You are on page 1of 7

Jurnal Biologi Tropis

Original Research Paper

The Diversity of Butterflies (Lepidoptera) in the Aik Bukak Tourism Park


Area
Rizka Yulia Ashari1, Moh. Liwa Ilhamdi1*, Didik Santoso1
1
Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Mataram, Mataram, Indonrsia

Article History Abstract: Butterflies have an important role in human life in various fields
Received : August 02th, 2021 such as ecology, economy, aesthetics, and education. The Aik Bukak
Revised : September 30th, 2021 Tourism Park area is one of the butterfly habitats in Aik Bukak Village, Batu
Accepted : December 20th, 2021 Kliang Utara District, Central Lombok Regency. That aims to determine the
Published : January 05th, 2022 diversity of butterflies in the Aik Bukak Tourism Park area. Data collection
used a purposive survey method with a sweeping technique following three
*Corresponding Author: predetermined observation lines, namely the entrance, the path around the
Moh. Liwa Ilhamdi pond, and the forest path. This research was fully recorded 327 individuals
Program Studi Pendidikan member of 23 spesies, 18 genera, and 5 families. The analysis of the butterfly
Biologi, FKIP Universitas species diversity index used the Shannon-Wienner formula and the diversity
Mataram, Mataram, Indonesia;
index value (H՛ ) was 2.939 which means medium category. The species
Email:
liwa_ilhamdi@unram.ac.id
dominance index was analyzed using the Simpson's species dominance
formula and obtained the species dominance index value was 0.059, which
means that no species dominates at that location.

Keywords: diversity, dominance, butterfly, Aik Bukak.

Pendahuluan spesies kupu-kupu di Indonesia yang tersebar


di pulau Jawa dan Bali, serta diperkirakan
Keanekaragaman hayati (biodiversitas) sekitar 1000 spesies kupu-kupu yang terdapat
adalah kekayaan gen dan spesies makhluk di pulau Sumatera (Soekardi, 2007).
hidup yang mencakup hewan, tumbuhan, Keberadaan kupu-kupu ditentukan oleh
mikroorganisme, serta ekosistem dan proses- kemampuan distribusi dan adaptasi terhadap
proses ekologi (Sutoyo, 2010). Indonesia lingkungannya (Amir & Kahono, 2003). Kupu-
memiliki salah satu keanekaragaman hayati kupu dapat bertahan hidup dan berada di suatu
yang jumlah spesiesnya melimpah yaitu kupu- habitat jika mampu beradaptasi terhadap faktor
kupu (Soekardi, 2007). Menurut Scoble (1995) lingkungan baik faktor abiotik meliputi
kupu-kupu diklasifikasikan dalam filum intensitas cahaya, kecepatan angin, suhu, dan
Arthropoda, kelas Insecta, dan ordo kelembaban serta faktor biotik yang terdapat
Lepidoptera. Kupu-kupu adalah bagian kecil pada habitat tersebut seperti vegetasi dan
(sekitar 10 %) dari 170.000 spesies predator (Lien, 2007). Pada umumnya kupu-
Lepidoptera yang ada di dunia, ditemukan kupu dapat bertahan hidup dikisaran suhu
sekitar 1.600 spesies kupu-kupu di Indonesia tertentu, suhu minimum 15 oC, suhu optimum
dan beberapa termasuk dalam daftar merah 25oC, dan suhu maksimum 45 oC (Jumar, 2000).
(Peggie & Amir, 2006). Di Indonesia terdapat Menurut Borror et al. (1992) kelembaban udara
26 spesies kupu-kupu yang dilindungi dan optimal untuk kupu-kupu bertahan hidup
diantaranya termasuk dalam redlist berkisar antara 60-75% dan ketika berkembang
International Union for the Conservation of biak kupu-kupu memerlukan kelembaban yang
Nature and Natural Resources (IUCN) dan lebih tinggi yaitu berkisar antara 84-92%.
diatur perdagangannya dalam Convention on Keanekaragaman spesies kupu-kupu
International Trade in Endangered Species of yang tinggi dan penyebaran kupu-kupu dalam
Wild Fauna and Flora (CITES) (Setiawan suatu wilayah dipengaruhi oleh habitatnya
dalam Irni 2016). Tercatat lebih dari 600 (Handayani et al., 2012). Salah satu tempat

