Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Tidung Kecil Island had potential as bird’s habitat because the condition of forest better than
Tidung Besar. Bird’s habitat in Tidung Kecil Island also had bad potential because of logging and
burned in vegetation areal for build and for activity of tourism. Study about bird were very
important because we could know the change that happened in one ecosystem. The purposed of this
research was to know the variety of bird and usefully of vegetation as bird’s habitat in Tidung Kecil
Island. This researched hold on January until March 2015 in Tidung Kecil Island, Thousand Island,
Jakarta. This research carried out by combination of IPA (Index Point Of Abundance) method and
transect method that divided into 9 point along transect. The result of researched were 29 species of
bird from 19 family with IPA method and 31 species of bird from 20 family with Mackinnon list
method. Composition of bird species include of 24 resident bird species and 7 migrant bird species.
The number of variety species index was 2,39 (medium). Evenness index value was 0,7 (high). The
number of species richness was 4,31(high). The species of tree that often used by bird was
Casuarina equisetifolia (76,47%). The most used base of vertical level tree by bird in Tidung Kecil
Island was level three. Conservation status in Tidung Kecil Island based on IUCN (International
Union for Conservation of Nature and Natural Resources) were 100% (least concern). Based on
Government Regulations No.7 year 1999, there were 7 species of bird that were protected. There
were no species of bird that were protected by CITES (Convention on International Trade of
Endangered Spesies of Wild Fauna and Flora).
(Hernowo & Prasetyo, 1989). Namun, kebera- timur Pulau Tidung Kecil. Dibuat 9 titik
daan habitat burung di Pulau Tidung Kecil pengamatan di sepanjang transek, kemudian
berpotensi mengalami gangguan akibat titik-titik tersebut dibagi dua jalur penga-
penebangan dan pembakaran kawasan berve- matan, jalur 1 meliputi bagian barat hingga
getasi untuk tujuan pembangunan (Andam, tengah pulau sebanyak 4 titik, sedangkan jalur
2012) dan aktifitas kunjungan wisatawan. 2 meliputi pesisir bagian tengah hingga
Akibatnya, areal-areal bervegetasi yang bagian ujung timur sebanyak 5 titik. Setiap
merupakan habitat burung yang paling titik dilakukan pengamatan selama 10 menit
penting, semakin berkurang sehingga dikha- dengan jarak pengamatan ke kiri dan kanan
watirkan banyak jenis burung yang akan sejauh 25 m dan jarak antar titik sejauh 100
kehilangan habitatnya. Perlu dilakukan pene- m, agar tidak terjadi pengulangan pencatatan.
litian untuk memperoleh informasi mengenai Data penelitian yang dikumpulkan dian-
keanekaragaman jenis burung burung serta taranya jumlah jenis burung, jumlah individu
pemanfaatan vegetasi oleh burung dalam burung pada lokasi pengamatan, waktu
upaya pengelolaan dan pemanfaatan lahan di penjumpaan terhadap jenis burung, dan titik
kawasan tersebut, agar kelestarian burung dan kordinat pengamatan. Data yang diperoleh
fungsi ekosistem di kawasan tersebut dapat kemudian dikumpulkan untuk dianalisis lebih
dipertahankan. lanjut. Untuk mengetahui kekayaan jenis bu-
Tujuan dari penelitian ini adalah me- rung digunakan metode daftar jenis MacKin-
ngetahui keanekaragaman jenis burung yang non atau yang dikenal juga dengan metode
ada di Pulau Tidung Kecil dan mengetahui daftar 20 jenis MacKinnon (Tweenty Species
pemanfaatan vegetasi sebagai habitat burung List). Menurut MacKinnon (1990) setiap
di Pulau Tidung Kecil daftar berisi dua puluhjenis burung, jenis
berikutnya meskipun sama dapat dicatat lagi
MATERIAL DAN METODE pada daftar yangbaru. Metode ini dapat
Lokasi penelitian dilakukan di Pulau digunakan untuk menduga kekayaan jenis
Tidung Kecil, Kelurahan Pulau Tidung, burung secarakualitatif di suatu tipe habitat.
Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Dalam penelitian ini dibuat sebanyak sepuluh
Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta. Pene- jenisdalam setiap daftar (Sutopo, 2008).
litian dimulai pada bulan Januari hingga bulan Penyebaran jenis burung menurut struk-
Maret 2015. Pengamatan dilakukan pada tur vegetasi, dilakukanpenggambaran strata
waktu pagi hari pukul 06.00-09.30 WIB dan vegetasi yang ada disetiap tipe habitat yang
sore haripukul 16.00-18.00 WIB dengan diteliti. Pemanfaatan ruang vegetasi oleh
asumsi burung mulai aktif melakukan aktifitas burung secara umum terbagi menjadi dua
pada rentang waktu ini. strata,yaitu tumbuhan bawah dan tumbuhan
Survei pendahuluan dilakukan terlebih penutup (Utari, 2000). Rahayuningsih et al.,
dahulu untuk mengenal lokasi atau habitat (2007) membagi menjadi 4 strata vegetasi
yang akan menjadi tempat pengamatan, pohon. Pemanfaatan ruang vegetasi oleh
kemudian untuk penelusuran jalur dan penen- burung secara umum dibagi menjadi bagian
tuan titik pengamatan, dan mengenal jenis- tajuk dan bagian batang (Gambar 3). Pemba-
jenis burung yang umum dijumpai di titik gian tajuk dibagi lagi menjadi bagian tajuk
pengamatan. Pengumpulan data burung atas, tajuk tengah dan tajuk bawah. Batasan
dilakukan dengan metode kombinasi antara bagian tajuk bagian atas adalah 1/3 bagian
metode IPA (Index Point of Abundance) dan atas dari tinggi total tajuk, kemudian bagian
dengan metode jalur (transect) (Bibby et al., bawah adalah 1/3 tinggi total tajuk bagian
2000). Metode ini adalah metode yang bawah, dan bagian tengah adalah 1/3 tinggi
dilakukan dengan mengikuti jalur yang telah total tajuk bagian tengah. Untuk pemanfaatan
ada dan berhenti di setiap jarak tertentu bagian batang dari bagian tajuk bawah hingga
Metode ini dilakukan dengan berjalan sepan- berbatasan dengan lantai hutan, sedangkan
jang jalur dari ujung barat hingga ke ujung
Nilai kemerataan (E) jenis burung yang Pulau Tidung Kecil termasuk kedalam kriteria
didapatkan di Pulau Tidung Kecil sebesar 0,7. baik yaitu nilai berkisar >4,0 (Jorgensen et
Nilai kemerataan tersebut mendekati angka 1 al., 2015). Hal tersebut menunjukkan
yang menunjukan bahwa kemerataan tinggi. banyaknya jenis yang ditemukan. Semakin
Hal ini didukung oleh pernyataan Odum baik nilai kekayaan jenis burung
(1993), nilai indeks kemerataan dapat dikata- menunjukkan tingkat keragaman habitat yang
kan tinggi jika >0,60. Meskipun bondol ada di Pulau Tidung Kecil. Nilai kekayaan
peking merupakan jenis dengan populasi yang yang tinggi menan-dakan terdapat habitat
dominan, namun nilai kemerataan jenis bu- yang beragam di suatu lokasi. Semakin
rung di Pulau Tidung Kecil yang tinggi beranekaragam struktur habi-tat
menunjukkan bahwa populasi jenis burung di (keanekaragaman jenis tumbuhan dan struktur
Pulau Tidung Kecil tergolong merata. vegetasi) maka akan semakin besar
Nilai kekayaan jenis burung di Pulau keanekaragaman jenis satwa yang menempati
Tidung Kecil, Kepulauan Seribu adalah suatu ekosistem.
sebesar 4,31. Nilai kekayaan jenis burung di
Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 8 Nomor 2, Oktober 2015 86
Paskal Sukandar Komunitas Burung di Pulau Tidung Kecil
_______________________________________________________________________________________________
langsung dan lebih sering diidentifikasi dari gosong lumpur pantai dan beting pasir
melalui suara. Hal ini didukung oleh pernya- sampai ke sawah di dataran tinggi (sampai
taan Mackinnon et al., (2010) bahwa bubut ketinggian 1.500 m), sepanjang aliran, dan
alang-alang memilih belukar, payau, dan pinggir sungai. Berjalan dengan cara
daerah berumput terbuka termasuk padang menyentak tanpa berhenti. Terbang dengan
alang-alang. Kareo padi umumnya hidup pola yang khas, melayang dengan sayap yang
sendirian, kadang-kadang berdua atau bertiga, kaku (MacKinnon et al., 2010).
