You are on page 1of 9

Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, Vol.

6 (2): 111-119, Juni 2021


p-ISSN 2527-3221, e-ISSN 2527-323X, https://ojs.uajy.ac.id/index.php/biota
DOI: 10.24002/biota.v6i2.2996 URL terbitan

Keanekaragaman Jenis Herpetofauna (Ordo Squamata) di Kawasan Hutan


Rawa Gambut Tropis Mangsang-Kepayang, Sumatera Selatan
Species Diversity of Herpetofauna (Ordo Squamata) in Peat Swamp Forest
Area Mangsang-Kepayang, South Sumatera
Eka Haryati Yuliany
Laboratorium Biologi, Universitas Muhammadiyah Palembang, Palembang
Jalan Jenderal Ahmad Yani 13, Ulu Seberang, Kec. Plaju, Kota Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia
Email: Adinnda.ekka@gmail.com

Abstract
Herpetofauna is a group of fauna consisting of amphibians and reptiles. The Squamata
Order is one of the Reptiles that has the highest number of species. The Mangsang-
Kepayang tropical peat swamp forest area of South Sumatra kepayang is one of the key
biodiversity on the island of Sumatra. The diversity of herpetofauna can be used as a
parameter of the balance and quality of the area where it lives. The problem raised in this
study is how is the diversity of herpetofauna species (order Squamata) in the area of the
tropical peat swamp forest of Mangsang-Kepayang, South Sumatra? Based on the problems
that arise, then this study aims at the diversity of herpetofauna species (order Squamata) in
the area of tropical peat swamp forest in Mangsang-Kepayang, South Sumatra. Sampling
uses a combination of several methods, namely VES (Visual Encounter Survey), Time
Search, and Road Cruising. The results obtained are 7 species of members of the Suborder
Lacertilia (lizards) and 2 species of members of the Suborder Serpentes (snakes). Based on
these results it can be seen that the area of Mangsang-Kepayang tropical peat swamp forest
in South Sumatra is a suitable habitat for Squamata Order members.
Keywords: Squamata, Tropical Peat Swamps, Mangsang-Kepayang

Abstrak
Herpetofauna adalah kelompok fauna yang terdiri dari amfibi dan reptil. Ordo Squamata
merupakan salah satu ordo dari kelas Reptilia yang mempunyai jumlah jenis terbanyak.
Kawasan hutan rawa gambut tropis Mangsang-Kepayang Sumatera Selatan kepayang
menjadi salah satu kunci keanekaragaman hayati di pulau Sumatera. Keragaman
herpetofauna dapat dijadikan parameter keseimbangan dan kualitas kawasan tempat
hidupnya. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimanakah
keanekaragaman jenis herpetofauna (ordo Squamata) di kawasan hutan rawa gambut tropis
Mangsang-Kepayang Sumatera Selatan? Berdasarkan permasalahan yang timbul, maka
penelitian ini bertujuan keanekaragaman jenis herpetofauna (ordo Squamata) di kawasan
hutan rawa gambut tropis Mangsang-Kepayang Sumatera Selatan. Pengambilan sampel
menggunakan gabungan beberapa metode, yaitu VES (Visual Encounter Survey), Time
Search, dan Road Cruising. Hasil yang diperoleh adalah 7 spesies anggota Subordo Lacertilia
(kadal) dan 2 spesies anggota Subordo Serpentes (ular). Berdasarkan hasil tersebut dapat
diketahui bahwa kawasan hutan rawa gambut tropis Mangsang-Kepayang Sumatera
Selatan merupakan habitat yang cocok bagi anggota Ordo Squamata.
Kata Kunci: Squamata, Rawa Gambut Tropis, Mangsang-Kepayang