This article is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 © 2022 The Author(s). This article is open access
International License.
Ashari, et al. (2022). Jurnal Biologi Tropis, 22 (1): 23 – 29
DOI: http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v22i1.2850

yang sesuai sebagai habitat kupu-kupu adalah (450 meter), dan jalur hutan yang berada di
Kawasan Taman Wisata Aik Bukak. Kawasan Kawasan Taman Wisata Aik Bukak (900 meter).
Taman Wisata Aik Bukak merupakan tempat Sampel kupu-kupu yang tertangkap
dengan kelembaban yang cukup tinggi dan kemudian diamati dan diidentifikasi dengan
terdapat berbagai jenis vegetasi. Kawasan ini bantuan buku identifikasi Panduan Lapangan
merupakan lahan milik pemerintah yang Kupu-kupu di TWA Gunung Tunak (Wahyuni,
memiliki luas 5,6 hektar dan dikelola oleh 2018) dan Panduan Lapangan Kupu-kupu di
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten TWA Kerandanagan (Wahyuni & Fathullah,
Lombok Tengah. 2015). Proses identifikasi dilakukan secara
Penelitian tentang keanekaragaman morfologi dengan mengamati warna dan bentuk
kupu-kupu telah banyak dilakukan di beberapa sayap yang dimiliki setiap sampel kupu-kupu.
pulau di Indonesia. Salah satunya penelitian Sampel kupu-kupu yang belum teridentifikasi
yang dilakukan oleh Irni (2016) di Taman diawetkan dengan cara menyuntikkan larutan
Nasional Gunung Leuser tercatat bahwa formalin 4% dibagian toraksnya menggunakan
terdapat 25 spesies kupu-kupu dari 8 famili. jarum suntik kemudian sayap kupu-kupu
Penelitian kupu-kupu di pulau Lombok juga dibentangkan dan dimasukkan ke dalam kertas
telah banyak dilakukan seperti penelitian yang papilot (Ilhamdi, 2018). Sampel kemudian
dilakukan oleh Sumiati (2018) di Hutan Jeruk diidentifikasi lebih lanjut di Laboratorium
Manis ditemukan 43 spesies dari 4 famili. Biologi, FKIP, Universitas Mataram.
Penelitian lain juga dilakukan Ilhamdi (2019) Data spesies dan jumlah individu spesies
di Taman Wisata Alam Suranadi ditemukan 40 yang ditemukan kemudian dianalisis secara
spesies kupu-kupu dari 5 famili. Penelitian kuantitatif yang digunakan untuk menentukan
mengenai keanekaragaman kupu-kupu di indeks keanekaragaman spesies menggunakan
Kawasan Taman Wisata Aik Bukak perlu rumus Shannon-Wienner, dengan mengacu pada
dilakukan, karena langkah awal upaya kriteria indeks keanekaragaman spesies Shannon-
konservasi suatu spesies adalah ketersediaan Wienner (Magurran, 1988), dan indeks
data tentang kelimpahan suatu spesies (Ilhamdi dominansi spesies menggunakan Simpson
et al., 2021). Sebagai salah satu tempat wisata, (Krebs, 1989), dengan mengacu pada kriteria
Kawasan Taman Wisata Aik Bukak perlu indeks dominasi spesies Simpson (Odum, 1993).
memiliki data mengenai kelimpahan dan
keanekaragaman kupu-kupu sebagai bahan Hasil dan Pembahasan
pertimbangan dalam mengembangkan kegiatan
dan strategi konservasinya. Kelimpahan dan Keanekaragaman Spesies
Kupu-kupu
Bahan dan Metode Hasil penelitian yang telah dilakukan di
Kawasan Taman Wisata Aik Bukak pada bulan
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret 2021 berhasil ditemukan
Februari sampai Maret 2021 di Kawasan Taman 327 individu yang meliputi 23 spesies, 18 genus,
Wisata Aik Bukak, Desa Aik Bukak, Kecamatan dan 5 famili seperti yang terlihat pada Tabel 1.
Batu Kliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah.
Pengambilan sampel kupu-kupu dilakukan Tabel 1. Daftar Spesies Kupu-kupu yang
dengan menggunakan metode survei yang Teridentifikasi di Kawasan Taman Wisata Aik Bukak
dilakukan 1 kali dalam seminggu selama 4
minggu. Penangkapan kupu-kupu dilakukan pada Jumlah
Famili Genus Spesies Individ
pagi hari mulai pukul 08.00 – 12.00 WITA dan u
sore hari mulai pukul 15.00 – 17.00 WITA. Papilio
Papilionidae Papilio 25
Penangkapan kupu-kupu dilakukan dengan memnon
teknik sweeping menggunakan jaring serangga Papilio
13
dengan mengikuti jalur pengamatan yang telah polytes
Papiliio
ditentukan yaitu jalur masuk yang menuju ke demoleus
3
lokasi Taman Wisata Aik Bukak (200 meter), Papilio
9
jalur sekitar kolam Taman Wisata Aik Bukak demolion

