You are on page 1of 4

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan

Vol. 10 No. 1 – April 2019


p-ISSN 2086-8375
Online sejak 15 Oktober 2016 di http://jurnal-stikmuh-ptk.id

PENGARUH BERCERITA MENGGUNAKAN GAMBAR TERHADAP


NYERI PADA ANAK TODLER YANG DILAKUKAN PROSEDUR
PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH

Almumtahanah
STIK Muhammadiyah Pontianak
almumtahanah.nanri@gmail.com

ABSTRACT
Background : Based on national health survey year 2010 shows that illness number of child aged 0-4 years old is
about 25,8% that lead to hospitalization in hospital. Hospitalize is serious condition which is faced by toddler
because it will inflict traumatic. The purpose of phlebectomy is to establish medic and nursing diagnose, this
procedure is the most one that lead to pain during hospitalization and can cause traumatic in toddler. Distraction is
non-pharmacologic management as redirect actions to the pain and negative emotion that cause patient’s mind
focuses in other stimulus. Storytelling uses picture is visual and auditory distraction which is part of comfort
interventions that can be done in toddler who is done phlebectomy.The aim is to know the story telling using picture
to ward pain in toddler who is done phlebectomy procedure at RSIA Anugrah Kubu Raya.
Method : The design used in this research is quasi experiment with post-test only equivalent control group. Total
sample were 32 toddlers. The research instrument is FLACC standard. Statistic test used Mann-Whitney test.
Result : There is a significant influence ofstorytelling uses picturetoward pain in toddler who is done phlebectomy
procedure.P = 0,001.
Conclusion : Distraction of storytelling used picture effectiveness to ward pain in toddler who is done phlebectomy.
The recommendation is distraction of storytelling uses picture as non-pharmacologic management intervention to
decrease pain in toddler who is phlebectomy procedure.
Keywords: storytelling uses picture, pain, todller, phlebectomy

ABSTRAK
Latar Belakang: Berdasarkan Survei Kesehatan Nasional (Susenas) tahun 2010 angka kesakitan anak usia 0 – 4
tahun sebesar 25,8% sehingga seringkali anak dirawat di rumah sakit. Hospitalisasi merupakan krisis yang dihadapi
anak karena akan menimbulkan trauma pada anak. Pengambilan spesimen darah ini bertujuan untuk menegakkan
diagnosa medis dan diagnosa keperawatan, prosedur ini paling sering menyebabkan nyeri selama hospitalisasi pada
anak-anak dan bisa menyebabkan trauma pada anak. Distraksi merupakan manajemen non farmakologis sebagai
tindakan pengalihan terhadap rasa nyeri dan emosi negatif sehingga perhatian pasien terfokus ke stimulus yang lain.
Bermain boneka tangan dan bercerita menggunakan gambar merupakan distraksi visual dan pendengaran yang
merupakan bagian dari comfort interventions yang bisa dilakukan pada anak todler yang di dilakukan pengambilan
spesimen darah.
Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh bercerita menggunakan gambar terhadap nyeri pada
anak todler yang dilakukan prosedur pengambilan spesimen darah.
Metode Penelitian: Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experimen post test only equivalent control
group. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 32 anak. Instrumen penelitian yang digunakan adalah standar
FLACC. Uji statistik menggunakan uji Mann-Whitney.
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh distraksi bercerita menggunakan gambar terhadap
nyeri anak todler yang dilakukan prosedur pegambilan spesimen darah.. Berdasarkan hasil penelitian
direkomendasikan bahwa distraksi bercerita menggunakan gambar sebagai intervensi manajemen nonfarmakologis
untuk mengurangi nyeri pada anak todler yang dilakukan prosedur pengambilan spesimen darah.
Kata kunci :bercerita menggunakan gambar, nyeri, todler, pengambilan spesimen darah