Diterima: 10 Desember 2020, disetujui: 1 Mei 2021

Pendahuluan pentingnya dalam kehidupan. Keragaman


herpetofauna merupakan salah satu parameter
Herpetofauna merupakan salah satu keseimbangan atas keberlangsungan ekosistem
potensi keanekaragaman hayati hewani yang di kawasan tersebut dan kualitas lingkungan
masyarakat luas masih belum menyadari peran tempat hidupnya. Hilang atau turunnya
populasi jenis herpetofauna di habitatnya
Keanekaragaman Jenis Herpetofauna

menjadi penanda adanya perubahan kualitas sumber daya alam yang perlu dilestarikan
lingkungan di tempat tersebut. Jenis keberadaannya dan merupakan parameter
herpetofauna mempunyai habitat spesifik yang terhadap keseimbangan alam di sekitarnya
sangat bermanfaat sebagai indikasi atau (Zug, 1993). Menurut Donan, et al. (2016),
peringatan dini terjadinya perubahan kekayaan jenis reptil terutama kadal dan ular
lingkungan. Herpetofauna terdiri dari diperlukan pendataan awal yang
kelompok fauna amfibi dan reptil. terpublikasikan dengan lebih lengkap sebagai
Indonesia merupakan satu dari tujuh acuan agar data dapat berkelanjutan terutama
negara mega biodiversitas dikenal sebagai bagi anggota ordo Squamata.
pusat konsentrasi keanekaragaman hayati Kawasan hutan rawa gambut tropis
dunia. Indonesia memiliki berbagai jenis reptil Mangsang-Kepayang Sumatera Selatan
yang berbeda pada setiap wilayah dengan total termasuk pada kelompok hutan lalan yang
511 jenis dan 150 yang endemik (Bappenas, secara geografis berada pada 01o42’-02o25’LS
2003). Sebagai satwa ektotermal, reptil dan 103o40’-104o28’ BT. Kawasan hutan rawa
tersebar pada berbagai macam habitat. Jenis- gambut tropis Mangsang-Kepayang Sumatera
jenis reptil dapat hidup di laut, perairan tawar, Selatan merupakan salah satu hutan rawa
gurun, bahkan pegunungan. Ada sekitar 7900 gambut yang masih tersisa dan menjadi hutan
spesies reptil hidup sampai saat ini yang penting di provinsi Sumatera selatan. Kawasan
mendiami berbagai tipe habitat beriklim hutan rawa gambut tropis Mangsang-Kepayang
sedang dan tropis termasuk padang pasir, Sumatera Selatanmenjadi salah satu kunci
hutan, lahan basah air tawar, hutan bakau dan keanekaragaman hayati di pulau Sumatera.
laut terbuka (Klappenbach, 2013). Menurut Sulistiowati, et al. (2016) Fauna yang
Reptil adalah satwa ektotermik, yaitu banyak ditemukan di kawasan hutan rawa
mereka mengatur suhu tubuhnya melalui gambut tropis Mangsang-Kepayang Sumatera
lingkungan sekitarnya. Sumber panas ekstenal Selatan meliputi berbagai kelas mulai dari
tersebut digunakan untuk proses metabolisme, mamalia teresterial maupun arboreal, amfibi,
pada daerah yang terkena sinar matahari cukup aves serta reptil yang dilindungi
reptil sering dijumpai sedang berjemur keberadaannya dan termasuk dalam kategori
khususnya pada pagi hari (Irvin, 2003). terancam punah. Saat ini kawasan hutan rawa
Penyebaran reptil dapat dipengaruhi oleh gambut tropis Mangsang-Kepayang Sumatera
jumlah cahaya matahari pada daerah tersebut, Selatan diolah oleh PT. Global Alam Lestari
kondisi sekitar sungai yang masih terjaga baik (GAL) yang mendapat izin IUPHHK jasa
dengan banyak vegetasi riparian serta sedikit lingkungan dan penyerapan karbon.
aktivitas manusia, dapat meningkatkan jumlah Tujuan penelitian ini adalah
jenis, maupun individu reptil. Jenis reptil yang mengetahui keanekaragaman jenis
terdapat di Indonesia berasal dari Ordo herpetofauna (Ordo Squamata) di kawasan
Testudinata, Crocodylia, dan Squamata (kadal hutan rawa gambut tropis Mangsang-Kepayang
dan ular) (Halliday & Adler, 2000). Sumatera Selatan. Data keanekaragaman
Ordo Squamata merupakan salah satu tersebut berfungsi sebagai informasi terbaru
ordo dari kelas Reptilia yang mempunyai dan menjadi database acuan bagi penelitian
jumlah jenis terbanyak. Menurut Obst (1998), selanjutnya, dapat digunakan dalam usaha
Ordo Squamata terdiri dari 3 sub ordo yaitu pengelolaan, pemanfaatan, pelestarian serta
Lacertilia/ Sauria (kadal), Serpentes (ular), dan perlindungan herpetofauna dimasa yang akan
Amphisbaenia (kadal cacing). Kadal dan ular datang terutama di bidang ekologi dan
adalah dua kelompok hewan anggota ordo konservasi herpetofauna di wilayah
Squamata, kelas Reptilia. Dua kelompok Mangsang-Kepayang Provinsi Sumatera
hewan reptil ini secara umum hidupnya dekat Selatan.
dengan air, mereka sering sekali ditemukan di
dalam dan di sekitar sungai (Pough et al.,
1998; Cogger & Zweifel, 2003). Metode Penelitian
Kadal dan ular memiliki fungsi alami
sebagai kontrol biologi bagi populasi serangga Pengambilan sampel dilakukan pada
(terutama nyamuk) dan rodensia (tikus). tanggal 22-24 Juli 2019 kawasan hutan terbuka
Kekayaan jenis reptil merupakan salah satu dan tertutup dari PT. Global Alam Lestari

Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, Vol. 6 (2), Juni 2021 112
Eka Haryati Yuliany

(GAL), Mangsang-Kepayang Sumatera spesimen awetan akan dilepas kembali ke


Selatan. Sampling dilakukan dalam dua waktu tempat semula.
yang berbeda yaitu pagi hari guna mencari Alat yang digunakan adalah headlamp,
squamata diurnal (jam 07.00 s/d 11.00 wib); kamera DSLR, plastik koleksi, snake grab,
dan malam hari guna mencari squamata serokan, alat tulis, sepatu boot, bubu trap, glue
nokturnal (jam 19.00-23.00 wib). Metode trap, umbrella trap, alat ukur berat dan panjang
sampling yang digunakan untuk mencari tubuh, pengukur waktu, kantong blacu dan
spesimen Ordo Squamata yaitu menggunakan botol untuk penyimpanan spesimen. Alat
metode sampling perpaduan antara VES preparasi dan pengawetan adalah suntikan,
(Visual Encounter Survey), Time Search, dan masker, sensi gloves, pinset, alat bedah. Bahan
Road Cruising (Crump & Scott, 1994; Jaeger, yang digunakan untuk preparasi dan
1994; Kusrini, 2009). pengawetan sampel seperti alkohol 96% dan
Pencarian spesimen diambil dari formalin 10%. Identifikasi Sampel dilakukan
habitatnya yang berada di dalam hutan maupun dengan cara mengamati karakter fisik setiap
tepian kanan-kiri kanal dengan melihat di individu yang teramati atau terdokumentasi,
bawah batu, serasah, kayu-kayu lapuk, semak kemudian memverifikasi kepada beberapa
dan pohon untuk mengoptimalisasikan Herpetologist.
perolehan data. Setiap 10 meter pada jalur
dilakukan penandaan dengan menggunakan
pita warna dan dilakukan penulisan jarak pita Hasil dan Pembahasan
warna tersebut. Setiap ditemukan semua
spesimen anggota Subordo Lacertilia (kadal) Spesies yang ditemukan selama
dan Subordo Serpentes (ular) ditangkap, pengamatan sebanyak 7 spesies anggota
diidentifikasi dan didokumentasi (Foster, Subordo Lacertilia (kadal) dan 2 spesies
2012), selanjutnya dilakukan pencatatan data anggota Subordo Serpentes (ular). Komposisi
lokasi ditemukannya jenis tersebut. Jenis yang jenis reptil ordo Squamata yang ditemukan di
tidak bisa diidentifikasi secara langsung di kawasan hutan rawa gambut tropis Mangsang-
lapangan, akan disimpan dalam kantung Kepayang Sumatera Selatan sebanyak 9 jenis
sampel untuk diidentifikasi di laboratorium. dari 7 family yakni dari 5 dari Subordo
Masing-masing satu individu dari setiap Lacertilia (kadal) terdiri dari family Agamidae
spesies dijadikan voucher spesimen (Reynolds (dua jenis), Gekkonidae (satu jenis), Scincidae,
& McDiarmid, 2012). Spesimen dibuat sebagai Varanidae (satu jenis), Lacertidae (satu jenis)
awetan basah yang diawetkan dengan alkohol dan 2 dari Subordo Serpentes (ular) yakni
96% dan formalin 10% lalu diberi label. Pythonidae (satu jenis), Colubridae (satu
Sedangkan spesimen yang sama dengan jenis). Spesies yang ditemukan ditampilkan
pada Tabel 1.

