Professional Documents
Culture Documents
DOI: 10.36565/jab.v10i1.291
p-ISSN: 2655-9266
e-ISSN: 2655-9218
Abstract
Neonatal jaundice is a common problem in the care of normal newborns. West Pasaman Regional
Hospital data states that in 2018 there were 41 cases of neonatal jaundice out of 369 deliveries.
The research objective was to determine the effect of exclusive breastfeeding and phototherapy on
the incidence of neonatal jaundice. The research method is retrospective, namely conducting
research on past events. The research was conducted at RSUD Pasaman Barat with a population
of 20 people. Sampling was done by total sampling technique, so that the sample size is 20 people.
Data collection was carried out by means of observation at the West Pasaman Regional Hospital.
The approach used is cross sectional, namely independent and dependent data collection is done at
the same time. The data that has been collected is then processed manually and analyzed by
computerized univariate and bivariate analysis. This type of research is descriptive with a cross
sectional design. The study population was all babies in West Pasaman Regional Hospital with a
total of 41 people, the sample size was determined by the total sampling so that the sample was 41
people. The data was collected by means of a documentation study using a checklist. Data
processing was carried out by univariate computerization. The results showed that as many as 13
respondents (31.7%) were breast-fed, 63.4% were carried out with phototherapy and 24.4% of
respondents had neonatal jaundice. Based on the bivariate analysis obtained p value 0.049
(Breastfeeding) and 0.001 (Phototherapy). The results of the Chi Square test, it can be concluded
that there is an effect of breastfeeding and phototherapy on the incidence of neonatal jaundice.
Keywords : ASI, perinalogy room, phototherapy, neonatoral jaundice
Abstrak
Ikterus neonatorum merupakan masalah yang sering dijumpai pada perawatan bayi baru lahir
normal. Data RSUD Pasaman Barat menyatakan bahwa tahun 2018 terdapat 41 kasus Ikterus
Neonatorum dari 369 persalinan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh ASI
Eksklusif dan Fototerapi terhadap Kejadian Ikterus Neonatorum. Metode penelitian adalah
retrospektif yaitu melakukan penelitian terhadap kejadian yang telah lampau. Jumlah populasi 20
orang, pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling, sehingga besar sampel adalah
20 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi di RSUD Pasaman Barat.
Pendekatan yang digunakan adalah cross sectional yaitu pengambilan data independen dan
dependen dilakukan pada saat yang bersamaan. Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah
secara manual dan dianalisis secara komputerisasi dengan analisa univariat dan bivariat. Jenis
penelitian ini adalah deskriptif dengan desain ccross sectional. Populasi penelitian adalah semua
bayi di RSUD Pasaman Barat dengan jumlah 41 orang, besar sampel ditentukan total sampling
sehingga sampel adalah 41 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi dokumentasi
dengan menggunakan daftar ceklist. Pengolahan data dilakukan secara univariat secara
komputerisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 13 responden (31,7%) dilakukan
pemberian ASI, sebanyak 63,4% dilaksanakan fototerapi dan Sebanyak 24,4% responden
mengalami ikterus neonatorum. Berdasarkan analisis bivariat didapatkan p value 0,049 (Pemberian
ASI) dan 0,001 (Fototerapi). Berdasarkan hasil uji Chi Square disimpulkan terdapat pengaruh
pemberian ASI dan fototerapi terhadap kejadian ikterus neonatorum.
Kata Kunci : ASI, fototerapi, ikterus neonatorum, ruang perinalogi
120
Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 1, Maret 2021
DOI: 10.36565/jab.v10i1.291
p-ISSN: 2655-9266
e-ISSN: 2655-9218
121
Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 1, Maret 2021
DOI: 10.36565/jab.v10i1.291
p-ISSN: 2655-9266
e-ISSN: 2655-9218
122
Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 1, Maret 2021
DOI: 10.36565/jab.v10i1.291
p-ISSN: 2655-9266
e-ISSN: 2655-9218
Berdasarkan latar belakang di atas, digunakan software SPSS dengan Uji Chi-
peneliti tertarik melakukan penelitian Square.
