You are on page 1of 11

KOMUNITAS BURUNG DI PULAU TIDUNG KECIL KEPULAUAN SERIBU

Paskal Sukandar1*, Ai Winarsih2, Fahma Wijayanti2


1
Program Studi Biologi Fakultas MIPA Universitas Negeri Jakarta
2
Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

*Corresponding author: paskal_sukandar@yahoo.com

Abstract
Tidung Kecil Island had potential as bird’s habitat because the condition of forest better than
Tidung Besar. Bird’s habitat in Tidung Kecil Island also had bad potential because of logging and
burned in vegetation areal for build and for activity of tourism. Study about bird were very
important because we could know the change that happened in one ecosystem. The purposed of this
research was to know the variety of bird and usefully of vegetation as bird’s habitat in Tidung Kecil
Island. This researched hold on January until March 2015 in Tidung Kecil Island, Thousand Island,
Jakarta. This research carried out by combination of IPA (Index Point Of Abundance) method and
transect method that divided into 9 point along transect. The result of researched were 29 species of
bird from 19 family with IPA method and 31 species of bird from 20 family with Mackinnon list
method. Composition of bird species include of 24 resident bird species and 7 migrant bird species.
The number of variety species index was 2,39 (medium). Evenness index value was 0,7 (high). The
number of species richness was 4,31(high). The species of tree that often used by bird was
Casuarina equisetifolia (76,47%). The most used base of vertical level tree by bird in Tidung Kecil
Island was level three. Conservation status in Tidung Kecil Island based on IUCN (International
Union for Conservation of Nature and Natural Resources) were 100% (least concern). Based on
Government Regulations No.7 year 1999, there were 7 species of bird that were protected. There
were no species of bird that were protected by CITES (Convention on International Trade of
Endangered Spesies of Wild Fauna and Flora).

Keywords : Bird community, variety, vegetation, conservation status

PENDAHULUAN dan populasi terbesar didominasi oleh famili


Kepulauan Seribu terdiri dari banyak Heron (Ardeidae) dan Cormorant (Phalacro-
pulau, salah satunya adalah Pulau Tidung. coracidae), dimana Pulau Rambut merupakan
Secara administratif Pulau Tidung termasuk salah satu pulau yang terdapat di Kepulauan
kedalam wilayah Kabupaten Kepulauan Seribu. Kepulauan Seribu merupakan kum-
Seribu, DKI Jakarta. Pulau Tidung terbagi pulan pulau yang menunjang keberlang-
atas dua gugusan pulau yaitu Pulau Tidung sungan hidup suatu burung. Umumnya habitat
Besar dan Pulau Tidung Kecil. Sebagai salah di Kepulauan Seribu digunakan oleh burung
satu pulau yang terdapat pada gugusan sebagai tempat beristirahat, bersarang, tempat
Kepulauan Seribu, Pulau Tidung Kecil berkembang biak, dan tempat berlindung dari
potensial sebagai habitat bagi burung karena ancaman predator. Habitat burung di Pulau
kondisi hutan lebih baik dan tingkat Rambut terdiri dari hutan mangrove primer,
pembangunan masih rendah dibandingkan hutan mangrove sekunder dan hutan dataran
dengan Pulau Tidung Besar (Pemprov DKI, kering campuran (Mardiastuti, 1992).
2010). Pulau-pulau di Kepulauan Seribu Sebagai salah satu komponen penting
termasuk Pulau Tidung Kecil umumnya ekosistem, burung mempunyai hubungan
dihuni oleh berbagai jenis burung terutama timbal balik dan saling tergantung dengan
jenis-jenis burung air dan burung pantai. lingkungannya. Dengan demikian, burung
Menurut Mardiastuti (1992), sebanyak 15 dapat dimanfaatkan langsung atau tidak
jenis burung air ditemukan di Pulau Rambut langsung sebagai bioindikator lingkungan

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 8 Nomor 2, Oktober 2015 66


Paskal Sukandar Komunitas Burung di Pulau Tidung Kecil
_______________________________________________________________________________________________