24
Ashari, et al. (2022). Jurnal Biologi Tropis, 22 (1): 23 – 29
DOI: http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v22i1.2850

Elymnias bagi kupu-kupu famili Pieridae (Peggie & Amir,


Nymphalida
Elymnias hypermnestr 15 2006). Adapun tumbuhan dari famili Asteraceae
e
a
Doleschali Doleschalia yang banyak ditemukan di lokasi penelitian yaitu
8 bandotan (Ageratum conyzoides), gletang
a bisaltide
Euploea
Euploea
14 (Tridax procumbens), dan ketul (Bidens pilosa).
Eunice Keanekaragaman spesies kupu-kupu di
Ypthima
Ypthima
baldus
7 Kawasan Taman Wisata Aik Bukak termasuk
Hypolimna Hypolimnas dalam kategori sedang dengan diperoleh nilai
23
s bolina H՛ sebesar 2,939. Nilai ini lebih rendah
Melanitis dibandingkan dengan indeks keanekaragaman
Melanitis 7
leda spesies yang diperoleh oleh Ilhamdi et al. (2019)
Melanitis
phedima
22 dalam penelitiannya di Kawasan Taman Wisata
Amathusia Alam Suranadi diperoleh nilai sebesar 3,47 yang
Amathusia 4
phidippus termasuk dalam kategori tinggi. Namun nilai
Mycalesis yang diperoleh dalam penelitian ini lebih tinggi
Mycalesis 19
janardana
Orsotriaena
jika dibandingkan dengan penelitian yang
Orsotriaena 19 dilakukan oleh Dewi et al. (2016) di sekitar
medus
Eurema Kampus Pinang Masak Universitas Jambi yang
Pieridae Eurema 25
blanda diperoleh nilai sebesar 2,153 yang termasuk
Eurema dalam kategori sedang.
24
hecabe
Leptosia Perbedaan nilai indeks keanekaragaman
Leptosia 35 spesies yang diperoleh pada penelitian ini,
nina
Catopsilia
Catopsilia
8
penelitian Ilhamdi et al. (2019), dan penelitian
pamona Dewi et al. (2016) disebabkan oleh adanya
Appias
Appias
olferna
6 perbedaan pada jumlah spesies, jumlah individu
Jamides pada masing-masing spesies, dan jumlah total
Lycaenidae Jamides 2 individu pada seluruh spesies. Perbedaan
celeno
Anthene
Anthene
14 keanekaragaman spesies yang ditemukan
lycaenina bergantung pada kondisi habitat dan vegetasi
Borbo
Hesperiidae Borbo
cinnara
21 pada kawasan tersebut. Keanekaragaman kupu-
Matapa Matapa aria 4
kupu di Kawasan Taman Wisata Aik Bukak
Total
termasuk dalam kategori sedang, artinya
327 kawasan tersebut masih cocok dijadikan sebagai
Individu
habitat bagi kupu-kupu.
Berdasarkan Tabel 1, kupu-kupu dengan Menurut Lodh & Agarwala (2016)
kelimpahan tertinggi yaitu pada spesies Leptosia keanekaragaman spesies kupu-kupu juga
nina dari famili Pieridae. Leptosia nina dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu,
merupakan kupu-kupu yang terbang lambat dan kelembaban udara, dan kecepatan angin. Suhu
lemah serta biasa ditemukan terbang dekat lingkungan pada saat penelitian berkisar antara
dengan permukaan tanah. Kupu-kupu dari famili 26oC sampai 30oC dan kelembaban udara
ini sering ditemukan di sekitar perairan dalam berkisar antara 69% sampai 83% dengan
jumlah yang banyak (Sihombing, 1999). kecepatan angin berkisar antara 11,8 km/jam
Banyaknya Leptosia nina dari famili sampai 25,4 km/jam. Suhu, kelembaban udara,
Pieridae ditemukan dikarenakan pada lokasi dan kecepatan angin tersebut sudah sesuai untuk
penelitian banyak terdapat vegetasi dengan tipe keberlangsungan hidup kupu-kupu.
semak. Menurut Gardner et al. (1995) terdapat Selain kondisi habitat, perbedaan
hubungan antara kompleksitas antara struktur keanekaragaman spesies juga dipengaruhi oleh
vegetasi dengan keanekaragaman serangga vegetasi yang tumbuh pada habitat tersebut.
(kupu-kupu). Vegetasi yang terdapat pada tipe Perbedaan vegetasi pada suatu daerah sangat
semak sebagian besar merupakan tumbuhan menentukan keanekaragaman spesies yang
berbunga dari famili Asteraceae. Tumbuhan dari ditemukan pada daerah tersebut. Keberadaan dan
famili Asteraceae merupakan tumbuhan pakan keanekaragaman spesies kupu-kupu dipengaruhi
25
Ashari, et al. (2022). Jurnal Biologi Tropis, 22 (1): 23 – 29
DOI: http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v22i1.2850

