You are on page 1of 7

INVENTARISASI MAMALIA DI KAWASAN SELABINTANA , TAMAN

NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO

(An inventory of mammalian species at Selabintana Resort , Gunung Gede Pangrango


National Park)

Ghesang Dwiyanoto 1Asshofa Maria 2 , Anisa Nurrismawati3 Dika Rachmat Santoso 4,Nabilah Rahma Putri5,
Nathania 6, Tassya Aulianisa 7

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Jakarta


email: ghesang.dwiyanoto@gmail.com

Abstract

An inventory of mamalian species in restoration forest at Gunung Gede Pangrango National Park was
conducted from April to May 2018. The animals were photograped using camera
phone, personal encounters as well as indirect observations through foot prints, scratches,8excavations,
feces, and calls. This study has documented 3 species of mammals during the research. One of three
species has been identified directly after it had trapped. Due some technical tools that weren’t work
properly , some species that had been found can’t be identified specifically. The aim of this research is to
know the inventory of mammalian species around Selabintana Resort in Gunung Gede Pangrango
National Park.

Keywords : inventory , mammalian , bat , Selabintana.

1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi B 2017
2
Mahasiswa Program Studi Biologi Regular 2015
3
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi A 2017
4
Mahasiswa Program Studi Biologi Regular 2014
5
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi B 2014
6
Mahasiswa Program Studi Biologi B 2017
7
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi A 2017
PENDAHULUAN penyangga kehidupan, pengawetan
keanekaragaman tumbuhan, satwa beserta
Indonesia merupakan salah satu dari ekosistemnya dan pemanfaatan secara lestari
tujuh negara mega biodiversitas yang sumber daya alam hayati beserta
dikenal sebagai pusat konsentrasi ekosistemnya.
keanekaragaman hayati dunia. Salah satu
keanekaragaman spesies Indonesia adalah Secara geografi Taman Nasional
keanekaragaman mamalia dengan jumlah Gunung Gede Pangrango (TNGGP) terletak
total sebanyak 436 spesies dan 51% antara 1060511 - 1070 021 BT dan 60 411 - 60
diantaranya merupakan satwa endemik. 511 LS, dengan ketinggian mulai dari
Mamalia merupakan salah satu kelas dalam ekosistem hutan pegunungan bawah (1.000
kerajaan animalia yang memiliki beberapa m dpl.) sampai ekosistem sub alpin (3.019 m
keistimewaan baik dalam hal fisiologi dpl.). Keberadaan Taman Nasional Gunung
maupun dalam susunan saraf dan tingkat Gede Pangrango mempunyai arti yang
intelegensianya. Mamalia dari kata penting karena merupakan kawasan yang
mammillae artinya kelenjar susu, dimana pertama ditetapkan sebagai cikal bakal cagar
hanya satwa dari kelas ini yang memiliki alam di Indonesia dan salah satu dari lima
kelenjar susu. Ciri lain mamalia yaitu taman nasional yang pertama kalinya
terdapatnya rambut (hair) pada kulitnya diumumkan di Indonesia pada tahun 1980.
(Vaughan, 1978 dalam Amri Muhammad
Saadudin dkk, 2009). Kawasan yang terletak di antara
kabupaten Bogor, Cianjur, dan Sukabumi ini
Dalam ekologi, peranan hewan- merupakan kawasan perwakilan ekosistem
hewan mamalia sangat penting dalam hutan hujan pegunungan di Pulau Jawa dan
menjaga keseimbangan ekosistem. Mulai merupakan tempat hidup berbagai jenis
dari herbivora, karnivora, omnivora, hingga satwa baik yang dilindungi maupun tidak,
tingkatan top predator banyak diduduki oleh dan mempunyai keanekaragaman jenis
hewan-hewan dari kelas mamalia. burung terbanyak di Pulau Jawa.
Monitoring maupun penelitian mengenai Selain itu juga terdapat berbagai macam
mamalia dengan menggunakan tanda-tanda jenis tumbuhan, seperti tumbuhan berbunga
dari keberadaan mamalia merupakan yang lebih dari 1.500 spesies, paku-pakuan
informasi penting untuk mengetahui 400 species, lumut lebih dari 120 spesies
keberadaan satwa liar tersebut. Oleh karena dan berdasarkan identifikasi 300 species
itu, penelitian mengenai jenis-jenis mamalia diantaranya dapat digunakan sebagai
perlu dilakukan untuk mengungkap fakta- tumbuhan obat, serta berstatus dilindungi
fakta tentang jenis-jenis mamalia yang terdapat 10 spesies. Di kawasan ini juga
terdapat pada suatu kawasan tertentu. terdapat potensi fauna berupa insekta lebih
dari 300 spesies, reptilia 75 spesies, ampibia
Taman Nasional Gunung Gede 20 jenis, mamalia lebih dari 110 spesies.
Pangrango (TNGGP) merupakan salah satu