(Hernowo & Prasetyo, 1989). Namun, kebera- timur Pulau Tidung Kecil. Dibuat 9 titik
daan habitat burung di Pulau Tidung Kecil pengamatan di sepanjang transek, kemudian
berpotensi mengalami gangguan akibat titik-titik tersebut dibagi dua jalur penga-
penebangan dan pembakaran kawasan berve- matan, jalur 1 meliputi bagian barat hingga
getasi untuk tujuan pembangunan (Andam, tengah pulau sebanyak 4 titik, sedangkan jalur
2012) dan aktifitas kunjungan wisatawan. 2 meliputi pesisir bagian tengah hingga
Akibatnya, areal-areal bervegetasi yang bagian ujung timur sebanyak 5 titik. Setiap
merupakan habitat burung yang paling titik dilakukan pengamatan selama 10 menit
penting, semakin berkurang sehingga dikha- dengan jarak pengamatan ke kiri dan kanan
watirkan banyak jenis burung yang akan sejauh 25 m dan jarak antar titik sejauh 100
kehilangan habitatnya. Perlu dilakukan pene- m, agar tidak terjadi pengulangan pencatatan.
litian untuk memperoleh informasi mengenai Data penelitian yang dikumpulkan dian-
keanekaragaman jenis burung burung serta taranya jumlah jenis burung, jumlah individu
pemanfaatan vegetasi oleh burung dalam burung pada lokasi pengamatan, waktu
upaya pengelolaan dan pemanfaatan lahan di penjumpaan terhadap jenis burung, dan titik
kawasan tersebut, agar kelestarian burung dan kordinat pengamatan. Data yang diperoleh
fungsi ekosistem di kawasan tersebut dapat kemudian dikumpulkan untuk dianalisis lebih
dipertahankan. lanjut. Untuk mengetahui kekayaan jenis bu-
Tujuan dari penelitian ini adalah me- rung digunakan metode daftar jenis MacKin-
ngetahui keanekaragaman jenis burung yang non atau yang dikenal juga dengan metode
ada di Pulau Tidung Kecil dan mengetahui daftar 20 jenis MacKinnon (Tweenty Species
pemanfaatan vegetasi sebagai habitat burung List). Menurut MacKinnon (1990) setiap
di Pulau Tidung Kecil daftar berisi dua puluhjenis burung, jenis
berikutnya meskipun sama dapat dicatat lagi
MATERIAL DAN METODE pada daftar yangbaru. Metode ini dapat
Lokasi penelitian dilakukan di Pulau digunakan untuk menduga kekayaan jenis
Tidung Kecil, Kelurahan Pulau Tidung, burung secarakualitatif di suatu tipe habitat.
Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Dalam penelitian ini dibuat sebanyak sepuluh
Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta. Pene- jenisdalam setiap daftar (Sutopo, 2008).
litian dimulai pada bulan Januari hingga bulan Penyebaran jenis burung menurut struk-
Maret 2015. Pengamatan dilakukan pada tur vegetasi, dilakukanpenggambaran strata
waktu pagi hari pukul 06.00-09.30 WIB dan vegetasi yang ada disetiap tipe habitat yang
sore haripukul 16.00-18.00 WIB dengan diteliti. Pemanfaatan ruang vegetasi oleh
asumsi burung mulai aktif melakukan aktifitas burung secara umum terbagi menjadi dua
pada rentang waktu ini. strata,yaitu tumbuhan bawah dan tumbuhan
Survei pendahuluan dilakukan terlebih penutup (Utari, 2000). Rahayuningsih et al.,
dahulu untuk mengenal lokasi atau habitat (2007) membagi menjadi 4 strata vegetasi
yang akan menjadi tempat pengamatan, pohon. Pemanfaatan ruang vegetasi oleh
kemudian untuk penelusuran jalur dan penen- burung secara umum dibagi menjadi bagian
tuan titik pengamatan, dan mengenal jenis- tajuk dan bagian batang (Gambar 3). Pemba-
jenis burung yang umum dijumpai di titik gian tajuk dibagi lagi menjadi bagian tajuk
pengamatan. Pengumpulan data burung atas, tajuk tengah dan tajuk bawah. Batasan
dilakukan dengan metode kombinasi antara bagian tajuk bagian atas adalah 1/3 bagian
metode IPA (Index Point of Abundance) dan atas dari tinggi total tajuk, kemudian bagian
dengan metode jalur (transect) (Bibby et al., bawah adalah 1/3 tinggi total tajuk bagian
2000). Metode ini adalah metode yang bawah, dan bagian tengah adalah 1/3 tinggi
dilakukan dengan mengikuti jalur yang telah total tajuk bagian tengah. Untuk pemanfaatan
ada dan berhenti di setiap jarak tertentu bagian batang dari bagian tajuk bawah hingga
Metode ini dilakukan dengan berjalan sepan- berbatasan dengan lantai hutan, sedangkan
jang jalur dari ujung barat hingga ke ujung

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 8 Nomor 2, Oktober 2015 67


Paskal Sukandar Komunitas Burung di Pulau Tidung Kecil
_______________________________________________________________________________________________

lantai hutan adalah vegetasi bawah (Kaban,


2013).
Nilai keanekaragaman jenis burung Ft = Fungsi suatu jenis vegetasi bagi burung,
pada tiga lokasi penelitian dihitung dengan St=Banyaknya jenis burung yang menggu-
menggunakan indeks Shannon-Wienner nakan suatu jenis vegetasi pada plot penga-
H’=Σ lnPi matan, Sp=Seluruh jenis burung pada plot
H’=Nilai indeks Shannon, Pi=ni/N, Ni=Jum- pengamatan yang terdapat suatu jenis vegetasi
lah individu jenis ke-i; N=Total jumlah tersebut
individu; S=Total jumlah jenis; ln=Logaritma
natural. HASIL DAN PEMBAHASAN
Nilai keanekaragaman jenis <1,5 dikate- Kondisi Habitat
gorikan rendah, selanjutnya nilai 1,5 s/d 3,5 Gambaran kondisi habitat di lokasi
dikategorikan sedang dan nilai >3,5 menun- penelitian meliputi kodisi fisik dan vegetasi.
jukkan keanekaragamanyang tinggi (Magur- Kondisi fisik di lokasi pengamatan dilihat dari
ran, 1988). cuaca, kecepatan angin, kelembaban dan
Indeks Kemerataan dapat dihitung dengan temperatur. Sedangkan habitat burung di
persamaan sebagai berikut: Pulau Tidung Kecil dilihat dari tipe vegetasi
yaitu tergolong ke dalam hutan sekunder
campuran. Secara umum jenis-jenis vegetasi
E=Indeks kemerataan; H'=Indeks keane- pada jalur hutan sekunder campuran yang
karagaman Shannon; S=Jumlah jenis; teramati adalah pohon kelapa (Cocos nuci-
ln=Logaritma natural; Bila E mendekati 0 fera), kedondong kambing (Spondiassp.),
(nol), jenis penyusun tidak banyak ragamnya, pohon ketapang (Terminalia cattapa), pohon
ada dominasi dari jenis tertentu dan menun- sukun (Artocarpus communis), cemara laut
jukkan adanya tekanan terhadap ekosistem. (Casuarina equisetifolia), waru laut (Thespe-
Bila E mendekati 1 (satu), jumlah individu sia populnea) dan pandan laut (Pandanus
yang dimiliki antar jenis tidak jauh berbeda, tectorius). Vegetasi tampak kering dan pada
tidak ada dominasi dan tidak ada tekanan beberapa bagianvegetasi berwarna cokelat.
terhadap ekosistem (Ludwig &Reynolds Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat dua
1988). jenis tegakan yang dominanyaitu pohon kela-
Nilai indeks kekayaan jenis dapat dihitung pa (Cocos nucifera) sebanyak 43,50% dan
dengan persamaan sebagai berikut: pohon kedondong kambing (Spondias sp.)
sebanyak 18,08%. Pohon kelapa merupakan
salah satutanaman yang dibudidayakan di
R=Indeks Kekayaan Jenis Margalef; Pulau Tidung Kecil karena tanaman kelapa
S=Jumlah Jenis; N=Jumlah Individu; merupakan tanaman yang dapat hidup dengan
ln=Logaritma natural; Nilai Indeks kekayaan baik di pesisir pantai. Penyebaran pohon
jenis >4,0 dikategorikan baik, selanjutnya kedondong kambing ditemukan hampir di
nilai 2,5 hingga 4,0 dikategorikan moderat seluruh kawasan Pulau TidungKecil.
dan nilai <2,5 menunjukkan keanekaragaman Komposisi dan Kekayaan Jenis Burung
yang buruk (Jorgensen et al.. 2005). Jumlah jenis burung yang didapatkan
Setiap jenis tumbuhan digunakan oleh dengan menggunakan metode IPA adalah 29
burung sebagaitempat untuk melakukan jenis burung dari 19 famili, sedangkan dengan
berbagai aktifitas, seperti mencari makan menggunakan metode daftar jenis Mackinnon
(Feeding), membersihkan bulu dan bertengger didapatkan 31 jenis burung dari 20 famili.
(Resting), bergerak dan sosial (Social)maupun Total daftar jenis yang didapatkan dengan
bersarang (Nest). Penggunaan vegetasi oleh metode kekayaan jenis Mackinnon adalah
burung dihitung dengan menggunakan sebanyak 23 daftar jenis.
rumus:

