anggraeni (2014) pada penelitiannya Analisis Pengaruh Dongeng Terhadap
pengaruh terapi music pada kualitas tidur Penurunan gangguan tidur anak pada
anak. Anggraeni menyebutkan bahwa Kelompok Perlakuan dan Kelompok
hasil dari penelitiannya terdapat 68,8% Kontrol
responden memiliki kualitas tidur yang
baik setelah diberikan intervensi dengan Berdasarkan hasil uji Statistik
hasi uji p value<0,05. Menurut Merry independent t test dapat diketahui bahwa
dalam Anggreani (2014) rileksasi sebelum nilai P<α(0,000<0,05), yang menunjukkan
tidur dapat meningkatkan kualitas se- bahwa H0 di tolak. Hal ini menunjukkan
belum tidur. Pemberian ritual pra tidur bahwa terdapat perbedaan hasil antara
sekitar 10 menit hingga satu jam dapat kelompok kontrol dan kelompok perlaku-
meringankan stress. Pemberian ritual pra an. Dengan demikian dapat dikatakan
tidur tersebut dapat berupa relaksasi hasil kelompok perlakuan lebih baik
dengan bacaan ringan, meditasi, terapi dibandingkan dengan hasil kelompok
aroma, peregangan cahaya, mandi air kontrol responden anak pada kelompok
hangat atau dengan mendengarkan kontrol dan intervensi menerima stresor
musik. yang sama saat dirawat dan menjalani
Hasil penelitian ini juga sesuai hospitalisasi, dimana pada kondisi ter-
dengan penelitian yang dilakukan Soares sebut anak akan berusaha mengembang-
VA, Silva Da, dan Santos PM ( 2016) kan perilaku atau strategi dalam meng-
bahwa membacakan dongeng menjadi hadapi stresor tersebut sehingga akan
salah metode bermain yang menyenang- mampu beradaptasi dengan lingkungan-
kan. Melalui bermain anak - anak memiliki nya. Pemberian pembacaan dongeng
kemampuan dan menemukan kembali menjadi sebuah kegiatan yang dilakukan
dunia mereka. Pembacaan dongeng pada anak kelompok intervensi sebagai
dapat menjadi media yang menyenangkan salah satu cara untuk mengatasi masalah
untuk mengalihkan perhatian dan me- gangguan tidurnya. Hal inilah yang
ngurangi kegelisahan sehingga anak akan menyebabkan perbedaan gangguan tidur
lebih mudah beradaptasi dan merasa kedua kelompok dimana kedua kelompok
lebih nyaman berada di lingkungan rumah mengalami penurunan skor post test,
sakit. Perasaan nyaman dan relaks ter- namun kelompok intervensi skornya turun
sebut dapat membuat anak melupakan lebih banyak sehingga terlihat efek
kecemasaanya sehingga anak dapat tidur pembacaan dongeng terhadap gangguan
dengan perasaan tenang tidur anak.

 
 
Rinik Eko Kapti dkk, Pengaruh Dongeng Terhadap…| 37

Selain itu, adanya perbedaan nilai kemampuan adaptasi anak. Teori me-
yang signifikan antara kelompok kontrol nyebutkan bahwa pada dasarnya setiap
dan kelompok perlakuan tersebut dapat orang memiliki kemampuan adaptasi dan
didukung dengan teori yang diungkapkan adaptasi ini memerlukan waktu yang
Potter dan Perry (2005) bahwa cerita sangat tergantung pada kondisi anak
diberikan sebagai pereda ketegangan. untuk dapat menyesuaikan diri dengan
Bercerita akan merangsang batang otak situasi baru (Solikhah,2011). Berdasarkan
atas dalam mengaktivasi korteks serebral. uraian di atas dan didukung teori-teori
Aktivasi korteks serebral kemudian akan yang sesuai dapat dikatakan bahwa
menstimulasi penurunan Reticular pembacaan dongeng dapat menurunkan
Activating System (RAS). Dimana RAS gangguan tidur anak usia prasekolah yang
diyakini mengandung sel-sel khusus yang mengalami Hospitalisasi.
memiliki peran dalam mempertahan-kan
keadaan terjaga dan siaga. Sehingga KESIMPULAN
dengan terjadinya penurunan stimulus
pada RAS akan membuat aktivasi RAS Bedasarkan hasil penelitian diatas
akan semakin menurun pula. Kondisi menunjukkan bahwa membacakan
inilah yang akan membuat tubuh dongeng pada anak usia prasekolah
melepaskan serotonin dari sel Bulbar sebelum tidur yang menjalani hospitalisasi
Synchronizing Region (BSR) yang akan dapat membantu mengurangi gangguan
menimbulkan rasa tenang bagi tubuh. tidur yang timbul akibat hospitalisasi. Hal
Timbulnya rasa tenang dari tubuh tersebut tersebut sesuai dengan hasil uji T
akan dapat menghilangkan rasa cemas independen dengan hasil (p=0,002< 0,05)
yang dirasakan anak akibat dampak menunjukkan hasil yang signifikan se-
hospitalisasi. Dimana rasa cemas tersebut hingga dapat disimpulkan bahwa ada
merupakan salah satu bentuk stress pengaruh pembacaan dongengterhadap
psikologis yang dapat menjadi penyebab perubahan gangguan tidur anak usia
gangguan tidur pada anak (Wahyuningsih prasekolah akibat hospitalisasi di RS.
& Febriani , 2011).
Penurunan skor gangguan tidur SARAN
pada post test kelompok intervensi yang
cukup besar membuktikan bahwa pem- Institusi rumah sakit diharapkan dapat
bacaan dongeng dapat menurunkan mempertimbangkan penerapan pembaca-
gangguan tidur anak menjadi lebih baik an dongeng oleh perawat ruangan selama
dengan memberikan suasana yang anak menjalani hospitalisasi sebagai
menyenangkan dan relaks sebagai bentuk upaya mengurangi terjadinya gangguan
distraksi dari kecemasan yang dialaminya. tidur anak akibat hospitalisasi dan
Pada kelompok kontrol juga mempertahankan pola tidur anak sesuai
terdapat penurunan skor gangguan tidur kebiasaan di rumah.
walaupun nilainya kecil hal tersebut
mungkin dapat berkaitan dengan