tentang “Pengaruh Kolostrum dan
Fototerapi terhadap Ikterus Neonatorum di HASIL DAN PEMBAHASAN
Ruang Perinatologi RSUD Pasaman Barat Analisa Univariat
Tahun 2018 “ Analisa univariat adalah analisa masing-
masing variable independen yang bertujuan
METODE PENELITIAN untuk menjelaskan dan mendeskripsikan
Penelitian ini bersifat Retrospektif yaitu karakteristik masing-masing variabel yang
melakukan penelitian terhadap kejadian diteliti.Analisis univariat bertujuan untuk
yang telah terjadi di masa lampau. Desain mengetahui distribusi frekuensi responden
penelitian yaitu Cross Sectional, yaitu masing-masing variabel dan dapat dilihat
penelitian yang menggambarkan hubungan pada uraian di bawah ini :
antara variabel indendepen dengan variabel 1. Pemberian ASI
dependen, dimana pengambilan data secara Hasil penelitian sehubungan dengan
bersamaan pada waktu yang sama pula pemberian ASI di Ruang Perinatologi
(Notoadmojo, 2009). RSUD Pasaman Barat dapat dilihat pada
Populasi pada penelitian ini adalah tabel berikut :
semua bayi yang mengalami iketrus
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden
neonatorum pada tahun 2019 sebanyak 41 Berdasarkan Pemberian ASI Di Ruang Perinatologi
orang. Tekhnik pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah total Sampling, yaitu Pemberian ASI f %
suatu teknik pengambilan sampel dimana ASI 13 31,7
seluruh anggota populasi dijadikan Tidak ASI 28 68,7
Jumlah 41 100
responden penelitian. Besar sampel adalah
20 orang. Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa
Data yang dikumpulkan pada dari 41 responden hanya 13 orang (31,7%)
penelitian ini adalah data sekunder. Data yang diberikan ASI, sedangkan 28 lainnya
sekunder yaitu data dari pihak kedua, (68,7%) tidak diberikan ASI.
berupa data kejadian ikterus neonatorum, Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kolostrum dan fototerapi di RSUD Pasaman dari 41 responden hanya 13 orang (31,7%)
Barat serta kajian literature yang yang diberikan ASI, sedangkan 28 lainnya
berhubungan dengan penelitian ini dari (68,7%) tidak diberikan ASI. Pemberian
berbagai kepustakaan. ASI dilakukan pada bayi yang tidak
Data yang terkumpul diolah dan dianalisa diberikan fototerapi ataupun pada bayi yang
dengan metode deskriptif kuantitatif, kadar bilirubinnya 5mg%.
menggunakan tabel distribusi frekuensi dan Air Susu Ibu adalah cairan yang keluar
dikelompokkan sesuai sub variabel yang dari payudara ibu yang bermanfaat bagi
diteliti, yaitu : kejadian ikterus neonatorum, bayi untuk pertumbuhan dan
kolostrum dan fototerapi. Analisis data ini perkembangannya (Utami, 2015). Protein
menggunakan system komputerisasi. yang terdapat didalam ASI merupakan
Analisa bivariat dimaksudkan untuk protein yang berkualitas tinggi karena
melihat hubungan antara variabel mengandung asam amino esensial yang
independen dengan variabel dependen yaitu sangat penting untuk proses tumbuh
kejadian ikterus neonatorum, kolostrum dan kembang bayi, dan sangat menguntungkan
fototerapi.Untuk menguji data tersebut bayi karena mudah dicerna, mengingat
sistem enzim bayi baru lahir belum begitu
123
Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 1, Maret 2021
DOI: 10.36565/jab.v10i1.291
p-ISSN: 2655-9266
e-ISSN: 2655-9218
sempurna. Protein dalam ASI mempunyai kemauannya tetapi paling kurang 8 kali
peranan sebagai anti infeksi. sehari, jangan diberikan air putih, air gula
Hasil penelitian ini lebih tinggi atau apapun lainnya sebelum ASI keluar
dibandingkan dengan penelitian yang karena akan mengurangi asupan susu,
dilakukan oleh Martiza (2012) dengan hasil monitor kecukupan produksi ASI dengan
31,9% responden menyatakan bahwa tidak melihat buang air kecil bayi paling kurang
diberikan ASI. Hasil penelitian ini 6-7 kali sehari dan buang air besar paling
sebanding dengan penelitian yang kurang 3-4 kali sehari (Suradi, dkk, 2013).
dilakukan oleh Apriliyan (2017) yang Menurut asumsi peneliti, pemberian
mendapatkan hasil 40,4% responden yang ASI harus dilaksanakan terutama bagi yang
tidak memberikan ASI eksklusif. Hasil masih berusia 0-6 bulan untuk mencapai
penelitian ini sebanding dengan penelitian ASI eksklusif. Pemberian ASI harus
yang dilakukan oleh Tridininlestari (2017) dilaksanakansesering mungkin sebanyak
yang mendapatkan hasil 54,1% responden yang diinginkan bayi. Rendahnya cakupan
yang tidak memberikan ASI eksklusif. ASI eksklusif ini disebabkan oleh berbagai
Hasil penelitian ini sebanding dengan faktor seperti puting susu ibu tidak ada,
penelitian yang dilakukan oleh Aprilia produksi ASI kurang, bayi tidak mau
(2016) yang mendapatkan hasil 60,2% menyusui, ibu mengalami baby blues, dan
responden yang tidak memberikan ASI lain-lain. Berbegai metode tradisional
eksklusif. maupun obat-obatan modern dilakukan
Bayi yang mendapat ASI eksklusif untuk meningkatkan produksi ASI.