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 8 Nomor 2, Oktober 2015 68


Paskal Sukandar Komunitas Burung di Pulau Tidung Kecil
_______________________________________________________________________________________________

Berdasarkan jumlah individu, nilai pengala (Numenius phaeopus), cerek tilil


persentase tertinggi adalah bondol peking (Charadrius alexandrinus) dan bubut pacar
(Lonchura punctulata) sebesar 37,63%. jambul (Clamator coromandus). Persentase
Selain itu, terdapat empat jenis yang menem- jumlah individu setiap jenis burung dapat
pati persentase terendah (0,15%) yaitu kareo dilihat pada Tabel 1.
padi (Amaurornis phoenicurus), gajahan

Gambar 1. Daftar kekayaan jenis burung berdasarkan daftar jenis MacKinnon

Keanekaragaman Jenis Burung karagam dapat mempengaruhi sumber pakan


Nilai indeks keanekaragaman jenis bagi burung. Hal ini didukung oleh pernya-
burung yang ditemukan di Pulau Tidung taan Kapisa (2011) bahwa nilai keanekara-
Kecil, Kepulauan Seribu adalah sebesar 2,39. gaman jenis dapat mengindikasikan daya
Nilai keanekargaman jenis burung (H’) di dukung suatu habitat terhadap kehidupan
Pulau Tidung Kecil, Kepualauan Seribu burung. Semakin tinggi nilai keanekaragaman
masuk ke dalam ketegori sedang (medium). menunjukkan kondisi habitat yang baik dalam
Nilai tersebut menunjukkan ekosistem di mendukung kehidupan burung secara alami.
tempat tersebut cukup memadai dalam Pernyataan ini juga didukung oleh Mulyani &
memberi daya dukung terhadap kehidupan Pakpahan (1993) bahwa nilai keanekara-
burung. Hal ini dapat terlihat dengan gaman jenis burung dipengaruhi oleh bebe-
ditemukannya berbagai komunitas burung rapa faktor, seperti luas wilayah, keaneka-
seperti kelompok burung pantai, burung air ragman habitat dan kualitas lingkungan secara
dan juga burung teresterial yang menempati umum. Suatu komunitas disusun oleh banyak
Pulau Tidung Kecil.Nilai medium untuk jenis dengan kelimpahan yang relatif sama,
indeks keanekaragaman menunjukkan bahwa makakeanekaragaman jenisnya akan tinggi
terdapat sebuah keseimbangan di ekosistem di (van Helvort, 1981).
Pulau Tidung Kecil. Hal ini sejalan dengan Kemerataan jenis burung dalam suatu
pernyataan Kurnia et al., (2005) bahwa habitat dapat ditandai dengan tidak adanya
keanekaragaman berhubungan dengan ba- jenis-jenis yang dominan. Apabila setiap jenis
nyaknya jenis dan jumlah individu tiap jenis memiliki jumlah individu yang sama, maka
sebagai penyusun komunitas. Keaneka- kemerataan jenis pada komunitas tersebut
ragaman juga berhubungan dengan keseim- memiliki nilai maksimum, tetapi apabila
bangan jenis dalam komunitas artinya apabila jumlah individu pada masing-masing jenis
nilai keanekaragaman tinggi, maka keseim- berbeda jauh maka menyebabkan kemerataan
bangan dalam komunitas tersebut juga tinggi, jenis memiliki nilai minimum (Santosa,
begitu juga sebaliknya Habitat yang berane- 1995).