oleh penyebaran dan kelimpahan tumbuhan (Colocasia esculenta), dan berbagai jenis
inang dan tumbuhan pakan (Shalihah et al., tumbuhan berbunga seperti asoka (Saraca
2012). Pada lokasi penelitian, tumbuhan inang asoca), pagoda (Clorodendrum japonicum), dan
yang sekaligus dijadikan sebagai sumber kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) serta
makanan oleh ulat (larva) yaitu pohon nangka berbagai jenis rerumputan.
(Artocarpus heterophyllus), pohon ketapang Pada jalur hutan, spesies yang paling
(Terminalia catappa), pohon dao banyak dijumpai adalah Melanitis phedima dari
(Dracontomelon dao), dan talas (Colocasia famili Nymphalidae. Hal tersebut dikarenakan
esculenta). Sedangkan tumbuhan pakan yang kupu-kupu dari famili ini memiliki kemampuan
biasa dijadikan sebagai sumber nektar oleh kupu- bertahan hidup yang tinggi pada berbagai jenis
kupu dewasa (imago) yaitu berbagai jenis habitat dikarenakan bersifat polifag, yaitu
tumbuhan berbunga seperti asoka (Saraca memakan banyak jenis tumbuhan (Gosal et al.,
asoca), pagoda (Clorodendrum japonicum), dan 2016). Sifat polifag inilah yang memungkinkan
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) serta famili Nymphalidae dapat bertahan hidup
berbagai jenis rerumputan dari famili Poaceae meskipun tumbuhan inang utamanya tidak ada.
dan tumbuhan dengan tipe semak seperti Jalur masuk (JM) memiliki nilai indeks
bandotan (Ageratum conyzoides), gletang keanekaragaman spesies tertinggi kedua setelah
(Tridax procumbens), ketul (Bidens pilosa), putri jalur hutan. Berbeda dengan jalur hutan, pada
malu (Mimosa pudica), sidaguri (Sida jalur masuk spesies kupu-kupu yang ditemukan
rhombifolia), dan pecut kuda (Stachytarpheta lebih sedikit. Hal tersebut dikarenakan pada jalur
jamaicensis). ini sudah adanya beberapa aktivitas manusia
Selain indeks keanekaragaman spesies seperti dijadikannya sebagai tempat parkir dan
kupu-kupu secara keseluruhan, diperoleh juga loket pembelian tiket. Hal ini sejalan dengan
indeks keanekaragaman spesies kupu-kupu pada pernyataan yang dikemukakan oleh Putri (2016)
setiap jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa kupu-kupu merupakan serangga yang
nilai indeks keanekaragaman spesies pada setiap peka terhadap gangguan atau kegiatan oleh
jalur berbeda-beda. Nilai indeks manusia. Sehingga ketika manusia melakukan
keanekaragaman spesies yang didapat yaitu suatu aktivitas atau kegiatan maka kupu-kupu
2,981 untuk jalur hutan, 2,629 untuk jalur masuk, akan cenderung menghindar dari tempat tersebut.
dan 2,424 untuk jalur sekitar kolam seperti yang Pada jalur masuk spesies yang paling
terlihat pada Gambar 1. banyak dijumpai yaitu Papilio memnon dari
famili Papilionidae. Hal tersebut dikarenakan
Indeks keanekargaman (H') pada jalur ini banyak tumbuhan pagoda yang
sedang berbunga. Sekitar pukul 09.00 hingga
2,981
2,629 2,424
pukul 11.00 WITA banyak dijumpai Papilio
memnon yang aktif beterbangan dan hinggap di
sekitar bunga tumbuhan pagoda (Clorodendrum
japonicum). Kondisi ini diperkuat dengan
JM JK JH pernyataan yang dikemukakan oleh Irni et al.
(2016) bahwa Famili Papilionidae lebih
Gambar 1. Nilai Indeks Keanekaragaman Spesies menyukai nektar yang berasal dari warna bunga
yang mencolok dan hanya menggunakan
Jalur hutan (JH) merupakan jalur dengan tanaman tersebut sebagai pakan, sehingga
nilai indeks keanekaragaman spesies tertinggi apabila tanaman tersebut tidak sedang berbunga
serta spesies kupu-kupu terbanyak ditemukan maka keberadaan aktif kupu-kupu berkurang.
pada jalur tersebut. Banyaknya jumlah spesies Jalur kolam (JK) merupakan jalur dengan
yang ditemukan disebabkan karena pada jalur ini nilai indeks keanekaragaman spesies terendah.
banyak terdapat berbagai jenis tumbuhan yang Pada jalur ini spesies kupu-kupu yang ditemukan
dapat digunakan sebagai pakan oleh kupu-kupu, juga lebih sedikit dibandingkan 2 jalur
seperti adanya pohon nangka (Artocarpus sebelumnya. Hal ini terjadi dikarenakan pada
heterophyllus), pohon ketapang (Terminalia jalur ini merupakan pusat dari tempat wisata
catappa), pohon dao (Dracontomelon dao), talas tersebut. Banyaknya aktivitas wisata yang
26
Ashari, et al. (2022). Jurnal Biologi Tropis, 22 (1): 23 – 29
DOI: http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v22i1.2850