Tabel 1. Keanekaragaman Jenis Herpetofauna (Ordo Squamata) Di Kawasan Hutan Rawa Gambut Tropis
Mangsang-Kepayang Sumatera Selatan
Sub Ordo Familia Nama Spesies Nama Lokal
Agamidae Aphaniotis fusca Kadal penisula tanpa kuping
Gekkonidae Cyrtodactylus sp. Cicak
Scincidae Dasia olivacea Kadal pohon hijau
Lacentilia Varanidae Varanus salvator Biawak
Scincidae Eutropis multifasciata Kadal kebun
Agamidae Gonocephalus liogaster Kadal bunglon
Lacertidae Takydromus sexlineatus Kadal rumput
Pythonidae Malayopython reticulatus Sanca kembang
Serpentes
Colubridae Dendrelaphis pictus Ular tambang

Kawasan hutan rawa gambut tropis tumbang yang cocok untuk tempat hidup dan
Mangsang-Kepayang Sumatera Selatan mencari makan reptil. Fauna Subordo
memiliki komposisi mikrohabitat yang sangat Lacentilia yang ditemukan hutan rawa gambut
beragam mulai dari serasah, semak juga pohon tropis Mangsang-Kepayang Sumatera Selatan

113 Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, Vol. 6 (2), Juni 2021
Keanekaragaman Jenis Herpetofauna

di terdiri dari 7 spesies yaitu Aphaniotis fusca Kadal hidup pada berbagai jenis habitat,
(Kadal penisula tanpa kuping), Cyrtodactylus beberapa hidup di pepohonan, di atas tanah
sp. (Cicak), Dasia olivacea (Kadal pohon bahkan di dalam tanah. Kadal menyukai
hijau), Varanus salvator (Biawak), Eutropis tempat yang lembab dan memiliki banyak
multifasciata (Kadal kebun), Gonocephalus serasah, pepohonan dan semak-semak. Setiap
liogaster (Kadal bunglon), Takydromus Familli dari Sub Ordo Lacentilia menempati
sexlineatus (Kadal rumput). habitat yang berbeda. Familli Scincidae hidup
Kadal hidup pada berbagai habitat. Jenis di serasah, lubang-lubang dan pohon, Familli
terestrial hidup di pepohonan maupun di dalam Agamidae hidup di pepohonan, Familli
tanah. Jenis-jenis lain merupakan semi-akuatik Gekkonidae di pepohonan, bangunan-
(Halliday dan Adler, 2000). Dengan kulit bangunan, sedangkan Familli Lacertidae pada
mereka yang impermeabel dan kemampuan perkebunan dan semak-semak (Mistar, 2008).
untuk menyimpan air, kadal juga dapat hidup
di daerah gurun (Mattison, 1992).

Gambar 1. Aphaniotis fusca

Aphaniotis fusca (Gambar 1) memiliki timpanum tersembunyi. Kepala dan badan


karakter tubuh ramping, kaki sangat panjang, berwarna cokelat. Lokasi ditemukan : di
berbentuk silinder, jari kaki kelima lebih dedaunan
panjang dari kaki pertama, sisik dorsal kecil,

Gambar 2. Gonocephalus liogaster

Gonocephalus liogaster (Gambar 2) ramping, tertutup oleh sisik kecil, terdapat


ditemukan bertengger di dahan pohon surai. Corak tubuh berwarna belang hitam
memiliki karakter timpanum jelas, tubuh kuning.

Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, Vol. 6 (2), Juni 2021 114
Eka Haryati Yuliany

Gambar 3. Cyrtodactylus sp.

Cyrtodactylus sp. (Gambar 3) memiliki platyurus) atau dalam bahasa inggris disebut
karakter kepala besar dan gepeng, moncong flat-tailed house-gecko, Cicak kayu
agak tajam, kepala berbintil. Lokasi ditemukan (Hemidaclylus frenatus) atau dalam bahasa
di batang pohon, 60 cm dari tanah. Cicak inggris disebut common house-gecko atau ada
tergolong ke dalam suku Gekkonidae dan pula yang menyebut Darwin housegecko.
terdiri atas puluhan jenis. Merupakan hewan Cicak ini berukuran sekitar 120 mm dan Cicak
reptile yang biasa memakan serangga terutama gula (Gehyra mutilata) atau dalam bahasa
nyamuk, berukuran sekitar 10 cm, berwarna Inggris disebut dengan berbagai nama seperti
abu-abu atau coklat kehitaman. Beberapa jenis Pacific gecko, sugar lizard, tender-skinned
cicak yang umumnya bisa dijumpai di housegecko, four-clawed gecko, atau
Indonesia adalah: Cicak tembok (Cosymbotus stumptoed gecko (Hidayat, 2005)

Gambar 4. Takydromus sexlineatus

Takydromus sexlineatus (Gambar 4) hitam, bagian bawah tubuh kehijauan sampai


memiliki karakter kepala tumpul di ujung keputihan. ditemukan papan atap camp.
moncong, warna kehijauan atau abu-abu Eutropis multifasciata memiliki karakter
kecokelatan bagian atas, warna metalik berwarna coklat atau hijau zaitun pada bagian
berkilau, garis hitam membatasi garis terang di atas, bagian sisi membentuk garis hitam
bagian bawah. Berwarna terang sampai memanjang, terdapat garis kemerahan disetiap
kehijauan di bagian bawah. sisi bagian depan dengan bagian tubuh bawah
Dasia olivacea memiliki karakter berwarna kebiruan. Lokasi ditemukan pada
timpanum dalam, sisik setengah lingkar tubuh batang pohon dan permukaan tanah.
antara 28-30, tungkai panjang, kepala totol Kadal termasuk dalam komponen
komponen penyusun ekosistem yang menjadi

115 Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, Vol. 6 (2), Juni 2021
Keanekaragaman Jenis Herpetofauna

bagian dari keanekaragaman hayati penghuni itu reptil sering dijumpai berjemur di daerah
kawasan hutan, perkebunan, dan lingkungan terbuka, khususnya pada pagi hari. Reptilia
masyarakat. Kadal memegang peranan penting akan berjemur sampai mencapai suhu badan
sebagai salah satu komponen ekosistem dalam yang dibutuhkan dan kemudian bersembunyi
rantai makanan di lingkungan hidupnya, atau melanjutkan kegiatannya. Biawak
keseimbangan alam, serta bagi lingkungan (Varanus salvator) melakukan aktivitas pada
manusia. Keberadaan kadal di suatu tempat hutan rawa karena pada tipe habitat ini biawak
dapat dijadikan indikator terhadap lebih mudah menjumpai mangsa (prey) yang
melimpahnya serangga yang ada. Kadal sedang melakukan aktivitas mencari makan
merupakan predator karena makanan utama dan minum pada perairan (Iyai et al. 2006).
kadal adalah berbagai macam larva serangga Fauna Serpentes yang ditemukan
dan serangga yang menjadi hama (Kurniati, dilokasi pengamatan terdiri dari 2 spesies yaitu
2001). Malayopython reticulatus (sanca kembang/
Hasil pemasangan bubu trap dapat sanca batik) dan Dendrelaphis pictus (Ular
diidentifikasi adanya kulit Varanus salvator tambang). Ular Dendrelaphis pictus ditemukan
(biawak) yang tertinggal, selain itu selama di Kebun Sawit MSE pada vegetasi riparian di
pengambilan data berhasil dijumpai fauna dari kanan dan kiri hulu kanal masih sangat lebat.
Subordo Lacertilia ini berjemur pada bagian Dendrelaphis pictus termasuk fauna diurnal
pinggir kanal saat perjalanan ke tempat survei. dan arboreal spesies ular arboreal tersebut
Varanus salvator dimasukkan dalam data dijumpai di malam hari, di malam hari mereka
keanekaragaman jenis herpetofauna meski diam istirahat dengan bergelantung pada dahan
tidak tertangkap langsung. Menurut Halliday pohon hingga mudah diketahui keberadaannya.
dan Adler (2000), Reptilia termasuk jenis Vegetasi riparian di Kebun Sawit MSE masih
satwa ektotermal yang berarti mereka sangat rimbun yang merupakan habitat yang
memerlukan sumber panas eksternal untuk cocok bagi ular pohon seperti Dendrelaphis.
melakukan kegiatan metabolismenya. Karena