PENDAHULUAN

21
Almumtahanah - The Effect Of Storing Using The Picture Of The Children Toddler Treated Procedures Of Blood
Specimens

Anak usia todler adalah anak yang berusia pada tubuh dan rasa sakit atau nyeri
antara 12 – 36 bulan atau berusia 1 – 3 (Wong, et al. 2009).
tahun, pada masa ini todler Salah satu cara untuk menegakkan
mengeksplorasi lingkungan secara intensif diagnosa medis dan diagnosa keperawatan
karena pada usia ini anak berusaha di rumah sakit yaitu dengan melakukan
mencari tahu bagaimana semua terjadi pengambilan spesimen darah.
dan bagaimana mengontrol orang lain Pengambilan spesimen darah ini dilakukan
melalui perilaku tempetantrum, dengan memasukkan jarum suntik pada
negativisme, dan keras kepala. Pada vena, arteri maupun kapiler. Prosedur ini
periode toddler merupakan periode yang paling sering menyebabkan nyeri selama
sangat penting untuk mencapai tumbuh hospitalisasi pada anak-anak dan bisa
kembang secara optimal (Wong, et al. menyebabkan trauma pada anak (Aryani,
2009). et al. 2009).
Sistem imun anak toddler belum Respon perilaku anak toddler
terbentuk sempurna sehingga anak mudah terhadap nyeri yaitu meringis kesakitan,
mengalami gangguan kesehatan. mengatupkan gigi maupun bibir, membuka
Berdasarkan Survei Kesehatan Nasional mata lebar-lebar, menggosok-gosok dan
(Susenas) tahun 2010 angka kesakitan berperilaku agresif seperti menggigit,
anak usia 0 – 4 tahun sebesar 25,8%, menendang, memukul maupun melarikan
sehingga seringkali anak dirawat di rumah diri. Akhir periode todler, biasanya mereka
sakit. mampu mengkomunikasikan nyeri yang
Hospitalisasi merupakan krisis yang dialaminya, meskipun mereka belum bisa
dihadapi anak karena akan menimbulkan menggambarkan intensitas nyeri namun
kecemasan. Respon kecemasan anak mereka bisa menunjukkan secara spesifik
toddler lebih tampak dari pada anak usia area nyeri yang dirasakannya (Wong, et al.
prasekolahyaitu anak rewel, tidak mau 2009).
ditinggal oleh ibu, minta digendong terus, Pengalaman nyeri pada anak dapat
takut terhadap lingkungan rumah sakit menyebabkan kecemasan terhadap
termasuk pada dokter dan perawat yang prosedur berikutnya, untuk itu perawat
merawatnya. Hal ini terjadi karena anak perlu melakukan teknik supaya dapat
cemas akan perpisahan, kehilangan mencegah maupun meminimalkan nyeri
kendali karena tidak bisa melakukan pada anak saat dilakukan prosedur
aktifitas sebagaimana mestinya, pengambilan spesimen darah (Wong, et al.
mengalami cedera tubuh dan nyeri akibat 2009).
prosedur invasif (Wong, et al. 2009). Manajemen nyeri merupakan
Reaksi anak terhadap hospitalisasi tindakan atraumatic care untuk mencegah
dipengaruhi oleh usia anak tersebut, trauma dan kecemasan pada anak.
pengalaman penyakit yang pernah Manajemen nyeri bisa dilakukan secara
dideritanya, perpisahan dengan keluarga, farmokologi dan nonfarmakologi.
hospitalisasi sebelumnya, koping Penatalaksanaan nyeri secara farmakologi
mekanisme yang dimiliki anak, keparahan dengan pemberian obat opiat (narkotik),
diagnosa, serta sistem pendukung dari nonopiat dan adjuvans. Penatalaksanaan
keluarga maupun tim kesehatan (Wong, et nyeri secara nonfarmakologi meliput
al. 2009). distraksi, relaksasi, imajinasi terbimbing
Anak toddler yang dihospitalisasi, dan stimulasi kutaneus (Perry & Potter,
respon kecemasan lebih tampak dari pada 2010).
anak usia prasekolah, yaitu anak rewel, Distraksi merupakan suatu tindakan
tidak mau ditinggal oleh ibu, minta pengalihan terhadap rasa nyeri dan emosi
digendong terus, takut terhadap negatif sehingga perhatian pasien terfokus
lingkungan rumah sakit termasuk pada ke stimulus yang lain (Zakiyah, 2015).
dokter dan perawat yang merawatnya. Hal Berbagai stimulus distraksi seperti distraksi
ini terjadi karena anak cemas akibat penglihatan, pendengaran dan sentuhan
perpisahan, kehilangan kendali, serta luka mungkin akan lebih efektif dibanding