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 8 Nomor 2, Oktober 2015 69


Paskal Sukandar Komunitas Burung di Pulau Tidung Kecil
_______________________________________________________________________________________________

Tabel 1. Presentase individu tiap jenis burung

Nilai kemerataan (E) jenis burung yang Pulau Tidung Kecil termasuk kedalam kriteria
didapatkan di Pulau Tidung Kecil sebesar 0,7. baik yaitu nilai berkisar >4,0 (Jorgensen et
Nilai kemerataan tersebut mendekati angka 1 al., 2015). Hal tersebut menunjukkan
yang menunjukan bahwa kemerataan tinggi. banyaknya jenis yang ditemukan. Semakin
Hal ini didukung oleh pernyataan Odum baik nilai kekayaan jenis burung
(1993), nilai indeks kemerataan dapat dikata- menunjukkan tingkat keragaman habitat yang
kan tinggi jika >0,60. Meskipun bondol ada di Pulau Tidung Kecil. Nilai kekayaan
peking merupakan jenis dengan populasi yang yang tinggi menan-dakan terdapat habitat
dominan, namun nilai kemerataan jenis bu- yang beragam di suatu lokasi. Semakin
rung di Pulau Tidung Kecil yang tinggi beranekaragam struktur habi-tat
menunjukkan bahwa populasi jenis burung di (keanekaragaman jenis tumbuhan dan struktur
Pulau Tidung Kecil tergolong merata. vegetasi) maka akan semakin besar
Nilai kekayaan jenis burung di Pulau keanekaragaman jenis satwa yang menempati
Tidung Kecil, Kepulauan Seribu adalah suatu ekosistem.
sebesar 4,31. Nilai kekayaan jenis burung di
Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 8 Nomor 2, Oktober 2015 86
Paskal Sukandar Komunitas Burung di Pulau Tidung Kecil
_______________________________________________________________________________________________

Penggunaan Vegetasi Oleh Burung ditempati berbagai jenis burung sehingga


Tegakan pohon di Pulau Tidung Kecil burung yang ditemukan lebih bervariasi.
terdiri dari berbagai jenis tegakan. Tipe Pengumpulan data burung dilakukan
tegakan pohon di Pulau Tidung Kecil terma- selama 3 hari. Cuaca saat dilakukan
suk pada tipe tegakan campuran. Vegetasi pengamatan sangat cerah pada hari pertama
yang mengisi Pulau Tidung Kecil yaitu sehingga pengamatan tidak terhambat namun
vegetasi perkebunan, vegetasi padang ilalang cuaca pada hari kedua mendung dan sedikit
dan vegetasi hutan sekunder campuran. Lahan hujan dan kembali cerah pada pengamatan
perkebunan terdapat di bagian Barat Pulau hari terakhir. Cuaca saat dilakukan penga-
Tidung Kecil yang didominasi oleh tumbuhan matan tergolong baik. Hal ini disebabkan
sekunder seperti pohon sukun (Artocarpus musim hujan tertinggi adalah bulan Januari
communis), pohon jambu air (Eugenia aquea) sedangkan penelitian dilakukan pada bulan
dan pohon kelapa (Cocos nucifera). Tanaman Februari. Nilai rata-rata suhu sebesar
perkebunan tersebut ditanam dan dikelola 28,43°C, kelembaban 76,2% dan kecepatan
oleh Kemen-trian Pertanian. Vegetasi ilalang angin sebesar 2,23 knot. Menurut Krebs
terdapat di bagian tengah hingga timur Pulau (2013) aktifitas burung dipengaruhi oleh
Tidung Kecil. Vegetasi hutan berada dibagian faktor waktu yaitu pagi hari yang suhunya
timur Pulau Tidung Kecil yang diisi beberapa lebih rendah daripada siang hari, lebih banyak
tegakan yang merupakan tegakan campuran melakukan aktifitas. Hal ini merupakan efek
seperti cemara laut (Casuarina equisetifolia), setelah lama melakukan istirahat pada malam
waru laut (Thespesia populnea), pandanlaut hari. Sedangkan sore hari merupakan aktifitas
(Pandanus tectorius) dan rogo-rogo (Premna dalam mengumpulkan sejumlah energi untuk
serratifolia). persiapan menjelang istirahat. Kondisi seperti
Habitat burung yang tersedia di Pulau ini cukup ideal untuk dilakukannya penga-
Tidung Kecil diindikasikan sebagai habitat matan karena burung mulai aktif beraktifitas
yang baik. Hal ini ditunjukkan dengan masih saat pagi hari dan sore hari dengan kondisi
dijumpainya beberapa jenis burung yang fisik yang normal.
termasuk indikator baiknya sebuah ekosistem Burung penetap seperti bondol peking
seperti Halcyon chloris yang berasal dari (Lonchura punctulata) merupakan jenis yang
famili Alcedinidae. Suku Alcedinidae memi- paling banyak ditemui saat pengamatan. Hal
liki ketergantungan yang besar dengan ini dikarenakan terdapat habitat yang menun-
kawasan perairan sebagai lokasi bersarang jang kehidupan bondol peking. Habitat yang
(nesting sites), lokasi mencari pakan (feeding disukai burung ini adalah semak dan padang
sites), dan lokasi istirahat (resting sites) ilalang. Bondol peking merupakan burung
(Swastikaningrum et al., 2012). Hal ini didu- pemakan biji, sehingga vegetasi semak dan
kung oleh pernyataan Idaman (2007) bahwa padang ilalang merupakan vegetasi yang
Alcedo coerulescens yang berasal dari famili memenuhi kebutuhan pakannya. Selain itu
Alcedinidae merupakan jenis burung yang bondol peking juga memiliki kebiasaan hidup
dapat dijadikan sebagai indikator lingkungan berpasangan atau dalam kelompok kecil,
yang baik. Pernyataan tersebut juga serupa segera bergabung dengan kelompok bondol
dengan Bibby et al., (2008) bahwa burung lainnya. Oleh sebab itu burung ini sering
dapat menjadi indikator yang baik bagi ditemukan dalam jumlah banyak. Burung
keanekaragaman hayati dan perubahan. penetap dengan jumlah individu paling sedikit
Variasi habitat turut mendukung kekayaan adalah kareo padi Amaurornis phoenicurus)
jenis burung di Pulau Tidung Kecil. Menurut dan bubut pacar jambul (Clamator coro-
Howes et al., (2003), kehadiran suatu jenis mandus) yaitu sebanyak 0,15%. Kedua jenis
burung tertentu, pada umumnya disesuaikan burung tersebut sangat sensitif terhadap
dengan kesukaannya terhadap habitat tertentu. keberadaan manusia, sehingga jarang sekali
Oleh karena itu variasi habitat akan memberi terlihat. Selain itu kedua jenis burung tersebut
relung yang lebih banyak untuk dapat menyukai habitat semak yang sulit ditemukan