dapat mengalami ikterus. Ikterus ini 2. Fototerapi
disebabkan oleh produksi ASI yang belum Hasil penelitian yang berhubungan dengan
banyak pada hari hari pertama. Bayi pelaksanaan fototerapi di Ruang
mengalami kekurangan asupan makanan Perinatologi dapat dilihat pada tabel 2
sehingga bilirubin direk yang sudah berikut :
mencapai usus tidak terikat oleh makanan
dan tidak dikeluarkan melalui anus bersama Tabel .2 Distribusi Frekuensi Responden
makanan. Di dalam usus, bilirubin direk ini Berdasarkan Fototerapi Di Ruang Perinatologi
diubah menjadi bilirubin indirek yang akan Fototerapi f %
diserap kembali ke dalam darah dan Fototerapi 26 63,4
mengakibatkan peningkatan sirkulasi Tidak fototerapi 15 36,6
enterohepatik. Keadaan ini tidak Jumlah 41 100
memerlukan pengobatan dan jangan diberi
air putih atau air gula. Untuk mengurangi Berdasarkan tabel 2 diketahui
terjadinya ikterus dini perlu tindakan bahwa dari 41 responden, sebanyak 26
sebagai berikut : bayi dalam waktu 30 responden (63,4%) dilaksanakan fototerapi,
menit diletakkan ke dada ibunya selama 30- sedangkan 15 lainnya (36,6%) tidak
60 menit, posisi dan perlekatan bayi pada difototerapi. Hasil penelitian diketahui
payudara harus benar, berikan kolostrum bahwa dari 41 responden, sebanyak 26
karena dapat membantu untuk responden (63,4%) dilaksanakan fototerapi,
membersihkan mekonium dengan segera sedangkan 15 lainnya (36,6%) tidak
(Suradi, dkk, 2013). difototerapi. Pelaksanaan fototerapi
Mekonium yang mengandung bilirubin tergantung dari kadar bilirubin pada bayi.
tinggi bila tidak segera dikeluarkan, Bayi yang difototerapi jika memiliki kadar
bilirubinnya dapat diabsorbsi kembali bilirubin > 5 mg% atau dengan indikasi
sehingga meningkatkan kadar bilirubin daerah kepala, leher dan badan bagian atas
dalam darah, bayi disusukan sesuai sudah terlihat kuning.
124
Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 1, Maret 2021
DOI: 10.36565/jab.v10i1.291
p-ISSN: 2655-9266
e-ISSN: 2655-9218
125
Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 1, Maret 2021
DOI: 10.36565/jab.v10i1.291
p-ISSN: 2655-9266
e-ISSN: 2655-9218
dilakukan oleh Martiza (2012) dengan hasil kadar bilirubin kembali berada dalam batas
29,2% responden memiliki bayi ikterus yang normal dan tidak terjadi kerusakan
neonatorum. Hasil penelitian Aida (2012) yang lebih membahayakan jiwa bayi dan
dalam judul penelitian Hubungan Berat tumbuh kembangnya.
Badan Lahir Rendah dengan Kejadian Analisa Bivariat
Ikterus di RSUD Gresik menyatakan bahwa Analisa bivariat merupakan analisa
12,4% responden melahirkan bayi ikterus yang dilakukan terhadap dua variabel dalam
neonatorum. Hasil penelitian ini lebih hal ini, analisa bivariat bertujuan untuk
tinggi dibandingkan dengan penelitian mengetahui hubungan variable independen
Harisnamurti (2018) yang mendapatkan dengan variabel dependen. Analisa bivariat
hasil 23,4% responden mengalami dilakukan secara komputerisasi dengan
fototerapi menggunakan uji Chi Square.Hasil analisa
Menurut asumsi peneliti, ikterus bivariat penelitian ini sebagai berikut :
neonatorum yang dialami oleh responden
disebabkan karena bayi kurang banyak 1. Hubungan Pemberian ASI dengan
mendapatkan asupan ASI, bayi mengalami Kejadian Ikterus Neonatorum
BBLR, ibu yang preeklamsia, dan ketuban Hubungan antara pemberian ASI dengan
pecah dini. Selain itu, ikterus neonatorum kejadian ikterus neonatorum dapat pada
juga ditemukan pada bayi yang mengalami tabel berikut :
asfiksia. Bayi ikterus neonatorum harus
mendapatkan penanganan lebih lanjut agar
Tabel .4 Hubungan Pemberian ASI dengan kterus Neonatorum di Ruang Perinatologi
126
Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 1, Maret 2021
DOI: 10.36565/jab.v10i1.291
p-ISSN: 2655-9266
e-ISSN: 2655-9218
127
Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 1, Maret 2021
DOI: 10.36565/jab.v10i1.291
p-ISSN: 2655-9266
e-ISSN: 2655-9218
kulit bayi tidak mempengaruhi efisiensi radiometer spektral yang sesuai) selama
pemberian fototerapi. Hasil terbaik terjadi waveband sekitar 460-490 nm, dan
dalam 24 sampai 48 jam pertama fototerapi diimplementasikan secara tepat waktu.