Gambar 5. Dendrelaphis pictus

Dendrelaphis pictus (Gambar 5) yang Hutan tropis memiliki


ditemukan memiliki karakter berbentuk keanekaragaman jenis ular yang lebih banyak
silinder memiliki warna merah tua sampai dibandingkan dengan hutan temperat karena
coklat pada bagian atas, dengan garis berwarna penetrasi cahaya matahari dan suhu yang lebih
putih sampai kekuningan disetiap sisi tubuh, rendah pada hutan temperat. Pada daerah yang
bagian bawahnya garis hitam kecil, kepala terkena sinar matahari, reptil sering dijumpai
bagian atas coklat dengan garis hitam lebar berjemur pada pagi hari untuk mencapai suhu
dari belakang hidung sampai leher, bagian badan yang dibutuhkan.
bawah tubuh berwarna hijau atau kekuningan.

Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, Vol. 6 (2), Juni 2021 116
Eka Haryati Yuliany

Gambar 6. Malayopython reticulatus

Malayopython reticulatus (Gambar 6) Faktor yang memengaruhi


di kawasan hutan rawa gambut tropis keanekaragaman adalah luasan, ketinggian,
Mangsang-Kepayang Sumatera Selatan dan keanekaragaman habitat. Area yang lebih
ditemukan di areal berumput. Pola kulit luas biasanya memiliki habitat yang lebih
Malayopython reticulatus yang ditemukan beragam. Kawasan hutan rawa gambut tropis
serupa dengan jala berbentuk mata jala agak Mangsang-Kepayang Sumatera Selatan
bulat bermotif coklat kekuningan dengan garis memiliki komposisi mikrohabitat yang cukup
hitam membujur dari moncong hingga ke beragam seperti serasah, pohon tumbang,
belakang kepala memiliki warna dasar coklat semak, dan bebatuan namun cenderung
terang hingga lebih gelap dengan pola garis memiliki struktur vegetasi yang seragam
batik yang berwarna hitam tebal dan rumit, dengan tegakan yang tidak terlalu rapat.
dibatasi oleh warna kuning di bagian dalamnya Komposisi flora yang ditemukan di kawasan
hingga menjadi sebuah pola yang tersusun hutan rawa gambut tropis Mangsang-Kepayang
secara reguler, serta memiliki anak mata pipih Sumatera Selatan cukup beragam meliputi
tegak yang merupakan ciri-ciri satwa ini berbagai jenis kantong semar (Nepenthess
berburu makanan pada malam hari. Suhu spp.), berbagai jenis Pandan (Pandanus spp.),
lokasi ditemukan Malayopython reticulatus Paku Resam (Gleichenia lienaris), Serdang
diperoleh kisaran suhu udara 25 oC. (Livistona spp.), Pelangas (Aporosa aurita),
Bickford et al. (2010) mengatakan Rotan (calamus spp.), Gelam (Melaleuca
suhu udara lingkungan merupakan salah satu leucadendron), rumput purun (Eleocharis
hal yang sangat mempengaruhi reptil. Suhu spp.). Adapun beberapa jenis flora yang sudah
udara yang kurang cocok bagi herpetofauna cukup jarang ditemukan seperti Meranti
termasuk reptil adalah 38oC-42oC dan satwa (Shorea spp,), Merawan (Hopea
yang berasal dari daerah yang lebih tinggi mangarawan), Bulian(Eusideroxylon zwageri)
memiliki ketahanan yang lebih rendah. Python dan Jelutung Rawa (Dyera costulata).
seringkali ditemukan di habitat hutan tropis, Sejalan dengan hal tersebut Alikodra (2002)
areal berumput lebat, areal yang berdekatan juga mengatakan satwa ektotermal seperti
dengan sungai besar, sungai kecil maupun reptil yang pergerakannya sangat dipengaruhi
danau beberapa penelitian menyatakan bahwa oleh suhu. Kisaran suhu selama rentan waktu
spesies ini dapat beradaptasi terhadap penelitian dapat dilihat pada Gambar 7.
perubahan lingkungan (Wardhani, 2012). Berdasarkan hasil pengukuran selama
Perolehan jenis dapat dipengaruhi oleh penelitian di kawasan hutan rawa gambut
beberapa faktor, diantaranya; effort (usaha) tropis Mangsang-Kepayang Sumatera Selatan
yang dilakukan dalam pencarian satwa amfibi diperoleh kisaran suhu udara 23 – 350C, hal
dan reptil. Penghitungan effort biasanya tersebut sesuai dengan yang dikemukakan
berdasarkan lamanya waktu pencarian di Irvin (2003) bahwa Reptilia paling aktif pada
lapangan dan luasan areal yang disurvei suhu udara 20 –30º C dan dengan sedikit atau
(Kusrini, 2007). tidak ada tutupan awan. Van Hoeve (2003)