22
Almumtahanah - The Effect Of Storing Using The Picture Of The Children Toddler Treated Procedures Of Blood
Specimens

stimulus satu indra dalam menurunkan Face (wajah), Leg (tungkai), Activity
nyeri (Zakiyah, 2015). (aktivitas), Cry (menangis), dan
Penatalaksanaan nyeri Consolability (ketenangan). Penilaian
nonfarmakologi pada anak bisa dilakukan dilakukan pada masing-masing kategori,
dengan cara distraksi seperti memberikan dengan skor yang sudah ditetapkan
anak mainan, buku maupun gambar kemudian skor dijumlahkan dengan skala
(Berman, at al. 2009; Wong, at al. 2009). nyeri 0-10 (Wong, et al. 2009; Zakiyah
Buku cerita bergambar termasuk 2015). Uji statistik menggunakan uji Mann-
distraksi secara visual dan auditori. Whitney
Bercerita menggunakan gambar
memudahkan anak untuk mengeksplorasi Hasil
cerita tersebut sehingga anak akan Tabel 1 karakteristik responden
terhibur dan tertarik untuk melihat gambar berdasarkan jenis kelamin
tersebut. Gambar dan warna yang berbeda Vr KelompokKKKK
di setiap lembarnya ditambah dengan alur
Intervensi Kontrol
cerita yang menarik diharapkan anak bisa
terdistraksi sehingga perhatian anak Jenis Lk 5 (31,3%) 8 ( 50%)
teralihkan (Kusuma, 2013; Zakiyah, 2015). kelamin
Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Pr 11 (68,8%) 8 ( 50%)
Anugrah merupakan rumah sakit swasta
yang memberikan pelayanan kedokteran
spesialis terbatas yang memberikan Tabel 2Distribusi frekuensi berdasarkan
pelayanan untuk menunjang kesehatan Ibu nyeri responden
dan Anak. Pada rumah sakit ini saat KelompokKKelompokKKKKKel
pengambilan spesimen darah belum ompok
diterapkan manajemen nyeri secara Intervensi Kontrol
nonfarmakologi sehingga peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang Mean 2,44 4,19
pengaruh bercerita menggunakan gambar Median 3 4
pada anak toddler yang dilakukan prosedur
pengambilan spesimen darah di RSIA SD 1,209 1,276
Anugrah Kubu Raya Min 0 3

Max 5 6
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah quasi Table 3. Pengaruh bercerita
experimen post test only non equivalent menggunakan gambarterhadap skala
control group. Penelitian ini dilakukan nyeri anak todleryang dilakukan
untukmengetahui pengaruh bercerita prosedur pengambilan spesimen darah
menggunakan gambar terhadap nyeri anak di RSIA Anugrah Kubu Raya
todler yang dilakukan prosedur
pengambilan spesimen darah. Jumlah Vr N Mean SD Mean Pvalu
sampel dalam penelitian ini adalah 32 Rank e
responden. 16 responden sebagai
kelompok intervensi dan 16 responden
sebagai kelompok kontrol. Instrumen
penelitian yang digunakan adalah Intervensi 16 2,44 1,209 11, 16 0,00
1
pengkajian nyeri FLACC.
FLACC merupakan instrumen Kontrol 16 4,19 1,276 21,84
pengukuran nyeri yang digunakan pada
bayi usia 2 bulan sampai usia anak 7 tahun
yang tidak dapat memvalidasi nyeri Berdasarkan table diatas dapat
dengan skala lainnya atau anak dengan diketahui rata-rata nyeri pada kelompok
gangguan kognitif. FLACC merupakan intervensia dalah 2,44 dengan mean rank