dilakukan oleh wisatawan dan para pedagang suatu daerah. Tidak terdapat spesies kupu-kupu
menjadi salah satu penyebab sedikitnya spesies yang mendominansi pada lokasi penelitian
yang ditemukan pada jalur ini. Selain itu, dikarenakan vegetasi yang digunakan sebagai
tumbuhan pakan yang tersedia juga lebih sedikit sumber makanan oleh kupu-kupu tersebar
jenisnya jika dibandingkan dengan 2 jalur merata. Kondisi habitat juga memungkinkan
lainnya. untuk kupu-kupu dapat bertahan hidup. Tidak
Pada jalur kolam, spesies kupu-kupu yang terdapat kerusakan habitat yang parah yang akan
banyak ditemukan yaitu Eurema blanda dari menyebabkan kupu-kupu akan berpindah dan
famili Pieridae. Eurema blanda banyak dijumpai menghuni habitat yang baru secara bersamaan.
pada jalur ini dikarenakan sesuai dengan habitat
yang disukai. Kupu-kupu ini menyukai habitat Kesimpulan
dengan vegetasi semak dan tempat dengan
genangan air berada. Pada jalur ini banyak Berdasarkan hasil penelitian, analisis data,
terdapat genangan air yang berasal dari air kolam dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
dan terdapat aliran air sungai. keanekaragaman spesies kupu-kupu di Kawasan
Taman Wisata Aik Bukak termasuk dalam
Dominansi Spesies Kupu-kupu kategori sedang dengan nilai H՛ sebesar 2,939
Semakin kecil nilai indeks dominansi dan nilai indeks dominansi spesies kupu-kupu di
spesies maka menunjukkan bahwa tidak ada Kawasan Taman Wisata Aik Bukak diperoleh
spesies yang mendominansi dan begitu pula sebesar 0,059 yang artinya tidak ada spesies yang
sebaliknya, semakin besar nilai indeks dominansi mendominansi pada lokasi tersebut.
spesies maka menunjukkan adanya spesies
tertentu yang mendominansi (Odum, 1993). Nilai Ucapan terima kasih
dominansi spesies pada setiap jalur penelitian
dapat dilihat pada Gambar 2. Penulis menyampaikan terima kasih
kepada pengelola Taman Wisata Aik Bukak,
0,107 Bapak Misbah yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian di kawasan tersebut.
0,088
Ungkapan terimakasih juga Penulis sampaikan
kepada Bapak Moh. Liwa Ilhamdi, M.Si., Bapak
0,058
Dr. Didik Santoso, M.Sc., dan Bapak Lalu Japa,
M.Sc.St. sebagai Dosen Pembimbing, serta
teman-teman Mita Rahmatullah, Rifcka Aulia
Hidayati, Zanaria, Juni Kartini, Ratu Mas Tara
Indriani, Rian Abendani, dan Rahmatul Aulani
JM JK JH Yuniartin yang telah membantu dalam
penelitian.
Gambar 2. Nilai Dominansi Spesies
Referensi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Amir, M. & S. Kahono. (2003). Serangga
indeks dominansi seluruh spesies kupu-kupu di Tanaman Nasional Gunung Halimun
Kawasan Taman Wisata Aik Bukak yaitu sebesar Jawa Bagian Barat. Bogor: Lembaga
0,059 yang berarti mendekati 0 (nol).
Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Berdasarkan nilai tersebut, maka secara
keselurahan tidak terdapat spesies kupu-kupu Borror D.J., C. A. Triplehorn, & N. F. Johnson.
yang mendominansi di kawasan tersebut.
(1992). Pengenalan Pelajaran Serangga
Sehingga dapat dikatakan bahwa kondisi
Edisi Keenam. Yogyakarta: Gadjah Mada
komunitas di kawasan tersebut dalam keadaan
University Press.
stabil (Odum, 1973). Menurut Sanders & Mc
Cormick (1987) faktor-faktor lingkungan dapat Dewi, B., A. Hamidah, & J. Siburian. (2016).
mempengaruhi dominansi suatu spesies pada Keanekaragaman dan Kelimpahan Jenis
27
Ashari, et al. (2022). Jurnal Biologi Tropis, 22 (1): 23 – 29
DOI: http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v22i1.2850