kawasan dilindungi yang pengelolaannya Secara umum tipe-tipe ekosistem di
lebih diarahkan untuk melindungi sistem dalam kawasan Taman Nasional Gunung
Gede Pangrango dapat dibedakan menurut lain macan tutul ( Panthera pardus )yang
ketinggiannya, antara lain: (a) ekosistem diperkirakan jumlahnya sekitar 20-40 ekor.
hutan pegunungan bawah; (b) ekosistem Jenis ini dikategorikan sebagai jenis
hutan pegunungan atas dan (c) ekosistem terancam punah ( threatened ) dan
sub-alpin. Selain ketiga tipe ekosistem dilindungi, kucing hutan ( Felis bengalensis
utama tersebut, ditemukan beberapa tipe , Leopard Cat), yang dapat dijumpai di
ekosistem khas lainnya yang tidak hutan pada saat malam hari dan jenis ini
dipengaruhi oleh ketinggian tempat. merupakan jenis yang dilindungi, musang (
Ekosistem tersebut antara lain: (a) Family Viverridae , Civets) merupakan jenis
ekosistem rawa; (b) ekosistem kawah; (c) yang sangat sukar terlihat di hutan, ajag (
ekosistem alun-alun; (d) ekosistem danau; Cuon alpinus ) dilindungi dan termasuk
dan ( e) ekosistem hutan tanaman. jenis yang rawan, berang-berang,
sigung/teledu, trenggiling, kancil, mencek,
Berdasarkan catatan yang diperoleh, tando, tupai, bajing, tikus babi, beberapa
kawasan ini awalnya merupakan kawasan jenis tikus, kelelawar, landak jawa dan babi
yang kaya akan keanekaragaman fauna. hutan.
Awal abad ke-19, Junghun melaporkan
banyaknya populasi badak, harimau jawa, Tujuan penelitian ini adalh untuk
banteng, dan rusa yang dijumpai di dalam mengetahui spesies mamalia yang ada di
dan daerah kawasan Gunung Gede Gunung kawasan Selabintana, Taman Nasional
Pangrango. Nama daerah kandang Badak Gunung Gede Pangrango sebagai faktor
merupakan cerminan bahwa pada zaman yang mempengaruhi keseimbangan
dahulu daerah ini mungkin lokasi ekosistem taman nasional tersebut.
konsentrasi populasi badak. Selama periode
tersebut perburuan satwa merupakan METODE PENELITIAN
kegiatan yang populer dan menyebabkan Lokasi Penelitian
punahnya badak dari dalam kawasan serta
berkurangnya populasi jenis-jenis lainnya. Penelitian ini dilakukan di areal
Namun demikian, bila ditinjau dari segi sekitar wilayah camp 3 di Taman Nasional
konservasi, kawasan ini mempunyai Gunung Gede Pangrango yaitu Pondok
keanekaragaman yang cukup tinggi. Sekitar Halimun , Jalan Selabintana Perbawati ,
53dari jenis burung di P. Jawa, atau sekitar Cipelang, Sukabumi ,Jawa Barat.
260 jenis, tercatat hidup di kawasan Pengumpulan data dilakukan pada 29-30
konservasi ini. Empat jenis primata, dua April 2018.
diantaranya adalah jenis endemik dan
Pengumpulan Data
dilindungi, juga dapat ditemukan di kawasan
taman nasional ini dan beberapa jenis satwa Bahan dan peralatan yang dilakukan
liar lain yang umumnya berstatus dilindungi. dalam penelitian ini adalah alcohol 90%,
kain blacu ukuran 20 cm x 25 cm, botol
Di kawasan TNGGP ini dapat
specimen , jangka sorong, mistar , jarring
ditemukan beberapa jenis mamalia antara
kabut (mist net), kasmin, senter tangan ,
lampu senter kepala , kamera handphone, , pemerangkapan adalah ikan asin yang telah
dan buku panduan lapang pengamatan dibakar sebelumnya untuk memancing
kelelawar. datangnya tikus hutan. Untuk umpan
kelelawar mist net sengaja dipasang di dekat
Pengumpulan data mamalia besar sebuah pohon yang memiliki banyak buah.
melalui pengamatan pada unit contoh Perangkap dipasang dan ditempatkan di
transek jalur. Pengamatan mamalia besar lokasi pengamatan pada sore hari (17.00-
dimulai pukul 07.00 – 12.00. Jumlah 18.30)
pengamatan dilakuan sebanyak dua tempat
yaitu di kawasan menuju kebun teh dan Perangkap yang dipasang pada sore
kawasan menuju ke arah Air Terjun hari tersebut kemudian dicek pada pagi hari
Cibeureum. Pencatatan data dilakukan (08.00) dan di dapatkan sebuah mamalia
melalui perjumpaan langsung dan tidak yang berhasil terperangkap di mist net.
langsung (tanda-tanda, jejak, maupun feses).
ANALISIS DATA
Data mamalia kecil dikumpulkan
melalui penangkapan menggunakan Spesies hewan mamalia yang
perangkap hidup (live traps). Perangkap didapatkan
dipasang di suatu tempat strategis di seat disusun dalam daftar inventaris dan
sebuah pohon Ficcus xxxx menggunakan dilengkapi dengan foto. Masing-masing
mist net dengan sasaran kelelawar dan spesies dideskripsikan dengan menggunakan
kasmin dengan sasaran tikus hutan di tempat buku rujukan. Mamalia yang teramati
yang sama. Umpan yang digunakan untuk langsung maupun tidak langsung juga
dimasukan dalam daftar inventarisasi.

