Professional Documents
Culture Documents
NASKAH PUBLKASI
RIFA’ANUL MAWARDAH
NIRM: 17049
JAKARTA
TAHUN 2020
LITERATURE REVIEW BERMAIN MENGHIAS BOTOL TERHADAP
PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK USIA
PRASEKOLAH AKIBAT HOSPITALISASI
Penulis
Data Penulis
Mahasiswa Akper Pelni Jakarta1, Dosen Keperawatan Anak Akper Pelni
Jakarta2, Dosen Keperawatan Anak Akper Pelni Jakarta3
Email:rifamawardah42@gmail.com,1annajansen010192@gmail.com2,
elfira.wijaya@gmail.com3
Abstract
menyatakan bahwa rasa takut tidak dapat dibedakan dengan cemas, karena
individu yang merasa takut dan cemas mengalami pola respon perilaku, fisiologis,
emosional dalam waktu yang lama. Sekitar 30,82 % anak yang menjalani
dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan komplikasi salah satu
Indonesia pada anak usia prasekolah pada tahun 2013 sebanyak 84 % dari
keseluruhan jumlah pasien anak usia prasekolah, sedangkan pada tahun 2015
hospitalisasi, sedangkan pada tahun 2018 sebanyak 45 % dari jumlah pasien anak
yang mengalami hospitalisasi dari total jumlah anak 82.666 orang (2). Di Indonesia
telah melakukan survei pada tahun 2010 angka kejadian kecemasan sebanyak 60
(3).
% pada anak yang di rawat di rumah sakit yang menunjukan kecemasan
perasaan tidak nyaman pada anak maupun keluarga yang berdampak pada proses
pengobatan pada anak, Anak anak yang mengalami kecemasan berdampak pada
fisiologis anak yaitu: nafas cepat, mual, kelelahan, distritmia, sering berkemih
perawat yaitu sebagai pendidik, perawat berperan sebagai pendidik baik secara
langsung dengan memberi penyuluhan kesehatan kepada orang tua maupun secara
tidak langsung dengan penolong orang tua atau anak memahami pengobatan dan
tujuan meningkatkan kualitas praktik atau asuhan keperawatan anak, salah satu
dengan peran perawat, dan harapan tertentu bisa mengurangi tingkat penurunan
kecemasan pada anak usia prasekolah serta adanya penelitian terkait yang
menolak perhatian, dan tidak kooperatif, oleh karena itu penelitian tertarik untuk
dan permainan ini bisa mengurangi rasa bosan yang di rasakan anak, sehingga
Media menghias botol merupakan kreativitas media dari bahan sisa yang
ada di lingkungan sekitar yang dapat di manfaatkan oleh orang lain karena
berkembang daya pikir, imajinasi serta kepribadian yang posistif setelah melihat
sebelum di berikan intervensi menghias botol pada pasien anak usia prasekolah
yang menjalani perawatan, 1 anak kooperatif pada petugas dan tidak mengalami
berlebihan, 3 anak tampak kehilangan minat terhadap aktifitas serta makan serta
saat di Rumah sakit, enam dari tiga anak prasekolah yang mengalami tingkat
kecemasan saat di lakukan tindakan seperti pemasangan infus anak yang di rawat
langsug, memberikan obat melalui intravena pada anak yang di rawat langsung
ketakutan, menangis, bahkan sampai berteriak dan berontak saat akan di lakukan
pemasangan infus dan pemberian obat antibiotic melalui intravena. Hampir setiap
anak yang mengalami hospitalisasi dan kecemasan tidak diberikan terapi oleh
pada saat anak di berikan obat melalui intravena dan pemasangan infus. Selain itu
uraian di atas melihat tinggi angka kejadian dan dampak dari tindakan invasive
pemberian obat melalui intavena dan semua tindakan keperawatan, maka peneliti
hospitalisasi.
Metode
prosedur (SOP) pemberian terapi bermain menghias botol pada anak dengan
review sebanyak 5 jurnal dan digunakan alat ukur dengan Spance Children
Anxiety Scale (SCAS), dari 5 jurnal yang di analisis Plan, Do, Study, Act (PDSA).
operasional prosedur (SOP) berupa terapi bermain menghias botol pada anak
hasil pencarian literature review terkait pemberian terapi bemain menghias botol
langkah yang tepat saat melakukan terapi bermain, selanjutnya ACT yaitu untuk
pada anak terhadap penurunan tingkat kecemasan agar tujuan keperawatan dapat
Hasil
penyebab infeksi (8), yang kedua memberi salam kepeda anak dan wali merupakan
komunikasi yang dilakukan melalui salam yang di rencanakan secara sadar, tujuan
(9)
dan kegiatan untuk meyembuhkan pasien , yang ketiga memberikan informed
akan dilakukan berupa keuntungan dan kerugian yang akan didapatkan atau tanpa
(10)
paksaan , yang keempat mengatur posisi klien merupakan menjaga
(11)
kenyamanan klien selama terapi bermain , yang kelima melakukan observasi
tingkat penurunan kecemasan pada anak pre & post dengan alat ukur Spance
Children Anxiety Scale (SCAS) berdiri dari kusinoner yang terdiri dari 30
pertanyaan merupakan suatu data tentang respon klien sehingga perawat mampu
(12)
mengidentifikasikan masalah kesehatan yang sedang dialami oleh anak , yang
merupakan memperlihat cara permainan yang akan dilakukan oleh anak dengan
(16)
cara bekerja sama dengan teman lainnya , yang kesepuluh yaitu berpamitan
merupakan keadaan lingkungan yang rapih dan bersih akan membuat ruangan
(17)
perawatan terasa nyaman dan tenang , yang kedua belas yaitu mencuci tangan
dengan menggunakan air atau cairan lainnya yang bertujuan untuk mencegah
(8)
penyebaran mikrooganisme penyebab infeksi , yang ketiga belas yaitu
Pembahasan
stress dan kecemasan pada anak yang berhubungan dengan hospitalisasi. Bermain
bentuk yang diantarnya adalah wayang interaktif, seni ekspresi atau kreatif,
permasalahan anak yang dimana dapat dilakukan baik di dalam maupun diluar
ruangan, akan tetapi untuk di dalam ruangan memerlukan persiapan dengan baik
anak yang berobat di rumah sakit mampu menurunkan tingkat kecemasan pada
anak karena permainan mampu membuat anak menjadi lebih senang (21).