Kupu-kupu (Lepidoptera: Rhopalocera) Krebs, C. J. (1989). Ecology: The Experimental


di Sekitar Kampus Pinang Masak Analysis of Distribution and Abundance
Universitas Jambi. Jurnal Biospecies. Third Edition. New York: Harper and
9(2):32-38. Row Publishers.

Gardner, S. M., Marcelo R. C., Graciela R. V., & Lien, V. V. (2007). Ecological Indicator Role of
Sandra D. (1995). The Influence of Habitat Butterflies in Tam Dao National Park,
Structure on Arthropod Diversity in Vietnam. Journal Russsian
Argentine Semi-arid Chaco Forest.Journal Entomological. 16(4):479-486.
of Vegetation Science. 6(3):349-356.
Lodh, R. & B. K. Agarwala. (2016). Rapid
Gosal, L. M., Ventje M., & Jimmy R. (2016). Assessment of Diversity and Conservation
Keanekaragaman dan Perbedaan Jenis of Butterflies in Rowa Wildlife Sanctuary:
Kupu-kupu (Ordo: Lepidoptera) An Indo-Burmese hotspot-Tripuna, N. E.
Berdasarkan Topografi pada Tiga Lokasi India. Tropical Ecology. 57(2):231-242.
Hutan di Sulawesi Utara. Jurnal Bios
Logos. 6(2):43-50. Magurran. A. E. (1988). Echologycal Diversity
and its Measurement. London: Chapman
Handayani, Viva D., I Gede S., & Zulkarnain. & Hall.
(2012). Deskripsi Habitat Kupu-kupu di
Taman Kupu-kupu Gita Persada Odum, E. P. (1973). Fundamental of Ecology.
Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Philadhelphia: W. B. Sounders. Co.
Kota Bandar Lampung. Jurnal Penelitian
Geografi. 1(2):1-15. Odum, E. P. (1993). Dasar-dasar Ekologi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University
Ilhamdi, M. L. (2018). Pola Penyebaran Capung Press.
(Odonata) di Kawasan Taman Wisata
Alam Suranadi Lombok Barat.Jurnal Peggie, D., & M. Amir (2006). Panduan Praktis
Biologi Tropis. 18(1) 27-33. Kupu-kupu di Kebun Raya Bogor.
Cibinong: Pusat Penelitian Biologi,
Ilhamdi, M. L., Agil A. I., & Didik S. (2019). Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Struktur Komunitas Kupu-Kupu di
Taman Wisata Alam Suranadi, Lombok Putri, I. A. S. L. P. (2016).Pengaruh Aktivitas
Barat.Jurnal Biologi Tropis. 19(1):147- Pariwisata terhadap Keragaman Jenis dan