mengendap-endap dalam semak yang lembab Famili Scolopacidae lainnya yang
dan tinggal di tempat yang cukup rapat untuk ditemukan adalah trinil ekor kelabu
bersembunyi. Selain burung penetap, ditemu- (Heteroscelus brevipes). Berbeda dengan
kan juga jenis burung-burung migran. Burung trinil pantai, trinil ekor kelabu memiliki
migran dapat menempati habitat yang diang- ukuran tubuh yang lebih besar. Trinil ekor
gap cukup memadai kehidupannya. Ditemu- kelabu ditemukan sebanyak 1 individu
kannya burung migran di Pulau Tidung Kecil, digosong pantai bersamaan dengan 1 individu
(Charadrius alexandrinus) mencari makan cerek kernyut. Menurut MacKinnon et al.,
sendiri atau dalam kelompok kecil dansering (2010), trinil ekor kelabu merupakan pengu-
berbaur dengan perancah lain (MacKinnon et njung yang tidak umum sampai jarang ke
al., 2010). pesisir di Sunda Besar dan di Pulau Jawa
Famili Charadriidae merupakan salah lebih banyak ditemukan di pesisir selatan.
satu famili burung pantai (Shorebird). Cerek Burung ini memiliki cara berlari yang khas,
tilil (Charadrius alexandrinus) yang merupa- yaitu mengendap-endap dengan ekor agak
kan burung migran hanya ditemukan seba- tinggi. Trinil ekor kelabu pada umumnya
nyak 0,15% dengan aktifitas mencari makan lebih menyukai beraktifitas di pantai berbatu
danbergabung bersama kelompok cerek daripada gosong lumpur, beting koral, dan
kernyut. Pada umumnya cerek tilil. Berbeda pantai berpasir atau berkerikil (MacKinnon et
dengan cerek tilil, cerek kernyut (Pluvialis al., 2010). Namun pada pengamatan kali ini
fulva) memilikiukuran tubuh lebih besar dan ditemukan di gosong lumpur yang diduga
terdapat motif pada bulu sayapnya. Cerek bahwa burung ini sedang melakukan aktifitas
kernyut ditemukan sebanyak 10,02%. Cerek mencari makan dan berjemur di bawah terik
kernyut ditemukan sedang mencari makan matahari pada sore hari pukul 15.33 WIB.
sebanyak 3 kali yaitu sedang menyendiri dan Waktu tersebut merupakan waktu surut air
sedang berkoloni sebanyak 40 ekor dan laut sehingga lebih mudah bagi burung
bersamaan dengan cerek tilil. Menurut tersebut mencari makan. Famili Scolopacidae
MacKinnon et al., (2010), cerek kernyut lainnya yang ditemukan yaitu gajahan pengala
memi-liki kebiasaan mencari makan sendirian (Numenius phaeopus) dengan jumlah individu
atau dalamkelompok, di gosong lumpur, sebanyak 0,15%. Gajahan pengala ditemukan
gosong pasir, padang rumput terbuka, di pantai berbatu bersama dengan cerek
lapangan, lapangan golf, atau lapangan kernyut. Gajahan pengala merupakan burung
terbang dekat pantai. Gambar 6. Cerek pantai yang suka melakukan kebiasaan
kernyut (atas) dan Trinil ekor kelabu (bawah) melakukan aktifitas di gosong lumpur, muara
(Sumber: Doku-mentasi pribadi). Salah satu pasang surut, daerah berumput dekat pantai,
famili Sco-lopacidae yang ditemukan yaitu payau, dan pantai berbatu. Biasanya hidup
trinil pantai (Actitishypoleucos) termasuk dalam kelompok kecil sampai besar, dan
kedalam famili burung pantai (Shorebirds). sering berbaur dengan burung perancah lain
Trinil pantai ditemukan sebanyak 0,30%. (MacKinnon et al., 2010).
Trinil pantai yang ditemukan melakukan Jenis burung dari famili Cuculidae yang
aktifitas berjemur dan mencari makan sambil tergolong burung migran yaitu kangkok besar
menghentakkan kakinya berulang-ulang. (Cuculus sparverioides). Kangkok besar
Kebiasaan dari bu-rung migran ini yaitu dijumpai sebanyak 0,61%. Kangkok besar
sering mengunjungi habitat yang sangatluas, (Cuculus sparverioides) menetap di Hima-
Tidung Kecil cocok untuk tempat beristirahat burung yang berupa status keterancaman.