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 8 Nomor 2, Oktober 2015 71


Paskal Sukandar Komunitas Burung di Pulau Tidung Kecil
_______________________________________________________________________________________________

langsung dan lebih sering diidentifikasi dari gosong lumpur pantai dan beting pasir
melalui suara. Hal ini didukung oleh pernya- sampai ke sawah di dataran tinggi (sampai
taan Mackinnon et al., (2010) bahwa bubut ketinggian 1.500 m), sepanjang aliran, dan
alang-alang memilih belukar, payau, dan pinggir sungai. Berjalan dengan cara
daerah berumput terbuka termasuk padang menyentak tanpa berhenti. Terbang dengan
alang-alang. Kareo padi umumnya hidup pola yang khas, melayang dengan sayap yang
sendirian, kadang-kadang berdua atau bertiga, kaku (MacKinnon et al., 2010).
mengendap-endap dalam semak yang lembab Famili Scolopacidae lainnya yang
dan tinggal di tempat yang cukup rapat untuk ditemukan adalah trinil ekor kelabu
bersembunyi. Selain burung penetap, ditemu- (Heteroscelus brevipes). Berbeda dengan
kan juga jenis burung-burung migran. Burung trinil pantai, trinil ekor kelabu memiliki
migran dapat menempati habitat yang diang- ukuran tubuh yang lebih besar. Trinil ekor
gap cukup memadai kehidupannya. Ditemu- kelabu ditemukan sebanyak 1 individu
kannya burung migran di Pulau Tidung Kecil, digosong pantai bersamaan dengan 1 individu
(Charadrius alexandrinus) mencari makan cerek kernyut. Menurut MacKinnon et al.,
sendiri atau dalam kelompok kecil dansering (2010), trinil ekor kelabu merupakan pengu-
berbaur dengan perancah lain (MacKinnon et njung yang tidak umum sampai jarang ke
al., 2010). pesisir di Sunda Besar dan di Pulau Jawa
Famili Charadriidae merupakan salah lebih banyak ditemukan di pesisir selatan.
satu famili burung pantai (Shorebird). Cerek Burung ini memiliki cara berlari yang khas,
tilil (Charadrius alexandrinus) yang merupa- yaitu mengendap-endap dengan ekor agak
kan burung migran hanya ditemukan seba- tinggi. Trinil ekor kelabu pada umumnya
nyak 0,15% dengan aktifitas mencari makan lebih menyukai beraktifitas di pantai berbatu
danbergabung bersama kelompok cerek daripada gosong lumpur, beting koral, dan
kernyut. Pada umumnya cerek tilil. Berbeda pantai berpasir atau berkerikil (MacKinnon et
dengan cerek tilil, cerek kernyut (Pluvialis al., 2010). Namun pada pengamatan kali ini
fulva) memilikiukuran tubuh lebih besar dan ditemukan di gosong lumpur yang diduga
terdapat motif pada bulu sayapnya. Cerek bahwa burung ini sedang melakukan aktifitas
kernyut ditemukan sebanyak 10,02%. Cerek mencari makan dan berjemur di bawah terik
kernyut ditemukan sedang mencari makan matahari pada sore hari pukul 15.33 WIB.
sebanyak 3 kali yaitu sedang menyendiri dan Waktu tersebut merupakan waktu surut air
sedang berkoloni sebanyak 40 ekor dan laut sehingga lebih mudah bagi burung
bersamaan dengan cerek tilil. Menurut tersebut mencari makan. Famili Scolopacidae
MacKinnon et al., (2010), cerek kernyut lainnya yang ditemukan yaitu gajahan pengala
memi-liki kebiasaan mencari makan sendirian (Numenius phaeopus) dengan jumlah individu
atau dalamkelompok, di gosong lumpur, sebanyak 0,15%. Gajahan pengala ditemukan
gosong pasir, padang rumput terbuka, di pantai berbatu bersama dengan cerek
lapangan, lapangan golf, atau lapangan kernyut. Gajahan pengala merupakan burung
terbang dekat pantai. Gambar 6. Cerek pantai yang suka melakukan kebiasaan
kernyut (atas) dan Trinil ekor kelabu (bawah) melakukan aktifitas di gosong lumpur, muara
(Sumber: Doku-mentasi pribadi). Salah satu pasang surut, daerah berumput dekat pantai,
famili Sco-lopacidae yang ditemukan yaitu payau, dan pantai berbatu. Biasanya hidup
trinil pantai (Actitishypoleucos) termasuk dalam kelompok kecil sampai besar, dan
kedalam famili burung pantai (Shorebirds). sering berbaur dengan burung perancah lain
Trinil pantai ditemukan sebanyak 0,30%. (MacKinnon et al., 2010).
Trinil pantai yang ditemukan melakukan Jenis burung dari famili Cuculidae yang
aktifitas berjemur dan mencari makan sambil tergolong burung migran yaitu kangkok besar
menghentakkan kakinya berulang-ulang. (Cuculus sparverioides). Kangkok besar
Kebiasaan dari bu-rung migran ini yaitu dijumpai sebanyak 0,61%. Kangkok besar
sering mengunjungi habitat yang sangatluas, (Cuculus sparverioides) menetap di Hima-

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 8 Nomor 2, Oktober 2015 72


Paskal Sukandar Komunitas Burung di Pulau Tidung Kecil
_______________________________________________________________________________________________

laya, Cinaselatan, Filipina, Kalimantan, dan feeding) untuk mendapatkan pakannya.