117 Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, Vol. 6 (2), Juni 2021
Keanekaragaman Jenis Herpetofauna

yang menyatakan reptil hidup aktif pada suhu Crump ML & Scott Jr NJ. (1994). Visual Encounter
antara 20 – 40°C. Surveys in Measuring dan Monitoring
Kondisi kualitas dan kuantitas habitat Biological Diversity Standard Methods for
akan menentukan komposisi, penyebaran dan Amphibians. Smithsonian Institution Press.
Washington. Pp. 84.
produktivitas satwa liar. Habitat yang
kualitasnya tinggi maka akan menghasilkan Yudha, D.S., Epilurahman, E., Jayanto, H., dan
hidupan satwa liar yang berkualitas tinggi, Wiryawan, I. F. (2016). Diversity of
begitu pula sebaliknya (Mahanani, 2012). Lizard and Snakes (Squamata: Reptilia)
Tingginya keanekaragaman hayati along Code River, Yogyakarta Special
Province. Jurnal Biota Vol. 1 (1): 31−38
yang ada di kawasan hutan rawa gambut tropis
Mangsang-Kepayang Sumatera Selatan dapat Foster, M.S. (2012). Chapter Thirteen. Standard
berpengaruh kepada keseimbangan komposisi Techniques for Inventory and Monitoring,
jenis yang tinggi. Semakin tinggi in: Reptile Biodiversity; Standard Methods
keanekaragaman dalam suatu komunitas, maka for Inventory and Monitoring. University
of California Press: Los Angeles,
keseimbangan jenis akan semakin tinggi.
California. Pp. 205-264.
Halliday T & K Adler. (2000). The Encyclopedia of
Simpulan Reptiles and Amphibians. New York:
Facts on File Inc.
Herpetofauna (Ordo Squamata) yang
Irvin M, M Westbrooke & M Gibson. (2003).
dijumpai di kawasan hutan rawa gambut tropis Ecological Effects of Repeated Low-
Mangsang-Kepayang Sumatera Selatan yaitu Intensity Fire on Reptile Populations in
sebanyak 7 spesies anggota Subordo Lacertilia South-Eastern Australia of a Mixed
(kadal) dan 2 spesies anggota Subordo Eucalypt Foothill Forest. Reseach Report
Serpentes (ular). Berdasarkan hasil tersebut no. 65. Fire Management Department of
dapat diketahui bahwa kawasan hutan rawa Sustainability and Environment: Victoria.
gambut tropis Mangsang-Kepayang Sumatera Iyai DA, Pattilesanno F. (2006). Diversitas dan
Selatan merupakan habitat yang cocok bagi Ekologi Biawak (Varanus indicus) di
anggota Ordo Squamata. Data yang diperoleh Pulau Pepaya Taman Nasional Teluk
dalam penelitian ini mewakili beberapa habitat Cenderawasih, Irian Jaya Barat.
di kawasan hutan rawa gambut tropis Biodiversitas Vol. 7 No. 2.
Mangsang-Kepayang Sumatera Selatan. Jaeger RG. (1994). Transect Sampling in
Penelitian lanjutan perlu dilakukan Measuring dan Monitoring Biological
untuk melakukan sampling pada musim hujan Diversity Standard Methods for
sehingga dapat dilakukan perbandingan data Amphibians. Smithsonian Institution Press.
keanekaragaman spesiesnya dengan data pada Washington. Pp. 103.
penelitian ini. Selain itu juga perlu Kusrini MD. (2009). Pedoman Penelitian dan
penambahan titik sampling dan waktu Survei Amfibi di Alam. Fakultas
penelitian yang lebih panjang. Kehutanan IPB. Bogor.
Mahanani. 2012. Strategi Konservasi Gajah
Daftar Pustaka Sumatera (Elephas maximus sumatranus
Temmick) di Suaka Marga Satwa Padang
Ariyadi T. (2012). Isolasi dan Uji Bioassay Bakteri Sugihan Provinsi Sumatra Selatan
Kotoran Cicak Yang Berpotensi sebagai Berdasarkan Daya Dukung Habitat. Tesis.
Pengendali Larva Aedes sp. Jurnal LPPM Program Studi Ilmu Lingkungan.
UNIMUS. Universitas Diponegoro. Semarang.