Tabel 1. Inventarisasi Mamalia di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

No Waktu Spesies dan Ciri-ciri Jenis pohon substrat Aktivitas Hand


counter

1 10:08 Bajing Mimosa sp. Ditangkai Berjalan ditangkai 754


Ciri-ciri : ekor pohon,berpindah
lurus,warna coklat kepohon yang patah
dan turun kebawah
2 10:15 Bajing Acasia sp. Dibatang Diam kemudian 780
Ciri-ciri : ekor utama berjalan turun
lurus,warna coklat,ukuran kebawah
lebih besar dari yang (1)
3 10:45 Lutung Rasamala Dicabang Travelling 1707
Ciri-ciri : warna
hitam,masih kecil (child)
4 11:30 1. Bajing Paku sarang 1.dibatang 1.berjalan antar pohon 3066
Ciri-ciri : terdapat garis (- burung inangnya dan dan menggaruk-garuk
) ditengah di daun kepala
badan,berwarna hitam sarang 2.berjalan antar pohon
2. Bajing burung
ciri-ciri : ukuran lebih 2.dibatang
kecil dari yang ditemukan pohon
sebelumnya

5 09:40 Bajing Paku sarang didahan Naik turun 3737


Ciri-ciri : ekor burung batang,berpindah dari
lurus,warnanya sama satu dahan kedahan
seperti spesies dua pohon lain
6 08.00 Cynopterus sp. Ficcus sp. - Terperangkap mist net -
sarang burung pada pohon paku sarang
burun. Selanjutnya ditemukan bajing ke -4
HASIL DAN PEMBAHASAN yang memiliki ukuran lebih kecil dibanding
Berdasarkan penelitian yang telah bajing ke-3 dan dijumpai sedang berjalan
dilakukan didapatkan 3 spesies mamalia. antar pohon di bagian batang pohon paku
Cynopterus brachyotis dan seekor bajing sarang burung.
(Lariscus insignis) yang terlihat di pohon Selanjutnya dijumpai bajing ke-5
Mimosa sp. Dengan ekor lurus dan berwarna dengan ekor lurus dan warna seperti bajing
coklat. Bajing pertama ini ditemukan sedang ke-2. Dijumpai sedang naik turun batang
berjalan di tangkai pohon serta berpindah dan berpindah dari satu pohon paku sarang
dari pohon yang patah dan turun menuju ke burung ke pohon yang lain.
bawah. Bajing ini tidak dapat diidentifikasi
secara jelas dan keseluruhan karena Mamalia yang selanjutnya adalah
keterbatasan antara jarak dan kamera yang lutung yang dijumpai di areal camp dan
digunakan belum dapat menangkap objek warung warga sekitar. Berdasarkan tabel
dengan cepat. lutung ditemukan di pohon Rasamala sp.
Dengan aktivitas sedang travelling di batang
Bajing ke-2 yang ditemukan
pohon utama. Berdasarkan pemantauan
memiliki ciri ekor lurus , berwarna coklat ,
didapat hasil bahwa lutung tersebut
serta memiliki ukuran yang lebih besar
berwarna hitam dan diperkirakan dalam usia
dibanding bajing pertama yang ditemukan.
kanak-kanak (child)
Bajing ke-2 ini ditemukan sedang diam
kemudian berjalan turun ke bawah pohon. Mamalia yang selanjutnya berhasil
Bajing ke -2 ini ditemukan di jenis ohon terperangkap adalah Cynopterus brachyotis
Acasia sp.di bagian batang utama. yang berhasil diidentifikasi secara langsung.
Selanjutnya ditemukan bajing ke-3 dengan Kelelawar ini memiliki ciri menonjol yaitu