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeny, et al. Pengaruh Terapi Musik Das, S, et al.Factors of sleep disturbance


Pop Terhadap Kualitas Tidur Anak among hospitalized patients,
Usia Sekolah (6-12 Tahun) yang Jeopardizing the prognosis,
Dirawat di RSUD Ambarawa. Jurnal Bhubaneswar Asian J Nursing Edu
Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, and Research, 2015, 5(2):137-139
2014, 1(1) : 3-6 Hedo, DJP & Sudhana, H. Perbedaan
Asmadi, 2008.Teknik Prosedur Agresivitas pada Anak Usia Dini
Keperawatan : Konsep dan Aplikasi yang Dibacakan Dongeng dengan
Kebutuhan Dasar Klien, Salemba yang Tidak Dibacakan Dongeng
Medika, Jakarta Sebelum Tidur Oleh Ibu, Universitas
Udayana, 2014, 1(2) :213 – 226

 
 
38 | J.K.Mesencephalon, Vol.3 No.1, April 2017, hlm 32-38

Heven, KF. 2000. Super Simple Story Putri, S. 2014. Pengaruh Terapi Sleep
telling : a can do guide for every Hygiene Terhadap Gangguan Tidur
classroom every day, Teacher Idea Pada Anak Usia Sekolah Yang Men-
Press, East Belleview Avenue jalani Hospitalisasi. Tugas Akhir.
Hidayat, AA. 2008. Pengantar Ilmu Tidak diterbitkan, Program Studi
Kesehatan Anak untuk Pendidikan Ilmu Keperawatan Universitas
Kebidanan, Salemba Medika, Brawijaya, Malang.
Jakarta, p. 57 Salmela, et al.The Experience of hospital
Katinawati. Pengaruh Terapi Bermain related fears of 4 to 6 years old
Dalam Menurunkan Kecemasan child. Journal child : Care,health and
Pada Anak Usia Prasekolah (3-5 Development, Finland Blackwell
Tahun) yang Mengalami Publishing, 2010.5 (2) : 719-726.
Hospitalisasi di Rumah Sakit Umum Solikhah,U. Therapeutic peer play sebagai
Daerah Tugurejo Semarang. upaya menurunkan kecemasan
STIKES Telogorejo Pers, 2012, 1 anak usia sekolah selama
(2):5 hospitalisasi. Jurnal Keperawatan
Nursalam, 2008. Konsep dan Metode Soedirman, 2011, 6(1) : 20-30
Keperawatan, Salemba Medika, Supartini, Y. 2004. Buku Ajar Konsep
Jakarta Dasar Keperawatan Anak, Buku
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Kedokteran EGC, Jakarta
Fundamental Keperawatan, Edisi Wahyuningsih, A & Febriana, D. Kajian
Keempat, Penerbit EGC, Jakarta stres hospitalisasi terhadap
Purwandari, H. 2009. Pengaruh Terapi pemenuhan pola tidur anak usia
Seni Untuk Menurunkan Tingkat prasekolah di ruang anak RS Baptis
Kecemasan Anak Usia Sekolah Kediri. Jurnal Stikes Baptis, 2011,
yang Menjalani Hospitalisasi di 4(2): 66 - 70
Wilayah Kabupaten Banyumas. Wong, DL, dkk. 2009. Buku Ajar
Tesis. Tidak diterbitkan, Fakultas Keperawatan Pediatrik. Edisi 2,
Ilmu Keperawatan Program Magister Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Keperawatan Universitas Indonesia, Jakarta
Depok.

 
 

You might also like