rasa takut, cemas, sedih, tegang, menangis, berteriak-teriak saat bertemu dengan
(22)
petugas kesehatan . Dalam penelitian menyebutkan bahwa melalui permainan
hospitalisasi sebesar (13,77 %) hal ini jauh lebih besar anak yang mengalami
tingkat kecemasan pada anak dari sebelum di berikan terapi bermain yaitu hanya
sebesar (18,65 %). Hal ini di karenakan melalui terapi menghias botol anak
merespon dengan reaksi tidak menangis saat didatangi petugas kesehatan untuk
merupakan rasa takut serta tidak mau menerima tindakan keperawatan yang di
berikan (23).
yang disediakan penelitian berupa jenis permainan yang sesuai dengan tingkat
tumbuh kembang anak, sehingga anak tertarik dengan permainan yang diberikan.
Permainan yang disukai anak akan membuat anak merasa senang melakukan
permianannya, penelitian ini tidak semua anak yang mengalami penurunan skor
(24)
kecemasan karena mereka tidak menikmati permainan yang dikerjakan .
dapat membantu anak memahmi prosedur medis yang akan dilakukan, ternyata
anak lebih mudah menerima dan menurunkan kecemasan sehingga anak menjadi
menyimak dari bentuk gambar atau benda yang di buat menarik oleh perawat
alat pembelajaran dari bahan sisa yang biasanya digunakan untuk tempat atau
wadah benda cair yang sudah tidak terpakai, dan digunakan untuk membantu
lebih berkembang daya pikir, imajinasi serta berkepribadian yang positif (27).
ditingkatkan, proses pembelajaran dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, sikap
positif anak terhadap proses belajar yang ditingkatkan, peran guru dapat berubah
bermain menghias botol sangat unik dalam bentuknya dan perasaan anak menjadi
kecemasan daan mengembangkan tingkat perkembangan pada anak, hal ini anak
perasaan rileks, emosi menjadi baik. Saat perawat mengevaluasikan anak jika
Kesimpulan
pemberian terapi bermain menghias botol pada pasien anak yang mengalami
terapi bermain menghias botol terhadap tingkat kecemasan pada anak prasekolah
terapi bermain menghias botol yang mengalami tingkat kecemasan pada anak usia
prasekolah dapat diaplikasikan dalam bentuk family Centered Care (FCC) saat
penulis ini sangat dibantu oleh pihak instansi akademik keperawatan PELNI
Jakarta, dan kedua dosen pembimbing ibu Susiana Jansen selaku pembimbing
4. Survey Hemaningsih & Muryati (2016). Tingkat kecemasan pada anak usia
prasekolah. Journal of Islmaic Nursing 2006; volume.
11. Yupi Supartini, (2014). Buku ajar keperawatan dasar. Edisi Indonesia.
12. Saputro,H, & Fazrin I.(2017). Penerapan terapi bemain Anak Sakit;
Proses, manfaat dan pelaksanaannya.Ponorogo: Forum Ilmiah Kesehatan
(FORIKES).
14. Tuti Wijayanti & Nurlaila. (2017). penerapan terapi bermain menghias
botol untuk mengurangi kecemasan di sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Gombong di akeses tanggal 01 maret 2020 pada pukul
09.00 wib.
17. Nurmayadi, (2018). Gambaran kecemasan pada anak usia prasekolah yang
dilakukan terapi bermain bercerita di Ruang Nusa Indah Rs. Bakti Wira
Tamtama Semarang di akses padaa tanggal 2 september 2020 pukul 17.00.
25. Rohman, Nikmatur & Saiful Walid, (2018). Proses keperawatan: teori &
aplikasi. Jogjakarta: Ar-Ruzz media.
26. Novita,A & Muqowin, (2019). Inovasi guru dan metode pembelajaran
berhitung untuk menstimulasi kecerdasan logis di TK Kalyca Montessori
School Yogjakarta. AL-ATHFAL: Jurnal Pendidikan Anak.
27. Kristanto, M dan Eko Haryanto, (2014). Pendidikan seni rupa anak.
Semarang: IKIP PGRI Semarang.
28. Fadillah, (2017). Buku ajar terapi bermain & permainan anak usia dini
edisi 1.