153. Populasi Kupu-kupu di Taman
NasionalBantimurung Bulusaraung.
Ilhamdi, M. L., Agil A. I., Didik S., Gito H., & Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi
Muhammad S. (2021). Species Richness Alam. 13(2):101-118.
and Conservation Priority of Dragonflies
in the Suranadi Ecotourism Area, Sanders, M. S., & E. J. McCormick. (1987).
Lombok, Indonesia. Biodiversitas. Human Factors in Egineering and
22(4):1846-1852. Design. USA: McGraw-Hill Book
Company.
Irni, J., Burhanudin M., & Noor F. H. (2016).
Keanekaragaman Jenis Kupu-Kupu Scoble, M. J. (1995). The Lepidoptera: Form,
berdasarkan Tipe Tutupan Lahan dan Function and Adversity. New York:
Waktu Aktifnya di Kawasan Penyagga Oxford University Press.
Tanggahan Taman Nasional Gunung
Leuser.Media Konservasi. 21(3):225-232. Shalihah, A., Gemi P., Raden C., Vina R., &
Zamzam I. A. (2012).Kupu-kupu di
Jumar (2000). Entomologi Pertanian. Jakarta: Kampus Universitas Padjadjaran
PT. Rineka Cipta. Jatinangor. Bandung: Departemen
28
Ashari, et al. (2022). Jurnal Biologi Tropis, 22 (1): 23 – 29
DOI: http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v22i1.2850

Keilmuan Divisi Entomologi HIMBIO


Universitas Padjadjaran.

Sihombing, D. T. H. (1999). Satwa Harapan I:


Pengantar Ilmu dan Teknologi Budidaya.
Bogor: Pustaka Wirausaha Muda.

Soekardi, H. (2007). Kupu-kupu di Kampus


Unila. Bandar Lampung: Universitas
Lampung.

Sumiati, Agil A. I., & M. L. Ilhamdi. (2018).


Keanekaragaman Kupu-kupu (Subordo
Rhopalocera) di Kawasan Hutan Jeruk
Manis. Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan Biologi. 2(8):399-404.

Sutoyo (2010). Keanekaragaman Hayati


Indonesia Suatu Tinjauan: Masalah dan
Pemecahannya. Buana Sains. 10(2):101-
106.

Syaputra, M. (2015). Pengukuran


Keanekaragaman Kupu-kupu
(Lepidoptera) dengan menggunakan
Metode Time Search. Media Bina Ilmiah.
9(4):68-72.

Wahyuni, T. E. (2018). Panduan Lapangan


Kupu-kupu di TWA Gunung Tunak.
Mataram: BKSDA NTB.

Wahyuni, T. E., & Fathullah (2015). Panduan


Lapangan Kupu-kupu di TWA
Kerandangan. Mataram: BKSDA NTB.

29

You might also like