Sumatera, sehingga dapat dikatakan bahwa Cemara laut juga memiliki tajukyang lebar
kangkok besar ini sedang bermigrasi dari dan kokoh sehingga beberapa burung meman-
daerah asalnya ke Pulau Tidung Kecil. Pada faatkannya untuk beristirahat. Struktur daun
musim dingin kangkok besar juga mengun- yang dimiliki cemara laut berbentuk jarum
jungi Sulawesi, Jawa barat, dan Bali (Mac- sehingga jarak pandang dan pergerakan
Kinnon et al., 2010). Burung migran terakhir burung tidak terbatas. Oleh karena itu cemara
yang ditemukan adalah Layang-layang api laut paling sering dimanfaatkan oleh jenis
(Hirundo rustica) sebanyak 1,82%. Burung burung di Pulau Tidung Kecil. Pohon
ini termasuk kosmopolitan ditemukan di ketapang (Terminalia cattapa) memiliki tajuk
seluruh dunia. Dibandingkan dengan marga yang rindang dengancabang yang mendatar
layang-layang lainnya, layang layang api dan bertingkat. Tajuk yang lebar dan rapat
merupakan jenis yang paling luas penye- serta daun yang besar dimanfaatkan burung
barannya (Pramanayuda, 2013). Oleh sebab untuk beristirahat. Struktur daun yang besar
itu sangat mungkin burung ini juga terlihat di dan tajuk yang rapat membatasi pandangan
Kepulauan Seribu termasuk di Pulau Tidung bagi beberapa jenis burung yang mencari
Kecil. Sub jenis yang ditemukan di Indonesia mangsa. Oleh karena itu hanya burung-
adalah H. rustica gutturalis yang pada musim burung tertentu saja yang memanfaatkan
dingin berbiak di Jepang, Korea dan Hima- pohon tersebut. Jenis-jenis burung yang
laya bagian tengah. memanfaatkan pohon ketapang adalah burung
Terdapat 17 jenis burung yang meman- madu kelapa, tekukur biasa, cucak kutilang,
faatkan 17 jenis tegakan pohon yang ada di gagak hutan, kekep babi dan cekakak sungai.
Pulau Tidung Kecil. Jenis burung yang me- Pohon petai cina merupakan tegakan yang
manfaatkan tegakan tersebut antara lain dimanfaatkan oleh beberapa jenis burung,
burung madu kelapa, tekukur biasa, remetuk seperti remetuk laut, merbah cerukcuk, cucak
laut, merbah cerukcuk, cucak kutilang, bondol kutilang, bondol peking, bondol haji, cekakak
peking, gagak hutan, kekep babi, bondolhaji, sungai dan kokokan laut. Hal ini dikarenakan
kipasan belang, cekakak sungai, kangkok tumbuhan ini memiliki biji di dalam polong
besar, burung madu sriganti, kancilan bakau, yang dijadikan sumber pakan bagi burung-
kokokan laut, bubut pacar jambul dan burung burung pemakan biji, serta batang yang kuat
gereja erasia. dan elastik yang disukai berbagai jenis burung
Tiga jenis tegakan pohon yang paling untuk bertengger. Keberadaan tegakan-
sering dimanfaatkan di Pulau Tidung Kecil tegakan tersebut berperan penting bagi
yaitu cemara laut (Casuarina equisetifolia), keberadaan burung. Oleh sebab itu, tegakan-
ketapang (Terminaliacatappa), dan petai cina tegakan pohon tersebut harus dipertahankan
(Leucaena leucocephala). Cemara laut (Ca- keberadaannya agar burung-burung yang
suarinaequisetifolia) merupakan jenis pohon memanfaatkannya tetap ada dan lestari.
yang paling sering dimanfaatkan oleh burung Vegetasi di Pulau Tidung Kecil dimanfaatkan
yaitu sebanyak 76,47% untuk berbagai oleh burung untuk melakukan aktifitas.
aktifitas (Gambar 9). Selain itu pohon keta- Vegetasi di Pulau tidung kecil sebagian
pang (Terminalia catappa) dan petai cina besar dimanfaatkan oleh burung untuk
(Leucaena leucocephala) merupakan tegakan terbang dan bertengger. Sebanyak 44,26%
yang banyak dimanfaatkan oleh burung yang melakukan aktifitas terbang dansebanyak
ada di Pulau Tidung Kecil dengan persentase 43,03% melakukan aktifitas istirahat (res-
sebanyak 41,18%. Cemara laut memiliki ting). Hal ini disebabkan terdapat beberapa
struktur pohon yang ideal bagi kebutuhan jenis burung yang mengganggu maupun
burungburungdi Pulau Tidung Kecil. Cemara terganggu karena persaingan dalam menda-
laut memiliki ukuran pohon yang tinggi patkan sumberdaya, sehingga banyak burung
sehingga memudahkan burung pemakan yang terbang dan berpindah untuk bertengger
serangga sambil terbang melayang (aerial di pohon lain. Selain itu habitat di Pulau