bagi burung karena terdapat beberapa tegakan Hasil dari penelitianini menunjukkan bahwa
khas pantai yang kuat dan memiliki tajuk status keterancaman jenis burung yang
yang lebar. terdapat di Pulau Tidung Kecil yaitu 100%
Adapun aktifitas lain yang dilakukan masuk kedalam kriteria Least Concern. Jenis
oleh burung-burung yang ada di Pulau Tidung burungyang terdapat di pulau tidung kecil
Kecil yaitu sebanyak 9,84% mencari makan secara IUCN Red Data Book seluruhnya
(feeding) dan bersuara, sebanyak 3,69% masuk kedalam kriteria Least concern yang
melakukan aktifitas sosial (social) yang artinya memiliki resiko yang rendah terhadap
meliputi prilaku berkompetisi, interaksi antara kepunahan secara global. Namun demikian
induk dan anaknya, serta hubungan seksual, burung di Pulau Tidung kecil tetap berpotensi
serta sebanyak 1,23% melakukan aktifitas mengalami kepunahan secara lokal.Seperti
bersarang (nesting). Hal ini disebabkan Pulau yang telah dibahas sebelumnya, keberadaan
Tidung Kecil memiliki luasan yang relatif burung di pulau tidung kecil berpotensi
kecil dibandingkan pulau-pulaulain di kepu- mengalami gangguan habitat oleh manusia
lauan seribu sehingga rentan terhadap gang- yang dapat menurunkan jumlah individu dan
guan. mengancam populasinya. Hal tersebut sesuai
Ketersedian bahan-bahan pembuatan pernyataan Sukmantoro et al., (2007) bahwa
sarang yang terbatas bagi burung tertentu juga keterancaman burung di suatu lokasi dikare-
merupakan penyebab akifitas bersarang nakan mempunyai populasi yang kecil dan
sedikit. Diduga burung-burung memilih pulau terdapat penurunan yang tajampada jumlah
lain sebagai tempat bersarang, sehingga hanya individu di alam.
sebagian kecil burung yang bersarang di Jenis burung yang masuk ke dalam
pulau ini seperti bondol peking (Lonchura status perlindungan berdasarkan PPNo.7
punc-tulata ), teramati bersarang di pohon tahun 1999 yaitu terdapat 7 jenis yang meru-
kedon-dong kambing (Spondias sp) dan pakan jenis dari famili Ardeidae, Nectari-
pandan laut (Pandanus tectorius). Rendahnya nidae, Alcediniidae, Rhipiduridae dan Scolo-
nilai aktifitas bersuara dipengaruhi oleh pacidae. Hal ini menunjukkan bahwa Pulau
komposisi jenisburung. Ekosistem Pulau Tidung merupakan ekosistem penting yang
tidung kecil hanya dapat mendukung harus dilindungi agar keberadaan burung
kehidupan beberapa jenis burung pengicau di tersebut dapat dipertahankan. Pemerintah
pulau tersebut. Selebihnya, berung-burung di Republik Indonesia menyusun PP No. 7 tahun
Pulau Tidung Kecil dihuni oleh kelompok 1999 tentangkonservasi sumber daya alam
burung air dan burung pantai yang cenderung hayati dan ekosistemnya mengatur status
lebih jarang bersuara. perlindungan flora dan fauna di Indonesia.
Berdasarkan komposisi jenis burung Tujuh jenis yang termasuk jenis burung wajib
yang ada di Pulau Tidung Kecil, status ditetapkan sebagai satwa yang dilindungi
perlindungan jenis burung dikelompokan karena berdasarkan catatan pemerintah
kedalam 3 acuan, yaitu IUCN Red Data Book, termasuk ke dalam salah satu kriteria satwa
PP No.7 tahun 1999 dan CITES. Status dilindungi seperti mengalami penurunan
perlindungan jenis burungberdasarkan IUCN populasi, ukuran populasinya yang kecil, dan
di Pulau Tidung Kecil 100% masuk kedalam memiliki sebaran yang terbatas atau endemik.
kriteia Leastconcern atau beresiko rendah. Jenis burung dari famili Ardeidae yang
Selain itu, terdapat 7 jenis burung yang dilindungi dan ditemukan di Pulau Tidung
dilindungi oleh Undang-Undang yaitu Kecil adalah Ardea cinerea (cangak abu) dan
berdasarkan PP No.7 tahun 1999. Namun Egretta sacra (kuntul karang). Burung
tidak terdapat jenis burung yang dilindungi tersebut dilindungi karena penyebarannya
oleh CITES di Pulau Tidung Kecil. terbatas dan hanya ditempat-tempat tertentu.
Perlindungan burung berdasarkan IUCN Penyebaran global cangak abu yaitu di Afrika,
Red Data Book merupakan perlindungan jenis Erasia, sampai Filipina dan Sunda, sedangkan