(Wong, 2017). Fototerapi intensif adalah Menurut Wong (2009) untuk
fototerapi dengan menggunakan sinar mengefektifkan fototerapi, kulit bayi harus
bluegreen spectrum (panjang gelombang terpajan penuh terhadap sumber cahaya
430-490 nm) dengan kekuatan paling dengan jumlah yang adekuat. Bila kadar
kurang 30 uW/cm2 (diperiksa dengan radio bilirubin serum meningkat sangat cepat atau
meter, atau diperkirakan dengan mencapai kadar kritis, dianjurkan untuk
menempatkan bayi langsung di bawah menggunakan fototerapi dosis ganda atau
sumber sinar dan kulit bayi yang terpajan intensif, teknik ini dengan menggunakan
lebih luas. Bila konsentrasi bilirubin tidak lampu overhead konvensional sementara itu
menurun atau cenderung naik pada bayi – bayi berbaring dalam selimut fiberoptik.
bayi yang mendapat fototerapi intensif, Warna kulit bayi tidak mempengaruhi
kemungkinan besar terjadi proses hemolisis efisiensi pemberian fototerapi. Hasil terbaik
(Kosim, dkk, 2012). terjadi dalam 24 sampai 48 jam pertama
Penelitian ini sejalan dengan fototerapi.
penelitian yang dilakukan oleh Martiza Penelitian ini sejalan dengan pendapat
(2012) yang menyatakan bahwa terdapat yang dikemukakan oleh Hendryawati
hubungan yang bermakna antara fototerapi (2011) yang mengatakan bahwa secara
dengan kejadian ikterus neonatorum. klinis (kramer) pemberian fototerapi atau
Penelitian yang dilakukan oleh Lintang day light dapat menurunkan derajat ikterik
(2014) dengan judul penelitian Hubungan pada bayi ikterik. Penelitian ini sejalan
Jenis Persalinan dengan Kejadian Ikterus dengan penelitian yang dilakukan oleh
Neonatorum di RSUD Dr. Moewardi Lasmani (2000) yang memberikan hasil
Surakarta Tahun 2014,menyatakan bahwa penelitian faktor resiko terjadinya
ada hubungan yang bermakna antara hiperbilirubinemia pada berat badan lahir
fototerapi dengan kejadian ikterus cukup (BBLC) yang secara statistik
neonatorum di RSUD Dr. Moewardi bermakna adalah keterlambatan pemberian
Surakarta. Hasil penelitian ini lebih tinggi ASI, efektifitas menetek dan asfiksia
dibandingkan dengan penelitian neonatorum menit ke-1.
Harisnamurti (2018) yang mendapatkan Dan juga penelitian yang dilakukan
hasil ada hubungan yang bermakna antara oleh Triasih (2003), dengan hasil penelitian
fototerapi dengan kejadian ikterus terdapat hubungan antara kadar bilirubin
neonatorum. total 24 jam pertama dengan hari kelima
Nilai OR 13,714, sehingga dapat yang dapat digunakan untuk memprediksi
disimpulkan bahwa responden yang terjadinya hiperbilirubunemia pada bayi
difototerapi mengalami peluang 13,7 kali cukup bulan pada minggu pertama
tidak ikterus neonatorum dibandingkan kehidupan. Penelitian ini juga mendukung
yang tidak mengalami fototerapi. penelitian yang dilakukan oleh Pratita
Menurut Bhutani (2011) untuk (2010) yang memberikan hasil pemberian
mengurangi efek samping fototerapi maka fototerapi efektif dalam menurunkan kadar
dokter dan rumah sakit harus memastikan bilirubin dengan jarak sinar lebih dekat ke
bahwa perangkat fototerapi digunakan neonatus lebih efektif dalam menurunkan
harus sepenuhnya menerangi luas kadar bilirubin pada bayi-bayi dengan
permukaan tubuh pasien, memiliki tingkat hiperbilirubinemia.