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 8 Nomor 2, Oktober 2015 73


Paskal Sukandar Komunitas Burung di Pulau Tidung Kecil
_______________________________________________________________________________________________

Tidung Kecil cocok untuk tempat beristirahat burung yang berupa status keterancaman.
bagi burung karena terdapat beberapa tegakan Hasil dari penelitianini menunjukkan bahwa
khas pantai yang kuat dan memiliki tajuk status keterancaman jenis burung yang
yang lebar. terdapat di Pulau Tidung Kecil yaitu 100%
Adapun aktifitas lain yang dilakukan masuk kedalam kriteria Least Concern. Jenis
oleh burung-burung yang ada di Pulau Tidung burungyang terdapat di pulau tidung kecil
Kecil yaitu sebanyak 9,84% mencari makan secara IUCN Red Data Book seluruhnya
(feeding) dan bersuara, sebanyak 3,69% masuk kedalam kriteria Least concern yang
melakukan aktifitas sosial (social) yang artinya memiliki resiko yang rendah terhadap
meliputi prilaku berkompetisi, interaksi antara kepunahan secara global. Namun demikian
induk dan anaknya, serta hubungan seksual, burung di Pulau Tidung kecil tetap berpotensi
serta sebanyak 1,23% melakukan aktifitas mengalami kepunahan secara lokal.Seperti
bersarang (nesting). Hal ini disebabkan Pulau yang telah dibahas sebelumnya, keberadaan
Tidung Kecil memiliki luasan yang relatif burung di pulau tidung kecil berpotensi
kecil dibandingkan pulau-pulaulain di kepu- mengalami gangguan habitat oleh manusia
lauan seribu sehingga rentan terhadap gang- yang dapat menurunkan jumlah individu dan
guan. mengancam populasinya. Hal tersebut sesuai
Ketersedian bahan-bahan pembuatan pernyataan Sukmantoro et al., (2007) bahwa
sarang yang terbatas bagi burung tertentu juga keterancaman burung di suatu lokasi dikare-
merupakan penyebab akifitas bersarang nakan mempunyai populasi yang kecil dan
sedikit. Diduga burung-burung memilih pulau terdapat penurunan yang tajampada jumlah
lain sebagai tempat bersarang, sehingga hanya individu di alam.
sebagian kecil burung yang bersarang di Jenis burung yang masuk ke dalam
pulau ini seperti bondol peking (Lonchura status perlindungan berdasarkan PPNo.7
punc-tulata ), teramati bersarang di pohon tahun 1999 yaitu terdapat 7 jenis yang meru-
kedon-dong kambing (Spondias sp) dan pakan jenis dari famili Ardeidae, Nectari-
pandan laut (Pandanus tectorius). Rendahnya nidae, Alcediniidae, Rhipiduridae dan Scolo-
nilai aktifitas bersuara dipengaruhi oleh pacidae. Hal ini menunjukkan bahwa Pulau
komposisi jenisburung. Ekosistem Pulau Tidung merupakan ekosistem penting yang
tidung kecil hanya dapat mendukung harus dilindungi agar keberadaan burung
kehidupan beberapa jenis burung pengicau di tersebut dapat dipertahankan. Pemerintah
pulau tersebut. Selebihnya, berung-burung di Republik Indonesia menyusun PP No. 7 tahun
Pulau Tidung Kecil dihuni oleh kelompok 1999 tentangkonservasi sumber daya alam
burung air dan burung pantai yang cenderung hayati dan ekosistemnya mengatur status
lebih jarang bersuara. perlindungan flora dan fauna di Indonesia.
Berdasarkan komposisi jenis burung Tujuh jenis yang termasuk jenis burung wajib
yang ada di Pulau Tidung Kecil, status ditetapkan sebagai satwa yang dilindungi
perlindungan jenis burung dikelompokan karena berdasarkan catatan pemerintah
kedalam 3 acuan, yaitu IUCN Red Data Book, termasuk ke dalam salah satu kriteria satwa
PP No.7 tahun 1999 dan CITES. Status dilindungi seperti mengalami penurunan
perlindungan jenis burungberdasarkan IUCN populasi, ukuran populasinya yang kecil, dan
di Pulau Tidung Kecil 100% masuk kedalam memiliki sebaran yang terbatas atau endemik.
kriteia Leastconcern atau beresiko rendah. Jenis burung dari famili Ardeidae yang
Selain itu, terdapat 7 jenis burung yang dilindungi dan ditemukan di Pulau Tidung
dilindungi oleh Undang-Undang yaitu Kecil adalah Ardea cinerea (cangak abu) dan
berdasarkan PP No.7 tahun 1999. Namun Egretta sacra (kuntul karang). Burung
tidak terdapat jenis burung yang dilindungi tersebut dilindungi karena penyebarannya
oleh CITES di Pulau Tidung Kecil. terbatas dan hanya ditempat-tempat tertentu.
Perlindungan burung berdasarkan IUCN Penyebaran global cangak abu yaitu di Afrika,
Red Data Book merupakan perlindungan jenis Erasia, sampai Filipina dan Sunda, sedangkan