23
Almumtahanah - The Effect Of Storing Using The Picture Of The Children Toddler Treated Procedures Of Blood
Specimens

11,16 sedangkan padakelompokkontrol berkurang sehingga skala nyeri pada anak


4,19 dengan mean rank 21,84. Dari data tersebut juga rendah.
statistikdidapatp value 0,001, p value ˂α
(0,05). Hal inimenunjukkanbahwa ada KESIMPULAN
pengaruhdistraksiberceritamenggunakang Ada pengaruh distraksi bercerita
ambarterhadapnyeri pada anak todller menggunakan gambar terhadap nyeri anak
yang dilakukan pengambilan spesimen todler yang dilakukan prosedur pegambilan
darahdengan rata-rata nyerikelompok spesimen darah. Berdasarkan hasil
intervensi lebih kecildibandingdengan penelitian direkomendasikan bahwa
kelompok kontrol distraksi bercerita menggunakan gambar
sebagai intervensi manajemen
PEMBAHASAN nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
Hasil penelitian didapatkan bahwa pada anak todler yang dilakukan prosedur
rata-rata nyeri pada kelompok kontrol yaitu pengambilan spesimen darah.
4,19 sedangkan pada kelompok intervensi
adalah 2,44. Dari data statistic didapat p DAFTAR PUSTAKA
value 0,001, p value ˂α (0,05). Hal ini
menunjukkan bahwa distraksi bercerita 1. Aryani, R. Tutiany. Mampuni. Mulyani.
menggunakan gambar berpengaruh Sumiati. Lestari. Miradwiyana. (2007).
mengurangi nyeri dibandingkan dengan Prosedur klinik keperawatan pada mata
kelompok kontrol. ajar kebutuhan dasar manusia. Jakarta:
Pada penelitian ini peneliti CV.Trans Info Media.
melakukan distraksi visual dan penglihatan 2. DepartemenKesehatanRepublikIndonesi
yaitu dengan melakukan distraksi bercerita a.(2014). Profil kesehatan Indonesia
menggunakan gambar. Distraksi bermain 2013. Diperoleh 25 februari 2016 dari
ini dilakukan sebelum pengambilan http:// www.depkes.go.id/ downloads/
specimen darah sampai pengambilan publikasi/
darah tersebut selesai profil%20kesehatan%20indonesia.
Adanya stimulus nyeri yaitu pengambilan 3. Kusuma, D. (2013). Perancangan buku
specimen darah yang menstimulasi pop-up cerita rakyat bledhug kuwu.
nosiseptor di perifer. Impuls nyeri ini Semarang: BalaiPenerbit UNNES
diteruskan oleh serat afferen (A-delta dan 4. Potter, P A.& Perry, A.G. (2010) Buku
C) ke medulla spinalis melalui dorsa horn. ajar fundamental keperawatan konsep
Impuls ini kemudian bersinapsis di proses dan praktik . Jakarta:
substansi agelatinosa (lamina II dan III) SagungSeto
kemudian impuls melewati traktus 5. Sherwood, L. (2008). Human
spinothalamus. Dari spinothalamus, physiology: from cell to system .(7th ed).
impuls langsung masuk formatioretikularis Australia :cengange learning
dan thalamus. Pada bagian 6. Wong,D.L. Hockenberry, M. Wilson, D.
formatioretikularis timbul respon emosi Winkelstein, M.L. & Schwartz, P. (2009).
seperti terkejut, cemas, nadi meningkat, Buku ajar keperawatan pediatrik wong..
keluar keringat dingin. Pada bagian Volume 1. (Edisi 6). Jakarta: EGC
thalamus ini individu mempersepsikan, 7. Zakiyah. (2015).
menggambarkan dan menginterpretasikan Nyerikonsepdanpenatalaksanaandalam
nyeri (Sherwood, 2008). praktikkeperawatanberbasisbukti.
Distraksi bercerita menggunakan gambar Jakarta: SalembaMedika
pada anak toddler yang dilakukan prosedur
pengambilan spesimen darah diharapkan
dengan dilakukan distraksi tersebut impuls
yang masuk ke talamus bisa
mempengaruhi persepsi dan interpretasi
anak toddler terhadap nyeri sehingga
persepsi anak terhadap nyeri akan

24

You might also like