radiasi dari ≥ 30 μW cm-2 nm1
(dikonfirmasi dengan akurasi dengan
128
Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 1, Maret 2021
DOI: 10.36565/jab.v10i1.291
p-ISSN: 2655-9266
e-ISSN: 2655-9218
129
Jurnal Akademka Baiturrahim Jambi (JABJ) Vol 10, No 1, Maret 2021
DOI: 10.36565/jab.v10i1.291
p-ISSN: 2655-9266
e-ISSN: 2655-9218
___________. 2009. Penuntun Diskusi Roesli Utami, 2015. Inisiasi Menyusui Dini
Obstetri Dan Ginekologi Untuk Plus ASI Eksklusif (Cetakan I).
Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC Jakarta : Pustaka Bunda.
___________. 2010. Ilmu Kebidanan, RSUD Pasaman Barat, 2019. Laporan
Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta Tahunan 2018
: EGC RS Yarsi, 2019. Data Rekam Medik Tahun
Mansjoer, Arief, 2012. Kapita Selekta 2018
Kedokteran. Jakarta : PT. Gramedia Sihombing, Vivian. 2012. Asuhan Neonatus
Marmi, S. S. T., & Raharjo, K., 2012. Bayi dan Anak Balita. Jakarta : CV.
Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Salemba Medika.
Anak Prasekolah. Yogyakarta : CV. Sukadi, A. 2012. Buku Ajar Neonatologi.
Pustaka Pelajar. Jakarta : CV. Badan Penerbit IDAI.
Martiza, Iesje. (2012). Buku Ajar Suradi, Abdurachman, Ali Usman, Syarief
Gastroenterologi-Hepatologi. Jakarta Hidayat Efendi. 2012. Ikterus
: CV. Badan Penerbit IDAI. Neonatorum. Perinatologi. Bandung.
Maryunani, A., Nurhayati. (2008). Asuhan Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak
Bayi Baru Lahir Normal. Jakarta : FKUP/RSHS.
Trans Info Media Suradi, R, dan D. Letupeirissa, 2013. Buku
Mochtar, 2011. Sinopsis Obstetri Jilid I. Bedah ASI IDAI.
Jakarta : EGC https://www.idai.or.id/artikel/klinik/a
______, 2013. Sinopsis Obstetri Jilid I si/air-susu-ibu-dan-ikterus. Diakses 1
Edisi VII. Jakarta : EGC September 2020.
Moeslichan, Surjono, A., Suradi. R., Tridininlestari, 2017. Hubungan Pemberian
Rahardjani, K. B.,Usman. A., ASI Eksklusif dengan Kejadian ISPA
Rinawati, et al., 2012. Tatalaksana pada Bayi 6-24 Bulan. Jurnal
Ikterus Neonatorum. Kesehatan Vol 5 Tahun 2018
Newman, T., Kuzniewicz, M., Liljestrand, WHO, 2014. Management of
dkk. 2009. Number Needed to Treat hyperbilirubinemia in the new born
With Phototherapy According to infant 35 or more weeks of gestation.
American Academy of Pediatrics Diakses tanggal : 2 Januari 2016.
Guidelines. Journal of the American From : http://www.aapublication.org.
Academy of Pediatrics, Vol. 123, No. Wiknjosastro, 2009. Buku Ajar Kebidanan :
5, PP 1352-1359. Ilmu Kandungan Jakarta : Yayasan
Notoatmodjo, S. 2009. Metodologi Bina Pustaka
Penelitian Kesehatan. Jakarta : __________, 2014. Ilmu Kandungan.
Rineka Cipta Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Poverawati, 2009. Bahan Ajar Kebidanan : Wong, D.L., & Hockenberry, M.J, (2003).
Gizi pada Balita. Yogyakarta: Nursing care of infant and children.
Nuhamedika 7th edition. Philadhelphia : Mosby
Purwanti, Sri, 2014. ASI Eksklusif dan Ibu Wong, D.L. 2009. Buku Ajar Keperawatan
Pekerja. Jakarta : Yayasan Bina Pediatrik. Diterjemahkan oleh Agus
Pustaka S., Neti J., Kuncoro., Vol. 1. Edisi 6.
Rina Mulita, 2011. Faktor-Faktor yang Cetakan 1., Jakarta : Penerbit Buku
Berhubungan dengan Kejadian Kedokteran EGC
Ikterus Neonatorum di RSU
Muhammadiya PKU
130