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 8 Nomor 2, Oktober 2015 74


Paskal Sukandar Komunitas Burung di Pulau Tidung Kecil
_______________________________________________________________________________________________

penyebaran global kuntul karang dikawasan Idaman, D. W. (2007). Komunitas burung


pesisir Asia timur, Pasifik barat, dan Indone- terrestrial di Suaka Margasatwa Pulau
sia sampai Pulau Irian, Australia, dan Selan- Rambut. Skripsi. Fakultas Kehutanan
dia Baru. Penyebaran lokal cangak abu IPB. Bogor.
umumnya tersebar didekat laut, tetapi kadang- Van-Helvoort, B. (1981). A Study of Bird
kadang ditemukan juga di danau-danau di Population in The Rural Ecosystem of
pedalaman sampai ketinggian 900 m sedang- West Java, Indonesia a Semi Quanti-
kan di Kalimantan diduga hanya sebagai tative Approach. Nature Conservation
pengunjung, sedangkan penyebaran lokal Dept. Agriculture University Wage-
kuntul karang hanya terdapat di terdapatdi ningan. Wageningen The Netherland.
seluruh Sunda Besar (Mackinnon et al., Kaban, A. (2013). Keanekaragaman Jenis
2010). Burung pada Beberapa Tipe Tegakan di
Hutan Pendidikan Gunung Walat,
KESIMPULAN Sukabumi, Jawa Barat. Skripsi. Fakultas
1. Keanekaragaman jenis burung di Pulau Kehutanan IPB. Bogor.
Tidung Kecil, Kepulauan Seribu, Jakarta Kapisa, H. A. (2011). Keanekaragaman jenis
masuk ke dalam kategori sedang, keme- Burung Pada Areal HutaKonsesi PT
Manokwari Mandiri Lestari (MML)
rataan tinggi dan kekayaan jenis burung
Kabupaten Teluk Bintuni. Skripsi.U
masuk ke dalam kategori baik. niversitas Negeri Papua. Manokwari.
2. Tegakan pohon yang paling banyak Krebs, C. J. (2013). Ecological Methodology.
dimanfaatkan oleh burung di Pulau Harper & Row Publisher. New York.
Tidung Kecil adalah Cemara laut (Casua- Krebs, J. R., & Davies, N. B. (1993). An
rina equisetifolia), strata vertikal vegetasi Introduction to Behavioural Ecology.
pohon yang paling banyak dimanfaatkan Blackwell Scientific Publications,
London.
oleh burung.
Kurnia, I., Fadly, H., Kusdinar, U., Gunawan,
W. G., Idaman, D. W., Dewi, R. S.,
SARAN Yandhi, D., Saragih, G. S., Ramdhan,
Untuk menjaga keberadaan jenis-jenis G. F., Djuanda, T. D., Risnawati, R., &
burung yang ada di Pulau Tidung Kecil maka Firdaus, M. (2005). Keanekaragaman
perlu dijaga ketersediaan habitat dan tegakan Jenis Burung di Taman Nasional
pohon serta perludilakukan pengamatan Betung.
secara berkala. Ludwig, J. A., & Reynolds, J. F. (1988).
Statistical Ecology : A Primer in
DAFTAR PUSTAKA Methods and Computing . John Wiley
Andam, D. (2012). Pulau Tidung & Sons, New York.
Bermasalah? Ini Solusinya. internet. (26 MacKinnon, J. (1990). Burung-burung di
November 2014, pukul 14.15 WIB). Jawa-Bali. LIPI–Birdlife International
Diakses dari www.republika.co.id. Indo-nesia Programme. Bogor.
Bibby, C. J., Burges, N.D., & Hill, D. A. Mackinnon, J., PhillipsKand, B., &
(2000). Birdcencus techniques. VanBalen, B. (2010). Burung-burung di
Academic Press. London. Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan.
Hernowo, J. B., & Prasetyo, L. B. (1989). Puslitbang Biologi–LIPI/BirdLife
Konsep ruang terbuka hijau di kota Indonesia.
sebagai pendukung pelestarian burung. Magguran, A. E. (1988). Ecological Diversity
Media Konservasi. 2 (4), 61-71. and its Measurment. Pricenton Univer-
Howes, J., Bakewell, D., & Noor, Y. R. sity Press. New Jersey.
(2003). Panduan Studi Burung Mardiastuti, A. (1992). Habitat and Nest-site
Pantai.Wetlands International - Characteristics of Waterbirds Indonesia
Indonesia Programme. Bogor.
Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 8 Nomor 2, Oktober 2015 75
Paskal Sukandar Komunitas Burung di Pulau Tidung Kecil
_______________________________________________________________________________________________

Pulau Rambut Nature Reserve, Jakarta Kehutanan-Institut Pertanian Bogor,


Bay, Indonesia. Ph.D. Dissertation, Bogor. Tidak dipublikasikan.
Michigan State University. Sukmantoro, W., Irham, M., Novarino, W.,
Mulyani, Y. M., & Pakpahan, A.M. (1993). Hasadungan, F., Kemp N., & Muchtar
Studi Pendahuluan Tentang M. (2007). Daftar Burung Indonesia
Keanekaragaman Burung di Kota Baru No.2. Indonesian Ornithologists Union.
Bandar Kemayoran, Jakarta. Media Bogor.
konservasi. 4 (2), 59-63. Swastikaningrum, H., Hariyanto, S., &
Odum, E. P. (1993). Dasar-dasar Ekologi. Irawan, B. 2012. Keanekaragaman jenis
Edisi Ketiga. Yogyakarta: Universitas burung pada berbagai tipe pemanfaatan
Gajah Mada. lahan di kawasan muara kali lamong,
Pramanayuda, I. (2013). Dari Manakah perbatasan surabaya Gresik. Berk.
Layang-layang Api Berasal?. (13 juni Penel. Hayati. 17, 131–138.
2015). Diakses dari www.blogs. Utari, W. D. (2000). Keanekaragaman Jenis
uajy.ac.id Burung Pada Beberapa Tipe Habitat Di
Santosa, Y. (1995). Teknik Pengukuran Areal Hutan Taman Industri Pt. Riau
Keanekaragaman Satwaliar. Jurusan Adalat Pulp Dan Paper Dan perke-
Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas bunan Sawit Pt. Duta Palma Nusantara
Grup. IPB. Bogor.

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 8 Nomor 2, Oktober 2015 76

You might also like