Bickford, D., Howard, S.D., Ng, D.J.J., & Sheridan, Mattison, C. (1992). Snakes of The World. Facts on
J.A. (2010). Impacts of climate change on File Inc. New York. Pp: 11 - 110
the amphibians and reptiles of South Asia. Mistar. (2003). Panduan Lapangan Amfibi
Biodiversity and Conservation. 19: 1043- Kawasan Ekosistem Leuser. Perpustakaan
1062. Nasional. Jakarta.
Cogger, H.G. dan Zweifel, R.G. (2003). Pough, F.H., Andrew, R.M., Cadle, J.E., Crump,
Encyclopedia of Reptiles and Amfibians. M.L., Savitzky, A.H. dan Wells, K.D.
Frog City Press. San fransisco. Pp : 240.

Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, Vol. 6 (2), Juni 2021 118
Eka Haryati Yuliany

(1998). Herpetology. Prentice-Hall, Inc. Wardhani, S.E. (2012). Tata niaga, karakteristik
Upper Saddle River, New Jersey. Pp : 138, habitat dan parameter demografi sancssa
169. batik (Python reticulatus Schneider 1801)
yang dipanen di Propinsi Kalimantan
Reynolds, R.P. dan McDiarmid, R.W. (2012).
Tengah. (Tesis). Program Pascasarjana.
Chapter Six. Voucher Specimens, in:
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Reptile Biodiversity; Standard Methods for
Inventory and Monitoring. University of Zug GR. (1993). Herpetology; An Introductory
California Press, Los Angeles, California. Biology of Amphibians and Reptiles.
Pp. 89 – 94 Academic Press Inc, Harcourt Brace
Jovanovich, Publishers. Departement of
Sulistiowati, Oktavia., Maharani, I. Agnes., Yustian
Vertebrate Zoology, National Museum of
Indra, Setiawan, Doni., Sumantri, Hendri.
Natural History Smithsonian Institution,
(2016). Identifikasi dan pametaan kantong
Washington DC.
habitat gajah dan hariamau di sumatera
selatan. FMIPA: Universitas Sriwijaya.

119 Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, Vol. 6 (2), Juni 2021

You might also like