memiliki garis (-) di tengah badan serta tidak mempunyai tragus maupun antitragus ,
berwarna hitam. Ditemukan sedang berjalan pada jari ke dua terdapat cakar , serta
di antara pohon dan menggaruk – garu termasuk pemakan buah-buahan.
kepala di bagian batang inang dan daun Cynopterus brachyotis ditemukan di daerah
hutan terbuka yang dekat dengan areal UCAPAN TERIMA KASIH
pohon buah-buahan.
Terima kasih kepada para pihak yang telah
Mamalia jenis bajing tidak dapat membantu jalannya penelitian ini terutama
diidentifikasi secara langsung dikarenakan pihak dari Taman Nasional Gunung Gede
mamalia ini berada di suatu pohon yang Pangrango serta panitia SIMBOL 2018 yang
lokasinya cukup sulit untuk dijangkau. telah memfasilitasi jalannya penelitian ini.
Mamalia jenis ini ditemukan di sekitar jalan Sekaligus kepada para mentor dan
menuju ke areal kebun teh yang cukup padat supermentor yang senantiasa membimbing
dipenuhi dengan vegetasi hutannya. dalam penyusunan artikel ini.

Berdasarkan hasil yang didapatkan DAFTAR PUSTAKA


menunjukkan bahwa hewan mamalia masih
Hariadi, Boby Inventarisasi Mamalia di Hutan
cukup banyak di TNGGP walaupun
Harapan Sumatera Selatan. Jurusan Biologi:
sebagian besar habitatnya sulit dijumpai Universitas Andalas
karena beberapa titik tempat yang menjadi
habitat hidup spesies dari mamalia tertentu Kuswanda, Wanda Pengelolaan Populasi
mulai terhabituasi oleh adanya aktivitas Mamalia Besar Terestrial
manusia. Meski begitu TNGGP Di Taman Nasional Batang Gadis, Sumatera
Utara. Balai Penelitian Kehutanan Aek
masih layak untuk digunakan sebagai tempat
Nauli:Sumatera Utara
penelitian berbagai flora dan fauna lainnya.

KESIMPULAN Suyanto, A. 2002. Mamalia di Taman


Dari penelitian ini dapat disimpulkan Nasional Gunung Halimun, Jawa
barat. BCP – JICA. Bogor.
bahwa di Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango tepatnya di kawasan Cipelang ini
dijumpai spesies telah Wemmer, C., Kunz T.H., Lundie – Jenkins
diketahui sebanyak 3 jenis mamalia yaitu G. & McShea W.J. 1996. Mamalia
bajing , lutung , dan kelelawar yang didapat Sign. In: Wilson, D. E., Cole F.R.,
dari pengalaman warga sekitar dan juga dari Nichols J.D., Rudran R. Foster M.S.
pengamatan langsung. Walaupun usaha (eds). Measuring and Monitoring
Biological Diversity: Standard
dalam pemasangan perangkap dalam
Methods for Mammals. Pp 157 176.
pengamatan di lapangan belum maksimal,
Smithsonian Institution Press.
namun ditemukan jumlah spesies mamalia Washington.
yang relatif banyak. Temuan ini menunjukan
bahwa lokasi penelitian masih memiliki
kekayaan mamalia yang cukup tinggi,
meskipun habitatnya sudah mulai
terhabituasi.
LAMPIRAN FOTO

Gambar 1. Cynopterus sp.


Gambar 3. Bajing yang sempat
melintas di antara pepohonan

Gambar 2. Lariscus insignis

You might also like